Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ILMU PENDIDIKAN

“TOKOH - TOKOH PENDIDIKAN DI INDONESIA DAN DUNIA”

Dosen Pengampu : Dr. Slamet Supriyadi, M.Pd.

Disusun Oleh:

Nama : Denta Septi Putri Wibisono

NIM : K3218014

Program Studi : Pendidikan Seni Rupa

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak,
sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh
manfaat.

Terima kasih sebelum dan sesudahnya saya ucapkan kepada dosen serta teman-teman
sekalian yang telah membantu, sehingga Makalah Remidiasi ini terselesaikan dalam waktu
yang telah ditentukan. saya menyadari sekali, didalam penyusunan Makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun
dalam hal pengkonsolidasian, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang
membangun untuk lebih menyempurnakan Makalah ini dilain waktu.

Harapan yang paling besar dari penyusunan Makalah ini ialah, mudah-mudahan apa
yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang
ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini sebagai
tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.

Karanganyar, 9 Oktober 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sejak dahulu hingga sekarang pendidikan adalah hal penting di dunia. Dari mulai
kecil, anak sudah mulai di didik oleh orang tuanya di lingkungan sekitar. Begitu pula dengan
sekolah, sekolah adalah suatu lembaga yang sangat berperan penting dalam pendidikan anak
dan kemampuan anak. Pendidikan tidak muncul begitu saja dalam hal ini banyak orang atau
ahli berperan penting dalam dunia pendidikan diseluruh dunia. Tokoh pendidikan inilah yang
membuat, mencetuskan,dan mencerdaskan anak-anak diseluruh dunia dengan karya-
karyanya. kita tidak boleh melupakan hasil jerih payah beliau, kita harus menerapkan
semuanya dimasyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Siapa saja tokoh-tokoh ilmu pendidikan yang ada di Indonesia?
2. Siapa saja tokoh-tokoh ilmu pendidikan yang ada di Dunia?

C. Tujuan

Tujuan dilakukan Penyusunan makalah ini untuk mengetahui seberapa luas pengetahuan
kita tentang tokoh-tokoh pendidikan di Indonesia dan Dunia. Serta untuk mengetahui
seberapa banyak tokoh-tokoh ilmu pendidikan yang tersebar diberbagai penjuru dunia
BAB II

PEMBAHASAN

A. TOKOH TOKOH PENDIDIKAN DI INDONESIA


1. Ki Hajar Dewantara

Berada di urutan pertama, sudah jelas bahwa pelopor pendidikan nasional di


Indonesia adalah Ki Hajar Dewantara. Terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi
Suryaningrat pada 2 Mei 1889 di Yogyakarta. Sedangkan Ki Hajar Dewantara adalah nama
yang resmi disandangnya ketika berumur 40 tahun untuk bisa lebih dekat dengan rakyat
pribumi. Ki Hajar Dewantara berasal dari keluarga ningrat. Ayahnya bernama GPH
Soerjaningrat yang merupakan cucu dari Raja Pakualam III.

Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional karena Beliaulah


yang membangun sekolah bernama Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa yang
kemudian dikenal dengan nama Taman Siswa pada 3 Juli 1922.Selain itu, berkat ijasah
pendidikan bergengsi dari Belanda dan pengalaman mengajarnya di sekolah milik
saudaranya, Beliau berhasil menemukan konsep baru tentang metode pengajaran di Taman
Siswa.

Tak hanya itu, pasca kemerdekaan Ki Hajar Dewantara pernah ditunjuk sebagai
Menteri Pengajaran Indonesia (sekarang Menteri Pendidikan). Tokoh bersahaja ini juga
dianugerahi gelar Doktor Kehormatan dari Universitas Gadjah Mada. Sepeninggal Ki Hajar
Dewantara pada 26 April 1959, Ia diberikan gelar Pahlawan Nasional oleh Pemerintahan
waktu itu. Ki Hajar Dewantara juga dikenal dengan tiga semboyannya, yaitu: Ing Ngarsa
sung Tuladha (Di depan memberi contoh), Ing Madya Mangunkarsa (Di Tengah memberi
semangat), Tut Wuri Handayani (Di belakang memberi dorongan)
2. R.A Kartini

Pahlawan nasional pendidikan di Indonesia berikutnya adalah Raden Ajeng yang


kemudian berubah menjadi Raden Ayu Kartini (setelah menikah) adalah salah satu puteri
Bupati Jepara, R.M. Sosroningrat yang masih merupakan putra Pangeran Ario Tjondronegoro
IV. Ibunya bernama M.A Ngasirah yang masih garis keturunan seorang Kyai. Kartini juga
punya ibu tiri bernama R.A Woerian. Kartini terlahir sebagai anak kelima dari sebelas
bersaudara dan anak tertua dari Ibu M.A Ngasiran. Kartini lahir pada 21 April 1879.

R.A Kartini dipilih sebagai pahlawan nasional pendidikan, karena dari


pemikirannyalah kaum wanita Jawa dapat mengenyam pendidikan dan mendapatkan derajat
yang sama dengan laki-laki. Hampir sama dengan Ki Hajar Dewantara, Kartini juga
mendirikan sebuah sekolah. Hanya saja, sekolah Kartini ditujukan untuk kaum perempuan
saja.

Pemikiran dan cita-cita Kartini disampaikannya lewat surat-surat yang ditulisnya


selama menjalani masa pingitan. Setelah menikah dengan K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo
Adhiningrat pun Kartini masih terus berkorespondensi dengan sahabat pena-nya yang
kebanyakan adalah orang Belanda. Sahabat-sahabatnya ini dikenalnya dari surat kabar, buku,
dan ada juga karena kunjungan mereka ke Kadipaten Jepara.Sebagian besar surat Kartini
berisi keluhan tentang nasib wanita dan tradisi Jawa yang menurutnya menghambat kemajuan
wanita.

Kartini wafat pada 17 September 1904 setelah empat hari sebelumnya melahirkan
anak pertamanya, R.M Soesalit Djojoadhiningrat. Selain meninggalkan sekolah wanita,
Kartini juga meninggalkan jejak pemikirannya dalam surat-suratnya yang kemudian
dibukukan oleh J.H Abendanon, salah satu sahabat pena Kartini
3. Maria Walanda Maramis

Jika di Jawa kita mengenal R.A Kartini sebagai pelopor emansipasi wanita, maka di
Sulawesi Utara ada Maria Walanda Maramis. Seorang wanita Minahasa yang lahir pada 1
Desember 1872 di Kema, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara dan meninggal pada 22
April 1924 di Maumbi, Sulawesi Utara. Ayahnya bernama Maramis dan ibunya bernama
Sarah Rotinsulu. Maria merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara.

Maria adalah pahlawan nasional pendidikan karena berkat dirinya, para wanita
Minahasa mendapatkan keterampilan dan posisi yang sama dalam pemilihan Kepala Daerah
yang pernah diadakan di Minahasa. Pada 8 Juli 1917 Maria mendirikan PIKAT, singkatan
dari Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunannya. Organisasi ini didirikannya, karena Maria
melihat pentingnya peranan Ibu dalam keluarga. Di mana Ibu harus mengasuh, menjaga, dan
mendidik seluruh anggota keluarganya. Maria juga pernah berjuang agar wanita dapat ikut
duduk dalam pemilihan wakil rakyat yang diadakan di Minahasa pada tahun 1919.

4. Dewi Sartika

Dewi Sartika adalah pahlawan pendidikan nasional yang lahir di Tasikmalaya,4


Desember 1884. Ia merupakan puteri dari seorang pejuang kemerdekaan bernama Raden
Somanagara dan ibunya bernama Nyi Raden Rajapermas. Setelah ayahnya meninggal, Dewi
diasuh oleh pamannya yang masih kakak dari ibunya dan merupakan seorang patih di
Cicalengka. Di sinilah Dewi Sartika mendapatkan pendidikan tentang kesundaan. Dewi
Sartika juga memiliki wawasan tentang dunia Barat yang diperolehnya dari seorang Nyonya
Asisten Residen Belanda.
Bakat pendidik ternyata telah nampak pada diri Dewi Sartika sejak masih kecil. Ia
sering berperan sebagai guru ketika bermain sekolah-sekolahan. Papan bilik kereta, pecahan
genting, dan arang adalah alat bantu yang sering digunakannya dalam mengajari anak-anak
pribumi.

Hampir sama dengan pahlawan pendidikan pada daftar sebelumnya. Dewi Sartika
juga mendirikan sebuah sekolah di Bandung yang diberi nama Sakola Isteri (Sekolah
Perempuan) pada tahun 1904. Memang ketika itu, Dewi sudah tinggal di Bandung.
Mendirikan sebuah sekolah adalah cita-cia Dewi Sartika ketika melihat para perempuan di
lingkungannya tidak memperoleh kesempatan untuk menuntut ilmu. Dengan adanya sekolah
ini, Dewi berharap agar anak-anak perempuan di lingkungannya dapat bersekolah dan
berpikiran maju.

Pada awalnya sekolah ini hanya terdiri dari 20 murid dan 2 kelas kemudian
berkembang pesat. Hingga pada 1912 di Pasundan sudah berdiri sembilan Sakola Isteri yang
waktu itu telah berubah nama menjadi Sakola Kautamaan Istri (Sekolah Keutamaan
Perempuan). Di sekolah ini para murid yang semuanya adalah perempuan ini diajar
membaca, menulis, menjahit, merenda, menyulam, dan pendidikan agama yang kemudian
bertamabah seiring berkembangnya sekolah ini.

Dewi Sartika menikah dengan seorang guru bernama Raden Kanduruan Agah
Suriawinata pada tahun 1906. Suaminyalah yang selalu mendukung dan membantu Dewi
untuk tetap bersemangat mengelola Sakola Kautamaan Isteri. Dia jugalah yang membantu
Dewi Sartika untuk mendapatkan dana untuk Sakola Kautamaan Isteri. Dewi Sartika wafat
pada 11 September 1947 di usia 62 tahun di Tasikmalaya. Dewi Sartika kemudian
dikemubumikan di pemakaman Cigagadon, Kecamatan Cineam. Tiga tahun kemudian,
makamnya dipindahkan di kompleks Pemakaman Bupati Bandung.

5. KH. Hasyim Asy'ari


Kyai Hasyim Asy'ari atau disebut juga Kyai Hasyim Ashari. Beliau lahir pada 10
April 1875 di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Beliau merupakan pendiri salah satu
organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama. Kyai Hasyim lahir dari pasangan
KH Asyari dan Halimah. Kyai Hasyim adalah pahlawan pendidikan yang berhasil mendirikan
Pondok Pesantren Tebu Ireng di Jombang.

Kyai Hasyim sangat senang menuntut ilmu dengan berpindah-pindah tempat. Sejak
umur 15 tahun, Kyai Hasyim sudah meninggalkan rumah demi mondok dan berguru
memperdalam ilmu agama. Beliau juga pernah menimba ilmu di tanah suci dan pernah pula
mempunyai guru yang sama dengan pendiri organisasi Muhammadiyah, Kyai Haji Ahmad
Dahlan.

Kyai Hasyim juga pernah ikut andil dalam pertempuran 10 November 1945 di
Surabaya. Kyai Hasyim menyerukan Resolusi Jihad pada seluruh santri dan umat Islam di
Jawa Timur. Dengan adanya resolusi ini, hampir semua umat Islam di kampung-kampung
bergerak gagah berani melawan Belanda. Bahkan para tokoh pejuang seperti Bung Tomo dan
Jenderal Sudirman meminta pendapat dan nasihat serta petunjuk kepada Kyai Hasyim.

Pondok Pesantren Tebu Ireng yang dibangunnya di Jombang, bukanlah tanpa


perjuangan. Pondok ini berdiri hanya dengan sebuah bangunan dari bambu atau yang sering
disebut dengan tratak. Tratak ini difungsikan menjadi dua tempat. Bagian depan digunakan
untuk beribadah, sedangkan bagian belakangnya digunakan sebagai tempat tinggal Beliau.
Ketika itu, santri yang mondok hanya 8 orang, tiga bulan kemudian menjadi 28 orang, dan
terus bertambah seiring berkembangnya pula pondok pesantren ini.

6. KH. Ahmad Dahlan

Teman dari Kyai Hasyim Asy'ari adalah Kyai Haji Ahmad Dahlan atau akrab
dipanggil Kyai Dahlan adalah pendiri organisasi besar Islam di Indonesia, Muhammadiyah.
Beliau lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1868 dengan nama Muhammad Darwis. Nama Ahmad
Dahlan diperolehnya setelah berhaji dan berguru di Mekkah. Dilihat dari silsilahnya, Kyai
Dahlan masih keturunan Maulana Malik Ibrahim, salah seorang pemuka Walisongo.

Kyai Dahlan sudah menunaikan ibadah haji sejak Ia berumur 15 tahun. Kemudian
Beliau sempat menetap di sana selama 5 tahun sambil memperdalam ilmu agama pada
beberapa orang guru di Mekkah. Salah satunya adalah kepada Muhammad Abduh. Salah
seorang muslim yang mempunyai ide untuk mereformasi ajaran Islam agar dapat memainkan
kembali tanggung jawab yang lebih besar di dalam kehidupan yang modern.

Sepulang dari berhaji yang pertama, Kyai Dahlan kemudian menikah dengan Siti
Walidah yang dikemudian hari dikenal dengan nama Nyai Ahmad Dahlan. Dan setelah
keberangkatan haji yang kedua, Ahmad Dahlan mulai membuka sekolah yang diberi nama
Muhammadiyah. Sekolah ini diprakarsai oleh ide dari para anggota Budi Utomo, tempat Kyai
Dahlan sebelumnya mengajar dan berorganisasi. Kyai Dahlan sendiri juga telah memiliki
organisasi yang juga diberi nama organisasi Muhammadiyah.

Kyai Dahlan adalah salah seorang pembesar Islam yang mempunyai pemikiran
modern. Beliau menerapkan metode mengajar yang dibaur dengan ilmu pengetahuan modern.
Selama hidupnya, Kyai Dahlan sudah banyak membangun sekolah, rumah sakit, panti
asuhan, dan beberapa fasilitas umum lainnya. Meski demikian, Kyai Dahlan tidak pernah
mendirikan sebuah pondok pesantren seperti yang dilakukan ulama lainnya. Kyai Dahlan
memang melakukan dakwah yang mendusung pembaharuan Islam melalui organisasi dan
sekolah.

Kyai Dahlan wafat pada 23 Februari 1923 di usianya yang ke 54 tahun. Beliau
dikebumikan di Kampung Karangkajen, Brontokusuman, Yogyakarta. Kisah perjuangan Kyai
Dahlan dalam berdakwah, mendirikan Muhammadiyah, dan menyebarkan pembaharuan
Islam pernah dijadikan sebuah film bertajuk "Sang Pencerah" pada tahun.

7. KH. Wahid Hasyim


Pahlawan pendidikan Indonesia yang terakhir adalah Kyai Haji Wahid Hasyim.
Beliau adalah putra dari Kyai Haji Hasyim Asy'ari dan ayah dari Kyai Haji Abdurrahman
Wahid. Kyai Haji Wahid Hasyim lahir di Jombang, 1 Juni 1914 dan meninggal dalam
kecelakaan mobil di Kota Cimahi pada 19 April 1953.

Kyai Wahid Hasyim terkenal akan pemikirannya terhadap Islam yang lebih modern.
Ketika masih berumur 21 tahun, Beliau membuat gebrakan dengan menerapkan Madrasah
Nidzamiyah pada pola pendidikan yang umum digunakan di pesantren. Beliau tidak hanya
menitikberatkan pendidikan agama untuk pesantren, tapi juga ilmu pengetahuan lainnya.
Beliau juga memasukkan pendidikan bahasa Inggris dan Belanda di pesantren yang
umumnya hanya pendidikan berbahasa Arab. Sistem pendidikan klasikan yang selama ini
digunakan, diubahnya menjadi sistem tutorial. Kyai Wahid Hasyim juga mendirikan sebuah
Sekolah Tinggi Islam di Jakarta pada tahun 1944 yang kemudian diasuh dan dikelola oleh
KH.A.Kahar Muzakkir.

Di bidang organisasi dan kenegaraan, Kyai Wahid Hasyim pernah menjadi anggota
dari BPUPKI dan PPKI. Di zaman pendudukan Jepang, Beliau juga pernah menjadi anggota
ketua Masyumi menggantikan organisasi MIAI yang pernah berdiri di zaman pendudukan
Belanda. Semasa pendudukan Belanda, Beliau juga menjabat sebagai Ketua MIAI. Beliau
pulalah yang merintis Barisan Hizbullah dengan tujuan untuk membantu perjuangan umat
Islam merebut kemerdekaan. Setelah Indonesia merdeka, Kyai Wahid Hasyim didapuk
menjadi Menteri Kenegaraan pada Kabinet Pertama Indonesia.

8.  Abdul kahar muzakir

Rektor Magnificus yang dipilih Universitas Islam Indonesia untuk pertama kali


dengan nama STI selama 2 periode 1945 - 1948 dan 1948 - 1960. Ia adalah
anggota BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).Tokoh
Islam yang pernah menjadi anggota Dokuritsu Zunby Tjoosakai (Badan Penyelidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) ini pula yang tetap dipertahankan ketika UII
dihadirkan sebagai pengganti STI pada 4 Juni 1948. Ia menduduki jabatan sebagai Rektor UII
sampai tahun 1960.Pada masa sejarang beliau diusulkan untuk dianugerahi gelar pahlawan
nasional.

9.  Abdul karim amrullah


lahir dengan nama Muhammad Rasul di Nagari Sungai
Batang, Maninjau, Agam, Sumatera Barat, 10 Februari 1879 – meninggal di Jakarta, 2
Juni 1945 pada umur 66 tahun), dijuluki sebagai Haji Rasul, adalah ulama terkemuka
sekaligus reformis Islam di Indonesia. Ia juga merupakan pendiri Sumatera Thawalib,
sekolah Islam modern pertama di Indonesia. Ia bersama Abdullah Ahmad menjadi orang
Indonesia terawal yang memperoleh gelar doktor kehormatan dari Universitas Al-Azhar,
di Kairo, Mesir.

10.  Ahmad dahlan

lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1868 – meninggal di Yogyakarta, 23


Februari1923 pada umur 54 tahun adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Ia adalah
putera keempat dari tujuh bersaudara dari keluarga K.H. Abu Bakar. KH Abu Bakar adalah
seorang ulama dan khatib terkemuka di Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta pada masa itu,
dan ibu dari K.H. Ahmad Dahlan adalah puteri dari H. Ibrahim yang juga menjabat
penghulu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada masa itu.

11.  Ahmad Syafii Maarif

  lahir di Sumpurkudus, Sijunjung, Sumatera Barat, 31 Mei 1935; umur 78 tahun adalah


seorang ulama, ilmuwan dan pendidik Indonesia. Ia pernah menjabat Ketua Umum Pengurus
Pusat Muhammadiyah, Presiden World Conference on Religion for Peace (WCRP) dan
pendiri Maarif Institute, dan juga dikenal sebagai seorang tokoh yang mempunyai komitmen
kebangsaan yang tinggi.[1] Sikapnya yang plural, kritis, dan bersahaja telah
memposisikannya sebagai "Bapak Bangsa". Ia tidak segan-segan mengkritik sebuah
kekeliruan, meskipun yang dikritik itu adalah temannya sendiri.

12.  Revrisond Baswir

 Lahir di Pekanbaru, Riau, 28 Februari 1958; umur 55 tahun adalah seorang ekonom


dan pendidik asal Indonesia. Ia merupakan salah satu ekonom yang giat memperjuangkan
ekonomi kerakyatan dan mengkritik berbagai kebijakan ekonomi yang merugikan rakyat
banyak. Tulisannya di berbagai media, jurnal, dan buku, banyak mengkritik kapitalisme dan
neoliberalisme. Pada 2010 ia mendeklarasikan Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI)
sebuah asosiasi yang bertujuan untuk memperjuangkan pelaksanaan Pasal 33 Undang
Undang Dasar (UUD) 1945. Revrisond adalah putra Minangkabau yang berasal
dari Payakumbuh, Sumatera Barat.
13.  Saldi Isra

Lahir di Paninggahan, Solok, Sumatera Barat, 20 Agustus 1968; umur 45 tahun


adalah seorang ahli hukum tata negara Indonesia, aktivis anti-korupsi, penulis serta guru
besar Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat. Saldi lahir dari pasangan Ismail dan
Ratina. Sekolah dasar hingga menengah ditempuh di kampung halamannya. Selanjutnya ia
menyelesaikan gelar sarjana di Fakultas Hukum Universitas Andalas, Padang dengan
predikat Summa Cum Laude.Kemudian ia mengambil gelar Master di Universitas
Malaya, Malaysia(2001) dan meraih gelar Doktor di Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta (S3-2009). Pada tahun 2010, ia dikukuhkan sebagai guru besar hukum tata
negara Universitas Andalas.

14.  Sam Ratulangi

Dr. Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi atau lebih dikenal dengan nama Sam
Ratulangi (lahir di Tondano, Sulawesi Utara, 5 November 1890 – meninggal di Jakarta, 30
Juni 1949 pada umur 58 tahun) adalah seorangpolitikus Minahasa dari Sulawesi
Utara, Indonesia. Ia adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Sam Ratulangi juga sering
disebut-sebut sebagai tokoh multidimensional. Ia dikenal dengan filsafatnya: "Si tou timou
tumou tou" yang artinya: manusia baru dapat disebut sebagai manusia, jika sudah dapat
memanusiakan manusia.

15.  Sandiah

Atau lebih dikenal dengan nama Ibu Kasur (lahir di Batavia, Hindia Belanda, 16


Januari 1926 – meninggal di Jakarta, Indonesia, 22 Oktober 2002pada umur 76 tahun) adalah
pembawa acara Taman Indria di TVRI dan juga pendiri TK Mini di Jakarta. Ia mendapat
julukan Ibu Kasur karena suaminya (Soerjono) dipanggil Pak Kasur. Bu Kasur adalah
tamatan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO). Ia dan suaminya bertemu karena sama-
sama anggotaKepanduan Indonesia. Mereka menikah di Yogyakarta pada tanggal 29
Juli1946 dan dikaruniai lima anak: Sursantio, Suryaningdiah, Suryo Prabowo, Suryo Prasojo,
dan Suryo Pranoto Beberapa lulusan TK Mini yang terkenal adalah mantan
presiden Megawati Soekarnoputri, Guruh Soekarnoputra, Hayono Ismandan Ateng. TK ini
didirikan pada tahun 1965

16.  Sardjito
Prof. Dr. M. Sardjito (lahir di Magetan, Jawa Timur, 13 Agustus 1889 – meninggal 5
Mei 1970 pada umur 80 tahun) adalah dokter yang menjadi Guru Besar Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Ia lulus Sekolah Dasar Purwodadi di Desa
Purwodadi, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan pada tahun 1922. Pada masa perang
kemerdekaan, beliau ikut serta dalam proses pemindahan Institut Pasteur di Bandung ke
Klaten. Selanjutnya beliau menjadi Presiden Universiteit (sekarang disebut
Rektor) Universitas Gadjah Mada yang pertama dari awal berdirinya UGM tahun 1949
sampai 1961.Nama beliau diabadikan sebagai nama rumah sakit daerah di Yogjakarta
yaitu Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito.

B. TOKOH TOKOH PENDIDIKAN DI DUNIA

1. Al Ghazali

Sejak kecil Al Ghazali terkenal akan kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan dan
kegigihannya dalam mencari ilmu. Maka tidak mengherankan jika dalam masa usia yang
masih kanak-kanak ia telah belajar dengan sejumlah guru di tanah kelahirannya. Al Ghazali
menjelaskan bahwa konsep pendidikan yang benar itu mengajarkan secara menyeluruh yang
meliputi tujuan pendidikan, metode, etika guru, kurikulum dan murid.

2. John Locke
Dia memperoleh pendidikan di Universitas Oxford, peroleh gelar sarjana muda tahun
1656 dan gelar sarjana penuh tahun 1658. Selaku remaja dia tertarik sangat pada ilmu
pengetahuan dan di umur tiga puluh enam tahun dia terpilih jadi anggota “Royal Society.”
John Locke menegaskan kurikulum harus diarahkan demi kecerdasan individual, kemampuan
dan keistimewaan anak-anak dalam menguasai pengetahuan dan bukan pada pengetahuan
yang biasa diajarkan dengan hukuman yang sewenang-wenang.
3. John Dewey

Dewey mengadakan penelitian mengenai pendidikan di sekolah-sekolah dan mencoba


menerapkan teori pendidikannya dalam praktek di sekolah-sekolah. Hasilnya, ia
meninggalkan pola dan proses pendidikan tradisional yang mengandalkan kemampuan
mendengar dan menghafal. Sebagai gantinya, ia menekankan pentingnya kreativitas dan
keterlibatan siswa dalam diskusi dan pemecahan masalah

4. Ibnu Sina

Ibnu Sina terkenal dengan pemikirannya sebagai intelektual muslim yang mendapat
banyak gelar. Menurutnya, tujuan pendidikan harus diarahkan pada pengembangan seluruh
potensi yang dimiliki oleh seseorang. Potensi itu tidak hanya menuju pada perkembangan
fisik, tapi juga intelektual dan budi pekerti. Selain itu, pendidikan juga harus mampu
mempersiapkan seseorang agar dapat hidup bermasyarakat.
5. Alvin Toffler

Alvin Toffler (kelahiran 4 Oktober 1928) adalah seorang penulis Amerika dan futuris,
dikenal karena karya-karyanya membahas revolusi digital, komunikasi revolusi, revolusi
perusahaan dan singularitasteknologi.Seorang associate editor mantan majalah Fortune, karya
awalnya berfokus pada teknologi dan dampaknya (melalui efek seperti informasi yang
berlebihan). Kemudian ia pindah ke memeriksa. reaksi dan perubahan dalam
masyarakat.      Ia mendirikan Toffler Associates, sebuah perusahaan konsultan manajemen,
dan menjadi sarjana tamu di Russell Sage Foundation, profesor tamu di Cornell University,
dosen dari Sekolah Baru untuk Penelitian Sosial, koresponden Gedung Putih, editor dari
majalah Fortune, dan bisnis konsultan.

6. George Kersheneiner

George Michael pada 29 Kerschensteiner Lahir di Juli 1854 sebesar 4,00 jam di pagi
hari, putra Anton dan Katharina Kerschensteiner di Munich. Akhir 1872 ia dipindahkan ke
Lechhausen di Augsburg, karena ia telah meminta Royal Ebersberg kantor distrik untuk
dukungan finansial untuk membeli buku.

Pada 1 September 1890 Georg Kerschensteiner adalah seorang guru sekolah


menengah matematika dan fisika di Gustav Adolf Gymnasium dimasukkan ke dalam
Schweinfurt, di mana ia selanjutnya akan mengambil mata pelajaran dalam pendidikan ilmu
pengetahuan alam di kelas-kelas yang lebih rendah. Berbeda dengan kurikulum yang
ditentukan oleh pengobatan secara tuntas ensiklopedis materi pelajaran, dia berlatih ajarannya
jelas dan sering pada mata pelajaran hidup dialam liar.

Pada 1 Oktober 1893 Georg Kerschensteiner harus mengubah posisinya lagi dan
kemudian diajarkan matematika, fisika dan sejarah alam di Ludwig-Gymnasium di Munich.
Dalam matematika, ia menemukan kebahagiaan profesinya, sehingga ia bisa mengambil
pelajaran ensiklopedis Sejarah Alam Lehrfreudigkeit tidak, bahkan jika ia harus mengabaikan
beberapa wawasan sekarang diperoleh nya pedagogis.

7. Jean-Ovide Decroly

Jean-Ovide Decroly(Ronse, 23 Juli 1871 -Ukkel, 1932) adalah seorang guru bulgaria dan
psikologi.Ia belajarkedokteran di UniversityofGhent, dengansetengah tahundi
UniversitasBerlin di manaia mempelajari aksiracun danantitoxins tentang gizi umum pada
tahun 1898. Dia kemudianbekerja dengan(mental) anak-anak cacatdi klinik sarafdi Brussels.
Saat ini"Ecole Decroly" (berbasis di Uccle, Brussel, sekolah dari TK sampai mencapai
sarjanamuda) mengikuti pendekatan pedagogisnya.

8. Philip H. Coombs

Philip H. Coombs lahir pada tahun 1915 di Holyoke, MA, ia meninggal pada 15 Peb
2006 di Chester, CT. Studi sarjana berada di Amherst College dan lulusan pasca kerja adalah
di University of Chicago. Dia mengajar ekonomi di Williams College dan merupakan
direktur program untuk pendidikan di Yayasan Ford. Dia yang ditunjuk oleh Presiden John F.
Kennedy menjadi Asisten Menteri pertama Negara untuk Pendidikan dan Kebudayaan pada
bulan Februari, 1961.

9.    William Stern

William Stern (29 April 1871 - 27 Maret 1938), lahir Louis William Stern, adalah
seorang psikolog dan filsuf Jerman tercatat sebagai pelopor dalam bidang psikologi
kepribadian dan kecerdasan. Dia adalah penemu konsep intelligence quotient, atau IQ,
kemudian digunakan oleh Lewis Terman dan peneliti lain dalam pengembangan tes IQ
pertama, didasarkan pada karya Alfred Binet. Dia adalah ayah dari penulis dan filsuf Jerman
Günther Anders. Pada tahun 1897, Stern menemukan variator nada, memungkinkan dia untuk
penelitian persepsi manusia suara dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.

10.    William Heard Kilpatrick

William Heard Kilpatrick (20 Nopember 1871 - 13 Februari 1965) adalah seorang
pendidik Amerika dan murid, kolega dan pengganti dari John Dewey. Dia adalah pahlawan
pada abad 20. Kilpatrick lahir di White Plains, Georgia. Dia memiliki pendidikan ortodoks
dan pendidikan di Mercer University. Kilpatrick mengembangkan Metode Project untuk
pendidikan anak usia dini, yang merupakan bentuk Pendidikan Progresif kurikulum
terorganisir dan kegiatan kelas sekitar tema sentral subjek.

11.  Kenneth R. Howey

Kenneth R. Howey, seorang rekan senior di Institute, telah memiliki karir dibedakan
sebagai seorang sarjana dan pemimpin dalam bidang pendidikan, khususnya dalam upaya
yang dirancang untuk meningkatkan persiapan guru. Ia telah menulis beberapa buku dan
diedit dalam menangani isu-isu guru dan pembaharuan sekolah. Sebelum bergabung dengan
Institute, Howey adalah seorang profesor riset di University College Cincinnati Pendidikan.
Selama 10 tahun, Profesor Howey mengarahkan Jaringan Perkotaan untuk Meningkatkan
Pendidikan Guru (UNITE), sebuah konsorsium kemitraan antara universitas, sekolah dan
serikat guru di kota-kota besar di seluruh Amerika Serikat.

12.  Prof dr. M.J. (Martinus Jan) Langeveld (1.905-1.989)

Martinus J. Langeveld ia menerima Ketua dalam Pedagogi di Universitas Utrecht.


Pada tahun 1946, pedagogi menjadi disiplin independen di Universitas Utrecht. Langeveld
dipekerjakan fenomenologi di beberapa tingkatan. Salah satu teks Langeveld yang paling
berpengaruh adalah Beknopte Theoretische Pedagogiek (Pedagogi Teoritis Concise), di mana
ia megembangkan suatu pedagogi fenomenologis.

13.    Jan Ligthart Jan Ligthart (11 Januari 1859 - 16 Februari 1916)

adalah seorang guru Belanda dan filsuf. Dia menjadi terkenal karena metode inovatif
pendidikan dan modernisasi sistem pendidikan Belanda. Dia menulis banyak artikel dan buku
tentang pendidikan biografi. Ligthart lulus dari perguruan tinggi Kristen Reformed dari
Bloemgracht. Setelah itu ia bekerja di beberapa sekolah sebagai guru.

14.  Jean Jacques Rousseau

Jean Jacques Rousseau lahir di Jenewa, Swiss, 28 Juni1712 – meninggal


di Ermenonville, Oise, Perancis, 2 Juli1778 pada umur 66 tahun) adalah seorang
tokoh filosofi besar, penulis dan komposer pada abad pencerahan. Pemikiran filosofinya
memengaruhi revolusi Prancis, perkembangan politika modern dan dasar pemikiran
edukasi.Karya novelnya, Emile, atau On Education yang dinilai merupakan karyanya yang
terpenting adalah tulisan kunci pada pokok pendidikan kewarganegaraan yang seutuhnya.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sangat banyak tokoh tokoh yang berperan penting dalam perkembangan pendidikan
yang tersebar baik di dalam negeri maupun dari luar negeri, dengan hadirnya mereka kita
dapat mengetahui tokoh tokoh bersejarah yang dapat kita teladani kegigihannya dalam
memperjuangkan kependidikan terhadap umat manusia
B. SARAN
Dengan hadirnya tokoh tokoh pendidikan yang tersebar diberbagai penjuru dunia, akan lebih
baik jika kita menghormati dan menghargai jasa jasa mereka, terlebih memperjuangkan
kependidikan di masa kini dan masa depan dengan berbekal sejarah yang dapat kita jadikan
sebagai pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA

Anggun Taruna. 2017. Tokoh – Tokoh Pendidikan Dunia.


http://angguntaruna.blogspot.com/2013/10/makalah-tokoh-tokoh-didunia.html. Diakses 9
Oktober 2018

Umi Nur. 2017. Biografi Tokoh Pendidikan di Indonesia.


http://umibelajar.blogspot.com/2014/05/tokoh-tokoh-pendidikan-indonesia.html. Diakses 9
Oktober 2018

Anda mungkin juga menyukai