Paparan Seminar Insinyur - JH
Paparan Seminar Insinyur - JH
Pengawasan Pembangunan
PLTU Nagan Raya 2 x 110 MW
di Desa Suak Puntong Kecamatan Kuala Pesisir
Kabupaten Nagan Raya Provinsi Aceh
Juliansyah Harahap
NPM. 2104512010030
Dosen Pembimbing
Dr.Ir.Akhyar,ST.,MP.,M.Eng.,IPM. ASEAN. Eng.
Januari 2022
PS PPI USK
Daftar Isi Program Studi
Program profesi Insinyur
1 Biografi
2 Paparan Portofolio : 6 Studi Kasus
IDENTITAS PRIBADI
Nama : Juliansyah Harahap
Tempat, Tgl.Lahir : Banda Aceh, 31 Juli1982
Pekerjaan : Dosen Prodi Teknik Lingkungan
UIN Ar-Raniry Banda Aceh
Alamat : Perumahan Suleue Sejahtera 4 No.B10 Gp. Suleue Kec. Darussalam
Kabupaten Aceh Besar 23373.
Telepon : 0852-7759-7731
Email : juliansyah.harahap@gmail.com , juliansyah.harahap@ar-raniry.ac.id
Shcolar Link : https://scholar.google.co.id/citations?hl=id&user=Q2N2kVkAAAAJ
Scoopus Link : https://www.scopus.com/authid/detail.uri?authorId=57222150815
PS PPI USK
Pengalaman Kerja Program Studi
Program profesi Insinyur
Kode
Etik 1. Mengutamakan keluhuran budi.
&Etika 2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk
Profesi kepentingan kesejahteraan umat manusia.
3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat
sesuai dgnn tugas & tanggung jawabnya.
4. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian
profesional keinsinyuran.
STUDI
KASUS 1.
2.
Mengutamakan keselamatan, kesehatan & kesejahteraan masyarakat.
Bekerja sesuai dengan kompetensinya.
K3L Prefesio 3. Hanya menyatakan pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan.
nalisme 4. Menghindari terjadinya pertentangan kepentingan.
5. Membangun reputasi profesi.
6. Memegang teguh kehormatan, integritas & martabat profesi.
7. Mengembangkan kemampuan profesionalnya.
PS PPI USK
Studi Kasus : Portofolio Program Studi
Program profesi Insinyur
PWHT Inspection Welding Inspection Press Vessel Inspection Radiography Inspection PMIInspection
Deskripsi Kegiatan :
Hydrostatic test / hydrotest adalah salah satu cara pengujian
kekuatan dan kebocoran pada sistem perpipaan, bejana tekan
(pressure vessel, seperti boiler, heat exchanger, reaktor, dan
Hidrostatic Test lainnya) dengan menggunakan media fluida cair (umumnya air). Eddy Current Inspection
Hydrotest umumnya dilakukan dengan memasukkan air ke dalam
perpipaan atau bejana tekan dengan tekanan tertentu, dimana
kemudian dikondisikan dalam keadaan bertekanan serta ditahan (on
hold) sampai jangka waktu tertentu (minimal selama 10 menit ) sesuai
dengan standar rujukan yang digunakan. Apabila tidak ditemukan
kebocoran dan tekanan air di dalamnya dalam kondisi steady/tetap,
Corrosion Inspection maka dapat disimpulkan bahwa bejana tekan atau perpipaan yang DPT Inspection
dites lulus uji
Studi Kasus 1 : Kegiatan Supervisi Hydrostatic Test Main Steam Pipe Unit 1
PS PPI USK
Uraian Tugas Environment and Safety Engineer Program Studi
Program profesi Insinyur
1. Membangun komunikasi
2. Melakukan identifikasi dan penilaian bahaya bersama kontraktor dan pelaksana kegiatan
3. Memastikan tindakan pengendalian Bahaya sudah dilakukan sebelum kegiatan dimulai
4. Memastikan hanya mereka yang terlatih dan memiliki wewenang yang dapat melakukan pelaksanaan
kegiatan hydrotest
5. Memastikan hanya mereka yang berwenang saja yang diperkenankan berada di dalam area pelaksanaan
hydrotest
6. Memastikan agar seluruh area pelaksanaan hydrotest sudah diamankan dengan pita safety line atau
menggunakan pagar pengaman (safety barrier)
7. Memasang tanda bahaya yang menunjukkan bahwa hydrotest sedang dilaksanakan di area tersebut
8. Memastikan seluruh personil yang terlibat dan berada di lokasi pengujian selalu menggunakan APD
9. Memastikan sebelum memulai pelaksanaan, safety permit to work atau ijin kerja aman sudah diterbitkan
10.Memastikan adanya pencahayaan atau penerangan yang cukup selama tes berlangsung
11.Mengawasi agar kegiatan Hydrotest Main Steam pipe Unit 1 tidak menyimpang dari standar lingkungan
dan keselamatan kerja berdasarkan aturan baku di Republik Indonesia
Studi Kasus 1 : Kegiatan Supervisi Hydrotest Main Steam Pipe Unit 1 PS PPI USK
Keputusan Keinsinyuran yang diambil atau dilakukan : Program Studi
Program profesi Insinyur
Deskripsi Kegiatan :
Chemical cleaning adalah sebuah tahapan
kegiatan yang bertujuan untuk menghilangkan
oil, grease, organic matter, dan welding slag pada
permukaan dinding pipa boiler untuk mencagah
korosi dan memberikan layer protection untuk
preservasi selama pengoperasian boiler. Terdapat
beberapa tahapan dari chemical cleaning yaitu ;
Persiapan, Degreasing, Flushing, Acid Cleaning
dan Pasivasi, serta Inspeksi dan Preservasi Boiler
12
Studi Kasus – 2 : Kegiatan Supervisi Boiler Chemical Cleaning Unit 1 PS PPI USK
Program Studi
Uraian Tugas Environment and Safety Engineer Program profesi Insinyur
1. Melakukan koordinasi awal dengan pihak-pihak terkait sebelum pelaksanaan kegiatan chemical
cleaning boiler unit 1 dilakukan.
2. Melakukan identifikasi dan penilaian bahaya bersama kontraktor dan pelaksana kegiatan.
3. Merekomendasikan tindakan dan teknik pengendalian bahaya secara umum dan yang sesuai untuk
diterapkan.
4. Melakukan inspeksi bersama di lokasi guna memastikan tindakan pengendalian yang
direkomendasikan sudah dilakukan, dan siap untuk mengantisipasi potensi bahaya.
5. Memastikan hanya mereka yang terlatih dan memiliki wewenang yang dapat melakukan pelaksanaan
kegiatan chemical cleanng.
6. Memastikan agar seluruh area berbahaya sudah diamankan dengan safety line, dan memasang rambu-
rambu tanda bahaya yang menunjukkan bahwa chemical cleanning sedang dilaksanakan di sekitar
area tersebut, sehingga dapat mengisolasi potensi bahaya yang muncul.
7. Memasang insulation/ isolator (Rock wool atau Glass wool ) pada pipa-pipa yang panas pada saat
proses berlangsung. 13
Studi Kasus – 2 : Kegiatan Supervisi Boiler Chemical Cleaning Unit 1 PS PPI USK
V Program Studi
Keputusan Keinsinyuran yang diambil atau dilakukan : Program profesi Insinyur
Deskripsi Kegiatan :
Steam Blow adalah kegiatan pembersihan bagian
dalam dari pipa main steam dengan menggunakan
energi kinetik dari superheater steam dengan
tekanan tertentu guna menghilangkan karatan,
kotoran dan grease dalam pipa. tujuan utamanya
adalah untuk menghindari supaya tidak terjadi
kerusakan pada saat operasional impeller (integral
rotor) yang berasal dari steam turbin. Kegiatan Steam
Blow menghasilkan suara yang sangat bising, karena
tekanan dari steam yang dihasilkan memiliki tekanan
yang sangat tinggi (± 3,5 MPa) dengan temperatur
berkisar antara 380 sampai 420ºC, sehingga sangat
berbahaya dan memerlukan pemasangan peredam
suara (silencer) untuk mengurangi tingkat kebisingan
yang ditimbulkan.
Studi Kasus – 3 : Kegiatan Supervisi Steam Blow Unit 1 PS PPI USK
Program Studi
Uraian Tugas Environment and Safety Engineer Program profesi Insinyur
1. Membangun komunikasi jauh hari sebelum pelaksanaan steam blow dimulai dengan pihak-pihak yang terlibat.
2. Bersama dengan tim proyek lainnya, mengadakan sosialisasi kepada masyarakat yang berlokasi dekat dengan proyek
PLTU Nagan Raya 2x110 MW, yaitu perangkat desa dan perwakilan masyarakat, terkait dengan tingkat kebisingan
tinggi yang akan muncul selama proses steam blow berlangsung, sehingga masyarakat maklum dan tidak menimbulkan
kekhawatiran berlebihan.
3. Memastikan hanya personil yang berkompeten saja yang boleh terlibat dalam melakukan proses pekerjaan steam
blow
4. Melakukan identifikasi dan penilaian bahaya bersama pelaksana kegiatan sebelum kegiatan steam blow
5. Memastikan tindakan pengendalian yang direkomendasikan dari hasil identifikasi dan penilaian bahaya sudah
disiapkan dan diaplikasikan minimal satu hari sebelum kegiatan.
6. Memastikan hanya mereka yang berwenang saja yang diperkenankan berada di dalam area pelaksanaan steam blow,
safety line/safety baricade dengan radius aman minimal 10 meter harus sudah dipasang. Rambu peringatan/safety
sign board juga perlu dipasang di area steam blow berlangsung, untuk menghindari orang lalu lalang pada area yang
berbahaya, terutama di dekat temporary silencer
7. Memastikan seluruh personil yang terlibat dan berada di area steam blow menggunakan Alat Pelindung Diri (APD),
terutama hearing protection yang sesuai (ear muff) saat proses berlangsung, untuk resiko bahaya kebisingan.
8. Memastikan sebelum memulai pelaksanaan, safety permit atau ijin kerja aman sudah diterbitkan.
9. Mengawasi dan memantau agar pelaksanaan kegiatan Steam Blow Unit 1 tidak menyimpang dari standar lingkungan
dan keselamatan kerja yang berlaku di Republik Indonesia.
Studi Kasus – 3 : Kegiatan Supervisi Steam Blow Unit 1 PS PPI USK
Program Studi
Keputusan Keinsinyuran yang diambil atau dilakukan : Program profesi Insinyur
Deskripsi Kegiatan :
Furnace adalah ruang bakar di dalam boiler yg merupakan tempat terjadinya pembakaran batubara
yang bercampur udara dan panas. Furnace boiler dilindungi oleh dinding refraktory yang berfungsi
untuk mencegah panas dari boiler keluar ke lingkungan. Definisi refractory sesuai ASTM C 71 yaitu
suatu bahan non logam yang dengan properties dan kandungan kimianya dapat di aplikasikan untuk
membentuk struktur atau bagian dari suatu sistem yang ter-ekpose oleh lingkungan suhu diatas
1000 °F, 811°K, atau 538 °C. Refraktori merupakan lapisan bahan tahan panas yang digunakan untuk
melapisi boiler yang berfungsi untuk membantu menjaga panas yang terdapat di dalam boiler,
Boiler refractory terbuat dari sejumlah bahan antara lain berupa bata, ubin yang terbuat dari
senyawa dan mineral tahan panas seperti fireclays, bauksit, silikon karbida, zirkonia, kromit,
alumina, dolomit, atau magnesit yang memiliki kemampuan untuk digunakan dalam aplikasi
pemanasan pada suhu 1.000 º F atau lebih. Pada bulan Januari 2014 terjadi kerusakan pada boiler
refractory unit 1 yang terdeteksi dari adanya tanda-tanda antara lain munculnya titik panas pada
casing dan cangkang boiler, serta temperatur yang tidak stabil serta cenderung menurun pada saat
boiler sedang beroperasi. Setelah dipastikan ada kerusakan pada refractory, maka dilakukan shut
down pada boiler dan menunggu temperatur dingin selama lebih kurang tujuh hari untuk kemudian
dilakukan perbaikan.
22
Studi Kasus - 4 PS PPI USK
Program Studi
Supervisi/pengawasan Kegiatan Boiler Refractory Repair Unit 1 Program profesi Insinyur
Studi Kasus – 4 : Kegiatan Supervisi Boiler Refractory Repair Unit 1 PS PPI USK
Program Studi
Uraian Tugas Environment and Safety Engineer Program profesi Insinyur
1. Membangun komunikasi dengan pihak-pihak yang terlibat perbaikan refractory, untuk mengetahui teknis perbaikan
setelah suhu furnace boiler sudah memungkinkan untuk di masuki.
2. Memastikan hanya personil yang berkompeten saja yang boleh terlibat dalam melakukan proses pekerjaan Boiler
Refractory Repair
3. Melakukan identifikasi dan penilaian bahaya bersama kontraktor dan pelaksana kegiatan sebelum kegiatan perbaikan
dimulai
4. Memastikan tindakan pengendalian yang direkomendasikan dari hasil identifikasi dan penilaian bahaya sudah
disiapkan dan diaplikasikan sebelum kegiatan dilaksanakan.
5. Memastikan hanya mereka yang berwenang saja yang diperkenankan berada di dalam area furnace, dan membatasi
jumlah pekerja yang ada di dalam furnace tersebut.
6. Melakukan sistem rotasi karena bekerja pada area confined space, dan memastikan tersedianya akses udara yang
cukup dengan memasang axial fan
7. Memastikan seluruh personil yang terlibat perbaikan refractory selalu menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang
sesuai dengan kondisi di lapangan
8. Memastikan sebelum memulai pelaksanaan, safety permit atau ijin kerja aman untuk kondisi ruang terbatas
(confined space) sudah diterbitkan.
9. Mengawasi dan memantau agar pelaksanaan kegiatan Boiler Refractory Repair Unit 1 tidak menyimpang dari standar
lingkungan dan keselamatan kerja yang berlaku di Republik Indonesia.
Studi Kasus – 4 : Kegiatan Supervisi Boiler Refractory Repair Unit 1 PS PPI USK
Program Studi
Keputusan Keinsinyuran yang diambil atau dilakukan : Program profesi Insinyur
1. Melakukan telaah kondisi eksisting yang sudah ada dan sudah berjalan di perusahaan
2. Menyusun SOP terkait K3 yang terdiri atas SOP K3 kategori umum sebanyak enam SOP, SOP K3
kategori tata kerja aman dan sehat sebanyak 17 SOP, SOP K3 kategori pekerjaan berbahaya
sebanyak 12 SOP, dan SOP K3 kategori pencegahan kebakaran dan emergency respon sebanyak
tiga SOP.
3. Melaksanakan pelatihan-pelatihan K3 yang terkait dengan pekerjaan yang ada di perusahaan
4. Menguji penerapan dari SOP K3 yang telah disusun dengan melakukan pengamatan lapangan
terkait dengan tingkat kesesuaian dan kemudahan penggunaan SOP di tingkat pekerja lapangan.
5. Melakukan review hasil observasi penerapan di lapangan bersama tim manajemen perusahaan
pengguna jasa berupa presentasi dan meeting untuk mendapatkan saran perbaikan terhadap SOP
K3
6. Melakukan finalisasi SOP K3 dengan berdasarkan input-input yang didapatkan dari observasi dan
para pekerja di lapangan, dari saran dan masukan pihak tim manajemen perusahaan, baik melalui
meeting maupun dari diskusi-diskusi terbuka.
Studi Kasus – 5 : Kegiatan Konsultansi Penyusunan dan Penerapan
Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 PS PPI USK
Program Studi
Keputusan Keinsinyuran yang diambil atau dilakukan : Program profesi Insinyur
1. Melakukan studi dan pemetaan kondisi eksisting dari perusahaan melalui dokumen-dokumen SOP serta
dokumen kebijakan yang sudah ada
2. Melakukan indepth interview kepada para tenaga kerja dan manajemen perusahaan yang memiliki informasi
berkenaan dengan aktifitas pekerjaan yang ada di perusahaan
3. Mendesain tool pengujian penerapan SOP berupa checklist pengujian berisi keterangan dan rekomendasi untuk
menilai keefektifan produk SOP serta menentukan perbaikan yang diperlukan.
4. Melakukan Identifikasi Bahaya – Penilaian Resiko - Pengendalian Resiko/ Hazard Identification Risk Assessment
and Risk Control (HIRARC) seluruh aktivitas kerja terkait core bisnis perusahaan
5. Melakukan pengelompokan SOP K3 yang berdasarkan dari dokumen HIRARC yang telah dihasilkan, yaitu
berdasarkan jenis aktifitas, proses pekerjaan, dan lokasi pekerjaan.
6. Melakukan pengkategorian resiko berdasarkan kepada penilaian resiko yang terdiri dari dua indikator penting
penilaian yaitu tingkat kemungkinan resiko itu terjadi (Likelihood) serta tingkat keparahan jika resiko itu terjadi
(Severity)
7. Merekomendasikan tindakan pengendalian resiko meliputi pengendalian secara Eliminasi (menghentikan
pekerjaan dilokasi tower jika cuaca buruk dan adanya potensi sambaran petir), pengendalian secara
Administrasi (SOP, kebijakan K3 perusahaan, pelatihan dan re-training), serta pengendalian melalui Engineering
Control (ventilasi dan pembuatan sistem exhaust pada ruangan genset dikantor, pembuatan sangkar dan teras
pada handrail/tangga tower).
Studi Kasus – 5 : Kegiatan Konsultansi Penyusunan dan Penerapan
Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 PS PPI USK
Program Studi
Implementasi Cipta Karsa dan Sapta Darma Program profesi Insinyur
Deskripsi Kegiatan
Pelatihan dan sertifikasi merupakan usaha peningkatan
kualitas sumber daya di perusahaan dalam rangka memenuhi
standar kualifikasi atau kompetensi yang telah ditetapkan
untuk mencapai produktivitas perusahaan yang tinggi sesuai
dengan target yang ditetapkan. Bila dihubungkan dengan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), maka pelatihan dan
sertifikasi tersebut ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap setiap petugas atau pekerja yang
berkaitan dengan K3 agar memiliki kompetensi sesuai dengan
penugasannya, sehingga dapat dicapai penerapan K3 yang
baik, disiplin dan terarah untuk mewujudkan zero-accident di
perusahaan/ proyek. Pelatihan K3 dipandang sebagai kegiatan
yang strategis, karena hasilnya akan nampak pada
peningkatan produktivitas tenaga kerja secara individu dan
produktivitas perusahaan dalam skala yang lebih luas.
Studi Kasus –6: Kegiatan Pelaksanaan Pelatihan dan Sertifikasi Ahli K3
PS PPI USK
Uraian Tugas Instruktur Tetap Bidang K3 Program Studi
Program profesi Insinyur
pada Kegiatan Pelatihan dan Sertifikasi Ahli K3 :
1. Membuat rencana pembelajaran sesuai dengan jenis modul/materi yang ditugaskan untuk di sampaikan pada
peserta pelatihan dan sertifikasi.
2. Menentukan rencana pelajaran dengan membaginya menjadi beberapa tujuan kecil sehingga tujuan utama
dari materi yang akan disampaikan menjadi tercapai
3. Merumuskan tujuan pembelajaran dengan menyatakan suatu kegiatan yang dapat diamati dan diukur (berupa
kata tindakan seperti memilih, memperagakan, menjelaskan, dan lainnya), dan menghindari penggunaan kata
seperti mengetahui, mengerti, dan meninjau dalam perumusan tujuan pembelajaran tersebut.
4. Menyiapkan materi K3 yang akan disampaikan dengan mempertimbangkan penyampaian teori dan contoh-
contoh kasus mulai dari yang sederhana sampai dengan yang sulit/rumit, serta berusaha sedekat mungkin
dengan contoh pada pekerjaan sehari-hari dari peserta pelatihan dan sertifikasi.
5. Mendorong interaksi antara peserta yang memungkin mereka untuk dapat saling belajar satu sama lainnya.
6. Memberikan beberapa variasi penyampaian materi untuk menjaga agar suasana pembelajaran tetap menari,
menantang dan menyenangkan.
7. Membuat suatu evaluasi terhadap capaian pembelajaran yang telah disampaikan pada pelatihan tersebut,
berupa soal latihan dalam bentuk pre-test dan post-test.
Studi Kasus –6: Kegiatan Pelaksanaan Pelatihan dan Sertifikasi Ahli K3
PS PPI USK
Program Studi
Keputusan Keinsinyuran yang diambil atau dilakukan : Program profesi Insinyur
1. Memutuskan metode pembelajaran seperti apa yang akan digunakan sesuai dengan
rumusan tujuan pembelajaran yang telah dibuat, jika tujuannya adalah untuk
mendapatkan pengetahuan maka metode ceramah, metode peragaan, atau dengan
metode tanya jawab. Jika tujuan pembelajarannya adalah mendapatkan ketrampilan
maka metode yang digunakan akan lebih kepada telaah/bedah kasus, instruksi
pekerjaan, latihan secara berkelompok/perorangan, atau melakukan praktek lapangan.
Dan jika tujuan pembelajarannya adalah untuk mendapatkan perubahan sikap maka
metode kegiatan yang dipilih adalah berupa diskusi, permainan peran, atau dengan
metode simulasi.
2. Membagikan pengalaman dan pengetahuan profesional dalam berbagai pelatihan
sebagai bentuk pengabdian dan amal jariyah seorang ahli K3 terhadap masyarakat.
Studi Kasus –6: Kegiatan Pelaksanaan Pelatihan dan Sertifikasi Ahli K3
PS PPI USK
Program Studi
Implementasi Cipta Karsa dan Sapta Darma Program profesi Insinyur
4 Meningkatkan kompetensi dan martabat • Senantiasa membuka ruang diskusi baik dengan sesama rekan instruktur HSE lainnya,
berdasarkan keahlian profesional perusahaan pengguna jasa, tim penyelenggara pelatihan, maupun para peserta pelatihan di
keinsinyuran kelas guna mendapatkan sharing informasi terkait dengan hal-hal baru yang belum
diketahui.
• Berusaha untuk selalu dapat mengikuti berbagai pelatihan dan sertifikasi kompetensi 37
lanjutan di bidang K3 (Sertifikasi ToT) dan lingkungan dari berbagai penyelenggara.
Studi Kasus –6: Kegiatan Pelaksanaan Pelatihan dan Sertifikasi Ahli K3
PS PPI USK
Program Studi
Implementasi Cipta Karsa dan Sapta Darma Program profesi Insinyur
Berdasarkan beberapa studi kasus yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan
antara lain:
1. Berdasarkan pengalaman kerja selama kurun waktu 14 tahun antara tahun 2007-2021
(sekarang) membuktikan bahwa pengalaman kerja dapat meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan dalam mendukung peningkatan kinerja serta memberikan
kontribusi dalam menentukan masa depan karir dan taraf kehidupan ekonomi yang lebih
baik.
2. Dalam melaksanakan tugas profesi dibutuhkan kompetensi yang mencakup pengetahuan,
ketrampilan dan attitud kerja yang baik agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik.
3. Setiap pekerjaan harus selalu menjunjung tinggi kode etik profesi dan melaksanakan
tugas secara profesional.
4. Seluruh pekerjaan harus selalu memperhatikan keselamatan, kesehatan kerja dan
lingkungan (K3L) agar tidak menyebabkan kerugian bagi kita, sesama pekerja dan
perusahaan baik secara langsung (cedera) atau tidak langsung (bermasalah secara
hukum).
Terima Kasih
PS PPI USK
FOTO DAN GAMBAR LAMPIRAN Program Studi
Program profesi Insinyur
Kegiatan Hydrotest
PS PPI USK
FOTO DAN GAMBAR LAMPIRAN Program Studi
Program profesi Insinyur
44
PS PPI USK
FOTO DAN GAMBAR LAMPIRAN Program Studi
Program profesi Insinyur