Anda di halaman 1dari 8

PETUNJUK PRAKTIKUM

Modul : Korosi di Berbagai Larutan


Laboratorium : Korosi

Mata Kuliah : Teknik Pengendalian Korosi


Kode MK : 16JKI4082
Jam Praktikum : 4 Jam

Disahkan untuk dijadikan


Petunjuk Praktikum Tanggal, Desember 2017
No. Nama Posisi Tanda Tangan
1 Bintang Iwhan Moehady, Ir., M.Sc., Kajur
Dr.
2 Bambang Soeswanto, Ir., MT. Sekjur
3 Yunus Tonapa Sarungu, Ir., MT. Ka. KBK
4 Agustinus Ngatin, Drs., MT. Penyusun
5 Nurcahyo, Ir., MT. Penyunting
6 Retno Indarti, Ir., MT. Penyunting
7 Yunus Tonapa Sarungu, Ir., MT. Penyunting

1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Suatu material khususnya logam dibiarkan di lingkungan tertentu akan mengalami korosi.
Laju korosi suatu logam bergantung pada sifat logam dan ditentukan juga sifat korosivitas
lingkungan terhadap logam tertentu. Suatu logam di lingkungan yang berbeda akan mempunyai
laju korosi berbeda, begitu juga dalam satu lingkungan terdapat beberapa logam, logam tersebut
juga akan mengalami laju korosi berbeda. Oleh karena itu, dengan mempelajari korosi di
berbagai lingkungan ini akan memberikan gambaran dan pengalaman kepada mahasiswa untuk
melihat kondisi nyata. Selain itu, logam dalam bentuk suatu rangkaian mesin, industri, maupun
dalam skala kecil selalu dijumpai di berbagai lingkungan, kondisi basah maupun kering.

1.2. Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat
1. mengukur potensial logam dalam berbagai larutan dengan menggunakan elektroda standar
2. mengubah potensial logam ke dalam standar SHE untuk menentukan kondisi logam
3. menunjukan kondisi logam setelah direndam beberapa waktu di berbagai larutan
berdasarkan diagram E-pH untuk sistem Fe-H2O
4. menghitung laju korosi baja dalam berbagai larutan berdasarkan metode kehilangan berat

II. DASAR TEORI


Korosi merupakan suatu proses elektrokimia, yang melibatkan adanya transfer elektron
dari anodic ke katodik, yang berlangsung secara spontan. Kespontanan suatu reaksi korosi terjadi
akibat adanya kecenderungan suatu logam ingin mencapai kondisi yang stabil. Kecenderungan
proses korosi suatu logam bergantung pada harga potensial standar suatu logam. Potensial
standar suatu logam ini disebut juga potensial kesetimbangan logam, artinya jika logam
mempunyai harga sesuai dengan potensial standar, maka logam berada pada keadaan setimbang,
dan jika harganya > dengan potensial standar berarti logam mengalami peristiwa korosi. Sebagai
contoh, logam besi (Fe) mempunyai harga potensial kesetimbangan (E Eq) = -0,44 V/SHE, maka
jika potensial Fe > -0,44 V/SHE berarti Fe sudah terkorosi. Secara skematis harga potensial Fe
figambarkan sebagai berikut.

2
Mulia
Fe2+ Stabil (Fe terkorosi)
E Fe2+/ Fe = - 0,44v/SHE
Fe Stabil (tidak stabil)
Aktif ( mudah terkorosi)

Gambar-1 Potensial kesetimbangan reduksi pada kondisi


standar besi
Reaksi:
Fe2+ + 2e Fe
Menurut Nerst:
( Fe2+ + 2e Fe )
 RT   a 
EFe2/ Fe  E 0 Fe2/ Fe    Ln  Fe 
 nF   aFe2 

 2,303RT   a 
EFe2/ Fe  E 0 Fe2/ Fe    Log  Fe 
 nF   aFe2 
pada kondisi standar suhu 25,15 0C dan tekanan = 1 atm maka 2,303 RT/nF = 0,0591
sehingga persamaan Nerst menjadi:

 0,0591   a 
EFe2/ Fe  E 0 Fe2/ Fe    Log  Fe 
 2   aFe2 
Berdasarkan persamaan Nerst, jika setiap reaksi reaksi logam Fe yang terjadi dalam
larutan air diukur potensial Fe dan pH larutan, maka hasil pengukurannya dapat di buat diagram
E vs pH atau sering dinyatakan dengan diagram Pourbaix (E-pH).
Berdasarkan diagram E-pH, dapat ditunjukkan kondisi logam Fe pada waktu tertentu
dengan mengukur potensial logam dan pH larutan. Logam Fe mempunyai potensial
kesetimbangan -0.44 V/SHE, jika potensial Fe adalah -0.405 V/SHE dan pH larutan <6, maka
logam Fe dalam keadaan terkorosi, tetapi jika potensial Fe adalah -0,495 V/SHE berarti logam
Fe dalam kondisi belum terkorosi atau stabil.
Berdasarkan diagram Fe-H2O (perhatikan gambar) ditunjukkan bahwa Fe dalam keadaan
terkorosi jika terletak pada daerah aktif ( potensial > -0,44 V/SHE dan pH <7), Fe dalam keadaan
pasif jika terletak pada daerah pasif ( Fe2O3 dan Fe3O4), dan Fe dalam keadaan imun jika berada
pada daerah imun (potensial < -0,44V/SHE). Garis tebal pada diagram E-pH untuk system Fe-

3
H2O menunjukkan daerah kesetimbangan (garis kesetimbangan). Sebagai contoh garis antara
senyawa Fe2O3 dengan Fe2+, maka garis tersebut menyatakan persamaan reaksi:

Fe2O3 + 6H+ + 2e 2 Fe2+ + 3 H2O

Angka 0, -2, -4, dan -6 menunjukkan hasil log aktivitas atau konsentrasi larutan, misalnya
larutan mengandung ion Fe2+ dengan konsentrasi 0,01 M maka log 10-2 = -2. Untuk garis putus
putus a dan b merupakan garis kesetimbangan peruraian air, garis (a) merupakan batas garis gas
hydrogen dengan air (H2O), sedangkan garis (b) merupakan garis batas gas oksigen dengan air
(H2O).

III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM


3.1. Alat Utama dan Pendukung
Alat yang digunakan
1. gelas kimia 250 mL (4 buah)
2. elektroda standar (kalomel atau CuSO4 / Cu)

4
3. pH meter/ kertas pH universal
4. logam pelat baja ukuran 2x5 cm (4 buah dengan tebal 2 mm)
5. avometer
6. benang
7. pengaduk
8. neraca analitik

3.2. Bahan yang diperlukan


1. Aquadest
2. larutan NaOH 3,56% 200 mL
3. larutan HCl 2 % 200 mL
4. larutan K2Cr2O7 2% 200 mL
5. etanol/aseton 100 mL

3.3. Prosedur Kerja


Rancangan Percobaan
Percobaan korosi logam diberbagai larutan mengikuti dagram alir berikut ini.
Perlakuan mekanik Kertas abrasif

Pembilasan
Degreassing NaOH
10%
Pembilasan

Pickling HCl 10%

Pembilasan

Pengkorosian logam

Penghilangan Produk korosi

Gambar 1. Diagram alir

5
Prosedur Kerja
Persiapan specimen (benda kerja)
1. Siapkan 4 buah pelat baja dengan ukuran 2 x 5cm
2. Ampelas semua pelat baja dari grid 240 s/d 1000 sampai bersih dari kotoran
3. Bersihkan lemak yang menempel di permukaan benda kerja dengan mencelupkan dalam
larutan NaOH 10% selama 5 menit sambil diaduk
4. Cuci atau bilas logam pelat baja sampai bersih dengan air mengalir
5. Pickling pelat baja dalam larutan HCl 10% selamat 1 menit
6. Cuci atau bilas dengan air mengalir sampai bersih.
7. Cuci semua pelat dalam alkohol atau aseton
8. Keringkan dan Timbang semua pelat yang telah disiapkan.

Persiapan larutan
1. Menyiapkan 4 buah gelas kimia ( plastik) yang telah bersih berukuran sekitar 300 mL
2. Beri tanda atau nomor pada semua gelas/plastik
3. Isi gelas kimia pertama dengan 200 mL larutan NaOH 2%, gelas kimia kedua dengan 200
mL larutan HCl 2%, dan gelas kimia ketiga dengan 200 mL larutan NaCl 3%, dan gelas
keempat dengan 200 mL larutan K2CrO7 0,5%
4. Ukur pH larutan di ke-empat gelas tersebut
5. Rendam semua logam tersebut dan catat waktu saat memasukan ke larutan.

Pengukuran Potensial logam


1. Amatilah secara visual gejala yang timbul pada semua logam dalam larutan
2. Ukur potensial logam menggunakan avometer dan elektroda standar kalomel atau
Cu/CuSO4
3. Amati gejala yang terjadi dan tunggu waktu selama 30 menit, kemudian potensial logam
seperti semula.
4. Diamkan selama 2 hari, kemudian ukur pH larutan dan potensial logam dibandingkan
standar
5. Catat waktu dan bersihkan produk korosi yang menempel di semua benda kerja dengan
sikat atau dalam larutan NaOH 10% pada suhu 70oC selama 10 menit
6. Keringkan dan timbang semua pelat baja

6
3.4. Uraian Keselamatan Kerja dan Potensi Bahaya
1. Selama praktikum gunakan jas lab, dan lakukan pembuatan larutan di lemari asam
2. Lakukan hati hati pada saat melakukan pembersihan benda kerja dan gunakan amplas
yang kasar kemudian disusul amplas yang halus
3. Lakukan hati hati saat mengukur potensial logam karena elektroda standar yang
digunakan mudah pecah
4. Pada pembuatan larutan HCl dan NaOH perlu dilakukan secara hati2, karen aasam Hcl
bersifat korosif dan dapat menyebabkan gatal jika mengenai tangan atau kulit. Untuk
larutan NaOH bersifat kaustik dan jika mengenai kulit menyebabkan gatal dan saat
melarutkan NaOh perlu dilakukan secara hati – hati.

3.5. Tabel Data Pengamatan


Tabel 1. Data Awal
No Larutan berat Potensial pH lar Pengamatan secara Visual
korosif awal logam /CSE
(gram)* /kalomel
1 NaOH 2%
2 NaCl 3%
3 HCl 2%
4 K 2 CrO4 0,5%
*) pilih timbangan yang analitis atau 4 angka belakang koma

Tabel 2. Data setelah 30 menit


No Larutan berat Potensial pH lar Pengamatan secara Visual
korosif awal logam /CSE
(gram)* /kalomel
1 NaOH 2%
2 NaCl 3%
3 HCl 2%
4 K2CrO4 0,5%
*) pilih timbangan yang analitis atau 4 angka belakang koma

7
Tabel 3. Data setelah 2 hari dikorosikan
No Larutan berat Potensial pH lar Pengamatan secara Visual
korosif akhir logam /CSE
(gram)* /kalomel
1 NaOH 2%
2 NaCl 3%
3 HCl 2%
4 K2CrO4 0,5%
*) pilih timbangan yang analitis atau 4 angka belakang koma

3.6. Pengolahan dan Evaluasi Data


Untuk menentukan kondisi logam maka hasil pengukuran potensial logam terhadap suatu
standar
1. Ubahlah potensial logam ke dalam standar SHE dan hasilnya diplotkan ke dalam diagram
E-pH sistem Fe dalam air
2. Hitung laju korosi baja di setiap larutan dalam mpy, dengan persamaan
Laju korosi(r) = 534 w / (A.t.D) ( satuan panjang/ satuan waktu), dengan:
Dengan: W= selisih berat dalam mgram, , A = luas permukaan logamyang
terkorosi dalam inch2 ,, t = waktu pengkorosian dalam jam,, D= densitas baja karbon
(7,86 gram/cm3)
3. Penyajian hasil pengolahan data dalam diagram E-pH system Fe dalam air dan buatlah
grafik pH larutan vs laju korosi logam
4. Lakukan pembahasan pada
 kondisi logam di berbagai larutan mengacu diagram E-pH
 hubungan pH larutan terhadap laju korosi

IV. PUSTAKA
1. Jones, Denny A, 1992, Principles and Prevention of Corrosion, New York: Macmillan
Publishing Company
2. Piron,D.L, 1991. The Electrochemistry of Corrosion, Nace
3. ……………, ASTM G1-81, Standar Practice for Preparing, Cleaning, and evaluating
Corrosion Test Spesimen, Nace

Anda mungkin juga menyukai