Anda di halaman 1dari 3

Muhammad Arraffi Bhimarjuna

F0319084
Pengauditan 2 / Kelas C Akuntansi

Pengambilan Sampel Audit untuk Pengendalian dan


Pengujian Substantif atas Transaksi

 Sampel Representatif
Sampel representatif adalah sampe yang ciri-cirinya adalah hampir sama dengan
populasi. Ini berarti bahwa item sampel serupa dengan item yang tidak dijadikan
sampel. Klien pengendalian internal memerlukan petugas untuk mealmpirkan
dokumen pengiriman ke setiap duplikat faktur penjualan.
Ketika memilih sampel dari populasi, auditor berusaha untuk memperoleh sampel
yang representatif. Sampel representatif (representative sample) adalah sampel yang
karakteristiknya hampir sama dengan yang dimiliki oleh populasi. Ini berarti bahwa
item-item yang dijadikan sampel serupa dengan item-item yang tidak dijadikan
sampel.
Dalam praktiknya, auditor tidak pernah mengetahui apakah suatu sampel
bersifat representatif atau tidak, bahkan setelah semua pengujian selesai dilakukan.
Akan tetapi auditor dapat meningkatkan kemungkinan sampel dianggap
representatif dengan cara merancang proses sampling dan pemilihan sampel dengan
cermat serta evaluasi hasil sampel tersebut. Hasil sampel dapat menjadi
nonrepresentatif akibat kesalahan nonsampling atau kesalahan sampling.
Risiko dari kedua jenis kesalahan yang terjadi tersebut sebagai risiko
nonsampling dan risiko sampling. Risiko nonsampling (nonsampling risk) adalah
risiko bahwa pengujian audit tidak menemukan pengecualian yang ada dalam
sampel. Dua penyebab risiko nonsampling adalah kegagalan auditor untuk
mengenali pengecualian tersebut dan prosedur audit yang tidak sesuai dan efektif.
Auditor yang gagal mengenali pengecualian diasumsikan karena kelelahan, bosan,
atau tidak memahami apa yang harus dicari. Prosedur audit yang dirancang dengan
cermat, instruksi yang tepat, pengawsan, dan review merupakan cara yang efektif
untuk mengendalikan risiko nonsampling.

Risiko sampling (sampling risk) adalah risiko bahwa auditor akan mecapai
kesimpulan yang salah karena sampel dari populasi tersebut tidak representatif.
Dengan kata lain risiko sampling adalah bagian sampling yang melekat akibat
menguji lebih sedikit dari populasi secara keseluruhan. Auditor memiliki dua cara
untuk mengendalikan risiko sampling:
1. Menyesuaikan ukuran sampel
2. Menggunakan metode pemilihan item sampel yang tepat dari populasi

Meningkatkan ukuran sampel dapat mengurangi risiko sampling, dan sebaliknya.


Penggunaan metode pemilihan sampel yang sesuai dapat meningkatkan
kemungkinan keterwakilan sampel yang bersangkutan. Hal ini tidak menghilangkan
atau bahkan mengurangi risiko sampling, akan tetapi hal ini dapat memungkinkan
auditor untuk mngukur risiko yang berkaitan dengan ukuran sampel tertentu.
 SAMPLING STATISTIK VERSUS SAMPLING NONSTATISTIK DAN PEMILIHAN
SAMPEL PROBABILISTIK VERSUS NONPROBABILISTIK
Metode sampling audit dapat dibagi menjadi dua kategori utama yaitu sampling
statistik dan sampling nonstatistik. Kategori tersebut serupa karena keduanya
melibatkan tiga tahap: (1) perencanaan sampel, (2) pemilihan sampel dan melakukan
pengujian, dan (3) pengevaluasian hasil. Tujuan dari perencanaan sampel adalah
memastikan bahwa pengujian audit dilakukan dengan cara yang memberikan risiko
sampling yang diinginkan dan meminimalkan kemungkinan kesalahan nonsampling.
Sampling statistik (statistical sampling) berbeda dari sampling nonstatistik karena
sampling statistik menerapkan aturan matematika, auditor juga dapat mengukur
risiko sampling dalam merencanakan sampel, dan mengevaluasi hasil. Sedangkan
dalam sampling nonstatistik (nonstatistical sampling), auditor tidak mengukur risiko
sampling akan tetapi auditor memilih item sampel yang diyakini akan memberikan
informasi yang paling bermanfaat dalam situasi tertentu, dan mencapai kesimpulan
mengenai populasi atas dasar pertimbangan. Sehingga metode sampling nonstatistik
sering juga disebut dengan sampling pertimbangan (judgmental sampling).

1) Pemilihan Sampel Probabilistik dan Sampel Nonprobabilistik


Jika auditor menggunakan pemilihan sampel probabilistik (probabilistic sample
selection), auditor memilih secara acak item-item yang ada sehingga setiap item
populasi memiliki probabilitas yang sama untuk dimasukkan dalam sampel. Dalam
pemilihan sampel nonprobabilistik (nonprobabilistic sample 4selection), auditor
memilih item sampel dengan menggunakan pertimbangan profesional dan bukan
metode probabilistik.

2) Penerapan Sampling Statistik dan Sampling Nonstatistik dalam Praktik serta


Metode Pemilihan Sampel
Standar auditing memungkinkan auditor untuk menggunakan baik metode
sampling statistik maupun nonstatistik. Jika sampling statistik digunakan, sampel
harus bersifat probabilistik dan harus menggunakan metode evaluasi statistik yang
tepat sehingga hasil sampel dapat digunakan untuk melakukan perhitungan risiko
sampling. Auditor dapat juga melakukan evaluasi nonstatistik jika menggunakan
pemilihan probabilistik, tetapi jarang dapat diterima apabila mengevaluasi sampel
nonprobabilistik dengan metode sampling statistik.
Ada tiga jenis metode pemilihan sampel yang sering kali dikaitkan dengan
sampling audit nonstatistik dan ketiganya bersifat nonprobabilistik. Sementara itu,
ada empat jenis metode pemilihan sampel yang sering kali dikaitkan dengan
sampling audit statistik, yang semuanya bersifat probabilistik.

Metode pemilihan sampel nonprobabilistik (pertimbangan) termasuk berikut ini:


- Pemilihan sampel terarah
- Pemilihan sampel blok
- Pemilihan sampel sembarang

Metode pemilihan sampel probabilistik, termasuk berikut ini:


- Pemilihan sampel acak sederhana
- Pemilihan sampel sistematis
- Pemilihan sampel probabilitas yang propolsional dengan ukuran
- Pemilihan sampel bertahap

 Metode Pemilihan Sampel Nonprobabilistik


Metode pemilihan sampel nonprobabilistik adalah metode yang tidak memenuhi
persyaratan teknis bagi pemilihan sampel probabilistik. Karena metode tersebut
tidak didasarkan pada probabilitas matematik sehingga keterwakilan sampel
mungkin sulit ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai