Anda di halaman 1dari 14

MODUL II

IMPRESSED CURRENT

Tujuan Pembelajaran Umum


1. Mahasiswa mengetahui proses pengendalian korosi pada pipa menggunakan
metode proteksi katodik.

Tujuan Pembelajaran Khusus


1. Mahasiswa melakukan uji karakteristik sistem impressed current pada
simulator dengan pengaruh panjang groundbed yang masuk ke dalam tanah
terhadap potensial proteksi,
2. Mahasiswa melakukan uji karakteristik sistem impressed current pada
simulator dengan pengaruh jarak groundbed dari pipa terhadap potensial
proteksi,
3. Mahasiswa melakukan uji karakteristik sistem impressed current pada
simulator dengan pengaruh posisi groundbed di sekitar pipa terhadap potensial
proteksi,
4. Mahasiswa melakukan uji karakteristik sistem impressed current pada
simulator dengan pengaruh output transformator dan rectifier dengan posisi
groundbed di sekitar pipa 1 terhadap potensial proteksi,
5. Mahasiswa melakukan uji karakteristik sistem impressed current pada
simulator dengan pengaruh output transformator dan rectifier dengan posisi
groundbed di sekitar pipa 2 terhadap potensial proteksi,

II-1
Jobsheet Praktikum Impressed Current
BAB I
PENDAHULUAN

Pada instalasi pemasangan pipa besi dalam tanah, pengendalian korosi lebih
tepat digunakan dengan proses coating dan proteksi katodik. Proteksi Katodik
(Cathodic Protection) adalah teknik yang digunakan untuk mengendalikan korosi pada
permukaan logam dengan menjadikan permukaan logam tersebut sebagai katoda dari sel
elektrokimia (http://id.wikipedia.org/wiki/proteksi_katodik, 2004). Proteksi katodik
dilakukan untuk menanggulangi kebocoran coating atau kegagalan coating sehingga
dalam pengendaliannya menjadi lebih sempurna. Proteksi katodik meliputi dua metode
yaitu proteksi katodik anoda tumbal Sacrificial Anodes Cathodic Protection, SACP) dan
proteksi katodik dengan arus paksa yang biasa disebut Impressed Curent Cathodic
Protection atau ICCP. (A. Ngatin, 2002)
Politeknik Negeri Bandung sebagai lembaga pendidikan yang bertugas
menghasilkan lulusan yang terampil, memerlukan perangkat praktikum yang memadai.
Selama ini di semua perguruan tinggi di Indonesia belum banyak tersedia perangkat
praktikum untuk melatih mahasiswa supaya terampil dalam hal inspeksi dan perawatan
sistem proteksi katodik. Sehubungan dengan hal tersebut melalui praktikum ini
diharapkan mahasiswa mengetahui sistem proteksi katodik dari simulator perpipaan
skala pilot plant yang juga diterapkan di industri minyak dan gas.

II-2
Jobsheet Praktikum Impressed Current
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Korosi


Di bumi ini terkandung banyak substansi-substansi logam yang masing-masing
memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda misalnya dalam nilai potensial atau
tegangannya. Ketika dua buah logam yang memiliki potensial berbeda digabungkan
maka akan terjadi aliran listrik. Aliran listrik mengalir dari logam yang memiliki
potensial lebih negatif ke logam yang memiliki potensial lebih positif. Korosi akan
berlangsung pada titik dimana muatan positif (kation) meninggalkan permukaan suatu
logam. Contohnya adalah Dry cell battery (Bushman, 2000) seperti pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Skema terjadinya dry cell battery


(sumber: Bushman, 2000)

Korosi secara awam dikenal sebagai pengkaratan yang merupakan suatu


peristiwa kerusakan atau penurunan kualitas suatu bahan logam yang disebabkan oleh
reaksi logam dengan lingkungan. Biasanya proses korosi logam berlangsung secara
elektrokimia yang terjadi secara simultan pada daerah anoda dan katoda yang
membentuk rangkaian arus listrik tertutup. Korosi merupakan pembebasan oksidatif
yang terjadi pada suatu luas permukaan logam. (Atkins, 1999). Korosi jauh lebih
ekstensif berlangsung jika besi kontak dengan oksigen dan air (Oxtoby, dkk, 1988).
Kemudian dalam K.R Trethewey & Jchamberlain (1991) korosi adalah degradasi atau
penurunan mutu suatu logam akibat reaksi elektrokimia antara logam dengan
lingkungannya.
Proses korosi logam dalam lingkungan akuatik (mengandung air) merupakan
reaksi elektrokimia yang meliputi proses perpindahan massa dan perpindahan muatan.

II-3
Jobsheet Praktikum Impressed Current
Bila suatu logam dicelupkan dalam larutan elektrolit maka akan terbentuk dua lokasi
yang disebut anoda dan katoda. Pada anoda terjadi reaksi oksidasi dan pada katoda
terjadi reaksi reduksi (Priandani Malik, 2001).
Reaksi reduksi oksigen terlarut berlangsung pada permukaan logam yang
bersifat katodik, dan reaksi oksidasi (pelarutan) logam menjadi ionnya juga berlangsung
pada permukaan logam yang bersifat anodik. Reaksi katodik dan anodik ini berlangsung
secara bersama-sama di permukaan logam (Yunus Tonapa dkk, 2002). Reaksi reduksi
dan oksidasi pada proses korosi besi adalah:
Katoda: ½ O2 + H2O + 2e 2OH- (reduksi) (1)
Anoda: Fe Fe2+ + 2e (oksidasi) (2)
-
Pada reaksi reduksi di katoda terbentuk ion hidroksil (OH ) dan pada reaksi
oksidasi di anoda terbentuk ion ferro (Fe2+) sehingga berlangsung reaksi antara kedua
ion tersebut seperti reaksi di bawah ini :
Fe2+ + 2OH- Fe(OH)2 (3)

2Fe(OH)2 + ½ O2 Fe2O3.nH2O (karat) (4)


Terbentuknya Fe(OH)2 jika kontak dengan lingkungan (O2) akan membentuk
senyawa Fe2O3.nH2O pada permukaan besi. Senyawa ini merupakan karat (Sudrajat dan
Ilim, 2006).

2.2 Diagram E-pH (Pourbaix)


Berdasarkan termodinamika korosi, korosi terjadi karena adanya kecenderungan
suatu logam kembali pada keadaan lebih stabil, dengan reaksi reduksi oksidasi. Hasil
reaksi oksidasi membebaskan energi. Kecenderungan oksidasi bermacam-macam logam
berkaitan dengan potensial elektrodanya.Kesetimbangan potensial elektroda (Eeq) suatu
logam sesuai dengan kesetimbangan oksidasi dan reduksinya (Yunus Tonapa dkk,
2002).
Termodinamika korosi dapat dipelajari berdasarkan diagram E-pH (diagram
Pourbaix). Diagram E-pH menampilkan daerah-daerah kestabilan air, daerah-daerah
logam pada kondisi imun, terkorosi atau terpasivasi sebagai fungsi dari potensial
setengah sel dan pH. Diagram ini memberikan informasi tentang reaksi yang mungkin
terjadi dan kemungkinan proteksi korosi logam berdasarkan harga pH dan potensial
(Yunus Tonapa dkk, 2002). Gambar diagram E-pH untuk sistem Fe-H2O dapat dilihat
seperti Gambar 2.2.
Jika aktifitas logam semakin turun, maka arah gerak ke bawah sehingga terbentuk
endapan Fe yang stabil, artinya Fe akan imun atau kebal terhadap korosi. Kalau bergerak ke atas
maka aktifitas logam akan naik. Hal ini mengakibatkan terbentuknya ion Fe2+ sehingga terjadi
korosi. Keadaan besi dalam bentuk ion, unsur maupun senyawa mempunyai energi bebas
standar yang dapat dilihat pada tabel lampiran (Yunus Tonapa dkk, 2002). Diagram E-pH dapat
digunakan dalam menentukan cara proteksi korosi pada logam yaitu :
1) Dengan pengaturan lingkungan (dengan perubahan pH)
2) Dengan menurunkan potensial antar muka ke daerah imun (proteksi katodik).
3) Dengan menurunkan potensial antar muka ke daerah pasif (proteksi anodik).
4) Dengan menambahkan paduan logam dasar agar luas daerah pasif dapat diperbesar.
5) Dengan menambahkan pasivator.

II-4
Jobsheet Praktikum Impressed Current
Gambar 2.2 Diagram E-pH sistem Fe-H2O
(Sumber: www.substech.com)

2.3 Metode Pengendalian Korosi Impressed Current


Pada metode impressed current struktur yang dilindung mendapat supply elektron
sehingga potensialnya menjadi lebih katodik. Sistem Impressed Current Cathodic Protection
(ICCP) menggunakan anoda yang dihubungkan dengan sumber arus searah (DC) yang
dinamakan cathodic protection rectifier, dimana arus negatif dihubungkan dengan logam yang
dilindungi sedang arus positif dihubungkan dengan anoda pembantu. Mekanisme impressed
current cathodic protection dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Arus yang dialirkan dapat diukur dengan mengetahui potensial logam sampai ke daerah
stabil. Anoda untuk sistem ICCP dapat berbentuk batangan tubular atau pita panjang dari
berbagai material khusus. Material ini dapat berupa high silikon cast iron (campuran besi dan
silikon), grafit, campuran logam oksida, platina dan niobium serta material lainnya.
Tipe sistem ICCP yang umum untuk jalur pipa terdiri dari rectifier bertenaga arus
bolak-balok (AC) dengan output arus DC maksimum antara 10 - 50 ampere dan 50 volt.
Terminal positif dari output DC tersebut dihubungkan melalui kabel ke anoda-anoda yang
ditanam di dalam tanah. Banyak aplikasi menanam anoda hingga kedalaman 60 m (200 kaki)
dengan diameter lubang 25 cm (10 inchi) serta ditimbun dengan conductive coke (material yang
dapat meningkatkan performa dan umur dari anoda). (Wikipedia,2010)

II-5
Jobsheet Praktikum Impressed Current
.

Gambar 2.4 Impressed current cathodic protection


(sumber: Peabody’s Control of Pipeline Corrosion, 2001)

Gambar 2.5 Proteksi katodik metode arus paksa


(sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Proteksi_Katodik)

Berikut adalah keuntungan penerapan system proteksi katodik metode arus paksa :
1. Kebutuhan arus dapat diatur secara luas sesuai kebutuhan
2. Tingkat proteks tercukupi hingga level yang sangat baik
3. Umur proteksi lebih panjang daripada anoda tumbal
4. Dapat digunakan untuk memproteksi alat yang berukuran besar
5. Rentang proteksi dapat diatur
6. Area proteksi yang luas
7. Dapat memproteksi struktur yang tidak di coating dengan baik.

II-6
Jobsheet Praktikum Impressed Current
Namun, metode ini juga mempunyai beberapa kekurangan, yaitu:
1. Dibutuhkan peralatan lain seperti trafo dan rectifier
2. Membutuhkan perawatan dan pemantauan secara berkala
3. kemungkinan terjadinya interferensi sangat besar
4. perlu perawatan yang baik
5. kemungkinan terjadinya overprotection sangat besar
6. adanya biaya tambahan untuk menjalankan energi eksternal

AC supply Transformator

Rectifier

Gambar 2.6 rangkaian sistem arus paksa


(sumber: http://ilmu-elektronika.co.cc/index.php/arus-bolak-balik-ac/rangkaian-penyearah-
gelombang-rectifier-circuit.html)

Secara prinsip,besi akan melepaskan elektroda ke lingkungan,hal ini yang meyebabkan


korosi terjadi.Dengan metoda arus paksa elektron pada besi ditahan agar tidak dilepaskan oleh
besi, caranya dengan membanjiri permukaan besi dengan elektron. Elektron didapat dari sistem
arus paksa yang terpasang. Aliran elektron akan mengalir dari anoda ke katoda, anoda diwakili
dengan groundbed yang terhubung dengan rectifier, dan katoda menempel pada pipa dan juga
terhubung dengan rectifier. Sistem arus tanding ini membutuhkan rectifier atau penyearah
arus,groundbed, dan transformator atau trafo.

2.3 Transformator
Transformator atau transformer atau trafo adalah komponen elektromagnet yang dapat
mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain.Transformator bekerja berdasarkan prinsip
induksi elektromagnetik. Tegangan masukan bolak-balik yang membentangi primer
menimbulkan fluks magnet yang idealnya semua bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks
bolak-balik ini menginduksikan GGL dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna, semua
daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.Efisiensi transformator dapat
diketahui dengan rumus :

II-7
Jobsheet Praktikum Impressed Current
Gambar 2.7 transformator
(sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Transformator)

Karena adanya kerugian pada transformator. Maka efisiensi transformator tidak dapat
mencapai 100%. Untuk transformator daya frekuensi rendah, efisiensi bisa mencapai 98%.
Trafo yang nantinya digunakan dalam sistem ini adalah jenis step-down.(Wikipedia,2010)

2.5 Trafo Step-down

Gambar 2.8 skema transformator step-down


(sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/ skema transformator step-down)

Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer,
sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah ditemui,
terutama dalam adaptor AC-DC.(Wkipedia,2010).

2.6 Rectifier
Rectifier adalah alat yang digunakan untuk mengubah sumber arus bolak-balik (AC)
menjadi sinyal sumber arus searah (DC). Rangkaian rectifier banyak menggunakan
transformator step down yang digunakan untuk menurunkan tegangan sesuai dengan
perbandingan transformasi transformator yang digunakan.

Gambar 2.9 Rectifier


(sumber: ilmu-elektronika.co.cc)

II-8
Jobsheet Praktikum Impressed Current
2.7 Groundbed
Groudbed adalah sebuah Array dari elektroda,dipasang ditanah untuk mengurangi
resistansi listrik. Groundbed adalah komponen dalam sebuah sistem pembumian. Groundbed
pada perlindungan katodik bekerja di dalam tanah yakni dengan menyediakan jalan bagi arus
proteksi lewat elektrolit berupa tanah.(Wikipedia,2010).
Gambar 2.10 merupakan salah satu cara instalasi anoda vertical. Gambar ini hanya
memuat keterangan penting saja. Karbon yang ditanam, dan dipadatkan di sekitar anoda,
mempunyai dua fungsi:
• Menjadi sebuah resistivitas yang sangat rendah, dan memiliki efek
meningkatkan ukuran anoda dengan mengakibatkan penurunan resistansi
terhadap tanah
• Sebagian besar akan diteruskan ke backfill dari anoda melalui kontak langsung
sehingga sebagian besar konsumsi material akan terjadi di tepi luar kolom
backfill.

Gambar 2.10 Skema pemasangan Ground Bed Vertikal

Sumber: (Peabody’s Control of Pipeline Corrosion, 2001)


Karena arus positif dialirkan ke perakitan groundbed didalam tanah, maka sangat
penting untuk melakukan insolasi terhadap semua instalasi kabel, baik kabel utama ataupun
sepanjang aliran kabel dan persimpangan kabel. Jika tidak dilakukan insolasi yang sempurna
maka kabel akan terkorosi dan umur pemakaian kabel menjadi lebih pendek. Kerusakan pada
instalasi kabel ini akan menyebabkan terputusnya koneksi arus ke seluruh bagian groundbed.
Koneksi antara kabel utama dengan anoda harus mempunyai resistansi atau tahanan yang kecil.
Maka untuk menyambungkannya dapat dilakukan dengan las ternit atau solder.

II-9
Jobsheet Praktikum Impressed Current
2.8 Kebutuhan Arus Proteksi
Kebutuhan arus proteksi pada pipa mengacu pada densitas arus proteksi yang
diperlukan, yakni pipa tanpa proteksi 20 mA/m2, pipa dengan cat/coating 2 mA/m2, pipa dengan
cat/coating ditambah dengan isolasi 0,5 mA/m2. Rumus kebutuhan arus proteksi pipa secara
teori :
Luas permukaan pipa yang akan dilindungi (AP) adalah :

AP = xDxL

Dimana : AP = Luas permukaan pipa yang akan dilindungi (m2)


D = Diameter pipa
L = panjang pipa
= phie (3,14)

Arus proteksi yang dibutuhkan untuk melindungi pipa (IP) adalah :

IP = AP x i

Dimana : IP = Arus proteksi untuk melindungi pipa (ampere)


AP = Luas permukaan yang akan dilindungi (m2)
i = Densitas arus proteksi yang diperlukan (mA / m2)
- 20 mA / m2 untuk pipa tidak dilapisi
- 2 mA / m2 untuk pipa yang dicoating
- 0,5 mA / m2 untuk pipa yang dicoating dan diisolasi

Namun pada saat pengaplikasian di lapangan, kebutuhan arus akan mengalami


penurunan akibat berbagai faktor, seperti resitivitas tanah, nilai tahanan pipa,tahanan
karakteristik pipa, kondisi lingkungan, berat anoda, dan yang lainnya.

II-10
Jobsheet Praktikum Impressed Current
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat
Peralatan-peralatan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu :
1) Simulator Perpipaan
2) Anoda Reference
3) Transformator
4) Recifer
5) Test Box
6) Control Panel

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1 Pengukuran Output dan Input Transformator
1) Menghubungkan Transformator dengan sumber arus.
2) Mengukur potensial input trafo menggunakan AVO meter.
3) Set output Transformator di 220V lalu gunakan AVO meter untuk
mengetahui output sebenarnya.
4) Ualngi dengan variasi set output Transformator pada 200, 10, 160, 140, 120
hingga 100V.

3.2.2 Pengukuran Output Rectifier


1) Menguhubungkan input rectifier dengan output dari Transformator.
2) Set output rectifier pada 1.5V dan ukur tegangan juga arus output dengan
AVO meter.
3) Ulangi dengan variasi output rectifier pada 3 dan 4.5V.

3.2.3 Pengukuran Potensial Proteksi


1) Merangkai Keseluruhan Sistem Impressed Current.
2) Menghubungkan output positif rectifier pada grounbed dan negatif pada pipa.
3) Set output transformator pada 220V dan output rectifier 3V.
4) Mengukur potensial proteksi pipa dengan menggunakan AVO meter di setiap
test box Impressed Current.

3.2.4 Pengukuran Potensial Proteksi akibat Pengaruh Panjang Groundbed yang


Tertancap ke dalam Tanah
1) Lakukan variasi kedalaman penancapan groundbed mulai dari 8, 16, 24, 32,
40 hingga 56 cm.
2) Lakukan pengukuran potensial proteksi menggunakan AVO meter.
3) Catat nilai proteksi pada test box yang terjauh.

II-11
Jobsheet Praktikum Impressed Current
3.2.5 Pengukuran Potensial Proteksi akibat Pengaruh Jarak Groundbed Terhadap
Pipa
1) Merangkai Keseluruhan Sistem Impressed Current.
2) Tancapkan groundbed dengan jarak 108 cm dari pipa.
3) Lakukan pengukuran potensial proteksi menggunakan AVO meter di semua
test box Impressed Current.
4) Ulangi dan variasikan jarak groundbed dari 153, 198 dan 243 cm.

3.2.6 Pengukuran Potensial Proteksi akibat Pengaruh Posisi Groundbed


1) Merangkai Keseluruhan Sistem Impressed Current.
2) Tancapkan groundbed pada empat posisi berbeda.
3) Lakukan pengukuran potensial proteksi menggunakan AVO meter di semua
test box Impressed Current.

3.2.7 Pengukuran Potensial Proteksi akibat Pengaruh Output TR (Transformator-


Rectifier)
➢ Pengaruh Output Transformator dengan posisi groundbed di posisi 1
1) Letakkan Groundbed pada posisi 1 (sekitar pipa 1), set rectifier pada 3V.
2) Variasikan transformator muali dari 220, 200, 180, 160, 140, 120 hingga
100V.
3) Catat nilai potensial proteksi pada masing-masing variasi transformator
dengan AVO meter.

➢ Pengaruh Output Transformator dengan posisi groundbed di posisi 2


1) Letakkan Groundbed pada posisi 2 (sekitar pipa 2), set rectifier pada 3V.
2) Variasikan transformator muali dari 220, 200, 180, 160, 140, 120 hingga
100V.
3) Catat nilai potensial proteksi pada masing-masing variasi transformator
dengan AVO meter.

➢ Pengaruh Output Rectifier dengan posisi groundbed di posisi 1


1) Letakkan Groundbed pada posisi 1 (sekitar pipa 1), set transformator
pada 220V.
2) Variasikan output rectifier muali dari 1.5, 3 hingga 4.5V.
3) Catat nilai potensial proteksi pada masing-masing variasi rectifier
dengan AVO meter.

➢ Pengaruh Output Rectifier dengan posisi groundbed di posisi 1


1) Letakkan Groundbed pada posisi 2 (sekitar pipa 2), set transformator
pada 220V.
2) Variasikan output rectifier muali dari 1.5, 3 hingga 4.5V.
3) Catat nilai potensial proteksi pada masing-masing variasi rectifier dengan
AVO meter.

II-12
Jobsheet Praktikum Impressed Current
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
Buat diagram batang y = potensial (-mV) x= titik pengukuran ( IC 1, IC2, IC3 dan
IC4)

II-13
Jobsheet Praktikum Impressed Current
DAFTAR PUSTAKA

Bushman, James B. 2002. Corrosion and Cathodic Protection. Bushman and Associates, Inc.
Medina. Ohio. USA

Dosen Jurusan Teknik Kimia Politeknik Neegeri Bandung. 2008. Jobsheet Praktikum
Pengendalian Korosi. Jurusan Teknik Kimia .Politeknik Negeri Bandung.

Francis. Cathodic Protection, Europe

Peabody, A.W. 2001. Peabodi’s Control of Pipeline Corrosion Second Edition. NACE
International The Corrosion Society. Houston. Texas

Ngatin, Agustinus. dkk. 2002. Teknik Pengendalian Korosi. Jurusan Teknik Kimia .Politeknik
Negeri Bandung.

http://corrosion-doctors.org/CP/Introduction.htm
http://www.npl.co.uk/upload/pdf/cathodic_protection.pdf
http://www.angelfire.com/ak5/process_control/k_dlm_air_tanah.html
http://id.wikipedia.org/wiki/proteksi_katodik
http://www.its.ac.id/personal/files/material/1542-ssulistijono-mat-eng-
8.Prot%20Katodik%20Arus%20Paksa%20ppt.pdf

http://id.wikipedia.org/wiki/Proteksi_Katodik

http://ilmu-elektronika.co.cc/index.php/arus-bolak-balik-ac/rangkaian-penyearah-
gelombang- rectifier-circuit.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Transformator
http://id.wikipedia.org/wiki/Proteksi_katodik
http://kangiphoel.blogspot.com/2010_02_01_archive.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Groundbed

II-14
Jobsheet Praktikum Impressed Current

Anda mungkin juga menyukai