Anda di halaman 1dari 2

Kader Yang Diharapkan Umat

Oleh: Dimas Budiman Sujatmiko


PK IMM FISHUM UNIMUDA SORONG

Kader seharusnya memiliki jiwa militan dalam Ikatan. Ditanganya dititipkan amanah yang
besar dari umat yang merindukan kejayaan. Pergerakanya berdasarkan cita-cita persyarikatan
Muhammadiyah yang bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah, menegakan amal ma’ruf
nahi munkar dan tajdid. Sehingga terciptanya insan yang bermoralitas dan bermartabat
kemanusiaan, untuk Al-Islam yang sebenar-benarnya hingga hayat meninggalkan raga.

Namun dewasa ini pandangan terhadap figure kader ikatan mulai luntur. Hal ini tercermin
dari banyak kader yang melalaikan sumpah pada saat dimana masa pengkaderan awal/
Bai’ad. Kader seolah berada disudut pandang. Dalam menjalankan amanah yang diemban,
kader kini sering dibayangi berbagai fitnah dunia mulai dari kecil hingga besar.

Kondisi sekarang jauh berbeda dengan masa lalu. Di masa lalu, tindakan kader adalah
cerminan dari kaum intelek yang menjunjung nilai religious dan humanis. Tak heran kader
dahulu sangat dihargai baik dari segi seorang kader maupun dalam dunia mahasiswa.
Bayangkan kader yang militant, tahu di mana dan posisi apa saat dia berada sehingga dapat
menempatkan diri yang pas. Tentunya sangat di dambakan kader IMM sekarang menjadi
kader yang seperti tersebut.

Tetapi apa boleh buat, zaman telah berganti. Dulu kader memiliki citra yang tinggi dimata
masyarakat dan umat, cerminan pribadi yang mulia dan panutan kaum muda. Kini justru
hampir tidak sedikit kader yang ke kiri dan ke kanan sekali. Apabila jalan yang terlalu kekiri
hanya mementingkan diri sendiri dan citranya terhadap dunia, dan ke kanan dengan mudah
mengkafirkan sehingga merasa paling benar dan hebat.

Muhasabah diri merupakan cara untuk meluruskan akidah dan tauhid dari setiap kader. Di
sini komisariat berperan penting dalam pembinaan jati diri kader, paling tidak, awal dimana
lahirnya pengkaderan yang ideal bukan lagi berbicara terkait warisan siapa dan siapa yang
menjadi mentor. Akan tetapi semua harusnya ikut menjadikan diri kader yang memiliki
semangat ber-IMM itu tumbuh sebagaimana seharusnya kader IMM.
Membentuk karakter pada diri setiap kader, idealnya adalah memberikan ruang-ruang kepada
setiap individu agar dapat menumbuhkan karakternya. Tiap-tiap individu memiliki
kesenangan dan minat masing-masing, seperti perkuliahan dengan focus studi yang beragam.
Seharusnya komisariat dapat mewadahi agar setiap individu dapat mengeksplor hal tersebut,
bukan lagi berbicara tentang bagaimana IMM Jaya, namun dibarengi juga dengan kadernya
yang jaya. Dogma yang dibangun adalah setiap individu penting, tidak ada yang paling
nomor wahid dan tidak pula yang direndahkan, agar terciptanya kader militant.

Mengembalikan lagi prospektif seorang kader adalah penting merupakan langkah nyata yang
harus di lakukan semuah komponen komisariat hingga persyarikatan. Dimulai dengan wujud
nyata meyakini bahwa berlomba-lomba dalam kebaikan adalah kunci utama, maka dengan
menjadi kader yang baik adalah syaratnya.

Anda mungkin juga menyukai