Indonesia
Disusun Oleh :
Nim : 160711614270
Dosen pembimbing :
Abstrak
Agama Islam mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-13 M. Agama dan
kebudayaan Islam masuk Indonesia melalui para pedagang yang berasal dari Arab,
Persia, dan Gujarat (India), dan Cina. Agama Islam berkembang dengan pesat di
tanah air karena islam masuk dengan ajaran yang damai . dan islam masuk tanpa
merusak budaya yang telah mengakar di masyarakat indonesia.Hal ini dapat dilihat
dengan berdirinya kerajaan-kerajaan islam , dan kebudayaan-kebudayan yang
bercorak islam
Bagian inti
Kemudian pada tahun 1297 Sultan Malik al Saleh wafat untuk melanjutkan
pemerintahan ia digantikan oleh putranya bernama Sultan Mahmud. Pada tahun
1326 Sultan Mahmud juga wafat. Selanjutnya pemerintahan kerajaan Islam Samudra
pasai dipimpin oleh Sultan Ahmad yang bergelar Sultan Malik Al Tahir. Pada masa
pemerintahan Sultan Ahmad, kerajaan Samudra Pasai mendapat kunjungan Ibnu
Batuta, utusan Sultan Delhi. Ibnu Batuta menceritakan bahwa Samudra Pasai
merupakan bandar utama pelabuhan yang sangat penting. Karena di pelabuhan ini
menjadi tempat bongkar muat barang-barang dagangan yang dibawa oleh para
pedagang dari dalam dan luar negeri (India dan Cina).
B. Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh berdiri pada tahun 1514. Sultan Ibrahim atau Ali Mugayat
Syah adalah raja pertama kerajaan ini. Kerajaan Samudra Pasai berlangsung
sampai tahun 1524 M. Pada tahun 1521 M kerajaan ini ditaklukkan oleh
Portugis yang mendudukinya selama tiga tahun, kemudian tahun 1524 M
dianekasi oleh raja Aceh, Ali Mughayatsyah. Selanjutnya kerajaan Samudera
Pasai di bawah pengaruh kesultanan Aceh yang berpusat di Bandar Aceh
Darussalam.
C .Kerajaan demak
Pada abad ke-13 di Maluku telah berdiri beberapa kerajaan seperti ternate, Tidore, Bacan, dan
Obi. Di antara kerajaan-kerajaan tersebut, ternyata kerajaan ternate dan Tidore yang
berkembang lebih maju. Hal ini disebabkan hasil buminya yang berupa rempah-rempah
terutama cengkeh. Banyak pedagang dari kepulauan Nusantara dan Timur tengah yang pergi
berlayar ke Ternate. Para saudagar membawa barang-barang dagangan berupa pakaian, beras
dan sebagainya untuk dipertukarkan dengan rampah-rempah.
Pada abad ke-14 agama Islam berkembang pesat di Ternate. Dalam perkembangannya
kemudian Ternate berubah menjadi kerajaan Islam. Kerajaan ini dipimpin oleh Sultan Harun.
Pada masa pemerintahannya orang-orang Portugis banyak yang datang berdagang di Maluku.
Tetapi mereka sering berbuat onar seperti melakukan monopoli dagang secara paksa, bertindak
sewenang-wenang, mencampuri urusan pemerintahan dalam negeri. Akibatnya sering terjadi
pertempuran antara penduduk Maluku dengan orang-orang Portugis. Akhornya pada tahun
1570 Portugis dengan Sultan Ternate sepakat untuk melakukan perjanjian damai melalui
perundingan. Tetapi Portugis menipu Sultan Harun sewaktu berada dalam perundingan, ia pun
dibunuh oleh orang Portugis atas suruhan gubernur mereka.
Setelah Sultan Harun wafat, ia digantikan oleh putranya bernama Sultan Baabullah. Peristiwa
pengkhiantan keji Portugis terhadap Sultan Harun menimbulkan kemarahan rakyat Maluku.
Terlebih lagi Sultan Baabullah sebagai putranya. Ia bersumpah akan membalas dendam
kematian ayahnya dengan mengenyahkan orang-orang Portugis dari bumi Maluku. Denan
semangat yang membara Baabullah memimpin pasukannya bertempur melawan terntara
Portugis. Perang berkobar selama 4 tahun lamanya (1570-1574. Akhirnya benteng Portugis di
Ternate berhasil dikuasai Baabullah dan pasukannya. Orang-orang Portugis yang masih hidup
menyerah. Kemudian mereka diperintahkan dengan segera angkat kaki dari Maluku khususnya
Ternate. Sehak itu daerah Maluku Utara bersih, tidak diganggu lagi oleh orang-orang Portugis.
Pada masa pemerintahannya kerajaan Islam Ternate mencapai zaman kejayaannya.
Sementara itu di kerajaan Tidore agama Islam pun bekembang pesat. Seperti halnya Ternate,
kerajaan Tidore berubah menjadi kerajaan Islam Tidore yang dipimpin oleh sultan Tidore.
Kedua kerajaan ini pada mulanya hidup berdampingan secara damai, saling menghormati
kedaulatan masing-masing. Tetapi oleh bangsa Portugis dan Spanyol kedua kerajaan ini diadu
domba. Sehingga nyaris terjadi petentangan yang menjurus perang. Untung saja kedua
pimpinan kerajaan menyadari hal ini. Mereka tidak mau diadu domba dengan bangsa sendiri.
Kemudian kerajaan ini bersatu, bahu-membahu dalam menghadapi Portugis.
Kerajaan yang terletak di Sulawesi Selatan sebenarnya terdiri atas dua kerajaan yakni Gowa
dan Tallo. Kedua kerajaan ini kemudian bersatu. Raja Gowa, Daeng Manrabia, menjadi raja
bergelar Sultan Alauddin dan Raja Tallo, Karaeng Mantoaya, menjadi perdana menteri bergelar
Sultan Abdullah. Karena pusat pemerintahannya terdapat di Makassar, Kerajaan Gowa dan
Tallo sering disebut sebagai Kerajaan Makassar. Karena posisinya yang strategis di antara
wilayah barat dan timur Nusantara, Kerajaan Gowa dan Tallo menjadi bandar utama untuk
memasuki Indonesia Timur yang kaya rempah-rempa
F. kerajaan Cirebon
Dari Cirebon Sunan Gunung Jati, mengembnagkan ajaran Islam kedaerah-daerah lain
seperti Majalengka, Kuningan, Galuh, Sunda Kelapa dan Banten. Pada tahun 1525 M,
ia kembali ke Cirebon dan menyerahkan Bnten kepada anaknya yang bernama Sultan
Hasanuddin. Sultan inilah yang meruntuhkan raja-raja Banten.
Setelah Sunan Gunung Jati wafat, ia digantikan oleh cicitnya yang bergelar Pangeran
Ratu atau Panembahan Ratu. Panembahan wafat pada tahun 1650 M dan digantikan
oleh putranya yang bernama Panembahan Girilaya. Sepeninggalannya, Kesultanan
Cirebon dipecah menjadi dua pada tahun 1697 dan dipentahkan oleh dua orang
putranya, yaitu Martawijaya atau Panembahan Sepuh dan Kartawijaya atau
Panembahan Anom. Penembahan Sepuh memimpin Kesultanan Kasepuhan yang
bergelar Syamsuddin, semeentara Panembahan Anom memimpin Kesultanan
Kanoman yang bergelar Badruddin.
G. Kerajaan mataram islam
1. Birokrasi keagamaan
Keberadaan ulama sebagai penasihat raja, terutama dalam bidang keagamaan juga terdapat di
kerajaan-kerajaan islam lainnya.
Pada umumnya, badan ini beranggotakan sekelompok ulama, yang selain menjadi penasihat
badan peradilan, juga memberi nasihat kepada raja apabila ia melanggar peraturan.
Disamping sebagai penasihat raja, para ulama juga duduk dalam jabatan-jabatan keagamaan
yang memiliki tingkat dan istilah berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah lainnya
Para tokoh-tokoh ulama pertama di Indonesia adalah Hamzah Fansuri, seorang tokoh sufi
terkemuka yang berasal dari Fansur (Pansur), Sumatera Utara. Karyanya yang terkenal
berjudul Asarul-Arifin fi Bayan ila Suluk wa At-Tauhid, suatu uraian singkat tentang sifat-sifat
dan inti ilmu kalam menurut teologi islam. Pemikiran tasawufnya dipengaruhi oleh
faham wahdat Al-Wujud Ibnu ‘Arabi dan juga pemikiran tasawuf Al-Hallaj. Paham yang
dikembangkan Hamzah Fansuri ini di Aceh dikenal dengan sebutan wujudiyah atau martabat
tujuh.
Ulama Aceh lainnya yang banyak menulis buku adalah Nurudin Ar-Raniri. Ia berasal dari India,
keturunan Arab Quraisy Hadramaut. Ar-Raniri dikenal sebagai orang yang sangat giat membela
ajaran ahlussunah waljamaah. Karyanya yang sudah diketahui dengan pasti berjumlah 29 buah,
yang meliputi berbagai cabang ilmu pengetahuan, seperti ilmu fiqh, hadis, akidah, sejarah,
tasawuf, dan sekte-sekte agama. Diantara karyanya adalah Ash-Shirath Al-Mustqim berisi
uraian tentang hukum, Bustan Ash-Salathin berisi sejarah dan tuntunan bagi para penguasa dan
raja
Penulis lainnya yang juga berasal dari kerajaan Aceh adalah Abdurrauf Singkel yang mendalami
ilmu pengetahuan islam di Mekah dan Madinah. Ia menghidupkan kembali ajaran tasawuf yang
sebelumnya dikembangkan oleh Hamzah Fansuri melalui tarekat Syattariah yang diajarkannya,
walaupun dengan ungkapan dan wujud yang berbeda.
Di Sulawesi, pemikiran tasawuf yang sama juga berkembang, terutama melalui Syaikh Yusuf Al-
Makassari (1626-1699M) yang lama belajar di Timur Tengah. Karya-karya Syaikh Yusuf Al-
Makassari yang sebagian dalam bidang tasawuf itu diperkirakan berjumlah 20 buah dan
sekarang masih dalam bentuk naskah yang belum diterbitkan.
Di Palembang terdapat ulama terkenal yaitu Syaikh Abdus Shamad Al-Falimbani berasal dari
keturunan Arab Yaman. Karya-karya Abdush Shamad cukup banyak khususnya dalam masalah
sufistik. Karya Abdush Shamad antara lain Zuhrah Al-Murid fi Bayan Kalimah At-Tauhid,
Nashihah Al-Muslimin wa Tadzkirah Al-Mu’minin fi Fadhail Al-Jihad fi Sabilillah, Tuhfah Ar-
Raghibin fi Bayan Haqiqah Iman Al-Mu’minina wa Ma Yufsiduh fi Riddah Al-Murtadin, Al-Urwah
Al-Wutsqa wa Silsilah uli Tuqa, Rtib Abdus Shamad
Di Semarang, terdapat ulama terkenal, Syaikh Shaleh Darat (1820-1903) yang menulis beberapa
karya dalam bahasa Arab dan Jawa. Karya-karya Shaleh Darat antara lain: kitab Tafsir Faidhur
Rahman, Kitab Majmu’at Asy-Syari’at Al-Kaifiyat lil-Awam, kitab Munjiyat, dan lain-lain.
Selain ulama yang telah disebutkan diatas masih banyak ulama lain yang sangat berjasa dalam
pengembangan agama islam di Indonesia melalui karya-karyanya antara lain KH. Ahmad Dahlan
tokoh dan pendiri Muhammadiyah, K.H. Hasyim Asy’ari yang dikenal sebagai seorang ulama
pendiri pesantren Tebuireng Jombang dan pendiri NU. K.H. Hasyim Asy’ari juga dikenal sebagai
seorang ulama penulis buku-buku berbahasa arab.
3. Arsitek bangunan
Perbedaan latar belakang budaya, arsitektur bangunan-bangunan islam di indonesia berbeda
dengan yang terdapat di dunia islam lainnya. Hasil-hasil seni bangunan pada zaman
pertumbuhan dan perkembangan islam di Indonesia antara lain masjid kuno Demak, masjid
agung ciptarasa kesepuhan di Cirebon, masjid agung Banten, Baiturrahaman di Aceh, masjid
ampel di Surabaya dan daerah-daerah lain. Masjid-masjid itu menunjukkan keistimewaan
dalam denahnya yang berbentuk persegi empat atau bujur sangkar dengan bagian kaki yang
tinggi serta pejal, atapnya bertumpang dua, tiga, lima atau lebih, dikelilingi parit atau kolam air
di bagian depan atau sampingnya yang serambi. Bagian-bagian lain seperti mihrab dengan
lengkung pola kalamakara, mimbar yang mengingatkan ukiran-ukiran pola teratai, mastaka atau
memolo, menunjukkan seni-seni bangunan yang tradisional yang telah dikenal di Indonesia
sebelum kedatangan islam.
Ukiran-ukiran pada mimbar, hiasan lengkung pola kalamakara, mihrab, bentuk beberapa
mastaka atau memolo menunjukkan hubungan yang erat perlambang meru, kekayon gunungan
atau gunung tempat dewa-dewa yang dikenal dalam cerita keagamaan hindu. Beberapa ukiran
pada masjid kuno di Mantingan, Sendang Duwur, menunjukan pola yang diambil dari dunia
tumbuh-tumbuhan dan hewan yang diberi corak tertentu dan mengingatkan pada pola-pola
ukiran yang sudah dikenal pada Candi Prambanan dan beberapa candi lainnya.
Beberapa bangunan arsitektur islam di Indonesia, memiliki ciri khas tersendiri dengan
mengadaptasi budaya sebelumnya. Arsitektur semacam ini secara jelas memperlihatkan
perpaduan antara budaya hindu dan budaya islam.
Penutup
Kesimpulan
1. Para pedagang islam yang berasal dari Gujarat, cina , Persia , arab sanagat berperan
penting dalam penyebaraan islam yang ada di Indonesia hal ini dapat dilihat dari
berdirinya kerajaan-kerajaan islam di Indonesia
2. Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT dengan perantara wahyu yang di
berikan kepada nabi Muhammad SAW untuk disebarkan untuk umat manusia dan
kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta dan masyarakat.
3. Agama merupakan sumber kebudayaan dengan kata lain kebudayaan bentuk nyata dari
agama islam itu sendiri.
Saran
Dengan pemahaman di atas, kita dapat memulai untuk meletakkan islam dalam kehidupan
keseharian kita.dan kita jangan sampai lupa dengan sejarah-sejarah masuknya islam dan Kita
pun dapat membangun kebudayaan islam dengan landasan konsep yang berasal dari islam
pula.
Daftar pustaka
1. https://visiuniversal.blogspot.co.id/2015/03/sejarah-kerajaan-kerajaan-islam-di.html
2. http://sitimukholifah52.blogspot.co.id/2014/02/peradaban-islam.html
3. https://grafickersindonesia.wordpress.com/2009/11/11/artikel-konseptual/
4. http://nurulhedayat.blogspot.co.id/2014/06/kerajaan-kerajaan-islam-di-indonesai.html
5. http://www.jatikom.com/2016/02/kerajaan-islam-di-indonesia.html