Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TANAMAN HORTIKULTURA

Oleh:

Danendra Guido Panadi


512019056

FAKULTAS PERTANIAN DAN BISNIS


UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa Latin hortus (tanaman kebun) dan
cultura/colere (budidaya), dan dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun.
Kemudian hortikultura digunakan secara lebih luas bukan hanya untuk budidaya di
kebun. Istilah hortikultura digunakan pada jenis'Teks tebal' tanaman yang
dibudidayakan. Bidang kerja hortikultura meliputi pembenihan, pembibitan, kultur
jaringan, produksi tanaman, hama dan penyakit, panen, pengemasan dan distribusi.
Hortikultura merupakan salah satu metode budidaya pertanian modern. Hortikultura
merupakan cabang dari agronomi. Berbeda dengan agronomi, hortikultura
memfokuskan pada budidaya tanaman buah (pomologi/frutikultur), tanaman bunga
(florikultura), tanaman sayuran (olerikultura), tanaman obat-obatan (biofarmaka), dan
taman (lansekap). Salah satu ciri khas produk hortikultura adalah perisabel atau mudah
rusak karena segar.
Hortikultura ialah cabang dari ilmu pertanian yang mempelajari budidaya buah-
buahan, sayuran dan tanaman hias. Secara harfiah istilah Hortikultura diartikan sebagai
usaha membudidayakan tanaman buah-buahan, sayuran dan tanaman hias (Janick,
1972 , Edmond et a.l, 1975), Sedangkan dalam GBHN 1993-1998 selain buah-buahan,
sayuran dan tanaman hias, yang termasuk dalam kelompok hortikultura adalah tanaman
obat-obatan. Ditinjau dari fungsinya tanaman hortikultura dapat memenuhi kebutuhan
jasmani sebagai sumber vitamin, mineral dan protein (dari buah dan sayur), serta
memenuhi kebutuhan rohani karena dapat memberikan rasa tenteram, ketenangan hidup
dan estetika (tanaman hias/bunga). Ditinjau dari funsinya hortikultura mempunyai
fungsi sebagai berikut: a) memperbaiki gizi masyarakat, b) memperbesar devisa negara,
c) memperluas kesempatan kerja, d) meningkatkan pendapatan petani, dan e)
pemenuhan kebutuhan keindahan dan kelestarian lingkungan. Namun demikian di
dalam kita membahas masalah hortikultura perlu diperhatikan pula mengenai sifat khas
dari hasil hortikultura, yaitu: a) tidak dapat disimpan lama, b) perlu tempat lapang
(voluminous), c) mudah rusak (perishable) dalam pengangkutan, d) melimpah/meruah
pada suatu musim dan langka pada musim yang lain, dan e) fluktuasi harganya tajam
(Notodimedjo, 1997). Dengan mengetahui manfaat serta sifat-sifatnya yang khas, maka
dalam pengembangan hortikultura agar dapat berhasil dengan baik diperlukan sstartegi
dan pengetahuan yang mendalam mengenai produk hortikultura.
Pada praktikum ini saya mengguanakan tanaman cabai, jahe, strawberry, dan
daun bawang untuk dilakukan proses pembibitan dari tahap benih. Pembibitan
merupakan kegiatan awal di lapangan yang bertujuan untuk mempersiapkan bibit siap
tanam. Pembibitan harus disiapkan sekitar satu tahun sebelum penanaman di lapangan,
agar bibit yang ditanam tersebut memenuhi syarat, baik umur maupun ukurannya.
Pembibitan ada dua tahap yaitu pembibitan awal (Prenursery) dan pembibitan utama
(Main Nursery). Pembibitan awal (Prenursery) dilakukan kurang lebih 3 bulan.
Pemeliharaan bibit tanaman merupakan salah satu unsur yang memegang
peranan penting, bibit tanaman yang baik akan menjadi penentu awal atas keberhasilan
budidaya selanjutnya. Pemilihan bibit yang salah akan mengurangi efektivitas semua
kegiatan budidaya yang diterapkan dan biasanya petani baru menyadari kesalahan
tersebut setelah tanamannya mulai berbuah. Kemampuan tanaman untuk berproduksi
sangat ditentukan oleh kualitas bibit sehingga perhatian dan tindakan dalam masa
pembibitan memegang peranan penting dalam upaya mendapatkan calon tanaman yang
baik. Selain kualitas bibit, media tumbuh juga merupakan faktor yang sangat penting
pada proses pertumbuhan tanaman yang berfungsi untuk tempat tegaknya tanaman dan
juga menyediakan zat makanan yang dibutuhkan oleh tanaman.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui perkembangan tanaman hortikultura yang kita teliti.
2. Melakukan ujicoba perlakuan terhadap tanaman yang kita teliti.

1.3 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah kita menjadi dapat memahami cara merawat
tanaman cabai, jahe, strawberry, dan daun bawang. Selain itu kita juga dapat
mengetahui perlakuan hingga sifat yang cocok dari tanaman-tanaman tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Secara harfiah hortikultura berarti ilmu yang mempelajari pembudidayaan


tanaman kebun. Akan tetapi para pakar mendefinisikan hortikultura sebagai ilmu yang
mempelajari budidaya tanaman sayuran, buah-buahan, bunga-bungaan, dan tanaman
hias. Hortikultura merupakan salah satu sub sektor dalam sektor pertanian yang
berpotensi untuk dikembangkan karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Indonesia memiliki aneka produk hortikultura, dengan ragam plasma nutfah dan
varietas yang memungkinkan bagi upaya pengembangan buah, sayuran dan bunga.
Hasil tanaman hortikultura mempunyai sifat khusus antara lain :
1. Mudah atau cepat busuk (perishable), bila disimpan tanpa perlakuan khusus,
misalnya dengan suhu rendah (4˚C) atau pelapisan lilin, karena dipanen dalam
bentuk segar. Sejak panen sampai pasar memerlukan penanganan secara cermat
dan efisien karena akan mempengaruhi kualitas dan harga pasar.
2. Memiliki nilai estetika, jadi harus memenuhi keinginan masyarakat umum.
Keadaan ini sangat sulit karena tergantung pada cuaca, serangan hama dan
penyakit, namun dengan biaya tambahan kesulitan itu dapat diatasi.
3. Produksi umumnya musiman, beberapa diantaranya tidak tersedia sepanjang
tahun.
4. Memerlukan volume (ruangan volumenes) yang besar, menyebabkan ongkos
angkut menjadi besar pula dan harga pasar yang tinggi. Harga produk ditentukan
oleh kualitaas, bukan kuantitas.
5. Memiliki daerah penanaman (geografi) yang sangat spesifik atau menuntut
agroklimat tertentu. Tanaman holtikultura memiliki prospek pengembanagan
yang baik
karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan potensi pasar yang terbuka lebar, baik di
dalam negeri maupun di luar negeri. Tanaman Hortikultura pun mampu meningkatkan
apresiasi terhadap berbagi komuditas dan produk berbagi holtikultura bukan lagi hanya
sebagai bahan pangan, tetapi juga terkait dengan fungsi-fungsi lainya. Secara sederhana
fungsi utama tanaman hortikultura dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu:
1. Fungsi Penyedia Pangan Sebagai penyedia vitamin, mineral, serat, dan senyawa
lainnya untuk pemenuhan gizi.
2. Fungsi Ekonomi Umumnya komditas tanaman hortikultura memiliki nilai
ekonomi, yang tinggi menjadi sumber pendapat petani, pedagang, kalangan
industri, dan lain-lain.
3. Fungsi Kesehatan Hal ini di tunjukkan oleh manfaat komoditas biofarma untuk
mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit.
4. Fungsi Sosial dan Budaya Hal ini ditunjukkan oleh peran kommoditas
hortikultura sebagai salah satu unsur keindahan dan kenyamanan lingkungan.

Berdasarkan kegunaannya, tanaman hortikultura dapat di kelompokkan menjadi


tanaman hortikultura yang dikonsumsi, yakni sayuran, buah-buahan, dan tanaman
hortikultura yang tidak di konsumsi, yaitu tanaman hias.
1. Klasifikasi Tanaman Sayuran Pada tanaman sayuran sebenarnya banyak tipe
klasifikasi yang tersedia, namun tipe klasifikasi berikut merupakan tipe
klasifikasi yang paling banyak dipakai, serta yang paling mudah dimengerti
yaitu klasifikasi berdasarkan sistematika botani dan klasifikasi berdasarkan
bagian yang dapat dikonsumsi.
2. Klasifikasi Buah-buahan Secara botani buah dapat di definisikan sebagi ovari
matang dari suatu bunga dengan segala isinya serta bagian bagian yang terkait
erat dari bunga tersebut. Berdasarkan jumlah ovari penyusunya, buah dapat di
kualifikasikan atas berdasarkan kelompok.
3. Klasifikasi Tanaman Hias berupa bunga untuk pot, atau bunga potong, misalnya
berbagai jenis anggrek (orchidaceae), krisan (Chrysanthemum morifolium),
anyelir (Dianthus charyopyllus), mawar (Rosa sp), keladi (Anthurium
andreanum) nanas hias (Ananas comosus), kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) dan lain-lain. Tanaman hias tidak berbunga, seperti palem kuning
(Chrysalidocarpus lutesences), pinus (Pinus sp), bambu, lidah buaya, suplir,
puring, beringin, hanjung dan lain-lain.Rumput-rumputan, seperti rumput pait,
rumput manila, rumput gajah, rumput australia dan lain-lain.
Pada sistem ini, pohon buah-buahan ditanam hanya beberapa pohon bersama
dengan tanaman lain seperti sayuran, bunga, maupun tanaman biofarmaka. Karena luas
pekarangan yang relatif sempit dan beranekaragamnya tanaman yang ada di
pekarangan, maka masing-masing spesies hanya ditanam sedikit. Tetapi karena total
areal pekarangan di Indonesia yang cukup luas, maka total produksi buah-buahan yang
berasal dari pekarangan juga tinggi. Di pekarangan, pohon buah-buahan biasanya tidak
diandalkan sebagai sumber penghasilan utama. Oleh karena itu, seringkali tanaman
buah dibudidayakan dengan pengelolaan yang minimal.
Pohon yang dibudidayakan seringkali sudah tua dan berasal dari seedling atau
cangkok. Pohon-pohon muda dipekarangan yang ditanam sesudah era tahun 70-an,
banyak pula yang berasal dari bibit sambungan atau tempelan (okulasi). Buah-buahan
yang biasanya dibudidayakan di pekarangan antara lain adalah mangga, rambutan,
pisang, nenas, nangka, jambu air, jambu biji, belimbing, pepaya dan durian. Tanaman
sayuran yang sering ditanam di pekarangan antara meliputi katuk, bayam, kangkung,
kenikir, kemangi, beluntas, cabe, tomat, terung, dan lain-lain. Tanaman sayuran berupa
pohon seperti melinjo dan turi juga banyak ditanam di pekarangan. Tanaman
biofarmaka yang banyak ditanam di pekarangan antara lain adalah Dlingo, Jahe,
Kapulaga, Kejibeling, Kencur, Kunyit, Lempuyang, Lengkuas, Temulawak, Temuireng.
Sedangkan pada kelompok tanaman hias dan bunga banyak jenis yang sering ditanam di
pekarangan.
Pada saat ini bunga yang dipasarkan di Indonesia sebagian besar berasal dari
sistem produksi monokultur yang cukup intensif. Sayuran sebagian besar diproduksi
dengan sistem produksi monokultur maupun tumpangsari, baik secara semi intensif
maupun secara intensif. Sedangkan buah-buahan yang ada di pasaran dalam negeri
sebagian besar berasal dari sistem pekarangan dan sistem Agroforestry. Minimnya
pengelolaan dari dua sistem produksi ini menyebabkan buah yang dihasilkan biasanya
berkualitas rendah. Selain itu buah-buahan tersebut keragamannya tinggi dan tidak ada
kepastian citarasa. Dalam satu koli terdapat buah dengan kualitas tinggi, enak dan
menyenangkan, bercampur dengan buah berkualitas rendah, masam dan tidak enak.
Ketidakpastian kualitas ini disebabkan karena:
1. pohon yang ditanaman berasal dari hasil perbanyakan generatif (dari biji),
sehingga kualitas antar pohon bisa berbeda
2. karena buah berasal dari pekarangan, sedangkan pengelolaan pohon antar
pekarangan bisa sangat berbeda, sehingga menghasilkan buah dengan kualitas
yang berbeda
3. petani atau penebas yang melakukan panen serempak, baik buah masih muda
maupun buah matang, kemudian buah tersebut diperam agar segera masak
4. pengelolaan pasca panen buah yang buruk dan kadang-kadang ada kesengajaan
mencampur buah buah bermutu tinggi dengan yang rendah.

Tingginya keragaman genetik tanaman buah yang ada pada kedua sistem
produksi ini secara ekologi menguntungkan, tetapi ditinjau dari sisi agribisnis kurang
menguntungkan. Keragaman yang tinggi menyulitkan perdagangan. Ketidakpastian
citarasa menyulitkan pembuatan citra yang baik atas suatu produk. Sebagai contoh,
mangga Arumanis sebenarnya mempunyai citarasa yang baik dan berkualitas tinggi,
tetapi karena adanya keragaman yang tinggi, masyarakat seringkali ragu-ragu untuk
membeli, karena khawatir mendapat mangga Arumanis berkualitas rendah. Kondisi ini
berbeda dengan produk buah impor, yang karena sudah diseleksi dengan baik, ada
jaminan terhadap keseragaman citarasa. Citarasa buah durian Monthong yang
dibayangkan oleh pembeli akan dapat dibuktikan dengan membeli buah tersebut
dimanapun.
Pengembangan buah-buahan di Indonesia pada masa yang akan datang
seharusnya mengarah pada sistem produksi monokultur ataupun tumpangsari dengan
pengelolaan yang intensif dan bibitnya berasal dari hasil perbanyakan vegetatif. Dengan
pengelolaan yang intensif, maka produkstivitas kebun akan tinggi, buah seragam dengan
kualitas yang baik. Pada buku ini akan diuraikan sistem produksi intensif buah-buahan
tropika.
Dalam praktikum kali ini saya melakukan ujicoba dengan menggunakan
tanaman daunbawang, cabai, strawberry, dan jahe. Masing-masing tanaman terdapat
perlakuannya yang berupa seperti peminiman cahaya, perbedaan pupuk yang dipakai,
dan penggunaan pestisida.
Daun Bawang (Allium fistulosum .) merupakan salah satu tanaman yang
dimanfaatkan sebagai bahan bumbu penyedap sekaligus pengharum masakan dan
campuran berbagai masakan, daun bawang memiliki aroma yang spesifik sehingga
masakan yang diberi daun bawang memiliki aroma harum dan memberikan cita rasa
lebih enak dan lezat pada masakan nilai gizi yang dikandung oleh daun bawang juga
tinggi, sehingga disukai oleh hampir setiap orang (Qibtiah, et al., 2016). Daun bawang
dapat tumbuh dengan subur jika struktur tanah mendukung, dengan terpenuhinya nutrisi
yang dibutuhkan tanaman. Pemberian pupuk kandang ayam, kambing atau sapi dapat
memperbaiki struktur perkembangan mikroorganisme tanah (Yusdian, et al., 2016).
Daun bawang dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian
250-1500 m dpl, dan daerah yang memiliki curah hujan 150-200 mm/tahun dan suhu
harian 18 - 25 °C cocok untuk pertumbuhan tanaman bawang daun. Menurut Rukmana,
(2005), daerah yang ideal untuk pengembangan budidaya tanaman bawang daun adalah
dataran tinggi antara 900-1700 meter di atas permukaan laut dengan suhu berkisar
antara 19°C-24°C dan kelembapan udaranya berkisar antara 80% - 90%. Jenis tanah
yang relatife baik untuk pertumbuhan tanaman bawang daun adalah Andosol, Latosol,
dan Regosol.
Cabai adalah kerabat lada dan termasuk dalam suku sirih-sirihan atau
Piperaceae. Dikenal pula sebagai cabai solak (Madura) dan cabia (Sulawesi). Tumbuhan
asli Indonesia ini populer sebagai tanaman obat pekarangan dan tumbuh pula di hutan-
hutan sekunder dataran rendah (hingga 600m di atas permukaan laut). Tumbuhan ini
produknya telah dikenal oleh orang Romawi sejak lama dan sering dikacaukan dengan
lada. Di Indonesia sendiri buah keringnya digunakan sebagai rempah pemedas. Sebelum
kedatangan cabai (Capsicum spp.), tumbuhan inilah yang disebut “cabe”.
Tanaman cabai temyata masih saw famili (solanaceae) dengan tanaman kentang,
tomat, terung, ranti, dan tekokak, sehingga kemungkinan adanya kesamaan dalam
serangan hama dan penyakit. Namun tanaman cabai tidak berkerabat dekat dengan
tanaman cabai Jawa (Piper retrofractrum), meskipun sama-sama memiliki nama cabai.
Penamaan cabai Jawa memang salah kaprah, karena hanya didasarkan dengan bentuk
buah tanaman ini yang menyerupai cabe. Sebenarnya, tanaman cabai Jawa lebih
berkerabat dekat dengan tanaman lada (P. nigrum). Buah cabai jamu memiliki khasiat
sebagai obat sakit perut, masuk angin, beri-beri, rematik, tekanan darah rendah, kolera,
influenza, sakit kepala, lemah syahwat, bronkitis, dan sesak napas. Karena itu, cabe
jamu banyak dibutuhkan sebagai bahan pembuatan jamu tradisional dan obat pil/kapsul
modern serta bahan campuran minuman. Rasa pedas itu berasal dari senyawa piperin,
dengan kandungan sekitar 4,6 persen.
Stroberi merupakan tanaman herba tahunan. Tanaman stroberi memiliki batang
yang pendek, dengan daun majemuk yang pinggirannya bergerigi. Pada ketiak daun
terdapat pucuk aksilar. Daun dan batang utama tersusun rapat yang disebut crown. Daun
tanaman stroberi hanya bertahan 1 hingga 3 bulan sampai akhirnya mengering
(Gunawan, 1996). Buah stroberi berwarna merah, warna tersebut berasal dari
anthosianin yang ada dalam stroberi (Ashari, 2006).
Buah stroberi adalah buah semu yang artinya bukan buah yang sebenarnya.
Buah stroberi merupakan pembesaran dari jaringan dasar bunga. Buah yang sebenarnya
adalah biji-biji berwarna putih dan berukuran kecil yang disebut achen. Achen
dihasilkan dari proses penyerbukan sel kelamin betina lalu berkembang menjadi buah.
Biji pada buah stroberi tersebar di antara daging buah dan berukuran kecil (Rukmana,
1998). Buah stroberi yang telah dipanen memiliki bentuk yang bermacam-macam.
Biasanya bentuk buah stroberi ditentukan dari genetik stroberi tersebut. Ada 8 bentuk
yang umum pada buah stroberi.
Varietas stroberi yang berbeda akan menentukan perbedaan bentuk dan
ketahanan masing-masing buah stroberi. Varietas yang tumbuh di Indonesia antara lain
Sweet Charlie, Festival, Oso Grande, Erlybright, Chandler, dan Camarosa (Budiman
dan Saraswati, 2008). Stroberi adalah tumbuhan yang dapat tumbuh dengan baik di
daerah yang memiliki temperatur yang rendah atau dingin. Temperatur yang paling baik
dalam bercocok tanam stroberi adalah berkisar antara 17 hingga 20 ºC dengan di sertai
curah hujan antara 600 hingga 700 mm/tahun. Selain itu, lama penyinaran cahaya
matahari yang baik untuk pertumbuhan stroberi yakni sekitar 8 hingga 10 jam lamanya
dengan kelembaban udara berkisar antara 80 hingga 90 % (Rukmana, 1998). Buah
stroberi kaya akan kandungan gizi di dalamnya sehingga bermanfaat bagi tubuh.
Buah stroberi dapat dipanen dalam waktu 5 bulan, pematangan buah stroberi
sejak berbunga berkisar 20 sampai 60 hari. Masa panen stroberi terbilang singkat
sehingga perlu penanganan yang baik untuk menjaga kualitas stroberi. Daya tahan
stroberi hanya mencapai 6 hari bila disimpan pada suhu dingin antara 0 ºC hingga 4 ºC,
sedangkan pada suhu ruang stroberi hanya bertahan sekitar 2 sampai 3 hari (De Souza
dkk., 1999)
Jahe  merupakan tanaman yang termasuk rempah-rempah dengan nama
latin Zingiber Officinale. Jahe sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari, terutama
di bidang kesehatan. Jahe diketahui berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India
sampai Cina. Di Indonesia sendiri, tanaman jahe relatif mudah ditemukan dan
penggunaannya sudah meluas bukan hanya untuk keperluan memasak, tetapi juga untuk
kesehatan, dan kecantikan. Manfaat jahe untuk wajah juga sudah mulai dikenal oleh
masyarakat luas tidak hanya di Indonesia tapi juga mancanegara.  

Dari jenis, bentuk, besar rimpang, dan warnanya, jahe dibagi atas tiga jenis,
yaitu jahe putih besar, jahe putih kecil, dan jahe merah. Jahe dapat ditanam di tanah
yang memiliki ketinggian 200-600 meter di atas permukaan laut dengan rata-rata curah
hujan 2.500-4.000 mm/tahun. Namun, pada umumnya, jahe di Indonesia hanya ditanam
di pekarangan rumah dan pemanfaatannya pun sebatas untuk konsumsi rumah tangga.
Berdasarkan jurnal Universitas Indonesia berjudul Analisis Kandungan
Tanaman Jahe, bangsa Cina telah memanfaatkan jahe selama 2500 tahun untuk obat
pencernaan, anti mual, rematik, mengatasi pendarahan, gigitan ular, gangguan
pernapasan dan bahkan mengatasi kebotakan.
BAB III
METODE PELASANAAN

3.1 alat dan bahan


Alat:
1. sekop
2. baskom.
3. sarung tangan
4. selang atau penyiraman air
5. garpu tanah
6. gunting tanaman
7. alat semprot antihama
bahan:
1. benih strawberry
2. benih cabai
3. ripang
4. potongan daun bawang
5. pot
6. polybag
7. vitamin b1
8. pupuk kandang
9. furidan

3.2 cara kerja


Tanaman daun bawang
1. siapkan daun bawang yang sudah dipotong daunnya dan menyisakan sedikit
batang dan akar.
2. siapkan media tanam dan pot.
3. tanam daun bawang yang sudah dipotong.
4. letakan daun bawang di tempat yang penuh cahaya matahari.
5. siram daun bawang menggunakan campuran air dengan vitamin b1.
tanaman cabai
1. keringkan cabai yng sudah dikumpulkan.
2. pisahkan biji cabai.
3. rendam biji cabai selama satu malam menggunakan air hangat.
4. Ambil biji cabai yang tenggelam.
5. Masukkan kedalam polybag.
6. Tempatkan tanaman cabai di yang jarang sinar matahari.
7. siram cabai menggunakan campuran air dengan vitamin b1
tanaman strawberry
1. kumpulkan biji strawberry yang bervarietas unggul.
2. Masukkan kedalam wadah lalu beri tissue dan siram sedikit air untuk
melembabkan wadah tersebut.
3. Setelah benih tumbuh pindahkan kedalam polybag.
4. siram strawberry menggunakan campuran air dengan vitamin b1.
tanaman jahe
1. sediakan ripang sudah memiliki bakal tumbuh tanaman jahe.
2. sediakan pot beserta media tanamnya.
3. masukkan ripang kedalam pot.
4. letakkan jahe di tempat yang tepapar cahaya matahari.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 hasil pengamatan


Tanaman daun bawang
Tanggal foto penjelasan
21 september Tanaman daun bawang
2021 direndam air terlebih
dahulu.

4 october Perpincdahan tanaman dun


2021 bawang yang direndam air
ke media tanam dengan
mengalami menumbuhan
sekitar 9-15 cm. setelah 2
hari mengalami kematian.
19 october Ddaun bawang yang
2021 tersisa tinggal 2 karena
yang satu mati. Daun
bawang mengalami
pertumbuhan sekitar 5-10
cm.

25 october Tanaman daun bawang


2021 mengalami pertumbuhan
sekitar 5-7 cm.
Tanaman cabai
Tanggal foto penjelasan
4 oktober Sejak perendaman yang
2021 dilakukan seminggu
sebelumnya tanaman
cabai tumbuh sekitar
tinggi 5 -6cm.
19 oktober Tanaman cabai
2021 mengalami pertumbuhan
sekitar 1-2 cm dan daun
bertambah sekitar 1-2
helai daun.

25 oktober Pada tanggal 25 oktober


2021 saya memindahkan
beberapa cabai menjadi
beberapa pot. Tanaman
cabai juga mengalami
pertumbuhan sekitar 2-3
cm dan mengalami
pertumbuhan daun sekitar
2-3 helai.
8 november Pada tanggal ini saya
2021 memindahkan tanaman
cabai saya menjadi 10 pot
dengan mengalami
pertumbuhan sekitar 2-3
cm dan pertumbuhan daun
sekitar 2 helai.

Tanaman strawberry
tanggal foto penjelasan
4 oktober Benih strawberry
2021 disungkup di wadah rapat
dengan kelembaban dari
air biasa.

25 october Tanaman strawberry


2021 sudah mulai tumbuh
menjadi bibit.

8 november Satu tanaman strawberry


2021 mengalami kematian dan
yang satu lagi mengalami
pertumbuhan 2 helai
daun.

Tanaman jahe
tanggal foto penjelasan
15 october Ripang yang sudah dipiih
baru saja ditanam di pot.
19 october Ripang dari jahe mulai
2021 tumbuh sekitar 0,5 cm.

25 october Pada jahe foto pertama


2021 sudah muncul daun.
Sedangkan jahe di
fotokedua dan ketiga
masing mengaami
pertumbuhan 0,5 cm.
8 november Pada jahe foto pertama
2021 terjadi pertumbuhan daun
sepanjang 5 cm
sedangkan di foto kedua
ripang masih tetap saja
sama. Pada foto yang
ketiga sudah mulai
tumbuh daun sepanjang 5
cm.

4.2 pembahasan
Saya melakukan penanaman cabai, jahe, strawberry, dan daunbawang di
bandung dengan kondisi cuaca ekstrim. Cuaca di bandung sehari-hari kebanyakan
mengalami hujan deras sehingga pada pertumbuhan tanaman bawang daun kurang baik.
Karena tanaman daun bawang tidak terlalu suka dengan air sehingga kondisi tanaman
daunbawang di tempat saya ada yang membusuk karena kelebihan air. Pada tanaman
cabai, strawberry, dan jahe yang suka dengan air tidak terlalu bermasalah dan tumbuh
dengan baik. Campuran media tanam yang saya pakai merupakan campuran dari tanah,
sekam bakar, pupuk kendang, dan furidan. Campuran tanah tersebut tergolong sebagai
media tanam yang subur dan tahan akan jamur yang menyerang akar.
Pupuk yang saya gunakan adalah pupuk kendang. Pupuk kandang tidak hanya
mengandung unsur makro seperti nitrogen (N), fosfat (P) dan kalium (K), namun pupuk
kandang juga mengandung unsur mikro seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan
mangan (Mn) yang dibutuhkan tanaman serta berperan dalam memelihara
keseimbangan hara dalam tanah, karena pupuk kandang berpengaruh untuk jangka
waktu yang lama dan merupakan gudang makanan bagi tanaman. Pupuk kandang dapat
digolongkan ke dalam pupuk organik yang memiliki kelebihan. Beberapa kelebihan
pupuk kandang sehingga sangat disukai para petani seperti, memperbaiki struktur dan
tekstur tanah, menaikkan daya serap tanah terhadap air, menaikkan kondisi kehidupan
di dalam tanah dan sebagai sumber zat makanan bagi tanaman. Pada umumnya para
petani menggunakan pupuk kandang dalam budidaya tanaman cabai keriting sebanyak
20 ton per hektarnya.
Pupuk kandang mempunyai kandungan unsur hara berbeda-beda karena masing-
masing ternak mempunyai sifat khas tersendiri yang ditentukan oleh jenis makanan dan
usia ternak tersebut. Seperti unsur hara yang terdapat pada pupuk kandang sapi yakni N
2,33 %, P2O5 0,61 %, K2O 1,58 %, Ca 1,04 %, Mg 0,33 %, Mn 179 ppm dan Zn 70,5
ppm. Pada pupuk kandang ayam unsur haranya N 3,21 %, P2O5 3,21 %, K2O 1,57 %,
Ca 1,57 %, Mg 1,44 %, Mn 250 ppm dan Zn 315 ppm (Wiryanta dan Bernardinus,
2002)
Unsur hara dalam pupuk kandang kambing N 2,10 %, P2O5 0,66 %, K2O 1,97
%, Ca 1,64 %, Mg 0,60 %, Mn 233 ppm dan Zn 90,8 ppm ( Semekto, 2006). Sedangkan
unsur hara pupuk kandang jangkrik adalah N 3,80 %, P2O5 2,30 %, K2O 2,70 %, Ca
2,00 %, Mg 0,66 %, Mn 197 ppm dan Zn 506 ppm (Analisa Labotarium Universitas
Mulawarman). Kandungan unsur hara pada pupuk kandang berbeda-beda, tapi pada
prinsipnya, semua jenis pupuk kandang sangat baik untuk tanaman cabai keriting yang
terpenting pupuk tersebut harus benar-benar matang, karena pupuk kandang yang tidak
matang akan berbahaya bagi tanaman sebab masih mengeluarkan gas selama proses
pembusukannya (Prajnanta, 2009).
Vitamin B1 atau tiamin dapat diperoleh secara sintetis atau alamiah. Salah satu
sumber vitamin B1 yang mudah didapatkan adalah air cucian beras. Pasalnya, air ini
mengandung sejumlah nutrisi penting, termasuk vitamin B1. Kandungan vitamin ini
bisa ditemui pada kulit ari beras. Nantinya, ketika beras dicuci sebelum dimasak,
vitamin B1 akan ikut larut dalam air cucian tersebut. Berikut adalah manfaat vitamin b1
untuk tanaman:
1. Membantu proses metabolisme jaringan tumbuhan agar berlangsung dengan
baik. Dengan begitu, pembentukan energi dari karbohidrat dapat dilakukan.
2. Dapat mencegah dan mengurangi stres pada tanaman.
3. Meningkatkan kemampuan adaptasi dengan lingkungan yang baru.
4. Menjaga tanaman tetap segar. Meski sedang melewati berbagai proses, seperti
penanaman, dan pergantian media tumbuh baru (re-potting).
5. Mempercepat proses tumbuhnya akar.
6. Melancarkan penyerapan unsur hara.
7. Membantu pertumbuhan jaringan baru jadi lebih cepat.

Tanaman cabai yang saya tanam tumbuh dengan baik karena terpapar sinar
matahari dan aktifitas hujan yang cukup sehingga tanaman cabi tumbuh dengan subur
tanpa ada kendala. Tanaman daunbawang kurang tumbuh dengan baik karena aktifitas
hujan yang sering. Oleh karena itu tanaman daunbawang yang saya tanam terkena
pembusukan batang dan mati. Sehingga saya mengganti tanaman daun bawang dengan
yang baru. Tanaman yang baru ini saya beri perlakuan dengan jarang diberi air, dan
hasilnya bagus karena jarang diberi air dan diberi penyinaran sinar matahari yang
cukup.
Pada tanaman jahe tumbuh dengan subur karena diberi perakuan dengan cukup
akan sinar matahari dan penyiraman oleh air hujan yang cukup. Tetapi ada satu tanaman
jahe yang tidak tumbuh karena terjadi pembusukan akar, dan setelah saya beri furidan
dan mengganti ulang media tanamnya, tanaman jahe tersebut menjadi tumbuh. Pada
tanaman strawberry diebri perlakuan penyinaran sinar matahari yang cukup dan
penyiraman air hujan yang cukup. Akan tetapi tanaman salah satu dari tanaman
strawberry mengalami kematian yang disebabkan oleh kondisi bibit yang kurang
unggul. Tetapi pada tanaman strawberry yang satunya tumbuh dengan baik walaupun
daya tumbuhnya agak lama yang hanya menghasilkan 4 helai daun hingga sekarang.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Perkembangan tanaman hortikultura yang saya tanam ada yang baik dan buruk
karena ada kesalahan dalam melakukan perawatan.
2. Perlakuan dari masing-masing tanaman berbeda beda tergantung pada sifat
tanaman dan varietas tanaman.
5.2 saran
1. Sebelum melakukan penanaman tanaman sebaikknya kita mempelajari sifat dari
masing-masing tanaman
2. Pilihah varietas yang unggul dari tiap tanaman, agar tanaman bisa tumbuh
dengan baik dan tidak ada penyakit atau hama yang menyerang.
DAFTAR PUSTAKA

Ashari, S., (2006), Hortikultura Aspek Budidaya, UI Press, Jakarta.

Bernardinus T. Wahyu Wiryanta. Bertanam Tomat. 2002. Jakarta : Agromedia Pustaka.


Halaman 6.

De Souza, A.L., S.D. Scallon, M.I. Fernandez, and A.B. Chittara.1999.Post harvest
application of CaCl2 in Strawberry fruits (Gragaria anannassa Dutch):
evaluation of fruits quality and post harvest life. Cienc. Agrotec. 23(04):-841-
848.

Edmond, J.B., T.L. Senn, F.S. Andrew and R.G. Halfacre, 1975. Fundamentals of
Horticulture.Tata McGraw Hill Publ. Co. Ltd. New Delhi. 560 pp.

Laude, S dan Y. Tambing. 2010. “Pertumbuhan dan hasil bawang daun (Allium
fistulosum L.) pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang Ayam”. Jurnal Agroland
Vol.17 No.2

Prajnanta F. (2007). Mengatasi Permasalahan Bertanam Cabai Hibrida Secara Intensif.


Agromedia Pustaka. Jakarta.

Rukmana, R., 1998, Stroberi; Budi daya dan Pascapanen, Kanisius, Yogyakarta.

Qibtiah, Mariatul dan Puji Astuti. (2016). Pertumbuhan dan hasil tanaman bawang daun
(allium fistulosum l.) pada pemotongan bibit anakan dan pemberian pupuk
kandang sapi dengan sistem vertikultur. Jurnal Agrifor 15(2)

Anda mungkin juga menyukai