JHP Vol39 No1 198
JHP Vol39 No1 198
Ahstrak
This article elaborates two law discourses regarding cooperative (koperasi)
status and anti monopoly restriction. Under the Constitution of the Republic
Indonesia the cooperative as people business lInit is facilitated by economic
policy. The policy has been aimed to delivery wider portion through
economic system which closes to people. It has been known as people
economic system with motlo wider spread and national democratic economy.
The author concedes to giving any exclusion to cooperative disregards
toward anti monopoly law. Exclusion itself is explicitly reflected any legal
protection from the State to people economic. It protection by shields and
gives opportunity for cooperatives and small business units to develop and
becomes strong in their business proportionally.
I. Pendahuluan
dengan sebutan "ekonomi kerakyatan"; den gan semboyan " pemerataan dan
demokratisasi ekonomi nasional". Untuk inilah, maka dalam tata-ruang
perekonomian nasional, -pada dasarnya- tidak ada tempat dan alasan yang
memungkinan koperasi untuk melakukan monopoli dan praktek persaingan
usaha yang tidak seha!. Pengecualian terhadap badan-usaha koperas i untuk
tidak "tunduk" pad a Ketentuan Perundang-Undangan yang mengatur tentang
praktek monopoli dan persaingan tidak sehat tersebut, secara eksplisit
menunjukankan bahwa adanya keberpihakan-juridis dari Pemerintah dan
Negara kepada ekonomi -kerakyatan; dengan "me lindungi" dan memberi
kesempatan kepada badan-usaha koperasi dan usaha-kecil lain-nya untuk
dapat berkembang dan menjadi kuat dalam bidang usahanya masing-masing
secara proporsional'. Dengan demikian, ada "t iga hal-mendasar" yang
terkandung dalam ketentuan tersebut; Perlama, Pengecualian terse but
diberikan kepada koperasi dalam melakukan kegiatan-usahanya untuk
kepentingan para anggotanya; Ketiua, Koperasi tunduk pada ketentuan UU
No.5 Tahun 1999, bila memberikan pelayanan kepada masyarakat luas
disamping memberikan pelayanan kepada anggota-nya; Keliga, Koperasi
yang memberikan pelayanan kepada masyarakat luas seperti disebut di atas
tetap mendapat pengecualian, apabila sifat pelayanan yang diberikannya
tidak mengakibatkan praktek monopoli dan persalllgan tidak seha!.
Selanjutnya, tetap da lam rangka usaha memperkokoh perekonomian rakyat,
Pemerintah, juga disebutkan sebagai "Pembina" dari badan-badan-usaha
koperasi yang ada di seluruh wi layah Indonesia'; Tugas . pembinaan ini
3 Untuk lebih jelas, Bung Hatta secara rinci menjelaskan latar beJakang kedudukmt
dan fungs i Koperasi dalam rangka menghidupkan ekonom i rakyat agar secara nasional
meningkatkan perekonomian bangsa dan Negara; lihat lebih lanjut: Masalah Politik
Perekonomian Bagi Indonesia, Pidato Bung Hatta pada Pertemuan dengan Para Pemimpin
Politik. Para Bank ir, dan Para Ah li Pertanian di New York, Amerika Serikat, pada tanggal 06
Juni 1960. Selanjutnya lihat juga (baca), Keperluan Berkoperasi, Pidato Bung Hatta dalam
Konperensi Kooperasi di Lausanne, pada tgl 09 Oktober 1961 . Mohammad Hatta, Klimpulan
Pidaro II , GLlnLlng Agung, Jakarta: 2002, hal. 138- 182.
, Undang-Und ang No. 25 Tahun 1992, tentang Perkopera,;n ; Bab XII , Pasa1 60 sid
Pasal 64 . Pasal 60 : (I) Pemerintah menciptakan dan mengembangkan iklim dan kondisi yang
mendofOng perlumbuhan serta pemasyarakat Koperasi; (2 ) Pemerintah memberikan
bimbimgan, kemudahan , dan perlindungan kepada Koperasi. Pasa' 61: Dalam upaya
76 JlIrnal Hukllm dall Pemballgunan Tahlln ke-39 No.1 Janllari-Maret 2009
menciptakan dan mengernbangkan iklim dan kondisi yang mendorong pertumbuhan dab
pemasyarakatan Koperasi, Pemerintah: a. memberikan kesempatan usaha yang seluas-Iuasnya
kepada Koperasi ; b. me ningkatkan dan memantapkan kemempuan Koperasi agar menjadi
Koperasi yang sehat dan mandlri; c. mengupayakan tata-hubungan-usaha yang saling
menguntungkan antara Koperasi dengan badan usaha lain-oya; d. me mbudayakan Koperasi
dalam masyarakat. Pasal 62 : Dalam rangka memberikan bimbingan dan kemudahan kepada
Koperasi, Pemerintah: a. membimbing usaha Koperasi yang seslIai dengan kepentingan
ekonomi anggota-nya; b. mendorong, mengembangkan, dan membantu pelaksanaan
pend idikan, pelatihan, penyuluhan, dan penelitian Kope ras i; c. memberikan kemudahan untuk
memperkokoh pemodalan Koperasi serta menge mbangkan lembaga keuangan koperasi: d.
membantu pengembangan jaringan usaha Koperasi dan kerjasama saling menguntungkan
antara Koperasi; e. memberikan banluan konsultasi guna memecahkan permasalahan yang
dihadapi oleh Koperas i den gan tetap memperhatikan Anggaran dasar dan prinsip Koperasi .
Pasal 63: (1) Dalam rangka pembe rian perlindungan kepada Koperasi, Pemeri ntah dapat: a.
me netapkan bidan g kegiatan ekonomi yang hanya boleh diusahakan oleh Kope ras i: b.
menetapkan bidang kegiatan ekonomi di suatu wilayah yang telah be rhasil diusahakan o leh
Koperasi untuk tidak diu sahakan oleh badan-usaha lain-nya. (2) Pe rsyaratan dan tatacara
pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (I) diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah. Pasal 64: Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60, Pasal 61, Pasa l 62,
dan Pasal 63 dilakukan dengan memperhatikan keadaan dan kepentingan ekonomi nasi ona l,
serta pemerataan kesempalan bemsaha dan kese mpatan kerja.
Larangan Praktek Monopo/i, Kecuali pada Badan Usaha Koperasi, Wirana 77
6 Azas Bekerj asama ini se betutnya telah merupakan karakter dan sifat rakyat dan
bangsa Indones ia yang kita kenai dengan istilah "gotong-royong". Sifat kegotong-royongan in;
sebetulnya sudah cacok dengan perkumpuJan dan organi sas i badan-usaha koperasi; sehingga
datam penge rtian filosofi hidup bangsa Ind onesia dapat menjadi dasar yang kokoh dalam ber-
koperasi. Sedangkan azas Kekeluargaan se perti yang tercantum dalam Pasal 33 dari Konstitu si
kita (UU O'45 dan Revi si) juga menjadi dasa r kokoh untuk berkoperas i.
8 Band ingkan dengan Pengertian Koperasi dalam Undang-Undang No. 25, ten lang
Perkoperas ian, khusLisnya Pasal 1 ayat ( i) sampai dengan ayat (5).
A. Dasar Hukum
10 Pasal 33 UUD'45, ayat (3). Penjelasan Pasal ini secarajelas menyebutkan, bahwa,
"bangun usaha yang paling cocok dengan azas keke luargaan adalah Koperas i". Sebagai
in formasi tambahan, kam i menemukan bahwa kal imat yang berbunyi ... "Pereko nomian
di susun sebaga i usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan" .... , pemah menjadi
kontroversi pada awal era-reformasi. paska rezim adminis[rasi Presiden Soe harto. Dalam
kait'annya dengan Amande men UU D'45, dose n Hukurn Tata Negara dari FH-UI, liml y
Asshiddiqie, memberikan kom entarnya sebagai berikut, ... " bahwa usul penghapu san
perkataan aasas kekeillargaan" dari Pasal 33 UUD' 45 tel ah menimbulkan kontrove rsi yang
sengit diantara para ah li yang juga membe ri masukkan kepada anggola legislatip yang menjadi
Badan Pekerja MPR. Golongan yang berkeinginan menghapuskan perkataan 'a5as
kekeluargaan ' , menganggap dua-kata ini telah disalahgunakan dalam praktek " monopo li"
ekonomi o leh suatu ke luarga; dengan berpijak pada te rbentuknya kelompok penguasaan sector
ekonomi yang terpusat pada satu ke[uarga (Presiden Soeharto). Pendapat ini tidak diterima
oleh kelompok lain, yang melihat latar-belakang sejarah pembentukan UUD'45 ; .. ideali sme
ko nsep 'asa kekeillargaan' tidak bolch diartikan secara 5empit dengan dikacaukan dengan
realitas yang ada dalam praktek 'yang salah '. Karena, banyak factor penyebab dari tllmbllhnya
praktek kolus i, perse kon gko lan , se hingga tidak ad il jika konsep 'asas kekeluargaan ' yang
dipersalahkan .. "
rJ lsi dan inti dari Penjelasall terse but, dituangkan (kembali) langsu ng dal am
Amandemen ke-empat UUD'45; di muat dalam ketentuan rasal 33 ayat (4); berbu nyi,
.. " Perekono mian Nasiona1. dise[enggarakan berdasarkan asas demokrasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, efis iensi , be rkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkunga n,
kemandirian, serta deng an menjaga keseim bangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
nas ional" . ... Bandingkan dan lihat, Jimly Asshidigie, KOl1solidasi Naskah UUD 1945 Setelah
Perubahan Ke-empal, Pusat Stud i Hukllm Tata-Negara FHUI, Tahun 2002, hal. 55.,
. .. " bahwa, dicantumkannya prinsip-prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkeianj lllan ,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemaj uan dan
kesatuan eko nomi nasional, dalam ayat ini, adalah merllpakan jalan-tengah dalam ran gka
meiengkapi ketentuan ayat (10 yang berisikan ' asas kekeluargaan' yang menjadi kontroversial
di masyarakat, akibat adanya usul dan isu " penghapusan".
Larangan Praktek Monopoli, KecuGIi patio Badon Usaha Koperasi, Wirana 79
14 Pasal 3 UU No.25 Tahun 1992 tentang Koperasi. menyebut ide rersebut secara
jelas; bahwa tujuan koperas i adalah ... " Memajukan kesejahreraan anggola pada khususnya
dan masyarakat pada umumn ya serta ikut membengun tatanan perekono mian nasi onal dalam
rangka rnewujudkan masyarakat yang maju,. "
80 Jurna! Hukllln dan Pembong unan TO/11m ke-39 No. } Januari- l\1arel 2009
sebuah Koperasi Unit Desa (KUD); para anggot a terse but menjlla l
semua hasil produksi-pertaniannya, da n sebaliknya KUO melayani
anggota-nya dengan menyediakan Pllpllk, bib it, a lat pertan ian, dan
lain-lain kebutuhan pokok mapun prodllksi dari para a nggota. K UD
sebagai " kendaraan" para anggota, dapat menjual kepada para
konsumen atau lembaga stok nasional seperti Bulog (Bad an Urusan
Logistik) atau Oolog (Depot-Logist ik). Dengan " kendaraan " terse but,
para anggota paling tidak telah telah mempunyai " Iembaga" sendiri,
sehingga masing-masing anggota tidak perlu lagi berhubungan dengan
tengkulak atau pedagang pengumpul lainnya. Karena Bulog atau
Dolog adalah lembaga yang dibentuk Pemerintah untuk menjamin
kebutuhan para petani produsen maupun konsumen, maka harga beli
maupun harga jual dapat terukur dan tidak membuat para petani dan
anggota Kope rasi menjadi sengsara; dalam arti penghasilannya dapat
lebih baik dibanding mereka berhubungan dengan para tengkulak;
Kedua, sebagai lembaga, Koperasi dapat pula menyerap tenaga-
terampil baik dari segi administrasi maupun teknis, untuk bekerja
mengurus dan menjalankan Koperasi; dalam arti dapat turut
" menampung" tenaga kerja yang belum bekerja atau pengangguran;
Ketiga, Menjadi tempat berkumpul dan berorganisas i dalam
menjalankan keg iatan-ekonomi; disini, para anggota-nya dapat dilatih
dan berlatih berorganisasi untuk mencapai tujuan mereka da lam
bidang memenuhi kebutuhan ekonomi serta meningkatkan
kemampuan ekonomi mereka sendiri baik secara indi vidual maupun
secara bersama-sama atau kelompok. Kemudian, Ke-empat, dapat
dijadikan tempat mendidik para anggotanya dalam berorganisasi di
bidang ekonomi dengan melakukan " perjuangan" untuk meningkatkan
kesejahteraan-ekonomi mereka; selanjutnya, kelima, Koperasi dapat
menjadi tempat "mendidik" pa ra anggotanya menjalankan
"demokrasi" dalam menjalankan organisasi ekonomi di sebuah
Koperasi ". Dengan demikian, dalam "organisasi" lembaga Koperasi
tersebut, para anggota dapat diberi informasi mengenal "demokrasi-
15 Dalam tin gkat seperti ini, Koperas i telah menjalankan fungs inya untuk menjadi
tempat "mendidik" rakyat mengalami sendiri bagaimana menjalankan organisasi untuk
kepentingan mereka sendiri; dengan demikian secara didak langsung mereka menjadi paham
akan «menjalankan-usaha" dalam sebuah wadah, guna menjaga dan men ingkatkan
kepentingan ekonomi mereka, paling tidak. Tugas pemerintah, yang harus selal u konsekwen
dan benar dalam menjalankan perannya rnenjalankan ekonomi-rakyat; agar dar; waktu ke
waktu menjadi baik dan baik. Selanjutnya dapat dibandingkan dengan pendapa[ Hadi ku surna
dalam R.T. Sutantya Raharja Hadikusurna. "Hukum Koperasi Indones ia". (Jakarta, Grafindo
Persada. 2000). hal. 40-44.
Larangan Praklek Monopoli, KeczIQIi pada 8adan Usaha Koperas;, Wirana 81
18 Kasus antara Pemerintah Amerika Serikat melawan Microsoft Co rpo rati on;
dimana Microsoft telah dituduh melakukan tindakan Mono po li untuk maksud menguasai pasar
perangkat-Iunak computer di wilayah Amerika Serikat. Kasus ini dapal menunjukkan kepada
kila bahw3 dalam mencegah praklek monopoli, Pe merintah dapat mel akukan ko rHrol dan
membuat kebijakan untuk mencegah secara proaktip setiap kemungkinan atau gejala adanya
perbuatan praktek mo no poli. Sebagai bahan perbandingan dapal dibaca artikel M. Doddy
Kusadrianlo, Menciptakan Persaingan Usaha Yang Sehar Me/ailli Penerapan Prinsip "Good
Corporate Governance ", di situ dikatakan ... " Tidak dapal dipungkiri bahwa sa lah sail! e lemen
terpenting dalam terciptanya iklim persaingan u5aha yang sehat sangat tergantung kepad a
e fektifitas penerapan nilai-nilai atau prinsip pengelolaan peru5ahaan yang baik ... .. ' : Forum
for Corporate in Indonesia (FeG I), <http://www.fcgi.OLid>, diak ses pada 191 12 No pembe r
2004.
Larangan Praktek Monopoii, Keel/ali pada Badan Usaha Koperas;, Wirana 83
19 Bandingkall den gan Undang-Undang No.5 Tahun 1999, dalam Kons iderans
A4enimbang huruf c, yang tertulis sebagai berikut ... " setiap orang yang ber-usaha di
Indonesia harus berada dalam situasi persaingan yang sehat dan wajar. seh ingga tidak
menimbu lkan adanya pemusatan kekuatan-ekonomi pada pelaku u5aha tertentu , dengan tidak
terl epas dari kese pakatan yang te lah dilaksanakan oleh negara republic Indones ia terhadap
perjanjian-perjanj ian Intemasional".
20 Undang-Undang NO.5 Tahun 1999, Lembaran Negara R.t. Tahun J 999 Nomor 33 ,
Tambahan LN-RI Tahun 1999, Nomor 38 17,
22 Undang-Undang Dasar J 945, Pasal 27 ayat (2), yang tertulis sebaga i berikut:
... "set iap orang berhak atas ke hidupan yang layak",
84 Jumol Hukzim dan Pembangunan Ta"un ke-39 No. 1 Januari-Moret 2009
2& Teddy Pawitra (ed.), " Manajemen di Indonesia; 8eberapa Isu Kontemporer",
(Jakarta; Lembaga Penerbit FE-UI, 1993), hal. 89.
86 Jurnal Hukufn dan Pembangunan Tahun ke-39 No .1 lanuari-Mare t 2009
10 Contoh yang pa ling gampang dilihat sehari-hari adal ah keberadaan usaha kec il
kaki-lima (terutama yang berdagang makananlwarung makan) yang berada disekeliling
gedung-gedung perkantoran atau mal-mal yang ada di Jakarta; usaha-kecil kaki-l ima terse but,
ternyata sangat membantu para karyawan yang bekerja di dalam geclung-gedung perkantoran
atal! mal-mal ltll mlsalnya dalam-hal "menyediakan" makan-siang atau makan-sore yang
beragam. Mengapa warung-makan itu berfun gsi? Tidak lain , harga panganan yang merckajual
dapat "terJ angkau" dan sesu31 dengan '"isi-kantong" para karyawan. Dengan demi kian , yang
perJu diperhatikan oIeh pemerintah -setempat. adalah "Pengaturan dan Pengawasan" yang
tegas. terulama menjaga kondisl tem pat tersebut se lalu bersih. schat. dan tidak menjadi
"kumuh"
Larangan Praktek Monopoli, Keel/ali pada Badan Usaha Koperasi, Wirana 87
31 Lihat Komisi Pengawas Persaingan Usaha R.I (KPPU -RI)., dalam: Undang-
Undang No.5 Tahun 1999, KPPU-RI Capyrighl-2007, ., Pasal 4 .yal (I) dan ayal (2)., ayal
( 1), berbunyi, .. . "Pelaku-usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku-usaha lain untuk
secara bersama-sama melakukan penguasaan produksi dan-atall pemasaran barang dan-atau
jasa yang dapat mengakibatkan terjadi praktek monopoli dan-atau persaingan tidak sehat".
Selanjutnya .yal (2) berbunyi, ... " .. . apabila 2 (dua) alau 3 (Iiga) pelaku-us.ha atau kelompok
pelaku-usaha menguasai lebih dari 75% (tujuhpuluh lima persen) pangsa-pasar satu jenis
barang atau jasa tertentu". Bandingkan dengan, Ditha Wiradiputra, dalam Hukum Persaingan
Usaha di Indonesia: Perjanjian yang Dilarang., .. "Ologopoli ilU sendiri merupakan salah
satu struktur pasar dimana di dalarn pasar tersebut hanya terdiri dari sedikit perusahaan. Seliap
perusahaan yang ada di dalam pasar tersebut memi liki kekuatan yang (cukup) besar untuk
mempengaruhi harga pasar dan perilaku setiap perusahaan akan mempengaruhi perilaku
perusahaan lainnya da lam pasar., Lembaga Kajian Persaingan dan Kebijakan Usaha fHU1,
tahun 2003 , hal. 3-4.
32 Lihat KPPU-RI, Ibid. , lihat Pasa l 5, 6, 7, 8., dan Bandingkan dengan Dh ila
Wiradiputra, Ibid. , haI.5-11. , " Bahwa Perjanjian Penetapan Harga yang dilarang oleh
Undang-Undang ini, adalah: (I). Perjanjian Penetapan Harga (Price Fixing Agreement) yang
merupakan sualu stratergi yang dilakukan oleh pelaku-usaha yang tujuannya ad alah untuk
88 JlIrnal HlIiclim dan Pembangunan Tahun ke-39 No.1 Januari-Marer 2009
menghasilakan laba yang set inggi-tingg inya, dimana dengan adanya penetapan harga oleh
pelaku -usaha (produsenJpenjual) telah meniadakan persaingan dari seg i harga terhadap produk
yang mereka jual/pasarkan, dimana dapat mengakibatkan consumer '5 surplus ".
se Janjutnya, ... "(2). Perjanjian Diskriminasi Harga (Price Discrimination Agreement), perjian
yang dibuat, o leh pelaku-usaha dengan pelaku-usaha lain, dimana untuk satu produk yang
sarna dijual kepada konsumen satll dengan konsumen lain berbeda harga; tujuannya adalah
untuk, me ningkatkan laba yang setinggi-t ingg inya, dengan mengeksploitasi surp lus-
konsumen; (3). Harga Pemangsa (PredatOlY Price), adalah salah salu strtegi yang dilakukan
oleh pelaku-usaha untuk menjual produk denga harga yang sangat rendah, dengan tujuan
utamanya untuk menyingkirkan pelaku-usaha pesaingnya dari pasar dan juga meneegah
pelaku-usaha yang berpotensi menjadi pesaing untuk masuk ke dalam pasar yang sarna .... ".,
kemudian (4). Resa/epPrice Maintenance, yaitu: pelaku-usaha (umumnya manufaktur) dengan
para penrusahaan penyalur, dimana direntukan bahwa penerima barang tidak akan menjual
kern bali barang yang telah diterimanya kepada pihak lain dengan harga yang lebih rendah dari
yang telah diperjanjikan, se hingga membuat pesaing di tingkat penyalur akan menjadi hi lang.
34 Lihat KPPU -RI, ibid., Pasal 10., dan Bandingkan dengan Dhita Wiradiputra, Ibid.,
hal. 14. yang mengatakan, ... "bahwa Perj anj ian Peboikotan merupakan salah satu strateg i yang
dilakukan dian tara pel aku-usaha untuk mengusir pelaku usaha lain dari Pasar yang sarna ... .,
kemudian pasar tersebut terjaga hanya untuk kepe ntingan me reka send iri. Wujud dari
Perjanjian Pemboikotan, biasanya dalam bentuk persekongkolan yang menolak untuk
memasarkan suatu produk dari pesaing mereka; sehi ngga prod uk pesaing tersebut tidak dapat
atau sulit untuk dijual di pasar yang bersangkutan. , .
35 KPPU-RI, Ibid., Pasal II., bandi ngkan dengan pendapat Dhita Wiradiputra, Ibid. ,
hal. 15., "bahwa praktek Karle\.. diterapkan diantara para pelaku-usaha untuk dapat
mempengaruhi harga dengan mengatur jumlah produksi mereka, dengan a5umsi, ... jika
produk mereka di dalam pasar diku rangi sedang permintaan terhadap produk mereka terap,
maka ... harga terkerek ketingkat yang lebih tinggi. , . "
36 KPPU-RL, Ibid.. Pasal 12., dan Bandingkanjuga dengan Dhita Wiradiputra, Ibid .•
hal.18., yang mengatakan, bahwa, " untuk dapat mengontro l produksi atau pemasaran
produk di pasar, mereka membentuk gabu ngan perusahaan dalam bentuk "TRUST".
dimaksudkan untuk seeara kolektip mengendalikan pasokan .. "
)7 KPPU-RI., Ibid., Pasal 13., dan Bandingkan dengan Dhita Wiradiputra, Ibid. , hal.
18-19., yang mengatakan, bahwa, ... "da lam Oligopsoni, pelaku-usaha membuat kesepakatan
dengan pelaku-usaha lain, ... seeara bersama-sama dapat menguasai pembelian alau
Lm'angan Praktek Monopoli, Kecuali pada Badan Usaha Koperasi, Wirana 89
pennintaan pasokan agar dapat mengendalikan harga .. .. ", sehingga pembe li dalam eara ini
menerima saj a berapapun harga yang ditentukan karena tidak ada piliha n lain.
39 KPPU -RI, Ibid., Pasa l 15., Bandingkan juga dengan Dhita Wiradiputra., Ibid., hal
23. , yang mengatakan bahwa, . .. "Perjanjian Tertutup (Exclusive Distribution Agreemenl)
adaJah, pe laku-usaha membuat perjanjian de ngan pelaku-usaha lain yang membuat
persyaratan bah wa pihak penerima produk hanya akan memasok . . .. hanya boleh memasok
produk kepada phak tertentu saja ..
40 KPPU-RL, Ibid., Pasal 16., yang berbunyi, ... "Pe laku-U saha dilarang membuat
perjanjian dengan pihak lain d i luar-negeri yang memuat ketentuan yang dapat mengakibatkan
terjadinya praktek monopo li dan -alau pe rsa ingan usaha tidak sehat" .
~l KPPU-RI. , ibid., Pasal 17 .. dan lihat lebih lanjut pada Gu nawan Wijaya, dalam
Merger dalam Perspektip Monopoli, PT R aja Grafi ndo Persada, eet. Pertama, Jakarta, tahun
2002., haI.l7-17 .) . . " bahwa ad a beberapa monopol i yang secara alamiah dapat diakui , ya itu:
a. l. , (a). Monopoli yang terjadi akibat dari Superior Skill; wuj ud nya dapat dalam bentuk
pemberian Hak- Paten secara e ksklusif o leh Negara, berd asarkan Peraturan Perundang-
undangan yang berJaku, kepada pel aku -usaha tertentu atas hasil rise t atau penemuan-ilmiah
dan pengembangan tekno logi tertentu.; (b). Monopoli terjadi kare na pemberian Negara
berd asarkan Peratu ran Pe rund ang-undangan aatu Konstitusi. Contohnya di Indo nesia,
berdasarkan Pasal 33 UUD 1945, ayat (2) dan ayat (3).; (c). Monopoli yang lahi r karena lala r
be lak ang sejarah (Historical Accident) ; karena rnonopo li tersebut terjadi secara tidak-sellgaja,
dan berlangsung karena proses alami ah dan bebe rapa factor terkait.. . ." ' Bandingkan de ngan,
Sri Ed i Swasono (ed )., Mencari Benlllk. Pasisf, dan Realitas: kaperasidi dalan! Orde Ekonomi
indonesia., UI Press, cet.K edua, Jakarta, Tahun 1985, hal . 249 .. yang kllt ipan-nya a. I., ..
... Ada yang mempertanyakan, mengapa kepada perusahaan-perusahaan Negara (BUMN)
"d iberi kan " monopoli. Jawaban -nya, ada di dalam Konst itusi Negara kita Koperas i dan
perusahaan-negara "memiliki mo nopol i" iiu tid ak bertentangan dengan Demokrasi Ekonom i,
karena ked uajenis badan-usaha itu adalah milik masyarakat, bukan milik o rang-pero rangan ... .
Ole h karena itu tidak tepm menyamaratakan lIlo no po li oleh Negara de ngan monopoli oleh
Swasta . .
42 KPPU-RI. , Ibid., Pasal 18. Monopsony dalam ist ilah hukum didefini sikan sebagai,
is a condition of market in which , there is but one-buyer fo r a particlilar commodity.
90 lUr1wl Hukum dan Pembal1gztnan Tahun ke-39 No . 1 lalluari-Marel 2009
49 Pengecualian sebagaimana yang diatur dalam Pasal 50 butir (i) UU No.5 tahun
1999, ... "Kegiatan usaha Koperasi yang secara khusus bertujuan umuk meJayani anggotanya".
54 Lihat Pasal 2 UU No.25 tahun 1992 ten tang Perkoperasian, yang berbunyi:
... "Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasarkan atas
azas kekeluargaan " .
Larangan Praktek Monopoli, Keel/ali pada Badan Usaha Koperas;, Wirana 93
55 UU No.5 tahun 1999, Gp. Cil., Pasal50 ayat (h) dan (i).
56 Lihat juga komentar dari Ali Marwan Hanan selaku Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah, ... "telah lama koperasi hanya dianggap ice/as-duG dala
keikutsertaannya membangun perekonomian di fanah-air ini, anggapan ini juga menempel
pada usaha kecil-menengah .... " Dikutip dari: Koperasi Sudah Lama Dianggap Kelas -Dua. ,
<http://www.gkbi.info.org/terkinil2l.shtrnl> .. diakses pada 12 November 2004.
5S Lihat lebih jauh, Didik J.Rachbini, " Politik Baru Menuju Demo krasi Eko nomi ",
(Jakarta: Grasindo, 2001), hal. I.
Larangal1 Praktek Monopoli, Kecuali pada Badon Usaha Koperasi, Wirana 95
Sampai pada taraf ini , " pengeeualian" yang diberikan oleh regulator
harus dibaea dalam konteks " membangun" kemakmuran rakyat
me lalui sistim ekonomi koperas i; sedangkan wujud lembaga-nya
adalah Koperasi dalam fungsinya menjalankan usaha. Untuk itulah,
tugas lanjutan dari pemerintah se laku Pembina lembaga Koperasi
untuk -seeara konsisten-6I memberikan porsi-porsi bidang-bidang
usaha strategis yang hanya dapat dijalankan dan dimiliki oleh badan-
usaha Koperasi selaku lembaga.
62 Kasus pemberian izin operasi kepada PT Makro dia\\al tahun 1990an yang
bergerak dalam usaha ritel dengan keanggotaan, berakibat "membunuh" usaha Koperasi
"Trimitra" yang menjalankan usaha sejenis lebih dahulu dan telah mempunyai cabang di kota·
kOla besar di nusantara. Kemudian disusul Jagi dengan pember ian izin-usaha sejenis kepada
usaha-usaha rite I lainnya yang bermodal asing seperti: Giant, Hypermarket, Range Market,
Club Stores, dan lain-lain. Dengan terhentinya usaha Koperasi Trimitra (Produsen, Pedagang-
Konsumen) tersebut, Pemerintah kemudian secara implisit merestui pend irian Koperasi
"Goro" (singkatan dari Gotong·Royong) untuk menggantikan kedudukan Trimitra; namun
dalam peristiwa 15 Mei 1998, seluruh perangkal keras koperasi Goro di nusantara terkena
Bumi Hangus masal. Dengan demikian usaha-ritel yang digerakkan oleh Koperasi selama ini
han cur total. .
98 Jurnal HlIkllin dan Pembangllnan Tahun ke-39 No. 1 Januari-Marel 2009
VI. Kesimpulan
Peraturan Perundang-Undangan
Situs-Internet
Hannan, Ali Marwan. "Koperasi Sudah lama Dianggap Kelas Dua ",
<http://www.gkbLinfojterkini/2Lshtml>, diakses 12 Nopember
20005.
Kusadrianto, M. Doddy. "Menciptakan Persaingan Usaha yang Sehat
Melalui Penerapan Prinsip Good Corporale Governance ",
<http:www.fcgi.or.id/gcg%20&20persaingan%201lsaha%2026-02-
03.pdf>, diakses 12 Nopember 2004.
Mllbyarto. "Dari !lmu Berkompetensi Ke !lmu Berkoperasi"
<http:www.ekonomirakyat.orgiedisi_16/artikel_htm>, diakses 12
Nopember 2004.
__--=_,. "Membangkitkan Ekonomi Kerakyatan Melalui Gerakan Koperasi:
Peran Perguruan Tinggi". , <http:www.ekonomirakyat.orgiedisi_ 16/
artikel_3htm>, Diakses 12 Nopember 2004,
Soetrisno, NoeL "Koperasi Indonesia, Potret dan tantangan ",
<http:www.ekonomirakyat.orgiedisi_1 7/artikel_ 5htm>, diakses 12
Nopember 2004.
_ _---:--:--:-_" "Koperasi Mewujudkan Kebersamaan dan Kesejahteraan:
Menjawab Tantangan Global dan Regibnal Barll",
<http:www.ekonomirakyat.orgiedisLI7/artikel_1 htm>, diakses 12
Nopember 2004.
__---;__-=-., "Koperasi Indonesia: Konteks Kehidupan Perekonomian
dapat Dilihat Dari Kemampuan untuk menciptakan Kekuatan Potret
dan Tantangan ", <http:www.ekonomirakyat.orgledisi_16/
artikel_5htm>, d iakses 12 Nopember 2004.