Anda di halaman 1dari 10

PERAN ILMU KIMIA DALAM

PENGOLAHAN HASIL HUTAN INDONESIA

Disusun oleh :

Nama : Andhika Dimas Yudistira

NIM : 22546

Kelas : SKR

Dosen pengampu : Mohammad Prasantio Bimantio,


S.T.,M.Eng

JURUSAN KONSERVASI DAN RESTORASI

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN STIPER

YOGYAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Peran Ilmu Kimia Dalam Pengolahan Hasil Hutan Indonesia” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dosen
Mohammad Prasanto Bimantio,S.T,.M.Eng pada mata kuliah kimia. Dan juga makalah
ini bertujuan untuk menambah wawasan dan ilmu tentang “Peran Ilmu Kimia Dalam
Pengolahan Hutan Indonesia” bagi saya sebagai penulis dan para pembaca.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen Mohammad Prasanto


Bimantio,S.T,.M.Eng selaku dosen mata kuliah kimia yang telah memberikan tugas ini
sehingga saya dapat menambah ilmu dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
saya pelajari.

Saya berterima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Apabila terdapat kesalahan didalam makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 30 Desember 2021

Penulis
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah

Masalah yang penulis akan bahas dalam makalah ini adalah proses pembuatan
kertas. Kita semua tentu sering menggunakan kertas untuk berbagai kepentingan,  baik
untuk menulis, membaca, atau untuk membungkus gorengan barangkali. Kertas yang
sering kita gunakan itu biasanya terbuat dari kayu yang diolah dengan teknologi modern
sehingga sampai ke tangan kita. Penggunaan kertas di dunia saat ini telah mencapai
angka yang sangat tinggi. Menyikapi hal ini pemerintah berencana menjadi  produsen
pulp dan kertas terbesar dunia.

Permasalahannya adalah, produsen pulp dan kertas di tanah air pada umumnya
menggunakan kayu hutan sebagai bahan baku. Simajuntak (1994) mengemukakan 90%
pulp dan kertas yang dihasilkan menggunakan bahan baku kayu sebagai sumber bahan
berserat selulosa. Dapat diprediksikan bahwa akan terjadi eksploitasi hutan secara
besar-besaran apabila kelak Indonesia menjadi produsen pulp terbesar di dunia.
Terganggunya kestabilan lingkungan menjadi dampak yang perlu mendapat perhatian
khusus. Untuk mengatasi hal ini pemerintah harus mencari alternatif penggunaan kayu
hutan sebagai bahan  baku pembuat pulp dan kertas.

Pulp diproduksi dari bahan baku yang mengandung selulosa. Baskoro (1986)
mengatakan bahwa ampas tebu (bagase), limbah dari batang tebu setelah dilakukan
pengempaan dan pemerasan, secara umum mempunyai sifat serat yang hampir sama
dengan sifat serat kayu daun lebar. Berdasarkan pustaka (Paturau, 1982), komponen
utama ampas tebu terdiri dari serat sekitar 43-52%, dan padatan terlarut 2-3%. Panjang
serat 1,43 mm dan nisbah antara panjang serat dangan diameter 138,43 (Baskoro,1986).
Lampung memiliki pabrik pengolahan tebu menjadi gula yang menghasilkan ampas
tebu (bagase) sebagai limbah pengolahan, tetapi menurut  pengamatan bagase yang
dihasilkan belum dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga keberadaannya yang
menggunung menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan. Proses pembuatan pulp pada
umumnya menggunakan proses kimia, yaitu  proses soda, sulfat (kraft), sulfit, dan
organosolv.

2. Tujuan Penelitian

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan kertas,
dan menambah ilmu serta wawasan tentang studi kimia didalam proses pembuatan
kertas.
PEMBAHASAN
 1. Sejarah Kertas
Tercatat dalam sejarah adalah peradaban Cina yang menyumbangkan kertas bagi
Dunia. Adalah Tsai Lun yang menemukan kertas dari bahan bambu yang mudah didapat
di seantero China pada tahun 101 Masehi. Penemuan ini akhirnya menyebar ke Jepang
dan Korea seiring menyebarnya bangsa-bangsa China ke timur dan berkembangnya
peradaban di kawasan itu meskipun pada awalnya cara pembuatan kertas merupakan hal
yang sangat rahasia.
Di tahun 1799, seorang Prancis bernama Nicholas Louis Robert menemukan
proses untuk membuat lembaran-lembaran kertas dalam satu wire screen yang bergerak,
dengan melalui perbaikan-perbaikan alat ini kini dikenal sebagai mesin Fourdrinier.
Penemuan mesin silinder oleh John Dickinson di tahun 1809 telah menyebabkan
meningkatnya penggunaan mesin Fourdrinier dalam pembuatan kertas-kertas tipis.
Tahun 1826, steam cylinder untuk pertama kalinya digunakan dalam pengeringan dan
pada tahun 1927 Amerika Serikat mulai menggunakan mesin Fourdrinier.
Peningkatan produksi oleh mesin Fourdrinier dan mesin silinder telah
menyebabkan meningkatnya kebutuhan bahan baku kain bekas yang makin lama makin
berkurang. Tahun 1814, Friedrich Gottlob Keller menemukan proses mekanik
pembuatan pulp dari kayu, tapi kualitas kertas yang dihasilkan masih rendah. Sekitar
tahun 1853-1854, Charles Watt dan Hugh Burgess mengembangkan pembuatan kertas
dengan menggunakan proses soda. Tahun 1857, seorang kimiawan dari Amerika
bernama Benjamin Chew Tilghman mendapatkan British Patent untuk proses sulfit.
Pulp yang dihasilkan dari proses sulfit ini bagus dan siap diputihkan. Proses kraft
dihasilkan dari eksperimen dasar oleh Carl Dahl pada tahun 1884 di Danzig. Proses ini
biasa disebut proses sulfat, karena Na2SO4 digunakan sebagai make-up kimia untuk sisa
larutan pemasak.

2. Proses Pembuatan Bubur Kertas (Pulping)


Pada dasarnya proses pembuatan pulp (bubur kertas) terintegrasi dengan
pembuatan kertas mekipun ada yang dilakukan dari pabrik yang berbeda. Pulp bisa
diperoleh dari kayu yang mengandung senyawa-senyawa yang terdiri dari selulosa,
hemisellulosa, lignin, dan zat ekstraktif. Tujuan utama pembuatan pulp kayu adalah
untuk melepaskan serat-serat dari komponen lain yang terkandung dalam pulp tersebut.
Pelepasan serat-serat ini dapat dikerjakan baik secara mekanik maupun secara kimia.
Dalam pembuatan pulp dengan proses kraft (sulfat) digunakan white liquor (lindi putih)
sebagai cairan pemasak. White liquor adalah larutan yang bersifat basa yang terdiri dari
NaOH dan Na2S. Derajat keasaman (pH) dari larutan yang tidak berwarna ini berkisar
antara 13,5-14. Senyawa kimia aktif dalam white liquor adalah NaOH dan Na2S yang
dinyatakan sebagai Na2O.
Produksi pulp secara komersial meiliki metode pelunakkan lignin dengan cara
memanfaatkan perbedaan sifat fisik dan kimia antara selulosa dengan lignin untuk
memperoleh fiber. Pelunakkannya terjadi sampai memiliki derajat lebih besar atau lebih
kecil pada berbagai langkah yang dilakukan selama proses. Proses pulping atau
pembuatan bubur kertas dapat diuraikan menjadi 9 bagian atau tahapan, sebagai berikut:
1). Woodyard
Merupakan tahap penerimaan dan menyimpan kayu gelondongan yang
selanjutnya dilakukan proses pengkulitan, pemotongan kecil-kecil &
penyaringan potongan kayu.

2). Barker
Merupakan proses penghilangan kulit kayu dimana glondongan kayu
dimasukkan dalam "debarking drums", gelondongan silinder berputar
mengakibatkan gelondongan kayu ikut berputar dan bergesekan satu dengan
yang lain melucuti kulit kayunya.

3). Chipper
Merupakan proses pemotong gelondongan kayu menjadi ukuran kecil yaitu
kurang dari 2 cm dan setipis 1/2 cm dengan menggunakan mesin.

4). Screen
Merupakan filter penyaring untuk memisahkan potongan kayu yang lebih
besar dari target ukurannya, dan menghilangkan debu hasil potong yang tidak
perlu.

5). Digester
Merupakan proses pengukusan Potongan kayu yang yang dimasak dengan
suhu dan tekanan yang tinggi dalam suatu larutan kimia penghancur. Larutan
dan proses masak ini akan melembutkan dan akhirnya memisahkan serat kayu
yang diinginkan dari "lignin" yaitu unsur kayu semacam lem yang menahan
serat kayu bersatu.

6). Chemical Recovery and Regeneration


Merupakan proses memasak Bahan kimia buangan dari proses memasak
sebelumnya atau biasa disebut dengan proses proses sampingan kimia
inorganik.

7). Blow Tank


Merupakan proses penyajian pulp atau bubur kertas yang telah jadi, dimana
serat kayunya sudah terpisah satu sama lain

8). Washing
Pada tahap ini akan membersihkan sisa-sisa larutan kimia dan ligin yang
masih tertinggal, yang nantinya akan dikembalikan keproses tahap ke 6 yaitu
chemical recovery process. Bubur kertas yang dihasilkan merupakan bubur
kertas alami yaitu berwarna coklat dan pada umunya digunakan untuk
membuat kertas kantong dan corrugated box yang coklat.

9). Bleaching
Proses ini merupakan tahap pemutihan bubur kertas dengan menggunakan zat
kimia pemutih atau bleach, yang tujuan khususnya adalah untuk membuat
kertas cetak atau kertas budaya. Jadi proses pemutihan sangat relatif
tergantung pada jenis kertas yang akan dibuat.

Pada mekanisme ini proses kimia mulai dilibatkan pada tahap digester, adapun proses
yang berlangsung pada umumnya dapat dibagi kedalam dua metode yaitu :
 Metoda proses basa
Pada metode ini, proses yang terjadi dibagi kedalam dua jenis sesuai dengan
bahan yang digunakan dalam pemasak yaitu :
- Proses soda yang memanfaatkan bahan kimia NaOH 7%.
- Proses sulfat yang memanfaatkan bahan kimia NaOH, Na2S dan Na2CO3
Pemasakan ini berguna untuk memisahkan selulosa dari zat-zat yang lain.
Reaksi pada proses ini pada dasarnya sangat rumit, tetapi dapat disederhanakan
sebagai berikut:
Larutan pemasak
Kayu ———————————> pulp (selulosa) + senyawa-senyawa alkohol
+ senyawa-senyawa asam + merkaptan + zat-zat pengotor lainnya.

Kemudian campuran yang selesai dimasak tersebut dimasukkan ke dalam mesin


pemisah pulp dan disaring. Pulp kasar dapat digunakan untuk membuat karton
dan pulp halus yang warnanya masih coklat harus dikelantang
(diputihkan/dipucatkan). Pemucatan dilakukan dengan menggunakan Kaporit
atau Natrium hipoklorit. Perlu diperhatikan bahwa, bahan-bahan kimia yang
sudah terpakai tidak dibuang, tetapi diolah kembali untuk dipakai lagi. Hal ini
berarti menghemat biaya dan mencegah pencemaran lingkungan

 Proses Asam
Secara garis besar, proses sulfit dilakukan melalui tahap-tahap yang sama
dengan proses basa. tetapi larutan yang digunakan adalah:

SO2, Ca(HSO3)2 dan Mg(HS03)2

3. Proses Pembuatan Kertas Pulp


Saat ini, sampai 97% kertas dunia dan board diproduksi dari pulp kayu, dan 85%
pulp kayu ini berasal dari cemara, firs, dan pinuskonifer dan tumbuhan berdaun jarum
lainnya Dinding kayu dari kayu-kayu lunak yang lebih banyak digunakan dalam
produksi pulp memiliki 40-45% berat sellulosa, 15-25% berat hemiselulosa dan 26-30%
berat lignin. Maksud dari proses produksi pulp adalah memisahkan serat kayu tanpa
merusaknya sehingga dapat dibuat menjadi lembaran kertas. Komponen lignin dalam
kayu harus dilunakkan dan dilarutkan ke dalam fiber kayu itu sendiri.
Proses Pembuatan kertas Pulp akan dilewatkan pada berbagai unit proses dan
operasi, diolah secara kimia maupun mekanik, ditambahkan berbagai zat additive
kemudian masuk ke dalam mesing pembuat kertas khusus. Secara sederhana proses
pembuatan lembaran kertas dapat diuraikan menjadi 6 bagian atau tahapan, sebagai
berikut:
1). Pemurnian
Pada tahap ini pulp dilewatkan pada plat yang berputar pada alat pemurnian
yang berbentuk disk. Pada proses mekanis ini terjadi penguraian serat pada
dinding selnya, sehingga serat menjadi lebih lentur. Tingkat pemurnian
pada proses ini mempengaruhi kualitas kertas yang dihasilkan.

2). Pembentukan (Sizing dan Pewarnaan)


Selanjutnya, proses dilanjutkan dengan proses sizing dan pewarnaan
dengan tujuan untuk menghasilkan spesifikasi kertas yang diinginkan.
Sizing dilakukan untuk meningkatkan kehalusan permukaan kertas; pada
saat pewarnaan ditambahkan pigmen, pewarna dan bahan pengisi. Proses
dilanjutkan dengan pembentukan lembaran kertas yang dimulai pada
headbox, dimana serat basah ditebarkan pada saringan berjalan.

3). Pengepresan
Prose ini dilakukan untuk mendapatkan lembaran kertas kering, yang
diperoleh dengan cara mengepres lembaran diantara silinder pada calendar
stack.
4). Pengeringan
Merupakan prose penghilangan sebagian besar air yang terkandung didalam
lembaran kertas, dikeringkan dengan melewatkan lembaran pada silinder
yang berpemanas uap air.

5). Calender  Stack


Merupakan tahap akhir dari proses pembuatan kertas dilakukan pada
calendar Stack, yang terdiri dari beberapa pasangan silinder dengan jarak
tertentu untuk mengontol ketebalan dan kehalusan hasil akhir kertas.

6). Pope Reel


Bagian ini merupakan tahap akhir dari proses pembuatan kertas yaitu
pemotongan kertas dari gulungannya. Pada bagian ini, kertas yang
digulung dalam gulungan besar, dibelah pada ketebalan yang diinginkan,
dipotong menjadi lembaran, dirapikan kemudian dikemas.
PENUTUP
1. Kesimpulan
a) Proses Pembuatan Bubur Kertas (Pulping) dilakukan melalui beberapa tahap
yaitu : Woodyard  Barker  Chipper  Screen Digester  Chemical
Recovery and Regeneration  Blow Tank Washing  Bleaching.
b) Proses pembuatan kertas yang berasal dari pulp dilakukan melalui beberapa
tahapan yaitu : Pemurnian  Pembentukan (Sizing dan Pewarnaan) 
Pengepresan  Pengeringan  Calender Stack  Pope Reel.

2. Saran
Menurut pendapat saya karena kertas dan board pada umunya terbuat dari bahan
baku pulp kayu, oleh sebab itu diharapkan penggunaan kertas dapat dilakukan dengan
bijak, hal ini dapat ditempuh melaui jalan daur ulang kertas maupun dengan pembatasan
lahan kayu bagi bahan baku pulp, sebab keberadaan industri pulp juga menggeser lahan
hutan yang merupakan tempat hidup bagi flora dan fauna.
DAFTAR PUSTAKA

Batubara, R. 2002. Kayu dalam Kehidupan Manusia. Jurnal Ilmu Kehutanan Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara 

Erwinsyah,. Sugesty, S,. Hidayat. 2012. Aplikasi Enzim Lipase pada Pulp Tandan
Kosong Sawit untuk Kertas Cetak, Moulding dan Media Tanam Kecambah
Kelapa Sawit. Prosiding INSINAS 2012.

Move Indonesia. 2007. Menjaga Alam Dengan Kertas Daur Ulang Kertas Dalam
Kehidupan Manusia. Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) :
Mojokerto.

P.T.Pindo Deli Pulp & Paper Mills. Studi Kasus Perusahaan.
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=pt.%C2%A0pindo%C2%A0deli
%3A%C2%A0studi%C2%A0kasus%C2%A0perusahaan
%C2%A0&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CCcQFjAA&url=http%3A
%2F%2Fwww.energyefficiencyasia.org%2Fdocs%2Fcasestudies
%2Flanguages%2FIndo%2FCase%2520studies%2520Indo%2FIndonesia
%2520Bahasa%2FPindo%2520Deli%2520-%2520Company%2520case
%2520study%2520(Bahasa
%2520Indonesia).pdf&ei=rpCaUZ3cDMiCrgePwoGwCA&usg=AFQjCNH9v
eaNza_l1uQ7SQ2xtDHyOlNXEg&bvm=bv.46751780,d.bmk

Anda mungkin juga menyukai