Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA I

MODUL 05

PERIODE I (2020/2021)

Kelompok 3

Nama Mahasiswa/NIM : Axel Jevon Trisaktomo / 104119077

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PERENCANAAN INFRASTRUKTUR


UNIVERSITAS PERTAMINA

2020
PENENTUAN TIPE ALIRAN DALAM PIPA

𝐴𝑥𝑒𝑙 𝐽𝑒𝑣𝑜𝑛 𝑇𝑟𝑖𝑠𝑎𝑘𝑡𝑜𝑚𝑜 3∗, 𝐷ℎ𝑖𝑚𝑎𝑠 𝑇ℎ𝑜𝑟𝑖𝑞 𝑅. 𝐴3 , 𝐴𝑙𝑓𝑖𝑎𝑛 𝐹𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑀𝑎𝑤𝑎𝑟𝑑𝑖 3 , 𝑊𝑖𝑑𝑦𝑎 𝐴𝑟𝑖𝑎𝑛𝑡𝑦 3

𝑀𝑎𝑟𝑘𝑢𝑠 𝑅𝑎𝑝𝑖𝑛𝑘𝑦 𝑝𝑎𝑛𝑑𝑖𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛3 , 𝐴𝑙𝑑𝑖 𝑀𝑎𝑦𝑒𝑛𝑑𝑟𝑎3


Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Perencanaan Infrastruktur, Universitas
Pertamina *Corresponding Author : axeljevon01@gmail.com

Pada praktikum mekanika fluida yang telah dilaksanakan pada hari rabu, 4
november 2020 yang membahas tentang penentuan tipe aliran dalam pipa. Tujuan
dilaksanakannya praktikum modul 05 kali ini yaitu yang pertama adalah untuk
menentukan nilai debit aliran pipa, kedua menentukan nilai bilangan Reynolds pada
pipa dan yang terakhir menentukan jenis aliran pipa berdasarkan nilai bilangan
Reynold pada pipa. Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini terdiri
dari satu set alat hydraulic bench, satu set alat Osborne Reynold Apparatus,
stopwatch, thermometer, gelas ukur 1000 ml dan suatu fluida. Aliran air yang
diperoleh dikategorikan kedalam beberapa jenis aliran fluida yaitu aliran laminar,
aliran transisi dan aliran turbulen.
Kata kunci : Debit, bilangan Reynolds, aliran , pipa

Abstract
In the fluid mechanics practicum that was carried out on Wednesday, November 4,
2020, which discussed determining the type of flow in pipes. The purpose of
implementing practicum module 05 this time is the first is to determine the flow
rate of the pipe, the second to determine the value of the Reynolds number on the
pipe and the last to determine the type of pipe flow based on the Reynold number
value in the pipe. The tools and materials used in this practicum consist of a set of
hydraulic bench tools, a set of Osborne Reynold Apparatus, stopwatch,
thermometer, 1000 ml measuring cup and a fluid. The water flow obtained is
categorized into several types of fluid flow, namely laminar flow, transition flow
and turbulent flow.
Keywords: Discharge, Reynolds number, flow, pipe
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Fluida merupakan zat yang dapat berubah-ubah sesuai dengan


wadahnya. Bila kita mencoba untuk mengubah bentuk massa fluida maka
akan terbentuk suatu lapisan yang lain. Sedangkan tekanan terdapat pada
suatu titik didalam volume fluida. Volume yang ada dalam suatu system
fluida dapat kita gunakan untuk menghitung debit aliran dengan persamaan

𝑣
𝑄=
𝑡

Dimana :

Q = Debit aliran

v = volume

t= waktu

Aliran fluida dapat memiliki kecepatan yang berbeda, tergantung dari


kekuatan aliran yang mendominasi didalamnya. Selain itu aliran fluida
dapat dipengaruhi oleh kekentalan (viskositas) dari jenis fluida itu sendiri.
Berdasarkan perbedaan kecepatan tersebut kita dapat mengklasifikasikan
menjadi 3 tipe aliran air yaitu aliran laminar yang adalah aliran air yang
mengalir dengan kecepatan rendah lalu membentuk garis lurus dan sejajar.
Yang kedua aliran turbulen adalah aliran yang mengalir dengan kecepatan
tinggi yang membuat alirannya bergerak secara tidak teratur sehingga
menimbulkan beberapa pusaran aliran. Sedangkan aliran transisi merupakan
aliran dengan kecepatan sedang yang menjadi aliran transisi dari aliran
laminar dan aliran turbulen.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sangat sering berhubungan langsung


dengan fluida-fluida yang ada disekitar kita. Kita dapat melihat sistem
perpipaan yang ada di rumah kita sendiri seperti yang ada di dapur maupun
kamar mandi kita. Pipa berfungsi untuk mengalirkan fluida yang berupa air
dari sumur ataupun sistem penampungan di rumah kita menuju tempat kita
memanfaatkan air, setiap pipa memiliki ukuran diameter dan Panjang yang
berbeda-beda sehingga hal tersebut mempengaruhi bentuk aliran yang
keluar dengan debitnya sesuai tujuan yang akan kita lakukan pada
praktikum pada modul ini.

Bilangan Reynolds merupakan bessaran fisis yang tidak berdimensi.


Bilangan ini digunakan sebagai acuan untuk ketiga jenis aliran yang akan
kita tinjau yaitu aliran laminar, aliran transisi dam aliran turbulen. Bilangan
Reynolds terdiri dari fungsi variable kecepatan, kekentalan (viskositas), dan
massa jenis dari fluida yang kita gunakan, serta ukuran besar diameter dari
pipa.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah
pada praktikum ini antara lain, sebagai berikut:
1. Bagaimana menentukan nilai debit aliran pada pipa?
2. Bagaimana menentukan nilai bilangan Reynold dari aliran pipa?
3. Bagaimana menentukan jenis aliran dari hasil perhitungan bilangan
Reynold?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
praktikum ini antara lain:

1. Menentukan nilai debit aliran pada pipa

2. Menentukan nilai bilangan Reynold pada pipa

3. Menentukan jenis aliran pipa berdasarkan nilai bilangan Reynold pada pipa
1.4 Teori Dasar

Sebuah sistem fluida yang berubah-ubah bentuk memiliki ketetapan jenis aliran
yang dapat kita tentukan dengan melihat secara visual dan juga dapat ditentukan
dengan menghitung nilai Reynolds yang merupakan variable kecepatan,
kekentalan(viskositas), dan massa jenis fluida.

Bilangan Reynolds memiliki persamaan sebagai berikut

𝑣𝐷𝜌
𝑅𝑒 =
𝜇

Dimana:

v = Kecepatan (rata-rata) fluida yang mengalir (m/s)

D = Diameter dalam pipa (m)

ρ = Massa jenis fluida (kg/m3)

μ = Viskositas dinamik fluida (kg/ m.s)

Re = Bilangan Reynold

Jenis aliran yang akan ditentukan terdiri dari aliran laminar, aliran transisi, dan
aliran turbulen.

BAB II

Metode Penelitian

2.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini terdiri dari satu set
alat Osborne Reynold Apparatus, satu set alat hydraulic bench, stopwatch,
thermometer, gelas ukur 1000 ml dan suatu fluida.

2.2 Cara Kerja

Pertama-tama alat dan bahan disiapkan kemudian pompa hydraulic bench


dipancing hingga aliran konstan. Setelah alirannya konstan hydraulic bench
dimatikan lalu digantikan dengan selang apparatus, kemudian hydraulic bench
dinyalakan Kembali dan katup bukaan disesuaikan agar menghasilkan aliran yang
lambat saat mengaliri pipa, air di alirkan hingga memenuhi wadah apparatus
kemudian alat hydraulic bench dimatikan saat wadah sudah penuh. Kran pewarna
di buka sehingga fluida berwarna keluar kemudian diamati profil kesepatan dengan
membuka kran output sesuai perlakuan. Kemudian laju air volume , waktu, dan
suhu aliran yang keluar diukur, setelah itu kran output ditutup. Prosedur diatas
dapat diulangi untuk perlakuan selanjutnya. Lalu hasil pengamatan masing-masing
perlakuan tersebut di catat.

BAB III

Hasil dan Pembahasan

a. Hasil

Tabel 4.2 Data Hasil Pengamatan

Viskositas
Diameter Bilangan
Volume Waktu Suhu Debit Kinematik Tipe
Perlakuan Pipa Reynold
(m3) (s) (°C) (m3/s) Fluida Aliran
(m) (-)
(10-6x m2/s)
13 0,0005 12,7 28 0,01 3,937007874 x 0,836 x 10- 5999 Turbulen
10-5 6

11 0,0005 15,41 28 0,01 3,244646334 x 0,836 x 10- 4944,14 Turbulen


10-5 6
5 0,0004 20 28 0,01 2 x 10-5 0,836 x 10- 3047,57 Transisi
6

3 0,0004 44 28 0,01 9,09090909091 0,836 x 10- 1385 Laminar


x 10-6 6

b. pembahasan

Perhitungan

• A = ᴨ x r2

= 3,14 x (0,01 / 2 )2

= 7,85 x 10-5 m2

1. Perlakuan 13

a) Debit

= volume / waktu

= 0,0005 m3 / 12,7 s

= 3,937007874 x 10-5 m3/s

b) v = Debit / luas penampang

= 3,937007874 x 10-5 m3/s / 7,85 x 10-5 m2

= 0,5015 m/s

c) Bilangan Reynold

= kecepatan x diameter pipa / viskositas

= 0,5015 m/s x (0,01 m) / 0,836 x 10-6 m2/s

= 5999

d) Tipe aliran
= Turbulen

2. Perlakuan 11

e) Debit

= volume / waktu

= 0,0005 m3 / 15,41 s

= 3,244646334 x 10-5 m3/s

f) v = Debit / luas penampang

= 3,244646334 x 10-5 m3/s / 7,85 x 10-5 m2

= 0,4133 m/s

g) Bilangan Reynold

= kecepatan x diameter pipa / viskositas

= 0,4133 m/s x (0,01 m) / 0,836 x 10-6 m2/s

= 4944,14

h) Tipe aliran

= Turbulen

3. Perlakuan 5

i) Debit

= volume / waktu

= 0,0004 m3 / 20 s

= 2 x 10-5 m3/s
j) v = Debit / luas penampang

= 2 x 10-5 m3/s / 7,85 x 10-5 m2

= 0,2547 m/s

k) Bilangan Reynold

= kecepatan x diameter pipa / viskositas

=0,2547m/s x (0,01 m) / 0,836 x 10-6 m2/s

= 3047,57

l) Tipe aliran

= Transisi

4. Perlakuan 3

m) Debit

= volume / waktu

= 0,0004 m3 / 44 s

= 9,0909 x 10-6 m3/s

n) v = Debit / luas penampang

= 9,09090 x 10-6 m3/s / 7,85 x 10-5 m2

= 0,1158 m/s

o) Bilangan Reynold

= kecepatan x diameter pipa / viskositas

= 1,158077591 m/s x (0,01 m) / 0,836 x 10-6 m2/s

= 1385
p) Tipe aliran

= Laminar

Berdasarkan hasil eksperimen dan perhitungan diatas dapat diketahui debit air yang
dari tiap perlakuan berbeda-beda sehingga mempengaruhi nilai Reynolds tiap
perlakuan yang dapat mempengaruhi jenis/tipe aliran apakah aliran tersebut
merupakan aliran turbulen, transisi, ataupun laminar.

BAB IV

Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum pada modul 5 tentang “Menetukan


tipe aliran dalam pipa” dapat diperoleh nilai debit aliran untuk perlakuan 13
adalah sebesar 3,937007874 x 10-5 m3/s. untuk perlakuan 11 adalah sebesar
3,244646334 x 10-5 m3/s. untuk perlakuan 5 adalah sebesar 2 x 10-5 m3/s.
untuk perlakuan 3 adalah sebesar 9,0909 x 10-6 m3/s. sedangkan untuk nilai
Reynolds untuk perlakuan 13 adalah 5999. untuk perlakuan 11 adalah
4944,14. untuk perlakuan 5 adalah 3047,57. untuk perlakuan 3 adalah 1385.
Dan untuk tipe alirannya untuk perlakuan 13 adalah turbulen. Untuk
perlakuan 11 adalah turbulen. Untuk perlakuan 5 adalah transisi. Dan untuk
perlakuan 3 adalah laminar.
Daftar Pustaka

• Modul Praktikum Mekanika Fluida.mp4 Jakarta, Universitas


Pertamina
• Nasution, H. 2008. Mekanika Fluida Dasar. Penerbit : Bung Hatta
Universuty Press. Padang.
• Yudisaputro, H. 2014. Jenis-jenis Aliran Fluida.
https://berbagienergi.com/2014/09/08/jenis-jenis-aliran-fluida/
(diakses 8 November 2020)

Lampiran
FORMULIR PENGAMATAN
MODUL 5: PENENTUAN TIPE ALIRAN DALAM PIPA
Praktikan: Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan-Universitas Pertamina
No. Kelompok: 3
No. Nama NIM Tanggal Pratikum
1. Jovovich Kenneth Zebedeus/ 104119067
Asisten

TANGGAL PENGUMPULAN LAPORAN:

(Nurul Habibah
Lubis)

Viskositas
Diameter Bilangan
Volume Waktu Suhu Debit Kinematik Tipe
Perlakuan Pipa Reynold
(m3) (s) (°C) (m3/s) Fluida Aliran
(m) (-)
(10-6x m2/s)
13 0,0005 12,7 28 0,01 3,937007874 x 0,836 x 10- 5999 Turbulen
10-5 6

11 0,0005 15,41 28 0,01 3,244646334 x 0,836 x 10- 4944,14 Turbulen


10-5 6
5 0,0004 20 28 0,01 2 x 10-5 0,836 x 10- 3047,57 Transisi
6

3 0,0004 44 28 0,01 9,09090909091 0,836 x 10- 1385 Laminar


x 10-6 6

Tabel 4.2 Data hasil perhitungan

Perhitungan
• A = ᴨ x r2
= 3,14 x (0,01 / 2 )2
= 7,85 x 10-5 m2

5. Perlakuan 13
q) Debit
= volume / waktu
= 0,0005 m3 / 12,7 s
= 3,937007874 x 10-5 m3/s
r) v = Debit / luas penampang
= 3,937007874 x 10-5 m3/s / 7,85 x 10-5 m2
= 0,5015 m/s
s) Bilangan Reynold
= kecepatan x diameter pipa / viskositas
= 0,5015 m/s x (0,01 m) / 0,836 x 10-6 m2/s
= 5999

t) Tipe aliran
= Turbulen

6. Perlakuan 11
u) Debit
= volume / waktu
= 0,0005 m3 / 15,41 s
= 3,244646334 x 10-5 m3/s
v) v = Debit / luas penampang
= 3,244646334 x 10-5 m3/s / 7,85 x 10-5 m2
= 0,4133 m/s
w) Bilangan Reynold
= kecepatan x diameter pipa / viskositas
= 0,4133 m/s x (0,01 m) / 0,836 x 10-6 m2/s
= 4944,14
x) Tipe aliran
= Turbulen

7. Perlakuan 5
y) Debit
= volume / waktu
= 0,0004 m3 / 20 s
= 2 x 10-5 m3/s
z) v = Debit / luas penampang
= 2 x 10-5 m3/s / 7,85 x 10-5 m2
= 0,2547 m/s
aa) Bilangan Reynold
= kecepatan x diameter pipa / viskositas
=0,2547m/s x (0,01 m) / 0,836 x 10-6 m2/s
= 3047,57
bb) Tipe aliran
= Transisi

8. Perlakuan 3
cc) Debit
= volume / waktu
= 0,0004 m3 / 44 s
= 9,0909 x 10-6 m3/s
dd) v = Debit / luas penampang
= 9,09090 x 10-6 m3/s / 7,85 x 10-5 m2
= 0,1158 m/s
ee) Bilangan Reynold
= kecepatan x diameter pipa / viskositas
= 1,158077591 m/s x (0,01 m) / 0,836 x 10-6 m2/s
= 1385

ff) Tipe aliran

= Laminar

Debit = Volume / waktu


Kecepatan = debit / luas penampang → phi x r2
Re = kecepatan x diameter pipa / viskositas ( rho / myu )

Gambar alat dan bahan

Gambar 5.1 Gelas Ukur


Sumber: Salamadian.com
Gambar 5.2 Hydroulic Bench
Sumber : Video praktiku mekanika
fluida universitas pertamina Modul
5

Gambar 5.3 Stopwatch


Sumber : Video praktikum
mekanika fluida universitas
pertamina Modul 5

Gambar 5.4 Tinta


Sumber : Video praktikum
universitas pertamina Modul 5

Gambar 5.5 Osborne


Reynolds Apparatus
Sumber : Video praktikum mekanika
fluida universitas pertamina Modul 5

Anda mungkin juga menyukai