Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Dosen Pengampu:

Disusun Oleh :

Via Jayanti
40011420650284
APD2020

PRODI D4 AKUNTANSI PERPAJAKAN


SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam


perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional,
perekonomian akan saling terjalin dan tercipta suatu hubungan ekonomi yang
saling mempengaruhi suatu negara dengan negara lain serta lalu lintas barang dan
jasa akan membentuk perdagangan antar bangsa. Perdagangan internasional
merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat suatu negara. Terjadinya perekonomian dalam negeri dan luar negari
akan menciptakan suatu hubungan yang saling mempengaruhi antara satu negara
dengan negara lainnya, salah satunya adalah berupa pertukaran barang dan jasa
antarnegara.

Dalam transaksi perdagangan luar negeri yang lebih dikenal dengan istilah
ekspor-impor pada hakikatnya adalah suatu transaksi yang sederhana dan tidak
lebih dari membeli dan menjual baramg antara pengusaha-pengusaha yang
bertempat di negara-negara yang berbeda. Ekspor adalah penjualan barang dan
jasa yang dihasilkan suatu negara ke negara lainnya. Sementara impor adalah arus
kebalikan dari ekspor, yaitu barang dan jasa dari luar suatu negara yang mengalir
masuk ke negara tersebut.

Salah satu keuntungan perdagangan internasional adalah memungkinkan suatu


negara untuk berspesialisasi dalam menghasilkan barang dan jasa secara murah,
baik dari segi bahan maupun cara berproduksi. Akan tetapi manfaat nyata dari
perdagangan internasional dapat berupa kenaikan pendapatan, cadangan devisa,
transfer modal dan luasnya kesempatan kerja. Manfaat langsung dari perdagangan
internasional diantaranya adalah dengan adanya spesialisasi, suatu negara dapat
mengekspor produksi untuk dipertukarkan dengan apa yang dihasilkan negara lain
dengan biaya yang lebih rendah. Negara akan memperoleh keuntungan secara
langsung melalui kenaikan pendapatan nasional dan pada akhirnya akan
menaikkan laju produksi dan pertumbuhan ekonomi.
Hal ini sangat penting untuk mempertahankan rendahnya biaya dan harga produk
setengah jadi yang digunakan sebagai masukan produksi dalam negeri (Salvatore,
2007). Dalam sebuah negara, pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah capaian
yang menjadi prioritas utama. Negara akan melakukan berbagai cara dan strategi
ekonomi yang dapat menunjang tercapainya tingkat pertumbuhan ekonomi
tersebut akan menjadi gambaran akan tingkat kesejahteraan dan kemakmuran bagi
setiap warga negara yang mendiami negara tersebut. Perdagangan internasional
sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara, karena dalam
perdagangan internasional semua negara bersaing di pasar internasional.
Terjadinya perdagangan dapat memberi pengaruh positif dan pengaruh negatif,
menjunjung tinggi hak setiap anggota masyarakat dan menempatkan kewajiban
pabean sebagai kewajiban kewarganegaraan yang mencerminkan peran serta
anggota masyarakat dalam menghimpun dana, maka peraturan perundang-
undangan kepabeanan ini sebagai hukum fiskal yang harus dapat menjamin
perlindungan kepentingan masyarakat, kelancaran arus barang, orang dan
dokumen yang optimal, dan menciptakan iklim usaha yang dapat lebih
mendorong laju pembangunan nasional.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan perdagangan internasional?
2. Apa dampak perdagangan internasional?
3. Apa saja yang menyebabkan hambatan dagang perdagangan internasional?
4. Apa undang undang yang berkaitan dengan perdagangan internasional?
5. Apa yang mendasari terjadinya perdagangan internasional?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Agar dapat memahami perdagangan internasional.
2. Agar dapat memahami dampak perdagangan internasional.
3. Dapat mengerti apa saja yang menyebabkan perdagangan internasional
terhambat.

4. Undang-Undang yang berkaitan dengan perdagangan internasional.

5. Dasar terjadinya perdagangan internasional.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Perdagangan Internasional


2.1.1 Pengertian Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional merupakan hubungan kegiatan ekonomi antarnegara
yang diwujudkan dengan adanya proses pertukaran barang atau jasa atas dasar
suka rela dan saling menguntungkan. Perdagangan Internasional adalah
perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk
negara lain atas dasar kesepakatan bersama.

2.1.2 Teori Perdagangan Internasional


Menurut Amir M.S., bila dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan didalam
negeri, perdagangan internasional sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan
tersebut antara lain disebabkan karena adanya batas-batas politik dan kenegaraan
yang dapat menghambat perdagangan, misalnya dengan adanya bea, tarif, atau
quota barang impor. Selain itu kesullitan lainnya timbul karena adanya perbedaan
budaya, bahasa, mata uang, taksiran dan timbangan, dan hukum dalam
pedagangan.
Model Ricardian memfokuskan pada kelebihan komparatif dan mungkin
merupakan konsep paling penting dalam teori perdagangan internasional.

2.1.3 Manfaat atau keuntungan perdagangan internasional


Manfaat atau keuntungan perdagangan internasional dapat dijelaskan dengan dua
teori yaitu:
1. Teori keunggulan mutlak (absolut advantage theory) Teori ini dikemukakan
oleh Adam Smith dalam bukunya The Wealth of Nations (1776) yang
menyebutkan bahwa suatu negara dikatakan mempunyai keunggulan mutlak
atas barang tertentu apabila negara tersebut mampu memproduksinya dengan
biaya lebih rendah dibanding negara lain. Dalam rangka mencapai keunggulan
multak.
Adam Smith mengemukakan ide tentang pembagian kerja internasional
(spesialisasi). Dengan adanya spesialisasi internasional ini akan memiliki
keuntungan.
2. Teori keunggulan komparatif (comparative advantage theory) Teori
keunggulan komparatif pertama kali diperkenalkan pada tahun 1817 oleh
David Ricardo, karena itu biasa disebut juga sebagai prinsip keunggulan
komparatif Ricardian. Dalam teori ini Ricardo merasa kurang puas dengan
teori Adam Smith, kemudian diperbaiki dengan mengajukan dua perbedaan
dalam perdagangan: perdagangan dalam negeri dan perdagangan luar negeri.

Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah sebagai


berikut: Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri, banyak
faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara.
Faktor-faktor tersebut diantaranya: kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan
IPTEK dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap Negara
mampu memenuhi kebutuhan yang tidak mampu di produksi sendiri.

Manfaat perdagangan internasional lainnya adalah sebagai berikut:


1. Efisiensi
Melalui perdagangan internasional, setiap negara tidak perlu memproduksi
semua kebutuhannya, tetapi cukup hanya memproduksi apa yang bisa
diproduksinya dengan cara yang paling efisien dibandingkan dengan negara-
negara lain. Dengan demikian, akan tercipta efisiensi dalam pengalokasian
sumber daya.
2. Perluasan konsumsi dan produksi
Perdagangan internasional juga memungkinkan konsumsi yang lebih luas
bagi penduduk suatu negara.
3. Peningkatan produktifitas
Negara-negara yang berspesialisasi dalam memproduksi barang tertentu akan
berusaha meningkatkan produktivitasnya. Dengan demikian mereka akan
tetap unggul dari negara lain dalam memproduksi barang tersebut.
4. Sumber penerimaan negara
Dalam perdagangan internasional juga bisa menjadi sumber pemasukan kas
negara dari pajak-pajak ekspor dan impor.

2.2 Dampak dan Faktor yang Mempengaruhi Perdagangan Internasional


2.2.1 Yang Diuntungkan dan Dirugikan Oleh Perdagangan
Untuk menganalisis dampak – dampak perdagangan bebas terhadap kesejahteraan,
pertama – tama para ekonom Isoland mengasumsikan isoland sebagai sebuah
perekonomian yang kecil dibandingkan dengan perekonomian dunia, sehingga
tindakannya tidak akan dapat mempengaruhi kondisi – kondisi (misalnya harga)
di pasar dunia. Penggunaan asumsi sebagai perekonomian kecil ini mengandung
implikasi bahwa perubahan kebijakan Isoland tidak akan dapat mempengaruhi
harga dunia baja. Dalam kasus ini Isoland dikatakan sebagai penerima harga
(price taker) dalam perekonomian dunia. Artinya , mereka tidak bisa mengubah
harga dunia itu dan harus menerima sebagaimana adanya. Setiap kali Isoland
mengekspor atau mengimpor baja, harga dunia yang ada akan selalu menjadi
patokannya (Mankiw, 2003:224-225).
Asumsi perekonomian kecil ini tidak diperlukan untuk menganalisis berbagai
keuntungan dan kerugian yang ditimbulkan oleh perdagangan internasional.
Namun para ekonom Isoland berdasarkan pengalaman mengetahui bahwa
pemakaian asumsi itu dapat menyederhanakan persoalan sehingga memudahkan
analisis. Lagi pula mereka menyadari bahwa pelajaran – pelajaran pokok dari
kasus – kasus sederhana juga dapat diberlakukan dalam kasus yang lebih rumit ,
yang melibatkan perekonomian besar dan kompleks (Mankiw, 2003:225).
Perdagangan dapat menguntungkan semua pihak jika suatu negara membuka
pasarnya bagi perdagangan internasional, maka hal itu akan memunculkan pihak –
pihak yang diuntungkan dan pihak – pihak yang dirugikan, tidak peduli apakah
negara tersebut menjadi pengekspor atau pengimpor. Dalam semua kasus
keuntungannya akan melampaui kerugiannya sehingga kerugian itu akan
dikompensasikan oleh pihak yang diuntungkan untuk pihak yang dirugikan dan
akan masih tetap menyisakan keuntungan. Dalam kenyataannya kompensasi bagi
pihak yang dirugikan oleh perdagangan internasional itu jarangsekali terwujud.
Dengan kata lain perdagangan internasional memang memperbesar kue ekonomi
namun tetap akan ada pihak – pihak yang bagiannya tetap kecil seperti sebelum
perdagangan berlangsung (Mankiw, 2003:230).

2.2.2 Keuntangan dan Kerugian Bagi Negara Pengekspor


Ketika kondisi pasar beras isoland dalam kondisi ekuilibrium sebelum
berlangsungnya perdagangan. Saat itu harga domestik lebih murah daripada harga
dunia. Begitu hubungan dagang dibuka, harga beras domestik akan naik
menyesuaikan dengan harga dunia. Tidak ada lagi penjual beras di isoland yang
mau menerima harga yang lebih rendah daripada harga dunia dan dilain pihak
tidak ada pembeli yang mau membayar lebih tinggi daripada harga dunia
(Mankiw, 2003:225).
Pada saat harga domestik menyamai harga dunia, kuantitas penawaran domestik
tidak akan sama lagi dengan kuantitas permintaan domestik. Kurva penawaran
pada gambar tersebut menunjukkan kuantitas baja yang dipasok atau ditawarkan
oleh para penjual beras isoland. Sedangkan kurva permintaan menunjukkan
kuantitas permintaan pembeli beras isoland. Karena kuantitas penawaran domestik
melebihi kuantitas permintaan domestik, maka itu berarti ada sebagian beras
isoland yang dijual ke negara lain. Dengan kata lain isoland selanjutnya tampil
sebagai negara pengekspor beras (Mankiw, 2003:226).
Analisis terhadap kasus negara pengekspor menghasilkan dua kesimpulan pokok
sebagai berikut :
1. Jika suatu negara membuka hubungan dagang internasional dan menjadi
pengekspor atas suatu barang, maka produsen domestik barang itu akan
diuntungkan sedangkan konsumen domestik atas barang itu akan dirugikan
(Mankiw, 2003:227).
2. Pembukaan hubungan dagang tersebut akan menguntungkan negara yang
bersangkutan secara keseluruhan, karena keuntungan terjadi melebihi kerugiannya
(Mankiw, 2003:227).
2.2.3 Keuntungan dan Kerugian Bagi Negara Pengimpor
Andaikan harga domestik sebelum adanya perdagangan ternyata lebih tinggi
daripada harga yang berlaku di pasar dunia. Pada saat hubungan dibuka harga
domestik akan bergerak menyesuaikan diri dengan harga dunia. Dalam kasus ini
harga domestik akan turun. Kuantitas penawaran domestik menjadi lebih kecil
daripada kuantitas permintaan domestik. Kekurangan atau selisihnya akan diisi
oleh produsen luar negeri sehingga isoland pun menjadi negara pengimpor beras
(Mankiw, 2003:228).
Dalam kasus ini garis horisontal yang juga merupakan harga dunia dapat
ditafsirkan sebagai kurva penawaran negara – negara lain. Kurva penawaran ini
bersifat elastis sempurna karena isoland adalah perekonomian kecil sehingga
berapapun isoland membeli isoland harus tunduk pada harga dunia yang berlaku
(Mankiw, 2003:228).
Analisis terhadap kasus negara pengimpor menghasilkan dua kesimpulan pokok
sebagai berikut (Mankiw, 2003: 230) :
1) Jika suatu negara membuka hubungan dagang internasional dan menjadi
pengimpor atas suatu barang, maka produsen domestik barang itu akan dirugikan
sedangkan konsumen domestik atas barang itu akan diuntungkan.
2) Pembukaan hubungan dagang itu akan menguntungkan negara yang
bersangkutan secara keseluruhan, karena keuntungan yang terjadi melebihi
kerugiannya.

2.3 Hambatan Dagang Perdagangan Internasional


Hambatan dagang memiliki banyak bentuk, tiga diantaranya adalah:
1. Tarif
Tarif adalah pajak atas impor. Dalam hal ini barang yang diproteksi akan
memiliki tarif yang lebih tinggi. Proteksi adalah praktik yang membentengi
beberapa sektor perekonomian dari persaingan asing.
2. Subsidi Ekspor
Subsidi ekspor adalah pembayaran pemerintah yang dilakukan pada
perusahaan dalam negeri untuk mendorong ekspor. Subsidi ini sangat terkait
erat dengan istilah dumping. Dumping adalah penjualan produk perusahaan
atau industri di pasar dunia pada harga di bawah biaya produksinya. Dumping
terjadi ketika suatu perusahaan atau suatu industri menjual produk dipasar
dunia pada harga dibawah biaya produksi.
3. Kuota
Kuota adalah batasan kuantitas impor. Kuota bisa bersifat wajib dan sukarela,
dan mungkin diundangkan atau dinegoisasikan dengan pemerintah asing.
Kuota sukarela yang paling terkenal, atau kendala sukarela, dinegoisasikan
oleh pemerintah Amerika Serikat dan Jepang pada tahun 1981 saat jepang
sepakat mengurangi 7,7% ekspor mobil ke Amerika Serikat, dari tahun 1980
saat jepang mengimpor 1,82 juta menjadi 1,68 juta unit.

2.4 Undang Undang Kepabean Perdagangan Internasional


Bea Cukai memiliki kaitan erat dengan perdagangan internasional sebagai instansi
yang mengawasi lalu lintas dan pemungutan Bea Masuk dan Bea Keluar.
Salah satu aspek dasar pembentukan Undang-undang nomor 10 tahun 1995
tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 17
tahun 2006, adalah  pemberian insentif terhadap perdagangan dan sektor industri. 
Pemberian insentif tersebut diharapkan akan memberikan manfaat pertumbuhan
perekonomian nasional. Bentuk fasilitas kepabeanan  secara umum dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Fasilitas yang terkait dengan pelayanan, dalam rangka memberikan
pelayanan yang lebih cepat, lebih baik dan lebih murah. Fasilitas
pelayanan kepabeanan ditujukan untuk memperlancar arus barang, orang
maupun dokumen dalam sistem atau tata laksana kepabeanan di bidang
impor. Dalam skema fasilitas pelayanan, kewajiban pembayaran bea
masuk dan PDRI tetap wajib dilakukan. Umumnya bentuk-bentuk fasilitas
pelayanan telah diintegrasikan dalam sistem tata laksana kepabeanan.
Kewenangan pemberian fasilitas pelayanan biasanya dilaksanakan oleh
Kepala Kantor Pabean setempat. Hal ini merupakan kebijakan dan
terkadang juga merupakan suatu perlakuan diskresi (penyimpangan) dari
suatu sistem tatalaksana yang regular dengan tujuan semata-mata untuk
kepentingan kelancaran arus barang, orang maupun dokumen. Contohnya
yaitu: Pembongkaran atau Penimbunan di Luar Kawasan Pabean, Fasilitas
Vooruitslag, Pelayanan Segera (Rush Handling), Fasilitas Jalur Prioritas,
Fasilitas Pemberitahuan Pendahuluan (Prenotification).

- Fasilitas yang terkait dengan fiskal kepabeanan, berupa pembebasan bea


masuk, keringanan bea masuk, pengembalian bea masuk dan penangguhan
bea masuk. Fasilitas fiskal kepabeanan merupakan suatu bentuk pemberian
insentif yang berkaitan dengan pungutan bea masuk. Bentuk-bentuk
perlakuan yang diberikan dapat berupa tidak dipungut bea masuk,
pembebasan bea masuk, pembebasan atau keringanan bea masuk,
penangguhan bea masuk serta pengembalian bea masuk.  Fokus utama
pemberian insentif fiskal antara lain adalah untuk kepentingan sektor
industri dan perdangangan,  kepentingan publik, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan juga perlakuan yang lazim dalam tata
pergaulan internasional. Bentuk-bentuk perlakuan yang diberikan dapat
berupa: tidak dipungut bea masuk, pembebasan bea masuk, pembebasan
atau keringanan bea masuk, penangguhan bea masuk, pengembalian bea
masuk.

2.5 Dasar Terjadinya Perdagangan Internasional


Faktor-faktor yang mempengaruhi perdagangan internasional
Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan
internasional, di antaranya sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri.
2. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan Negara.
3. Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam mengolah sumber daya ekonomi.
4. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk
menjual produk tersebut.
5. Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja,
budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil
produksi dan adanya keterbatasan produksi.
6. Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
7. Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara
lain.
8. Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat
hidup sendiri.

Faktor-faktor yang mendorong terjadinya perdagangan antarnegara, diantaranya:


1. Keanekaragaman Kondisi Produksi
Keanekaragaman kondisi produksi merujuk kepada potensi faktor-faktor
produksi yang dimiliki suatu negara. Contohnya Indonesia, memiliki potensi
besar dalam memproduksi barang-barang hasil pertanian. Dengan kata lain,
melalui perdagangan, suatu negara dapat memperoleh barang yang tidak
dapat dihasilkannya di dalam negeri.
2. Perbedaan Selera Sekalipun kondisi produksi di semua negara adalah sama,
namun setiap negara mungkin akan melakukan perdagangan jika selera
mereka berbeda. Contohnya, Norwegia mengekspor daging dan Swedia
mengekspor ikan. Kedua negara akan memperoleh keunggulan dari
perdagangan ini dan jumlah orang yang berbahagia meningkat.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Perdagangan internasional adalah kegiatan jual beli barang atau jasa yang
dilakukan antara dua atau lebih negara untuk memenuhi kebutuhan bersama.
Keunggulan komparatif adalah suatu keunggulan yang dimiliki oleh suatu
organisasi untuk dapat membandingkannya dengan yang lainnya. Dengan
mengacu arti tersebut, kami berpendapat, bahwa keunggulan komparatif, adalah
keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh organisasi seperti SDM, fasilitas, dan
kekayaan lainnya, yang dimanfaatkan untuk mencapai tujuan organisasi atau
perpaduan keuanggulan beberapa organisasi untuk mencapai tujuan bersama.Teori
keunggulan mutlak (theory of absolute advantage) merupakan teori yang
dikemukakan oleh Adam Smith. Menurutnya, suatu negara dapat disebut memiliki
keunggulan mutlak dari negara lain jika negara tersebut memproduksi barang atau
jasa yang tidak dapat diproduksi oleh negara lain. Menurut Adam Smith bahwa
dengan melakukan spesialisasi internasional, maka masing-masing negara akan
berusaha untuk menekan produksinya pada barang-barang tertentu yang sesuai
dengan keuntungan yang dimiliki baik keuntungan alamiah maupun keuntungan
yang diperkembangkan.
DAFTAR PUSTAKA

Case, Ray C. dan Karl E. Case.2007. Prinsip-prinsip Ekonomi edisi ke-8 jilid 2,
terjemahan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
http://bcmeulaboh.beacukai.go.id

http://stikomksi2007azwar.wordpress.com/
Mankiw, N. Gregory. 2003. Teori Makroekonomi Edisi ke-5, Terjemahan.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Roselyne Hutabarat. 1997.Transaksi Ekspor-Impor.Jakarta:Penerbitb Erlangga.
Hal-1
Samuelson, Paul A. Dan William D. Nordhaus. 2004. Ilmu makro
ekonomi,terjemahan. Jakarta: P.T. Media Global Edukasi.
Sukirno, Sadono.2006. Makroekonomi : pengantar teori. Edisi3.Jakarta: Penerbit
Raja Grafindo Utama.

Anda mungkin juga menyukai