Anda di halaman 1dari 2

BAB VI

PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan tujuan penelitian yang diharapkan sesuai dengan pengolahan
data yang dilakukan pada bab – bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Setelah melakukan analisa pada 5 stasiun kerja dan pengolahan data maka di
dapatkan nilai atau skor risiko tertinggi 20 yaitu pada potensi bahaya (hazard)
terjadi ledakan pada proses pengelasan, skor 16 yaitu pekerja menghirup gas
H2S, skor 15 cidera fatal (dapat terjadi ledakan) pada evaporator, anggota
badan terkena soda kaustik, anggota badan terbentur atau tertimpa tabung,
anggota badan terkkena luberan tetes, dada terkena pecahan tutup kopling
pompa, dan dengan skor 12 yaitu anggota badan tertimpa tebu, wire rope putus
menimpa pekerja, anggota badan terkena api las, anggota badan terkena kipas
dan coupling electromotor, anggota badan tersengat listrik, terjatuh saat naik
atau turun tangga, pekerja cepat lelah dan kehilangan keseimbangan, anggota
badan terjepit planetary gear, dan anggota badan terbakar terkena air bersuhu
tinggi.
2. Potensi bahaya tertinggi di analisa menggunakan Fault Tree Analysis sehingga
diperoleh Basic Event atau faktor penyebab adanya kecelakaan kerja, seperti
pada potensi bahaya kerja anggota badan tertimpa tebu terdapat 3 basic event
yaitu sling tidak sesuai standar, pekerja tidak mematuhi prosedur, dan pekerja
terburu – buru dalam melakukan pekerjaan, wire rope putus menimpa pekerja
terdapat 4 basic event yaitu tidak dilakukan perbaikan dan pemeliharaan secara
rutin, wire rope rusak, pekerja tidak menerapkan prosedur, dan tidak
dilakukannya pengecekan sebelum penggunaan wire rope, dst. Dari basic event
tersebut diharapkan dapat dijadikan acuan untuk melakukan perbaikan atau
memberikan rekomendasi yang tepat untuk perusahaan dalam penanganan
mengurangi dan mencegah potensi bahaya dapat terjadi.
3. Usulan atau rekomendasi yang diberikan kepada perusahaan berdasarkan hasil
analisa dan identifikasi dari potensi bahaya yang ditemukan, antara

101
lain ,mengadakan sosialisasi kepada para pekerja tentang pentingnya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), dan memberikan pengetahuan tentang
standar pengguaan alat pendukung seperti sling untuk pengangkatan tebu,
membuat prosedur kerja yang baik, melakukan Maintenance atau inpeksi
secara rutin, mensyaratkan pekerja mengikuti pelatihan K3 khususnya
pekerjaan yang membutuhkan keahlian tertentu, menerapkan S3 = SHINE =
Pembersihan, membuat visual display atau poster untuk selalu mengutamakan
keselamatan kerja, selalu menggunakan APD, dan pengingatan bahaya bahan
kimia, dan menyediakan APD tambahan sesuai dengan pekerjaannya (Safety
Helmet kelas E, G dan C, Safety Gloves (Cotton Gloves, Leather Gloves,
Rubber Gloves, dan sarung tangan Electrical), Safety shoes Boot, Safety Shield
dan Masker).
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang bisa diberikan untuk peneliti
selanjutnyan dan PG. Ngadirejo yaitu :
1. Penelitian ini hanya memberikan usulan atau rekomendasi perbaikan tentang
pengurangan angka kecelakaan kerja guna menjamin keselamatan dan
kesehatan para pekerja. Maka diperlukan tindakan lanjut dengan penelitian lain
seperti mengembangkan metode ini agar mendapatkan hasil lebih maksimal
dalam melakukan peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di
perusahaan.
2. Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan identifikasi potensi bahaya
menggunakan beberapa metode lainnya seperti FMEA, Robinson, HAZOP,
dan JSA.
3. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai referensi atau
acuan dalam pengurangan angka kecelakaan kerja atau menghilangkan potensi
bahaya pada lantai produksi.
4. Perusahaan melakukan identifikasi potensi bahaya secara berkala dan
melakukan inpeksi pada pekerja pada saat di lantai produksi, untuk
memastikan para pekerja mematuhi peraturan mengenai keselamatan dan
kesehatan kerja seperti peraturan dalam penggunaan alat pelindung diri (APD).

102

Anda mungkin juga menyukai