MANEJEMEN IGD Fiks 1-1
MANEJEMEN IGD Fiks 1-1
PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG
Proses manajemen berlaku untuk semua orang yang mencari cara untuk mempengaruhi
perilaku orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Proses ini dilakukan pendekatan
proses manajemen dengan melibatkan semua anggota untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Rumah sakit merupakan organisasi yang sangat kompleks dan sangat penting
dalamupaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Rumah sakit sebagai salah
satupenyelenggara pelayanan kesehatan, salah satunya adalah penyelenggara pelayanan
asuhan
Instalasi Gawat Darurat merupakan salah satu unit pelayanan di rumah sakit yang
memberikan pertolongan pertama dan sebagai jalan pertama masuknya pasien dengan kondisi
gawat darurat.Keadaan gawat darurat adalahsuatu keadaan klinis dimana pasien membutuhkan
pertolongan medis yang cepat untuk menyelamatkan nyawa dan kecacatan lebih lanjut
(DepKes RI, 2009) Ketepatan waktu dalam pelayanan kegawatdaruratan menjadi perhatian
penting di negara -negara seluruh dunia. Mengingat pentingnya manejemen keperawatan di
IGD ini sangat penting maka kami menyususn buku manejemen keperawatan bagi ruang IGD
B TUJUAN
1 Tujuan umum
Setelah membaca buku manaejemen keperawatan ini perawat IGD dapat menerapkan
prinsip-prinsip manejemen keperawatan dengan mengunakan model asuhan keperawatan
professional (MAKP)secara bertanggung jawab dan menunjukkan sikap kepemimpinan yang
professional .
2 Tujuan Khusus
C Manfaat
1. Bagi pasien dengan adanya program MAKP ini pasien merasakan pelayanan
yang optimal serta mendapatkan kenyamanan dalam pemberian asuhan
keperawatan sehingga tercapainya kepuasan klien yang optimal
2. Bagi perawat
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
b. Terciptanya kerja sama yang baik antara perawat
c. Terciptanya kerjasama yang baik antara perawat dan dokter
d. Terciptanya hubungan yang baik antata pasien,keluarga dan perawat
e. Meningkatkan profesionalisme keperawatan
f. Menciptakan kenyamana bagi perawat selama bekerja
g. Menyelesaikan masalah-masalah yang ada di ruang IGD
h. Mengetahui jumlah pasien yang di rawat setiap hari dan setiab bulan
i. Meningkatkan kesejahteraan bagi perawat IGD
BAB II
KONSEP MANEJEMEN KEPERAWATAN
1. Input
Input dari proses manajemen keperawatan antara lain sebuah informasi, personel, peralatan
dan fasilitas.
2. Proses
Proses adalah jumlah kelompok manajer atau dari tingkat pengelola keperawatan tertinggi
sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk dapat melakukan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan
keperawatan.
3. Output
Dari proses manajemen keperawatan adalah suatu asuhan keperawatan, pengembangan staf
dan riset.
4. Kontrol
Proses manajemen keperawatan berupa laporan finansial dan suatu hasil audit keperawatan
Mengerjakan pada hari ini lebih baik dari pada hari esok.
Manajerial keperawatan merupakan suatu fungsi utama pimpinan keperawatan.
Meningkatkan suatu mutu kinerja perawat.
Perawat yang memerlukan pendidikan berkelanjutan.
Proses keperawatan akan menjamin perubahan tingkat kesehatan hingga mencapai
keadaan fungsi optimal.
Tim keperawatan akan bertanggung jawab dan bertanggung gugat untuk setiap tindakan
keperawatan yang diberikan.
Menghargai para pasien dan haknya untuk mendapatkan asuhan keperawatan yang
bermutu.
Perawat adalah seorang advokat pasien.
Perawat berkewajiban untuk dapat memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan
keluarga.
Menyediakan asuhan keperawatan yang sangat efektif dan efisien dalam membantu
kesehatan pasien yang optimal setelah pulang dari rumah sakit.
Membantu untuk mengembangkan dan mendorong suasana yang kondusif bagi pasien
dan staf keperawatan atau non keperawatan
Mengajarkan, mengarahkan, dan membantu dalam suatu kegiatan profesional
keperawatan
Turut serta dan bekerja sama dengan semua anggota suatu tim kesehatan yang ada di
rumah sakit atau tempat kerja.
F.Visi Manajemen Keperawatan
4. Memenuhi suatu kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian manajer
perawat dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan
pasien merupakan poin yang paling utama dari seluruh tujuan keperawatan.
7. Divisi keperawatan yang baik dapat memotivasi karyawan untuk memperlihatkan penampilan
kerja yang baik.
8. Manajemen keperawatan dapat menggunakan komunikasin yang efektif. Komunikasi yang
efektif akan mengurangi suatu kesalahpahaman dan memberikan persamaan pandangan, arah
dan pengertian diantara pegawai.
9. Pengembangan staf penting untuk dapat dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat –
perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya manajer untuk dapat
meningkatkan pengetahuan karyawan.
10. Pengendalian yakni salah satu elemen manajemen keperawatan yang meliputi penilaian
tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi dan menetapkan sebuah
prinsip – prinsip melalui penetapan standar, membandingkan penampilan dengan standar dan
memperbaiki kekurangan.
Keperawatan merupakan disiplin praktik yang klinis. Manajer keperawatan yang efektif
selayaknya dapat memahami dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana.
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dapat dikelola oleh bidang perawatan yang terdiri dari
tiga tingkatan manajerial, yaitu sebagai berikut :
Uang merupakan sarana perantara yang penting dan utama agar tujuan bisa
tercapai dalam kegiatan manajemen. Sebuah kegiatan manajemen tentulah
memerlukan biaya operasional biar bisa berjalan lancar dan sukses mencapai
tujuan atau target..
Dengan bantuan mesin atau teknologi, maka pastilah tujuan manajemen bakal
bisa dicapai dengan lebih efektif serta efisien.
Tentu saja unsur metode ini mesti ada campur tangan manusia ya, dengan
mendasarkannya pada waktu, uang, fasilitas, target, serta kegiatan bisnis kamu.
Unsur ini termasuk salah satu yang terpenting, soalnya syarat manajemen kamu
berhasil dan bisnis sukses adalah kalau sudah dikenal di pasaran. Unsur ini
sangatlah erat kaitannya dengan unsur material. Kalau material yang dipilih
memiliki kualitas terbaik maka tentulah pangsa pasar bakal mengakui dan
membelinya.
Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu sistem (struktur, proses
dan nilai- nilai) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut (Hoffart &
Woods, 1996).
Mc. Laughin, Thomas dean Barterm (1995) mengidentifikasikan 8 model pemberian asuhan
keperawatan, tetapi model yang umum dilakukan di rumah sakit adalah Keperawatan Tim
dan Keperawatan Primer. Karena setiap perubahan akan berdampak terhadap suatu stress,
maka perlu mempertimbangkan 6 unsur utama dalam penentuan pemilihan metode
pemberian asuhan keperawatan (Marquis & Huston, 1998; 143) yaitu:
2 Tujuan
e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi
setiap anggota tim keperawatan.
Menurut Grant & Massey (1997) dan Marquis & Huston (1998) ada 4 metode pemberian
asuhan keperawatan profesional yang sudah ada dan akan terus dikembangkan:
Model ini diterapkan pada saat perang dunia ke 2. Pada saat itu karena masih terbatasnya
jumlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat hanya melakukan 1 – 2 jenis intervensi
keperawatan kepada semua pasien di bangsal. Model ini berdasarkan orientasi tugas dari
filosofi keperawatan, perawat melaksanakan tugas ( tindakan) tertentu berdasarkan jadwal
kegiatan yang ada (Nursalam, 2002).
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia dinas. Pasien akan
dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan
dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan
satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk
keperawatan khusus seperti isolasi, intensive care.Metode ini berdasarkan pendekatan holistik
dari filosofi keperawatan. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan dan observasi pada
pasien tertentu (Nursalam, 2002).
3. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Primer
Pada metode keperawatan primer terdapat kontinutas keperawatan dan bersifat komprehensif
serta dapat dipertanggung jawabkan, setiap perawat primer biasanya mempunyai 4 – 6 klien
dan bertanggung jawab selama 24 jam selama klien dirawat dirumah sakit. Perawat primer
bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam merencanakan
asuhan keperawatan dan juga akan membuat rencana pulang klien jika diperlukan. Jika
perawat primer sedang tidak bertugas , kelanjutan asuhan akan didelegasikan kepada perawat
lain (associate nurse)
BAB III
KONSEP MANEJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG IGD
1 .Pengertian IGD
Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu unit di rumah sakit yang harus dapat
memberikan pelayanan darurat kepada masyarakat yang menderita penyakit akut dan
mengalami kecelakaan, sesuai dengan standar (DepKes RI, 1992)
Ruang IGD Rumah Sakit TK III Wirasakti Kupang terletak di depan dengan kriteria
a. Luas 49 M2
b. Panjang 7X9 M
c. Batas timur ruang wijakusuma
d. Batas barat ruang rekam medic
e. Batas utara jalan umum
f. Batas selatan ruang bogenvil
3. 2 fasilitas ruang IGD
1. Ruang igd memiliki ac dengan Jumlah tempat tidur di ruang IGD ada 5 tempat
tidur dan 1 tempat tidur untuk pasien one day care .
2. Memiliki 2 kamar mandi
3. Memiliki ruang administrasi
4. Memiliki gudang
3.3 VISI
Menjadi IGD Rumah Sakit TK III Wirasakti Kupang yang memiliki kualitas prima dalam
pelayanan pengabdian kepada Militer,PNS Dan Keluarganya serta masyarakat NTT di bidang
kesehatan.
3.4 Misi
4 ketenagaan (MAN)
Ruang IGD Rumah Sakit TK III Wirasakti Kupang memiliki ;
a. 10 tenaga dokter umum
b. 8 perawat Serjana Keperawatan Ners
c. 3 perawat berpendidikan D3 Keperawatan
d. 4 bidan berpendidikan D3 Kebidanan
e. 1 Tenaga Clining Service
f. 1 tenaga Admin
dr.DINI HENDRIYANTO,Sp.PD
KEPALA RUANGAN
Nip ;198506132009122003
TIM 1 TIM 2
KETUA TIM ;DARIUS KOEBANO S.Kep.NS KETUA TIM :FITIA NINGSIH A,Md,Kep
Anggota ANGGOTA
KETUA TIM :FANTI E.KOEANAN S.Kep.NS KETUA TIM ;NENNY A HOTTY S.Kep,Ns
ANGGOTA ANGGOTA
TUGAS POKOK
1. Menangani pasien gawat darurat sesuai standar Pelayanan gawat darurat Rumah
Sakit
URAIAN TUGAS
TUGAS POKOK
1. Membuat laporan jumlah kunjungan pasien.
2. Membuat laporan persediaan obat dan alat kesehatan.
3. Mengamprah obat dan alat kesehatan untuk menunjang dalam pelayanan
perawatan.
4. Mengamprah perbaikan atau penggantian peralatan medis dan ruangan
5. Memelihara dan mencatat alat-alat medis dan inventaris lainnya.
6. Membantu menyiapkan fasilitas dan lingkungan untuk kelancaran pelayanan
perawatan.
7. Memberikan peran serta dan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya dalam
meningkatkan mutu pelayanan dan membantu dalam pelayanan perawatan dalam
keadaan khusus.
URAIAN TUGAS
a. Harian :
Melakukan asuhan keperawatan di UGD.
Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan UGD.
Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat-alat / obat-obat agar selalu
dalam keadaan siap pakai
Mendampingi dokter dalam pemeriksaan dan tindakan pasien.
Menjaga perasaan pasien dan petugas agar merasa aman terlindungi selama
pelayanan berlangsung.
Memelihara dan melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan.
.
b. Bulanan.
Pertemuan rutin dengan bidang perawatan, Kepala Pelayanan Keperawatan,
Kepala Ruangan dan Dokter Kepala UGD.
d. Tahunan.
Merencanakan jumlah tenaga perawat dan tenaga lain sesuai dengan kebutuhan.
TANGGUNG JAWAB
1. Bertanggung jawab dan berwenang dalam memberikan pelayanan keperawatan di
ruang gawat darurat.
2. Bertanggung jawab memegang teguh rahasia dari segala keterangan yang diketahui
dalam tugasnya sebagai pegawai RS.
3. Bertanggung jawab atas menjaga kesehatan sendiri.
4. Bertanggung jawab atas kebutuhan kesiapan peralatan.
5. Bertanggung jawab atas pemeliharaan perawatan.
6. Bertanggung jawab dalam kelancaran proses kerja.
7. Bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan proses kerja
PERSYARATAN JABATAN
1. Berpendidikan minimal D3 Keperawatan
2. Memiliki sertifikat BTLS, PPGD, ACLS dan sertifikat kegawatan daruratan lainnya
3. Berstatus militer atau PNS Angkatan Darat
4. Memiliki pengalaman kerja di bidang keperawatan minimal 5 tahun
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Ruangan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Keperawatan terhadap hal – hal sebagai berikut :
WEWENANG
TUGAS POKOK
Melaksanakan asuhan keperawatan di Unit Gawat Darurat dan layanan perawatan
sesuai dengan standar pelayanan Gawat Darurat.
URAIAN TUGAS
Bersama Kepala Ruangan melakukan serah terima tugas pada setiap pergatian
dinas.
Mengkoordinir kegiatan pelayan keperawatan ditimnya
Melaksanakan asuhan keperawatan
Menganalisa masalah dan melakukan tindak lanjut
Membuat Laporan
Mengawasi Kinerja perawat anggota pada timnya
Menjaga dan memelihara lingkungan kerja agar tetap bersih dan rapi
Menciptakan kerjasama serta koordinasi yang harmonis antara sesama perawat
dan tim kesehatan lain
Mentaati peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan rumah sakit.
Merencanakan/menyusun dan mengajukan kebutuhan logistic UGD yang
diperlukan untuk melaksanakan tindakan UGD.
Mengawasi jalannya pelaksanaan K3 di Unit Gawat Darurat.
Merencanakan kebutuhan alat dan obat harian UGD.
Merencanakan kebutuhan alat dan obat untuk kegiatan keluar rumah sakit P3K.
Menyimpan dan mengelompokkan alat dan obat sesuai jenis dan klasifikasi alat
dan obat.
TANGGUNG JAWAB
Ketua tim perawat bertanggung jawab dan berwenang mengetuai sekelompok
tenaga keperawatan dalam meberikan asuhan keperawatandan kepada pasien di
Unit Gawat Darurat. Dan Bertanggung jawab kepada kepala ruangan.
WEWENANG
berwenang mengetuai sekelompok tenaga keperawatan dalam meberikan asuhan
keperawatan dan kepada pasien di Unit Gawat Darurat
PERSYARATAN JABATAN
Pendidikan S.Kep Ns atau DIII Keperawatan
Pengalaman minimal 5 tahunsMemiliki Sertifikat Pelatihan Gawat Darut
TUGAS POKOK
Melaksanakan asuhan keperawatan di Unit Gawat Darurat dan
pelayananperawatan dalam keadaan khusus.
URAIAN TUGAS
Menyiapkan fasilitas dan lingkungan Unit Gawat Darurat untuk kelancaran
pelayanan dan memudahkan pasien dalam menerima pelayanan.
Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.
Melaksanakan perawatan peralatan medis agar selalu dalam keadaan siap
pakai.
Melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang UnitGawat Darurat dan
lingkungannya, peraturan tata tertib yang berlaku, fasilitas yang ada dan cara
penggunaannya.
Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan pasien dan keluarganya
maupun sesama petugas.
Mengkaji keadaan pasien (tanda vital, kesadaran, keadaan mental dan keluhan
utama) :
Mengamati keadaan pasien (tanda vital, kesadaran, keadaan mental dan
keluhan utama).
Melaksanakan anamnesa.
Menyusun rencana perawatan sesuai batas kemampuannya.
Melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan dan
batas kemampuannya, antara lain :
Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program pengobatan.
Memberi penyuluhan kepada pasien dan keluarganya mengenai penyakitnya
Melaksanakan evaluasi latihan mobilisasi agar pasien dapat segera mandiri
Membantu merujuk pasien kepada petugas kesehatan atau institusi pelayanan
kesehatan lain yang lebih mampu untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang
tidak dapat ditanggulangi
Mengajarkan pasien untuk menggunakan alat bantu yang dibutuhkannya, seperti
:Rollstoel,Tongkat penyangga,Protesa.
Mengajarkan pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan di rumah sakit,
misalnya :Merawat luka.Melatih anggota gerak,Pengaturan diet.
Mengantar pasien yang akan pulang sampai di depan pintu kendaraa
Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam keadaan darurat secara
tepat dan benar sesuai kebutuhan dan petunjuk yang berlaku. Selanjutnya
segera melaporakan tindakan yang telah dilakukan kepada Dokter Unit Gawat
Darurat dan Dokter Penanggung jawab UGD.
Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas kemampuannya.
Memantau dan menilai kondisi pasien. Selanjutnya melaukan tindakan yang
tepat berdasarkan hasil pemantauan tersebut dan sesuai batas kemampuannya.
Menciptakan dan memelihara hubungan baik dengan anggota tim kesehatan
(dokter, ahli gizi, analis, pekarya kesehatan, pekarya rumah tangga, dll).
Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antar pasien dan
keluarganya sehingga tercipta ketenangan.
Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh dokter penanggung jawab Unit
Gawat Darurat Ka ruangan UGD
Berperan serta membahas kasus dalam upaya meningkatkan mutu asuhan
keperawatan di Unit Gawat Darurat.
Berperan serta membahas kasus dalam upaya meningkatkan mutu asuhan
keperawatan di Unit Gawat Darurat.
Melaksanakan tugas sore, malam dan hari libur secara bergilir sesuai jadwal
dinas.Ruangan.
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang
perawatan antara lain melalui pertemuan ilmiah dan penataran.
Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang
tepat dan benar, sehingga tercipta sistem informasi rumah sakit yang dapat
dipercaya (akurat).
Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas penggantisecara lisan
maupun tulisan pada saat pergantian dinas.
Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan pasien, mengenai Diet,Pengobatan yang perlu
dilanjutkan dan cara penggunaannya,pentingnya pemeriksaan ulang di rumah
sakit, puskesmas dan institusi pelayanan kesehatan lainnya,Cara hidup sehat,
seperti pengaturan istirahat, makanan yang bergizi atau bahan pengganti sesuai
dengan keadaan social ekonomi.
Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan
maupun tulisan pada saat pergantian dinas.
TANGGUNG JAWAB
Perawat pelaksana UGD dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab
kepada Kepala Ruangan UGD.
WEWENANG
Melaksanakan asuhan keperawatan.
Memberi informasi dan meminta petunjuk dari kepala ruangan.
PERSYARATAN JABATAN
D3 Keperawatan.
Memiliki sertifikat BLS, PPGD dan sertifikat kedaruratan lainnya
TugasRutinCleaningService
1. Pemeliharaan Gedung IGD Bagian Dalam, meliputi membersihkan
plafon dari sarang laba-laba,membersihkan tembok dinding dari noda–
noda,membersihkan tangga, membersihkan jendela,membersihkan rak
buku,membersihkan meja dan kursi,membersihkan meja
computer,.membersihkan kap–kap lampu dan lain2
2. Pemeliharaan Gedung IGD bagian Luar yaitu.membersihkan kaca
jendela,membersihkan halaman (menyapu),merapikan rumput;membuang
sampah,membersihkan halaman dari kotoran dan lain–lain sesuai kebutuhandan
permintakaan Kepala ruangan IGD
3. Pemeliharaan LantaiDalam dan Luar Gedung IGD meliputi menyapu dan
mengepel lantai .membersihkanlantai–lantai lain yang berada dalam area
IGD.dan lain-lain sesuai kebutuhan dan permintaan Kepala.Pemeliharaan Toilet
dan lain-lain
4. Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab
Baik Rusak
1 EKG 1
2 MONITOR 1
3 DISI SHOK 1
4 TENSI AIR RAKSA 2
5 TENSI LAPANGAN 2
6 TERMOGAN 2
7 TIMBANGAN BAYI 1
8 TIMBANGAN DEWASA 1
9 TERMOMETER 3
10 KOMPUTER 1
11 BRANGKAR 6
12 KURSI RODA 4
13 STETESCOP 4
14 MEJA EMERGRNSI 1
15 TIANG INFUS 7
16 TABUNG OKSIGEN 6
17 FLOW METER 6
18 STERILISATOR 1
19 SET CODE BLUE 2
20 LOKER 1
22 LEMARI KACA 1
23 PINSET SERUGIS 5
24 PINSET ANATOMIS 5
25 GUNTING 5
26 BENGKOK 5
27 PITA SENTI 1
28 DOPLER 1
29 MEJA KOMPUTER 1
30 KURSI PASIEN 4
31 KURSI PERAWAT 4
32 STERILISATOR 1
33 ALAT STERIL RUANGAN 1
34 MEJA PERIKSA 2
35 NEBULESER 1
36 SAKSEN 1
BAB IV
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL RUANGAN IGD
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti Penanganan syok haemoragik
persiapan Alat
Prosedur
Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III PEMASANGAN INFUS
09.06.01 Wirasakti
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL
Pengertian Pemasangan infus adalah salah satu cara atau bagian dari
pengobatan
untuk memasukkan obat atau vitamin ke dalam taubuh pasien
(Darmawan, 2008).
Kebijakan
Persiapan alat
Prosedur 1. Standar infus
2. Cairan infus sesuai kebutuhan
3. IV Catheter / Wings Needle/ Abocath sesuai kebutuhan
4. Perlak
5. Tourniquet
6. Plester
7. Guntung
8. Bengkok
9. Sarung tangan bersih
10. Kassa steril
11. Kapal alkohol / Alkohol swab
12. Betadine
2. Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. . Dekatkan alat
3. . Jelaskan kepada klien tentang prosedur dan
sensasi yang akan dirasakan selama pemasangan
infuse
4. Atur posisi pasien / berbaring
5. Siapkan cairan dengan menyambung botol cairan
dengan selang infus dan gantungkan pada standar
infuse
6. . Menentukan area vena yang akan ditusuk
7. . Pasang alas
8. Pasang tourniket pembendung ± 15 cm diatas vena
yang akan
ditusuk
9. . Pakai sarung tangan
10. . Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan
diameter 5-10 cm
11. Tusukan IV catheter ke vena dengan jarum
menghadap ke jantung
12. . Pastikan jarum IV masuk ke vena
13. Sambungkan jarum IV dengan selang infuse
14. Lakukan fiksasi ujung jarum IV ditempat insersi
15. Tutup area insersi dengan kasa kering kemudian
plester
16. Atur tetesan infus sesuai program medis
17. Lepas sarung tangan
18. Pasang label pelaksanaan tindakan yang berisi :
nama pelaksana,
tanggal dan jam pelaksanaan
19. Bereskan alat
20. Cuci tangan
21. Observasi dan evaluasi respon pasien, catat pada
dokumentasi
keperawatan
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Unit terkait
BAB V
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DI RUANG IGD DENGAN
MASALAH SISTEM PENCERNAAN
A. PENGERTIAN
Gastriris merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung
yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau lokal. Dua jenis gastritis yang sering terjadi adalah
jenis gastritis superficial akut dan atrofik kronis (Price& Wilson, 2006)
Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik difus
atau lokal, dengan karakteristik anoreksia, perasaan penuh di perut (begah), tidak nyaman pada
epigastrium, mual, dan muntah (Ardiansyah, 2012).
Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik, difus
atau lokal dengan karakteristik anoreksia, rasa penuh, tidak enak epigastrum, mual, muntah
(suratun, 2010)
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung. Peradangan ini
dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai terlepasnya epitel mukosa
superfisial yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan dalam saluran pencernaan.
Pelepasan epitel akan merangsang timbulnya proses inflamasi pada lambung ( Sukarmin,
2012).
Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan gastritis merupakan suatu peradangan
yang terjadi pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut maupun kronis.
B. ETIOLOGI
Beberapa penyebab dapat mengakibatkan seseorang menderita gastritis (suratun, 2010)
1. Mengkonsumsi obat-obatan kimia (asetaminofen (aspirin), digitalis asetaminofen dan
kortikosteroid dapat mengakibatkan iritasi pada mukosa lambung, NSAIDS (nonsteroid anti
inflammation drug) dan kostikosteroid mnghambat sintesis prostaglandin sehingga sekresi HCL
meningkat dan menyebabkan suasana lambung menjadi sangat asam sehingga menimbukan
iritasi mukosa lambung.
2. Konsumsi alcohol: alcohol dapat menyebabkan kerusakan gaster
3. Terapi radiasi, refluk empedu, zat-zat korosif (cuka,lada) menyebabkan kerusakan mukosa
gaster dan menimbulkan edema dan perdarahan
4. Kondisi yang stressfull (trauma, luka bakar, kemotherapi, dan kerusakan susunan saraf pusat)
merangsang peningkatan poduksi HCL lambung
5. Infeksi oleh bakteri seperti helicobacter pilori, eschcicia coli, salmonella dan lain-lain.
C. KLASIFIKASI
Klasifikasi gastritis (wim de jong et al, 2005)
1. Gastritis akut
a. Gastritis akut tanpa perdarahan
b. Gastritis akut dengan perdarahan (gastritis hemoragik atau gastritiserosiva)
Gastritis akut berasal dari makanan terlalu banyak atau terlalu cepat, makanan-makanan yang
terlalu berbumbu atau yang mengandung mikroorganisme penyebab penyakit, iritasi bahan
semacam alcohol, aspirin, NSAID, lisol, serta bahan korosif lain, refluks empedu atau cairan
pancreas
2. Gastritis kronik
Inflamasi lambung yang dapat disebabkan oleh ulkus beningna atau maligna dari lambung atau
oleh bakteri helicobacter pylory (H. Pylory)
3. Gastritis bacterial
Gastritis bacterial disebut juga gastritis infektrosa, disebabkan oleh refluks dari duodenum
G. INTERVENSI
1. Nyeri akut berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri dapat
berkurang dengan criteria hasil:
a. Mampu mengontrol nyeri
b. Melaporkan nyeri berkurang
c. Melaporkan rasa nyaman
Intervensi:
a. Kaji nyeri secara komperhensif
b. Observasi reaksi nonverbal dari nyeri
c. Gunakan komunikasi terapeutik
d. Control lingkungan
e. Ajarkan teknik nafas dalam
f. Tingkatkan istirahat
g. Kolaborasi dalam pemberian analgetik
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan
nutrisi tidak adekuat
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nutrisi dapat
terpenuhi dengan criteria hasil:
a. Adanya peningkatan BB
b. Tidak ada penurunan BB
c. BB ideal
Intervensi:
a. Monitor adanya penurunan BB
b. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa di lakukan
c. Monitor lingkungan
d. Monitor mual muntah
e. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
f. Monitor turgor kulit
g. Monitor pucat, kemerahan dan kekeringan
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukkan cairan tidak cukup dan
kehilangan cairan berlebihan karena muntah
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan volume cairan
dapat terpenuhi dengan criteria hasil:
a. Ttv normal
b. Tidak ada dehidrasi
c. Turgor kulit baik, mukosa lembab
Intervensi:
a. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
b. Monitor status nitrisi
c. Monitor ttv
d. Dorong masukan oral
e. Kolaborasi pemberian cairan IV
f. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
g. Atur kemungkinan transfuse
4. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan penatalaksanaan diet dan proses penyakit
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pengetahuan
bertambah dengan criteria hasil:
a. Menyatakan pemahaman penyakit
b. Mampu melaksanakan prosedur
c. Mampu menjelaskan kembali
Intervensi:
a. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan
b. Jelaskan patofisiologi dari penyakit
c. Jelaskan tanda dan gejala yang muncul
d. Gambarkan proses penyakit
e. Identifikasi kemungkinan penyebab dengan cara yang tepat
f. Sediakan informasi tentang kondisi pasien
g. Diskusikan pilihan therapi
ASKEP PADA PASIEN DENGAN DIARE
PENGERTIAN
Diare menurut Mansjoer (2000) adalah frekuensi defekasi encer lebih dari 3 x sehari dengan
atau tanpa daerah atau tinja yang terjadi secara mendadak berlangsung kurang dari tujuh hari
yang sebelumnya sehat.
Sedangkan menurut Suruadi (2001) Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara
berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan bentuk tinja yang
encer atau cair.
Dan menurut Ngastiyah (2005) Diare adalah BAB dengan jumlah tinja yang banyak dari
biasanya, dengan tinja yang berbentuk cairan atau setengah cair dapat pula disertai frekuensi
defekasi yang meningkat. Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair
atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari
200 g atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer
lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah.
B.ETIOLOGI
Faktor infeksi diare menurut Ngastiyah (2005).
1. Infeksi enteral : Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare
adalah Infeksi bakteria : vibrio, E. coli, salmonella campilo baster. Infeksi virus :
Rotavirus, calcivilus, Enterovirus, Adenovirus, Astrovirus. Infeksi parasit : cacing
(ascaris, oxyuris), protozoa (entamoba histolica, giardia lambia), jamur (candida
aibicans)
2. .Infeksi Parenteral : Infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti Tonsilitis,
broncopneumonia, Ensefalitis, meliputi : Faktor Malabsobsi : karbohidrat, lemak,
protein Faktor makanan : basi, racun, alergi. Faktor psikologis : rasa takut dan
cemas
C MANIFESTASI KLINIK
Beberapa tanda dan gejala tentang diare menurut Suriadi (2001) antara lain :
1. Sering BAB dengan konsistensi tinja cair atau encer.
2. Terdapat luka tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit
menurun) ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering.
3. Kram abdominal.
4. Demam.
5. .Mual dan muntah.
6. Anoreksia.
7. .Lemah.
8. Pucat.
9. Perubahan TTV, nadi dan pernafasan cepat.
10. .Menurun atau tidak ada pengeluaran urin.
D.PATOFISIOLOGI
Menurut Suriadi (2001), patofisiologi dari Gastroenteritis adalah meningkatnya motilitas dan
cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi
cairan dan elektrolit yang berlebihan, cairan sodium, potasium dan bikarbonat berpindah dari
rongga ekstraseluler kedalam tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan elektrolit
dan dapat terjadi asidosis metabolik. Diare yang terjadi merupakan proses dari transpor aktif
akibat rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit ke dalam usus halus, sel dalam mukosa
intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikroorganisme
yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga mengurangi fungsi permukaan
intestinal. Perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit.
Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi cairan dan elektrolit
dan bahan-bahan makanan ini terjadi pada sindrom malabsorbsi. Peningkatan motilitas
intestinal dapat mengakibatkan gangguan absorbsi intestinal. Mekanisme dasar yang
menyebabkan timbulnya diare ada 3 macam yaitu:
1. Gangguan Osmotik Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan dalam rongga yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya
timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motilitas usus Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya
kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila
peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri kambuh berlebihan, selanjutnya
timbul diare pula.
Dari ketiga mekanisme diatas menyebabkan :
Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan
keseimbangan asam basa (asidosis metabolik hipokalemia)
Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran bertambah)
Hipoglikemia
.Gangguan sirkulasi darah