Anda di halaman 1dari 8

REAKSI ANAK TERHADAP STRESSOR HOSPITALISASI DENGAN TINGKAT

KECEMASAN ANAK USIA SEKOLAH RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN


CHILDREN REACTION TOWARDS STRESSOR HOSPITALIZATION WITH
ANXIETY LEVEL IN CHILDREN IN SCHOOL AGE IN GENERAL HOSPITAL
DR. ZAINOEL ABIDIN
Mimi Afriani1; Sri Intan Rahayuningsih2

1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2
Bagian Keilmuan Keperawatan Anak, Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
e-mail: mimiafriani6@gmail.com; intan_274@yahoo.co.id

ABSTRAK

Hospitalisasi merupakan suatu kondisi yang tidak menyenangkan bagi anak karena dapat memberikan efek
kecemasan akibat perpisahan, kehilangan kendali, cedera tuhuh dan nyeri. Kecemasan merupakan kejadian
yang mudah terjadi atau menyebar, namun tidak mudah diatasi karena faktor penyebabnya yang tidak
spesifik. Kecemasan pada anak akan memperlambat proses penyembuhan, menurunnya semangat untuk
sembuh dan tidak kooperatif terhadap perawatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
reaksi anak terhadap stressor hospitalisasi dengan tingkat kecemasan pada anak usia sekolah di rumah sakit
umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelatif
pendekatan cross sectional study. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sebanyak
69 responden. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dengan wawancara terpimpin. Uji
analisis menggunakan Chi-Square. Hasil analisa data secara umum diperoleh adanya hubungan antara reaksi
anak terhadap stressor hospitalisasi dengan tingkat kecemasan (p-value 0,000). Secara khusus ada hubungan
perpisahan (P-value 0,010), kehilangan kendali (P-value 0,000), cedera tubuh dan nyeri (P-value 0,017)
dengan tingkat kecemasan pada anak usia sekolah di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda
Aceh. Saran untuk perawat agar dapat meningkatkan keterlibatan orang tua dalam perawatan agar orang tua
dapat selalu memberikan dukungan terhadap anak sehingga dapat memotivasi anak untuk proses
penyembuhan.

Kata Kunci : Reaksi anak, stressor hospitalisasi, tingkat kecemasan

ABSTRACT
Hospitalization is an unpleasant condition for the child because it can give the effect of anxiety due to
separation, loss of control, bodily injury and pain. Anxiety in a something that easily occur or spread, but it is
not easy to overcome because the causes of it are not specific. The anxiety in children will make the healing
process slower, declining spirit to heal and uncooperative to treatment. The purpose of this study was to
detremine the relationship of the child’s reaction to stressors of hospitalization with anxiety levels in children
of school age in General Hospital dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. This type of research is descriptive
correlative with cross sectional study. the sampling technique used in this study is purposive sampling as
many as 69 respondents. Data collection wich used in this study is a questionnaire with guided interviews.
Test analysis using Chi-square. The results of the data analysis is generally obtained the exixtence of the
relationship between the child’s reaction te the stressor ofhospitalization with anxiety level (p-value 0,000).
In particular there is a separation relationship (p-value 0,01), loss of control (p-value 0,000), bodily injury
and pain (p-value 0,017) with the level of anxiety in children of school age in the General Hospital
dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Suggestions for nurses to increase the involvement of parents in caring their
children, so the parents can always give support to children and motivate children to the healling process.

Keywords: Kids reaction, hospitalization stress, anxiety levels.

1
PENDAHULUAN bhwa 3-5 juta anak dibawah usia 15 tahun
Angka kesakitan anak di Indonesia menjalani hospitalisasi setiap tahun. Saat
yang dirawat di rumah sakit cukup tinggi anak-anak dirawat di rumah sakit, mereka
yaitu sekitar 35 per 100 anak, yang cenderung merasa ditinggalkan oleh
ditunjukkan dengan selalu penuhnya ruangan kelurganya dan merasa dalam lingkungan
anak baik di rumah sakit pemerintah ataupun yang sangat asing (Savero, 2009).
rumah sakit swasta (Sumaryoko, 2008). Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Sekitar 5% anak di Amerika Serikat oleh Coyne (2006) dalam Anita (2011),
mengalami hospitalisasi/dirawat di rumah menjelaskan bahwa anak yang
sakit setiap tahunnya (Rudolph, Hoffman & dihospitalisasi mengalami kecemasan dan
Rudolph, 2006, p.128). kegelisahan karena perpisahan dengan
Saat ini populasi pediatrik di rumah orang tua dan keluarga, prosedur
sakit mengalami perubahan drastis selama pemeriksaan dan pengobatan dan akibat
dua dekade terakhir. Meskipun terdapat berada di lingkungan asing. Kecemasan
kecenderungan memendeknya lama rawat akibat perpisahan pada hospitalisasi anak
dan bedah pasien rawat jalan, persentase juga didukung oleh penelitian yang
besar anak yang dihospitalisasi saat ini dilakukan oleh Folley (2005) dalam Anita
memiliki masalah yang lebih serius dan (2011), penelitian menggambarkan bahwa
kompleks daripada anak yang dihospitalisasi perpisahan dengan orang tua merupakan
di masa lalu (Wong, Hockenberry, Wilson, aspek yang paling menimbulkan stres dan
Winkelstein & Schwartz, 2008, p.764). menimbulkan efek bagi anak dan orang tua.
Hospitalisasi (rawat inap) pada pasien Orang tua harus beradaptasi terkait
anak dapat menyebabkan kecemasan dan perannya sebagai orang tua dengan anak
stres pada semua tingkatan usia. Penyebab sakit dan stres yang dialami akibat
dari kecemasan dipengaruhi oleh banyak hospitalisasi pada anak akan
faktor, baik faktor dari petugas (perawat, mengakibatkan anak merasa takut dan
dokter dan tenaga kesehatan lainnya), cemas.
lingkungan baru, maupun keluarga yang Berdasarkan hasil pengambilan data
mendampingi selama perawatan. Kecemasan awal yang dilakukan rumah sakit umum
yang terjadi pada anak dapat memperlambat daerah dr. Zainoel abidin yang dimulai dari
proses penyembuhan, menurunkan semangat tanggal 25 sampai 29 februari 2016
untuk sembuh dan tidak kooperatif terhadap didapatkan data selama 3 bulan terakhir
tindakan perawatan yang diberikan anak yang mengalami hospitalisasi
(Supartini, 2004). sebanyak 174 anak. berdasarkan uraian
Di Indonesia jumlah kunjungan pasien diatas, penulis tertarik untuk meneliti
anak untuk rawat inap di rumah sakit tahun fenomena tersebut yang dituangkan
2010 adalah 1.699.934 sedangkan 2011 dengan judul hubungan reaksi anak
sejumlah 1.204.612 (Kemenkes RI, 2012). terhadap stresor hospitalisasi dengan
Penelitian yang dilakukan oleh psikolog tingkat kecemasan pada anak usia
dalam 30 tahun terakhir, menyebutkan bahwa sekolah di rumah sakit umum daerah dr.
10-30% dari anak-anak dengan hospitalisasi
Zainoel Abidin Banda Aceh.
menderita gangguan psikologi dan sebanyak
90% anak-anak merasa kecewa dan putus asa
karena dirawat di rumah sakit. The National
Centre For Health Statistic memperkirakan

2
METODE Tabel 1. Reaksi Anak terhadap stressor
Metode penelitian yang digunakan hospitalisasi (n = 69)
dalam penelitian ini adalah deskriptif
korelatif, dengan desain penelitian cross
sectional. Metode pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
nonprobality sampling dengan teknik
Purposive Sampling. Penelitian ini dilakukan Berdasarkan tabel diatas dapat
pada bulan juli dengan populasi adalah diketahui mayoritas distribusi reaksi anak
semua anak yang dirawat inap di Rumah terhadap stressor hospitalisasi di rumah sakit
Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin daerah dr.Zainoel Abidin Banda Aceh berada
Banda Aceh yang berjumlah 174 responden. pada kategori berat sebanyak 41 orang
sampel pada penelitian ini berjumlah 69 (59,4%).
orang anak yang dirawat inap di Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Tabel 2. Reaksi anak terhadap Perpisahan (n
Aceh yang memenuhi kriteria sampel, yaitu = 69)
anak usia sekolah (umur 6-12 tahun), anak
rawat inap minimal 24 jam dan bersedia
menjadi responden. Alat pengumpulan data
yang digunakan dalam penlitian ini berupa
kuesioner dengan jawaban berbentuk likert. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
Kuesioner terdiri dari tiga bagian. bagian A mayoritas distribusi reaksi anak terhadap
merupakan kuesioner berupa Data perpisahan di rumah sakit daerah dr.Zainoel
Demografi, bagian B merupakan kuesioner Abidin Banda Aceh berada pada kategori
variabel independen yang dikembangkan berat sebanyak 36 orang (52,2%).\
sendiri oleh peneliti dengan mengacu pada
tinjauan pustaka dan kerangka konsep yang Tabel 3. Reaksi anak terhadap kehilangan
ada dan bagian C merupakan kuesioner kendali (n=69)
variabel dependen baku (HRS-A) yang telah
teruji validitas dan reabilitasnya.

HASIL
Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui hubungan reaksi anak terhadap Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
stressor hospitalisasi dengan tingkat mayoritas distribusi reaksi anak terhadap
kecemasan pada anak usia sekolah di Rumah kehilangan kendali di rumah sakit daerah
Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin dr.Zainoel Abidin Banda Aceh berada pada
Banda Aceh. Pengumpulan data dilakukan kategori berat sebanyak 36 orang (52,2%).
dari tanggal 14 – 25 Juli 2016. Jumlah
responden sebagai sampel penelitian adalah Tabel 4 Reaksi anak terhadap cedera tubuh
dan nyeri (n=69).
69 responden sesuai dengan kriteria sampel
yang telah ditentukan. Pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara terpimpin.
Adapun hasil penelitian adalah sebagai
berikut :
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
mayoritas distribusi reaksi anak terhadap
cedera tubuh dan nyeri di rumah sakit daerah

3
dr. Zainoel Abidin Banda Aceh berada pada Abidin Banda Aceh diketahui bahwa dari 36
kategori berat sebanyak 38 orang (55,1%). responden dengan reaksi perpisahan berat
terdapat 30 responden dengan kecemasan
Tabel 5. Tingkat kecemasan pada anak usia berat.
sekolah (n=69)
Tabel 8. Hubungan reaksi anak terhadap
kehilangan kendali dengan tingkat
kecemasan (n=69)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui


mayoritas distribusi tingkat kecemasan di
ruang rawat inap kelas III rumah sakit daerah
dr.zainoel abidin banda aceh berada pada
kategori berat sebanyak 47 orang (68,1%).

Tabel 6. Hubungan reaksi anak terhadap Berdasarkan Tabel diatas dapat disimpulkan
stressor hospitalisasi dengan tingkat bahwa, hasil penelitian terhadap 69
kecemasan (n=69) responden diperoleh data tentang hubungan
nilai reaksi anak terhadap kehilangan kendali
di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh diketahui bahwa dari 36
responden dengan reaksi kehilangan kendali
berat terdapat 32 responden yang mengalami
kecemasan berat.

Berdasarkan Tabel diatas dapat disimpulkan Tabel 9. Hubungan reaksi anak terhadap
bahwa, hasil penelitian terhadap 69 cedera tubuh dan nyeri dengan tingkat
responden diperoleh data tentang hubungan kecemasan (n=69)
nilai reaksi anak terhadap stressor
hospitalisasi dengan tingkat kecemasan di
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh diketahui bahwa dari 41
responden dengan reaksi stressor
hospitalisasi berat terdapat 39 responden
dengan kecemasan berat.
Berdasarkan Tabel diatas dapat disimpulkan
Tabel 7. Hubungan reaksi anak terhadap bahwa, hasil penelitian terhadap 69
perpisahan dengan tingkat kecemasan (n=69) responden diperoleh data tentang hubungan
nilai reaksi anak terhadap cedera tubuh dan
nyeri di Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh diketahui bahwa
dari 38 responden dengan reaksi cedera tubuh
dan nyeri berat terdapat 31 responden yang
mengalami kecemasan berat.
Berdasarkan Tabel diatas dapat disimpulkan
bahwa, hasil penelitian terhadap 69
responden diperoleh data tentang hubungan
nilai reaksi anak terhadap perpisahan di
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel

4
PEMBAHASAN didapatkan data bahwa dari 36 anak yang
Berdasarkan analisa Chi-Square Test, mengalami reaksi perpisahan berat, terdapat
didapatkan p-value 0,000 dengan α = 0,05 30 anak yang mengalami kecemasan berat.
maka dapat disimpulkan p-value < α. Hal ini Menurut Wong, dkk (2008) secara
menunjukkan bahwa hipotesa null ditolak umum anak usia sekolah lebih mampu
yang berarti ada hubungan reaksi anak melakukan koping terhadap perpisahan, stres
terhadap stressor hospitalisasi dengan tingkat dan seringkali disertai regresi akibat penyakit
kecemasan pada anak usia sekolah di Rumah atau hospitalisasi dapat meningkatkan
Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin kebutuhan mereka akan keamanan dan
Banda Aceh. Berdasarkan hasil penelitian bimbingan dari orang tua. Hal ini terutama
didapatkan data bahwa dari 41 anak yang berlaku bagi anak-anak usia sekolah yang
mengalami reaksi stressor hospitalisasi berat, masih kecil yang baru saja meninggalkan
terdapat 39 anak dengan kecemasan berat. rasa aman di rumah dan berjuang dengan
Hasil penelitian sesuai dengan krisis penyesuaian di sekolah. Kesepian,
pandapat Supartini (2004) Hospitalisasi bosan, isolasi, dan depresi umum terjadi.
(rawat inap) pada pasien anak dapat Reaksi-reaksi semacam itu terjadi lebih
menyebabkan kecemasan dan stres pada sebagai akibat dari perpisahan dari pada
semua tingkatan usia. Penyebab dari akibat kekhawatiran terhadap penyakit,
kecemasan dipengaruhi oleh banyak faktor, pengobatan atau lingkungan rumah sakit.
baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan Penelitian ini didukung oleh penelitian
tenaga kesehatan lainnya), lingkungan baru, yang dilakukan Lumiu, Tuda & Ponidjan
maupun keluarga yang mendampingi selama (2013) yang berjudul Hubungan dukungan
perawatan. keluarga dengan tingkat kecemasan akibat
Hasil penelitian ini diperkuat dengan hospitalisasi pada anak usia prasekolah,
penelitian yang dilakukan oleh Febriana bahwa ada hubungan dukungan keluarga
(2011) tentang Kajian Stres Hospitalisasi dengan tingkat kecemasan akibat
Terhadap Pemenuhan Pola Tidur Anak Usia hospitalisasi pada anak usia prasekolah. Hal
Prasekolah mengatakan bahwa anak ini juga sejalan dengan penelitian yang
mengalami berbagai stres hospitalisasi dan dilakukan oleh Novizayuna (2014), yang
50% anak mengalami gangguan pola tidur. berjudul Hubungan Peran Orang tua Dengan
Menurut pendapat peneliti reaksi anak Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah
terhadap stressor hospitalisasi (perpisahan, Yang Mengalami Hospitalisasi, menyatakan
kehilangan kendali, cedera tubuh dan nyeri) bahwa dari 42 anak yang mengalami
dapat mempengaruhi kecemasan. Hal ini hospitalisasi diketahui 34 orang (81%) anak
disebabkan karena anak mengalami menginginkan ditemani orang tuanya pada
kebosanan, kesepian, depresi, kehilangan saat hospitalisasi. Kecemasan akibat
kemampuan untuk beraktivitas, dan bereaksi perpisahan pada hospitalisasi anak juga
terhadap rasa nyeri dan cedera yang didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
ditimbulkan oleh tindakan medis. Folley (2005) dalam Anita (2011), yang
Berdasarkan analisa Chi-Square Test, berjudul Pengaruh bibloterapi terhadap
didapatkan p-value 0,010 dengan α = 0,05 tingkat kecemasan anak usia sekolah yang
maka dapat disimpulkan p-value < α. Hal ini menjalani hospitalisasi. Penelitian
menunjukkan bahwa hipotesa null ditolak menggambarkan bahwa perpisahan dengan
yang berarti ada hubungan reaksi anak orang tua merupakan aspek yang paling
terhadap perpisahan dengan tingkat menimbulkan stres dan menimbulkan efek
kecemasan pada anak usia sekolah di Rumah bagi anak dan orang tua.
Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Menurut pendapat peneliti reaksi
Banda Aceh. Berdasarkan hasil penelitian perpisahan pada anak sangat mempengaruhi

5
tingkat kecemasan. Kejadian ini disebabkan Menurut pendapat peneliti, reaksi anak
karena anak mengalami kebosanan, kesepian, kehilangan kendali pada anak sangat
depresi dan juga menarik diri dari lingkungan mempengaruhi tingkat kecemasan pada anak.
yang asing baginya. Menurut wawancara Hal ini disebabkan karena anak kehilangan
dengan beberapa responden mengatakan kemampuan untuk melakukan berbagai
bahwa anak yang mengalami hospitalisasi kegiatan secara mandiri dan anak anak
merasa bosan dan kesepian karena harus merasa marah karena kondisi tersebut. Anak
berpisah dari teman sebaya dan orang-orang usia sekolah yang mengalami hospitalisasi
yang mereka cintai. Seringkali anak yang membutuhkan sedikit kemandirian untuk
mengalami hospitalisasi meminta untuk melakukan kegiatan yang tidak
pulang karena ingin berjumpa dan bermain membahayakan kondisi kesehatan merek
dengan keluarga dan teman mereka. Anak seperti ke kamar mandi dan makan agar anak
yang mengalami hospitalisasi sangat tidak merasa kehilangan kemampuan atau
membutuhkan dukungan dan kehadiran kebebasan mereka dalam beraktivitas.
orang-orang yang dicintainya untuk Berdasarkan analisa Chi-Square Test,
membantu proses penyembuhan. didapatkan p-value 0,017 dengan α = 0,05
Berdasarkan analisa Chi-Square Test, maka dapat disimpulkan p-value < α. Hal ini
didapatkan p-value 0,000 dengan α = 0,05 menunjukkan bahwa hipotesa null ditolak
maka dapat disimpulkan p-value < α. Hal ini yang berarti ada hubungan reaksi anak
menunjukkan bahwa hipotesa null ditolak terhadap cedera tubuh dan nyeri dengan
yang berarti ada hubungan reaksi anak tingkat kecemasan pada anak usia sekolah di
terhadap kehilangan kendali dengan tingkat Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
kecemasan pada anak usia sekolah di Rumah Abidin Banda Aceh. Berdasarkan hasil
Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin penelitian didapatkan data bahwa dari 38
Banda Aceh. Berdasarkan hasil penelitian anak yang mengalami reaksi berat terhadap
didapatkan data bahwa dari 36 anak yang cedera tubuh dan nyeri, terdapat 31 anak
mengalami reaksi berat terhadap kehilangan dengan tingkat kecemasan berat.
kendali, terdapat 32 anak dengan kecemasan Anak usia sekolah mulai menunjukkan
berat. kekhawatiran terhadap kemungkinan efek
Hasil penelitian sesuai dengan menguntungkan dan merugikan suatu
pendapat Wong, dkk (2008, p.756) Salah satu prosedur. Selain ingin tahu apakan prosedur
faktor yang memengaruhi jumlah stres akibat tersebut akan menyakitkan atau tidak, mereka
hospitalisasi adalah jumlah kendali yang juga ingin tahu untuk apa prosedur itu,
orang tersebut rasakan. Kurangnya kendali bagaimana prosedur tersebut dapat membuat
akan meningkatkan persepsi ancaman dan mereka lebih baik dan cedera atau bahaya apa
dapat memengaruhi keterampilan koping yang dapat terjadi. Sebagai contoh, anak-
anak-anak. Anak usia sekolah biasanya anak ini merasa takut terhadap prosedur
rentan terhadap kejadian-kejadian yang dapat anestesi yang sebenarnya (Wong,
mengurangi rasa kendali dan kekuatan Hockenberry, Wilson, Winkelstein &
mereka. Secara khusus, perubahan peran Schwartz, 2008, p762).
keluarga, ketidakmampuan fisik; takut Secara umum anak usia sekolah telah
terhadap kematian, penelantaran atau cedera mempelajari metode koping untuk
permanen; kehilangan penerimaan kelompok menghadapi rasa tidak nyaman, seperti
sebaya; kurangnya produktivitas; dan berpegangan dengan erat, mengepalkan
ketidakmampuan untuk menghadapi stres tangan atau mengatupkan gigi atau mencoba
sesuai harapan budaya yang ada dapat bertindak berani dengan “meringis”. Jika
menyebabkan kehilangan kendali. anak menunjukkan tanda resistensi yang
terbuka, seperti menggigit, menendang,

6
menarik, mencoba melarikan diri, menangis menimalisir stressor hospitalisasi pada anak
atau tawar-menawar, mereka akan dengan sehingga mampu mempercepat
menyangkal kondisi tersebut kemudian, proses penyembuhan pada anak yang
terutama di hadapan teman-teman sebayanya mengalami hospitalisasi. Untuk orang tua
karena takut malu (Wong, Hockenberry, agar dapat meningkatkan kerja sama dengan
Wilson, Winkelstein & Schwartz, 2008, perawat ataupun pihak medis lainnya dalam
p.762). meminimalisir terjadinya kecemasan karena
Hasil penelitian ini diperkuat dengan stressor hospitalisasi pada anak. Bagi peneliti
penelitian yang dilakukan oleh Coyne (2006) selanjutnya yang ingin melanjutkan
dalam Anita (2011) yang berjudul Pengaruh penelitian lebih lanjut agar, maka hasil
bibloterapi terhadap tingkat kecemasan anak penelian ini dapat dijadikan sebagai data atau
usia sekolah yang menjalani hospitalisasi, informasi dasar untuk melaksanakan
menjelaskan bahwa anak yang dihospitalisasi penelitian lebih lanjut terkait stressor
mengalami kecemasan dan kegelisahan hospitalisasi dengan menggunakan teknik
karena perpisahan dengan orang tua dan pengumpulan data yang lebih baik dan
keluarga, prosedur pemeriksaan dan meneliti lebih dalam lagi tentang pengaruh
pengobatan dan akibat berada di lingkungan stressor hospitalisasi terhadap proses
asing. penyembuhan pasien. Bagi Institusi
Menurut asumsi peneliti, reaksi anak Pendidikan Keperawatan, hasi penelitian ini
terhadap cedera tubuh dan nyeri sangat dapat digunakan sebagai refensi untuk
mempengaruhi tingkat kecemasan. Hal ini meningkatkan pengetahuan mahasiswa
disebabkan karena anak mengalami tentang hubungan reaksi anak terhadap
kekhawatiran terhadap prosedur atapun stressor hospitalisasi dengan tingkat
tindakan medis yang diberikan dapat kecemasan pada anak usia sekolah.
berakibat buruk pada dirinya. Menurut
wawancara dengan beberapa responden, REFERENSI
mereka mengatakan bahwa anak juga merasa Anita, A. (2011). Pengaruh bibloterapi
takut dengan rasa sakit yang ditimbulkan terhadap tingkat kecemasan anak usia
karena tindakan tersebut, bahkan anak sekolah yang menjalani hospitalisasi
menangis ketika melihat tim medis mulai di rumah sakit Islam Jakarta. Fakultas
mendekati mereka untuk memberikan Ilmu Keperawatan Universitas
tindakan perawatan. Hal ini dapat Indonesia.
menyebabkan anak sulit untuk bekerjasama Elsa, N. (2011). Hubungan dukungan
terhadap tindakan perawatan yang akan perawat dengan tingkat kecemasan
diberikan. Jika dibiarkan secara orang tua di ruang rawat anak RSAB
berkelanjutan, hal ini dapat berpengaruh Harapan Kita Jakarta. Fakultas Ilmu
terhadap proses penyembuhan dan Keperawatan Universitas Indonesia.
memperberat kecemasan pada anak. Febriana, D. (2011). Kajian stres
hospitalisasi terhadap pemenuhan
KESIMPULAN pola tidur anak usia prasekolah di
Berdasarkan hasil penelitian dan Ruang RS BAPTIS KEDIRI.Jurnal
pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa STIKES RS.Baptis Kediri.
Ada hubungan reaksi anak terhadap stressor Lumiu, E.S., Tuda, J., & Ponidjan T (2013).
hospitalisasi dengan tingkat kecemasan pada Hubungan dukungan keluarga dengan
anak usia skolah di rumah sakit umu daerah tingkat kecemasan akibat hospitalisasi
dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Sehingga pada anak usia prasekolah di IRINA E
saran yang baik untuk penelitian tersebut BLU RSUP PROF DR.R.D KANDOU
adalah: Bagi pihak rumah sakit agar dapat Manado.ejournal.unsrat.ac.id.

7
Novizayuna. (2014). Hubungan peran orang
tua dengan tingkat kecemasan anak
usia prasekolah yang mengalami
hospitalisasi di ruang rawat Seurune I
Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun
2014. Skripsi Fakultas keperawatan
Unsyiah
. (2010). Metodologi
penelitian kesehatan. Jakarta: PT Asdi
Mahasatya.
Rudolph, A.M., Hoffman, J.I.E., & Rudolph,
C.D. (2006). Buku Ajar Pediatri
rudolph. Jakarta: EGC.
Sari, F.S., Sulisno, M. (2012). Hubungan
kecemasan ibu dengan kecemasan
anak saat hospitalisasi anak.
Semarang . Fakultas Kedokteran.
Universitas Diponegoro.
Stuart, G.W. (2006). Buku saku keperawatan
jiwa. Jakarta: EGC.
Supartini, Y. (2004). Buku ajar konsep dasar
keperawatan anak. Jakarta : EGC.
Videbeck, S.L. (2008). Buku ajar
keperawatan jiwa. Jakarta: EGC
Wong, D.L., Hockenberry. M., Wilson, D.,
Winkelstein, M,. & Schwartz, P.
(2009). Buku Ajar Keperawatan
Pediatrik Vol 1. Jakarta: EGC.
. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik
Vol 2. Jakarta: EGC.
. (2008). Pedoman klinis keperawatan
pediatric. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai