Peter Mahmud mengemukakan bahwa kontrak joint venture adalah “suatu kontrak antara dua perusahaan untuk membentuk suatu perusahaan joint venture.” (Peter Mahmud, 2000:10). Erman Rajagukguk dkk. Mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan joint venture agreement adalah “suatu kerja sama antara pemilik modal asing dengan pemilik modal nasional berdasarkan suatu perjanjian (kontraktual)” (Erman Rajagukuguk, dkk: 1995:200). Joint venture secara umum dapat diartikan sebagai suatu persetujuan antara dua pihak atau lebih, untuk melakukan kerjasama dalam suatu kegiatan. Persetujuan yang dimaksud adalah kesepakatan yang didasari atas suatu perjanjian yang harus tetap berpedoman kepada syarat sahnya suatu perjanjian yang diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Pada dasaranya joint venture tidak berbeda banyak dengan persekutuan, yaitu kerjasama beberapa pihak untuk menyelenggarakan usaha bersama dalam jangka waktu tertentu. Perbedaan pokok antara joint venture dengan persekutuan adalah umurnya, dalam arti join venture berumur lebih pendek dari jenis-jenis persekutuan lainnya. Misalnya A dan B bekerja sama menjual bolang-balling selam perayaan Sekaten di alun-alun Yogyakarta atau perusahaan A dan B bekerja sama selam pembangunan sungai Opak dan sebagainya.
Anggota Joint Venture
Para anggota joint venture sering disebut dengan istilah venture atau partner atau sekutu. Anggota joint venture dapat berupa perseorangan, persekutuan, perseorangan terbatas atau sebaginya. Pada umumnya semua partner ikut mengelola jalannya perusaahaan. Salah satu dari para sekutu tersebut bertindak sebagai manajernya, yang disebut managing partner.
Pembagian Laba Joint Venture
Seperti halnya persekutuan, maka laba joint venture juga hak para anggota. Oleh karena itu, laba joint venture akan dibagikan kepada para sekutu. Cara pembagian labanya juga akan diatur di dalam perjanjian. Metode pembagian laba yang dipakai juga sama dengan metode pembagian laba persekutuan, yaitu:
Nama : Kevin Putra Senawi Dosen Pengampu :
NIM : A031201108 Dr. Yohanis Rura, S.E., Ak., M.SA.CA. . RMK 3 JOINT VENTURE
a. Laba dibagi sama.
b. Laba di bagi dengan ratio tertentu. c. Laba dibagi dengan memerhitungkan bunga modal dan sisanya dibagi menurut cara a, b, atau c d. Laba dibagi dengan memerhitungkan bunga modal, gaji, serta bonus dan sisanya dibagi menurut cara a, b, atau c. e. Laba dibagi dengan memerhitungkan bunga modal, gaji serta bonus dan sisanya dibagi menurut cara a, b, atau c.
Akuntansi Joint Venture
Pada prinsipnya akuntansi joint venture dapat diselenggarakan dengan dua (2) metode, yaitu:
a. Metode akuntansi terpisah.
Apabila terhadap aktivitas joint venture diselenggarakan pembukuan secra terpisah dari pembukuan masing-masing anggota, maka joint venture dianggap sebagai suatu unit usaha yang terpisah dari pemiliknya. Oleh karena bentuk usaha dalam joint venture memunyai karakteristik yang sama dengan persekutuan, maka pembukuan yang diselenggarakan juga sama dengan pembukuan disalma persekutuan. Rekening-rekening dalam joint venture meliputi rekening-rekening Aktiva, Hutang, pendapatan, biaya-biaya dan modal yang diselenggarakan untuk tiap-tiap anggota. Rekening modal tia-tiap anggota diselenggarakan untuk mengikuti dan menampung perubahan-perubahan yang terjadi atas penyertaan modal anggota yang bersangkutan, baik yang berasal dari kegiatan normal joint venture maupun dari transaksi-transaksi modal. Secara periodik managing partner sebagai pihak yang bertanggung jawab atas penyelengaraan administrasinya membuat pembukuan dan pembagian laba serta melaporkan kepada anggota-anggota yang lain. Saldo kredit rekening modal anggota di dalam joint venture, pada prinsipnya harus sama engan saldo debit “Rekening Investasi” di dalam pembukuan yang diselenggarakan oelh anggota yang bersangkutan.
Nama : Kevin Putra Senawi Dosen Pengampu :
NIM : A031201108 Dr. Yohanis Rura, S.E., Ak., M.SA.CA. . RMK 3 JOINT VENTURE
b. Metode akuntansi tidak terpisah.
Dalam hal ini semua aktvitas joint venture akan diikhtisarkan dalam buku masing-masing anggota. Masing-masing anggota harus memunyai rekening joint venture pada buku-bukunya. Rekening Joint Venture didebit untuk semua biaya-biaya, dan dikredit untuk semua pendapatan-pendapatan dari joint venture tersebut. Setiap anggota juga menyelanggarakan rekening-rekening dengan setiap anggota lainnya yang menunjukkan hak penyertaannya didalam usaha bersama melalui joint venture tersebut. Selain saldo rekening joint venture dan rekening anggota-anggota lainnya pada buku masing-masing anggota akan menunjukkan saldo yang sama selam hubungan kerjasama masih ada. Akan tetapi, meskipun masing-masing partner mencatat tarnsaksitransaksi yang terjadi pada buku managing partner tetap harus dibentuk ekening-rekening aktiva dan hutang joint venture tersendiri. Seperti misalnya rekening-rekening: Kas, Piutang, dan Hutang. Melalui pembukuan yang diselenggarakan itu masing-masing anggota selain managing partner, hanya mencatat setoran modal dari para anggota dan terjadinya transaksi biaya dan pendapatan-pendapatan yang memengaruhi hak-hak penyertaan mereka. Sedangkan transaksi-transaksi yang sifatnya hanya merupakan perubahan bentuk dari aktiva yang satu ke aktiva yang lainnya atau dari hutang tertentu kepada hutang lainnya tidak dicatat didalam rekening-rekening pembukuannya. Berbeda dengan anggota-anggota lainnya, managing partner sebagai anggota yang bertanggung jawab terhadap semua aktivitas dengan segala akibatnya didalam joint venture, harus mencatat semua transaksi yang terjadi secara tertib dan teratur.
Nama : Kevin Putra Senawi Dosen Pengampu :
NIM : A031201108 Dr. Yohanis Rura, S.E., Ak., M.SA.CA. .