Anda di halaman 1dari 12

CRITICAL JOURNAL REPORT

LISTRIK MAGNET
Dosen Pengampu : Lastama Sinaga, M.Pd.,M.Ed

Disusun oleh :
Nama : Ayu Notari Banjarnahor

Nim : 4203351028
Kelas : PIPA 2020’A

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmatnya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Critical Jurnal Review yang berjudul
“Muatan dan Hukum Coulomb” .

penulis berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan dan
pengetahuan kita mengenai Fisika Umum ini. penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat kekurangan – kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan.
Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga laporan ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata – kata yang
kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Baktiraja, 1 Maret 2021

Ayu Notari Banjarnahor


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................................1
B. Rumusan Penulisan..................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan......................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Muatan Listrik.........................................................................................................3
1. Sifat-Sifat dari Muatan Listrik...........................................................................3
3. Muatan Listrik dan Atom…...............................................................................4
4. Muatan Listrik dan Benda.................................................................................5

B. Hukum Couloumb…...............................................................................................6
1. Pengertian Hukum Coulomb….........................................................................6
2. Hubungan Hukum Coulomb dengan Muatan Listrik………,,…......................7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan….........................................................................................................8
B. Saran........................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan pemahaman
mendasar hukum-hukum yang menggerakan materi, energy, ruang dan waktu. Fisika juga
merupakan ilmu pengetahuan yang mepelajari benda-benda alam, gejala-gejala, kejadian-
kejadian di alam serta interaksi dari benda-benda di alam tersebut yang berhubungan dengan
materi dan energy berdasarkan hukum-hukum yang mengatur didalamnya yang berdasarkan
hasil pengamatan atau penelitian.

Telah diketahui bahwa setiap benda baik benda padat, cair dan gas memiliki materi-
materi atau partikel-partikel penyusun didalamnya dan kita mengakui ada materi yang sangat
kecil dan tidak dapat dilihat oleh mata. Partikel-partikel (bagian) terkecil suatu materi yang
masih mempunyai sifat sama dengan materi itu adalah atom.

Adapun dua atau lebih atom dapat bergabung membentuk suatu molekul. Molekul itu
sendiri merupakan partikel yang berupa gabungan atom-atom sejenis atau berlainan. Menurut
teori atom, atom dianggap terdiri atas tiga macam partkel. Ketiga macam partikel penyusun
atom masing-masing dinamakan proton, neutron, dan electron. Sebuah benda dikatakan
bermuatan positif jika kekurangan electron dan bemuatan negatif jika kelebihan electron.
Muatan benda inilah yang dikatakan listrik statis. Benda yang bermuatan listrik statis dapat
menarik atau menolak benda bemuatan listrik lainnya. Benda netral dapat dibuat dengan cara
digosokkan Perlu diperhatikan, dalam hal ini kita menciptakan muatan listrik. Kita hanya
memisahkan electron dari ikatamya.

Ketika batang kaca digosokkan dengan kain sutra terjadi perpindahan electron dari batang
kaca ke kain sutra. Tentu saja batang kaca akan makin banyak kekurangan electron jika
penggosokan dilakukan lebih lama. Artinya, muatan listrik batang kaca menjadi lebih besar.
Itulah sebabnya, gaya tarik batang kaca menjadi lebih besar dari sebelumnya. Gaya gravitasi
itu terjadi karena suatu massa benda tarik menarik oleh massa bumi. Hal yang sama juga
dapat terjadi pada dua benda yang bermuatan listrik. Untuk memahami iteraksi dua benda
bermuatan dapat menggunakan batang kaca dan penggaris yang sudah bermuatan. Akibat
inilah coulomb mengeluarkan hukumnya yang berbunyi “Besar gaya Tarik menraik atau
tolak menolak antara dua muatan listrik sebanding dengan muatan-muatannya dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara keduanya.

1
Sebuah muatan listrik dikatakan memiliki medan listrik di sekitarnya. Medan listrik
adalah daerah di sekitar benda bermuatan listrik yang masih mengalami gaya listrik. Jika
muatan lain berada di dalam medan listrik dari sebuah benda bemuatan listrik, muatan
tersebut akan mengalami gaya listrik berupa gaya tarik atau gaya tolak.

Listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negative. Dengan listrik arus searah
jika kita memegang hanya kabel positif (tapi tidak memegang kabel negatif listrik tidak akan
mengalir ke tubuh kita (kita tidak terkena setrum). Demikian pula jika kita hanya memegang
saluran negatif. Listrik dapat disimpan, misalnya pada sebuah aki atau baterai. Listrik yang
kecil, misalnya yang tersimpan dalam baterai tidak akan memberi efek setrum pada tubuh.
Pada aki mobil yang besar, biasanya ada sedikit efek setrum meskipun tidak terlalu besar dan
berbahaya. Listrik mengalir dari kutub positif baterai/aki ke kutub negatif.

B. Rumusan Penulisan
Rumusan penulisan dalam jurnal ini adalah sebagai berikut
1. Bagaimana muatan listrik tersebut ?
2. Apa hukum Coulomb itu ?
3. Bagaimana Hubungan dari muatan listrik dan hukum coulomb ?

C. Tujuan Penulisan
Segala sesuatu yang dilakukan pasti ada tujuannya, terlebih juga dalam karya tulis ini
pasti memiliki tujuannya. Adapun tujuan yang dimaksud dalam karya tulis ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tentang muatan listrik.
2. Untuk mengetahui tentang hukum Coulomb.
3. Untuk mengetahui tentang hubungan hukum Coulomb dengan muatan listrik.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat dalam penulisan jurnal ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat bemanfaat bagi pembaca dalam menambah wawasan tentang hukum
Coulomb dan muatan listrik
2. Bemanfaat bagi para pekerja listrik tentang materi muatan listrik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Muatan Listrik

Kata listrik (electricity) berasal dari kata Yunani electron, yang berarti "amber”.
Amber adalah dammar pohon yang membatu, dan orang zaman dulu mengetahui bahwa
jika menggosok batang amber dengan kain, amber tersebut akan menarik daun-daun kecil
atau debu.
Kelistrikan adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik. Listrik dapat
juga diartikan sebagai berikut :
Listrik adalah kondisi dari partikel sub atomik tertentu, seperti elektron dan proton
yang menyebabkan penarikan dan penolakan gaya di antaranya.
Listrik adalah sumber energi yang disalurkan melalui kabel. Arus listrik timbul
karena muatan listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negative.

Muatan listrik adalah sifat (muatan dasar yang dibawa oleh partikel dasar
sehingga menyebabkan partikel dasar tersebut mengalami gaya tarik menarik dan
tolak menolak. Muatan listrik dari suatu partikel dasar bisa berjenis positif dan
negatif. Jika dua benda memiliki muatan yang sama akan tolak menolak dan kedua
benda tersebut akan Tarik menarik jika muatannya berbeda jenis. Asalkan partikel
dasar dan subatomik seperti elektron dan proton punya muatan listrik. Elektron
bemuatan negatif dan proton bermuatan positif.
Muatan listrik terdiri dari dua jenis yaitu

1. Elektron yang membawa muatan negatif


2. Proton yang membawa muatan positif

Muatan listrik dari suatu benda ditentukan oleh jumlah proton dan elektron
yang dikandung benda tersebut.

Bila sebuah benda kelebihan electron = kekurangan proton ( electron >


proton) maka benda tersebut bermuatan negatif.
Bila benda kekurangan electron = kelebihan proton ( elektron < Proton),
maka benda tersebut bermuatan positif.
Jika jumlah electron = jumlah proton = elektron maka benda tersebut tidak
bermuatan (muatan netral).

Ada dua jenis muatan di alam ini, hal ini dapat diperlihatkan secara sederhana
menggunakan dua batang seperti gambar. Batang pertama terbuat dari kaca digantungkan
dengan benang kemudian digosokkan dengan sutera.
3

Jika ujung batang kedua terbuat dari kaca digosokkan dengan sutera, lalu didekatkan
ke ujung batang pertama maka ujung batang yang digantung akan bergerak menjauh. Tetapi
jika batang kedua terbuat dari plastik dan digosokkan dengan bulu, maka ujung batang yang
digantung akan bergerak mendekat. Kedua kejadian di atas juga terjadi jika batang pertama
terbuat dari plastik dan digosokkan pada bulu. Jika batang pertama terbuat dari plastik dan
digosokkan pada bulu dan batang kedua terbuat dari plastik dan digosokkan pada bulu, maka
ujung batang pertama akan bergerak menjauh. Kesimpulan yang dapat diambil adalah :
1. Muatan listrik timbul pada batang akibat penggosokkan.
2. Muatan listrik pada kaca yang digosokkan pada sutera berbeda dengan muatan listrik
yang timbul pada plastik jika digosokkan pada bulu.

Penamaan muatan positif dan negatif dilakukan oleh Benjamin Frankin (1706-1790)
untuk membedakan muatan yang terjadi pada kaca dan plastik. Jadi dari percobaan yang
sederhana di atas dapat dikatakan bahwa muatan sejenis tolak-menolak dan muatan berlainan
jenis tarik-menarik. Efek kelistrikan di atas tidak hanya terjadi pada kaca dan plastik, hal
inipun terjadi pada bahan-bahan lain. Untuk menentukan jenis muatan yang timbul pada suatu
bahan kaca dan plastik digunakan sebagai bahan perbandingan. Saat ini secara umum bahwa
dalam keadaan normal bahan memiliki jumlah muatan positif dan negatif aman besar,
adapaun penggosokkan yang dilakukan bertujuan untuk memindahkan sebagian kecil
muatan. Sebagai contoh muatan pada kaca menjadi positif sedangkan muatan pada sutera
menjadi negatif Selanjutnya yang menjadi bahan.

1. Sifat-sifat dari Muatan Listrik


Muatan Sejenis akan tolak menolak dan muatan tidak sejenis akan tarik menarik.
Ini mirip laki-laki dengan perempuan. Jika berlawanan jenis akan punya
kecenderungan untuk tarik menanik dan jika sesama jenis akan punya
kecenderungan untuk tolak menolak.
Muatan Listrik adalah besaran pokok fisika yang diukur dalam satuan coulomb
18
disimbolkan dengan (C). Satu coulomb sama dengan 6,24 x 10 e e = muatan
proton). Sehingga muatan yang dikandung oleh sebuah proton adalah 1,602 x 10-
19
coulomb. Elektron mempunyai muatan yang sama dengan proton tapi berbeda
-19
jenis (-)1,602 x 10 coulomb.
Muatan Listrik mirip dengan massa. Ia punya hukum kekekalan muatan sama seperti
hukum kekekalan massa. Gaya yang ditimbulkan oleh dua muatan itu punya karakter
yang sama seperti gaya gravitasi yang ditimbulkan oleh dua buah benda dengan
massa tertentu. Gaya antar muatan ini juga bersifat konservatif dan terpusat.

2. Muatan Listrik dalam Atom


Adanya sifat kelistrikan pada suatu benda, perlu dipahami adanya konsep atom yang
dimunculkan oleh para ahli di antaranya, teori atom Dalton Thomson, Rutherford dan
Bohr. Secara umum dapat dijelaskan bahwa:
1. Benda terdiri atas atom-atom sejenis.
2. Setiap atom terdiri atas sebuah inti yang dikelilingi oleh satu atau lebih electron.
3. Inti atom bemuatan positif, elektron bermuatan negatif.
4. Inti atom terdiri atas proton yang bermuatan positif dan neutron yang tidak bermuatan
listrik.
Atom dikatakan bermuatan negatif jika kelebihan electron, sedangkan atom dikatakan
bemuatan positif jika kekurangan elektron. Adapun yang dikatakan atom netral jika jumlah
proton dan elektronnya sama. Muatan listrik tidak dapat dilihat oleh mata tetapi efeknya
dapat dirasakan dan diamati gejalanya. Besar muatan listrik proton dan elektron adalah sama,
tetapi jenisnya yang berbeda. Muatan positif (proton) ditandai dengan “+” sedangkan muatan
negative (elektron) ditandai “-“.

Keterangan gambar :

(a) Benda netral (b) benda bermuatan positif, dan (c) benda bermuatan negatif. Gambar (a) :
benda memiliki masing-masing 4 muatan positif dan muatan negatif. Karena jumlah proton
(+) sama dengan jumlah elektron (-) maka benda tersebut termasuk benda netral. Gambar (b)
: benda memiliki 8 muatan positif dan 3 muatan negative. Karena jumlah proton
(+) lebih banyak daripada electron (-) atau benda kekurangan electron maka benda tersebut
termasuk bermuatan positif. Gambar (c) : benda memiliki 3 muatan positif dan 7 muatan
negative. Karena jumlah Proton (+) lebih sedikit daripada jumlah electron (-) atau benda
kelebihan elektron, maka benda tersebut termasuk bermuatan negatif. Muatan listrik
dilambangkan dengan huruf Q. Satuannya dalam SI adalah coulomb (C).

3. Muatan Listrik dalam Benda


Jika suatu atom mempunyai elektron sama banyak dengan proton maka jumlah muatan listrik
total dalam atom itu sama dengan nol dan atom ini netral alias tidak bermuatan listrik. Jumlah
proton atau elektron pada sebuah atom netral dinamakan nomor atom (Z). Apabila elektron lebih
banyak daripada proton maka atom itu bermuatan negative, Sebaliknya bila elektron lebih sedikit
daripada proton maka atom itu bermuatan positif. Atom bermuatan negatif dinamakan ion negatif.
sedangkan atom bermuatan positif dinamakan ion positif. Proses penyerapan atau pelepasan
elektron dari suatu atom dinamakan ionisasi. Ketika kita mengatakan suatu atom
bemuatan maka yang dimaksudkan adalah muatan total atau muatan neto. Sebagai contoh sebuah
atom mempunyai elektron sebanyak 10 dan proton sebanyak 7. Atom ini bemuatan negatif karera
mempunyai kelebhan 3 elektron yang bermuatan negatif. Jadi muatan neto atom ini adalah 3 dan
jenis muatan atom ini adalah negatif. Angka 3. 7. 10 hanya merupakan contoh untuk
mempermudah pemahaman. Dalam kenyataannya, banyaknya muatan listrik suatu benda
merupakan kelipatan dari muatan elektron atau muatan proton.

B. Hukum Coulomb

Charles Augustin de Coulomb (1736 - 1806) merupakan fisikawan asal Perancis yang
merumuskan gaya tarik menarik antara benda bermuatan listrik yang dinamai sesuai
namanya, yaitu Hukum Coulomb. Ia dilahirkan di Angouleme, Perancis pada tanggal 14 Juni
1736. Ia berprofesi sebagai insinyur militer selama tiga tahun di pelabuhan Bourbon
Martinique. Disini Coulomb ditugaskan untuk menyelesaikan sebuah bangunan yang
menghabiskan biaya yang sangat besar. Semua pengalaman disini mengiringnya untuk
mempelajari sifat-sifat mekanis bahan-bahan dan bermacam-macam struktur tehnik. Selama
dipulau ini dia menulis sebuah paper terkenalnya "sur une application des Regles de maximis et
minimis a quelques ploblemes de staliques relative a l'architecture" yang dipresentasikan pada
1773 di Akademik Sains Prancis. Laporan ilmiah ini menjelaskan sejauh mana gabungan
matematika dan fisika itu akan mempengaruhi gesekan dalam beberapa persoalan statistika.

Pada tahun 1780-an, Charles Coulomb menyelidiki gaya listrik dengan menggunakan
pengimbang torsi. Peralatan yang digunakan Coulomb hampir sama dengan peralatan
Cavendish yaitu peralatan yang digunakan untuk gaya gravitasi.
Pemilihan Coulomb menjadi anggota akademik paris 1781 memungkinkan dia untuk
melakukan penelitian dalam bidang fisika. Pada 9 september 1784 Coulomb menulis laporan
ilmiahnya tentang puntiran.

1. Pengertian Hukum Coulomb


Hukum Coulomb merupakan hukum yang menjelaskan hubungan antara gaya akibat
yang dihasilkan dua muatan tanpa kontak secara langsung. Hukum ini menyatakan apabila
terdapat dua buah titik muatan maka akan timbul gaya di antara keduanya. Yang besarnya
sebanding dengan perkalian nilai kedua muatan dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
antar keduanya. Interaksi antara benda-benda bemuatan (tidak hanya titik muatan) terjadi
melalui gaya tak-kontak yang bekerja melampaui jarak separasi. Adapun hal lain yang perlu
diperhatikan adalah bahwa arah gaya pada masing-masing muatan terletak selalu sepanjang
garis yang menghubungkan kedua muatan tersebut. Gaya yang timbul dapat membuat kedua
titik muatan saling tarik-menarik atau saling tolak-menolak, tergantung nilai dari masing-
masing muatan. Muatan sejenis bertanda sama akan saling tolak-menolak, sedangkan muatan
berbeda jenis akan saing tarik-menarik. Hukum Coulomb adalah hukum yang menjelaskan
hubungan antara gaya yang timbul antara dua titik muatan. yang terpisahkan jarak tertentu
dengan nilai muatan dan jarak pisah keduanya.
Sebenarnya, ketika terjadi perpindahan electron dari kain wool ke penggaris plastic.
Kain wool menjadi kekurangan electron (bermuatan positif. Namun pada saat yang hampir
bersamaan, terjadinya perpindahan electron tangan kita ke kain wol. Akibatnya. kain wol
menjadi netral. Demikian juga halnya dengan kain sutera. Sebenamya, ketika terjadinya
perpindahan electron dari kaca ke kain sutera, kain sutera menjadi kelebihan electron
bemutan negatif). Namun, electron tersebut tidak berhenti di kain sutera. tetapi terus mengalir
ke tangan kita. Akibatnya, kain sutera menjadi netral. Adapun pada penggaris listrik Plastic
dan batang kaca aliran elektron seperti itu tidak terjadi. Dengan demikian, kita dapat
membedakan benda menjadi dua macam yaitu benda yang mudah di aliri electron dan benda
yang tidak mudah dialiri electron. Benda yang mudah dialiri disebut konduktor, contohnya
tubuh manusia dan benda logam. sedangkan yang tidak mudah dialiri electron disebut
isolator, contohnya plastic, karet dan kaca.
Dengan penyelidikkannya tersebut Coulomb menyimpulkan bahwa gaya listrik (F) yang
terjadi berbanding terbalik dengan kuadrat dari jarak antara kedua pusat bola A dan B.
Persamaan tersebut secara matematis, yaitu :

Selanjutnya, Charles Coulomb melanjutkan penyelidikkannya dengan mengubah-ubah


muatan listrik pada bola. A dan bola B, dengan cara menyentuhkan bola A dan bola B pada
bola netral sehingga muatan bola A dan B menjadi tinggal separuhnya. Hasil tersebut
menunjukan bahwa gaya listrik berbanding hurus dengan besar muatan di bola A (qA) dan
besar muatan di bola B (qB), secara matematis, yaitu

Berdasarkan hasil-hasil yang didapatkan, Charles Coulomb menyimpulkan bahwa gaya listrik antara
dua muatan listrik yang terpisah pada jarak tertentu berbanding lurus dengan besar kedua muatan
tersebut dan berbanding tebalik dengan kuadrat dari jarak kedua muatan tersebut. Pernyataan Charles
Coulomb ini dikenalkan sebagai Hukum Coulomb, dengan persamaan secara matematis, yaitu :

F = Gaya tarik menarik / tolak menolak (Newton)


Q = Muatan listrik (Coulomb)
R = Jarak antara kedua muatan
9 2 2
K = Konstanta 1/4 πε0 9 x 10 N.m /C
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.
Dari uraian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berkut :
1. Listrik adalah kondisi dari partikel sub atomik tertentu dan listrik adalah
sumber energi yang disalurkan melalui kabel. Muatan listrik adalah sifat
(muatan dasar) yang dibawa oleh partikel dasar sehingga menyebabkan
partikel dasar tersebut mengalami gaya tarik menarik dan tolak menolak.
2. Hukum Coulomb merupakan hukum yang menjelaskan hubungan antara gaya
akibat yang dihasilkan dua muatan tanpa kontak secara langsung. Hukum ini
menyatakan apabila terdapat dua buah titik muatan maka akan timbul gaya di
antara keduanya. yang besarnya sebanding dengan perkalian nilai kedua
muatan dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antar keduanya.
Pernyataan Charles Coulomb ini dikenalkan sebagai Hukum Coulomb, dengan

persamaan secara matematis, yaitu :


3. Hubungan antara hukum Coulomb dengan muatan listrik adalah gaya
Coulomb berlaku pada partikel-partikel bermuatan listrik. Berdasarkan hukum
Coulomb, gaya listrik pada dua benda makin besar bila muatan listrik
keduanya makin besar atau jarak keduanya makin kecil. Sebaliknya gaya
listrik pada dua benda makin kecil bila muatan listriknya makin kecil atau
jarak keduanya makin besar.

B. Saran

1. Jurnal ini dapat dijadikan rujukan pada materi Muatan dan Hukum Coulomb.
2. Bagi para pembaca yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai Muatan dan
hukum Coulomb penulis mengharapkan agar para pembaca membaca buku-
buku lainnya yang berkaitan dengan judul Muatan listrik serta hukum
coulomb.
DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, Dudi. (2010). “Bertanya Fisika Seri Listrik Magnet”. Bandung: CV. Maju Jaya.

Sunaryo dan Wira Widyawidura. Metode Pembelajaran Bahan Magnet dan Identifikasi
Kandungan Senyawa Pasir Alam Menggunakan Prinsip Dasar Fisika. Jurnal Cakrawala
Pendidikan FMIPA Universitas Negeri Jakarta No. 1 Th. XXIX, 2010.

Suryatin, Budi. Fisika IX. Jakarta : PT Grafindo, 2008.

Yulianto, A, S. Bijaksana, dan W. Loeksmanto. Karakteristik Magnetik dari Pasir Besi


Cilacap. Jurnal Fisika Himpunan Fisika Indonesia Vol. A5 (0527), 2002.

Anda mungkin juga menyukai