Selamat bertemu kembali mahasiswa dalam kelas daring Sosiologi Politik. Materi atau pertemuan yang
ketujuh ini adalah Pengertian Gerakan Sosial. Semoga saudara selalu diberi kesehatan sehingga bisa
menjalankan aktivitas.
Perilaku kolektif
Perilaku kolektif sebagai perilaku yang dilakukan bersama oleh sejumlah orang, tidak bersifat rutin, dan
merupakan tanggapan terhadap rangsangan umum. Perilaku kolektif selalu dilakukan oleh sejumlah
orang, jadi bukan perilaku individu. Terkadang perilaku kolektif dikatakan sebagai perilaku menyimpang,
namun bukan perilaku menympang yang dilakukan oleh individu-individu, melainkan lebih tepat sebagai
perilaku yang tidak seperti biasanya.
Ada beberapa aktivitas yang termasuk dalam perilaku kolektif diantaranya adalah rumor, gaya dan
model, histeria masa, panik, publik dan opini.
Rumor merupakan suatu bentuk perilaku kolektif beruapa penyampaian informasi lisan yang beredar
dari muut ke mulut dengan nilai informasi yang relatif kebenarannya. Secara khusus, rumor muncul di
masa-masa penuh ketegangan dan kondisi ekonomi yang merosot. Di masa-masa seperti ini, kita
biasanya kekuarangan informasi atau sumber informasi resmi yang bias dipercaya.
Gaya dan model adalah seperangkat norma yang keberlakuannya membutuhkan suatu konformitas,
tetapi hanya untuk jangka waktu yang pendek. Gaya adalah suatu kebiasaan yang diulang-ulang dalam
pola yang sama yang berlaku untuk sementara waktu dan diterima luas di dalam masyarakat. Suatu
model adalah suatu kebiasan yang diulang-ulang yang berlaku untuk sementara waktu dan diterima
hanya oleh lingkungan atau kelompok tertentu
Histeria massa mencakup penyebaran rasa takut dan aktivitas yang hiruk pikuk yang sangat cepat di
kalangan sejumlah besar orang yang merasa terancam oleh suatu kekuatan misterius.
Panik mencakup pelarian tak beraturan orang-orang karena takut akan terjadinya suatu bahaya. Panik
terjadi hanya jika kita percaya bahwa kita punya jalan untuk lolos dan bahwa jalan tersebut sedang
tertutup.
Publik dan opini publik. Publik adalah suatu kumpulan orang yang memiliki minat terhadap suatu isu dan
berusaha untuk mempengaruhi tindakan para pembuat keputusan. Sedang opini publik muncul dari
proses take and give di kalangan orang-orang yang terbagi berdasarkan suatu isu.
Gerakan Sosial
Pada tahun 1966 para mahasiswa anggota KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) berusaha
menggagalkan upaya pelantikan anggota Kabinet dengan jalan memblokade jalan-jalan yang menuju
Istana Merdeka dengan kendaraan-kendaraan bermotor yang bannya dikempiskan. Dua puluh tahun
kemudian penduduk wilayah Palestina yang diduduki Israel melancarkan gerakan yang dikenal dengan
nama intifadah-demontrasi, pemogokan serta konfrontasi dengan pasukan Israel dengan menggunakan
batu dan bom molotov, suatu gerakan yang dihadapi Israel dengan tembakan, infiltrasi dan
penangkapan massal.
Bagaimanakah gerakan seperti itu dilihat oleh sosiologi politik? Dalam sosiologi gerakan seperti
yang diklasifikasikan tersebut sebagai suatu bentuk perilaku kolektif tertentu yang diberi nama gerakan
sosial. Sejumlah ahli (Giddens, Horton dan Hunt, Kornblum dan sebagainya) menekankan pada segi
kolektif dari gerakan sosial ini, sedangkan di antara mereka adapula yang menambahkan segi
kesengajaan, organisasi dan keseninambungan. Jary dan Jary mendefinisikan gerakan sosial sebagai
suatu aliansi sejumlah besar orang yang berserikat untuk mendorong ataupun menghambat suatu segi
perubahan sosial dalam suatau masyarakat (Sunarto, 2000: 203).
Berbeda dengan perilaku kolektif, maka gerakan sosial ditandai oleh adanya tujuan atau
kepentingan bersama. Setelah melukukan perusakan terhadap stadion, stasiun kereta api, kendaraan
atau sarana umum lainnya para suporter olahraga yang terlibat dalam perilaku kolektif biasanya tidak
mempunyai tujuan atau kepentingan bersama lagi dan perilaku koletif akan berhenti dengan sendirinya.
Hal sama berlaku pula bagi orang yang bersama-sama melakukan pemukulan atau bahkan pembunuhan
kterhadap tersangka pelaku kejahatan, para remaja penggemar actor atau seniman tertentu yag setelah
berdesak-desakan dalam kerumunan akhirnya berhasil memperoleh tanda tangan idola mereka,
merebut cinderamata darinya atau bersalaman dengannya.
Gerakan sosial di pihak lain, ditandai adanya tujuan jangka panjang, yaitu untuk mengubah
ataupun mempertahankan masyarakat atau institusi yang ada di dalamnya. Gerakan mahasiswa di
beberapa kota di Indonesia pada tahun 1965-1966 yang dilancarkan hampir tiap hari bertujuan
mengubah perimbangan politik dan kebijakan ekonomi pemerintah (membubarkan PKI, penurunan
harga, perubahan kabinet).
Giddens dan Light, Keller dan Calhoun menyebutkan ciri lain gerakan sosial, yaitu penggunaan
cara yng berada di luar institusi yang ada. Berbagai gerakan memenhui kriteria ini di antaranya gerakan
mahasiswa tahun 1966 yang terjadi di luar institusi: pemogokan, pawai dan demontrasi tanpa ijin,
mogok makan, intimidasi, konfrontasi dengan aparat keamanan.