Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan kemurahannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul
“Pengujian Hipotesis” , walaupun jauh dari kesempurnaan.

Dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat membantu teman-teman dalam rangka
pemahaman yang lebih seksama dari materi yang disajikan.

Dalam materi ini disajikan secara ringkas hal-hal yang perlu diketahui yang berkaitan
dengan materi pengujian hipotesis. Kami sangat menyadari bahwa apa yang disajikan ini masih
jauh dari kesempurnaan, walaupun kami yakin bahwa materi ini akan sangat bermanfaat bagi
teman-teman guna membantu kelancaran dan kemudahan dalam memahami materi yang
disajikan. Kami senantiasa akan berupaya memperbaiki makalah ini sehingga kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat diharapkan penulis guna penyempurnaan makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.

………..,
………………………….202
2

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipotesis seperti yang kita ketahui yakni dugaan yang mungkin benar, atau mungkin juga
salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika faktor-faktor
membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis, dengan begitu sangat tergantung kepada
hasil-hasil penyelidikan terhadap faktor-faktor yang dikumpulkan. Hipotesis dapat juga
dipandang sebagai konklusi yang sifatnya sangat sementara. Sebagai konklusi sudah tentu
hipotesis tidak dibuat dengan semena-mena, melainkan atas dasar pengetahuan- pengetahuan
tertentu. Pengetahuan ini sebagian dapat diambil dari hasil-hasil serta problematika-problematika
yang timbul dari penyelidikan-penyelidikan yang mendahului, dari renungan-renungan atas dasar
pertimbangan yang masuk akal, ataupun dari hasil-hasil penyelidikan yang dilakukan sendiri.
Secara prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka, karena
hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari
kajian pustaka.
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita jumpai banyak hal yang dapat kita deskripsikan
dalam bentuk data. Informasi data yang diperoleh tentunya harus diolah terlebih dahulu menjadi
sebuah data yang mudah dibaca dan di analisa. Statistika adalah ilmu yang mempelajari cara-cara
pengolahan data.
Untuk memperoleh data-data tersebut, diperlukan adanya suatu penelitian. Penelitian ini
didapatkan melalui berbagai cara, dan juga berbagai langka-langkah pengujian dari para
pengumpul data. Sebelum melakukan penelitian, kita akan menduga-duga terlebih dahulu
terhadap apa yang kita ingin teliti. Pernyataan dugaan atau pernyataan sementara kita ini yang
disebut hipotesis. Banyak sekali macam-macam konsep hipotesis ini, salah satunya jenis
hipotesis. Terkadang dalam penelitian pun banyak sekali permasalahan-permasalahan dan juga
kesalahan dalam melakukan penelitian. Seluruh yang akan dibahas dalam melakukan hipotesis
penelitian akan dibahas dalam makalah ini beserta permasalahan-permasalahan yang terjadi.
Hipotesis seperti yang kita ketahui (statistik), yakni dugaan yang mungkin benar, atau
mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika faktor-faktor
membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis, dengan begitu sangat tergantung kepada
hasil-hasil penyelidikan terhadap faktor-faktor yang dikumpulkan.
Selanjutnya, pengujian hipotesis penelitian secara perhitungan statistik memerlukan
perubahan rumusan hipotesis ke dalam rumusan hipotesis statistik yang mana memasangkan
hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nol (Ho) sehingga dapat memutuskan dengan tegas
menolak atau menerima salah satu dari kedua hipotesis tersebut. Selain itu, Pengujian hipotesis
deskriptif pada dasarnya merupakan proses pengujian generalisasi hasil penelitian yang
didasarkan pada satu sampel. Kesimpulan yang dihasilkan nanti adalah apakah hipotesis yang
diuji itu dapat digeneralisasikan atau tidak. Dalam uji hipotesis satu sampel ini variabel
penelitiannya bersifat mandiri, dan sampelnya satu, oleh karena itu variabel penelitiannya tidak
berbentuk perbandingan ataupun hubungan antar dua variabel atau lebih
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian uji hipotesis?
2. Apa kegunaan pengujian hipotesis?
3. Apa macam-macam pengujian hipotesis?
4. Apa saja karakteristik dan kriteria hipotesis?
5. Bagaimana langkah-langkah dalam pengujian hipotesis?
6. Menjelaskan konsep-konsep pengujian hipotesis
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk:
1. Mengetahui konsep hipotesis dan pengujiannya
2. Mengetahui macam-macam permasalahan dari hipotesis
3. Dapat membedakan arti hipotesis (nol dan alternatif)
4. Mengetahui karakteristik dan kriteria pengujian hipotesis
5. Dapat menerapkan rumus-rumus dan langkah-langkah dalam pengujian hipotesis
6. Mengetahui konsep-konsep pengujian hipotesis
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengujian Hipotesis


Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, Hupo berarti lemah atau kurang atau di bawah,
Thesis berarti teori, proporsi atau pertanyaan yang disajikan sebagai bukti. ”Pernyataan yang
masih lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan atau dugaan yang sifatnya masih sementara.
Hipotesis juga diartikan sebagai pernyataan keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya
menggunakan data/informasi yang dikumpulkan melalui sampel, dan dapat dirumuskan
berdasarkan teori, dugaan, pengalaman pribadi/orang lain, kesan umum, kesimpulan yang masih
sangat sementara.
Hipotesis Statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai keadaan populasi yang
sifatnya masih sementara atau lemah kebenarannya. Hipotesis statistic dapat berbentuk suatu
variable seperti binomial, poisson, dan normal atau nilai dari suatu parameter, seperti rata-rata,
varians, simpangan baku, dan proporsi. Hipotesis statistic harus diuji, karena itu harus berbentu
kuantitas untuk dapat diterima atau ditolak. Hipotesis statistik akan diterima jika hasil pengujian
membenarkan pernyataannya dan akan ditolak jika terjadi penyangkalan dari pernyataannya.
Pengujian Hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan memutuskan
apakah menerima atau menolak hipotesis itu. Dalam pengujian hipotesis, keputusan yang dibuat
mengandung ketidak pastian, artinya keputusan bisa benar atau salah, sehingga menimbulkan
risiko. Pengujian hipotesis merupakan bagian terpenting dari statistic inferensi (statistic induktif),
karena berdasarkan pengujian tersebut, pembuatan keputusan atau pemecahan persoalan sebagai
dasar penelitian lebih lanjut dapat diselesaikan.
B. Kegunaan Pengujian Hipotesis
Fungsi atau kegunaan hipotesis ini dapat membantu sebagai peneliti dalam hal:
 Memberikan batasan penelitian
 Memperkecil jangkauan penelitian. Sehingga tidak melebar kemana-mana
 Membuat penelitian tetap pada jalur penelitian yakni meneliti fakta dan hubungan
variabel
 Memfokuskan penelitian
 Memandu penelitian dalam pengujian dan penyesuaian antar fakta
 Memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan
perluasan pengetahuan dalam suatu bidang
 Memberikan suatu pernyataan hubungan yang lansung dapat diuji dalam
penelitian
 Memberikan arah kepada penelitian
 Memberikan kerangka untuk laporan
C. Macam-Macam Pengujian Hipotesis
Berdasarkan arah atau bentuk formulasinya hipotesisnya, pengujian hipotesis dibedakan
atas tiga jenis sebagai berikut.
1. Pengujian hipotesis dua pihak (two tail test)
Pengujian hipotesis dua pihak adalah pengujian hipotesis dimana hipotesis nol ( H O)
berbunyi “sama dengan”
Dan hipotesis alternatifnya ( H 1) berbunyi “tidak sama dengan” ( H 0=H 1≠)
2. Pengujian hipotesis pihak kiri atau sisi kiri
Pengujian hipotesis pihak kiri adalah pengujian hipotesis dimana hipotesis nol ( H 0)
berbunyi “sama dengan” atau “lebih besar atau sama dengan” dan hipotesis
alternatifnya berbunyi “lebih kecil” atau “lebih kecil atau sama dengan” ( H 0 = atau
H 0 ≥ dan H 1 <¿ atau H 1 ≤ ¿ . Kalimat “lebih kecil atau sama dengan” sinonim dengan
kata “paling sedikit atau paling kecil”.
3. Pengujian hipotesis pihak kanan atau sisi kanan
Pengujian hipotesis pihak kanan adalah pengujian hipotesis dimana hipotesis nol ( H o
) berbunyi “sama dengan” atau “lebih kecil atau sama dengan” dan hipotesis
alternatifnya berbunyi “lebih besar” atau lebih besar atau sama dengan” ( H o = atau
H o ≤ dan H 1 >¿ atau H 1 ≥ ). Kalimat “lebih besar atau sama dengan” sinonim dengan
kata “paling banyak atau paling besar”.
D. Karakteristik dan Kriteria Hipotesis
 karakteristik
Hipotesis yang tidak dinyatakan dengan baik juga akan mengacaukan prosedur penelitian
dan akan menyulitkan untuk diuji validitasnya. Itu sebabnya, hipotesis harus dinyatakan secara
proporsional, baik dan jelas. Berikut adalah karakteristik hipotesis yang baik.
1. Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, spesifik dan logis secara konseptual.
Pernyataan dalam hipotesis harus dibuat sejelas mungkin sehingga tidak
memunculkan adanya penafsiran yang ambigu. Selain itu, hipotesis sebaiknya dibuat
sesederhana mungkin sehingga mudah untuk dipahami orang lain dan memuat alur
pemikiran yang logis, misalnya menggambarkan hubungan sebab akibat yang masuk
akal.
2. Hipotesis menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel, hipotesis harus
menggambarkan tentang hubungan-hubungan antar variabel. Ini berarti bahwa
hipotesis mengandung dua atau lebih variabel-variabel yang dapat diukur. Hipotesis
menggambarkan secara spesifik bagaimana variabel-variabel tersebut berhubungan,
apakah menggambarkan perbedaan, pengaruh/sebab akibat, dan hubungan, hipotesis
yang tidak mempunyai ciri di atas, bukan hipotesis dalam pengertian metode ilmiah
3. Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk pernyataan (deklaratif) dan bukan dalam
bentuk pernyataan. Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan
bukan kalimat tanya. Dengan demikian, hipotesis tidak boleh diawali dengan kata
tanya ataupun diakhiri dengan tanda tanya. Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk
pernyataan yang jelas dan tegas
4. Hipotesis harus dapat diuji. Dalam hal ini hipotesis harus dapat diuji atau diverifikasi
dengan menggunakan teknik atau metode tertentu. Hipotesis yang baik bahkan dapat
menggunakan bentuk pengujian yang akan digunakan oleh si peneliti. Hipotesis yang
baik juga dapat menggambarkan bentuk analisis data yang akan digunakan oleh si
peneliti. Bentuk hipotesis yang terlalu umum akan mengakibatkan kesulitan dalam
pengujiannya.
5. Hipotesis mempunyai kerangka teori. Hipotesis yang diajukan memiliki dasar teori
yang kuat atau mengacu pada konsep teoritis tertentu, sehingga dapat
dikomunikasikan dalam lingkup ilmiah.
6. Hipotesis memiliki daya ramal. Hipotesis yang baik mempunyai tingkat perkiraan
yang tinggi atau memiliki sejumlah fakta yang dapat diperkirakan.
 Kriteria
Suatu hipotesis dianggap baik apabila memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut.
a. Hipotesis harus menyatakan hubungan
Ini berarti bahwa hipotesis merupakan pernyataan dugaan tentang hubungan antar
variabel. Hipotesis mengandung dua atau lebih variabel yang dapat diukur ataupun secara
potensial dapat diukur. Hipotesis menspesifikan bagaimana variabel-variabel tersebut
berhubungan.
b. Hipotesis harus sesuai dengan fakta
Ini berarti bahwa hipotesis harus terang, konsep dan variabel harus jelas. Hipotesis harus
dapat dimengerti dan tidak mengandung hal-hal yang bersifat metafisis.
c. Hipotesis sesuai dengan ilmu, tumbuh dengan ilmu pengetahuan
Ini berarti bahwa hipotesis harus ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan dan berada
dalam bidang penelitian yang sedang dilakukan.
d. Hipotesis harus dapat diuji
Ini berarti hipotesis, baik secara nalar kekuatan dapat memberikan alasan ataupun dengan
menggunakan alat-alat statistik dapat diuji.
e. Hipotesis harus sederhana
Ini berarti hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk spesifik/khas untuk menghindari
terjadinya kesalahpahaman pengertian
f. Hipotesis harus dapat menerapkan fakta
Ini berarti bahwa hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk yang menerangkan hubungan
fakta-fakta yang ada dan dapat dikaitkan dengan teknik pengujian bahwa sebuah
hipotesis penelitian dikatakan baik apabila memiliki ciri-ciri:
1. Jelas secara konseptual
2. Mempunyai rujukan empiris
3. Bersifat spesifik
4. Dapat dihubungkan dengan teknik penelitian yang ada, dan
5. Berkaitan dengan teori
E. Langkah-langkah Pengujian Hipotesis
Uji Hipotesis bertujuan untuk menentukan apakah ada bukti statistik yang cukup untuk
mempercayai hipotesis terhadap suatu parameter. Prosedur atau langkah untuk melakukan
Uji Hipotesis melibatkan pemahaman tentang Significance Level, Statistik Uji, Aturan
Keputusan, dan Critical Value of Z.
1. Memilih Bentuk Alternatif Hipotesis
Bentuk dari Alternatif Hipotesis atau Hypothesis Alternative ada tiga, yakni Upper-tailed
Test, Lower-tailed Test, dan Two-tailed Test.

Seorang ahli statistika harus menentukan bentuk mana yang ia pilih berdasarkan apa yang ia
percaya dari parameter yang sedang dibahas. Misalnya, suatu Hipotesis Null menyatakan
bahwa Mean dari tinggi badan seluruh pemain basket di Indonesia adalah 181 sentimeter.
Ahli statistika bebas ingin mempercayai apakah Mean dari tinggi badan mereka seharusnya
lebih besar, kurang dari, atau bukan 181 sentimeter.

Jika ia mempercayai bahwa tinggi badan seluruh pemain basket seharusnya lebih dari 181
sentimeter sehingga dinyatakan H1:μ>μ0, maka bentuk Alternatif Hipotesis yang dipilih
adalah Upper-tailed Test. Jika ia mempercayai kurang dari 181 sentimeter, yakni H1:μ<μ0,
maka ia memilih Lower-tailed Test. Namun apabila ia mempercayai bahwa nilainya tidak
sama dengan 181, yaitu H1:μ≠μ0, maka bentuk yang ia pilih adalah Two-tailed Test.

Misalnya sang ahli statistika menyatakan bahwa seharusnya Mean dari tinggi badan seluruh
pemain basket di Indonesia, lebih dari 181 sentimeter. Maka dinyatakan H0:μ=191 dan
H1:μ>191.

Menentukan bentuk Alternatif Hipotesis adalah langkah pertama dalam melakukan Uji
Hipotesis. Setelah itu menentukan besarnya α, yaitu Significance Level.
2. Menentukan Significance Level
Significance Level, yaitu kemungkinan atau peluang kesalahan menolak Hipotesis Null yang
ternyata bernilai benar. Berdasarkan contoh kasus skor ujian sebelumnya, Significance Level
menunjukkan kemungkinan dari sang ahli statistika melakukan kesalahan, yaitu ia menolak
Hipotesis Null yang menyatakan Mean tinggi badan sebesar 181 dan kenyataannya tinggi
badan seluruh pemain basket di Indonesia memang benar sebesar itu.

Significance Level disimbolkan dengan alpha α, dan pada umumnya, nilainya sebesar
0.01,0.05, atau 0.1. Seringkali ahli statistika memilih Significance Level sebesar 0.05 karena
mereka beranggapan bahwa saat melakukan Uji Hipotesis nanti, kemungkinannya cukup
besar bahwa nantinya terjadi suatu kesalahan oleh mereka. Hal ini sering dilakukan apabila
sampel yang diobservasi adalah manusia.

Kita asumsikan saja sang ahli statistika memilih Significance Level sebesar 0.05.
3. . Statistik Uji
Setelah menentukan Significance Level, berikutnya memilih Statistik Uji atau Test Statistic,
yaitu suatu nilai yang menyimpulkan informasi sampel. Contoh kasus yang sebelumnya,
yakni skor ujian, bisa diasumsikan berbentuk Distribusi Normal dengan jumlah sampel yang
besar. Oleh karena itu, Statistik Uji yang dipilih adalah Z-Test. Jika menggunakan sampel
yang sedikit, bisa memilih T-Test.
Rumus Z-Test, diperoleh dari nilai Mean dari data sample dikurangi dengan nilai Mean dari
hipotesis, lalu dibagi dengan Standard Error.
−¿
−μ X
¿
Z= S
√n
Pada contoh tinggi badan pemain basket ini, sang ahli statistika memilih 100 orang sebagai
sampel. Oleh karena itu, Uji Statistik yang sesuai adalah Z-Test.
4. Mengatur Aturan Keputusan
Kemudian kita menentukan Aturan Keputusan, yakni suatu pernyataan yang menunjukkan
keadaan untuk menolak Hipotesis Null. Misalnya, Hipotesis Null ditolak jika nilai Z≥1.645.
Aturan Keputusan ditentukan berdasarkan nilai tertentu dari Statistik Uji.
Jika bentuk Alternatif Hipotesis adalah Upper-tailed Test, maka Aturan Keputusannya
adalah menolak Hipotesis Null jika Z-Test lebih besar dari statistik di Hipotesis Null. Pada
Lower-tailed Test, Aturan Keputusan menolak Hipotesis Null jika Z-Test kurang dari
statistik di Hipotesis Null. Sedangkan di Two-tailed Test, Aturan Keputusan menyatakan
menolak Hipotesis Null saat Z-Test lebih besar atau kurang dari statistik di Hipotesis Null.

Jika Statistik Uji mengikuti Distribusi Normal, maka Aturan Keputusan akan mengikuti
Distribusi Normal Baku. Sedangkan jika Statistik Uji mengikuti Distribusi T, maka Aturan
Keputusan juga mengikuti Distribusi T.

Aturan Keputusan mendefinisikan Rejection Region, yakni suatu area di dalam distribusi
yang menunjukkan Alternatif Hipotesis bernilai benar. Bentuk Rejection Region untuk
setiap bentuk Alternatif Hipotesis berbeda-beda. Besarnya Rejection Region juga
bergantung pada Significance Level dan Z-Test.
5. Menghitung Statistik Uji
Pada langkah ini, lakukan perhitungan statistik uji dengan subtitusi data sampel yang
diobservasi ke dalam statistik uji
Hasil observasi dari tinggi badan pemain basket di Indonesia menunjukkan nilai Mean
data sampel sebesar 195,3 dengan standar deviasi 25.6 dari banyaknya 100 sample
adalah sebagai berikut
−¿
−μX 195.3−191
¿
Z= S = 25.6 = 2.38
√n √100
6. Mengambil Kesimpulan
Kesimpulan diperoleh dengan membandingkan hasil Statistik Uji dengan Aturan
Keputusan. Kesimpulan hanya ada satu diantara dua, yakni menolak Hipotesis Null atau
tidak menolak Hipotesis Null.

Sang ahli statistika menolak H0 karena 2.38≥1.645. Selain itu, ia juga telah
menunjukkan bahwa Mean dari tinggi badan seluruh pemain basket di Indonesia lebih
dari 191 sentimeter.
F. Konsep-Konsep Pengujian Hipotesis
Menurut Kerlinger (1973:18) dan Tuckman (1982:5) mengartikan hipotesis adalah sebagai
dugaan terhadap hubungan antara dua variable atau lebih. Selanjutnya Sudjana (1992:219)
mengartikan hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk
menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya. Atas dasar dua
definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan
sementara yang harus di uji lagi kebenarannya.
Hipotesis penelitian adalah hipotesis kerja (Hipotesis Alternatif Ha atau H 1) yaitu hipotesis
yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan dengan menggunakan teori-teori yang ada
hubungannya (relevan) dengan masalah penelitian dan belum berdasarkan fakta serta
dukungan data yang nyata dilapangan. Hipotesis alternatif (Ha) dirumuskan dengan kalimat
positif. Hipotesis nol adalah pernyataan tidak adanya hubungan, pengaruh, atau perbedaan
antara parameter dengan statistik. Hipotesis Nol (Ho) dirumuskan dengan kalimat negatif.
Nilai hipotesis Nol(Ho) harus menyatakan dengan pasti nilai parameter.
Hipotesis Nol ( H o ) harus menyatakan dengan pasti nilai parameter.
H o → ditulis dalam bentuk persamaan
Sedangkan Nilai Hipotesis Alternatif (Ha) dapat memiliki beberapa kemungkinan.
H 1 → ditulis dalam bentuk pertidaksamaan ( ¿ ; ¿ ; ≠ )

Anda mungkin juga menyukai