ASHAR
B. Permasalahan
Dalam penulisan makalah ini, lebih menitik beratkan pada etika dan moralitas
sebagai suatu sistem nilai dalam diri seseorang atau organisasi. Moralitas merujuk
kepada nilai-nilai yang diyakini dan menjadi semangat dalam diri seseorang atau
suatu organisasi untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Sedangkan etika
merupakan nilai-nilai perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang atau organisasi
ketika berinteraksi dengan lingkungannya.dengan tujuan untuk menentukan
sampai seberapa jauh seseorang memiliki dorongan untuk melakukan tindakan
sesuai dengan prinsip-prinsip etika moral.
B. PEMBAHASAN
A.HAKIKAT ETIKA DAN MORALITAS
1. Etika
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “ethos” yang berarti watak atau
kebiasaan. Dalam bahasa sehari-hari kita sering menyebutnya dengan etiket yang
berarti cara bergaul atau berperilaku yang baik yang sering juga disebut sebagai
sopan santun. Istilah etika banyak dikembangkan dalam organisasi sebagai norma-
norma yang mengatur dan mengukur perilaku profesional seseorang. Kita
mengenal saat ini banyak dikembangkan etika yang berkaitan dengan profesi yang
disebut sebagai etika profesi seperti etika kedokteran, etika hukum, etika
jurnalistik, etika guru, dan sebagainya.
Etika berkaitan dengan baik dan buruk, benar dan salah, betul dan tidak,
bohong dan jujur. Dalam berinteraksi dengan lingkungannya orang-orang dapat
menunjukkan perilaku yang dinilai baik atau buruk, benar atau salah ketika
melakukan suatu tindakan. Hal tersebut sangat bergantung kepada nilai-nilai yang
berlaku dalam lingkungan di mana orang-orang berfungsi. Tidak jarang terdapat
penilaian yang berbeda terhadap suatu perilaku dalam lingkungan yang berbeda.
Etika menggambarkan suatu kode perilaku yang berkaitan dengan nilai tentang
mana yang benar dan mana yang salah yang berlaku secara obyektif dalam
masyarakat. Dengan demikian, etika dapat diartikan sebagai perilaku individu
dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Secara lengkap etika diartikan sebagai
nilai-nilai normatif atau pola perilaku seseorang atau badan/lembaga/organisasi
sebagai suatu kelaziman yang dapat diterima umum dalam interaksi dengan
lingkungannya.
2. Moral
Moral adalah istilah yang berasal dari bahasa Latin yaitumos yang berarti cara
hidup atau kebiasaan. Moral dalam bahasa Inggris dapat diartikan sebagai
dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu
yang berkaitan dengan etika. Moralitas dilandasi oleh nilai tertentu yang diyakini
oleh seseorang atau organisasi tertentu sebagai sesuatu yang baik atau buruk,
sehingga bisa membedakan mana yang patut dilakukan dan mana yang tidak.
Di sisi lain, konsepsi moralitas dimaksudkan untuk menentukan sampai
seberapa jauh seseorang memiliki dorongan untuk melakukan tindakan sesuai
dengan prinsip-prinsip etika moral. Pada dasarnya dalam diri setiap orang ada
dorongan untuk mencari kebenaran. Perbedaannya adalah pada pada kadar kuat
tidaknya dorongan tersebut.
Dari uraian di atas dapat dibedakan antara etika dan moralitas sebagai suatu
sistem nilai dalam diri seseorang atau organisasi. Moralitas merujuk kepada nilai-
nilai yang diyakini dan menjadi semangat dalam diri seseorang atau suatu
organisasi untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Sedangkan etika
merupakan nilai-nilai perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang atau organisasi
ketika berinteraksi dengan lingkungannya.
C. PRINSIP ETIKA
Dalam peradaban sejarah manusia sejak abad keempat sebelum Masehi para
pemikir telah mencoba menjabarkan berbagai corak landasan etika sebagai
pedoman hidup bermasyarakat. Para pemikir itu telah mengidentifikasi sedikitnya
terdapat ratusan macam ide agung (great ideas). Seluruh gagasan atau ide agung
tersebut dapat diringkas menjadi enam prinsip yang merupakan landasan penting
etika, yaitu keindahan, persamaan, kebaikan, keadilan, kebebasan, dan kebenaran.
1. Prinsip Keindahan
Prinsip ini mendasari segala sesuatu yang mencakup penikmatan rasa senang
terhadap keindahan. Berdasarkan prinsip ini, manusia memperhatikan nilai-nilai
keindahan dan ingin menampakkan sesuatu yang indah dalam perilakunya.
Misalnya dalam berpakaian, penataan ruang, dan sebagainya sehingga
membuatnya lebih bersemangat untuk bekerja.
2. Prinsip Persamaan
Setiap manusia pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama,
sehingga muncul tuntutan terhadap persamaan hak antara laki-laki dan
perempuan, persamaan ras, serta persamaan dalam berbagai bidang lainnya.
Prinsip ini melandasi perilaku yang tidak diskrminatif atas dasar apapun.
3. Prinsip Kebaikan
Prinsip ini mendasari perilaku individu untuk selalu berupaya berbuat kebaikan
dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Prinsip ini biasanya berkenaan dengan
nilai-nilai kemanusiaan seperti hormat- menghormati, kasih sayang, membantu
orang lain, dan sebagainya. Manusia pada hakikatnya selalu ingin berbuat baik,
karena dengan berbuat baik dia akan dapat diterima oleh lingkungannya.
Penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat
sesungguhnya bertujuan untuk menciptakan kebaikan bagi masyarakat.
4. Prinsip Keadilan
Pengertian keadilan adalah kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan
kepada setiap orang apa yang semestinya mereka peroleh. Oleh karena itu, prinsip
ini mendasari seseorang untuk bertindak adil dan proporsional serta tidak
mengambil sesuatu yang menjadi hak orang lain.
5. Prinsip Kebebasan
Kebebasan dapat diartikan sebagai keleluasaan individu untuk bertindak atau
tidak bertindak sesuai dengan pilihannya sendiri. Dalam prinsip kehidupan dan
hak asasi manusia, setiap manusia mempunyai hak untuk melakukan sesuatu
sesuai dengan kehendaknya sendiri sepanjang tidak merugikan atau mengganggu
hak-hak orang lain. Oleh karena itu, setiap kebebasan harus diikuti dengan
tanggung jawab sehingga manusia tidak melakukan tindakan yang semena-mena
kepada orang lain. Untuk itu kebebasan individu disini diartikan sebagai:
kemampuan untuk berbuat sesuatu atau menentukan pilihan
kemampuan yang memungkinkan manusia untuk melaksana-kan
pilihannya tersebut
kemampuan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
6. Prinsip Kebenaran
Kebenaran biasanya digunakan dalam logika keilmuan yang muncul dari hasil
pemikiran yang logis/rasional. Kebenaran harus dapat dibuktikan dan ditunjukkan
agar kebenaran itu dapat diyakini oleh individu dan masyarakat. Tidak setiap
kebenaran dapat diterima sebagai suatu kebenaran apabila belum dapat
dibuktikan.
Semua prinsip yang telah diuraikan itu merupakan prasyarat dasar dalam
pengembangan nilai-nilai etika atau kode etik dalam hubungan antarindividu,
individu dengan masyarakat, dengan pemerintah, dan sebagainya. Etika yang
disusun sebagai aturan hukum yang akan mengatur kehidupan manusia,
masyarakat, organisasi, instansi pemerintah, dan pegawai harus benar-benar dapat
menjamin terciptanya keindahan, persamaan, kebaikan, keadilan, kebebasan, dan
kebenaran bagi setiap orang.
7. Prinsip Manajemen Keilmuan
Prinsip lain yang juga cukup berpengaruh dalam pengembangan pola perilaku
dalam organisasi adalah prinsip organisasi yang diacu sebagai manajemen
keilmuan. Prinsip ini berkenaan dengan gerakan perubahan sikap/perilaku dari
dua pihak yang terlibat langsung dalam organisasi yaitu pegawai (buruh) dan
pemilik (majikan). Prinsip- prinsip yang terkandung dalam manajemen keilmuan
antara lain sebagai berikut.
• Dalam melaksanakan pekerjaan digunakan pedoman kerja atau aturan kerja yang
disusun berdasarkan hasil penelitian. Sifat dan karakteristik setiap jenis pekerjaan
harus diteliti sehingga diperoleh pedoman khusus bagi setiap jenis pekerjaan
sebagai pedoman pelaksanaan tugas.
• Para pegawai harus dipilah secara keilmuan yang didasarkan atas penelitian
terhadap bakat dan keahlian yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan
dilakukan. Sementara itu, pegawai yang sudah ada perlu dididik dan dilatih
sehingga memiliki tingkat kemampuan dan keterampilan yang tinggi. Organisasi
dapat mencapai tingkat efisiensi yang tinggi jika para pegawai melaksanakan
tugas dengan memanfaatkan keahliannya secara maksimal.
• Pembinaan hubungan kerja sama yang baik antara pimpinan dan pegawai.
• Adanya tanggung jawab bersama antara pimpinan dan pegawai dalam
pelaksanaan tugas.
• Kinerja pegawai dihargai sesuai dengan tingkat produktivitas yang ditunjukkan
Beberapa pendapat tersebut di atas mengatur tentang perilaku dalam organisasi
yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun, pada dasarnya
semua teori tersebut pada hakikatnya mengatur bagaimana hubungan antaranggota
dalam organisasi (bawahan dengan pimpinan, bawahan dengan bawahan,
pimpinan dengan pimpinan) serta organisasi dengan lingkungannya. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa dimensi perilaku individu dalam organisasi
atau etika organisasi dapat dikelompokkan sebagai berikut:
• Hubungan anggota dengan organisasi.
• Hubungan anggota organisasi dengan sesama anggota lainnya dan antara
anggota dan pimpinan
Hubungan anggota organisasi yang bersangkutan dengan anggota
dan organisasi lainnya;
• Hubungan anggota organisasi dengan masyarakat yang dilayani/lingkungannya.
A.Kesimpulan
Etika diartikan sebagai nilai-nilai normatif atau pola perilaku seseorang atau
badan/lembaga/organisasi sebagai suatu kelaziman yang dapat diterima umum
dalam interaksi dengan lingkungannya.sedangkan Moral dalam bahasa Inggris
dapat diartikan sebagai dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan atau
tidak melakukan sesuatu yang berkaitan dengan etika.
Maka dari uraian di atas dapat dibedakan antara etika dan moralitas sebagai
suatu sistem nilai dalam diri seseorang atau organisasi. Moralitas merujuk kepada
nilai-nilai yang diyakini dan menjadi semangat dalam diri seseorang atau suatu
organisasi untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Sedangkan etika
merupakan nilai-nilai perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang atau organisasi
ketika berinteraksi dengan lingkungannya.
B. Saran-saran
Berdasarkan pada uraian tersebut di atas, maka penulis mengemukakan saran-
saran sebagai berikut :
1. Hendaknya para seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu
yang berkaitan dengan etika. Moralitas harus dilandasi oleh nilai-nilai tertentu
yang diyakini oleh seseorang atau organisasi tertentu sebagai sesuatu yang baik
atau buruk, sehingga bisa membedakan mana yang patut dilakukan dan mana
yang tidak sepatutnya dilakukan.
2. Dalam organisasi, peran individu sangat penting, karena organisasi terbentuk
dengan adanya sekelompok orang yang saling berinteraksi dalam mewujudkan
tujuan tertentu.dengandi dasari oleh Nilai-nilai yang diyakini oleh individu untuk
melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan/perilaku
3. Dalam melaksanakan akvititasnya,seseorang harus mengetahui prinsip-
prinsip etika,nilai-nilai, Moral, dan Budaya Organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
I.Nyoman Bertha,Prinsip etika dan moral (Bandung : FIP IKIP Bandung, 1983).
Miftah Toha, 1996. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, PT. Raja
GraFindo Persada, jakarta.
Robbins, S.P., and Judge, T.A. 2008. Perilaku Organisasi, Edisi Kedua belas,
Jakarta: Salemba Empat.