Anda di halaman 1dari 69

BAB I

PENDAHULUAN

A LATAR BELAKANG

  Proses manajemen berlaku untuk semua orang yang mencari cara untuk mempengaruhi
perilaku orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Proses ini dilakukan pendekatan
proses manajemen dengan melibatkan semua anggota untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.

Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional yang merupakan


bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara
keseluruhan.Selain itu, pelayanan keperawatan merupakan faktor penentu baik buruknya mutu
dan citradari rumah sakit, oleh karena itu kualitas pelayanan keperawatan perlu dipertahankan
dan ditingkatkan hingga tercapai hasil yang optimal.Dengan memperhatikan hal tersebut,
proses manajemen yang baik perlu diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan
sehingga dicapai suatu asuhan keperawatan yang memenuhi standar profesi yang ditetapkan,
sumberdaya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien, efektif,
amanbagi pasien dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan
sertaaspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat diperhatikan
dandihormati.

Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja melalui anggota


stafkeperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional (Gillies,
1986).Manajemen keperawatan merupakan pelayanan keperawatan profesional dimana
timkeperawatan dikelola dengan menjalankan empat fungsi manajemen, yaitu
perencanaan,pengorganisasian, motivasi dan pengendalian. Keempat fungsi tersebut saling
terkait sertasaling berhubungan dan memerlukan ketrampilan-ketrampilan teknis, hubungan
antarmanusia dan konseptual yang mendukung tercapainya asuhan keperawatan yang
bermutu,berdaya guna dan berhasil guna kepada klien. Dengan alasan tersebut,
manajemenkeperawatan perlu mendapat perhatian dan prioritas utama dalam
pengembangankeperawatan di masa depan. Hal tersebut berkaitan dengan tuntutan profesi
dan tuntutanglobal bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan
secaraprofesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi (Nursalam, 2002).

Keberhasilan suatu orgnisasi untuk mencapai tujuan di dukung oleh


Man ,Money ,Machine ,Methode , dan Material .

Rumah sakit merupakan organisasi yang sangat kompleks dan sangat penting
dalamupaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Rumah sakit sebagai salah
satupenyelenggara pelayanan kesehatan, salah satunya adalah penyelenggara pelayanan
asuhan

keperawatan senantiasa memberikan pelayanan yang memuaskan kepada klien


maupunkeluarganya (Depkes, 1987). Oleh karena itu, diperlukan cara pengelolaan
pelayanankeperawatan yang mengikuti prinsip-prinsip manajemen.Rumah Sakit TK III Wirasakti
Kupang sebagai salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan, bagi Militer,PNS,Keluarganya
Serta masyarakat NTT pada umumnya yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
dan senantiasa berorientasikepada kepentingan masyarakat, maka rumah sakit perlu didukung
dengan adanya organisasi yang mantap dan manajemen yang baik dengan berorientasi pada
mutu pelayanan bagi masyarakat.

Instalasi Gawat Darurat merupakan salah satu unit pelayanan di rumah sakit yang
memberikan pertolongan pertama dan sebagai jalan pertama masuknya pasien dengan kondisi
gawat darurat.Keadaan gawat darurat adalahsuatu keadaan klinis dimana pasien membutuhkan
pertolongan medis yang cepat untuk menyelamatkan nyawa dan kecacatan lebih lanjut
(DepKes RI, 2009) Ketepatan waktu dalam pelayanan kegawatdaruratan menjadi perhatian
penting di negara -negara seluruh dunia. Mengingat pentingnya manejemen keperawatan di
IGD ini sangat penting maka kami menyususn buku manejemen keperawatan bagi ruang IGD

B TUJUAN

1 Tujuan umum

Setelah membaca buku manaejemen keperawatan ini perawat IGD dapat menerapkan
prinsip-prinsip manejemen keperawatan dengan mengunakan model asuhan keperawatan
professional (MAKP)secara bertanggung jawab dan menunjukkan sikap kepemimpinan yang
professional .

2 Tujuan Khusus

a. Dapat membedakan pasien gawat darurat


b. Melaksanakan triase dengan benar di ruang IGD
c. Melakukan asuhan keperawatan di Ruang IGD sesuai SOP
d. Melaksanakan analisa situasi dan identifikasi masalah manejemen keperawatan
e. Melekukan kegiatan manejemen keperawatan di ruang IGD yang berorentasi pada
Filsofi ,visis dan misi ruang IGD
f. Dapat melaksanakan kebijakan kerja di ruanagan IGD sesuai dengan alur dan SOP
yang berlaku
g. Mampu melaksanakan tugas sesuai struktur organisasi dan jadwal yang telah di buat
h. Membuat dan meleporkan jumlah pasien rawat inap dan rawat jalan setiap harinya
melalui wats up atau buku laporan yang telah tersedia
i. Mampu melaksanakan supervises keperawatan
j. Mampu meleksanakan pendelegasian dengan baik
k. Mampu meleksanakan komunikasi efektif dengan baik antar perawat,dokter,pasien dan
tenaga medis lainnya meliputi overran ,preconference ,post conference ,ronde
keperawatan,discharge plening bagi pasien yang pulang APS,observasi di IGD
maupun pasien rawat jalan
l. Dapat melekukan dokumentasi keperawatan

C Manfaat
1. Bagi pasien dengan adanya program MAKP ini pasien merasakan pelayanan
yang optimal serta mendapatkan kenyamanan dalam pemberian asuhan
keperawatan sehingga tercapainya kepuasan klien yang optimal
2. Bagi perawat
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
b. Terciptanya kerja sama yang baik antara perawat
c. Terciptanya kerjasama yang baik antara perawat dan dokter
d. Terciptanya hubungan yang baik antata pasien,keluarga dan perawat
e. Meningkatkan profesionalisme keperawatan
f. Menciptakan kenyamana bagi perawat selama bekerja
g. Menyelesaikan masalah-masalah yang ada di ruang IGD
h. Mengetahui jumlah pasien yang di rawat setiap hari dan setiab bulan
i. Meningkatkan kesejahteraan bagi perawat IGD

BAB II
KONSEP MANEJEMEN KEPERAWATAN

A.Pengertian manejemen keperawatan

Asmuji (2014), menyatakan manajemen keperawatan merupakan suatu proses


menyelesaikansuatu pekerjaan melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan dengan menggunakan sumber daya secara efektif, efisien, dan rasional dalam
memberikan pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif pada individu, keluarga,
dan masyarakat, baik yang sakit maupun yang sehat melalui proses keperawatan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Cecep (2013), menyatakan manajemen keperawatan secara singkat diartikan sebagai
proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya stafkeperawatan untuk memberikan
asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien/keluarga serta masyarakat.
Manajemen keperawatan suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola
keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta mengawasi sumber-
sumber yang ada baik sumber daya manusia, alat maupun dana, sehingga dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang efektif, baik kepada pasien, keluarga, dan masyarakat.
B Fungsi Manajemen Keperawatan
1. Perencanaan(Plannin
Swanburg R.,2000 dalam Kholid, 2013), planningmemutuskan seberapa luas akan
dilakukan, bagaimana melakukannya dan siapa yang melakukannya.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian suatu langkah untuk menetapkan, mengelompokkan dan mengatur
berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang-wewenang
seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka mencapai tujuan. Fungsi
pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan semua kegiatan yang beraspek
personil, finansial, material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
3. Pengarahan (Directing)
Pengarahan merupakan suatu cara untuk mengerjakan dan memberikan
bimbingan agar dapat bekerja secara optimal dan melakukan pembagian tugas sesuai
dengan sumber daya yang tersedia berdasarkan kemampuan dan keahlian
4. Kepegawaian (Staffing)
Staffingmerupakan metodologi pengaturan staff, merupakan proses yang teratur,
sistematis, berdasarkan rasional diterapkan untuk menentukan jumlah dan jenis
personal suatu organisasi yang dibutuhkan dalam situasi tertentu. Komponen yang
termasuk dalam fungsi staffing
prinsip: rekruitmen, seleksi, orientasi pegawai baru, penjadwalan tugas, dan klasifikasi
pasien. Komponen tersebut merupakan suatu proses yang mana nantinya berhubungan
dengan penjadwalan siklus waktu kerja bagi semua personel yang ada.
5. pengarahan (Directing)
Pengertian PengarahanMarquis (2013), menyatakan pengarahan merupakan proses
penerapan rencana manajemen untuk menggerakkan anggota kelompok untuk
mencapai tujuan melalui berbagai arahan
.Sri (2012), menyatakan pengarahan suatu cara untuk mengerjakan dan memberikan
bimbingan agar dapat bekerja secara optimal dan melakukan pembagian tugas sesuai
dengan sumber daya yang tersedia berdasarkan kemampuan dan keahliannya.
6. pengendalian/evaluasi (Controlling)
Kholid (2013), menyatakan controlling merupakan proses pemeriksaan apakah segala
sesuatu yang terjadi sesuai dengan rencana yang telah disepakati, instruksi yang
dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang ditetapkan, yang bertujuan untuk menunjukkan
kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaikidan tidak terjadi lagi

C Elemen Manajemen Keperawatan

Elemen manajemen keperawatan, dalam sistem terbuka yaitu sebagai berikut :

1.  Input

Input dari proses manajemen keperawatan antara lain sebuah informasi, personel, peralatan
dan fasilitas.

2.  Proses
Proses adalah jumlah kelompok manajer atau dari tingkat pengelola keperawatan tertinggi
sampai ke perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk dapat melakukan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan
keperawatan.

3.  Output

Dari proses manajemen keperawatan adalah suatu asuhan keperawatan, pengembangan staf
dan riset.

4.  Kontrol

Dalam proses manajemen keperawatan termasuk suatu budget keperawatan, evaluasi


penampilan kerja perawat, standar prosedur, dan akreditasi.

5.  Umpan Balik

Proses manajemen keperawatan berupa laporan finansial dan suatu hasil audit keperawatan

D Filosofi Manajemen Keperawatan

Manajemen keperawatan memiliki filosofi sebagai berikut ini :

 Mengerjakan pada hari ini lebih baik dari pada hari esok.
 Manajerial keperawatan merupakan suatu fungsi utama pimpinan keperawatan.
 Meningkatkan suatu mutu kinerja perawat.
 Perawat yang memerlukan pendidikan berkelanjutan.
 Proses keperawatan akan menjamin perubahan tingkat kesehatan hingga mencapai
keadaan fungsi optimal.
 Tim keperawatan akan bertanggung jawab dan bertanggung gugat untuk setiap tindakan
keperawatan yang diberikan.
 Menghargai para pasien dan haknya untuk mendapatkan asuhan keperawatan yang
bermutu.
 Perawat adalah seorang advokat pasien.
 Perawat berkewajiban untuk dapat memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan
keluarga.

E Misi Manajemen Keperawatan

Menurut Nursalam (2007) misi manajemen keperawatan adalah sebagai berikut :

 Menyediakan asuhan keperawatan yang sangat efektif dan efisien dalam membantu
kesehatan pasien yang optimal setelah pulang dari rumah sakit.
 Membantu untuk mengembangkan dan mendorong suasana yang kondusif bagi pasien
dan staf keperawatan atau non keperawatan
 Mengajarkan, mengarahkan, dan membantu dalam suatu kegiatan profesional
keperawatan
 Turut serta dan bekerja sama dengan semua anggota suatu tim kesehatan yang ada di
rumah sakit atau tempat kerja.
F.Visi Manajemen Keperawatan

 Mengaplikasikan kerangka konsep dan acuan dalam suatu pelaksanaan asuhan


keperawatan.
 Mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah di berikan.
 Menerapkan suatu srtategi dalam meningkatkan kualitas dan pelayanan yang efisien
kepada semua konsemen.
 Meningkatkan suatu hubungan yang baik dengan semua tim kesehatan menilai kualitas
pelayanan yang di berikan berdasarkan standar kriteria yang ada.
 Mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu dalam menilai dan memberikan sebuah
intervensi keperawatan kepada pasien.
 Meningkatkan pendidikan berkelanjutan (formal maupun nonformal) bagi perawat dalam
suatu usaha meningkatkan kinerjanya.
 Berpartisipasi secara aktif dalam upaya perubahan model asuhan keperawatan dan
peningkatkan suatu kualitas pelayanan.
 Menciptakan suatu lingkungan kerja yang kondusif dan melibatkan staf dalam setiap
pengambilan keputusan yang menyangkut tentang asuhan keperawatan.
 Memberikan suatu penghargaan kepada staf yang dianggap berprestasi.
 Konsisten untuk selalu meningkatkan hasil produksi atau pelayanan yang terbaik.
 Meningkatkan pandangan masyarakat yang positif tentang suatu profesi keperawatan.

G.Prinsip – Prinsip Manajemen Keperawatan

1. Manajemen keperawatan selayaknya berlandaskan pada suatu perencanaan karena melalui


fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan, pemecahan
masalah yang efektif dan terencana.

2. Manajemen keperawatan dapat dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif.


Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun suatu perencanaan yang
terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan sebelumnya.

3. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan suatu keputusan. Berbagai situasi


maupun suatu permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan suatu kegiatan keperawatan
memerlukan pengambilan keputusan di berbergai tingkat manajerial.

4. Memenuhi suatu kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus perhatian manajer
perawat dengan mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan
pasien merupakan poin yang paling utama dari seluruh tujuan keperawatan.

5. Manajemen keperawatan harus bisa terorganisir. Pengorganisasian tersebut dilakukan


sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.

6. Pengarahan merupakan suatu elemen kegiatan manajemen keperawatan yang meliputi


proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan rencana yang telah
diorganisasikan.

7. Divisi keperawatan yang baik dapat memotivasi karyawan untuk memperlihatkan penampilan
kerja yang baik.
8. Manajemen keperawatan dapat menggunakan komunikasin yang efektif. Komunikasi yang
efektif akan mengurangi suatu kesalahpahaman dan memberikan persamaan pandangan, arah
dan pengertian diantara pegawai.

9. Pengembangan staf penting untuk dapat dilaksanakan sebagai upaya persiapan perawat –
perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau upaya manajer untuk dapat
meningkatkan pengetahuan karyawan.

10. Pengendalian yakni salah satu elemen manajemen keperawatan yang meliputi penilaian
tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi dan menetapkan sebuah
prinsip – prinsip melalui penetapan standar, membandingkan penampilan dengan standar dan
memperbaiki kekurangan.

H.Ruang Lingkup Manajemen Keperawatan

Keperawatan merupakan disiplin praktik yang klinis. Manajer keperawatan yang efektif
selayaknya dapat memahami dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana.

Menurut Suyanto (2008) Manajer keperawatan mengelola kegiatan keperawatan meliputi


sebagai berikut :

 Menetapkan penggunaan suatu proses keperawatan.


 Mengetahui suatu intervensi keperawatan yang dilakukan berdasarkan diagnosa.
 Menerima akuntabilitas suatu kegiatan keperawatan yang dilaksanakan oleh perawat .
 Menerima akuntabilitas hasil suatu kegiatan keperawatan.

Menurut Suyanto, 2008 keperawatan ini terdiri atas :

1.  Manajemen Pelayanan Keperawatan

Pelayanan keperawatan di rumah sakit dapat dikelola oleh bidang perawatan yang terdiri dari
tiga tingkatan manajerial, yaitu sebagai berikut :

 Manajemen puncak (kepala bidang keperawatan).


 Manajemen menengah (kepala unit pelayanan atau supervisor).
 Manajemen bawah (kepala ruang perawatan).

2.  Manajemen Asuhan Keperawatan

Manajemen asuhan keperawatan yang dapat dilakukan dengan menggunakan proses


keperawatan pada prinsipnya menggunakan suatu konsep – konsep manajemen seperti
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi.
I Unsur Penting Di Dalam Manajemen Keperawatan

Ada 6 unsur penting di dalamnya yang mesti kamu ketahui, yaitu”

1 Unsur Manusia (man)

Manusia penting peranannya dalam manajemen, karena tanpa manusia maka


kegiatan manajemen tidak bakal pernah ada. Sumber daya manusialah yang
menetapkan tujuan yang mau dicapai beserta rencana untuk mencapainya.

2 Unsur Uang (money)

Uang merupakan sarana perantara yang penting dan utama agar tujuan bisa
tercapai dalam kegiatan manajemen. Sebuah kegiatan manajemen tentulah
memerlukan biaya operasional biar bisa berjalan lancar dan sukses mencapai
tujuan atau target..

3 Unsur Material (materials)

4 Unsur Mesin (machine)

Dengan bantuan mesin atau teknologi, maka pastilah tujuan manajemen bakal
bisa dicapai dengan lebih efektif serta efisien.

5 Unsur Metode (method)

Tentu saja unsur metode ini mesti ada campur tangan manusia ya, dengan
mendasarkannya pada waktu, uang, fasilitas, target, serta kegiatan bisnis kamu.

6 Unsur Pasar (market)

Unsur ini termasuk salah satu yang terpenting, soalnya syarat manajemen kamu
berhasil dan bisnis sukses adalah kalau sudah dikenal di pasaran. Unsur ini
sangatlah erat kaitannya dengan unsur material. Kalau material yang dipilih
memiliki kualitas terbaik maka tentulah pangsa pasar bakal mengakui dan
membelinya.

J .Metode Asuhan Keperawatan

                    1 pengertian

Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu sistem (struktur, proses
dan nilai- nilai) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut (Hoffart &
Woods, 1996).

                    Mc. Laughin, Thomas dean Barterm (1995) mengidentifikasikan 8 model pemberian asuhan
keperawatan, tetapi model yang umum dilakukan di rumah sakit adalah Keperawatan Tim
dan Keperawatan Primer. Karena setiap perubahan akan berdampak terhadap suatu stress,
maka perlu mempertimbangkan 6 unsur utama dalam penentuan pemilihan metode
pemberian asuhan keperawatan (Marquis & Huston, 1998; 143) yaitu:

a.       Sesuai dengan visi dan misi institusi

b.      Dapat diterapkan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan.

c.       Efisien dan efektif penggunaan biaya.

d.      Terpenuhinya kepuasan klien, keluarga dan masyarakat.

e.      Kepuasan kinerja perawat.

2  Tujuan

a.       Menjaga konsistensi asuhan keperawatan

b.      Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan


keperawatan oleh tim keperawatan.

c.       Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.

d.      Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.

e.      Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi
setiap anggota tim keperawatan.

3  Macam-macam metode Asuhan Keperawatan

                         Menurut Grant & Massey (1997) dan Marquis & Huston (1998) ada 4 metode pemberian
asuhan keperawatan profesional yang sudah ada dan akan terus dikembangkan:

1 Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Fungsional

Model ini diterapkan pada saat perang dunia ke 2. Pada saat itu karena masih terbatasnya
jumlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat hanya melakukan 1 – 2 jenis intervensi
keperawatan kepada semua pasien di bangsal. Model ini berdasarkan orientasi tugas dari
filosofi keperawatan, perawat melaksanakan tugas ( tindakan) tertentu berdasarkan jadwal
kegiatan yang ada (Nursalam, 2002).

2.    Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Kasus

Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia dinas. Pasien akan
dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan
dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan
satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk
keperawatan khusus seperti isolasi, intensive care.Metode ini berdasarkan pendekatan holistik
dari filosofi keperawatan. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan dan observasi pada
pasien tertentu (Nursalam, 2002).
3.    Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Primer
Pada metode keperawatan primer terdapat kontinutas keperawatan dan bersifat komprehensif
serta dapat dipertanggung jawabkan, setiap perawat primer biasanya mempunyai 4 – 6 klien
dan bertanggung jawab selama 24 jam selama klien dirawat dirumah sakit. Perawat primer
bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam merencanakan
asuhan keperawatan dan juga akan membuat rencana pulang klien jika diperlukan. Jika
perawat primer sedang tidak bertugas , kelanjutan asuhan akan didelegasikan kepada perawat
lain (associate nurse)

4.    Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim


Metode tim menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan
asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3
tim/grup yang terdiri atas tenaga professional, teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok
kecil yang saling membantu ( Douglas, 1984).

BAB III
KONSEP MANEJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG IGD

1 .Pengertian IGD
Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu unit di rumah sakit yang harus dapat
memberikan pelayanan darurat kepada masyarakat yang menderita penyakit akut dan
mengalami kecelakaan, sesuai dengan standar (DepKes RI, 1992)

2.KETENTUAN UMUM SARANA.


Ketentuan umum Fisik Bangunan:
1 Luas bangunan IGD disesuaikan dengan beban kerja RS dengan memperhitungkan
kemungkinan penanganan korban massal/bencana.
2 Lokasi gedung harus berada dibagian depan RS, mudahdijangkau oleh masyarakat
dengan tanda–tanda yang jelas dari dalam dan dari luar Rumah sakit.
3 Harus mempunyai pintu masuk dan keluar yang berbeda dengan pintu utama (alur
masuk kendaraan/pasien tidak sama dengan alur keluar) kecuali pada klasifikasi
IGD level 1 dan 2
4 Ambulans/kendaraan yang membawa pasien harus dapat sampai di depan pintu
yang areanya terlindung dari panas dan hujan (catatan: untuk lantai IGD yang tidak
sama tinggi dengan jalan ambulans harus membuat ramp).
5 Pintu IGD harus dapat dilalui oleh brankar.
6 Memiliki area khusus parkir ambulans yang bisa menampung lebih dari 2 ambulans
(sesuai dengan beban RS).
7 Susunan ruang harus sedemikian rupa sehingga arus pasien dapat lancar dan tidak
ada “cross infection”, dapat menampung korban bencana sesuai dengan
kemampuan RS, mudah dibersihkan dan memudahkan kontrol kegiatan oleh
perawat kepala jaga.
8 Area dekontaminasi ditempatkan didepan / diluar IGD atau terpisah dengan IGD.
9 Ruang triase harus dapat memuat minimal 2 (dua) brankar.
10 Mempunyai ruang tunggu untuk keluarga pasien.
11 Apotik 24 Jam tersedia dekat IGD.
12 Memiliki ruang untuk istirahat petugas (dokter dan perawat).

3.PROFIL RUANG IGD

3.1 Letak IGD Rumah Sakit Tk III Wirasakti Kupang

Ruang IGD Rumah Sakit TK III Wirasakti Kupang terletak di depan dengan kriteria
a. Luas 49 M2
b. Panjang 7X9 M
c. Batas timur ruang wijakusuma
d. Batas barat ruang rekam medic
e. Batas utara jalan umum
f. Batas selatan ruang bogenvil
3. 2 fasilitas ruang IGD
1. Ruang igd memiliki ac dengan Jumlah tempat tidur di ruang IGD ada 5 tempat
tidur dan 1 tempat tidur untuk pasien one day care .
2. Memiliki 2 kamar mandi
3. Memiliki ruang administrasi
4. Memiliki gudang
3.3 VISI

Menjadi IGD Rumah Sakit TK III Wirasakti Kupang yang memiliki kualitas prima dalam
pelayanan pengabdian kepada Militer,PNS Dan Keluarganya serta masyarakat NTT di bidang
kesehatan.

3.4 Misi

1 Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu, dan


terjangkau oleh semua lapisan masyarakat yang berorientasi pada
keselamatan pasien dan kepuasan pelanggan.
2 Melaksanakan Pelayanan kesehatan cepat,tepat dan respon time kepada
masyarakat dibidang kesehatan.

4 ketenagaan (MAN)
Ruang IGD Rumah Sakit TK III Wirasakti Kupang memiliki ;
a. 10 tenaga dokter umum
b. 8 perawat Serjana Keperawatan Ners
c. 3 perawat berpendidikan D3 Keperawatan
d. 4 bidan berpendidikan D3 Kebidanan
e. 1 Tenaga Clining Service
f. 1 tenaga Admin

4.1 Struktur organisasi Ruang IGD


KEPALA RUMAH SAKIT

dr.DINI HENDRIYANTO,Sp.PD

Letkol Ckm NRP 11010010790674

KEPALA RUANGAN

ASNA DJO TUDE S.Kep.Ns

Nip ;198506132009122003

TIM 1 TIM 2

KETUA TIM ;DARIUS KOEBANO S.Kep.NS KETUA TIM :FITIA NINGSIH A,Md,Kep

Anggota ANGGOTA

1. ALBERTUS MANU NGOLO S.Kep.Ns 1. ERNI IRENI HEU S,Kep .Ns


2. CONSTANTIN SATRIA A.Md.Kep 2. ARMOLDAD SEO S.Kep.Ns
3. PANDE Amd.Kep 3. REVITA D RATU A.md.Keb
4. WARDI S.Kep.Ns 4. EMERENSIANA SAREGEGO
5. LARA STEVANI LAY S.Kep.Ns S.Kep,Ns
TIM 3 TIM 4

KETUA TIM :FANTI E.KOEANAN S.Kep.NS KETUA TIM ;NENNY A HOTTY S.Kep,Ns

ANGGOTA ANGGOTA

1. YOAN K.DUALIKA A.Md.Kep 1. IRJAN RAHMAT A.md.Kep


2. MELKIANUS RIKI OLA S.Kep.Ns 2. Alfu Ferika Amd.Keb
3. ANI SUKARNI AMIN A.Md.Keb 3. DEGI Amd.Kep
4. YEANA SUNBANU A.md.Keb 4. JEAN R MAUKO S.Kep.Ns

CLEANNG SERVICE ADMINISTRASI

1. MARSELINUS ULU RENSI


2. SARLINA M SAE
3. ALFRED
5 URAIAN TUGAS
5.1 TUGAS POKOK KEPALA UNIT IGD
1. Melaksanakan kegiatan pelayanan gawat darurat selama 24 jam.
2. Menyelenggarakan kegiatan UGD yang bermutu
URAIAN TUGAS
Membuat perencanaan kebutuhan pelayanan UGD 24 jam, meliputi :
1. Pelaksanaan kegiatan.
2. Kebutuhan sumber daya manusia.
3. Anggaran pendapatan dan belanja tahunan.
4. Pengorganisasian pelaksanaan tugas.
5. Petunjuk teknis pelayanan UGD.
6. Melakukan koordinasi dengan unit kerja lain diluar UGD
7. Membina kemampuan seluruh perawat UGD.
8. . Menerima, mendata dan melaporkan kepada atasan secara langsung tentang
adanya masalah ataupun kasus-kasus di UGD.
TANGGUNG JAWAB
1. Terselenggaranya UGD 24 jam.
2. Menjaga kelancaran pelayanan UGD.
3. Menjaga mutu dan profesionalisme pelayanan UGD.
4. . Menjaga kualitas dan tersedianya sarana pelayanan yang diperlukan diUGD.
5. Peningkatan kemampuan sumber daya manusia di UGD.
6. Koordinasi dan kerjasama yang baik dengan seluruh staf.
PERSYARATAN JABATAN
1. Dokter terampil dengan sertifikat ATLS, ACLS dan sertifikat kegawatdaruratan lain.
2. Sebagai Dokter Full Timer

5.2 URAIAN TUGAS DOKTER JAGA

TUGAS POKOK

1. Menangani pasien gawat darurat sesuai standar Pelayanan gawat darurat Rumah
Sakit

URAIAN TUGAS

1 Dokter jaga unit gawat darurat bertanggung jawab penuh atasterselenggaranya


pelayanan unit gawat darurat.
2 Dokter jaga unit gawat darurat harus mengkonsultasikan untukmendapatkan
penanganan selanjutnya ke dokter jaga konsulen atau dokter pribadi pasien bagi
pasien yang tidak mungkin tertangani oleh dokter jaga, baik melalui telepon
maupun handphone.
3 Dokter jaga unit gawat darurat wajib memelihara koordinasi dankerjasama yang
baik dengan karyawan lain di lingkungan RS.
4 Dokter jaga unit gawat darurat wajib mencatat keadaan pasien yang masuk
perawatan secara lengkap didalam laporan kunjungan pasien.
5 Dokter jaga unit gawat darurat pada saat serah terima tugas agar menjelaskan apa
yang sudah dilakukan dan apa yang belum dilakukan terhadap pasien yang masih
dalam perawatan gawat darurat kepada dokter jaga penggantinya.
6
TANGGUNG JAWAB
1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan penanganan pasien sesuai
standar gawat darurat.
2 Membuat laporan jaga.
WEWENANG
1. Memberikan instruksi dan mengawasi pelaksanaan penanganan pasien
sesuai standar gawat darurat.
PERSYARATAN JABATAN
 Dokter Umum dengan sertifikat ATLS, ACLS dan sertifika

5.3 URAIAN TUGAS KEPALA RUANGAN IGD

TUGAS POKOK
1. Membuat laporan jumlah kunjungan pasien.
2. Membuat laporan persediaan obat dan alat kesehatan.
3. Mengamprah obat dan alat kesehatan untuk menunjang dalam pelayanan
perawatan.
4. Mengamprah perbaikan atau penggantian peralatan medis dan ruangan
5. Memelihara dan mencatat alat-alat medis dan inventaris lainnya.
6. Membantu menyiapkan fasilitas dan lingkungan untuk kelancaran pelayanan
perawatan.
7. Memberikan peran serta dan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya dalam
meningkatkan mutu pelayanan dan membantu dalam pelayanan perawatan dalam
keadaan khusus.
URAIAN TUGAS
a. Harian :
 Melakukan asuhan keperawatan di UGD.
 Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan UGD.
 Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat-alat / obat-obat agar selalu
dalam keadaan siap pakai
 Mendampingi dokter dalam pemeriksaan dan tindakan pasien.
 Menjaga perasaan pasien dan petugas agar merasa aman terlindungi selama
pelayanan berlangsung.
 Memelihara dan melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan.

.
b. Bulanan.
 Pertemuan rutin dengan bidang perawatan, Kepala Pelayanan Keperawatan,
Kepala Ruangan dan Dokter Kepala UGD.
d. Tahunan.
 Merencanakan jumlah tenaga perawat dan tenaga lain sesuai dengan kebutuhan.
TANGGUNG JAWAB
1. Bertanggung jawab dan berwenang dalam memberikan pelayanan keperawatan di
ruang gawat darurat.
2. Bertanggung jawab memegang teguh rahasia dari segala keterangan yang diketahui
dalam tugasnya sebagai pegawai RS.
3. Bertanggung jawab atas menjaga kesehatan sendiri.
4. Bertanggung jawab atas kebutuhan kesiapan peralatan.
5. Bertanggung jawab atas pemeliharaan perawatan.
6. Bertanggung jawab dalam kelancaran proses kerja.
7. Bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan proses kerja

PERSYARATAN JABATAN
1. Berpendidikan minimal D3 Keperawatan
2. Memiliki sertifikat BTLS, PPGD, ACLS dan sertifikat kegawatan daruratan lainnya
3. Berstatus militer atau PNS Angkatan Darat
4. Memiliki pengalaman kerja di bidang keperawatan minimal 5 tahun

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Ruangan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Keperawatan terhadap hal – hal sebagai berikut :

1. Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenaga keperawatan.


2. Kebenaran dan ketepatan program pengembangan pelayanan keperawatan.
3. Keobyektifan dan ketepatan penilaian kinerja tenaga keperawatan.
4. Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru.
5. Kebenaran dan ketepatan Protap/SOP pelayanan keperawatan.
6. Kebenaran dan ketepatan laporan berkala pelaksana pelayanan keperawatan.
7. Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat.

WEWENANG

1. Meminta informasi dan pengarahan dari atasan.


2. Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan staf keperawatan.
3. Mengawasi, mengendali dan menilai pendayagunaan tenaga keperawatan, peralatan
dan mutu asuhan keperawatan diruang rawat.
4. Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang Kepala
Ruangan.
5. Menghadiri rapat berkala dengan Kepala Bidang, Wakil Kepala Rumah Sakit ,Kepala
rumah sakit untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan keperawatan.

Melaksanakan fungsi perencanaan meliputi :

1. Menyusun rencana kerja Kepala Ruangan


2. Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan diruang IGD
3. Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah maupun kualifikasi
untuk di ruang rawat, koordinasi dengan Kepala Bidang Keperawatan.

Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan meliputi :


1. Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan di ruang IGD , melalui kerja
sama dengan petugas lain yang bertugas di ruang rawatnya.
2. Menyusun jadwal/ daftar dinas tenaga keperawatan dan lain sesuai kebutuhan
pelayanandan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
3. Melaksankan orientasi kepada tenaga keperawatan baru/ tenaga lain yang akan kerja di
ruang rawat. .
4. Membimbing tenaga keperawatan untuk pelaksanaan pelayanan/ asuhan keperawatan
sesuai standar.
5. Mengadakan pertemuan berkala/ sewaktu – waktu dengan staf keperawatan dan
petugas lain yang bertugas di ruang rawatnya.
6. Memberi kesempatan/ ijin kepada staf keperawatan untuk mengikuti kegiatan ilmiah/
penataran dengan berkoordinasi dengan Kepala Bidang Keperawatan.
7. Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat – obatan sesuai kebutuhan berdasarkan
ketentuan / kebijakan rumah sakit.
8. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar selalu dalam keadaan siap
pakai.
9. Mendampingi dokter dan mencatat instruksi dokter, khususnya bila ada pasien baru di
ruang IGD
10. Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatan di ruang IGD menurut tingkat
kegawatan, infeksi/non infeksi, berdasarkan triase yang di lakukan di ruang triase untuk
kelancaran pemberian asuhan keperawatan.
11. Mengendalikan kualitas system pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan dan
kegiatan lain secara tepat dan benar. Hal ini penting untuk dokumentasi keperawatan.
12. Memberi motivasi kepada petugas dan memelihara kebersihan lingkungan ruang rawat.
13. Meneliti pengisian formulir sensus harian di ruang rawat.
14. Meneliti/ memeriksa penyetoran pengkeleman pasien BPJS,mitra maupun umum
15. Meneliti/ memeriksa system pelaporan pelaporan pasien setiap bulan
16. Mengembalikan berkas catatan medik pasien kebagian medical record bila pasien
keluar/ pulang .
17. Membuat lapoan harian mengenai pelaksanaan asuhan keperawatan serta kegiatan
lainnya di ruang rawat, disampaikan kepada atasan.
18. Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien /keluarga sesuai kebutuhan dasar
dalam batas wewenangnya.
19. Melakukan serah terima pasien dan lain – lain pada saat pergantian dinas.

Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian meliputi :

1. Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah ditentukan.


2. Melakukan penelitian kinerja tenaga keperawatan yang berada di bawah tanggung
jawabnya.
3. Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga keperawatan,
peralatan dan obat – obatan.
4. Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga keperawatan,
peralatan dan obat – obatan.
5. Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai standar yang berlaku secara
mandiri atau koordinasi dengan Tim Pengendali Mutu Asuhan Keperawatan
5.4 KETUA TIM

TUGAS POKOK
 Melaksanakan asuhan keperawatan di Unit Gawat Darurat dan layanan perawatan
sesuai dengan standar pelayanan Gawat Darurat.
URAIAN TUGAS
 Bersama Kepala Ruangan melakukan serah terima tugas pada setiap pergatian
dinas.
 Mengkoordinir kegiatan pelayan keperawatan ditimnya
 Melaksanakan asuhan keperawatan
 Menganalisa masalah dan melakukan tindak lanjut
 Membuat Laporan
 Mengawasi Kinerja perawat anggota pada timnya
 Menjaga dan memelihara lingkungan kerja agar tetap bersih dan rapi
 Menciptakan kerjasama serta koordinasi yang harmonis antara sesama perawat
dan tim kesehatan lain
 Mentaati peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan rumah sakit.
 Merencanakan/menyusun dan mengajukan kebutuhan logistic UGD yang
diperlukan untuk melaksanakan tindakan UGD.
 Mengawasi jalannya pelaksanaan K3 di Unit Gawat Darurat.
 Merencanakan kebutuhan alat dan obat harian UGD.
 Merencanakan kebutuhan alat dan obat untuk kegiatan keluar rumah sakit P3K.
 Menyimpan dan mengelompokkan alat dan obat sesuai jenis dan klasifikasi alat
dan obat.
TANGGUNG JAWAB
 Ketua tim perawat bertanggung jawab dan berwenang mengetuai sekelompok
tenaga keperawatan dalam meberikan asuhan keperawatandan kepada pasien di
Unit Gawat Darurat. Dan Bertanggung jawab kepada kepala ruangan.
WEWENANG
 berwenang mengetuai sekelompok tenaga keperawatan dalam meberikan asuhan
keperawatan dan kepada pasien di Unit Gawat Darurat
PERSYARATAN JABATAN
 Pendidikan S.Kep Ns atau DIII Keperawatan
 Pengalaman minimal 5 tahunsMemiliki Sertifikat Pelatihan Gawat Darut

5.5 PERAWAT PELAKSANA

TUGAS POKOK
 Melaksanakan asuhan keperawatan di Unit Gawat Darurat dan
pelayananperawatan dalam keadaan khusus.
URAIAN TUGAS
 Menyiapkan fasilitas dan lingkungan Unit Gawat Darurat untuk kelancaran
pelayanan dan memudahkan pasien dalam menerima pelayanan.
 Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.
 Melaksanakan perawatan peralatan medis agar selalu dalam keadaan siap
pakai.
 Melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang UnitGawat Darurat dan
lingkungannya, peraturan tata tertib yang berlaku, fasilitas yang ada dan cara
penggunaannya.
 Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan pasien dan keluarganya
maupun sesama petugas.
 Mengkaji keadaan pasien (tanda vital, kesadaran, keadaan mental dan keluhan
utama) :
 Mengamati keadaan pasien (tanda vital, kesadaran, keadaan mental dan
keluhan utama).
 Melaksanakan anamnesa.
 Menyusun rencana perawatan sesuai batas kemampuannya.
 Melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan dan
batas kemampuannya, antara lain :
 Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program pengobatan.
 Memberi penyuluhan kepada pasien dan keluarganya mengenai penyakitnya
 Melaksanakan evaluasi latihan mobilisasi agar pasien dapat segera mandiri
 Membantu merujuk pasien kepada petugas kesehatan atau institusi pelayanan
kesehatan lain yang lebih mampu untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang
tidak dapat ditanggulangi
 Mengajarkan pasien untuk menggunakan alat bantu yang dibutuhkannya, seperti
:Rollstoel,Tongkat penyangga,Protesa.
 Mengajarkan pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan di rumah sakit,
misalnya :Merawat luka.Melatih anggota gerak,Pengaturan diet.
 Mengantar pasien yang akan pulang sampai di depan pintu kendaraa
 Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam keadaan darurat secara
tepat dan benar sesuai kebutuhan dan petunjuk yang berlaku. Selanjutnya
segera melaporakan tindakan yang telah dilakukan kepada Dokter Unit Gawat
Darurat dan Dokter Penanggung jawab UGD.
 Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas kemampuannya.
 Memantau dan menilai kondisi pasien. Selanjutnya melaukan tindakan yang
tepat berdasarkan hasil pemantauan tersebut dan sesuai batas kemampuannya.
 Menciptakan dan memelihara hubungan baik dengan anggota tim kesehatan
(dokter, ahli gizi, analis, pekarya kesehatan, pekarya rumah tangga, dll).
 Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antar pasien dan
keluarganya sehingga tercipta ketenangan.
 Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh dokter penanggung jawab Unit
Gawat Darurat Ka ruangan UGD
 Berperan serta membahas kasus dalam upaya meningkatkan mutu asuhan
keperawatan di Unit Gawat Darurat.
 Berperan serta membahas kasus dalam upaya meningkatkan mutu asuhan
keperawatan di Unit Gawat Darurat.
 Melaksanakan tugas sore, malam dan hari libur secara bergilir sesuai jadwal
dinas.Ruangan.
 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang
 perawatan antara lain melalui pertemuan ilmiah dan penataran.
 Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang
tepat dan benar, sehingga tercipta sistem informasi rumah sakit yang dapat
dipercaya (akurat).
 Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas penggantisecara lisan
maupun tulisan pada saat pergantian dinas.
 Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan pasien, mengenai Diet,Pengobatan yang perlu
dilanjutkan dan cara penggunaannya,pentingnya pemeriksaan ulang di rumah
sakit, puskesmas dan institusi pelayanan kesehatan lainnya,Cara hidup sehat,
seperti pengaturan istirahat, makanan yang bergizi atau bahan pengganti sesuai
dengan keadaan social ekonomi.
 Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan
maupun tulisan pada saat pergantian dinas.

TANGGUNG JAWAB
 Perawat pelaksana UGD dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab
kepada Kepala Ruangan UGD.

WEWENANG
 Melaksanakan asuhan keperawatan.
 Memberi informasi dan meminta petunjuk dari kepala ruangan.
PERSYARATAN JABATAN
 D3 Keperawatan.
 Memiliki sertifikat BLS, PPGD dan sertifikat kedaruratan lainnya

5.6 CLEANING SERVICE

TugasRutinCleaningService
1. Pemeliharaan Gedung IGD Bagian Dalam, meliputi membersihkan
plafon dari sarang laba-laba,membersihkan tembok dinding dari noda–
noda,membersihkan tangga, membersihkan jendela,membersihkan rak
buku,membersihkan meja dan kursi,membersihkan meja
computer,.membersihkan kap–kap lampu dan lain2
2. Pemeliharaan Gedung IGD bagian Luar yaitu.membersihkan kaca
jendela,membersihkan halaman (menyapu),merapikan rumput;membuang
sampah,membersihkan halaman dari kotoran dan lain–lain sesuai kebutuhandan
permintakaan Kepala ruangan IGD
3. Pemeliharaan LantaiDalam dan Luar Gedung IGD meliputi menyapu dan
mengepel lantai .membersihkanlantai–lantai lain yang berada dalam area
IGD.dan lain-lain sesuai kebutuhan dan permintaan Kepala.Pemeliharaan Toilet
dan lain-lain
4. Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab

6.MEKANISME HUBUNGAN KERJA DENGAN UNIT KERJA LAIN


DI LUAR UNIT GAWAT DARURAT

6.1 MEKANISME KERJA IGD DENGAN UNIT LABORATORIUM


1. Perawat IGD menelfon ke Unit Laboratorium untuk pemberitahuan bahwa ada
pasien IGD yang membutuhkan pemeriksaan laboratorium dan Dokter IGD
membuat surat pengantar untuk pasien yang memerlukan pemeriksaan
laboratorium.
2. Petugas laboratorium datang ke IGD melihat surat pengantar pemeriksaan
laboratorium dari dokter IGD dan melakukan pengambilan spesimen (misalnya
darah) untuk pasien IGD yang memerlukan pemeriksaan.
3. Petugas laboratorium membawa spesimen tersebut untuk melakukan
pemeriksaan.
4. Apabila hasil sudah selesai, petugas laboratorium mengantar hasil
pemeriksaan laboratorium ke IGD dan melaporkan kepada dokter jaga bila ada
nilai kritis yang di dapatkan dari hasil pemeriksaan .
6.2 MEKANISME KERJA IGD DENGAN RADIOLOGI
1. Dokter IGD membuat surat pengantar dan surat persetujuan tindakan untuk
pemeriksaan Radiologi yang di tandatangani oleh pasien atau keluarga
2. Perawat IGD menelfon ke Radiografer yang sedang bertugas untuk
pemberitahuan bahwa ada pasien IGD yang memerlukan pemeriksaan
radiologi
3. Perawat IGD membawa pasien serta surat pengantar ke ruang pemeriksaan
radiologi (Ct Scan atau Rontgen), kemudian petugas radiologi melakukan
pemeriksaan.
4. Setelah selesai pemeriksaan pasien dikembalikan ke IGD berserta hasil foto
dan hasil CT scan.
6.3 MEKANISME KERJA UGD DENGAN AMBULANCE
1. Apabila ada pasien IGD meemrlukan Ambulance, misanya karena ingin pindah
Rumah sakit atau Rumah Sakit merujuk pasien tersebut atas dasar ruang rawat
inap penuh atau fasilitas terbatas,maka petugas IGD konfirmasi ke bagian Sopir
piket , Bagian Kasir,perawat supervise bahwa pasien tersebut memerlukan
Ambulace ke tujuan yang telah ditentukan.
2. Apabila segala administrasi sudah siap,rumah sakit yang di tuju juga sudah
siap menerima pasien yang akan di rujuk maka pasien segera di rujuk .
3. Perawat UGD membuat surat jalan dengan keterangan driver dan perawat
pendamping pasien
4. Perawat IGD menstabilkan kondisi pasien sebelum pasien dirujuk atau dibawa
oleh ambulance ke tempat tujuan tersebut.
5. Dokter IGD membuat rujukan keterangan terapiyang telah diberikan di RS.
Perawat IGD mempersiapkan kelengkapan peralatan yang diperlukanyang
belum tersedia di Ambulance.
6. Setelah Ambulance di siapkan di depan IGD, perawat IGD dan driver
memindahkan pasien ke Ambulance dan perawat pendamping membawa surat
rujukan serta hasil pemeriksaan untuk di bawah ke rumah sakit yang di tuju.
7. Katim melekukan pelaporan kepada pimpinan melalui grup wats up rumah sakit
7. INVENTARIS RUANG IGD
NO Nama Inventaris Keadaan Keterangan

Baik Rusak
1 EKG 1
2 MONITOR 1
3 DISI SHOK 1
4 TENSI AIR RAKSA 2
5 TENSI LAPANGAN 2
6 TERMOGAN 2
7 TIMBANGAN BAYI 1
8 TIMBANGAN DEWASA 1
9 TERMOMETER 3
10 KOMPUTER 1
11 BRANGKAR 6
12 KURSI RODA 4
13 STETESCOP 4
14 MEJA EMERGRNSI 1
15 TIANG INFUS 7
16 TABUNG OKSIGEN 6
17 FLOW METER 6
18 STERILISATOR 1
19 SET CODE BLUE 2
20 LOKER 1
22 LEMARI KACA 1
23 PINSET SERUGIS 5
24 PINSET ANATOMIS 5
25 GUNTING 5
26 BENGKOK 5
27 PITA SENTI 1
28 DOPLER 1
29 MEJA KOMPUTER 1
30 KURSI PASIEN 4
31 KURSI PERAWAT 4
32 STERILISATOR 1
33 ALAT STERIL RUANGAN 1
34 MEJA PERIKSA 2
35 NEBULESER 1

36 SAKSEN 1
BAB IV
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL RUANGAN IGD
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti Penanganan syok haemoragik

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

Skep/ /III/2022 1/1


Jl. Moch.Hatta No.9-11
Telp/Fax. (0380)-824735

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


STANDAR PROSEDUR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
OPERASIONAL Maret 2022

dr. Dini Henriyanto, Sp.PD


Letkol Ckm NRP 11010010790674

Pengertian Suatu keadaan dimana terjadi gangguan perfusi yang disebabkan


karena adanya perdarahan

   Memulihkan perfusi pada jaringa


Tujuan
 Memulihkan keseimbangan cairan dalam tuibuh
 Mencegah kematian

Kebijakan Berdasarkan kebijakan kepala Rumah Sakit Wirasakti Kupang NO

persiapan Alat
Prosedur

Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III PEMASANGAN INFUS
09.06.01 Wirasakti

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

Skep/ /III/2022 1/1


Jl. Moch.Hatta No.9-11
Telp/Fax. (0380)-824735

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL

dr. Dini Henriyanto, Sp.PD


Letkol Ckm NRP 11010010790674

Pengertian Pemasangan infus adalah salah satu cara atau bagian dari
pengobatan
untuk memasukkan obat atau vitamin ke dalam taubuh pasien
(Darmawan, 2008).

Tujuan 1 Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang


mengandung
air, elektrolit, vitamin, protein, lemak dan kalori yang tidak
dapat
dipertahankan melalui oral,
2. Mengoreksi dan mencegah gangguan cairan dan elektrolit,
3. Memperbaiki keseimbangan asam basa,
4. Memberikan tranfusi darah,
5. Menyediakan medium untuk pemberian obat intravena,
6. Membantu pemberian nutrisi parenteral.

Kebijakan
Persiapan alat
Prosedur 1. Standar infus
2. Cairan infus sesuai kebutuhan
3. IV Catheter / Wings Needle/ Abocath sesuai kebutuhan
4. Perlak
5. Tourniquet
6. Plester
7. Guntung
8. Bengkok
9. Sarung tangan bersih
10. Kassa steril
11. Kapal alkohol / Alkohol swab
12. Betadine
2. Pelaksanaan
1. Cuci tangan
2. . Dekatkan alat
3. . Jelaskan kepada klien tentang prosedur dan
sensasi yang akan dirasakan selama pemasangan
infuse
4. Atur posisi pasien / berbaring
5. Siapkan cairan dengan menyambung botol cairan
dengan selang infus dan gantungkan pada standar
infuse
6. . Menentukan area vena yang akan ditusuk
7. . Pasang alas
8. Pasang tourniket pembendung ± 15 cm diatas vena
yang akan
ditusuk
9. . Pakai sarung tangan
10. . Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan
diameter 5-10 cm
11. Tusukan IV catheter ke vena dengan jarum
menghadap ke jantung
12. . Pastikan jarum IV masuk ke vena
13. Sambungkan jarum IV dengan selang infuse
14. Lakukan fiksasi ujung jarum IV ditempat insersi
15. Tutup area insersi dengan kasa kering kemudian
plester
16. Atur tetesan infus sesuai program medis
17. Lepas sarung tangan
18. Pasang label pelaksanaan tindakan yang berisi :
nama pelaksana,
tanggal dan jam pelaksanaan
19. Bereskan alat
20. Cuci tangan
21. Observasi dan evaluasi respon pasien, catat pada
dokumentasi
keperawatan

Unit terkait IGD,Rawat Inap ,Komite Keperawatan


RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN 

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

Skep/ /III/2022 1/1


Jl. Moch.Hatta No.9-11
Telp/Fax. (0380)-824735

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL

dr. Dini Henriyanto, Sp.PD


Letkol Ckm NRP 11010010790674

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN 

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

Skep/ /III/2022 1/1


Jl. Moch.Hatta No.9-11
Telp/Fax. (0380)-824735

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL

dr. Dini Henriyanto, Sp.PD


Letkol Ckm NRP 11010010790674

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN 

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

Skep/ /III/2022 1/1


Jl. Moch.Hatta No.9-11
Telp/Fax. (0380)-824735

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL

dr. Dini Henriyanto, Sp.PD


Letkol Ckm NRP 11010010790674

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN 

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

Skep/ /III/2022 1/1


Jl. Moch.Hatta No.9-11
Telp/Fax. (0380)-824735

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL

dr. Dini Henriyanto, Sp.PD


Letkol Ckm NRP 11010010790674

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN 

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

Skep/ /III/2022 1/1


Jl. Moch.Hatta No.9-11
Telp/Fax. (0380)-824735

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL

dr. Dini Henriyanto, Sp.PD


Letkol Ckm NRP 11010010790674

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN 

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

Skep/ /III/2022 1/1


Jl. Moch.Hatta No.9-11
Telp/Fax. (0380)-824735

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL

dr. Dini Henriyanto, Sp.PD


Letkol Ckm NRP 11010010790674

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN 

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

Skep/ /III/2022 1/1


Jl. Moch.Hatta No.9-11
Telp/Fax. (0380)-824735

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL

dr. Dini Henriyanto, Sp.PD


Letkol Ckm NRP 11010010790674

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN 

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

Skep/ /III/2022 1/1


Jl. Moch.Hatta No.9-11
Telp/Fax. (0380)-824735

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL

dr. Dini Henriyanto, Sp.PD


Letkol Ckm NRP 11010010790674

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN 

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

Skep/ /III/2022 1/1


Jl. Moch.Hatta No.9-11
Telp/Fax. (0380)-824735

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL

dr. Dini Henriyanto, Sp.PD


Letkol Ckm NRP 11010010790674

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN 

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

Skep/ /III/2022 1/1


Jl. Moch.Hatta No.9-11
Telp/Fax. (0380)-824735

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL

dr. Dini Henriyanto, Sp.PD


Letkol Ckm NRP 11010010790674

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN 

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

Skep/ /III/2022 1/1


Jl. Moch.Hatta No.9-11
Telp/Fax. (0380)-824735

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL

dr. Dini Henriyanto, Sp.PD


Letkol Ckm NRP 11010010790674

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN 

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

Skep/ /III/2022 1/1


Jl. Moch.Hatta No.9-11
Telp/Fax. (0380)-824735

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL

dr. Dini Henriyanto, Sp.PD


Letkol Ckm NRP 11010010790674

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN 

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

Skep/ /III/2022 1/1


Jl. Moch.Hatta No.9-11
Telp/Fax. (0380)-824735

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL

dr. Dini Henriyanto, Sp.PD


Letkol Ckm NRP 11010010790674

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN 

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

Skep/ /III/2022 1/1


Jl. Moch.Hatta No.9-11
Telp/Fax. (0380)-824735

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL

dr. Dini Henriyanto, Sp.PD


Letkol Ckm NRP 11010010790674

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN 

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

Skep/ /III/2022 1/1


Jl. Moch.Hatta No.9-11
Telp/Fax. (0380)-824735

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL

dr. Dini Henriyanto, Sp.PD


Letkol Ckm NRP 11010010790674

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN 

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

Skep/ /III/2022 1/1


Jl. Moch.Hatta No.9-11
Telp/Fax. (0380)-824735

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL

dr. Dini Henriyanto, Sp.PD


Letkol Ckm NRP 11010010790674

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN 

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

Skep/ /III/2022 1/1


Jl. Moch.Hatta No.9-11
Telp/Fax. (0380)-824735

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL

dr. Dini Henriyanto, Sp.PD


Letkol Ckm NRP 11010010790674

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN 

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

Skep/ /III/2022 1/1


Jl. Moch.Hatta No.9-11
Telp/Fax. (0380)-824735

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL

dr. Dini Henriyanto, Sp.PD


Letkol Ckm NRP 11010010790674

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN 

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

Skep/ /III/2022 1/1


Jl. Moch.Hatta No.9-11
Telp/Fax. (0380)-824735

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL

dr. Dini Henriyanto, Sp.PD


Letkol Ckm NRP 11010010790674

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN 

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

Skep/ /III/2022 1/1


Jl. Moch.Hatta No.9-11
Telp/Fax. (0380)-824735

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL

dr. Dini Henriyanto, Sp.PD


Letkol Ckm NRP 11010010790674

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN 

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

Skep/ /III/2022 1/1


Jl. Moch.Hatta No.9-11
Telp/Fax. (0380)-824735

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL

dr. Dini Henriyanto, Sp.PD


Letkol Ckm NRP 11010010790674

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN 

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

Skep/ /III/2022 1/1


Jl. Moch.Hatta No.9-11
Telp/Fax. (0380)-824735

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL

dr. Dini Henriyanto, Sp.PD


Letkol Ckm NRP 11010010790674

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN 

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

Skep/ /III/2022 1/1


Jl. Moch.Hatta No.9-11
Telp/Fax. (0380)-824735

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL

dr. Dini Henriyanto, Sp.PD


Letkol Ckm NRP 11010010790674

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN 

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

Skep/ /III/2022 1/1


Jl. Moch.Hatta No.9-11
Telp/Fax. (0380)-824735

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL

dr. Dini Henriyanto, Sp.PD


Letkol Ckm NRP 11010010790674

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN 

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

Skep/ /III/2022 1/1


Jl. Moch.Hatta No.9-11
Telp/Fax. (0380)-824735

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL

dr. Dini Henriyanto, Sp.PD


Letkol Ckm NRP 11010010790674

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN 

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

Skep/ /III/2022 1/1


Jl. Moch.Hatta No.9-11
Telp/Fax. (0380)-824735

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL

dr. Dini Henriyanto, Sp.PD


Letkol Ckm NRP 11010010790674

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN 

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

Skep/ /III/2022 1/1


Jl. Moch.Hatta No.9-11
Telp/Fax. (0380)-824735

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL

dr. Dini Henriyanto, Sp.PD


Letkol Ckm NRP 11010010790674

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN 

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

Skep/ /III/2022 1/1


Jl. Moch.Hatta No.9-11
Telp/Fax. (0380)-824735

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL

dr. Dini Henriyanto, Sp.PD


Letkol Ckm NRP 11010010790674

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN 

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

Skep/ /III/2022 1/1


Jl. Moch.Hatta No.9-11
Telp/Fax. (0380)-824735

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL

dr. Dini Henriyanto, Sp.PD


Letkol Ckm NRP 11010010790674

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Unit terkait
RUMAH SAKIT Tk. III
09.06.01 Wirasakti ALUR KEGAWAT DARURATAN 

Nomor Dokumen : Nomor Revisi : Halaman :

Skep/ /III/2022 1/1


Jl. Moch.Hatta No.9-11
Telp/Fax. (0380)-824735

Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR Kepala Rumah Sakit Tk.III 09.06.01
PROSEDUR Maret 2022
OPERASIONAL

dr. Dini Henriyanto, Sp.PD


Letkol Ckm NRP 11010010790674

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

Unit terkait

Unit terkait
BAB V
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DI RUANG IGD DENGAN
MASALAH SISTEM PENCERNAAN

ASKEP PADA PASIEN DENGAN GASTRITIS

A.    PENGERTIAN
Gastriris merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung
yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau lokal. Dua jenis gastritis yang sering terjadi adalah
jenis gastritis superficial akut dan atrofik kronis (Price& Wilson, 2006)
Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik difus
atau lokal, dengan karakteristik anoreksia, perasaan penuh di perut (begah), tidak nyaman pada
epigastrium, mual, dan muntah (Ardiansyah, 2012).
Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik, difus
atau lokal dengan karakteristik anoreksia, rasa penuh, tidak enak epigastrum, mual, muntah
(suratun, 2010)
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung. Peradangan ini
dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai terlepasnya epitel mukosa
superfisial yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan dalam saluran pencernaan.
Pelepasan epitel akan merangsang timbulnya proses inflamasi pada lambung ( Sukarmin,
2012).
Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan gastritis merupakan suatu peradangan
yang terjadi pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut maupun kronis.

B.     ETIOLOGI
Beberapa penyebab dapat mengakibatkan seseorang menderita gastritis (suratun, 2010)
1.       Mengkonsumsi obat-obatan kimia (asetaminofen (aspirin), digitalis asetaminofen dan
kortikosteroid dapat mengakibatkan iritasi pada mukosa lambung, NSAIDS (nonsteroid anti
inflammation drug) dan kostikosteroid mnghambat sintesis prostaglandin sehingga sekresi HCL
meningkat  dan menyebabkan suasana lambung menjadi sangat asam sehingga menimbukan
iritasi mukosa lambung.
2.      Konsumsi alcohol: alcohol dapat menyebabkan kerusakan gaster
3.      Terapi radiasi, refluk empedu, zat-zat korosif (cuka,lada) menyebabkan kerusakan mukosa
gaster dan menimbulkan edema dan perdarahan
4.      Kondisi yang stressfull (trauma, luka bakar, kemotherapi, dan kerusakan susunan saraf pusat)
merangsang peningkatan poduksi HCL lambung
5.      Infeksi oleh bakteri seperti helicobacter pilori, eschcicia coli, salmonella dan lain-lain.

C.     KLASIFIKASI
Klasifikasi gastritis (wim de jong et al, 2005)
1.      Gastritis akut
a.       Gastritis akut tanpa perdarahan
b.      Gastritis akut dengan perdarahan (gastritis hemoragik atau gastritiserosiva)
Gastritis akut berasal dari makanan terlalu banyak atau terlalu cepat, makanan-makanan yang
terlalu berbumbu atau yang mengandung mikroorganisme penyebab penyakit, iritasi bahan
semacam alcohol, aspirin, NSAID, lisol, serta bahan korosif lain, refluks empedu atau cairan
pancreas
2.      Gastritis kronik
Inflamasi lambung yang dapat disebabkan oleh ulkus beningna atau maligna dari lambung atau
oleh bakteri helicobacter pylory (H. Pylory)
3.      Gastritis bacterial
Gastritis bacterial disebut juga gastritis infektrosa, disebabkan oleh refluks dari duodenum

D.    MANIFESTASI KLINIS


Manifestasi klinis dari gastritis menurut Dermawan, (2010) yaitu:
1.      Gastritis akut
Nyeri epigastrum, mual, muntah, dan perdarahan terselubung maupun nyata.  Dengan endskopi
terlihat mukosa lambung hyperemia dan udem mungkin juga ditemukan, erosi dan perdarahan
aktif
2.      Gastritis kronik
Kebanyakan gastritis asimptomatik, keluhan lebih berkaitan dengan komplikasi gastritis atrofik,
seperti tukak lambung, defisiensi zat besi, anemia permisiosa, dan karsinoma lambung

E.     PEMERIKSAAN PENUNJANG


1.      Pemeriksaan darah
Tes ini untuk memeriksa adanya antibody H. pylory dalam darah. Hasil tesyang positif
menunjukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya,
tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi, tes darah dapat digunakan
untuk memeriksa anemiayang terjadi akibat perdarahan lambung akibat gastritis
2.      Pemeriksaan pernafasan
Tes ini dapat dmenentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri H.Pylory atau tidak
3.      Pemeriksaan feces
Tes ini memeriksa apakah terdapat H.pylory dalam feces atau tidak. Hasil yang positif dapat
menindikasikan terjaidnya infeksi
4.      Endoskopi saluran cerna bagian atas
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknyamanan pada saluran cerna bagian atas yang
mungkin tidak terlihat dari sinar-x
5.      Rontgen saluran cerna bagian atas
Tes iniakan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya
akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan rontgen. Cairan ini akan
melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di rontgen

F.    DIAGNOSA KEPERAWATAN


1.      Nyeri akut berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi
2.      Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan
nutrisi tidak adekuat
3.      Kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukkan cairan tidak cukup dan
kehilangan cairan berlebihan karena muntah
4.      Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan penatalaksanaan diet dan proses penyakit

G.    INTERVENSI
1.      Nyeri akut berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri dapat
berkurang dengan criteria hasil:
a.       Mampu mengontrol nyeri
b.      Melaporkan nyeri berkurang
c.       Melaporkan rasa nyaman
Intervensi:
a.       Kaji nyeri secara komperhensif
b.      Observasi reaksi nonverbal dari nyeri
c.       Gunakan komunikasi terapeutik
d.      Control lingkungan
e.       Ajarkan teknik nafas dalam
f.       Tingkatkan istirahat
g.      Kolaborasi dalam pemberian analgetik

2.      Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan
nutrisi tidak adekuat
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nutrisi dapat
terpenuhi dengan criteria hasil:
a.       Adanya peningkatan BB
b.      Tidak ada penurunan BB
c.       BB ideal
Intervensi:
a.       Monitor adanya penurunan BB
b.      Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa di lakukan
c.       Monitor lingkungan
d.      Monitor mual muntah
e.       Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
f.       Monitor turgor kulit
g.      Monitor pucat, kemerahan dan kekeringan
3.      Kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukkan cairan tidak cukup dan
kehilangan cairan berlebihan karena muntah
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan volume cairan
dapat terpenuhi dengan criteria hasil:
a.       Ttv normal
b.      Tidak ada dehidrasi
c.       Turgor kulit baik, mukosa lembab
Intervensi:
a.       Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
b.      Monitor status nitrisi
c.       Monitor ttv
d.      Dorong masukan oral
e.       Kolaborasi pemberian cairan IV
f.       Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
g.      Atur kemungkinan transfuse
4.      Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan penatalaksanaan diet dan proses penyakit
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pengetahuan
bertambah dengan criteria hasil:
a.       Menyatakan pemahaman penyakit
b.      Mampu melaksanakan prosedur
c.       Mampu menjelaskan kembali
Intervensi:
a.       Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan
b.      Jelaskan patofisiologi dari penyakit
c.       Jelaskan tanda dan gejala yang muncul
d.      Gambarkan proses penyakit
e.       Identifikasi kemungkinan penyebab dengan cara yang tepat
f.       Sediakan informasi tentang kondisi pasien
g.      Diskusikan pilihan therapi
ASKEP PADA PASIEN DENGAN DIARE

PENGERTIAN
Diare menurut Mansjoer (2000) adalah frekuensi defekasi encer lebih dari 3 x sehari dengan
atau tanpa daerah atau tinja yang terjadi secara mendadak berlangsung kurang dari tujuh hari
yang sebelumnya sehat.
Sedangkan menurut Suruadi (2001) Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara
berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan bentuk tinja yang
encer atau cair.
Dan menurut Ngastiyah (2005) Diare adalah BAB dengan jumlah tinja yang banyak dari
biasanya, dengan tinja yang berbentuk cairan atau setengah cair dapat pula disertai frekuensi
defekasi yang meningkat. Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair
atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari
200 g atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer
lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah.

B.ETIOLOGI
Faktor infeksi diare menurut Ngastiyah (2005).
1. Infeksi enteral : Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare
adalah Infeksi bakteria : vibrio, E. coli, salmonella campilo baster. Infeksi virus :
Rotavirus, calcivilus, Enterovirus, Adenovirus, Astrovirus. Infeksi parasit : cacing
(ascaris, oxyuris), protozoa (entamoba histolica, giardia lambia), jamur (candida
aibicans)
2. .Infeksi Parenteral : Infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti Tonsilitis,
broncopneumonia, Ensefalitis, meliputi : Faktor Malabsobsi : karbohidrat, lemak,
protein Faktor makanan : basi, racun, alergi. Faktor psikologis : rasa takut dan
cemas
C MANIFESTASI KLINIK
Beberapa tanda dan gejala tentang diare menurut Suriadi (2001) antara lain :
1. Sering BAB dengan konsistensi tinja cair atau encer.
2. Terdapat luka tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit
menurun) ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering.
3. Kram abdominal.
4. Demam.
5. .Mual dan muntah.
6. Anoreksia.
7. .Lemah.
8. Pucat.
9. Perubahan TTV, nadi dan pernafasan cepat.
10. .Menurun atau tidak ada pengeluaran urin.

D.PATOFISIOLOGI
Menurut Suriadi (2001), patofisiologi dari Gastroenteritis adalah meningkatnya motilitas dan
cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi
cairan dan elektrolit yang berlebihan, cairan sodium, potasium dan bikarbonat berpindah dari
rongga ekstraseluler kedalam tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan elektrolit
dan dapat terjadi asidosis metabolik. Diare yang terjadi merupakan proses dari transpor aktif
akibat rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit ke dalam usus halus, sel dalam mukosa
intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikroorganisme
yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga mengurangi fungsi permukaan
intestinal. Perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit.
Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi cairan dan elektrolit
dan bahan-bahan makanan ini terjadi pada sindrom malabsorbsi. Peningkatan motilitas
intestinal dapat mengakibatkan gangguan absorbsi intestinal. Mekanisme dasar yang
menyebabkan timbulnya diare ada 3 macam yaitu:
1. Gangguan Osmotik Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan dalam rongga yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya
timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motilitas usus Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya
kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila
peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri kambuh berlebihan, selanjutnya
timbul diare pula.
Dari ketiga mekanisme diatas menyebabkan :
 Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan
keseimbangan asam basa (asidosis metabolik hipokalemia)
 Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran bertambah)
 Hipoglikemia
 .Gangguan sirkulasi darah

Anda mungkin juga menyukai