Oleh:
1.2 Tujuan
1. Mengetahui perkembangan tanaman hortikultura yang kita teliti.
2. Melakukan ujicoba perlakuan terhadap tanaman yang kita teliti.
1.3 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah kita menjadi dapat memahami cara merawat
tanaman cabai, jahe, strawberry, dan daun bawang. Selain itu kita juga dapat
mengetahui perlakuan hingga sifat yang cocok dari tanaman-tanaman tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tingginya keragaman genetik tanaman buah yang ada pada kedua sistem
produksi ini secara ekologi menguntungkan, tetapi ditinjau dari sisi agribisnis kurang
menguntungkan. Keragaman yang tinggi menyulitkan perdagangan. Ketidakpastian
citarasa menyulitkan pembuatan citra yang baik atas suatu produk. Sebagai contoh,
mangga Arumanis sebenarnya mempunyai citarasa yang baik dan berkualitas tinggi,
tetapi karena adanya keragaman yang tinggi, masyarakat seringkali ragu-ragu untuk
membeli, karena khawatir mendapat mangga Arumanis berkualitas rendah. Kondisi ini
berbeda dengan produk buah impor, yang karena sudah diseleksi dengan baik, ada
jaminan terhadap keseragaman citarasa. Citarasa buah durian Monthong yang
dibayangkan oleh pembeli akan dapat dibuktikan dengan membeli buah tersebut
dimanapun.
Pengembangan buah-buahan di Indonesia pada masa yang akan datang
seharusnya mengarah pada sistem produksi monokultur ataupun tumpangsari dengan
pengelolaan yang intensif dan bibitnya berasal dari hasil perbanyakan vegetatif. Dengan
pengelolaan yang intensif, maka produkstivitas kebun akan tinggi, buah seragam dengan
kualitas yang baik. Pada buku ini akan diuraikan sistem produksi intensif buah-buahan
tropika.
Dalam praktikum kali ini saya melakukan ujicoba dengan menggunakan
tanaman daunbawang, cabai, strawberry, dan jahe. Masing-masing tanaman terdapat
perlakuannya yang berupa seperti peminiman cahaya, perbedaan pupuk yang dipakai,
dan penggunaan pestisida.
Daun Bawang (Allium fistulosum .) merupakan salah satu tanaman yang
dimanfaatkan sebagai bahan bumbu penyedap sekaligus pengharum masakan dan
campuran berbagai masakan, daun bawang memiliki aroma yang spesifik sehingga
masakan yang diberi daun bawang memiliki aroma harum dan memberikan cita rasa
lebih enak dan lezat pada masakan nilai gizi yang dikandung oleh daun bawang juga
tinggi, sehingga disukai oleh hampir setiap orang (Qibtiah, et al., 2016). Daun bawang
dapat tumbuh dengan subur jika struktur tanah mendukung, dengan terpenuhinya nutrisi
yang dibutuhkan tanaman. Pemberian pupuk kandang ayam, kambing atau sapi dapat
memperbaiki struktur perkembangan mikroorganisme tanah (Yusdian, et al., 2016).
Daun bawang dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian
250-1500 m dpl, dan daerah yang memiliki curah hujan 150-200 mm/tahun dan suhu
harian 18 - 25 °C cocok untuk pertumbuhan tanaman bawang daun. Menurut Rukmana,
(2005), daerah yang ideal untuk pengembangan budidaya tanaman bawang daun adalah
dataran tinggi antara 900-1700 meter di atas permukaan laut dengan suhu berkisar
antara 19°C-24°C dan kelembapan udaranya berkisar antara 80% - 90%. Jenis tanah
yang relatife baik untuk pertumbuhan tanaman bawang daun adalah Andosol, Latosol,
dan Regosol.
Cabai adalah kerabat lada dan termasuk dalam suku sirih-sirihan atau
Piperaceae. Dikenal pula sebagai cabai solak (Madura) dan cabia (Sulawesi). Tumbuhan
asli Indonesia ini populer sebagai tanaman obat pekarangan dan tumbuh pula di hutan-
hutan sekunder dataran rendah (hingga 600m di atas permukaan laut). Tumbuhan ini
produknya telah dikenal oleh orang Romawi sejak lama dan sering dikacaukan dengan
lada. Di Indonesia sendiri buah keringnya digunakan sebagai rempah pemedas. Sebelum
kedatangan cabai (Capsicum spp.), tumbuhan inilah yang disebut “cabe”.
Tanaman cabai temyata masih saw famili (solanaceae) dengan tanaman kentang,
tomat, terung, ranti, dan tekokak, sehingga kemungkinan adanya kesamaan dalam
serangan hama dan penyakit. Namun tanaman cabai tidak berkerabat dekat dengan
tanaman cabai Jawa (Piper retrofractrum), meskipun sama-sama memiliki nama cabai.
Penamaan cabai Jawa memang salah kaprah, karena hanya didasarkan dengan bentuk
buah tanaman ini yang menyerupai cabe. Sebenarnya, tanaman cabai Jawa lebih
berkerabat dekat dengan tanaman lada (P. nigrum). Buah cabai jamu memiliki khasiat
sebagai obat sakit perut, masuk angin, beri-beri, rematik, tekanan darah rendah, kolera,
influenza, sakit kepala, lemah syahwat, bronkitis, dan sesak napas. Karena itu, cabe
jamu banyak dibutuhkan sebagai bahan pembuatan jamu tradisional dan obat pil/kapsul
modern serta bahan campuran minuman. Rasa pedas itu berasal dari senyawa piperin,
dengan kandungan sekitar 4,6 persen.
Stroberi merupakan tanaman herba tahunan. Tanaman stroberi memiliki batang
yang pendek, dengan daun majemuk yang pinggirannya bergerigi. Pada ketiak daun
terdapat pucuk aksilar. Daun dan batang utama tersusun rapat yang disebut crown. Daun
tanaman stroberi hanya bertahan 1 hingga 3 bulan sampai akhirnya mengering
(Gunawan, 1996). Buah stroberi berwarna merah, warna tersebut berasal dari
anthosianin yang ada dalam stroberi (Ashari, 2006).
Buah stroberi adalah buah semu yang artinya bukan buah yang sebenarnya.
Buah stroberi merupakan pembesaran dari jaringan dasar bunga. Buah yang sebenarnya
adalah biji-biji berwarna putih dan berukuran kecil yang disebut achen. Achen
dihasilkan dari proses penyerbukan sel kelamin betina lalu berkembang menjadi buah.
Biji pada buah stroberi tersebar di antara daging buah dan berukuran kecil (Rukmana,
1998). Buah stroberi yang telah dipanen memiliki bentuk yang bermacam-macam.
Biasanya bentuk buah stroberi ditentukan dari genetik stroberi tersebut. Ada 8 bentuk
yang umum pada buah stroberi.
Varietas stroberi yang berbeda akan menentukan perbedaan bentuk dan
ketahanan masing-masing buah stroberi. Varietas yang tumbuh di Indonesia antara lain
Sweet Charlie, Festival, Oso Grande, Erlybright, Chandler, dan Camarosa (Budiman
dan Saraswati, 2008). Stroberi adalah tumbuhan yang dapat tumbuh dengan baik di
daerah yang memiliki temperatur yang rendah atau dingin. Temperatur yang paling baik
dalam bercocok tanam stroberi adalah berkisar antara 17 hingga 20 ºC dengan di sertai
curah hujan antara 600 hingga 700 mm/tahun. Selain itu, lama penyinaran cahaya
matahari yang baik untuk pertumbuhan stroberi yakni sekitar 8 hingga 10 jam lamanya
dengan kelembaban udara berkisar antara 80 hingga 90 % (Rukmana, 1998). Buah
stroberi kaya akan kandungan gizi di dalamnya sehingga bermanfaat bagi tubuh.
Buah stroberi dapat dipanen dalam waktu 5 bulan, pematangan buah stroberi
sejak berbunga berkisar 20 sampai 60 hari. Masa panen stroberi terbilang singkat
sehingga perlu penanganan yang baik untuk menjaga kualitas stroberi. Daya tahan
stroberi hanya mencapai 6 hari bila disimpan pada suhu dingin antara 0 ºC hingga 4 ºC,
sedangkan pada suhu ruang stroberi hanya bertahan sekitar 2 sampai 3 hari (De Souza
dkk., 1999)
Jahe merupakan tanaman yang termasuk rempah-rempah dengan nama
latin Zingiber Officinale. Jahe sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari, terutama
di bidang kesehatan. Jahe diketahui berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India
sampai Cina. Di Indonesia sendiri, tanaman jahe relatif mudah ditemukan dan
penggunaannya sudah meluas bukan hanya untuk keperluan memasak, tetapi juga untuk
kesehatan, dan kecantikan. Manfaat jahe untuk wajah juga sudah mulai dikenal oleh
masyarakat luas tidak hanya di Indonesia tapi juga mancanegara.
Dari jenis, bentuk, besar rimpang, dan warnanya, jahe dibagi atas tiga jenis,
yaitu jahe putih besar, jahe putih kecil, dan jahe merah. Jahe dapat ditanam di tanah
yang memiliki ketinggian 200-600 meter di atas permukaan laut dengan rata-rata curah
hujan 2.500-4.000 mm/tahun. Namun, pada umumnya, jahe di Indonesia hanya ditanam
di pekarangan rumah dan pemanfaatannya pun sebatas untuk konsumsi rumah tangga.
Berdasarkan jurnal Universitas Indonesia berjudul Analisis Kandungan
Tanaman Jahe, bangsa Cina telah memanfaatkan jahe selama 2500 tahun untuk obat
pencernaan, anti mual, rematik, mengatasi pendarahan, gigitan ular, gangguan
pernapasan dan bahkan mengatasi kebotakan.
BAB III
METODE PELASANAAN
Tanaman strawberry
tanggal foto penjelasan
4 oktober Benih strawberry
2021 disungkup di wadah rapat
dengan kelembaban dari
air biasa.
Tanaman jahe
tanggal foto penjelasan
15 october Ripang yang sudah dipiih
baru saja ditanam di pot.
19 october Ripang dari jahe mulai
2021 tumbuh sekitar 0,5 cm.
4.2 pembahasan
Saya melakukan penanaman cabai, jahe, strawberry, dan daunbawang di
bandung dengan kondisi cuaca ekstrim. Cuaca di bandung sehari-hari kebanyakan
mengalami hujan deras sehingga pada pertumbuhan tanaman bawang daun kurang baik.
Karena tanaman daun bawang tidak terlalu suka dengan air sehingga kondisi tanaman
daunbawang di tempat saya ada yang membusuk karena kelebihan air. Pada tanaman
cabai, strawberry, dan jahe yang suka dengan air tidak terlalu bermasalah dan tumbuh
dengan baik. Campuran media tanam yang saya pakai merupakan campuran dari tanah,
sekam bakar, pupuk kendang, dan furidan. Campuran tanah tersebut tergolong sebagai
media tanam yang subur dan tahan akan jamur yang menyerang akar.
Pupuk yang saya gunakan adalah pupuk kendang. Pupuk kandang tidak hanya
mengandung unsur makro seperti nitrogen (N), fosfat (P) dan kalium (K), namun pupuk
kandang juga mengandung unsur mikro seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan
mangan (Mn) yang dibutuhkan tanaman serta berperan dalam memelihara
keseimbangan hara dalam tanah, karena pupuk kandang berpengaruh untuk jangka
waktu yang lama dan merupakan gudang makanan bagi tanaman. Pupuk kandang dapat
digolongkan ke dalam pupuk organik yang memiliki kelebihan. Beberapa kelebihan
pupuk kandang sehingga sangat disukai para petani seperti, memperbaiki struktur dan
tekstur tanah, menaikkan daya serap tanah terhadap air, menaikkan kondisi kehidupan
di dalam tanah dan sebagai sumber zat makanan bagi tanaman. Pada umumnya para
petani menggunakan pupuk kandang dalam budidaya tanaman cabai keriting sebanyak
20 ton per hektarnya.
Pupuk kandang mempunyai kandungan unsur hara berbeda-beda karena masing-
masing ternak mempunyai sifat khas tersendiri yang ditentukan oleh jenis makanan dan
usia ternak tersebut. Seperti unsur hara yang terdapat pada pupuk kandang sapi yakni N
2,33 %, P2O5 0,61 %, K2O 1,58 %, Ca 1,04 %, Mg 0,33 %, Mn 179 ppm dan Zn 70,5
ppm. Pada pupuk kandang ayam unsur haranya N 3,21 %, P2O5 3,21 %, K2O 1,57 %,
Ca 1,57 %, Mg 1,44 %, Mn 250 ppm dan Zn 315 ppm (Wiryanta dan Bernardinus,
2002)
Unsur hara dalam pupuk kandang kambing N 2,10 %, P2O5 0,66 %, K2O 1,97
%, Ca 1,64 %, Mg 0,60 %, Mn 233 ppm dan Zn 90,8 ppm ( Semekto, 2006). Sedangkan
unsur hara pupuk kandang jangkrik adalah N 3,80 %, P2O5 2,30 %, K2O 2,70 %, Ca
2,00 %, Mg 0,66 %, Mn 197 ppm dan Zn 506 ppm (Analisa Labotarium Universitas
Mulawarman). Kandungan unsur hara pada pupuk kandang berbeda-beda, tapi pada
prinsipnya, semua jenis pupuk kandang sangat baik untuk tanaman cabai keriting yang
terpenting pupuk tersebut harus benar-benar matang, karena pupuk kandang yang tidak
matang akan berbahaya bagi tanaman sebab masih mengeluarkan gas selama proses
pembusukannya (Prajnanta, 2009).
Vitamin B1 atau tiamin dapat diperoleh secara sintetis atau alamiah. Salah satu
sumber vitamin B1 yang mudah didapatkan adalah air cucian beras. Pasalnya, air ini
mengandung sejumlah nutrisi penting, termasuk vitamin B1. Kandungan vitamin ini
bisa ditemui pada kulit ari beras. Nantinya, ketika beras dicuci sebelum dimasak,
vitamin B1 akan ikut larut dalam air cucian tersebut. Berikut adalah manfaat vitamin b1
untuk tanaman:
1. Membantu proses metabolisme jaringan tumbuhan agar berlangsung dengan
baik. Dengan begitu, pembentukan energi dari karbohidrat dapat dilakukan.
2. Dapat mencegah dan mengurangi stres pada tanaman.
3. Meningkatkan kemampuan adaptasi dengan lingkungan yang baru.
4. Menjaga tanaman tetap segar. Meski sedang melewati berbagai proses, seperti
penanaman, dan pergantian media tumbuh baru (re-potting).
5. Mempercepat proses tumbuhnya akar.
6. Melancarkan penyerapan unsur hara.
7. Membantu pertumbuhan jaringan baru jadi lebih cepat.
Tanaman cabai yang saya tanam tumbuh dengan baik karena terpapar sinar
matahari dan aktifitas hujan yang cukup sehingga tanaman cabi tumbuh dengan subur
tanpa ada kendala. Tanaman daunbawang kurang tumbuh dengan baik karena aktifitas
hujan yang sering. Oleh karena itu tanaman daunbawang yang saya tanam terkena
pembusukan batang dan mati. Sehingga saya mengganti tanaman daun bawang dengan
yang baru. Tanaman yang baru ini saya beri perlakuan dengan jarang diberi air, dan
hasilnya bagus karena jarang diberi air dan diberi penyinaran sinar matahari yang
cukup.
Pada tanaman jahe tumbuh dengan subur karena diberi perakuan dengan cukup
akan sinar matahari dan penyiraman oleh air hujan yang cukup. Tetapi ada satu tanaman
jahe yang tidak tumbuh karena terjadi pembusukan akar, dan setelah saya beri furidan
dan mengganti ulang media tanamnya, tanaman jahe tersebut menjadi tumbuh. Pada
tanaman strawberry diebri perlakuan penyinaran sinar matahari yang cukup dan
penyiraman air hujan yang cukup. Akan tetapi tanaman salah satu dari tanaman
strawberry mengalami kematian yang disebabkan oleh kondisi bibit yang kurang
unggul. Tetapi pada tanaman strawberry yang satunya tumbuh dengan baik walaupun
daya tumbuhnya agak lama yang hanya menghasilkan 4 helai daun hingga sekarang.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Perkembangan tanaman hortikultura yang saya tanam ada yang baik dan buruk
karena ada kesalahan dalam melakukan perawatan.
2. Perlakuan dari masing-masing tanaman berbeda beda tergantung pada sifat
tanaman dan varietas tanaman.
5.2 saran
1. Sebelum melakukan penanaman tanaman sebaikknya kita mempelajari sifat dari
masing-masing tanaman
2. Pilihah varietas yang unggul dari tiap tanaman, agar tanaman bisa tumbuh
dengan baik dan tidak ada penyakit atau hama yang menyerang.
DAFTAR PUSTAKA
De Souza, A.L., S.D. Scallon, M.I. Fernandez, and A.B. Chittara.1999.Post harvest
application of CaCl2 in Strawberry fruits (Gragaria anannassa Dutch):
evaluation of fruits quality and post harvest life. Cienc. Agrotec. 23(04):-841-
848.
Edmond, J.B., T.L. Senn, F.S. Andrew and R.G. Halfacre, 1975. Fundamentals of
Horticulture.Tata McGraw Hill Publ. Co. Ltd. New Delhi. 560 pp.
Laude, S dan Y. Tambing. 2010. “Pertumbuhan dan hasil bawang daun (Allium
fistulosum L.) pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang Ayam”. Jurnal Agroland
Vol.17 No.2
Rukmana, R., 1998, Stroberi; Budi daya dan Pascapanen, Kanisius, Yogyakarta.
Qibtiah, Mariatul dan Puji Astuti. (2016). Pertumbuhan dan hasil tanaman bawang daun
(allium fistulosum l.) pada pemotongan bibit anakan dan pemberian pupuk
kandang sapi dengan sistem vertikultur. Jurnal Agrifor 15(2)