453-Article Text-899-1-10-20140617
453-Article Text-899-1-10-20140617
DI WILAYAH JABODETABEK
Bambang Susantono Wimpy Santosa Arif Budiyono
Sekolah Tinggi Transportasi Darat Jurusan Teknik Sipil Program Studi
Jl. Raya Setu KM. 3,5 Universitas Katolik Pengelolaan Sumber Daya Alam
Cibuntu - Cibitung Bekasi Parahyangan dan Lingkungan
Program Pascasarjana UI Jl. Ciumbuleuit No. 94 Sekolah Pascasarjana
Depok 16424 Bandung 40141 Institut Pertanian Bogor
Telp. 0811835276 Tlp. 022-2033691 Jl. Raya Darmaga, Bogor 16003
bsantono@gmail.com wimpy@home.unpar.ac.id Telp. (251) 622 642
Arif_by@ymail.com
Abstract
Jakarta and Jabodetabek area (Greater Jakarta) developed very rapidly in the last ten years. In addition, the
development in this region led to the increased of motor vehicle ownership, particularly motorcycles. The growth
in the number of vehicles that are not followed by the addition of a sufficient length of road causing traffic
problems in the Jabodetabek area. Within about 10 years, travel time increased or travel speed dropped
significantly in Jakarta. In addition, the implementation of several development programs, as results of the Study
on Integrated Transportation Master Plan for the Jabodetabek (SITRAMP Jabodetabek) are not going according
to plan, caused by weak legislation, lack of financial resources, difficulties in land acquisition, institutional
constraints, and constraints in the implementation of traffic restrictions.
Abstrak
Jakarta dan Wilayah Jabodetabek mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam sepuluh tahun terakhir. Selain itu,
hasil pembangunan di wilayah ini menyebabkan terjadinya peningkatan kepemilikan kendaraan bermotor, khususnya
sepeda motor. Pertumbuhan jumlah kendaran bermotor yang tidak diikuti oleh penambahan panjang jalan yang memadai
menyebabkan terjadinya permasalahan lalulintas di wilayah Jabodetabek. Dalam kurun waktu sekitar 10 tahun
tersebut waktu perjalanan di Jakarta meningkat atau kecepatan perjalanan turun secara signifikan. Selain itu, pelaksanaan
beberapa program pengembangan hasil Study on Integrated Transportation Master Plan for the Jabodetabek (SITRAMP
Jabodetabek) tidak berjalan sesuai dengan rencana, yang disebabkan oleh lemahnya peraturan perundang-undangan,
terbatasnya sumber dana, sulitnya pembebasan lahan, adanya kendala institusional, dan adanya kendala dalam
implementasi pembatasan lalulintas.
PENDAHULUAN
Jakarta yang merupakan ibu kota negara dan sebagai kota metropolitan, mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Selain itu, perkembangan Jakarta ini menyebabkan
terbentuknya suatu wilayah perkotaan yang saling terkait, yang melibatkan kota-kota Jakarta,
Kepemilikan Kendaraan dan Pola Perjalanan (Bambang Susantono, Wimpy Santosa, dan Arif Budiyono) 155
Tabel 1 Proyeksi Pertumbuhan Jalan dan Jumlah Kendaraan di Jakarta
Jumlah Kendaraan di Luas Kendaraan
Jumlah Kendaraan Luas Jalan
No. Tahun Jalan di Jalan
Terdaftar (m2)
(asumsi 70%) (m2)
1. 2007 5.798.002 4.048.601 27.334.680 40.077.740
2. 2008 6.325.620 4.427.934 29.822.136 40.081.748
3. 2009 6.901.252 4.830.876 32.535.951 40.085.756
4. 2010 7.529.266 5.270.486 35.496.722 40.089.765
5. 2011 8.214.429 5.750.000 38.726.924 40.093.774
6. 2012 8.961.942 6.273.359 42.251.074 40.097.783
7. 2013 9.777.478 6.844.235 46.095.922 40.101.793
8. 2014 10.667.229 7.467.060 50.290.651 40.105.803
Sumber : Kementerian Perhubungan, 2010
Peningkatan jumlah kendaraan bermotor tentu saja akan berpengaruh terhadap pola
perjalanan di wilayah Jabodetabek. Makin banyak kendaraan pribadi, baik sepeda motor
maupun mobil, jumlah perjalanan yang menggunakan angkutan publik dapat diperkirakan
akan berkurang. Pada Gambar 4 ditunjukkan proporsi penggunaan moda-moda transportasi
oleh pelaku perjalanan dalam melakukan perjalanan dari rumah ke tempat kerja atau
sebaliknya.
Kepemilikan Kendaraan dan Pola Perjalanan (Bambang Susantono, Wimpy Santosa, dan Arif Budiyono) 157
Pada Gambbar 4 terlih
P hat bahwa, dalam kuruun waktu 2002-2010,
2 proporsi peerjalanan
yang menggunaka
m an kendaraaan bermootor pribaddi di wilaayah Jaboddetabek meengalami
peningkkatan. Propoorsi jumlah perjalanan yang mengggunakan mobil
m pribaddi atau seped
da motor
meningkkat secara berturut-turrut sebesar 1,9% dan 27,5 %. Peeningkatan yang sangaat drastis
untuk proporsi
p perj
rjalanan yanng menggunnakan sepedda motor in ni paralel deengan menin ngkatnya
proporsi rumah tanngga yang memiliki
m wilayah Jabodetabek
palling sedikit satu sepedaa motor di w
untuk kuurun waktuu yang samaa.
S
Salah satu dampak
d neggatif pertum
mbuhan sepeeda motor di
d Wilayah Jabodetabeek adalah
pada peenggunaan angkutan
a ummum, khussusnya bus kota. Dibanndingkan peenggunaan bus kota
pada tahhun 2002, proporsi
p penngguna bus kota
k pada taahun 2010 telah
t berkurrang sekitarr 25,5%.
P
Pada Gambbar 5 dapat terlibat juumlah perjaalanan kommuter di wiilayah Jabo odetabek.
Dibandiingkan jummlah perjalannan pada taahun 2010, terjadi peniingkatan raata-rata sebeesar 50%
Sumber : Menko
M Perekonoomian, 2011
G
Gambar 5 Polaa Perjalanan Komuter
K di Jaabodetabek
Kepem
milikan Kendaraaan dan Pola Peerjalanan (Bambbang Susantonoo, Wimpy Santoosa, dan Arif B
Budiyono) 159
Sumber : Meenko Perekonom
mian, 2011
Gambar 6 Perubahan
P Waaktu dan Keceepatan Perjalannan di Jakartaa
S
Selain itu, pelaksanaan
p beberapa prrogram penggembangan yang
y termassuk dalam SIITRAMP
tidak berjalan
b sessuai dengann rencana (Gambar 88). Beberap pa alasan yyang meny yebabkan
beberappa program tersebut mengalami
m p
penundaan meliputi leemahnya peeraturan perrundang-
undangaan, terbatasnya sumberr dana, sulittnya pembeebasan lahan n, adanya kkendala instiitusional,
dan adaanya kendalaa dalam imp plementasi pembatasan
p n lalulintas (Traffic
( Resstraint Scheeme).
8 8 8 8
6 4863 4473 6 6 4935 5341
6 4319 3517 3699
3783 4 4 4
4
2 2 2
2 0 0 0
0 Jembatang Tig a Ged. Panjan g ‐ Ancol Timur ‐ Ancol Barat ‐ S
Sunter ‐ Podomoro ‐
Je lambar ‐ Angk
A e Angke ‐Jela mba r ‐ Ge d. Pa nja ng Jembatan T iga
i Ancol Barat Ancol T imur Po
odomoro S unter
8 5837 6031 8
5623 5763
6 6
4 4
2 2
0 0
Pe jompongg an ‐ S lipi ‐ Ja tit ne gara ‐ Ra wa mangun ‐
Slipi Pejompong an Ra wama
w ng un Jatineg ara
8 6446 8 6985
4853 6042
6 6
4
4
2
0 2
Se mangggi ‐ Pejomponga n ‐ 0
Pejomponngan Sema ng gi Cawaa ng ‐T ebet Te be t ‐ Ca wa ng
8089 8325
8 6184 8 8 8 6180
6 5274 6 6 5282 6
4559
3327 4
4 4 4 2
2 2 2 0
0 0 0 Po
Pondok G. Pondok G. Ba ra t
ng ‐
Ta ng eran Ja karta ‐ Se rpong ‐ Jaka rta Jaka rta ‐ Se rpo
ong Bogor ‐ Jaka rta Jak arta ‐Bog or T imur ‐ Pondok ‐Pondok G.
Jak artaa T angera ng G. Barat T imur
Safety, Security & Environment
Railway System
Bus and Intermodal Facility
Traffic Control System and TDM
Road Network Development
KESIMPULAN
Pada makalah ini dibahas perubahan karakteristik kepemilikan kendaraan dan pola
perjalanan di wilayah Jabodetabek. Analisis dilakukan dengan membandingkan hasil studi
SITRAM dengan data hasil survei JUTPI. Beberapa kesimpulan yang dapat diperoleh adalah
sebagai berikut:
1. Dalam waktu sekitar 10 tahun telah terjadi peningkatan rata-rata perjalanan di wilayah
Jabodetabek sebesar 50%.
2. Jumlah perjalanan yang menggunakan kendaraan bermotor pribadi, khususnya jenis
sepeda motor, meningkat dengan yang sangat signifikan di wilayah Jabodetabek dan hal
ini diikuti dengan proporsi pengguna angkutan publik.
3. Peningkatan jumlah perjalanan yang menggunakan kendaraan bermotor ini menyebabkan
kemacetan lalulintas di ruas-ruas jalan di wilayah Jabodetabek, yang menyebabkan
peningkatan waktu tempuh dan menurunnya kecepatan lalulintas di jalan.
4. Permasalahan lalulintas di Wilayah Jabodetabek juga disebabkan karena beberapa
program SITRAMP tidak berjalan sesuai dengan rencana, akibat lemahnya peraturan
perundang-undangan, terbatasnya sumber dana, sulitnya pembebasan lahan, adanya
kendala institusional, dan adanya kendala dalam implementasi pembatasan lalulintas.
DAFTAR PUSTAKA
Institut Hijau Indonesia. 2010. Perubahan Wilayah Perkotaan di Jabodetabek. (dalam Harian
Kompas September 2010). Jakarta.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. 2010. Data Transportasi Jakarta. Jakarta.
Kepemilikan Kendaraan dan Pola Perjalanan (Bambang Susantono, Wimpy Santosa, dan Arif Budiyono) 161
The Coordinating Ministry for Economic Affairs. 2011. Revision of SITRAMP Transportation
Master Plan. Version 1.2. Jakarta.
The Coordinating Ministry for Economic Affairs. 2011. Transportation in Jabodetabek.
Presentation of the Technical Team on JABODETABEK Urban Transportation Policy
Integration Project (JUTPI). Jakarta.