Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI

DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH


Dwi Meriyanto
Siti Nurrochmah
Febrita Pauilina Heynoek
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang
e-mail: meriyantodwi@gmail.com

Abstract: One determining factor leap away in the long jump one of them is the leg
muscle strength, because the leg muscle strength used when take off from the board
repulsion. The purpose of this study was to determine (1) a significant relationship
between leg muscle strength with the ability to long jump squat style (2) to determine the
variable contribution leg muscle strength in the ability of long jump squat style. Based on
the results of research conducted on the students sport class SMAN 1 Turen Malang,
there is a relationship between the variables of leg muscle strength and the ability to long
jump, and there is a significant correlation between the two variables with t count = 4:48
bigger than t table (α = 0,05) = 1.69. The contribution of effectiveness of 38.5 %.

Keywords:coorelation, leg muscle strength, long jump

Abstrak: Salah satu faktor penentu jauhnya lompatan dalam olahraga lompat jauh salah
satunya adalah kekuatan otot tungkai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
(1) hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan kemampuan lompat
jauh gaya jongkok (2) untuk mengetahui besarnya sumbangan variabel kekuatan otot
tungkai terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok. Adapun hasil penelitian yang
diperoleh, terdapat hubungan antara variabel kekuatan otot tungkai dan kemampuan
lompat jauh, dan terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel
tersebut.Disimpulkan bahwa besarnya sumbangan efektivitasnya sebesar 38,5%
sehingga diharapkan bagi guru olahraga untuk meningkatkan prestasi lompat jauh
disarankan untuk melatih kekuatan otot tungkai.

Kata kunci:hubungan, kekuatan otot tungkai, lompat jauh

Salah satu pendukung pemben-tukan dilaksanakan manusia sejak awal


manusia yang berkualitas adalah melalui perkem-bangannya. Atletik dikatakan
olahraga, Dalam kehidupan modern sebagai ibu dari segala cabang olahraga
manusia tidak dapat dipisahkan dari (Mother’s of Sport). Atletik juga
olahraga, baik sebagai arena adu prestasi merupakan sarana pendidikan jasmani
maupun sebagai kebutuhan untuk bagi peserta didik dalam upaya
menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. meningkatkan kebugaran jasmani yang
Menurut Undang-undang Republik meliputi daya tahan, kekuatan,
Indonesia nomor 3 tahun 2005 tentang kecepatan, kelincahan dan lain
Sistem Keolahragaan Nasional menya- sebagainya. Pada hakekatnya olahraga
takan bahwa “Olahraga adalah segala atletik merupakan olahraga yang di
kegiatan yang sistematis untuk dalamnya terdapat unsur lari, lompat dan
mendorong, membina, serta lempar. Demikian halnya sampai
mengembangkan potensi jasmani, rohani, sekarang, perlombaan yang dilaksanakan
dan sosial”. Gerakan-gerakan yang di seluruh dunia menggunakan nomor lari,
terdapat pada semua cabang olahraga, lompat dan lempar yang termasuk di
pada intinya merupakan gerakan dasar lombakan.
yang berasal dari gerakan pada olahraga Dari sekian nomor yang
atletik. Menurut Roesdianto dan Sudjana diperlombakan di dalam atletik, penulis
(2009:98) Atletik (Track and Field) akan mengkaji tentang nomor lompat,
merupakan olahraga tertua yang dikarenakan melompat merupakan suatu

145
146 Jurnal Pendidikan Jasmani, Vol 26 No 1 April 2016

bagian yang penting dari gerak manusia yaitu pencapaian jarak terjauh menjadi
selain berjalan dan melempar. Kejuaraan tujuan utama dari nomor ini. Dengan
pada nomor lompat juga sering demikian semua potensi dan aspek teknis
dipertandingkan pada tingkat lokal hingga penunjang diarahkan untuk mencapai
internasional. Sebagai nomor lompat jarak yang sejauh-jauhnya sebagaimana
yang selalu dilombakan, keempat jenis yang dike-mukakan oleh Wiarto
nomor lompat yaitu lompat jauh, lompat (2013:32) “Lompat jauh adalah suatu
tinggi, lompat galah, dan lompat jangkit bentuk gerakan me-lompat yang diawali
harus selalu dibina dan dikembangkan dengan gerakan horizontal dan diubah ke
prestasinya sedini mungkin. Artinya gerakan vertical dengan jalan melakukan
pembinaan harus dimulai dari usia dini. tolakan pada satu kaki yang terkuat untuk
Oleh karena itu melalui pengembang-an memperoleh jarak yang sejauh-jauhnya.”
dan pembinaan masyarakat, olahraga Lompat jauh adalah salah satu nomor
wajib diajarkan di sekolah-sekolah dari dari cabang olahraga atletik yang perlu
Sekolah Tingkat Dasar, Sekolah Tingkat dilatihkan sejak dini agar kelak atlet bisa
Pertama dan Sekolah Menegah Atas. meraih prestasi secara maksimal.UU SKN
Dalam pembinaan pada tingkat pen- nomor 3 tahun 2005 menyatakan bahwa
didikan di Indonesia dibedakan menjadi Prestasi olahraga adalah hasil upaya
olahraga pendidikan dan olahraga maksimal yang dicapai olahragawan atau
prestasi. Menurut Undang-undang Sistem kelompok olahragawan (tim) dalam
Ke-olahragaan Nasional nomor 3 tahun kegiatan olahraga. Setelah melalui ber-
2005 pengertian “Olahraga pendidikan bagai macam latihan dan uji coba.
adalah pendidikan jasmani dan olahraga Demikian pula para siswa yang telah
yang dilaksanakan sebagai bagian proses belajar dan menekuni cabang olahraga
pendidikan yang teratur dan berkelanjutan atletik nomor lompat jauh, untuk mem-
untuk memperoleh pengetahuan, kepri- peroleh prestasi yang maksimal tidak
badian, ketrampilan, kesehatan, dan ke- terlepas dari usaha pembinaan.
bugaran jasmani”. Dan “olahraga prestasi Pembinaan merupakan suatu usaha
adalah olahraga yang membina dan yang dilakukan untuk meningkatkan
mengembangkan olahragawan secara prestasi. Pembinaan dapat dilakukan
terencana, berjenjang, dan berkelanjutan dengan cara berlatih secara bertahap dan
melalui kompetisi untuk mencapai sistematis sesuai dengan aturan yang
prestasi dengan dukungan ilmu tepat. Dalam hal ini peningkatan prestasi
pengetahuan dan teknologi olahraga di tingkat sekolah
keolahragaan”. Pada jenjang sekolah dimaksimalkan dengan adanya kelas
terdapat bebarapa sekolah yang khusus olahraga, untuk menampung
memasukkan olahraga dalam kelas baru, bakat dan minat siswa dalam bidang non
pada sekolah tertentu kelas olahraga akademik seperti olahraga. Kelas
sudah menjadi bagian dalam kelas olahraga ini di adakan untuk
mereka, mulai jenjang Sekolah Menengah mengembangkan faktor-faktor yang
Pertama sampai Sekolah Menengah Atas diperlukan dalam peningkatan prestasi
sudah menerapkan sistem ini. Diharapkan olahraga dan juga memberikan kesem-
dengan kelas olahraga ini bakat dan patan bagi siswa untuk meningkatkan
siswa bisa tersalurkan, sehingga prestasi prestasinya, berbeda dengan kegiatan
mereka bisa terus dijaga dan yang dilakukan pada pembelajaran di
dikembangkan tanpa ada gangguan yang kelas reguler.
selama ini dirasakan sebagian siswa Faktor-faktor yang dianggap turut
berprestasi yang berada di kelas reguler. memberikan sumbangan terhadap
Salah satu pembelajaran yang ada kemam-puan lompat jauh adalah faktor
dalam kelas olahraga ini adalah cabang kekuatan otot tungkai, daya ledak otot,
atletik, salah satu nomor atletik adalah dan kelentukan (Pate dkk, 1984: 284).
nomor lompat jauh. Lompat jauh merupa- Ke-kuatan otot tungkai merupakan salah
kan salah satu nomor lompat dalam satu komponen kondisi fisik yang utama
cabang olahraga atletik, nomor ini dalam gerak daya ledak otot tungkai.
merupakan jenis lompatan horizontal Kekuatan otot dalam aktivitas gerak ke
Dwi Meriyanto, KekuatanOtot Tungkai dengan Kemampuan Lompat Jauh147

atas diguna-kan untuk memberikan awalan, tolakan, melayang, dan


dorongan pada kedua tungkai saat mendarat”. Oleh karena itu untuk dapat
menolak ketika akan meloncat ke atas. mencapai hasil lompatan yang baik, maka
Jika tungkai memiliki kekuatan kontraksi seorang atlet lompat jauh dituntut untuk
otot yang besar, maka gerak loncat ke melakukan suatu gerakan lari awalan
atas akan semakin tinggi pula (Santoso, dengan cepat dan langkah yang benar
2006: 64) dalam penelitian yang berjudul agar dapat bertolak dengan kuat pada
Hubungan Antara Panjang Tungkai, balok tolakan. Rangkaian gerak lompat
Kekuatan Otot Tungkai, dan Kecepatan jauh adalah kesatuan gerak yang tidak
Lari 50 meter dengan Daya Ledak Otot terputus-putus
Tungkai Mahasiswa Putra Prodi Untuk dapat memberikan dan me-
Pendidikan Jasmani Angkatan 2004 FIP nentukan komponen kondisi fisik yang
Universitas Negeri Malang. tepat, khususnya yang berkaitan dengan
Diantara faktor-faktor tersebut, faktor kebutuhan yang diperlukan pada lompat
kekuatan otot merupakan faktor kunci jauh, perlu diketahui komponen-
penentu dalam mencapai prestasi lompat komponen yang dapat memberikan
jauh (Pate dkk, 1984: 284). Kekuatan sumbangan positif pada peningkatan hasil
adalah kemampuan otot untuk melakukan lompatan. Untuk itu perlu diketahui faktor
kontraksi guna membangkitkan tegangan yang menentukan kemampuan lompat
terhadap suatu tahanan (Giriwijoyo, 2005: jauh secara tepat dalam mencapai
71). prestasi lompat jauh.
Sesuai dengan dengan tujuan pe- Setiap pertandingan lompat jauh,
nelitian yang telah di tentukan yaitu seorang pelompat menggunakan
mengetahui hubungan kekuatan otot beberapa gaya untuk mendapatkan hasil
tungkai dengan kemampuan lompat jauh lompatan yang diharapkan. Gaya yang
gaya jongkok siswa kelas olahraga SMAN digunakan tersebut tergantung dari
1 Turen Malang, maka perlu adanya pelompat itu sendiri, gaya yang nyaman
tinjauan pustaka yang akan digunakan dan bisa menghasilkan lompatan yang
sebagai landasan berfikir dalam penelitian maksimal. Menurut Sudarsini (2013: 50)
ini. Gaya dalam lompat jauh terdirri 3 macam
Menurut Wiarto (2013:32) Lompat gaya, yaitu gaya jongkok, gaya schnepper
jauh adalah bentuk gerakan melompat dan gaya jalan di udara, yang menjadi
yang diawali dengan gerakan horizontal dasar adanya perbedaan terdapat pada
dan diubah ke gerakan vertical dengan sikap badan saat melayang, sedangkan
jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk awalan, tolakan, dan pendaratan
yang terkuat untuk memperoleh jarak memiliki teknik dan cara yang sama.
sejauh-jauhnya.. Dapat disimpulkan Dibawah ini dijelas-kan teknik dari 3 gaya
bahwa lompat jauh adalah suatu akivitas lompat jauh.
gerakan yang dilakukan di dalam Gaya jongkok atau yang juga disebut
lompatan yang ber-pindah posisi ke gaya ortodoks merupakan gaya yang
tempat lain untuk mencapai lompatan pertama kali digunakan dalam lompat
yangmaksimal.Bentuk gerakan lompat jauh. Lompat jauh gaya jongkok adalah
jauh adalah gerakan melompat, sikap badan diudara kedua tungkai
mengangkat kaki ke atas dan ke depan jongkok, kedua lutut ditekuk, kedua
dalam upaya membawa titik berat badan tangan kedepan (Riyadi, 1985: 97).
selama mungkin di udara untuk Teknik gerakan dalam lompat jauh gaya
memperoleh jarak yang sejauh-jauhnya. adalah setelah bertumpu maka kaki
Melompat dalam lompat jauh se- bebas diayunkan ke depan atas dengan
benarnya adalah perwujudan dari sikap lutut bengkok sewajarnya.
gabung-an gerakan lari dan menolak. Jadi Kemudian kaki tumpu menyusul diangkat
hasil lompatan akan besar jika larinya pada saat mencapai titik tinggi kedua kaki
cepat dan tolakan yang dibuat pada balok tadi sudah sejajar dalam sikap seperti
tumpuan dilakukan dengan kuat. Menurut jongkok atau duduk. Selanjutnya kedua
Giriwiyono (2013: 65) “ Rangkaian lompat kaki dan tangan diluruskan ke depan
jauh terbagi dalam beberapa fase: badan condong ke depan dan bersiap
148 Jurnal Pendidikan Jasmani, Vol 26 No 1 April 2016

melakukan pendaratan (Sudarsini, 2013: Peng-gunaan gaya dapat disesuaikan


50). Gaya jongkok merupakan gaya yang ber-dasarkan kemampuan dan keahlian
paling mudah untuk dilakukan, dan me- se-orang pelompat.
rupakan gaya konvensional yang sering Menurut Butler (2013: 119) “teknik
digunakan untuk latihan awal lompat jauh lompat jauh dibagi menjadi beberapa
sebelum dikenalkan gaya lainnya, dalam bagian diantaranya (1) awalan, (2)
penelitian ini peneliti menggunakan tes tolakan, (3) melayang, (4) pendaratan”.
lompat jauh gaya jongkok Keempat unsur tersebut merupakan suatu
Gaya schnepper biasa disebut kesatuan yang masing-masing memiliki
dengan gaya menggantung atau gaya mekanisme sendiri. Masing-masing unsur
lenting. Gaya ini merupakan alternatif itu memiliki gaya geraknya sendiri yang
yang baik bagi teknik „berjalan di udara‟, menyumbang pencapaian jarak lompatan.
utamanya bagi pelompat dalam prestasi Namun, syarat utamanya adalah
lompatan 5-7 meter (Sidik, 2013: 67). pengembangan daya. Daya ini
Teknik gerakan pada gaya ini sama dikembangkan dari lari awalan yang cepat
halnya dengan gaya jonngkok, hanya dan lompatan ke atas yang kuat dari
pada saat mencapai titik tertinggi, kaki balok tolakan. Unsur-unsur dalam lompat
tumpuan tidak dibawa ke depan jauh secara garis besar dan cara
melainkan kaki kanan yang dibawa ke melakukannya menurut Wiarto (2013: 33-
belakang dengan disertai lentingan badan 36) adalah sebagai berikut.(1) Awalan
dan ayunan kedua lengan ke atas (Approach), awalan atau Approach
belakang, kemudian secara bersamaan adalah gerakan permulaan dalam usaha
kedua kaki dan lengan diayun kedepan untuk mendapatkan kecepat-an yang
untuk mendarat (Sudarsini, 2013: 50). setinggi-tingginya pada waktu akan
Gaya ini merupakan alternatif dari gaya melakukan tolakan.Panjang awalan untuk
berjalan di udara yang bagi sebagian melaksanakan awalan dalam lompat jauh
orang masih kesulitan untuk tergantung pada tiap-tiap pelompat (30-45
melakukannya. Dalam melakukan gaya meter).
ini dibutuhkan kelentukan yang baik untuk Cara melakukan awalan atau
membuat lentingan badan pada saat ancang-ancang dalam lompat jauh adalah
melayang di udara. sebagai berikut: Jarak awalan harus
Gaya berjalan di udara ini digunakan cukup jauh dan berlari dengan
seorang pelompat yang lompatannya percepatan atau akselerasi untuk
melebihi prestasi 7 meter (Sidik, mendapatkan momentum yang paling
2013:68).Karakteristik teknik gaya besar. Kecepatan awalan dan irama
berjalan di udara ini dimulai dari gerakan langkah harus tetap. Tambah kecepatan
lari diteruskan di udara didukung oelh lari awalan sedikit demi sedikit sebelum
ayunan lengan, irama langkah ancang- bertumpu. Pada saat melangkah konsen-
anang haruslah tidak diganti, gerakan lari trasi tertuju pada balok lompatan. (2)
harus berakhir saat mendarat, dengan Tolakan, tolakan adalah perubahan atau
kedua kaki tingkai diluruskan ke depan perpindahan gerakan dari gerakan
(Sidik, 2013: 68). Rangkaian gerakan horizontal ke gerakan vertikal yang
pada gaya ini pada saat melayang di dilakukan secara cepat. Tumpuan atau
udara seperti orang berjalan, dan gaya tolakan kaki harus kuat agar tercapai
gaya ini biasa diguna-kan oleh seorang tinggi lompatan yang cukup tanpa
pelompat yang profesional dan memiliki kehilangan kecepatan maju. Cara
prestasi lompatan yang baik. mlakukan tumpuan atau tolakan pada
Dari beberapa macam-macam gaya lompat jauh adalah sebagai berikut: Pada
yang dilakukan dalam lompat jauh, gaya saat menumpu atau betolak badan sudah
jongkok merupakan gaya yang paling agak condong kedepan. Titik berat badan
awal digunakan dalam lompat jauh, gaya ditentukan oleh panjangnya langkah yang
yang paling mudah untuk dilakukan, dan terakhir sebelum melompat. Ayunkan
menjadi instrumen tes pada penelitian ini, paha kaki keposisi horizontal dan
sedang-kan gaya melenting digunakan pertahankan. Luruskan sendi mata kaki,
sebagai alternatif gaya berjalan di udara. lutut dan pinggang pada waktu tolakan.
Dwi Meriyanto, KekuatanOtot Tungkai dengan Kemampuan Lompat Jauh149

Betolak kedepan atas dan usahakan kemampuan kon-disi fisik. Pate dkk
melompat setinggi-tingginya ketika (1984:284) mengatakan bahwa terdapat
bertolak membentuk sudut tolakan 450. beberapa komponen kondisi fisik yang
(3) Melayang di Udara, sikap mela-yang turut membentuk tinggi rendahnya
diudara yaitu sikap setelah kaki tolak kemampuan lompat jauh seseorang.
menolak kaki pada balok tumpuan. Badan (Jonath, 1987:200) menyata-kan bahwa
akan dapat terangkat melayang diudara “Ancanng-ancang awalan yang dilakukan
bersamaan dengan ayunan kedua oleh pelompat harus secepat mungkin,
lengan, kedepan atas. Tinggi dan karena dua pertiga prestasi lompat jauh
jatuhnya hasil lompatan sangat tergantung pada ancang-ancang dan
tergantung dari besarnya kekuatan kaki sepertiga pada lompat oleh kerena itu
tolak dan pelompat harus meluruskan tahapan teknik lompat jauh sangat di
kaki tumpu selurus-lurusnya dan secepat- pengaruhi unsur kecepatan sprint dan
cepatnya. kondisi fisik”. Dapat disimpulkan faktor-
Cara melakukannya adalah sebagai faktor yang mempengaruhi kemampuan
berikut: Sesaat setelah bertumpu kaki lompat jauh gaya jongkok antara lain
tumpu segera diluruskan. Mengangkat teknik gerakan mulai awalan sampai
pinggul ketas diusahakan selama pendaratan, kecepatan awalan dan pada
mungkin diudara dengan cara menjaga saat tolakan.
keseim-bangan dan persiapan Setiap cabang olahraga yang tujuan-
pendaratan. Pada saat melayang diudara nya prestasi dituntut untuk mendapatkan
kedua kaki sedikit ditekuk sehingga posisi hasil yang maksimal dalam setiap per-
badan dalam sikap jongkok. Sikap tubuh lombaan atau pertandingan. Untuk men-
saat melayang ditentukan oleh gaya dapatkan hasil yang maksimal tersebut
dalam lompat jauh yaitu ga jongkok, juga terdapat faktor penunjang untuk
menggantung atau gaya berjalan diudara. tercapainya prestasi. Faktor tersebut bisa
(4) Mendarat (landing) untuk menghindari didapatkan dari hasil latihan yang teratur
pendaratan pada pantat, kepala di- dengan tujuan meningkatkan kemampuan
tundukkan dan lengan diayunkan fungsional olahragawan sesuai dengan
kedepan sewaktu kaki menyen-tuh pasir. tuntutan dan kebutuhan cabang olahraga
Kaki tidak kaku dan tegang, melainkan yang ditekuni.
lemas dan lentur. Maka sendi harus siap Dalam lompat jauh untuk meng-
menekuk pada saat yang tepat. Gerakan hasilkan lompatan yang maksimal
seperti ini memerlukan waktu yang tepat. terdapat bebarapa faktor yang turut
Komponen-komponen lompat jauh di berperan dalam pencapaian jauhnya
atas sangat mempengaruhi hasil lompatan. Faktor tersebut dapat berupa
lompatan yang dilakukan atlet. aspek kondisi fisik, teknik gerakan, aspek
Keseluruhan gerakan lompat jauh mulai biomekanika gerak seorang pelompat.
dari awalan sampai pendaratan Menurut Bernhard (1986: 45) unsur-unsur
membutuhkan koordinasi yang baik. dasar bagi suatu prestasi lompat jauh
Jadi untuk melakukan gerakan berdasarkan faktor kondisi fisik adalah
lompat jauh terdapat beberapa unsur kecepatan, tenaga lompat dan tujuan
gerak gabungan yang harus dilakukan yang diarahkan pada ketrampilan.
terdiri dari awalan, tolakan, melayang Menurut Riyadi (1985: 95) menyatakan
diudara, dan mendarat. Gerakan-gerakan bahwa “unsur-unsur yang ber-pengaruh
tersebut dila-kukan secara berkelanjutan terhadap kemampuan seorang lompat
tanpa terputus dan antara satu dengan jauh meliputi daya ledak, kecepat-an,
yang lainnya saling menunjang sehingga kekuatan, kelin-cahan, kelentukan,
penguasaan terhadap masing-masing koordinasi dan keseimbangan”. Berdasar-
gerakan menjadi sangat penting untuk kan pendapat diatas dapat disimpulkan
tercapainya hasil lompatan yang bahwa faktor yang mempengaruhi lompat
maksimal. jauh adalah sebagian besar berasal dari
Mengacu pada konsep rangkaian kondisi kesegaran jasmani, terutama ke-
gerak lompat jauh, maka seorang cepatan digunakan pada saat awalan,
pelompat membutuhkan beberapa kekuatan dan daya ledak dugunakan
150 Jurnal Pendidikan Jasmani, Vol 26 No 1 April 2016

dalam pada saat menolak, kelincahan pengaruhi hasil lopatan dari segi
dan kelentukan digunakan pada saat biomekanika terdiri dari kecepatan saat
gerakan melayang di udara, koordinasi bertolak, sudut tolakan, daya tolakan,
dan keseim-bangan digunakan pada saat tinggi titik pusat massa saat bertolak, dan
semua fase awalan sampai pendaratan sudut mendarat.
dilakukan. Pendapat-pendapat tersebut di-
Berdasarkan dari aspek teknik tunjang dengan pendapat dari Jonath
gerakan menurut Jonath (1987:196) (1987: 200). Ancang-ancang awalan yang
faktor teknik yang berpengaruh meliputi dilakukan oleh pelompat harus secepat
ancang-ancang, lepas tapak tahap mungkin, karena dua pertiga prestasi
melayang dan pendarat-an. Menurut lompat jauh tergantung pada ancang-
Bernhard (1986: 45) faktor teknik yang ancang dan sepertiga pada lompat oleh
berpengaruh antara lain ancang-ancang, kerena itu berbagai tahap teknik lompat
persiapan lompat dan perpindahan, fase jauh sangat di pengaruhi unsur kecepatan
melayang, dan pen-daratan. Dapat sprint dan kondisi fisik lain. Berikut
disimpulkan bahwa aspek teknik juga terdapat gambar faktor dasar yang
berpengaruh dari hasil lom-patan mulai mempengaruhi jauhnya lompatan.
dari fase awalan sampai pendaratan. Berdasarkan pendapat diatas me-
Berdasarkan dari aspek bio- nunjukkan bahwa, untuk mencapai
mekanika jarak dan tinggi lompatan prestasi lompat jauh dipengaruhi oleh
ditentukan oleh tiga parameter kecepatan faktor kondisi fisik, teknik melompat, dan
saat bertolak, sudut tolakan, tinggi titik aspek bio-mekanika dan faktor lain yang
pusat massa saat bertolak. Kecepatan mendukung. Ditinjau dari segi kondisi
bertumpu dan sudut tolakan paling fisik, komponen fisik yang mempengaruhi
penting dikarenakan hasil dari gerakan pencapaian hasil lompatan adalah ke-
sebelum dan sesudah bertolak. Sehingga cepatan, kekuatan, daya ledak,
tolakan sangat penting dalam nomor kelentukan, kelincahahan, koordinasi, dan
lompat (Sidik, 2013:57). Empat keseim-bangan. Dari segi teknik
persyaratan yang harus dikuasai oleh melompat terdiri dari fase awalan,
pelompat jauh yaitu awalan, yang sesuai, tolakan, melayang di udara, dan pen-
tolakan yang tepat dan meng-hasilkan daratan. Sedangkan dari segi
daya dorong yang kuat, melayang di biomekanika terdiri dari kecepatan saat
udara, dan mendarat, keempat unsur bertolak, sudut tolakan, tinggi tolakan,
tersebut memiliki mekanisme sendiri daya tolakan, tinggi titik pusat massa saat
(Asim, 2001:51). Awalan diperoleh dari bertolak, sudut mendarat, postur tubuh,
perpaduan antara kecepatan lari, daya dan posisi saat mendarat.
dorong pada saat menumpu dan sudut Dalam melakukan lompat jauh
tolakan meng-hasilkan jarak horisontal seorang pelompat dituntut untuk memiliki
maksimal akan mengefektifkan kondisi fisik yang prima, berdasarkan
kelembaman yang dihasil-kan sehingga uraian di sub bab sebelumnya, kondisi
diperoleh hasil lompatan yang maksimal. fisik yang berpengaruh terhadap
Tolakan berkaitan dengan hukum Newton kemampuan lompat jauh adalah
III tentang hukum aksi reaksi, besarnya kecepatan, kekuatan, daya ledak,
daya tolakan (aksi) akan menentukan kelentukan, kelincahahan, koor-dinasi,
jauhnya lompatan (reaksi) didalam dan keseimbangan. Dari beberapa
tolakan juga terdapat sudut tolakan yang kondisi fisik diatas dalam penelitian ini
menetukan hasil lompatan. Pada saat akan membahas tentang kekuatan dalam
mendarat juga berpengaruh terhadap pengertian strength, akan tetapi perlu di
jauhnya lompatan, dalam hal ini teradapat jelaskan lagi kajian teoritis tentang
pada sudut mendarat dan gerak lanjutan, strength dan power yang hampir sama
semakin kecil sudut mendarat akan pengertian-nya.
menyebabkan makin jauh lompatan-nya, Strength dan power dalam kamus
konsep ini sesuai dengan konsep bahasa Inggris memiliki pengertian yang
Pitagoras. (Asim, 2001:51-55). Dapat sama yaitu kekuatan, sedangkan dalam
disimpulkan bahwa faktor yang mem- ilmu keolahragaan hal ini jelas berbeda.
Dwi Meriyanto, KekuatanOtot Tungkai dengan Kemampuan Lompat Jauh151

Strength menurut Jensen (1983: 153) sangat penting keberadaanya dalam


“strength is the ability of the body or a rangka untuk peningkatan potensi setiap
segment of the body to apply force” yang cabang olahraga. Hal yang melatar
artinya kekuatan adalah kemampuan belakangi pentingnya arti kekuatan bagi
tubuh atau bagian tubuh untuk setiap pengembangan prestasi belajar
menggunakan tenaga. Dapat disimpulkan siswa dalam berbagai cabang olahraga
bahwa strenght atau kekuatan adalah adalah karena hampir di setiap saat
kemampuan tubuh dalam mengeluarkan kekuatan diperlukan untuk melakukan
tenaga yang di--gunakan untuk aktifitas olahraga. Di bawah ini terdapat
mengubah keadaan atau bentuk dari tabel komponen fisik dari beberapa
suau benda, jika dihubungkan dalam cabang olahraga.
lompat jauh, mengubah keadaan suatu Kekuatan otot pada umumnya
benda yaitu pada saat pelompat dibutuhkan pada berbagai gerak dalam
melakukan tolakan, tubuh pelompat ber- olahraga terutama nomor atletik seperti
ubah posisi dari awalan ke arah depan lompat jauh. Dalam penelitian ini
atas pada posisi melayang di udara. kekuatan otot yang diteliti adalah
Sedangkan pengertian power kekuatan maksimal yang diukur melalui
menurut Sidik (2009:85) adalah kekuatan penggunaan alat leg dynamometer.
dengan kontraksi otot secara singkat atau Kekuatan otot merupakan dasar dari
cepat, kekuatan yang cepat ini tergantung semua komponen kondisi fisik seseorang
pada kekuatan maksimal, kecepatan untuk menunjang dan men-dukung dalam
kontraksi otot dan koordinasi maskuler. kegiatan sehari-hari dan dalam hal ini
Menurut Dapat disimpulkan bahwa power untuk memaksimalkan hasil lompatan dari
adalah perpaduan antara kekuatan olahraga lompat jauh. Dengan kekuatan,
dengan ke-cepatan. Sehingga perbedaan seseorang pelompat tinggi dapat
antara strength dan power terletak pada melompat lebih tinggi” (Giriwijoyo,
unsur kecepatan yang hanya terdapat 2005:71). Hampir semua orang memiliki
pada power. kekuatan otot, namun besarnya kekuatan
Kekuatan otot merupakan suatu ke- yang dimiliki oleh orang tidak sama,
mampuan otot untuk melakukan kontraksi terdapat faktor-faktor yang mem-
yang berguna membangkitkan pengaruhinya. Berikut ini dibahas tentang
ketegangan terhadap suatu tahanan faktor yang mempengaruhi kekuatan
(Giriwijoyo dkk, 2005: 71). Menurut Sidik seseorang.
(2009: 82) Kekuatan adalah kemampuan Adapun faktor-faktor yang mem-
otot se-seorang untuk mengatasi resisten pengaruhi kekuatan otot menurut Pate
Dengan demikian yang dimaksud dengan (1984:215) mengungkapkan bahwa ke-
kekuatan otot tungkai adalah tegangan kuatan otot dipengaruhi oleh beberapa
yang di lakukan oleh otot tungkai faktor, termasuk frekuensi rangsangan
terhadap te-gangan atau beban dengan syaraf, jumlah unit gerak yang digunakan,
melalui usaha yang maksimal untuk panjang otot, kecepatan kontraksi otot
menggerakkan otot. dan suhu otot. Sedangkan Bompa (1986:
Setiap atlet dalam cabang olahraga 220) menyatakan kekuatan maksimum
apapun di tuntut untuk memiliki kondisi yang ditunjukkan oleh seseorang
fisik yang baik untuk menunjang prestasi tergantung pada 3 faktor yang potensial
yang diinginkan. Kondisi fisik dapat di otot, peng-gunaan potensial otot dan
tingkatkan dengan cara berlatih. “Unsur teknik dalam melakukan gerak.
terpenting dalam program latihan kondisi Agar kekuatan mempunyai persa-
fisik ialah kekuatan. Alasannya ialah maan dan sumbangan yang besar pada
karena ke-kuatan merupakan daya kemampuan melompat, maka kekuatan
penggerak dan sekaligus pencegah otot tersebut ditingkatkan melalui latihan.
cidera. Disamping itu kekuatan Menurut Giriwijoyo (2005:72) Latihan
merupakan faktor utama untuk yang sesuai untuk mengembangkan
menciptakan prestasi yang optimal kekutan otot adalah latihan tahanan
(Giriwijoyo dkk, 2005:71). Kekuatan otot (resistance exercise). Ditinjau dari tipe
merupakan bagian dari kondisi fisik yang kontraksi otot, latihan tahanan terbagi
152 Jurnal Pendidikan Jasmani, Vol 26 No 1 April 2016

dalam tiga kategori yaitu (1) kontraksi kekuatan otot yang diteliti dalam
isometrik, (2) kontraksi isotonik, dan (3) penelitian ini adalah kekuatan otot
kontraksi isokenik. tungkai.
Dari ketiga jenis latihan otot tersebut Terdapat beberapa parameter yang
dapat dijelaskan menurut Giriwijoyo digunakan untuk mengukur kekuatan otot
(2005:72) adalah sebagai berikut (a) tungkai menurut Hazeldine (1989:108)
Kontraksi isometrik merupakan kontraksi yaitu Leg dynamometer, vertical jump,
sekelompok otot tanpa gerakan anggota dan lompat jauh tanpa awalan atau
tubuh. Bentuk latihan dapat berupa dengan alat power meter. Vertical jump
mengangkat, mendorong, atau menarik merupakan tes yang hasilnya didapat dari
benda yang dapat digerakkan (b) Latihan selisih skor antara posisi berdiri dengan
isotonik nampak anggota tubuh bergerak, skor pada saat melakukan lompatan ke
biasanya dilakukan dengan memakai atas, sedangkan lompat jauh tanpa
beban baik berupa beban tubuh si pelaku awalan tesnya sama dengan lompat jauh
maupun beban dari luar. Salah satu namun tanpa awalan berlari, tetapi
bentuk latihan isotonik yang populer dengan berdiri diatas papan tolakan dan
adalah weight training. Latihan ini dapat melakukan lompatan dengan kedua kaki,
memperbaiki sikap tubuh, meningkatkan skor ditentukan dari jarak yang dicapai.
kesegaran jasmani, bahkan Diantara jenis parameter tersebut,
mengembangkan ke-cepatan, kekuatan, dalam penelitian ini menggunakan pa-
daya tahan dan power yang merupakan rameter tes kekuatan otot tungkai meng-
penunjang utama pening-katan prestasi gunakan alat leg dynamometer (Bosco &
seorang atlet. (c) Kontraksi isokinetik Gustafson, 1983:79). Tes tersebut
adalah latihan dimana otot mendapatkan dilakukan dengan cara testi berdiri pada
tahanan yang sama melalui seluruh ruang leg dynamomemter dengan lutut ditekuk
geraknya sehingga otot bekerja secara membentuk sudut 1150 dan tubuh tegak
maksimal pada setiap sudut ruang gerak lurus, panjang rantai dynamometer diatur
persendiannya. sedemikian rupa sehingga sesuai dengan
Dari ketiga jenis latihan diatas, yang posisi berdiri, posisi tangan memegang
dapat menunjang kekuatan otot dalam tongkat dan menghadap ke depan,
lompat jauh adalah jenis latihan isotonik gerakan dilakukan dengan cara
atau biasa disebut weight trining. Bentuk meluruskan kedua lutut secara perlahan-
latihan yang bisa dilakukan diantaranya lahan ditarik dengan menggunakan
squat yaitu beban disimpan diatas kekuatan otot tungkai tanpa alat bantuan
pundak. Selanjutnya, kedua lutut ditekuk otot tangan dan otot punggung. Angka
dan kemudian diluruskan kembali. berhenti pada leg dynamometer ketika
(Giriwijoyo, 2005:80). Latihan ini dapat tungkai tidak melakukan pergerakan.
meningkatkan kekuatan otot tungkai Pada saat angka berhenti pada skala
untuk mendapatkan hasil lompatan yang tersebut merupakan skor hasil tes
maksimal. kekuatan otot tungkai.
Dalam aktivitas olahraga untuk Untuk memperolah hasil lompatan
mengetahui seberapa besar yang maksimal yang harus diperhatikan
kemamapuan tubuh untuk yang bekerja adalah fase dari setiap gerakan. Dari
dan seberapa kuat kemampuan tubuh keempat fase awalan, tolakan, melayang
untuk melakukan kinerja dalam olahraga di udara, pendaratan yang paling menen-
dibutuhkan penilaian untuk tukan adalah pada saat tolakan. Menurut
mengetahuinya. Penilaian tersebut dapat Asim (2001:53) Tolakan adalah peralihan
berupa tes atau peng-ukuran, seperti dari gerakan lari awalan ke gerakan
halnya dalam pe-nelitian ini kekuatan otot melayang di udara dan me-rupakan salah
dalam setiap bagian tubuh dapat di tes satu gerakan yang sangat menentukan
agar dapat diketahui seberapa besar dan jauhnya lompatan. Didalam tolakan ter-
kuat otot tersebut, hal ini berguna untuk dapat komponen daya ledak otot yang
mengetahui seberapa besar dan kuat diperoleh dari kombinasi kecepatan awal
pula seseorang untuk malakukan kerja dan kekuatan otot tunggkai. Salah satu
dibagian otot tersebut. Salah satu komponen yang sangat penting dan
Dwi Meriyanto, KekuatanOtot Tungkai dengan Kemampuan Lompat Jauh153

penentu kinerja hasil lompat jauh adalah dan (2) variabel bebas berupa
kekuatan otot tungkai (Pate, dkk, kemampuan kekuatan otot tungkai.
1984:284). Pada penelitian ini populasi yang
Kekuatan otot tungkai adalah suatu digunakan peneliti adalah seluruh siswa
kemampuan otot tungkai untuk kelas olahraga SMAN 1 Turen Malang
melakukan aktivitas secara cepat dan berjumlah 68 siswa. Pengambilan sampel
kuat untuk menghasilkan pada penelitian ini menggunakan teknik
tenaga.Kekuatan otot tung-kaimerupakan purposive proposional sistematic random
aspek penting pada olah-raga yang sampling dengan porsi 50%. Sampel
banyak menggunakan tungkai khususnya dalam penelitian ini adalah peserta siswa
cabanglompat jauh,kekuat-an otot tungkai kelas olahraga SMAN 1 Turen Malang
banyak mem-berikan sum-bangan untuk sejumlah 34 peserta.
seseorang dapat melompat dengan jauh Pengumpulan data ini menggunakan
terutama pada saat tolakan, otot-otot teknik pengukuran bentuk tes fisik yaitu
tungkai akan berkontraksi mem-berikan lompat jauh gaya jongkok dan tes
dorongan yang besar. Suyono (1993:78) kekuatan otot menggunakan tes leg
yang mengatakan bahwa kemampuan dynamometer. Insrumen tersebut
bertolak ke atas setelah menumpu pada digunakan untuk meng-ukur variabel
balok tumpuan mem-butuhkan unsur terikat tes lompat jauh gaya jongkok, dan
kondisi fisik kekuatan dan bukan tes kekuatan otot tungkai menggunakan
melakukan hentakan keras pada balok alat leg dynamometer.
tumpuan. Jika tungkai memiliki kekuatan Instrumen yang digunakan untuk
otot yang besar, maka daya tolak ke atas mengukur setiap variabel pada penelitian
akan tinggi sehingga akan mendorong ini adalah instrumen tes lompat jauh gaya
gerakan melayang. jongkok ini adalah instrumen tes yaitu
Sehubungan dengan salah satu lompat jauh gaya jongkok yang dilengkapi
faktor penting dalam lompat jauh adalah dengan petunjuk teknis pelaksanaan tes
ke-kuatan otot tungkai, maka faktor dan tes kekuatan otot tungkai adalah
tersebut penting dikaji. Penulis tertarik pengukuran kekuatan otot tungkai (Bosco
mengkaji untuk dihubungkan dengan & Gustafson, 1983:79) dengan
kemampuan lompat jauh gaya jongkok mengguna-kan alat leg dynamometer.
melalui penelitian yang berjudul “ Pengumpulan data dalam penelitian
Hubungan antara Kekuatan Otot Tungkai ini menggunakan teknik pengukuran
dengan Ke-mampuan Lompat Jauh Gaya bentuk tes fisik (Baumgartner, 2006) tes
Jongkok Siswa Kelas Olahraga SMAN 1 lompat jauh gaya jongkok dan tes
Turen Malang”. kekuatan otot tungkai dengan
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menggunakan leg dynamo-meter. Adapun
untuk mengetahui hubungan yang sig- langkah-langkah pengum-pulan data
nifikan antara kekuatan otot tungkai meliputi: (1) Langkah persiapan, tahapan
dengan kemampuan lompat jauh gaya yang dilakukan (a) Studi pustaka. (b)
jongkok siswa kelas olahraga SMAN 1 Mengurus surat ijin penelitian. (c)
Turen Malang. (2) untuk mengetahui Menentukan populasi dan sampling
besarnya sumbangan variabel terhadap penelitian. (d) Menyiapkan instrumen
kemampuan lompat jauh gaya jongkok penelitian. (e) Menyiapkan alat yang
siswa kelas olahraga SMAN 1 Turen mencakup: meteran, pasir, dan alat tulis.
Malang. (f) Menyiapkan fasilitas tes. (g)
Menyiapkan lembar/form untuk
METODE pengumpulan data. (h) Menyiapkan
Berdasarkan rumusan masalah yang petunjuk teknis pelaksanaan tes kekuatan
diteliti maka penelitian ini meng-gunakan otot tungkai dan lompat jauh.
rancangan survei. Merujuk pada tujuan Langkah dalam pelaksanaan Tes
penelitian maka penelitian ini termasuk kekuatan otot tungkai menggunakan leg
penelitian korelasional. Adapun variabel dynamometer (a) Peserta tes berdiri di
yang akan diteliti meliputi (1) variabel atas leg dynamometer. (b) Alat diatur
terikat berupa kemampuan lompat jauh sesuai dengan posisi setengah jongkok
154 Jurnal Pendidikan Jasmani, Vol 26 No 1 April 2016

dengan punggung tetap tegak lurus. (c) analisis data kedua variabel dikonversi
Kedua lutut bengkok dan rantai diletakkan menjadi nilai standart berupa t score.
di antara kedua tungkai, tangan Jika hasil analisis uji r > r tabel (α
memegang alat lurus ke bawah. (d) Alat 0,05), maka analisis di lanjutkan dengan
ditarik dengan menggunakan kekuatan uji t untuk mengetahui sumbangan yang
otot tungkai tanpa alat bantuan pada otot diberikan oleh varienbel bebas terhadap
tangan dan otot punggung. Selanjutnya variabel tergantung maka menggunakan
(e) Tes berikut ini dilakukan sebanyak 2 rumus r2x 100%.
kali. Semua prosedur analisis tersebut
Langkah pelaksanann Tes lompat dilakukan secara manual menggunakan
jauh gaya jongkok (a) Subyek melakukan kalkulator Fx scientific 3600 PV. Untuk
lompat jauh gaya jongkok dengan awalan pengujian hipotesis menggunakan alfa
kurang lebih 30 meter dari bak 0,05.
lompatan.(b) Subyek malakukan
lompatan dengan gaya jongkok.(c) HASIL
Peneliti mencatat hasil lompatan dari Data diperolah dari hasil pengujian
masing-masing subyek dan dilakukan instrumen penelitian yang berupa tes
penilaian gaya lompat jauh gaya jongkok kekuatan otot tungkai dan kemampuan
oleh 3 orang pengamat.(d) Masing- lompat jauh yang diujikan kepada subjek
masing subyek melakukan lom-patan penelitian yaitu siswa kelas olahraga
sebanyak 3 kali. SMAN 1 Turen Malang sebanyak 34
Pengolahan Data Penelitian (a) siswa. Sebelum data dianalisis dengan
11
Tabulasi data (memasukkan data ke teknik yang tepat, terlebih dahulu akan
dalam tabel). (b) Mengolah analisis data dikemukakan deskripsi data dari masing-
sesuai dengan teknik yang ditentukan. (c) masing variabel yang diteliti. Di bawah ini
Dari hasil analisi tersebut kemudian di disajikan data masing-masing variabel.
buat kesimpulan dari kedua variabel tes Hasil dari 34 sampel meliputi kekuatan
tersebut. otot tungkai minimum 4.9, maksimal 11.1,
Berdasarkan pada tujuan penelitian mean 8.02, standart deviasi 1.93, varian
ini untuk mengetahui hubungan kekuatan 3.715. Kemampuan lompat jauh minimum
otot tungkai dengan kemampuan lompat 3.5, maksimum 6.35, mean 5.04, standart
jauh gaya jongkok peserta siswa kelas deviasi 0.95, varian 0.903.
olahraga SMAN 1 Turen Malang, dengan Sebelum penyajian hasil analisis data
pertimbangan jenis data yang diperoleh sesuai dengan teknik yang digunakan,
berupa data rasio, maka data di analisis terlebih dahulu disajikan hasil uji
dengan menggunakan statistika persyaratan yang diperlukan. Di bawah ini
inferensial berupa uji r. Rumus uji r ini disajikan hasil analisis uji persyaratan
menggunakan rumus dari Miller (2010: yang diperlukan. Di bawah ini disajikan uji
35) persyaratan dalam korelasi.
Sehubungan dengan teknik analisis Uji normalitas ini digunakan untuk
yang digunakan berupa uji r maka analisis mengetahui tingkat normalitas data.
data membutuhkan persyaratan- Untuk maksud tersebut data dianalisis
persyaratan, uji normalitas menggunakan dengan menggunakan teknik Liliefors
teknik Liliefors, uji homogenitas meng- adalah pada sampel (N) yang berjumlah
gunakan Fmax (Nurrochmah, 2005: 29) 34 siswa, variabel bebas (X) berupa
Uji Korelasional antar masing-masing kekuatan otot tungkai, hasil analisis
variabel bebas dengan variabel terikat, ditemukan Lhitung = 0,075 dan Ltabel α 0,05
teknik yang digunakan Korelasi Product = 0,152. Oleh karena hasil analisi data
Moment (Miller, 2010: 35). Oleh karena Lhitung< Ltabel, maka data dari variabel
satuan unit ukuran dari hasil tes kekuatan kekuatan otot tungkai berdistribusi
otot tungkai berupa kilogram dan hasil tes normal. Variabel terikat (Y) kemampuan
kemampuan lompat jauh berupa meter lompat jauh berupa hasil lompatan,
berbeda dan agar supaya proses analisis analisis ditemukan Lhitung = 0,075 dan L
data uji r dapat dilakukan, maka untuk tabel α 0,05 = 0,152 . Oleh karena hasil
analisis data Lhitung < Ltabel berarti data dari
Dwi Meriyanto, KekuatanOtot Tungkai dengan Kemampuan Lompat Jauh155

variabel kemampuan lompat jauh ttabel (α 0,05) berarti ada hubungan yang
berdistribusi normal. Dengan demikian signifikan antara kekuatan otot tungkai
analisis uji korelasi dapat dengan kemampuan lompat jauh gaya
dilanjutkan.Hasil analisis data jongkok siswa kelas olahraga SMAN 1
selengkapnya dapat di lihat pada Turen Malang.Besarnya sunbangan
lampiran. efektifitas kekuatan otot tungkai dengan
Disamping persyaratan yang telah kemampuan lompat jauh gaya jongkok
dikemukakan pada halaman terdahulu, diketahui dengan cara R = (r2 x 100%).
terdapat persyaratan dalam korelasi yang Nilai r2 sebesar 0,385, sehingga besarnya
harus dilakukan yaitu uji homogenitas sumbangan kekuatan otot tungkai dengan
varian populasi pada variabel yang diteliti kemampuan lompat jauh gaya jongkok
yaitu kemampuan lompat jauh berupa siswa SMAN 1 Turen sebesar 38,5%.
hasil lompatan dan kekuatan otot tungkai. Pengujian hipotesis terhadap hasil
Dibawah ini akan disajikan hasil analisis analisis menggunakan taraf signifikan (α
uji homogenitas dengan menggunakan 0,05) terhadap tabel r. Oleh kerena rhitung>
teknik uji Fisher atau Fmax. rtabel (α 0,05), maka hipotesis nihil yang
Hasil analisis data uji homogenitas menyatakan tidak ada hubungan antara
adalah pada sampel berjumlah 34 orang variabel kekuatan otot tungkai dengan
telah ditemukan f hitung lebih kecil dari F variabel kemampuan lompat jauh ditolak,
tabel, dimana Fhitung = 4,11, Ftabel (α 0,05) dan hipotesis kerja yang menyatakan ada
= 4,15 berarti varian dari variabel yang hubungan antara kekuatan otot tungkai
diteliti menunjukkan homogen. Dengan dengan kemampuan lompat jauh diterima.
demikian analisis uji korelasi dapat Artinya bahwa antara variabel kekuatan
dilanjutkan. otot tungkai dengan variabel kemampuan
Teknik analisis data penelitian yang lompat jauh ada hubungan yang
digunakan untuk menguji hipotesis terdiri signifikan.
atas analisis korelasi sederhana. Untuk
memperjelas hubungan antara variabel PEMBAHASAN
bebas dengan variabel terikat maka Berdasarkan hasil analisis uji korelasi
dilakukan analisis korelasi (uji r). Uji diperoleh koefisien korelasi kekuatan otot
hipotesis menyatakan bahwa “Ada tungkai dengan kemampuan lompat jauh
hubungan yang signifikan antara gaya jongkok siswa kelas olahraga SMAN
kekuatan otot tungkai dengan 1 Turen Malang sebesar 0.621. Uji
kemampuan lompat jauh gaya jongkok keberartian koefisien korelasi tersebut
siswa kelas olahraga SMAN 1 Turen dilakukan dengan cara membandingkan
Malang. Hasil analisis ini menggunakan harga rhitung = 0,621 dengan r tabel (α 0,05)
analisis uji r dari Miller = 0,339. Karena koefisien korelasi antara
Berdasarkan hasil analisis tersebut di r hitung = 0,621 > r tabel (α 0,05) = 0,339,
atas diperoleh koefisien korelasi kekuatan berarti ada korelasi antara kekuatan otot
otot tungkai dengan kemampuan lompat tungkai dengan kemampuan lompat jauh
jauh gaya jongkok sebesar 0.621. Uji gaya jongkok siswa kelas olahraga SMAN
keberartian koefisien korelasi tersebut 1 Turen Malang.
dilakukan dengan cara membandingkan Hasil analisis rhitung> rtabel α 0,05,
harga rhitung = 0,621 dengan r tabel (α 0,05) maka dilakukan analisis uji lanjut
= 0,339. Karena koefisien korelasi antara menggunakan teknik uji t. Hasil analisis
rhitung = 0,621 > r tabel (α 0,05) = 0,339, diperoleh thitung sebesar 4.48 dan ttabel (α
berarti ada korelasi antara kekuatan otot 0,05) sebesar 1.69. Oleh karena thitung>
tungkai dengan kemampuan lompat jauh ttabel (α 0,05) berarti ada hubungan yang
gaya jongkok siswa kelas olahraga SMAN signifikan antara kekuatan otot tungkai
1 Turen Malang. dengan kemampuan lompat jauh gaya
Oleh karena hasil analisis rhitung> rtabel jongkok siswa kelas olahraga SMAN 1
α 0,05, maka dilakukan analisis uji lanjut Turen Malang.
menggunakan teknik uji t. Hasil analisis Kekuatan otot merupakan salah satu
diperoleh thitung sebesar 4.48 dan ttabel (α unsur komponen kondisi fisik yang turut
0,05) sebesar 1.69. Oleh karena thitung> menentukan dalam unjuk kerja
156 Jurnal Pendidikan Jasmani, Vol 26 No 1 April 2016

seseorang. Sejalan dengan pendapat, tungkai yang kuat pula (Suyono, 1993:
Pate at all (1984: 284) mengemukakan 78).
bahwa unjuk kerja pada olahraga tertentu Ditinjau dari mekanika gerak dalam
seperti lompat jauh terdapat beberapa gerakan lompta jauh tujuan yang ingin
komponen penting yang dibutuhkan salah dicapai adalah memperoleh jarak
satunya adalah kekuatan otot yang dinilai lompatan yang terjauh. Oleh karena itu
sangat penting dan merupakan kunci bila benda yang dilemparkan kedepan
penentu kinerja olahragawan (lihat tabel dalam hal ini tubuh pelompat jauh maka
2.1). Pate, et all (dalam Dwijowinoto: kecepatan awal berbanding langsung
1993: 300) mengatakan bahwa kekuatan dengan panjang radius artinya seorang
otot adalah penentu penampilan yang pelompat jauh harus memiliki tungkai
penting pada banyak kegiatan olahraga. yang panjang dan memiliki otot-otot kaki
Yoda (2009: 178-195) mengatakan yang kuat dan berusaha melompat
bahwa untuk mengoptimalkan dengan sudut 450 (Moeloek dan
penampilan atau unjuk kerja dalam Tjokronegoro, 1984: 77). Berarti agar
aktivitas olahraga dibutuhkan beberapa seorang pelompat mencapai jarak yang
kemampuan biomotor seperti kecepatan, terjauh dibutuhkan otot- otot kaki yang
kekuatan, kelincahan, daya tahan, kuat.
koordinasi, dan kelentukan. Berdasarkan Soedarminto (2009: 6.4) menyatakan
pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa unsur utama dari lompat jauh
bahwa kekuatan otot mempunyai dengan awalan adalah lari awalan,
kontribusi dan peranan yang penting bertolak, melayang di udara, dan men-
setiap unjuk kerja bagi olahragawan. darat. Masing-masing unsur itu memiliki
Unsur kondisi fisik kekuatan otot gaya geraknya sendiri yang menyumbang
sangat diperlukan dalam lompat jauh pencapaian jarak lompatan. Namun,
yaitu pada saat melakukan gerakan syarat utamanya adalah pengem-bangan
menolak ke atas. Hal ini sejalan dengan daya. Daya ini dikembangkan dari lari
pendapat Suyono (1993: 78) yang awalan yang cepat dan lompatan ke atas
mengatakan bahwa kemampuan bertolak yang kuat dari balok tolakan.
ke atas setelah menumpu pada balok Berdasarkan hasil penelitian
tumpuan membutuhkan unsur kondisi fisik terdahulu dari Santoso (2006: 64)
kekuatan dan bukan melakukan hentakan menarik kesimpulan bahwa kekuatan otot
keras pada balok tumpuan. Jika tungkai tungkai merupakan salah satu komponen
memiliki kekuatan otot yang besar, maka kondisi fisik yang utama dalam gerak
daya tolak ke atas akan tinggi sehingga daya ledak otot tungkai. Kekuatan otot
akan mendorong gerakan melayang. dalam aktivitas gerak loncat ke atas
Dalam gerakan lompat jauh gerakan digunakan untuk memberikan dorongan
lari awalan secara berangsur dan pada kedua tungkai saat menolak ketika
progresif dipercepat dan pada beberapa akan meloncat ke atas. Jika tungkai
langkah terkahir, sedikit pinggang memiliki kekuatan kontraksi otot yang
diturungkan guna persiapan bagi kaki besar, maka gerak loncat ke atas akan
untuk bertolak. Pengukuran secara tepat semakin tinggi pula”
terdapat panjang lari awalan dan Dalam penelitian tentang lompat jauh
pertimbangan yang baik selama beberapa tahun 1998 oleh Blackburn and Morrissey
langkah awalan terakhir adalah sangat kesimpulan hasil penelitian dilaporkan
penting. Kaki dihentakkan pada balok ada hubungan yang positif antara
tumpuan dilakukan pada telapak/sol kaki kemampuan lompat jauh dengan
dengan tumit ringan kontak dengan kekuatan otot kaki. Koutsioras, et all
tanah, kaki penolak sedikit ditekuk, kaki (2009: 56) kesimpulan hasil penelitian di
cepat diluruskan pada waktu titik pusat laporkan ada hubungan antara kekuatan
gravitasi melewati di atas kaki penopang, kelompok otot kaki dengan kemampuan
pada saat menolak ke atas dibutuhkan lompat dan kekuatan penyumbang utama
daya ledak dari kaki, sehingga seorang kinerja lompat jauh. Berdasarkan
pelompat selain memiliki kaki yang harus beberapa kesimpulan diatas bahwa
13
kuat juga harus memiliki daya ledak otot kekuatan otot tungkai memiliki hubungan
Dwi Meriyanto, KekuatanOtot Tungkai dengan Kemampuan Lompat Jauh157

yang positif dan termasuk salah satu kemampuan lompat jauh gaya jongkok
penyumbang utama terhadap (Y) sebesar 38,5%.
kemampuan lompat jauh. Berarti jika
pelompat ingin memiliki jangkauan yang Saran
jauh, harus mempunyai kekuatan otot Dengan selesainya penelitian ini,
tungkai yang kuat. maka perlu untuk memberikan saran-
Dalam penelitian lain dari Matic et all saran kepada pihak-pihak yang terkait
(2012: 254) menyatakan bahwa panjang dengan penelitian ini juga kepada para
lompat jauh tergantung dari kecepatan pelatih atletik. Adapun saran-saran
awalan, sudut lutut, dan kekuatan dari sebagai berikut (1) Bagi Atlet lompat jauh,
otot. Dari kesimpulan diatas meyatakan kekuatan otot tungkai merupakan salah
kekuatan otot tungkai adalah salah satu satu faktor yang sangat berpengaruh
faktor penentu jarak lompatan selain terhadap kemapuan lompat jauh,
kecepatan awal dan sudut lutut pada saat sehingga dalam program latihan lompat
menolak. jauh, kekuatan otot tungkai menjadi
Kesimpulan dari beberapa teori dan perhatian khusus. (2) Bagi Pelatih, untuk
hasil penelitian terdahulu dapat menjadi menemukan cara agar atlit mencapai
dasar ada hubungan yang positif antara jarak lompatan terjauh maka disarakan
kekuatan otot tungkai dengan dalam program latihan merencanakan
kemampuan lompat jauh. Ditunjang program latihan kekuatan (3) Bagi Guru
dengan hasil penelitian penulis yang Pendidikan Jasmani Kelas Olahraga,
menyimpulkan adanya hubungan yang memberikan pembelajaran yang
signifikan antara kekuatan otot tungkai tujuannya mencapai lompatan yang
dengan kemampuan lompat jauh. maksimal dengan memberikan pembe-
Terkait dengan peranan komponen lajaran dan RPP tentang peningkatan
kondisi fisik kekuatan otot tungkai dalam kekuatan otot tungkai. (4) Bagi Calon
lompat jauh, hal ini diperkuat dengan Peneliti lainnya, dapat melanjutkan atau
sumbangan signifikansi kekuatan otot membahas variabel-variabel yang belum
tungkai terhadap kemampuan lompat jauh dibahas dalam penelitian ini. Menambah
yaitu sebesar 38,5%. Artinya bahwa variabel bebas atau mengganti variabel
prestasi lompat jauh siswa kelas olahraga bebas, variabel terikat tetap atau
SMAN 1 Turen 38,5% ditentukan oleh sebaliknya variabel bebas tetap
kekuatan otot tungkai dan selebihnya sedangkan variabel terikat diganti.
ditentukan oeleh beberapa kondisi fisik
lainnya. Disamping itu pula hasil koefisien DAFTAR RUJUKAN
korelasi menunjukkan koefesien yang Asim. 2001. Biomekanika dalam Atletik.
positif artinya semakin besar kekuatan Malang: Jurusan Ilmu Keolahragaan
otot tungkai semakin jauh jarak yang Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
dicapai pelompat dan sebaliknya. Dengan Negeri Malang.
demikian hubungan antara kekuatan otot Bernhard, Gunter. 1986. Prinsip Dasar
tungkai dengan kemampuan lompat jauh Latihan Loncat Tinggi, Jauh, Jangkit,
gaya jongkok siswa kelas olahraga SMAN dan Loncat Galah. Semarang: Effhar
1 Turen telah didukung oleh teori yang Offset
terkait Blackburn. R. Jonathan, Morrissey. C.
Matthew. 1998. The Relationship
PENUTUP Between Open and Closed Kinetic
Kesimpulan Chain Strength of the Lower Limb
Kesimpulan dari penelitian ini adalah and Jumping Performance.
(1) Ada hubungan yang signifikan antara (http://www.jospt.org/doi/abs/10.2519
kekuatan otot tungkai dengan /jospt.1998.27.6.430 diakses 03
kemampuan lompat jauh gaya jongkok Februari 2016). Journal of Orthopedic
siswa kelas olahraga SMAN 1 Turen & Sport Physical Therapy, 27.6
Malang (α = 0,05). (2) Sumbangan (1998): 430-435
efektifitas variabel bebas Kekuatan otot Bompa, T. O. 1989. Theory and
tungkai (X) terhadap variabel tergantung Methodology of Training (the key to
158 Jurnal Pendidikan Jasmani, Vol 26 No 1 April 2016

Athletic Performance). Dubugue Keolahragaan Universitas Negeri


lowa: Kendal Hunt Pubblising Malang
Company. Pate, Russell R. dkk. 1984. Scientific
Bosco, J. S & Gustafson, W.F. 1983. Foundation of Coaching. New York:
Measurment and Evaluation in Sounders College Publishing
Physical Education, Fitnes and Sport. Roesdianto, dan Sudjana I Nengah. 2009.
New Jersey: Englewood Cliffs Sejarah Olahraga dan Pendidikan
Prentice Hall, Inc. Jasmani. Malang: Universitas Negeri
Giriwijoyo, Santoso. Ichsan, M. Harsono, Malang (UM Press)
Setiawan Iwan., Wiramihardja, Kukun Riyadi, Tamsir dan Soetomo.1981.
K. 2005. Manusia dan Olahraga. Olahraga Untuk Perguruan Tinggi.
Bandung: ITB Yogyakarta: P.T. Satra Husada
Giriwijoyo, Santosa dan Sidik, Dikdik Santoso, Joko. 2006. Hubungan Antara
Zafar. 2013. Ilmu Faal Olahraga. Panjang Tungkai, Kekuatan Otot
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Tungkai, dan Kecepatan Lari 50
Hazeldine, R. 1989. Fitnes for Sport. meter dengan Daya Ledak Otot
Marlborough. Wiltsshire: the Crowood Tungkai Mahasiswa Putra Prodi
Press. Pendidikan Jasmani Angkatan 2004
Jensen, C.R., Schultz, G.W., Bangarter, FIP Universitas Negeri Malang.
B.L. 1983. Applied Kinesiology and Skripsi tidak diterbitkan. Malang.
Biomechanics. New York: Mcgraw- Fakultas Ilmu Pen-didikan UM
Hill Book Co. Sidik, Dikdik Zafar. 2013 Mengajar dan
Jonath U., Haag E., & Krempel R. 1987. Melatih Atletik. Bandung: Remaja
Atletik I. Alih Bahasa Suparno. Rosdakarya, Kualitatif, Bandung
Jakarta: PT. Rosda Jaya Putra Sidik, Dikdik Zafar, dkk, Wahjoedi (Ed).
Koutsioras, Yiannis, et al. 2009. Isokinetic 2009. Efek Pola Hipoksik Neural
muscle strength and running long Activation pada Kemampuan Aerobik
jump performance in young jumpers. Olahragawan Gulat. Asisten Deputi
(http://www.biologyofexercise.com/ab Iptek Olahraga Deputi Peningkatan
s_5_2_5.htmldiakses 04 februari Prestasi dan Iptek Olahraga
2016). Journal Biology of Exercise, Kementrian Pemuda dan Olahraga
volume 5.2 Suyono. 1993. Pedoman Dasar Melatih
Matić, Milan, et al. 2012. Atletik. Jakarta: Program Pendidikan
RelationshipActive landing and run- & Sistem Sertifikasi Pelatih Atletik
up velocity with take-off variables and PASI.
the lenght of jump. Undang-Undang RI No. 3 Tahun 2005
(http://facta.junis.ni.ac.rs/pe/pe20120 tentang Sistem Keolahragaan
3/pe201203-08.html diakses 03 Nasional. Jaringan Dokumen dan
februari 2016) Physical Education Informasi Hukum Badan Pemeriksa
and Sport, 10.3 (2012): 243-256. Keuangan RI (Online),
Miller, David K. 2010. Measurenmet by (http://www.sjdih.depkeu.go.id),
the Physical Educator. New York: diakses 17 Desember 2015
University of North Carolina at Wahjoedi, 2009. Bunga Rampal Hasil
Wilmington Penelitian Iptek Olahraga.
Moeloek, D. & Tjokronegoro, A. 1984. Walpole, R.E. 1982. Introduction to
Kesehatan dan Olahraga. Jakarta: Statistics 3rd edition. New York:
Fakultas Kedokteran Universitas MacMillan Publishing Co.,Inc
Indonesia. Wiarto, Giri. 2013a. Atletik. Yogya-karta:
Nurrochmah, Siti. 2005. Prosedur Analisis Graha Ilmu
uji Persyaratan Statistika Inferensial. Wiarto, Giri. 2013b. Fisiologi Olahraga.
Malang: Labo-ratorium Ilmu Yogyakarta: Graha Ilmu
Keolahragaan Fakultas Ilmu

Anda mungkin juga menyukai