Anda di halaman 1dari 10

KEGIATAN HEARINGS

ENGLISH STUDENT ASSOCIATION

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2021/2022

BAB I

KETENTUAN UMUM

A. Nama Kegiatan

Kegiatan ini bernama Hearings English Student Association Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat, yang kemudian disingkat dengan Hearings ESA
FKIP ULM

B. Waktu dan Tempat

Hearings ESA FKIP ULM dilaksanakan sesuai agenda dan tempat yang telah disepakati

C. Dasar Pelaksanaan
1. Pancasila
2. UUD 1945
3. UU No. 9/1998 Tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Di Muka Umum.
4. UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
5. Peraturan Pemerintah No. 04/2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan
Pengelolaan Perguruan Tinggi
6. Kepmendikbud No. 155/1998 tentang pedoman organisasi kemahasiswaan
7. Keputusan rektor ULM No. 598/UN8/KM/2015 tentang pedoman umum organisasi
kemahasiswaan tingkat Universitas Lambung Mangkurat.
8. Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) ESA FKIP ULM Pasal 13-
16/2022 tentang Tujuan, Fungsi, Tugas dan Wewenang
9. Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) ESA FKIP ULM
10. Program Kerja ESA FKIP ULM 2021/2022
D. Tujuan Kegiatan

Dengan kesungguhan untuk merealisasikan Visi ESA FKIP ULM periode 2021-2022 yaitu
“Mewujudkan ESA FKIP ULM menjadi sebuah organisasi profesional yang kolaboratif,
produktif, aspiratif, serta menjunjung tinggi nilai-nilai karakter dalam citra kebersamaan,
kekeluargaan, dan etika”. Oleh karena itu tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai
berikut:

1. Menindaklanjuti aspirasi mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Inggris, maka


kiranya diperlukan sebuah forum diskusi dan dengar pendapat yang dilaksanakan melalui
program kerja ini.
2. Menjawab keraguan mahasiswa mengenai tidak terwujudnya fungsi aspiratif dari ESA FKIP
ULM dalam menerima dan menindaklanjuti aspirasi mahasiswa program studi Pendidikan
Bahasa Inggris.
3. Meningkatkan Kinerja ESA FKIP ULM yang berpedoman pada tujuan, fungsi, tugas dan
wewenang.
4. Melaksanakan wewenang ESA FKIP ULM untuk menyatakan sikap atas nama seluruh
mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP ULM terhadap realita yang
terjadi dalam tri civitas akademika Fakultas, Universitas, masyarakat, bangsa dan negara.
5. Melaksanakan tugas ESA FKIP ULM untuk menyampaikan usul, saran, dan kritik serta
pemikiran mahasiswa kepada Koordinator Program Studi maupun melalui DEMA FKIP
ULM yang kemudian disampaikan kepada Dekan FKIP ULM, Rektor ULM serta kepada
masyarakat, bangsa dan negara.
6. Mewujudkan ESA FKIP ULM yang berfungsi sebagai wadah perwakilan mahasiswa di
tingkat program studi, wadah pelayanan dan advokasi mahasiswa Program Studi Pendidikan
Bahasa Inggris, dan wadah penyampaian aspirasi dan kontrol mahasiswa terhadap kinerja
birokrasi Program studi, Fakultas, dan Universitas,
BAB II

MEKANISME PENYERAPAN

DAN ANALISIS ASPIRASI MAHASISWA

A. Prinsip Dasar
Adapun prinsip dasar yang perlu diperhatikan diantaranya adalah:
1. Objektivitas
Pengelolaan aspirasi mahasiswa baik yang disampaikan melalui angket aspirasi
mahasiswa maupun melalui media yang Iain, ditangani dengan memperhatikan
identitias, data, fakta, bukti-bukti benar dan akurat serta dianalisis dengan
berpedoman kepada peraturan yang berlaku.
2. Koordinasi
Pengelolaan aspirasi mahasiswa dilaksanakan dengan bekerja sama atau melibatkan
unit—unit terkait sesuai dengan tugas, tanggungjawab dan wewenang masing-
masing.
3. Efektif dan Efisien
Pengelolaan aspirasi mahasiswa dilaksanakan dengan cepat, tepat, tepat sasaran dan
mencapai target penyelesaian yang diharapkan serta hemat tenaga, waktu dan biaya.
4. Transparansi
Pengelolaan aspirasi mahasiswa dilakukan berdasarkan prosedur dan mekanisme
yang jelas dan baku serta segala informasi mengenai data penanganan aspiras dan
penyelesaian yang bersifat umum dapat diketahui oleh mahasiswa melalui media
sosial ESA FKIP ULM.
5. Keadilan
Pengelolaan surat pengaduan masyarakat dilaksanakan dengan mengedepankan
prinsip keadilan dan berimbang dengan memperhatikan Iaporan, baik yang
disampaikan oleh pelapor maupun terhadap pelapor.
6. Rahasia
Pengelolaan surat pengaduan masyarakat yang disampaikan ke ESA FKIP ULM
dilaksanakan dengan memperhatikan kerahasiaan atas masalah yang disampaikan
oleh pelapor dan perlu dijaga dokumen-dokumen yang disampaikan oleh para pihak
yang tidak memiliki kepentingan.

B. Mekanisme Penerimaan
Penyampaian aspirasi mahasiswa kepada ESA FKIP ULM, baik yang disampaikan melalui
angket aspirasi mahasiswa maupun media sosial ESA FKIP ULM, dilakukan proses
administrasi dan analisisnya oleh ESA FKIP ULM. Selanjutnya hasil analisis disampaikan
kepada Koordinator Program Studi terkait menurut substansi permasalahannya dan harus
ditindakIanjuti sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangan dari Koordinator Program
Studi.
BAB III

Aspirasi, Saran, dan Tuntutan

1. Aspirasi
1.1. Aspirasi ESA FKIP ULM
ESA FKIP ULM bertugas untuk menyampaikan usul, saran, dan kritik serta pemikiran
mahasiswa kepada Koordinator Program Studi. ESA FKIP ULM memiliki wewenang
untuk menyatakan sikap atas nama seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan
Bahasa Inggris FKIP ULM terhadap realita yang terjadi dalam sivitas akademik Program
Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Berdasarkan dari Anggaran Dasar / Anggaran Rumah
Tangga (AD/ART) ESA FKIP ULM Pasal 13-16/2022 tentang Tujuan, Fungsi, Tugas
dan Wewenang. Sudah seharusnya aspirasi yang disampaikan oleh ESA FKIP ULM
dapat didengar dan menjadi dasar pertimbangan untuk perbaikan serta penyesuaian yang
bersifat konstruktif. Adapun beberapa hal yang perlu dilakukan untuk perbaikan serta
penyesuaian adalah sebagai berikut.
a. Minimnya Sarana dan Prasarana untuk Pengembangan Diri Mahasiswa
Sarana prasarana sebagai faktor eksternal sangat berpengaruh terhadap kegiatan
pengembangan diri mahasiswa. Misalnya ruangan dengan kondisi memadai akan
membuat mahasiswa merasa nyaman dan bersemangat dalam mengejar prestasi.
Sedangkan faktanya, perizinan untuk penggunaan ruangan di Fakultas, bahkan di
Universitas sangat sulit untuk didapatkan. Hal ini sangat membatasi ruang gerak
mahasiswa untuk mengembangkan kemampuannya. Sarana prasarana yang belum
lengkap tersedia tentunya sangat menghambat proses tersebut. Jika program studi
menyediakan segala kebutuhan yang diperlukan maka mahasiswa dapat mengasah
diri mereka dengan baik dan tentunya akan memberikan prestasi yang terbaik.
Fasilitas belajar yang tersedia lengkap dan memadai untuk kelancaran proses
pengembangan diri perlu diperhatikan oleh program studi dengan pemberian izin
untuk menggunakan ruangan kelas untuk kegiatan latihan dan pengembangan diri
mahasiswa prodi pendidikan bahasa inggris.
b. Minimnya Minat Mahasiswa Untuk Mengikuti Kegiatan Penalaran dan
kreativitas
Bidang penalaran dan kreativitas mempunyai peran dalam memberdayakan
mahasiswa agar mampu menginterpretasikan keilmuannya, memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk meningkatkan dan mengembangkan wacana ilmiah,
keprofesionalan dan akademik. Pembinaan di bidang penalaran adalah upaya
mengembangkan intelektual dan mempertajam daya kritis mahasiswa agar mereka
memiliki sikap cendekia sekaligus menjadi bagian kepribadiannya. Kegiatan yang
dilakukan bidang penalaran adalah berbagai kegiatan yang bernuansa akademik dan
keprofesian sebagai upaya peningkatan kemampuan akademik dan profesi
mahasiswa serta mengadakan berbagai kegiatan yang bernuansa ilmiah sebagai
upaya meningkatkan kemampuan intelektual.

Kegiatan yang harus dikembangkan dalam bidang penalaran dan kreatifitas adalah:
1. Seminar, diskusi, lokakarya, pertemuan mahasiswa yang diselenggarakan
untuk membahas suatu masalah atau topik ilmiah.
2. Kuliah umum, kegiatan perkuliahan yang dihadiri oleh berbagai disiplin ilmu
(program studi) dengan pemateri antara lain adalah pesohor, pengusaha, ahli,
ilmuwan, guru besar, penemu, pejabat pemerintah, pejabat negara, presiden, baik
dari dalam negeri maupun dalam negeri
3. Lomba Karya Ilmiah, kompetisi yang dilakukan untuk melatih dan
meningkatkan kemampuan serta sikap ilmiah mahasiswa. Kompetisi dilakukan
melalui Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM). Layanan ini memfasilitasi
mahasiswa dalam proses pengajuan hibah PKM melalui sistem yang sudah
disediakan oleh Kemenristek Dikti. Tim PKM dibentuk oleh masing masing
program studi dengan pembimbing yang ditunjuk oleh Ketua Program Studi.
4. Pendidikan dan pelatihan dasar (DIKLATSAR), suatu kegiatan wajib yang
harus di tempuh calon anggota organisasi mahasiswa.
5. Pemilihan mahasiswa berprestasi (Mawapres), mawapres dilaksanakan dalam
rangka memberikan penghargaan kepada mahasiswa yang telah mencapai
prestasi yang tinggi, baik dalam bidang akademik maupun non akademik.
6. Latihan Kepemimpinan, membangun jiwa kepemimpinan mahasiswa. Kegiatan
berupa Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa (LDKM), Latihan
Keterampilan Manajemen Mahasiswa (LKMM), Latihan Instruktur Dasar (LID).
7. Majalah dinding dan jurnalistik, merupakan wahana bagi mahasiswa untuk
melatih ketrampilan dalam bidang jurnalistik/ tulis menulis. Mahasiswa diberikan
kesempatan untuk mengekspresikan ide dan informasi yang dimiliki melalui
majalah dinding maupun ke masyarakat lebih luas.
8. Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa, kegiatan
penelitian dan pengabdian masyarakat oleh mahasiswa dilaksanakan sesuai dengan
bidang keilmuan dan profesi yang dipilih. Mahasiswa dibina oleh dosen sekaligus
sebagai partner dalam melakukan penelitian dan pengabdian masyarakata bersama.
Hasil penelitian dan pengabdian masyarakat mahasiswa dilombakan pada kompetisi
penelitian dan pengabdian masyarakat di tingkat universitas, regional dan bahkan
tingkat nasional. Kegiatan tersebut berguna memotivasi mahasiswa agar mencintai
ilmu dan melatih ketekunan merek a dalam melakukan penelitian
1.2. Aspirasi Mahasiswa
a. Program Menuju Sarjana
Penjadwalan seminar proposal, seminar hasil dan siding akhir pada dasarnya baik
yaitu untuk mentrigger mahasiswa untuk mengejar target sempro dan menggarap
skripsi. Tapi dengan waktu yang sangat mempet membuat mahasiswa kesulitan
untuk mengejar skripsi karena jadwal baru dibagikan beberapa minggu sebelum sesi
1 dimulai dan jarak sesi 1 ke sesi 2 hanya dua bulan sehingga kesulitan untuk
mencapai target deadline.
1. Kendala Dengan Dosen
Pada dasarnya semua mahasiswa ingin segera lulus dan mengejar kesempatan
untuk sempro. Tapi dengan waktu yang sudah mepet ditambah halangan untuk
bertemu dengan dosen seperti sedang sakit, ada kesibukan atau respon yang
lambat baik online maupun secara langsung menambah kecil kemungkinan untuk
mengejar sesi 2, ditambah dengan saling koreksi dan revisi dengan dosen
pembimbing 1 dan dua sehingga lebih memakan waktu dan tidak sebanding
dengan waktu yang ada.
2. Mengejar Sesi 2
Bagi mereka yang tidak sempat dengan sesi 1 pastilah sangat mengejar sesi 2
dengan tergesa-gesa. Tetapi dengan kendala2 yang sudah disebutkan ditakutkan
bahwa akan usaha yang dikerahkan untuk mengejar sesi 2 tidak sempat. Dan
sangat disayangkan jika harus menunggu ke semester depan padahal satu
semester masih cukup panjang jeda waktu sampai juni tapi open jadwal sempro
hanya di bulan-bulan awal. Ada jeda waktu yang cukup lama sampai akhir
semester 8. Sehingga bisa dipastikan bahwa lulus dengan status Cumlaude yang
diidamkan oleh semua mahasiswa adalah hal yang mustahil untuk mahasiswa
program studi pendidikan bahasa inggris sekarang.
3. Menurunkan Semangat Mahasiswa
Dengan adanya tekanan dari luar, kami merasa keputusan ini bukan lah suatu hal
yang bijaksana, karena berdasarkan fakta yang ditemukan dari hasil survey yang
kami lakukan, kebijakan ini justru menyebabkan mahasiswa menjadi lebih
semangat namun malah menurunkan motivasi dalam mengerjakan skripsi karena
ketika sudah berusaha lebih untuk segera lulus tapi dikecewakan dengan keadan,
dosen yang membalas seminggu sekali, padahal waktu semakin sedikit.
4. Mahasiswa Beasiswa
Mungkin Sebagian besar tidak mempertimbangkan ini. Tapi, mahasiswa
penerima beasiswa sangat berjuang untuk berkuliah dengan cara-cara yang ada.
Pemerintah memfasilitasi hanya sampai semester 8 saja. Jika dengan kendala
seperti ini artinya beban semakin besar karena harus membayar UKT lagi. Tidak
mungkin lagi rasanya dalam keadaan ditengah pandemi seperti ini untuk
membebankan orang tua kami. Mereka bersusah payah menghidupi anak mereka
berkuliah disini dan harus dipatahkan oleh lambat lulus karena jadwal yang
memberatkan.
5. Perbedaan Sistem Dengan Program Studi Lain
Setiap program studi memiliki kebijakannya masing-masing untuk mengatur
program menuju sarjana ini, berdasarkan hasil wawancara yang kami lakukan
sebesar 71,4% mahasiswa dengan total 15 orang dari 21 program studi yang
berbeda memiliki kemiripan yaitu, untuk jadwal seminar proposal, seminar hasil,
dan siding hasil tidak ada pembatasan untuk mahasiswa agar dapat melaksanakan
seminar proposal, seminar hasil, dan siding akhir yang sangat ketara dan sangat
berbeda dengan kebijakan yang diterapkan di program studi pendidikan bahasa
inggris.
2. Tuntutan
Kampus adalah tempat kaderisasi calon-calon pemimpin bangsa dimasa depan. Sudah sering
disebutkan bahwa kampus adalah miniatur masyarakat dan itu memang tepat. Di kampus
berbagai orang dengan berbagai latar belakang, ras, agama, pemikiran, ideologi dan
kepentingan berkumpul dalam sebuah sistem. Tak ubahnya dalam sebuah masyarakat.
Walapun memang tingkat kompleksitasnya tidak setinggi di masyarakat. Cerminan
masyarakat di masa yang akan datang bisa dilihat dari kondisi kampus. Dalam tataran yang
lebih kecil, kampus sebagai pusat peradaban masyarakat modern harus memberikan
konstribusi melalui program-program pengembangan dan pembangunan masyarakat secara
umum (Community Development). Membangun kampus sebagai pusat peradaban
masyarakat modern merupakan kerja besar yang sangat strategis untuk menentukan arah
perjalanan bangsa dimasa depan. Ini harus merupakan kerja keras dari semua pihak. Selain
hal-hal di atas, dalam dunia kampus proses pembelajaran menjadi hal yang cukup signifikan
jika dibandingkan dengan proses belajar mengajar di jenjang pendidikan sebelumnya.
Dengan adanya pemenuhan atas hak dari mahasiswa yaitu memperoleh pendidikan yang
layak, adil, dan berkemanfaatan. Kiranya dapat menumbuhkan kesadaran mahasiswa atas
kewajiban-kewajiban yang harus mereka lakukan untuk program studi, fakultas, dan
universitas yang mana telah memenuhi hak mahasiswa dengan baik. Selain dalam rangka
pemenuhan hak dan kewajiban mahasiswa, kiranya aspirasi yang telah disampaikan dapat
pula berguna untuk.
a. Meningkatkan Akreditasi Program Studi
Kriteria akreditasi adalah patokan akreditasi yang mengacu pada standar nasional
pendidikan tinggi. Dalam pengembangan kriteria akreditasi, SN-Dikti dijadikan sebagai
rujukan utama. Kriteria akreditasi dijabarkan ke dalam elemen penilaian dengan
mempertimbangkan interaksi antarstandar dari SN-Dikti yang mengukur capaian mutu
pendidikan tinggi. Mengingat akreditasi tidak hanya menilai pemenuhan (compliance),
namun juga menilai kinerja (performance) program studi dan unit pengelolanya, maka
penilaian akreditasi mempertimbangkan capaian standar pendidikan tinggi yang disusun
dan ditetapkan perguruan tinggi yang melampaui SN-Dikti. BAN-PT menetapkan fokus
penilaian ke dalam kriteria yang mencakup komitmen perguruan tinggi melalui unit
pengelola program studi terhadap kapasitas dan keefektifan pendidikan yang terdiri atas
9 (sembilan) kriteria, salah satunya adalah Luaran dan Capaian Tridharma. Kriteria
Luaran dan Capaian Tridharma memiliki elemen dan deskripsi penilaian yaitu Luaran
Dharma Pendidikan. Adapun elemennya adalah sebagai berikut.
i. Analisis pemenuhan capaian pembelajaran lulusan (CPL) yang diukur dengan
metoda yang sahih dan relevan, mencakup: 1) keserba cakupan, 2) kedalaman,
dan 3) kebermanfaatan analisis yang ditunjukkan dengan peningkatan CPL dari
waktu ke waktu dalam 3 tahun terakhir.
ii. IPK lulusan.
iii. Prestasi mahasiswa di bidang akademik.
iv. Prestasi mahasiswa di bidang non-akademik.
v. Masa studi.
vi. Kelulusan tepat waktu.
vii. Keberhasilan studi.
viii. Pelaksanaan tracer study yang mencakup 5 aspek berikut: 1) Tracer Study
terkoordinasi di tingkat PT, 2) dilakukan secara reguler setiap tahun, 3)
Pertanyaan mencakup pertanyaan inti tracer studi DIKTI, 4) ditargetkan pada
seluruh populasi (lulusan TS-2 s.d. TS-4), dan 5) hasilnya disosialisasikan dan
digunakan untuk pengembangan kurikulum dan pembelajaran.
ix. Waktu tunggu.
x. Kesesuaian bidang kerja.
xi. Tingkat kepuasan pengguna lulusan

Anda mungkin juga menyukai