PEKERJAAN
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D
INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
TAHUN ANGGARAN 2022 - 2023
2
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
DAFTAR ISI
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
i
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
ii
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
7.4. Bahan-Bahan.................................................................................. 34
7.5. Pelaksanaan Pekerjaan….............................................................. 34
iii
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
iv
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
v
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
vii
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
viii
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
PERSYARATAN TEKNIS
1.3. Lingkup Pekerjaan Perencanaan Teknis ini terdiri dari beberapa item pekerjaan
yaitu :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Struktur
c. Pekerjaan Arsitektur
d. Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing
e. Pekerjaan Site Development/Lanscape
1.4. Pekerjaan tersebut harus selesai tepat waktu, dengan kualitas yang memnuhi
ketentuan sebagaimana disyaratkan dalam Surat Perjanjian Kontraktoran, dan
Pelaksanaannya harus dilaksanakan berdasarkan :
a. Rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan/RKS dan Spesifikasi Teknis.
b. Gambar-gambar perencanaan dan detail.
c. Berita Acara penjelasan pekerjaan/Aanwijzing dan penjelasan tambahan
lainnya.
d. Petunjuk konsultan MK/Konsultan Perencana.
e. Peraturan-peraturan umum lainnya yang berlaku.
1
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
c. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk struktur gedung SK SNI 1726-
2019
d. Sistem Plumbing pada bangunan gedung, SNI 8153-2015
e. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2020
f. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2020-bagian 5-510 : Pemilihan dan
pemasangan peralatan listrik-Peralatan Listrik
g. Sistem Proteksi Petir pada bangunan Gedung, SNI 03-7015-2004 atau terbaru
dan kebutuhan system penangkal petir (SPP) bangunan mengacu pada standar
IEC (International Electrotechnical Commission)
h. Tata cara perencanaan struktur baja untuk Gedung.
SNI 1729-2020 : Spesifikasi Untuk Gedung Baja Struktural
SNI 7869-2015 : Ketentuan Seismik Untuk Struktur Baja Bangunan Gedung
SNI 7972-2013 : Sambungan Terprakualifikasi Untuk Rangka Momen Khusus
dan Menengah Baja pada Aplikasi Seismik.
i. Sistem Proteksi Petir Pada Bangunan, SNI 03-7015-2004
j. Tata cara Perencanaan Proteksi Bangunan dan Peralatan Terhadap Sambaran
Petir, SNI 03-6652-2002
k. Spesifikasi Bahan Bangunan
- Peraturan Cement Portland Indonesia, SNI 2049-2015
- Spesifikasi Bahan Bangunan bagian a (bahan bangunan bukan logam),
SNI 03-6861.1-2002
- Spesifikasi agregat beton (ASTM C33/C33M-13, IDT), SNI 8321-2016
- Spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan plesteran dengan
bahan dasar semen, SNI 03-6820-2002
- Spesifikasi bata ringan untuk pasangan dinding SNI 8640-2018
- Spesifikasi beton struktural, SNI 6880-2016
- Ubin keramik definisi, klasifikasi, karakteristik dan penandaan, SNI ISO
13006:2010
l. Untuk bahan dan pekerjaan yang belum termasuk dalam standar tersebut,
maupun standar nasional lainnya, maka diberlakukan standar internasional
atau persyaratan teknis dari pabrik atau produsen yang bersangkutan.
m. Dan lain-lain yang secara nyata termasuk didalam dokumen atau gambar,
RKS, Spesifikasi Teknis, Berita Acara Penjelasan Pekerjaan atau Aanwijzing
dan ketentuan-ketentuan lainnya.
2
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
tersebut dari lapangan (tempat pekerjaan) selambat-lambatnya 2x24 jam sejak
ditolaknya bahan tersebut.
d. Tidak diperkenankan menggunakan bahan-bahan yang telah di tolak oleh
konsultan MK/Konsultan perencana, apabila ternyata kontraktor tetap
menggunakan bahan-bahan tersebut dengan biaya dibebankan kepada
kontraktor.
e. Untuk setiap perselisihan kualitas bahan bangunan yang digunakan antara
Direksi dengan Kontraktor. Kontraktor diwajibkan memeriksa kualitas-kualitas
bahan itu ke Lembaga Penelitian Bahan Bangunan di Balikpapan, atau
ditempat lain yang disetujui oleh konsultan MK/Konsultan perencana, dengan
biaya ditanggung oleh Kontraktor dalam jangka waktu 2x24 jam sejak timbul
perselisihan, sebelum diperoleh hasil pemeriksaan tersebut, Kontraktor tidak
diperkenankan menggunakan bahan bangunan tersebut didalam
pekerjaannya.
3
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
▪ Sebagai kelengkapannya dibuat berita acara atas gambar terbangun
tersebut.
2.8. LAPORAN-LAPORAN
a. Kontraktor wajib menyediakan 2 (dua) buah buku besar yang digunakan untuk
:
- Mencatat semua instruksi/catatan Direksi yang diberikan oleh
Direksi/Pengawas kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang selanjutnya
disebut “Buku Direksi”.
- Buku untuk mencatat tamu/owner/wakil owner yang dating ke lokasi
pekerjaan selama masa pelaksanaan yang selanjutnya disebut “Buku
Tamu”.
- Kedua buku tersebut harus ditandatangani Bersama-sama oleh Kontraktor
dan Pengawas Lapangan. Pada serah terima pekerjaan
selesai/penyerahan pertama kalinya. Buku-buku tersebut harus
diserahkan kepada direksi.
b. Kontraktor harus membuat laporan harian. Laporan harian dibuat/disi setiap
hari untuk mencatat hal-hal sebagai berikut :
- Jumlah dan kualifikasi tenaga kerja pekerja pada hari itu serta tenaga
personalia dari Kontraktor sendiri.
- Catatan bahan meliputi : bahan yang datang, bahan yang ditolak dan
bahan yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan, baik jenis maupun
jumlahnya.
- Jenis kegiatan bagian konstruksi yang dilaksanakan pada hari tersebut
dan besarnya kuantiatas pekerjaan yang diselesaikannya.
- Hasil fisik pekerjaan yang dicapai.
- Jumlah alat baik yang dioperasikan dan lamanya operasi alat yang
bersangkutan.
- Keadaan cuaca (hujan, banjir, ramalan pasang surut dan lain-lain).
- Hambatan/kendala yang ada.
c. Pencatatan buku harian dilakukan oleh Kontraktor dan diperiksa/diketahui
kebenarannya oleh pengawas Pekerjaan/Direksi.
d. Disamping membuat laporan harian, Kontrakor wajib membuat laporan
mingguan dan laporan bulanan dalam rangkap 4 (empat) yaitu :
- 1 (satu) berkas untuk Pemimpin Proyek.
- 1 (satu) berkas untuk Pimpinan Sub. Proyek yang bersangkutan.
- 1 (satu) berkas untuk arsip Kontraktor.
- 1 (satu) berkas untuk Pengawas Lapangan.
Laporan dimaksud didasarkan pada buku harian pelaksana. Laporan
mingguan dan laporan bulanan harus ditandatangani oleh Kontraktor dan
5
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
Direksi. Laporan bulanan yang dilampiri laporan mingguan diserahkan
selambat-lambatnya pada 5 bulan berikutnya.
6
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
f. Kontraktor harus mengambil Tindakan-tindakan pencegahan yang perlu dan
berusaha dengan sebaik-baiknya untuk menjaga jangan sampai timbul
kerusakan atau pelanggaran hukum, oleh aqtau diantara para pekerja atau
Sub-Kontraktor dan memelihara keamanan, melindungi para penghuni dan
barang milik disekitar tempat pekerjaan. Berdasarkan ketentuan-ketentuan
yang berlaku dalm bidang pemeliharaan Kesehatan pekerja, Kontraktor harus
bertindak sesuai dengan semua peraturan-peraturan dan hukum-hukum yang
berlaku, peraturan pemerintahan setempat yang berkaitan dengan tenaga
kerja yang melaksanakan pekerjaan.
g. Kontraktor harus menyediakan helm pengaman untuk semua pegawainya
yang bertugas, tenaga kerja dan juga pengawas pemberi tugas, dan itu menjadi
tanggung jawab kontraktor untuk menyakini bahwa peraturan-peraturan
keselamatan, termasuk memakai alat pengaman laninya yang diperlukan.
h. Kontraktor harus mengesahkan adanya cukup penjagaan ditempat pekerjaan
untuk menghindari terjadinya pencurian-pencurian terutama pad waktu orang-
orang yang bekerja. Kontraktor harus memelihara Gudang-gudang, ruangan-
ruangan untuk menyimpan bahan-bahan dan alat-alat serta pintu-pintunya
yang jika dipandang perlu diperkuat diperbaiki/dipasang kunci. Untuk para
penjaganya, Kontraktor dapat mendirikan suatu tempat kediaman atas biaya
Kontraktor, dengan perjanjian bahwa tempat tersebut dapat harus dibongkar
setelah selesai pekerjaan. Penjaga keamanan harus mendaftarkan diri kepada
kantor seksi polisi terdekat.
i. Kontraktor harus menjaga dan merawat semua harta benda milik orang lain
atau pihak ke tiga disekitar lokasi pekerjaan.
j. Untuk kepentingan pengamanan dalam halaman kerja Kontraktor, harus
diadakan penerangan-penerangan lampu pada tempat-tempat tertentu atas
biaya Kontraktor.
k. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan-bahan yang disimpan
di dalam halaman pekerjaan baik terhadap bahaya pencurian maupun bahaya
kebakaran, dan kerusakan yang disebabkan kurang sempurnanya
pengamanan. Kontraktor diharuskan menyediakan tabung-tabung kebakaran
di los kerja dan tempat-tempat yang mudah terjadinnya bahaya kebakaran.
l. Kontraktor selama pelaksanaan harus menyediakan kotak obat-obatan
lengkap dengan isinya untuk pertolongan pertama pada kecelakaan.
m. Kontraktor harus menempatkan petugas keamanan untuk menjaga keamanan
proyek baik barang-barang milik proyek, Kontraktor, maupun
Direksi/Pengawas Lapangan.
2.11. LAIN-LAIN
Kontraktor diwajibkan dan bertanggung jawab dalam hal sebagai berikut :
a. Kontraktor menyiapkan dan mengumpulkan dokumen yang berkaitan dengan
SLF (Sertifikat Laik Fungsi) dan bangunan Gedung hijau.
b. Kontraktor harus menyajikan rencana QA-QC untuk seluruh pekerjaan yang
menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-rekaman, dan personil yang
digunakan untuk memastikan dan mengontrol kualitas pekerjaan.
c. Menyajikan dan membuat konsep Pemeliharaan Gedung.
d. Menyajikan dan membuat Standar Operasional Prosedur (SOP).
7
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
1.1. Pekerjaan pembuatan papan nama adalah pada lokasi/lapangan pekerjaan dengan
menuliskan data pekerjaan yaitu program, kegiatan, pekerjaan, volume, lokasi,
sumber dana, tahun anggaran, biaya dan nama perusahaan sebagai pelaksana
pekerjaan yang dimaksud.
1.3. Bentuk, isi dan ukuran papan ditentukan Direksi dan disetujui Direksi. Pemasangan
dimulai sejak kegiatan akan dilaksanakan dan dilepas Kembali setelah disetujui
Direksi.
2.1. Bila dalam pelaksanaan pekerjaan dalam batas rencana terdapat bangunan
instalasi lainnya, Kontraktor tidak diperkenankan membongkar/memindahkan
tanpa persetujuan tertulis dari Direksi.
2.2. Lokasi proyek adalah pada lahan yang sudah diberikan oleh pemberi tugas yaitu
pada Bangunan Gedung C dan Gedung D. “Bangunan Gedung C” sudah terbangun
sampai dengan lantai 1 dan balok serta plat lantai 2, selanjutnya dimulai
pembangunan dari kolom lantai 2 keatas. Sedangkan untuk “Bangunan Gedung D”
bangunan yang sudah ada pada pembangunan tahap pertama adalah pondasi,
poer, dan sloof, selanjutnya dimulai dari kolom lantai 1 dan plat lantai 1. Halaman
proyek akan diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana keadaannya waktu Rapat
Penjelasan. Kontraktor hendaknya mengadakan penelitian dengan seksama
mengenai keadaan tanah halaman proyek tersebut.
2.4. Apabila pekerjaan konstruksi telah selesai menurut Direksi Teknis dan Konsultan
Pengawas, maka Kontraktor berkewajiban membersihkan sisa material yang tidak
terpakai dari lokasi Kegiatan/Proyek.
3.2. Kontraktor dalam melakukan pengukuran harus melakukan pematokan (stake out).
Kontraktor harus melakukan pematokan untuk menetapkan Kembali batas-batas
tanah, batas dan peil rencana terhadap Gedung eksisting serta as dan peil rencana
jalan (Row).
8
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
3.5. Kontraktor wajib membuat bouwplank dan pato-patok pembantu sebagai pedoman
pelaksanaan pekerjaan untuk menjamin ketelitian bentuk, posisi, arah elevasi dan
lain-lain dan pengukurannya harus dilaksanakan dengan Theodolite/Waterpass
yang telah disetujui oleh Pengawas/Direksi.
3.7. Segala biaya yang timbul akibat pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam harga
satuan pekerjaan.
4.1. Semua bouwplank menggunakan kayu kruing terentang diserut rata dan terpasang
waterpass dengan peil ±0.00 (mengacu Gedung eksisting yang sudah ada) setiap
jarak 2 meter papan bouwplank diperkuat dengan patok kayu berukuran 5/7cm.
pada papan bouwplank dicatat sumbu-sumbu dinding, dengan cat yang tidak luntur
oleh pengaruh iklim atau diberi tanda-tanda yang jelas.
4.2. Jarak papan minimal 2,5m dari garis bangunan terluar untuk mencegah
kelongsoran terhadap galian tanah pondasi.
4.3. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpass) dan tegak lurus. Pengukuran
harus memakai alat ukur yang disetujui Pengawas Lapangan.
4.4. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian ±0.00 (mengacu Gedung eksisting yang
sudah ada) dan as kolom/dinding. Letak dan ketinggian permukaan bouwplank
harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah selama pekerjaan berlangsung.
5.1. Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapan, los kerja, Gudang dan
halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan sesuai kontrak. Kontraktor harus juga menyediakan untuk
9
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
pekerja/buruhnya fasilitas sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai
untuk mandi dan buang air.
5.2. Material dan peralatan yang digunakan harus tersimpan secara aman dan baik,
bebas dari air dan pengaruh cuaca lainnya. Kontraktor wajib membuat gudang
dengan ukuran yang memadai, memiliki sirkulasi udara yang baik.
5.3. Apabila tidak disebutkan dalam RAB atau dalam ketentuan lain, biaya yang timbul
akibat kegiatan ini dianggap larut dalam harga satuan pekerjaan.
10
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
Semua benda dan permukaan seperti pohon akar dan tonjolan serta rintangan-rintangan
bangunan beserta pondasinya dan lain-lain yang berada di dalam batas daerah
pembangunan yang tercantum dalam gambar harus dibersihkan dan dibongkar kecuali
untuk hal-hal di bawah ini :
1. Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-benda yang
tidak mudah rusak yang letaknya minimum ± 1 meter di bawah dasar pondasi.
3. Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali lubang-lubang bekas pepohonan dan
lubang-lubang lain harus diurug kembali dengan bahan-bahan yang baik dan
dipadatkan.
1.2. O B S T A C L E
1. Kriteria obstacle berupa konstruksi beton pasangan batu gunung, pasangan dinding
tembok besi-besi dan lain-lain. Bekas perlindungan maupun bekas kontruksi
bangunan lama yang cara pembongkarannya memerlukan metoda khusus dengan
menggunakan peralatan yang lebih khusus pula (misalnya : concrete breaker,
compressor, mesin potong) dibandingkan dengan peralatan yang digunakan pada
pekerjaan galian tanah.
2. Semua berangkal dan kotoran dari bekas pembongkaran konstruksi existing galian
dan lain-lain harus segera dikeluarkan dari tapak dan dibuang ke tempat yang
ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Semua peralatan yang diperlukan
pada paket pekerjaan ini harus tersedia di lapangan dalam keadaan siap pakai.
3. Kontraktor harus tetap menjaga kebersihan diarea pekerjaan dan disekitarnya yang
diakibatkan oleh semua kegiatan pekerjaan ini serta menjaga keutuhan terhadap
material/barang-barang yang sudah terpasang (existing)
11
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
1.3. PEKERJAAN PERBAIKAN KONDISI TANAH GALIAN/URUGAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Yang termasuk pekerjaan perbaikan kondisi tanah adalah semua pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan tanah meliputi :
• Land Striping
• Pemadatan Tanah
• Penggalian, perataan, pengurugan setempat jika diperlukan.
• Pelaksanaan pemadatan dilakukan lapis demi lapis, tiap lapisan tidak boleh
lebih dari 20 cm tebal sebelum dipadatkan atau 15 cm setelah dipadatkan.
• Apabila kadar air bahan timbunan/fill material lebih kecil dari bahan optimum,
maka fill material harus diberi air sehingga menyamai kadar air optimum.
Sebaliknya bila kadar air bahan timbunan/fill material lebih besar dari kadar
air optimum, maka fill material harus dikeringkan terlebih dahulu atau
ditambah dengan bahan timbunan yang lebih kering.
• Pemadatan harus dilakukan pada cuaca baik, bila hujan dan air tergenang,
pemadatan dihentikan. Diusahakan air dapat mengalir dengan membuat
saluran-saluran drainage sehingga daerah pemadatan selalu kering.
12
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
• Setiap lapis dari daerah yang dipadatkan harus ditest dengan 'Field Dry
Density Test' untuk mengetahui kepadatan tanah yang dicapai serta Moisture
Content. Satu test untuk setiap 400 m2 untuk tanah yang dipadatkan.
• Apabila tanah yang dipadatkan < 1,6 ton/m3, maka tanah tersebut harus
diganti dengan tanah lain atau dicampur pasir sehingga tanah tersebut
menjadi >1,6 ton/m3.
• Apabila tanah yang dipadatkan telah mencapai nilai 90% compacted dari
modified proctor (untuk lapisan sub grade setebal 30 cm di bawah base) tetapi
tidak mencapai soaked CBR minimum = 4, maka tanah (sub grade) tersebut
harus diganti dengan fill material yang pada 90% maksimum compacted
mencapai nilai soaked CBR = 4.
• Persyaratan Umum
- Semua bahan-bahan yang dipergunakan harus memenuhi peraturan-
peraturan / normalisasi-normalisasi yang berlaku di Indonesia.
- Sirtu dipergunakan dalam lapisan sub base course dan base course ini
harus disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi /Perencana.
13
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
- Agregat-agregat sub base course harus mempunyai persyaratan gradasi
sebagai berikut :
• Agregat kasar
- Setiap luas 400 m2 per lapis pemadatan harus dilakukan field test untuk
mengetahui CBR yang tercapai akibat pemadatan yang dilakukan.
- Setiap luas 400 m2 per lapis pemadatan harus dilakukan field test untuk
mengetahui CBR yang tercapai akibat pemadatan yang dilakukan.
15
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
1.6. Persiapan Untuk Urugan
a. Permukaan tanah yang sudah diambil lapisan atasnya, harus digilas sehingga
kepadatannya mencapai 90% dari kepadatan maksimum sampai kedalaman 15 cm.
b. Di atas permukaan tanah yang telah dipadatkan tersebut, baru dapat dilakukan
pengurugan tanah.
1.7. Pengurugan
a. Semua bahan-bahan yang akan digunakan untuk urugan atau urugan kembali
dengan sirtu harus dengan persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi.
b. Pengurugan harus dilakukan sampai diperoleh peil-peil yang dikehendaki,
sebagaimana dibutuhkan konstruksi atau sesuai dengan yang tertera dalam gambar
kerja.
1.8. Pemadatan
a. Hanya bahan-bahan yang telah disetujui yang dapat digunakan untuk pengurugan
dan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal sebesar-besarnya 20 cm.
b. Setiap lapis harus ditimbris dan dipadatkan, dan sedapat-dapatnya dilakukan
dengan mesin giling (tumbuk) atau stamper dengan menambahkan air dan disetujui
Konsultan Manajemen Konstruksi.
16
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
b Pelaksana wajib melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan dan presisi tinggi,
sebagaimana tercantum di dalam persyaratan teknis ini, gambar-gambar rencana, dan
atau instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
c. Semua material yang digunakan di dalam pekerjaan ini harus merupakan material yang
kualitasnya teruji dan atau dapat dibuktikan memenuhi ketentuan yang disyaratkan.
d. Kontraktor wajib melakukan pengujian beton yang akan digunakan di dalam pekerjaan
ini.
e. Seluruh material yang oleh Manajemen Konstruksi dinyatakan tidak memenuhi syarat
harus segera dikeluarkan dari lokasi proyek dan tidak diperkenankan menggunakan
kembali.
2.3. Bahan-bahan
a. S e m e n
i. Untuk pekerjaan struktur bawah, termasuk diantaranya plat ground floor, dan semua
struktur beton yang berhubungan langsung dengan tanah, semen yang digunakan
adalah Semen Portland, atau tipe lainnya yang tahan terhadap sulfat dengan
disertai hasil pengujian laboratorium. Semen harus disimpan sedemikian rupa
untuk mencegah terjanyi kerusakan.
ii. Untuk pekerjaan struktur atas, yaitu struktur yang tidak berhubungan secara
langsung dengan tanah semen yang digunakan adalah Semen Portland menurut
SNI 2049-2015 dan merupakan hasil produksi dalam negeri. Semen harus
disimpan sedemikian rupa hengga mencegah terjadinya kerusakan bahan atau
pengotoran oleh bahan lain. Penyimpanan semen harus dilakukan di dalam gudang
tertutup, sedemikian rupa sehingga semen terhindar dari basah atau kemungkinan
lembab, terjamin tidak tercampur dengan bahan lain.
Urutan penggunaan semen harus sesuai dengan urutan kedatangan semen
tersebut di lokasi pekerjan.
b. Agregat Halus
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alami atau pasir buatan yang dihasilkan
oleh alat-alat pemecah batu asal memenuhi SNI 2461-2014. Pada prinsipnya agregat
halus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras serta bersifat kekal, agregat halus harus
bersih dan tidak boleh mengandung lumpur lebih 5 % (terhadap berat kering) serta
memenuhi gradasi yang baik. Pasir laut tidak boleh dipergunakan. Agregat halus harus
terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak harus memenuhi
syarat sebagai berikut :
17
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
c. Agregat Kasar
Ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar harus tidak melebihi 1/5 jarak
terkecil antara bidang samping dari cetakan, atau 1/3 dari tebal pelat, atau ¾ jarak bersih
minimum antar batang tulangan, berkas batang tulangan atau tendon pratekan atau 30
mm. Gradasi dari agregat tersebut secara keseluruhan harus sesuai dengan yang
disyaratkan oleh SNI 8321-2016 atau ASTM agar tidak terjadinya sarang kerikil atau
rongga dengan ketentuan sebagai berikut:
d. A i r
Air yang digunakan untuk campuran beton harus memenuhi ketentuan-ketentuanberikut
ini:
i. Jika mutunya meragukan harus dianalisis secara kimia dan dievaluasi mutunya
menurut tujuan pemakaiannya.
ii. Harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya, yang
dapat dilihat secara visual.
iii. Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/liter.
iv. Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak beton (asam-
asam, zat organik, dan sebagainya) lebih dari 15 gram/liter. Kandungan clorida (Cl)
tidak lebih dari 500 ppm dan senyawa sulfat (sebagai SO3) tidak lebih dari 100 ppm.
v. Jika dibandingkan dengan kuat tekan adukan yang menggunakan air suling, maka
penurunan kekuatan adukan beton dengan air yang digunakan tidak lebih dari
10 %.
e. Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi ketentuan- ketentuan berikut ini.
i. Baja tulangan yang dipakai adalah tulangan BJTS 280 – ukuran 10 mm (ujung warna
hitam) dan BJTS 420B (ujung warna merah) – ukuran S 13 – 25 mm dengan toleransi
ukuran dan diameter ± 0,5 mm atau ± 5% sesuai dengan SNI 2052-2017 serta harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas/ MK. Pelaksana harus melaksanakan Uji Tarik
besi tulangan yang akan dipakai/digunakan, ke lembaga penerbitan bahan yang
diakui atas biaya Pelaksana.
ii. Ukuran besi/ baja tulangan harus seperti dalam gambar, penggantian dengan
diameter lain, hanya diperkenankan atas persetujuan tertulis oleh Direksi. Bila
penggantian dapat disetujui maka luas penampang yang diperlukan tidak boleh
kurang dari tulangan yang tersebut dalam gambar atau perhitungan. Segala biaya
yang ditambah oleh pengganti tulangan terhadap yang digambar, sejauh bukan
kesalahan gambar adalah tanggung jawab Pelaksana.
iii. Semua baja tulangan harus disimpan yang bebas lembab, dipisahkan sesuai dengan
diameter serta asal pembelian, semua baja tulangan harus dilindungi terhadap segala
18
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
macam kotoran dan minyak serta sejauh mungkin dihindarkan terhadap pengaruh
garam kuat
iv. Tidak boleh mengandung serpih-serpih, lipatan-lipatan, retak-retak, gelombang-
gelombang, cerna-cerna yang dalam, atau berlapis-lapis.
v. Hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan saja .
vi. Kualitas dan diameter nominal dari baja tulangan yang digunakan harus dibuktikan
dengan sertifikat pengujian laboratorium, yang pada prinsipnya menyatakan nilai kuat
- leleh dan berat per meter panjang dari baja tulangan dimaksud.
vii. Diameter nominal baja tulangan (baik deform/BJTS) yang digunakan harus
ditentukan dari sertifikat pengujian tersebut dan harus ditentukan dari rumus :
d = 4.029 B , atau d = 12.47 G
dimana :
d = diameter nominal dalam mm,
B = berat baja tulangan (N/mm)
G = berat baja tulangan (kg/m)
viii. Toleransi berat batang contoh yang diijinkan di dalam pasal ini sebagai berikut :
f. Pembesian
Semua pengujian tersehatan di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan
di laboratorium lembaga Uji Konstruksi atau laboratorium lainya direkomendasi oleh
Direksi Lapangan dan minimal sesuai dengan SNI 2052-2017 salah satu standard uji
yang dapat dipakai adalah ASTM A-615. Semua biaya pengetesan tersebut
ditanggung oleh Kontraktor.
Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang merugikan
terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan.
Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan
kawat.dari baja. lunak.
Sambungan mekanis harus ditest. dengan percobaan tarik.
Sertifikat :
Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada saat
pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi dari
Laboratorium. Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.
2. Bahan-bahan / Produk
a. Tulangan
Tulangan yang digunakan berulir mutu BJTS 420B, sesuai dengan SNI 2052-2017
”Baja Tulangan Beton”
b. Penunjang/Dudukan Tulangan (Bar Support)
Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat pengikat
yang ditanan atau batang kursi tinggi sendiri (Individual High Chairs).
c. Bolstern, kursi spacers, dan perlengkapan-perlengkapan lain untuk mengatur
jarak.
3. Jaminan Mutu
Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.Seritikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya) harus
diperlihatkan untuk semua tulangan yang dipakai: Percobaan-percobaan ini harus
memperlihatkan hasil-hasil dan semua komposisi kimia dan sifat-sifat fisik.
20
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
4. Persiapan Pekerjaan/Peralatan Tulangan
i. Pembersihan
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill steel) dan karat lepas,
serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat. Bersihkan sekali lagi
tonjolan pada tulangan atau pada sambungan konstruksi untuk menjamin
rekatannya.
ii. Pemilihan/seleksi
Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan.
7. Pemasangan Tulangan
1. Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan Koordinasi dengan bagian lain dan
kelancaran pengadaan bahan serta tenaga perlu diadakan untuk mengindari
keterlambatan. Adakan/berikan tambahan tulangan pada lubang-lubang (openings)
/ bukaan.
2. Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, hingga sebelum
dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
a) Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada posisi yang
benar dan untuk menjaga jarak bersih digunakan spacers/penahan jarak.
b) Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk memperoleh
lokasi yang tepat selama pengecoran beton dengan penjaga jarak, kursi
penunjang dan penunjang lain yang diperlukan.
22
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
dan (4). Terhadap panjang total batang yang diserahkan menurut sesuatu
ukuran ditetapkan toleransi sebesar + 50 mm dan - 25 mm.
c) Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi
sebesar ± 6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar ±12 mm untuk jarak
lebih dari 60 cm.
d) Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan toleransi
sebesar ± 6 mm.
4. Benda uji yang dimaksud adalah silinder beton dengan diameter 150 mm dan
tinggi 300 mm, yang untuk setiap 10 m3 produksi adukan beton harus diwakili
minimal dua buah benda uji. Tata cara pembuatan benda uji tersebut harus mengikuti
ketentuan yang terdapat di dalam standar Tata Cara Pembuatan dan Perawatan
Benda Uji Beton di Laboratorium (SNI 2493-02011).
5. Jika hasil uji kuat tekan beton menunjukkan bahwa kuat tekan target beton yang
dihasilkan tidak memenuhi syarat, maka proporsi campuran adukan beton tersebut
tidak dapat digunakan, dan Kontraktor (dengan persetujuan Manajemen Konstruksi)
harus membuat proporsi campuran yang baru, sedemikian hingga kuat tekan target
beton yang disyaratkan dapat dicapai.
6. Setiap ada perubahan jenis bahan yang digunakan, Pelaksana wajib melakukan trial
mix design dengan bahan-bahan tersebut, dan melakukan pengujian laboratorium
untuk memastikan bahwa kuat tekan beton yang di hasilkan memenuhi kuat tekan
yang disyaratkan.
7. Untuk kekentalan adukan, setiap 5 m3 adukan beton harus dibuat pengujian slump,
dengan ketentuan sebagai berikut:
23
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
Bagian Konstruksi Nilai Slump (mm)
a. Kolom Struktur 80 – 120
b. Balok-balok 80 – 120
c. Pelat Lantai 80 – 120
8. Apabila ada hal-hal yang belum tercakup di dalam persyaratan teknis ini, Pelaksana
harus mengacu pada seluruh ketentuan yang tercakup di dalam Bab 5, Tata Cara
Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal.
j. Pengangkutan Adukan
1. Pengangkutan beton dari tempat pengadukan ke tempat penyimpanan akhir
(sebelum di tuang), harus sedemikian hingga tercegah terjadinya pemisahan
(segregasi) atau kehilangan material.
2. Alat angkut yang digunakan harus mampu menyediakan beton di tempat
penyimpanan akhir dengan lancar, tanpa mengakibatkan pemisahan bahan yang
telah dicampur dan tanpa hambatan yang dapat mengakibatkan hilangnya plastisitas
beton antara pengangkutan yang berurutan.
24
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
5. Beton yang dituang harus dipadatkan dengan alat yang tepat secara sempurna dan
harus diusahakan secara maksimal agar dapat mengisi sepenuhnya daerah sekitar
tulangan dan barang yang tertanam dan ke daerah pojok acuan.
l. Perawatan Beton
1. Jika digunakan dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton tersebut harus
dipertahankan di dalam kondisi lembab paling sedikit 72 jam, kecuali jika dilakukan
perawatan yang dipercepat.
2. Jika tidak digunakan semen dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton harus
dipertahankan dalam kondisi lembab paling sedikit 168 jam setelah penuangan,
kecuali jika dilakukan perawatan dipercepat sebagaimana disebutkan di dalam pasal
5, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal.
m. Cetakan Beton
Persyaratan Umum
Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini, Cetakan dan Perancah
untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam SNI-2847-2019 atau SNI
6880-2016.
25
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
8. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Manajemen
Konstruksi, atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
· Bagian sisi balok 48 jam (setara dengan 35 % f’c)
· Balok tanpa beban konstruksi 7 hari (setara dengan 70 % f’c)
· Balok dengan beban konstruksi 21 hari (setara dengan 95 % f’c)
· Pelat lantai/atap/tangga 21 hari (setara dengan 95 % f’c)
9. Pada bagian konstruksi yang terletak di dalam tanah, cetakan harus dicabut sebelum
pengurugan dilakukan.
Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan-pekerjaan yang tennasuk
Bab ini termasuk perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran dari semua
cetakan beton serta penunjang untuk semua beton cor seperti diperlukan dan
diperinci berikut ini.
2. Pekerjaan yang berhubungan
• Pekerjaan Pembesian
• Pekerjaan Beton
Referensi-Referensi
Pekerjaan yang terdapat pada bab ini, kecuali ditentukan lain pada gambar atau
diperinci berikut, harus mengikuti peraturan-peraturan, standard-standard atau
spesifikasi terakhir sebagai berikut :
1. SNI 2847-2019 “Persyarataan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung”
2. SNI 6880-2016 “Spesifikasi Beton Struktural”
n. Pengecoran Beton
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton, terlebih dahulu
memberitahukan pengawas dan mendapat persetujuan, jika tidak ada persetujuan
pengawas, maka kontraktor dapat diperintahkan untuk menyingkirkan /
membongkar beton yang sudah dicor tanpa persetujuan, atas biaya kontraktor
sendiri.
2. Beton bertulang dan beton tak bertulang dicor dilokasi kerja dengan alat
pengaduk/pencampur beton secara mekanikal(mesin), dan semua pekerjaan beton
dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja di lapangan.
3. Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan
menggunakan cara yang seperaktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan
adanya pengendapan aggregat dan tercampurnya kotoran – kotoran atau bahan –
bahan lain dari luar.
4. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan bekisting
dan besi selesai diperiksa oleh dan mendapat persetujuan pengawas/ pihak Direksi.
5. Pengecoran dilakukan secara terus menerus. Adukan yang tidak dicor dalam waktu
lebih dari 15 menit setelah keluar dari mesin adukan beton dan juga adukan yang
tumpah selama pengangkutan tidak diperkenankan dipakai lagi.
6. Pada pengecoran baru (sambungan antara yang lama dan beton baru) maka
permukaan beton lama terlebih dahulu dibersihkan dan dikasarkan sampai aggergat
kasar tampak, kemudian disiram dengan air semen.
o. Pemadatan Beton
1. Pemadatan beton harus dilakukan dengan penggetar mekanis/mechanical vibrator
dan tidak diperkenankan melakukan penggetaran dengan maksud untuk
mengalirkan beton.
2. Pemadatan ini harus dilakukan sedemikian rupa hingga beton yang dihasilkan
merupakan massa yang utuh, bebas dari lubang-lubang, segregasi atau keropos.
26
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
3. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat penggetar
yang mempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian beton dan pemadatan
yang baik.
4. Alat penggetar tidak boleh disentuhkan pada tulangan terutama pada tulangan yang
telah masuk pada beton yang telah mulai mengeras.
3.3. Bahan-bahan
Bahan-bahan / material yang digunakan berupa agregat kasar, agregat halus, PC, dan
sebagainya sesuai dengan yang dipakai pada beton konstruksi. Demikian juga mengenai
cara penyimpanan.
1. Bila penyelesaian pekerjaan, bahan yang digunakan atau keahlian dalam pengerjaan
setiap bagian pekerjaan tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang tercantum
dalam persyaratan teknis, maka bagian pekerjaan tersebut harus digolongkan
sebagai cacat pekerjaan.
2. Semua pekerjaan yang digolongkan demikian harus dibongkar dan diganti sesuai
dengan yang dikehendaki oleh Manajemen Konstruksi
3. Seluruh pembongkaran dan pemulihan pekerjaan yang digolongkan cacat tersebut
serta semua biaya yang timbul akibat hal itu seluruhnya menjadi beban Pemborong.
29
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
Pemborong harus melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan dan kesesuaian yang
tinggi menurut persyaratan teknis ini, gambar rencana dan instruksi-instruksi yang
diperlukan oleh Manajemen Konstruksi
6.3. Material
a. Semua material yang digunakan harus baru dengan kualitas terbaik dan disetujui
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.Manajemen Konstruksi berhak untuk minta
diadakan pengujian atas bahan-bahan tersebut dan Pelaksana harus
bertanggungjawab atas segala biaya yang dikeluarkan untuk itu.
b. Baja struktur harus mempunyai mutu ASTM A36 (fy = 235 MPa, fu = 400 MPa).
c. Las yang digunakan adalah las listrik dengan mutu FE 360 atau E 6013 sesuai
dengan JIS.
d. Semua baja yang digunakan harus sesuai bentuk, ukuran dan ketebalannya serta
bebas dari karat, cacat karena tumbukan, tekuk, atau puntir, dengan berat sesuai
rencana.
e. Semua material baja harus dari supplier yang dapat dipertanggungjawabkan dengan
disertai sertifikat dari pabrik. Jika dianggap perlu, pelaksana harus menyerahkan
hasil pengujian yang dibutuhkan dan berhubungan dengan konstruksi baja ini
disertai faktur pengiriman.
f. Bahan untuk coating adalah cat, dengan warna ditentukan kemudian.
6.4. Pabrikasi
a. Pabrikasi harus dilaksanakan dalam bengkel/workshop, yang memenuhi
persyaratan terlindung dari pengaruh cuaca. Pelaksana harus membuat workshop di
lapangan dan disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Apabila fabrikasi
dilakukan di luar lokasi, pelaksana harus menanggung biaya yang dikeluarkan oleh
Manajemen Konstruksi untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan tersebut.
30
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
Setelah pengelasan selesai, maka sisa-sisa kerak las harus dibersihkan
dengan baik.
Las-lasan yang menunjukkan cacat, harus dipotong dan dilas kembali atas
biaya kontraktor.
Sebelum pekerjaan las dimulai, kontraktor wajib menyerahkan prosedur
kerja cara-cara pengelasan yang akan dikerjakan, baik di bengkel maupun
yang akan dikerjakan di lapangan. Usulan ini harus diperiksa dan disetujui
Manajemen Konstruksi sebelum pekerjaan pengelasan ini dapat dimulai.
2) Persiapan Pekerjaan Pengelasan
Bidang permukaan yang akan dilas harus rata, bersih dan bebas dari
retakan atau cacat-cacat lainnya yang dapat mengurangi mutu
pengelasan. Juga permukaan tersebut harus bebas dari kotoran, cat ,
aspal, minyak dan karat.
Sebelum pekerjaan las dimulai, maka harus ada jaminan bahwa bidang-
bidang yang akan disambung las tidak boleh bergerak sampai pekerjaan las
selesai dilakukan.
Bagian-bagian yang akan dilas sebaiknya dalam keadaan datar dan bila ada
yang harus di las tegak maka pengelasan harus dimulai dari bawah
kemudian ke arah atas.
Bagian ujung dari suatu las tumpul harus mendapat jaminan bahwa
sambungan dilaksanakan dalam keadaan penuh. Untuk itu sebaiknya
dipakai batang-batang penyambungan pada bagian ujung dari sambungan
tersebut agar pengelasan dapat dilaksanakan penuh.
3) Pemberian tanda, Pengangkutan dan Penyimpanan
Setelah distel di bengkel konstruksi, maka setiap komponen diberi nomor
secara sistematis agar di lapangan nanti, bagian-bagian tersebut dapat
disambung kembali dengan mudah.
Setiap komponen juga harus dihitung beratnya, agar dapat diatur alat
pengangkutannya seperti truk-truk dan trailer sesuai dengan kapasitas yang
diperlukan.
Di lapangan, komponen baja harus diletakkan sedemikian rupa agar tidak
terjadi hal yang tidak diinginkan dan yang dapat memperlemah konstruksi
tersebut.
4) Pekerjaan Pemasangan Baja Struktur
Sebelum erection dimulai, Pemborong harus memeriksa kembali
kedudukan angker-angker baja dan memberitahukan kepada Manajemen
Konstruksi mengenai metode dan urutan pelaksanaan/erection. Perhatian
khusus harus dilakukan dalam pemasangan angker-angker untuk kolom di
mana jarak/kedudukan angker harus tepat dan akurat untuk mencegah
ketidakcocokan dalam erection. Untuk itu harus dijaga agar selama masa
pencoran, angker tersebut tidak bergeser, misalnya dengan mengelas pada
tulangan kolom beton.
Semua peralatan dan steiger yang diperlukan untuk pemasangan
konstruksi baja harus disediakan oleh kontraktor dalam keadaan cukup baik
di lapangan, walau secara khusus tidak diperlihatkan dalam gambar-gambar
atau persyaratan teknis harus diadakan.
31
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
Kontraktor bertanggungjawab atas keselamatan pekerjaan di lapangan.
Untuk ini Kontraktor harus menyediakan ikat pinggang pengaman, helmet,
sarung tangan, pemadam kebakaran, dll.
Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini, kecuali tercantum dalam gambar atau
diperinci, harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan, standard dan spesifikasi berikut
ini :
a. SNI-2847-2019 Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan
Gedung
b. SNI 03-6861.1-2002 Spesifikasi bahan bangunan bagian a (bahan
bangunan bukan logam)
c. SNI 07 – 7178 – 2006 Baja profil WF
d. SNI 1729 – 2020 Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja
Struktural
32
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
b. Penyerahan.
Kontraktor harus menyerahkan data – data berikut :
❑ Data produk untuk setiap tipe rangka baja ringan dan aksesori.
❑ Sebagai pengganti sertifikat pabrik, serahkan laporan pengujian dari agensi
pengujian yang terdaftar yang membuktikan kesesuaiannya dengan
persyaratan – persyaratan.
❑ Sertifikat tukang las yang ditanda tangani Kontraktor yang menyatakan
bahwa tukang las memenuhi persyaratan – persyaratan yang ditetapkan
dalam butir Jaminan Mutu.
c. Jaminan Mutu.
❑ Pekerjakan fabrikator dan pemasang yang telah berpengalaman dengan
bahan, desain rangka baja yang sejenis, dan dengan catatan pengalaman
proyek yang berhasil.
❑ Standar pengelasan harus memenuhi ketentuan AWS D1.1/D1.1M.
33
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
b. Pemasangan.
1. Umum.
❑ Pasang rangka baja dan aksesori agar vertikal, tegak lurus empat sisi,
sesuai dengan garis yang telah ditentukan, dan dengan sambungan yang
kencang.
❑ Pasang bagian rangka dalam satu bagian panjang utuh bila
memungkinkan.
❑ Lengkapi dengan ikatan angin sementara yang dibiarkan pada
tempatnya sampai rangka baja ringan menjadi stabil secara permanen.
35
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
Meliputi penyediaan bahan dan pemasangan waterproofing pada permukaan plat beton
atap, tempat daerah basah (toilet) dan tanki penampungan air atau sesuai dengan
gambar kerja.
8.2. BAHAN
36
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
8.3. GAMBAR DETAIL PELAKSANAAN / SHOP-DRAWING
8.4. CONTOH
1. Kontrakrtor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, disertai brosur lengkap dan
jaminan keaslian material dari pabrik.
2. Contoh bahan harus diserahkan minimal sebanyak 2 (dua) buah yang setara mutunya.
Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk akan diberitahukan oleh Manajemen
Konstruksi dalam jangka waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak
penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.
3. Manajemen Konstruksi menpunyai hak untuk meminta kontraktor mengadakan mock-
up guna memperjelas usulan material yang diajukannya.
8.5. PELAKSANAAN
1. Persiapan permukaan yang dilapis waterproofing lantai beton harus bebas dari
kotoran yang melekat seperti bitumen, oli, bercak-bercak cat, lemak dan lain-lain,
2. Lapisan dasar primer untuk meratakan penmukaan lantai beton dan membuat
kemiringan dengan screeding beton campuran 1 : 2 ditambahkan 0,5 kg/m2 dengan
semen slurry bonding agent lain. Kemiringan screeding beton sekurang-kurangnya
2%, selanjutnya Kontraktor melapor Manajemen Konstruksi Lapangan untuk
mendapat persetujuan.
3. Seluruh lapisan waterproofing, jika tidak ditentukan lain harus pula menutupi kaki-kaki
bidang-bidang tegak sampai ketinggian permukaan air (minimal 30 cm).
Pertemua.bidang horizontal dan vertikal harus dipasang polyster mesh. Disekeliling
pipa-pipa pembuang harus dibobok untuk kemudian diisi dengan semen non shrink.
4. Aplikasi pemasangan oleh tenaga ahli dan persyaratan dari produsen : Campuran
waterproofing adalah semen slurry 3 kg/m2 dicampur dengan bonding agent (additive)
sehingga mencapai ketebalan minimum 3 mm.
5. Waterproofing membrane dilaksanakan pada pekerjaan beton daerah terbuka yang
besinggungan dengan air seperti atap dak beton.
6. Pada pekerjaan beton yang bersinggungan dengan air dan digunakan untuk lalu lintas
manusia, water proofing yang digunakan harus memiliki campuran butiran berbatu
keras.
7. Untuk semua waterproofing yang terpasang harus diadakan uji coba terhadap
kebocoran selama 24 jam atau hingga dapat dipastikan tidak terdapat bukti adanya
kebocoran.
8. Pekerjaan waterproofing harus mendapat sertifikat pemeliharaan cuma-cuma selama
2 (dua) tahun.
37
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
9. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman dan sesuai
dengan "metode pelaksanaan" berdasarkan spesifikasi pabrik.
10. Khusus untuk bahan water proofing yang dipasang di tempat yang berhubungan
langsung dengan matahari tetapi tidak mempunyai lapis pelindung terhadap ultra violet
maka di atasnya harus diberi lapisan pelindung sesuai gambar pelaksanaan, atau
petunjuk Manajemen Konstruksi, dimana lapisan ini dapat berupa screed maupun
material finishing lainnya.
38
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
39
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
2.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini meliputi penyedia penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan pasangan
bata ringan serta pekerjaan lain yang berhubungan seperti pekerjaan plesteran
dan acian untuk mendapatkan hasil yang baik/sesuai spesifikasi. Pekerjaan ini
mencakup seluruh pekerjaan dinding yang terbuat dari bata ringan disusun,
meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
2.2. BAHAN
a. Bata Ringan
Batu bata ringan yang dipakai adalah produk Citicon ukuran 20 x 60 tebal
10 cm, atau 8,3 buah per m2.
Kontraktor harus menunjukkan contoh terlebih dahulu kepada Konsultan
MK. Konsultan MK berhak menolak bata ringan yang tidak memenuhi
syarat. Bahan-bahan yang ditolak harus segera diangkut keluar dari
tempat pekerjaan. Produk dari CITICON. (SNI 8640-2018 : Spesifikasi
Bata Ringan Untuk Pasangan Dinding). Spesifikasi bata ringan :
- Berat jenis kering : 520 kg/m3
- Berat jenis normal : 600 kg/m3
- Kuat tekan : > 4,0 N/mm2
- Konduktifitas termis : 0,14 W/MK
- Tebal maksimal spesi : 3 mm
- Ketahanan terhadap api : 4 jam
b. Semen Instan/Mortar/
Adukan terdiri dari bahan Dry-Mix dan air dipakai untuk pemasangan
dinding batu bata ringan. Komposisi adukan sesuai dengan yang
disyaratkan oleh Fabrikan.
Bahan Dry-Mix yang dipakai adalah produk MU, DRYMIX, ECO MORTAR.
Spesifikasi Perekat bata ringan :
- Compressive Strenght (28 hari) : 15-20 Mpa (BS-EN 1015-11)
- Pull of Strenght : > 0,4 N/mm2 (BS-EN 1015-12)
c. Adukan
Adukan terdiri dari semen, pasir dan air dipakai untuk pemasangan dinding
batu bata. Komposisi adukan adalah 1 pc : 5 pasir untuk dinding biasa, 1
Pc : 3 pasir untuk tasram
Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik
(Nusantara, Gresik, Tiga Roda atau produk daerah setempat yang
mempunyai kualitas standar konstruksi).
Adukan harus dibuat dalam alat tempat mencampur, diatas permukaan
yang keras, bukan langsung diatas tanah. Bekas adukan yang sudah mulai
40
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
mengeras tidak boleh digunakan kembali. (SNI 03-6820-2002 : Spesifikasi
Agregat Halus Untuk Pekerjaan Adukan dan Plesteran dengan Bahan
Dasar Semen)
2.3. PELAKSANAAN
Dinding harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang memadai) dan didirikan
menurut masing-masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan
seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
a. Sloof, kolom praktis dan ringbalk
Ukuran rangka penguat dinding bata (non struktural) : sloof 15 x 20 cm,
kolom praktis 12 x 12 cm atau 10 x 10, ringbalk 15 x 12 dan balok latai 10
x 15 cm. Kolom praktis dan ringbalk diplester sekaligus dengan dinding
bata sehingga mencapai tebal 15 cm dan 11 cm untuk bata ringan.
Bekisting terbuat dari kayu terentang/kayu hutan lainnya dengan tebal
minimum 2 cm yang rata dan berkualitas papan baik.
Pemasangan bekisting harus rapi dan cukup kuat. Celah-celah papan
harus rapat sehingga tidak ada air adukan yang keluar. Bekisting baru
boleh dibongkar setelah beton mengalami proses pengerasan.
Kecuali ditentukan lain pemasangan balok latai dipasang tepat diatas
kusen pintu maupun jendela.
3.1. KETERANGAN
Kecuali disebutkan lain, bahan penyelesaian atau penutup permukaan
dinding/tembok bata dan adalah plesteran. Pekerjaan plesteran mencakup
pembuatan dan pemasangan plesteran pada dinding-dinding tembok bata dan
bidang-bidang beton, meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan peralatannya.
Semua permukaan plesteran dicat dengan cat tembok, kecuali disebutkan lain.
3.2. BAHAN
Komposisi bahan adukan sesuai dengan persyaratan, yaitu :
a. 1 pc : 3 pasir untuk permukaan beton, dinding trasram atau daerah basah dan
dinding luar yang tidak tertutup atap.
b. 1 pc : 2 pasir dan sudut dinding
c. 1 pc : 5 pasir untuk dinding bata bagian dalam gedung
Semen PC yang dipakai adalah produk lokal yang terbaik (satu merek untuk
seluruh pekerjaan).
d. Plesteran untuk penutup dinding bata ringan menggunakan Dry-Mortar : 3 kg/m2,
ketebalan 3 mm. Ketebalan dapat diatur sesuai dengan grade : kasar, sedang,
halus. Produk : MU, Plester Mutiara, atau Cipta Mortar
3.3. PELAKSANAAN
a. Plesteran dinding bata
Sebelum diplester, permukaan dinding bata harus dibersihkan dan dibasahi
dengan air, siarnya dikorek sedalam 1 cm. Tebal plesteran minimum 1,5 cm dan
maksimum 2,5 cm. Plesteran diselesaikan dengan papan plesteran dan kayu
perata atau sekop baja. Sudut-sudut dibuat serapi-rapinya dan menyiku.
Sambungan dari plesteran-plesteran harus mulus dan lurus.
Dalam mendirikan dinding yang tidak berada dibawah atap, selama waktu hujan
harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan
bahan pelindung yang cukup sesuai.
Selama proses pengeringan, plesteran harus disiram dengan air selama 7
(tujuh) hari terus menerus.
42
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
b. Plesteran Beton
Seluruh permukaan beton yang tampak harus menghasilkan permukaan yang
halus dan rata. Bila pelaksanaan pekerjaan beton tidak dapat menghasilkan
permukaan yang halus dan rata, maka permukaan tersebut harus diplester
hingga menghasilkan permukaan seperti yang dimaksud di dalam gambar
rancangan pelaksanaan.
Permukaan beton yang akan diplester harus disiapkan dulu dengan pekerjaan
pendahuluan dengan urutan sebagai berikut :
− Permukaan dibuat kasar dengan betel/pahat beton
Semua pasangan dinding bata harus diplester dan diaci kecuali pasangan
dinding bata yang tertanam didalam tanah atau dibawah lantai dasar cukup
diplester dengan campuran 1 : 3 tanpa acian.
44
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
4.4. PROSEDUR UMUM
a. Contoh Bahan dan Data Teknis
1. Contoh profil dan penyelesaian permukaan yang harus meliputi tipe alumunium
ekstrusi, pelapisan, warna dan penyelesaian, harus diserahkan kepada
Konsultan MK untuk disetujui sebelum pengadaan bahan kelokasi pekerjaan.
2. Contoh bahan produk alumunium harus diuji di laboratorium yang ditunjuk
Konsultan MK atau harus dilengkapi dengan data-data pengujian.
Data-data ini harus meliputi pengujian untuk :
➢ Ketebalan lapisan,
➢ Keseragaman warna,
➢ Berat,
➢ Karat,
➢ Ketahanan terhadap air dan angin minimal 100kg/m2 untuk masing-
masing tipe.
➢ Ketahanan terhadap udara minimal 15m3/jam,
➢ Ketahanan terhadap tekanan air minimal 15kg/m2.
3. Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
pekerjaan yang tercakup dalam Spesifikasi Teknis ini, sehingga sesuai dengan
ketentuan Gambar Kerja.
d. Garansi
Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek, garansi tertulis yang
meliputi kesempurnaan pemasangan, pengoperasian dan kondisi semua pintu,
jendela dan lainnya seperti ditunjukkan dalam spesifikasi ini untuk periode selama
1 tahun setelah pekerjaan yang rusak dengan biaya Kontraktor.
45
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
polish snolok di pabrik dalam warna sesuai Skema warna yang ditentukan
kemudian.
Tebal profil minimal 1,35 mm, produk merk ALEXINDO dengan ukuran dan
bentuk sesuai Gambar Kerja. Dimensi profil dapat berubah tergantung jenis
profil yang nanti disetujui.
2. kecuali ditentukan lain, semua pintu dan jendela harus dilengkapi dengan
perlengkapan standar dari pabrik pembuatan.
3. Semua kusen pintu, kusen jendela, daun pintu, daun jendela adalah dengan
finishing powder coating 200 micron warna putih tulang.
c. Gasket
Nomor Produk : 9K-20216, 9K-20219
Bahan : EPDM
Sifat Material : Tahan terhadap perubahan cuaca
e. Screw
Nomor Produk : K-6612A, CP-4008, dan lain – lain
Bahan : Stainless Steel (SUS)
f. Joint Sealer
Sambungan antara profile horisontal dengan vertikal diberi sealer yang berserat
guna menutup celah sambungan profile tersebut, sehingga mencegah kebocoran
udara, air dan suara.
Nomor Produk : 9K-20284, 9K-20212
Bahan : Butyl Rubber
5.1. KETERANGAN
Pekerjaan kaca meliputi pengisian bidang-bidang kusen (kaca mati), daun pintu dan
jendela, jendela bovenlicht. Contoh kaca yang akan dipakai harus diperlihatkan
kepada Pengawas paling lambat 2 (dua) minggu sebelum dipasang. Sesuai SNI
15-0047-2005 – Spesifikasi Kaca Lembaran. Kaca yang digunakan harus
memenuhi Syarat SNI ISO-21690-2013
47
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
5.2. BAHAN
a. Kaca Polos.
Kaca polos harus merupakan lembaran kaca bening jenis clear float glass yang
datar dan ketebalannya merata, tanpa cacat dan dari kualitas yang baik yang
memenuhi ketentuan SNI 15-0047 – 1987 dan SNI 15-0130 – 1987, seperti tipe
Indoflot buatan Asahimas, Mulia Glass.
Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
b. Kaca Laminated.
Kaca Laminated merupakan kaca dengan tingkat keamanan dan perlindungan
yang tinggi terhadap penghuni. Jika terjadi sesuatu yang menyebabkan kaca
pecah, maka kaca laminade tidak akan berhamburan hanya retak dan sulit
untuk ditembus. Kaca laminade terdiri atas komposisi satu atau lebih lembaran
polifinil yang transparan, fleksibel, dan sangat kuat, dengan satu atau lebih
lembaran kaca float. Kemudian disatukan melalui proses pemanasan dan
pengepresan. Jenis warna yang datar, jernih dan ketebalannya merata, tanpa
cacat dan dari kualitas yang baik dan memenuhi ketentuan SNI, buatan
Asahimas, Mulia Glass. Ketebalan kaca laminade disesuaikan dengan luas
bidang dan letaknya yaitu antara 2x6mm. kaca laminade dipasang untuk sisi
bagian atap bangunan atau skylight untuk mencegah adanya reruntuhan kaca
jika pecah. Warna kaca laminade akan ditentukan kemudian. Ukuran dan
ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam gambar kerja.
c. Cermin.
Cermin harus merupakan jenis clear mirror dengan ketebalan 5mm merata,
tanpa cacat dan dari kualitas baik seperti Miralux dari adari Asahimas, Mulia
Glass.
Ukuran dan ketebalan cermin sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
d. Neoprene/Gasket.
Neoprene/Gasket atau bahan sintetis lainnya untuk perlengkapan
pemasangan kaca pada rangka alumunium.
Dimensi Neoprene/Gasket yang dibutuhkan disesuaikan dengan ketebalan
kaca dan jenis profil alumunium yang digunakan.
5.3. PELAKSANAAN
a. Umum.
1. Ukuran-ukuran kaca dan cermin yang tertera dalam Gambar Kerja adalah
ukuran yang mendekati sesungguhnya. Ukuran kaca yang sebenarnya dan
besarnya toleransi harus diukur ditempat oleh Kontraktor berdasarkan
ukuran di tempat kaca atau cermin tersebut akan dipasang, atau menurut
petunjuk dari Konsultan MK, bila dikehendaki lain.
2. Setiap kaca harus tetap ditempeli merek pabrik yang menyatakan tipe kaca,
ketebalan kaca dan kualitas kaca.
Merek-merek tersebut baru boleh dilepas setelah mendapatkan persetujuan
dari Konsultan MK.
3. Semua bahan harus dipasang dengan rekomendasi dari pabrik.
Pemasangan harus dilakukan oleh tukang-tukang yang ahli dalam bidang
pekerjaannya.
b. Pemasangan Kaca.
1. Sela dan Toleransi Pemotongan.
Sela dan toleransi pemotongan sesuai ketentuan berikut :
48
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
- Sela bagian muka antara kaca dan rangka nominal 3mm.
- Sela bagian tepi antara kaca dan rangka nominal 6mm.
- Kedalaman celah minimal 16mm.
- Toleransi pemotongan maksimal untuk seluruh kaca adalah +3mm atau
-1,5mm.
- Sela untuk Gasket harus ditambahkan sesuai dengan jenis gasket yang
digunakan.
c. Persiapan Permukaan.
▪ Sebelum kaca-kaca dipasang, daun pintu, daun jendela, bingkai partisi dan
bagian-bagian lain yang akan diberikan kaca harus diperiksa bahwa mereka
dapat bergerak dengan baik.
▪ Daun pintu dan daun jendela harus diamankan atau dalam keadaan terkunci
atau tertutup sampai pekerjaan pemolesan dan pemasangan kaca selesai.
▪ Permukaan semua celah harus bersih dan kering dan dikerjakan sesuai
petunjuk pabrik.
▪ Sebelum pelaksanaan, permukaan kaca harus bebas dari debu, lembab dan
lapisan bahan kimia yang berasal dari pabrik.
e. Pemasangan Cermin.
▪ Cermin harus dipasang lengkap dengan sekrup-sekrup kaca yang memiliki
dop penutup stainless steel.
▪ Penempatan sekrup-sekrup harus sedemikian rupa sehingga cermin
terpasang rata dan kokoh pada tempatnya seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.
6.1. KETERANGAN
Semua daun pintu dan jendela dipasangi alat penggantung dan kunci yang sesuai.
Pekerjaan alat penggantung dan pengunci ini mencakup semua kegiatan
pemasangan kunci dan alat-alat penggantung pada daun pintu dan jendela,
meliputi pengadaan bahan, tenaga dan peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan
ini.
49
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
Prosedur Umum
a. Contoh
Contoh bahan beserta data teknis/brosur bahan alat penggantung dan
pengunci yang akan dipakai harus diserahkan kepada Konsultan MK untuk
disetujui, sebelum dibawa kelokasi proyek.
b. Pengiriman dan Penyimpanan
Alat penggantung dan pengunci harus dikiriKonsultan MKan ke lokasi proyek
dalam kemasan asli dari pabrik pembuatannya, tiap alat harus dibungkus rapi
dan masing-masing dikemas dalam kotak yang masih utuh lengkap dengan
nama pabrik dan mereknya.
Semua alat harus disimpan dalam tempat yang kering dan terlindung dari
kerusakan.
c. Ketidaksesuaian.
Konsultan MK berhak menolak bahan maupun pekerjaan yang tidak memenuhi
persyaratan dan Kontraktor harus menggantinya dengan yang sesuai. Segala
hal yang diakibatkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab Kontraktor.
6.2. BAHAN
a. Umum
Semua bahan/alat yang tertulis dibawah ini harus seluruhnya baru, kualitas
baik, buatan pabrik yang dikenal dan disetujui.
Semua bahan harus anti karat untuk semua tempat yang memiliki nilai
kelembapan lebih dari 70%.
Kecuali ditentukan lain, semua alat penggantung dan pengunci yang
didatangkan harus sesuai dengan tipe-tipe tersebut dibawah.
3. Engsel.
- Kecuali ditentukan lain, engsel untuk daun pintu alumunium tipe ayun
dengan bukaan satu arah, harus dari tipe kupu-kupu berukuran 102mm
x 76mm x 3mm dengan ball bearings.
- Kecuali ditentukan adanya penggunaan engsel kupu-kupu, engsel
untuk semua jendela harus dari tipe friction stay 20” dari ukuran yang
sesuai dengan ukuran dan berat jendela.
- Engsel tipe kupu-kupu untuk jendela harus berukuran 76mm x 64mm x
2mm.
50
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
- Ketentuan Bahan dan finishing engsel adalah dari bahan Nikel
Stainless steel dengan finish stainless steel hair line.
4. Hak Angin.
Hak angin untuk jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu seperti
dari tipe Gracia 403 Kent yang disetujui.
5. Pengunci Jendela.
Pengunci jendela untuk jendela dengan engsel atau tipe friction stay
menggunakan jenis rambuncis.
6. Grendel Tanam/Flush bolt.
Semua pintu ganda harus dilengkapi dengan grendel tanam atas bawah
yang sesuai dengan produk fino, KEND, CISA.
7. Penahan Pintu (Door Stop).
Penahan pintu untuk mencegah benturan daun pintu dengan dinding
produk Fino, CISA, pemasangan dilantai.
8. Pull Handle
Pegangan pintu yang memakai floor hing atau semi frame less
menggunakan handle buka model hollow panjang 600 mm produk Fino,
Kend atau IHS
9. Lever Handle
Pegangan kunci pintu yang memakai engsel kupu-kupu menggunakan
handle produk Kent, Fino atau IHS.
10. Warna/Lapisan.
Semua alat penggantung dan pengunci harus berwarna stainless steel hair
line, kecuali bila ditentukan lain.
b. Pemasangan Pintu.
▪ Kunci pintu dipasang pada ketinggalan 1000 mm dari lantai.
▪ Pemasangan engsel atas berjarak maksimal 120mm dari tepi atas daun
pintu dan engsel bawah berjarak maksimal 250mm dari tepi bawah daun
pintu, sedang engsel tengah dipasang diantar kedua engsel tersebut.
51
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
▪ Semua pintu memakai kunci tanam lengkap dengan pegangan (handle),
pelat penutup muka dan pelat kunci.
▪ Pada pintu yang terdiri dari dua daun pintu, salah satunya harus dipasang
slot tanam sebagaimana mestinya, kecuali bila ditentukan lain dalam
Gambar Kerja.
c. Pemasangan Jendela.
▪ Daun jendela dengan engsel tipe kupu-kupu dipasangkan ke kusen dengan
menggunakan engsel dan dilengkapi hak angin, dengan cara pemasangan
sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya dalam Gambar Kerja.
▪ Daun jendela tidak berengsel dipasangkan ke kusen dengan menggunakan
friction stay yang merangkap sebagai hak angin, dengan cara pemasangan
sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya.
▪ Penempatan engsel harus sesuai dengan arah buakaan jendela yang
diinginkan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan setiap jendela
harus dilengkapi dengan sebuah pengunci.
d. Perlengkapan lain
1. Door closer : eks Fino, Kent atau GEZE
2. Floor Hing : eks Fino, CISA atau GEZE (BTS 84)
3. Gasket
Ketentuan pemasangan gasket pada pintu adalah sebagai berikut :
▪ Airtight
▪ Fireproof
▪ Smokeproof
▪ Soundproof
▪ Weatherproof
4. Dust Strike
Tipe Dust Strike yang digunakan adalah :
▪ Type lantai/threshold - Glynn Johnson DP2
▪ Untuk lantai marmer - Modrtz
7.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup semua pembuatan dan pemasangan pipa besi dan baja,
seperti yang tercantum dalam gambar dan RKS, meliputi pengadaan bahan, tenaga
kerja dan peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan ini.
Pekerjaan ini mencakup antara lain :
a. Railing : koridor, railling void.
b. Fasilitas penyandang cacat dan Toilet Difable.
Standar / Rujukan:
o American Society for Testing and Materials (ASTM)
o STM A554 – Standard Spesification for Welded Stainless Steel Mechanical
Tubing)
o American Welding Society (AWS)
o American Institute of Steel Construction (AISC)
o American National Standard Institute (ANSI)
52
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
o Standar Nasional Indonesia (SNI) :
SNI 03-1729-2002 – Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan
Gedung
SNI 07-2658-1992 – Pipa Baja Stainless
7.2. BAHAN
a. Mutu pipa yang digunakan adalah mild steel yang memenuhi persyaratan
ASTM A-36 Bahan-bahan pelengkap harus dari jenis yang sama dengan
barang yang dipasangkan dan yang paling cocok untuk maksud yang
bersangkutan.
c. Railing tangga utama, railling void, fasilitas penyandang cacat menggunakan
pipa stainles steel 2” produk Bakeri.
Semua kelengkapan yang perlu demi kesempurnaan pemasangan harus
diadakan, walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar atau
RKS ini.
7.3. PELAKSANAAN
a. Contoh bahan-bahan yang akan dipakai harus diperlihatkan kepada Pengawas
untuk disetujui. Contoh itu harus memperlihatkan kualitas pengelasan dan
penghalusan untuk standar dalam pekerjaan ini.
b. Pengerjaan harus yang sebaik-baiknya. Semua pengerjaan harus diselesaikan
bebas dari puntiran, tekukan dan hubungan terbuka.
c. Pengerjaan di bengkel ataupun di lapangan harus mendapat persetujuan
Pengawas. Semua pengelasan, kecuali ditunjukkan lain, harus memakai las
listrik. Tenaga kerja yang melakukan hal ini harus benar-benar ahli dan
berpengalaman.
d. Semua bagian yang dilas harus diratakan dan difinish sehingga sama dengan
permukaan sekitarnya. Bila memakai pengikat-pengikat lain seperti clipkeling
dan lain-lain yang tampak harus sama dalam finish dan warna dengan bahan
yang diikatnya.
e. Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara terbaik yang sesuai
dengan maksudnya termasuk perlengkapannya. Lubang-lubang untuk baut
harus dibor dan di-punch.
f. Pemasangan (penyambungan dan pemasangan accesorise) harus dilakukan
oleh tukang yang ahli dan berpengalaman. Semua railling tangga utama harus
terbungkus crome/stainles steel kecuali disebutkan lain.
g. Semua untuk pekerjaan ini harus mengacu pada gambar rencana, kecuali
ditentukan lain.
8.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup pembuatan dan pemasangan langit-langit dengan
berbagai bahan penutup langit-langit (gypsum panel, gypsum tile dan calsiboard)
sesuai dengan gambar dan RKS, meliputi penyediaan alat, bahan dan tenaga untuk
keperluan pekerjaan ini.
Pekerjaan langit-langit / plafon disini adalah dengan full system dalam arti seluruh
rangka dan panel penutupnya adalah satu pabrikan dan satu system desainnya.
Dalam pelaksanaannya dari produk yang dipakai harus bersedia menyediakan
tenaga supervise teknis dari principal.
53
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
Standar-standar peraturan :
a. SNI 03-6384 : 2000 – Spesifikasi panel atau papan gypsum
b. SNI 07-2053-2006 – Untuk baja canai dingin lapis seng (Bj.LS)
c. SNI 4096-2007 – Untuk baja canai dingin lapis aluminium-seng (Bj.LAS)
d. SNI 8521-2018 – Untuk baja lembaran dan gulungan lapis paduan alumunium-
sengmagnesium (Bj.LAM)
e. ASTM C 645 – Rangka Metal
f. ASTM C 475 – Joint Compound dan Joint tape
g. ASTM C 1002 – Drywall Screw
h. ASTM C 1396 – Standard Board
i. ASTM C 473 – Standard Test Methods for Physical Testing of Gypsum Panel
Products
j. ASTM C 840 – Aplikasi dan Finishing papan gypsum
k. ASTM C 754 – Instalasi rangka metal papan gypsum menggunakan sekrup
8.2. BAHAN
l. Bahan yang dipakai pada pekerjaan ini adalah panel gypsum standart 9mm
sesuai pada gambar perencanaan, produk Knauf, Jaya Board, Gyproc,
Armstrong atau Elephant.
Papan gipsum harus dari tipe standar yang memenuhi ketentuan AS 2588, BS
1230 atau ASTM C 36.
Bahan panel accustic sesuai gambar perencanaan, produk : Knauf, Rockfon,
AMF.
m. Calsium Cilicat 6mm untuk plafon ruang, teritisan atap bagian luar dan daerah
basah atau sesuai dengan finishing schedule. Bahan terpasang harus dalam
keadaan utuh, kuat, permukaan rata dan tanpa cacat lainnya.
n. Rangka plafond menggunakan sistem metal furing chanel terbuat dari bahan
galvalume tebal 0,55 mm, full system sesuai gambar rancangan pelaksanaan
produk Boral, atau Jaindo.
o. Calsiboard 6 mm untuk plafon teritisan atap bagian luar dan daerah basah atau
sesuai dengan finishing scedule yang telah ditentukan. Bahan terpasang harus
dalam keadaan utuh, kuat, permukaan rata dan tanpa cacat lainnya.
8.3. PELAKSANAAN
a. Rangka penggantung dipasang berjarak maksimum 120 cm sesuai gambar
rancangan sedangkan untuk rangka pembagi berjarak 60 cm untuk papan
gypsum 9 mm sesuai persyaratan teknis dari pabrik dan gambar rancangan
pelaksanaan
b. Pemasangan paku atau sekrup harus diberi jarak 10 mm (minimal) dan
maksimal 16 mm dari pinggir bahan penutup. Jarak antara paku sekrup pada
bagian tepi gypsum berjarak 20 cm sedangkan pada bagian tengah penutup
langit-langit jarak antara paku sekrup adalah 30 cm.
c. Sambungan pada pemasangan penutup langit-langit antara satu dengan
lainnya adalah serapat mungkin tanpa jarak yang pemasangannya dilakukan
zig zag.
d. Untuk mendapatkan hasil permukaan yang benar-benar rata pada setiap
sambungan harus dilapisi dengan base bond dan paper tape dari produk yang
sama dengan papan penutup langit-langit dengan lubang dan garis tengah
pelaksanaan sesuai brosur petunjuk.
e. Untuk pekerjaan plafond dengan menggunakan gypsum datar tanpa nat, tebal
minimal 9 mm produksi Jaya Board.
54
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
f. Pemasangan penutup langit-langit harus ditimbang rata air agar mendapatkan
permukaan yang benar rata.
g. List langit-langit dipasang pada setiap permukaan antara dinding dan plafond
dengan cara pemasangan menggunakan paku atau sekrup sedemikian rupa
sehingga pangkal paku atau sekrup dapat masuk ke dalam bahan penutup
langit-langit. Lubang bekas paku atau sekrup harus ditutup dengan
plamir/compound dari bahan gypsum sampai tak terlihat bekas lubang.
h. Langit-langit tanpa penutup/exposed beton di ruang-ruang yang tidak tertutup
harus dirapikan.
i. Untuk Plafon Akustik (Accoustic) dipasang dengan system Exposed
Cenceled / Rangka exposed sesuai standart pabrik yang direkomendasikan.
j. Pemasangan Calsiboard
Langit – langit Calsiboard dipaku atau disekrup pada rangka plafond dengan
hati – hati, menggunakan paku baut eternit yang cukup jumlahnya. Letak paku
– paku tersebut harus diatur dan beraturan jaraknya. Permukaan seluruh
bidang langit – langit Calsiboard harus datar air / waterpass tanpa nat.
Pertemuan langit – langit dengan dinding tidak bercelah. Langit – langit
Calsiboard dicat emultion dengan warna yang ditetapkan oleh Konsultan
Perencana.
1.2. BAHAN
- Bahan bagian plafond tritisan/sisi luar digunakan plafond PVC.
Spesifikasi bahan :
Nama Produk : Plafon PVC ex. Shunda Plafond, ex Allderon
Panjang : 5m
Lebar Total : 21,8 cm
Lebar Efektif : 20 cm
Tebal : 8 mm
Luas Efektif Pjg 5 m : 1 m2
Toleransi : +/- 3cm
Berat : 1.5 – 3 kg/m2
Finishing : Tidak perlu dicat
- Rangka plafond induk menggunakan Furing Metal dan untuk rangka pembagi
digunakan Furing Metal standar pabrik dengan kualitas baik.
1.3. PELAKSANAAN
Persiapan dan Pemasangan
2) Buat garis (marking line) ketinggian plafond pada sekeliling dinding.
3) Rangka langit-langit induk dipasang dengan urutan pertama, yang dikaitkan
pada kaki kuda-kuda. Rangka ini kemudian dipakai penggantung dari furing ke
kaki kuda-kuda dan gording. Setelah rangka induk furing metal terpasang,
dilanjutkan dengan pemasangan rangka pembagi dari furing metal.
4) Atur ketinggian main-runner pada level yang dikehendaki dengan patokan garis
marking dan membentuk bidang datar yang sempurna.
5) Pemasangan rangka ini harus rapi dan waterpass. Kontraktor bertanggung
jawab atas kerapian pemasangan rangka ini.
55
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
6) Langit-langit dari bahan Papan PVC dipasang pada rangka ini, dengan
melakukannya menggunakan skrup yang sesuai. Hasil akhir harus waterpass,
apabila ada Papan PVC yang cacat, pecah harus diganti dengan Papan PVC
yang baru.
7) Terakhir pada tepi bidang dipasang Profil PVC, sesuai dengan jenisnya yang
tertera pada gambar perencanaan.
9.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup pemasangan pelapis dinding ruangan-ruangan dalam
bangunan sesuai dengan gambar pelaksanaan dan RKS ini, meliputi
penyediaan alat, bahan dan tenaga untuk keperluan pekerjaan ini. Ruangan yang
dilapisi keramik sesuai dengan gambar dan schedule finishing.
Standar :
a. SNI 13006:2010 tentang spesifikasi ubin keramik
b. SNI 03-4061-1996 tentang spesifikasi ubin granito
c. SNI 03-4062-1996 tentang spesifikasi ubin lantai keramik berglazir
d. ANSI (American National Standard Institute), USA
e. A108/A118/A136.1-2020 : Spesifications For The Installation Of Ceramic Tile
9.2. BAHAN
- Keramik
Keramik untuk pelapis dinding yang dipakai buatan dalam negeri (Roman
atau Asia Tile), berukuran 25 x 25 cm untuk pelapis lantai toilet, 25 x 40 cm
untuk pelapis dining toilet. Bahan yang didatangkan harus dalam keadaan baik,
utuh kuat, tanpa cacat. Keramik yang didatangkan harus disetujui oleh
Konsultan MK.
9.3. PELAKSANAAN
a. Pemasangan keramik
Pemasangan keramik dinding sebaiknya pada tahap akhir, untuk menghindari
kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai. Permukaan dinding yang akan
dipasang keramik harus bersih, cukup kering dan rata air. Tentukan tulangan
dengan mempertimbangkan tata letak ruangan dinding yang ada. Pemasangan
keramik dinding dimulai dari tulangan ini. Sebelum dipasang, keramik dinding
agar direndam dalam air terlebih dahulu. Setiap jalur pemasangan sebaiknya
ditarik benang dan rata air. Adukan semen untuk pemasangan keramik harus
penuh, baik permukaan dasar maupun di badan belakang keramik dinding
yang terpasang. Perbandingan adukan dan ketebalan rata – rata yang
dianjurkan adalah Semen : Pasir = 1 : 4, dengan ketebalan rata – rata 2,0 cm.
Lebar nat yang dianjurkan untuk dinding adalah 2 mm, dengan campuran
pengisi nat (Grout) bahan khusus AM 50. Bagi area yang luas dianjurkan untuk
diberi expansion joint. Khusus untuk dinding luar, harap diberi tali air per jarak
tertentu dengan mempertimbangkan desainnya, agar tidak menerima beban
terlalu berat. Bersihkan segera bekas adukan dari permukaan keramik, dapat
digunakan bahan pembersih yang ada di pasar dengan kadar asam tidak lebih
dari 5 %, setelah itu segera bersihkan dengan air bersih. Karena sifat alamiah
dari produk keramik, yang disebabkan proses pembakaran pada temperatur
tinggi, dapat terjadi perbedaan warna dan ukuran, untuk ini periksa dan
pastikan keramik dinding yang akan dipasang mempunyai seri dan golongan
ukuran yang sama.
56
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
Plesteran dinding untuk pasangan keramik harus benar-benar rata dan cukup
kering. Keramik dipasang secara teliti dan rapi. Pemotongan ubin keramik
harus menggunakan alat pemotong khusus. Lebar dan kedalaman siar-
siar harus sama (maksimal 3 mm untuk dinding keramik dan 1 mm untuk
dinding granit) dan siar harus membentuk garis-garis lurus. Siar-siar itu diisi
dengan bahan pengisi warna (grout semen berwarna), sesuai
dengan petunjuk Konsultan MK. Dinding keramik yang sudah terpasang harus
dibersihkan dari segala macam noda/kotoran yang melekat sehingga benar-
benar bersih, warnanya tidak kusam. Semua pemasangan dinding keramik
dipasang rata dengan plesteran dinding yang tidak dilapis keramik.
10.1 KETERANGAN
Bagian ini mencakup semua pekerjaan penutup lantai dalam bangunan dan teras-
teras termasuk plin dan tangga, seperti yang tercantum
dalam gambar dan RKS, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan
untuk pekerjaan ini.
Pengiriman ubin ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik yang
belum dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh dan jelas.
Kontraktor wajib menyediakan cadangan secukupnya dari keseluruhan bahan
terpasang untuk diserahkan kepada Pemilik Proyek.
Standar :
a. SNI 13006:2010 tentang spesifikasi ubin keramik
b. SNI 03-4061-1996 tentang spesifikasi ubin granito
c. SNI 03-4062-1996 tentang spesifikasi ubin lantai keramik berglazir
d. ANSI (American National Standard Institute), USA
e. A108/A118/A136.1 – 2020 : Spesifications For The Installation Of Ceramic
Tile
10.2 BAHAN
a. Ubin penutup lantai yang dipakai ukuran 60 x 60, dari jenis HomogeneousTile
yang mempunyai specifikasi minimal sbb :
No Ukuran Tile Uraian Toleransi
1 60 x 60 Tebal ± 9 mm ±5%
Panjang x Lebar ± 0,5 %
Kuat Tekan Min K-500
Kuat Gesekan ≤175 mm3
Daya Serap Air ≤0,5 %
Ketahanan Zat Kimia Sedang
Kimia
57
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
10.3 PELAKSANAAN
a. Pemasangan lantai keramik dan homogeneus tile
Pemasangan keramik lantai sebaiknya pada tahap akhir, untuk menghindari
kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai. Permukaan lantai yang akan
dipasang keramik maupun Homogeneous Tile/Granit Tile harus bersih, cukup
kering dan rata air. Tentukan tulangan/kepalaan dengan mempertimbangkan
tata letak ruangan / lantai yang ada. Pemasangan keramik lantai dimulai dari
tulangan ini. Sebelum dipasang, keramik lantai agar direndam dalam air
terlebih dahulu. Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang dan rata
air. Adukan semen untuk pemasangan keramik harus penuh, baik permukaan
dasar maupun di badan belakang keramik lantai yang terpasang.
Perbandingan adukan dan ketebalan rata – rata yang dianjurkan adalah
Semen : Pasir = 1 : 4, dengan ketebalan rata – rata 2 - 4 cm. Lebar nat yang
dianjurkan untuk lantai adalah 2 - 3 mm kecuali untuk keramik type cuting dan
homogeneustile lebar nat maximum adalah 2mm, dengan campuran pengisi
nat (Grout) bahan khusus AM 50 dengan warna sama dengan penutup
lantaiyang dipasang. Bagi area yang luas dianjurkan untuk diberi
expansionjoint. Bersihkan segera bekas adukan dari permukaan keramik,
dapat digunakan bahan pembersih yang ada di pasar dengan kadar asam
tidak lebih dari 5 %, setelah itu segera bersihkan dengan air bersih. Karena
sifat alamiah dari produk keramik, yang disebabkan proses pembakaran pada
temperatur tinggi, dapat terjadi perbedaan warna dan ukuran, untuk ini
periksa dan pastikan keramik lantai yang akan dipasang mempunyai seri dan
golongan ukuran yang sama.
b. Pemasangan
Pekerjaan ini harus dilakukan dengan serapi-rapinya oleh tukang yang
benar-benar ahli dan berpengalaman, sesuai dengan
petunjuk pabrik bahan yang bersangkutan.
11.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dan seharusnya
dilaksanakan dalam pengecatan dengan bahan-bahan emulsi, enamel,
politur/teak oil, cat dasar, pendempulan, baik yang dilaksanakan sebagai
pekerjaan permulaan, ditengah-tengah dan akhir. Yang dicat adalah semua
58
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
permukaan baja/besi, kayu, plesteran tembok dan beton, dan permukaan-
permukaan lain yang disebut dalam gambar dan RKS.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga dan semua peralatan yang
diperlukan untuk pekerjaan ini.
STANDAR / RUJUKAN
▪ PUBB 1973 NI-3.
▪ Steel Structures Painting Council (SSPC).
▪ Swedish Standard Institution (SIS).
▪ British Standard (BS).
▪ Petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat.
▪ SNI 03-2410-2002 – Tata cara pengecatan dinding tembok dengan cat emulsi
▪ SNI 3564-2014 – Cat tembok emulsi
▪ SNI 8882-2020 – Cat dasar dan cat akhir berbahan resin alkid sebagai
pelindung baja dari korosi
▪ SNI 03-2408-1991 – tata cara pengecatan logam
11.2. BAHAN
a. Umum.
1. Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan
masih jelas menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau
Spesifikasi cat, nomor takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan
pabrikpetunjuk dari pabrik dan nama pabrik pembuat, yang semuanya
harus masih absah pada saat pemakaiannya. Semua bahan harus sesuai
dengan Spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat. Pemakaian bahan-
bahan pengering atau bahan-bahan lainnya tanpa persetujuan
Pengawas tidak diperbolehkan. Selambat-lambatnya sebulan sebelum
pekerjaan pengecatan dimulai, Kontraktor harus mengajukan daftar tertulis
dari semua bahan yang akan dipakai untuk disetujui oleh Konsultan MK.
Konsultan MK berhak menguji contoh-contoh sebelum memberikan
persetujuan.
Untuk menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat
yang dipakai harus berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil
produksi Nippon paint, Asian paint.
b. Cat Dasar.
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut :
- Water-based sealer untuk permukaan pelesteran, beton, papan gipsum
dan panel kalsium silikat.
- Masonry sealer untuk permukaan pelesteran yang akan menerima cat
akhir berbahan dasar minyak.
- Wood primer sealer untuk permukaan kayu yang akan menerima cat akhir
berbahan dasar minyak.
- Solvent-based anti-corrosive zinc chomate untuk permukaan besi/baja.
c. Undercoat.
Undercoat digunakan untuk permukaan bidang baru yang belum pernah dicat
sebelumnya.
d. Cat Akhir.
Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau yang setar
:
- Emulsion untuk permukaan interior pelesteran, beton, papan gipsum dan
panel kalsium silikat.
59
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
- Emulsion khusus untuk permukaan eksterior pelesteran, beton, papan
gipsum dan panel kalsium silikat.
- High quality solvet-based high quality gloss finish untuk permukaan interior
pelesteran dengan cat dasar masonry sealer, kayu dan besi/baja.
- Khusus untuk bagian luar yang tidak terlindung atap dipakai jenis
Weathershield
11.3. PELAKSANAAN
a. Pelaksanaan Pekerjaan
Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan.
1. Umum.
- Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya,
permukaan polesan mesin, pelat, instalasi lampu dan benda-benda
sejenisnya yang berhubungan langsung dengan permukaan yang
akan dicat, harus dilepas, ditutupi atau dilindungi, sebelum persiapan
permukaan dan pengecatan dimulai.
- Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam
bidang tersebut.
- Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan
persiapan permukaan atau pelaksanaan pengecatan. Minyak dan
lemak harus dihilangkan dengan memakai kain bersih dan zat
pelarut/pembersih yang berkadar racun rendah dan mempunyai titik
nyala diatas 38oC.
- Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian
rupa sehingga debu dan pecemar lain yang berasal dari proses
pembersihan tersebut tidak jauh diatas permukaan cat yang baru dan
basah.
3. Permukaan Gypsum.
Permukaan gipsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan
permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.
Kemudian permukaan gipsum tersebut harus dilapisi dengan cat dasar
khusus untuk gipsum, untuk menutup permukaan yang berpori.
Setelah cat dasar ini mengering dilanjutkan dengan pengecatan sesuai
ketentuan Spesifikasi ini.
60
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
4. Permukaan Kayu.
Permukaan kayu harus bersih dari minyak, lemak dan serbuk kayu
gergajian, sisa pengamplasan serta kotoran lainnya, sebelum pelapisan
cat dimulai.
c. Pelaksanaan Pengecatan.
Umum.
- Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran punggung cat,
tetesan cat, penonjolan, pelombang, bekas olesan kuas, perbedaan warna
dan tekstur.
61
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
- Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah
sempurna dan semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan
dengan ketebalan yang sama.
- Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan, termasuk
bagian tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa memperoleh ketebalan
lapisan yang sama dengan permukaan-permukaan di sekitarnya.
- Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan
permukaan yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus telah
diberi lapisan cat dasar terlebih dahulu.
Proses Pengecatan.
- Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya
untuk memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, disesuaikan
dengan kedaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud.
Penecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat
kering), sesuai ketentuan berikut.
a. Permukaan Interior Pelesteran, Beton, Gipsum.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion.
b. Permukaan Eksterior Pelesteran, Beton.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion khusus eksterior
/Weathersield.
c. Permukaan Interior dan Eksterior Pelesteran dengan Cat Akhir
Berbahan Dasar Minyak.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis masonry sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high
quality gloss finish.
d. Permukaan Kayu
Cat Dasar : 1 (satu) lapis wood primer sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high
quality gloss finish.
e. Permukaan Besi/Baja.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis solvent-based anti-corrosive zinc
chromate primer.
Undercoat : 1 (satu) lapis undercoat.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high
quality gloss finish.
Metode Pengecatan.
62
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
- Cat dasar untuk permuakaan beton, plesteran, gypsum board diberikan
dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
- Cat dasar untuk permukaan papan gipsum deberikan dengan kuas dan
dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
- Cat dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan dengan kuas dan
lapisan berikutnya boleh dengan kuas, rol atau semprotan.
- Cat dasar untuk permukaan besi/baja diberikan dengan kuas atau
disemprotkan dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan.
e. Pengerjaan melamin
Permukaan kayu yang dipertahankan corak naturalnya seperti yang
dijelaskan dalam gambar atau keterangan lainnya (daun pintu, Clading
Teakwood, Nurse station, Bed Head, dll sesuai gambar rencana) dimelamin
dengan bahan dari produk yang baik.
Pekerjaan harus dilakukan oleh tukang yang ahli dan berpengalaman.
Bagian yang akan dimelamin harus benar-benar bersih dan kering. Bagian
yang retak harus ditutup dulu dengan dempul yang khusus untuk melamin.
Sebelum pengecatan dimulai kayu harus digosok dulu dengan batu kambang
sampai rata kemudian dihaluskan dengan ampelas.
Pengecatan dilakukan setelah permukaan kayu benar-benar telah bersih
dan kering.
Tingkat lapisan melamin yang dikehendaki adalah dof.
12.1. KETERANGAN
Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan yang berhubungan seperti
ditunjukkan dalam gambar, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan alat yang
diperlukan.
Stanndar :
a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
14/PRT/M/2017 Tentang Persyaratan kemudahan Bangunan Gedung
63
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
b. Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2020 tentang Aksibilitas Terhadap
Permukiman, Pelayanan Publik, dan Perlindungan dari Bencana bagi
Penyandang Disablilitas
c. SNI 797-2020 – Kloset duduk
d. SNI 03-1148-1998 – Peraturan pria jenis Vitorus Cina
e. SNI 03-0579-1989 – Meja cuci keramik jenis vitreous China
12.2. BAHAN
a. Water Closet dan Wastafel
Barang-barang yang akan dipakai adalah sebagai berikut :
1. Water Closet Duduk
Bahan porselen, produk dalam negeri (TOTO type CW 702J/SW784JP
atau Trillun Ware type CD HARVEST TW ), lengkap dengan stop kran dan
peralatan lain (warna standard).
2. Water Closet Jongkok
Bahan porselen, produk dalam negeri (TOTO type CE 9/TV 150 NWV12
atau Trilliun Ware type CJ EMERALD TW), lengkap dengan stop kran dan
peralatan lain (warna standard).
3. Wastafel
• Wastafel Meja Bahan porselen, produk dalam negeri (TOTO tipe L 521
V1A, L 830 V3 atau Trilliun Ware type COBALT TW), lengkap dengan
keran, siphon dan perlengkapan lainnya (warna standard).
• Westafel pedestal produk Toto type LW 236J/ LW 239FJ atau Trilliun
Ware type GARNET TW.
4. Sink dapur (TOTO atau Royal)
Semua wastafel dan Sanitary yang lainnya sudah lengkap dengan keran,
siphon dan perlengkapan lainnya yang diperlukan.
5. Urinoir (Type Moslem)
Produk Toto type U57M atau Trilliun Ware type Urinal VIZCARIA TW.
Semua Urinoir sudah lengkap dengan keran, siphon dan perlengkapan
lainnya yang diperlukan.
12.3. PELAKSANAAN
Pemasangan semua peralatan/perlengkapan saniter harus dilakukan oleh ahli
pemasangan barang sanitair yang berpengalaman. Pengerjaan harus dilakukan
dengan hati-hati dan sangat rapi.
64
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
a. Semua sambungan harus kedap air dan udara. Bahan penutup sambungan
tidak diijinkan.
Cat, vernis, dempul dan lainnya tidak diijinkan dipasang pada bidang-bidang
pertemuan sambungan sampai semua sambungan dipasang kuat dan diuji.
Semua saluran ekspos ke perlengkapan sanitasi harus diselesaikan
sedemikian rupa sehingga tampak bersih dan rapih dan sesuai ketentuan
Gambar Kerja dan petunjuk pemasangan dari pabrik pembuat.
b. Pemipaan dari perlengkapan sanitasi ke pipa distribusi utama harus
dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
c. Bak cuci tangan tipe dinding ahrus dipasang sedemikian rupa sehingga
puncak bagian luar alat-alat tersebut berada 800mm di atas lantai, kecuali
bila ditunjukkan lain dalam Gambar Kerja.
Bak cuci tangan tipe pemasangan di meja harus dipasang pada ketinggian
sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
d. Bak cuci dari bahan stainless steel harus dipasang sedemikian rupa pada
meja/kabinter seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
e. Urinoir harus dipasang sedemikian rupa sehingga puncak tepi bagian depan
alat ini berada 530mm diatas lantai untuk orang dewasa dan 330mm untuk
anak-anak, atau sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
f. Sistem penumpu dan penopang harus sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik pembuat perlengkaan sanitasi atau sesuai persetujuan Pengawasan
Lapangan.
g. Pemanas air dengan tenaga listrik harus dipasang sesuai petunjuk
pemasangan dari pabrik pembuatnya, pada tempat-empat seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja, dan pekerjaan elektrikal harus dilaksanakan sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
h. Pemasangan alat-alat sanitair lain
Kaca cermin dan tempat alat-alat pada wastafel harus dipasang sipat datar
dan diskrupkan pada dinding. Barang-barang yang akan dipakai harus tidak
bercacat sedikitpun. Floor drain harus dipasang dengan saringannya, dan
dipasang rapih. Semua sela-sela antara floor drain dengan lantai, harus diisi
dengan adukan 1 Pc : 2 Ps. Pasangan harus sedemikian sehingga bidang
atas floor drain rata dan sebidang dengan bidang lantai.
Paper holder hanya dipasang pada toilet yang closetnya duduk. Tempat
sabun hanya dipasang pada toilet yang ada bak airnya saja. Tinggi
pemasangan pada dinding 100 cm di atas lantai.
65
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
Spesifikasi : Sun Louvre dengan sistem pemasangan fixed system
Pengendalian mutu : Pemasangan harus dilakukan oleh applikator (subkontraktor) yang
direkomendasi oleh pabrikan.
Modul pemasangan sunlovres harus mempertimbangkan kekuatan
angin (wind load) di mana bangunan itu berada sesuai dengan
standard perhitungan yang berlaku.
13.2.3. Aksesoris
Pengikat berupa paku, mur, baut, sekrup, paku rivet, clamp, end cap dan lain-lain harus
sesuai dengan metode pemasangan dari pabrikan.
i. Penyimpanan bahan sunlouvres, rangka dan material lain ditempat pekerjaan harus
diletakkan pada ruang/ tempat dengan sirkulasi udara yang baik, kering dan tidak
lembab serta tidak terkena cuaca langsung.
j. Kondisi kulit bangunan sebelum pemasangan harus benar-benar kering dan bebas
dari semua bahan / alat bantu pengecoran (plastik, kain, dsb)
l. Pemasangan rangka dilakukan dengan benar dan kuat pada struktur bangunan
beton dengan menggunakan fixation rivet dan clamp, tanpa mengurangi kekuatan
struktur bangunan itu sendiri.
o. Pemasangan sunlovres juga harus benar dan kokoh dengan menggunakan fixation
rivet dan clamp, untuk mencegah terjadinya getaran.
66
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
p. Untuk bagian sudut diharuskan pertemuan antara sunlovres dibuat sedemikian
rupa.
Pekerjaan ini meliputi konstruksi seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai
petunjuk Pengawas Lapangan/MK yang dibuat dari pasangan batu kali, seperti pondasi,
saluran air, Turap/headwalls, dan lainnya.
Pekerjaan ini meliputi tetapi tidak terbatas pada pengadaan bahan, tenaga kerja dan
semua pekerjaan yang dibutukan untuk menyelesaikan pekerjaan pasangan batu kali,
sesuai batas, tingkat, bagian dan dimensi seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
a. Contoh Bahan.
Contoh bahan batu seberat minimal 20 kg harus diserahkan terlebih dahulu
kepada Pengawas Lapangan/MK untuk disetujui.
a. Batu Kali.
Batu kali harus memiliki sisi terpanjang maksimal 150 mm, dan memiliki minimal
3 bidang kontak.
Batu kali harus keras, bersifat kekal dan tidak boleh mengandung bahan yang
dapat merusak.
b. Adukan.
Adukan dan plesteran harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis 04060.
67
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
14.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
q. Umum.
Semua peralatan seperti alat pencampur beton harus disetujui Pengawas
Lapangan/MK sebelum pelaksanaan pekerjaan. Alat harus dalam keadaan baru,
dengan mesin cadangan atau suku cadang yang mudah diperoleh.
Semua peralatan pengoperasian, alat – alat dan lainnya, harus dalam keadaan
baru dan berkualitas baik. Semuanya harus disetujui Pengawas Lapangan/MK.
d. Header.
Header atau saluran pembagi harus didistribusikan secara seragam ke seluruh
struktur dinding sehingga membentuk 1/5 dari permukaan ekspos.
Saluran tersebut harus memiliki panjang sedemikian rupa dari permukaan
dinding ke dalam minimal 300 mm. Bila tebal dinding 450 mm atau kurang,
saluran pembagi harus memiliki panjang penuh dari permukaan muka ke
belakang.
68
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
e. Backing.
Backing atau penumpu harus dibuat dari batu – batu berukuran besar dan harus
dipasang dengan cara yang rapi. Batu – batu yang membentuk dinding penumpu
harus terikat baik dengan batu – batu yang membentuk permukaan dinding.
Semua celah atau bukaan kecil harus diisi dengan adukan. Batu – batu berupa
pecahan kecil harus digabungkan dan dikelilingi dengan adukan, dipadatkan ke
dalam celah.
f. Batas.
Sambungan alas dan vertikal harus diisi dengan adukan dn penyelesaian harus
rata dengan permukaan batu ekspos.
h. Lubang Drainase.
Semua dinding penahan tanah harus dilengkapi dengan lubang drainase.
Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, lubang drainase harus dibuat dari
pipa PVC dan ditempatkan pada titik terendah pada bagian yang leluasa dan
dipasang pada setiap jarak tidak lebih dari 2000 mm dengan diameter maksimal
50 mm.
Batu pecah yang sesuai untuk penyaring harus ditempatkan di belakang setiap
lubang drainase.
i. Pembersihan Permukaan.
Segera setelah adukan ditempatkan, semua permukaan pasangan batu kali yang
terlihat harus dibersihkan secara menyeluruh dari cipratan adukan dan harus
dijaga sedemikian rupa sampai pekerjaan selesai.
j. Perawatan.
Pasangan batu kali harus dilindungi dari cahaya matahari dan secara terus –
menerus harus dibasahi dengan cara yang disetujui selama 3 (tiga) hari setelah
pekerjaan selesai.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan – bahan, peralatan dan alat bantu
lainnya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan ini guna mendapatkan hasil yang
baik.
Pekerjaan lansekap yang dilaksanakan meliputi semua pekerjaan yang tertera dalam
Gambar Kerja dan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan/MK, tetapi tidak terbatas pada
pekerjaan berikut :
❑ Pekerjaan persiapan pembentukan tanah.
❑ Pekerjaan penanaman pohon peneduh / pelindung, dan rumput.
❑ Pekerjaan perawatan / pemeliharaan tanaman.
69
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
15.2. STANDAR / RUJUKAN
b. Persyaratan Lainnya.
c. Tenaga Ahli.
a. Tanaman.
- Semua jenis tanaman, baik tanaman hias (bromelyad,sansivera), pohon
peneduh (pohon tabebuya), maupun rumput (gajah mini) yang akan ditanam
harus disetujui Pengawas Lapangan/MK dan sesuai petunjuk Gambar Kerja
serta mengikuti semua persyaratan dalm Spesifikasi Teknis ini. Daftar tanaman
dan jarak penanaman dapat dilihat dalam Gambar Kerja.
- Tanaman rumput yang dipilih untuk ditanam harus sesuai dengan petunjuk
Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan/MK. Penanaman
dalam bentuk rumpun.
70
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
b. Pupuk.
- Pupuk kandang yang berasal dari sapi atau kuda yang telah kering dan matang
digunakan untuk meningkatkan unsur mikro dan makro. Pupuk kandang harus
bersih dari gumpalan akar rumput dan tanaman liar serta dalam keadaan sudah
hancur (tak terdapat bongkahan).
- Pupuk buatan yang mengandung unsur – unsur NPK (15 : 15 : 15) digunakan
untuk mendorong pembentukan akar, bunga dan buah.
- Pupuk buatan ZA atau Urea digunakan untuk pemupukan rumput.
c. Tanah Urug.
Tanah urug yang dipakai harus dari jenis tanah subur yang bersih dari bekas
bahan bangunan, batu – batuan, rumput maupun tanaman.
Tanah subur ini terdiri dari campuran tanah baik dan pupuk kandang yang telah
kering dan matang, dengan perbandingan jumlah 1 : 1.
a. Umum.
- Pelaksanaan pekerjaan persiapan, pembentukan dan pembersihan tanah
harus sudah dilaksanakan sesuai petunjuk Gambar Kerja dan ketentuan
Spesifikasi Teknis ini.
- Pemasangan patok – patok berikut keterangan koordinat posisi perlu
dilaksanakan terutama untuk patokan penanaman awal setiap jenis tanaman.
- Setelah pembentukan dan penyelesaian tanah dengan bentuk / kemiringan /
garis ketinggian sesuai Gambar Kerja, pekerjaan lubang galian dapat
dilaksanakan untuk persiapan penanaman.
- Semua penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari atau setelah pukul
15.30 agar tidak banyak terjadi penguapan dan kekeringan yang terlampau
cepat bagi tumbuh – tumbuhan tersebut kecuali penanaman yang dilakukan
di tempat yang terlindung dari matahari langsung dapat dilakukan setiap saat.
- Semua tanaman yang disuplai harus dalam keadaan sehat dan utuh dalam
arti :
❑ Tanaman tidak terkena hama penyakit, serangga atau jamur.
❑ Cabang, akar dan daun tidak dalam keadaan patah atau sobek.
❑ Kondisi tanaman (tinggi dan diameter tajuk) harus sesuai permintaan.
- Pemindahan tanaman harus memperhatikan hal – hal sebagai berikut :
❑ Tanaman pohon yang akan dipindahkan, harus dipersiapkan dalam
keadaan digali minimal 1 minggu sebelum dipindahkan, dan daun dan
percabangan dipangkas secukupnya untuk kemudian dilanjutkan
dengan pembungkusan akar.
❑ Tanaman pohon yang telah berada dalam wadah dapat langsung
dibawa ke lokasi penampungan tanaman pada masing – masing
lokasi, dan disimpan disana sampai saat penanaman tiba.
❑ Tanaman semak / perdu dan penutup tanah (ground cover) disiapkan
dalam keadaan akar terbungkus.
b. Persiapan Lahan.
- Pematokan.
Pematokan harus dilakukan untuk menentukan titik – titik penanaman.
Kegiatan dapat dilanjutkan setelah lokasi titik / patok disetujui oleh
Pengawas Lapangan.
- Penggalian Tanah.
71
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
❑ Persiapan lahan dengan cara penggalian harus dilakukan untuk
mengangkat dan memisahkan tanah dari puing – puing sisa bahan
bangunan berupa paku – paku, batu bata, kayu dan sisa bahan kimia
bila ada.
❑ Penggalian harus dilakukan minimal sedalam 400 mm untuk tanaman
perdu dan minimal 600 mm untuk tanaman pohon, untuk memastikan
bahwa lapisan tanah yang mengandung puing telah terangkat semua.
- Pemupukan.
Untuk meningkatkan unsur mikro dan makro yang dikandung tanah,
pupuk kandang yang telah matang harus dicampur dengan tanah yang
telah dibuka dan dibalik, dengan perbandingan 1 : 1 seperti disebutkan
dalam butir 4.2.1. dari Spesifikasi Teknis ini.
c. Penanaman.
Tanaman harus didatangkan sesuai dengan jadual kerja penanaman, untuk
menghindarkan tanaman berada terlalu lama dalam penampungan, dan harus
dilaksanakan sebagai berikut :
❑ Tanaman yang akan ditanam harus berupa tanaman yang berasal dari
tempat penampungan atau yang telah mengalami masa persiapan dalam
galian tempat semula, dengan tinggi minimal yang telah ditetapkan.
❑ Pertama gali lubang yang besar, lebih besar dari ukuran wadah tanaman, dan
sisihkan di sekitar lubang galian.
❑ Ke dalam lubang tersebut dimasukkan tanah subur seperti tersebut dalam
butir 4.2.1. dan tinggalkan sejumlah tertentu untuk dicampurkan dengan
tanah galian tadi yang akan dikembalikan lagi ke dalam lubang galian semula.
❑ Dengan berhati – hati, keluarkan tanaman dari wadahnya dan tempatkan
dalam lubang galian.
❑ Kemudian kembalikan tanah galian ke sekitar akar, padatkan dengan hati –
hati agar tidak terdapat kantong udara.
❑ Ketika lubang telah terisi tanah 2/3 bag, padatkan perlahan dengan kaki dan
siram dengan baik.
❑ Tanah di sekitar dasar tanaman harus diberi cekungan agar air dapat
mengalir dengan sendirinya ke arah batang tanaman.
❑ Tanaman harus ditahan dengan kayu air / stegger untuk menahan tanaman
yang belum seimbang.
72
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
e. Pemeliharaan Tanaman.
- Pekerjaan pemeliharaan meliputi penyiraman, penyiangan, penggantian
tanaman dan rumput yang rusak, pemangkasan, pemupukan,
pemberantasan hama. Pekerjaan pemeliharaan tanaman dilaksanakan
dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut :
❑ Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk Gambar
Kerja, ketentuan Spesifikasi Teknis dan sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan/MK.
❑ Pemeliharaan harus dilaksanakan Kontraktor segera setelah
pekerjaan penanaman selesai. Masa pemeliharaan sesuai ketentuan
dalam Kontrak.
❑ Selama itu, Kontraktor diwajibkan secara teratur memelihara semua
tanaman dan mengganti setiap tanaman yang rusak atau mati.
❑ Semua penggantian tanaman dengan yang baru menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
❑ Pemeliharaan tanaman harus disesuaikan dengan sifat dan jenis
tanaman yang ditanam.
❑ Bahan dan peralatan yang dipergunakan daalm setiap jenis
pekerjaan pemeliharaan harus benar – benar baik, memenuhi standar
pengerjaan yang dibutuhkan dan tidak merusak tanaman.
❑ Pupuk dan obat anti hama yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan dalam Spesifikasi Teknis ini.
❑ Penggantian tanaman harus sesuai dengan jenis / bentuk / warna
tanaman yang ditanam dan disetujui Pengawas Lapangan/MK.
- Penyiraman.
❑ Penyiraman harus dengan air bersih yang bebas dari segala bahan
organik / zat kimia / bahan lain yang dapat merusak pertumbuhan
tanaman. Penyiraman dilakukan dengan cara :
o Memakai alat khusus untuk menyiram tanaman seperti emrat
yang memiliki lubang banyak pada ujung keluarnya air
sehingga dapat menyebar air secara merata ke seluruh
permukaan tanah yang disiram.
o Memakai slang air terbuat dari plastik yang dihubungkan
dengan kran / sumber air yang terdekat. Penyiraman
dilakukan dengan cara memancarkan air menggunakan
nozzle atau sprinkler.
o Penyiraman dilakukan secara teratur terutama di musim
kemarau bagi tanaman dan rumput yang baru ditanam dan
juga bagi tanaman dalam tempat penampungan.
- Penyiangan.
❑ Penyiangan ini harus dilakukan secara teratur tiap satu bulan sekali
bagi tanaman pohon dan rumput.
❑ Penyiangan bagi tanaman rumput dilakukan untuk mencabut segala
tanaman liar dan jenis rumput yang berbeda dengan jenis rumput
yang ditanam. Alat yang dipakai adalah alat pancong atau cangkul
garpu kecil.
- Penggantian Tanaman.
❑ Kontraktor wajib melakukan penggantian setiap pohoh, tanaman
penutup atau rumput yang ditemukan rusak atau mati.
❑ Semua penggantian dengan tanaman baru menjadi tanggung jawab
Kontraktor sampai masa pemeliharaan yang ditentukan berakhir.
❑ Penggantian tanaman harus sesuai dengan jenis / bentuk / warna
tanaman yang ditanam dan disetujui Pengawas Lapangan/MK.
❑ Penggantian tanaman harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
tidak merusak tanaman lain di sekitarnya pada saat mencabut dan
menanam yang baru.
❑ Penggantian tanaman dilaksanakan pada sore hari antara pukul
15.30 – 18.00 dan dilanjutkan dengan penyiraman.
- Pemangkasan.
❑ Pemangkasan dilaksanakan untuk membuang cabang / ranting liar
atau untuk menjaga atau memperbaiki bentuk pertumbuhan yang
diinginkan.
❑ Cabang / ranting yang mati atau layu harus dibuang dengan
memotong.
❑ Semua pekerjaan pemangkasan harus dilakukan dengan gunting
pangkas untuk memotong cabang dan ranting dari arah bawah
membuat potongan miring menjauh (300 – 400) dari tunas yang
berada pada cabang / ranting yang tersisa jika memungkinkan
sehingga pertumbuhan baru dapat muncul dari tunas tersebut.
❑ Tidak dibenarkan melakukan pemangkasan cabang / ranting tanpa
menggunakan alat yang pemotong yang cukup tajam.
❑ Bekas pemotongan cabang / ranting harus ditutup dengan cat
penutup luka untuk mencegah infeksi yang disebabkan jamur
pembusuk kayu atau serangga yang dapat membunuh tanaman.
❑ Pemangkasan dilakukan secara teratur tiap satu bulan sekali.
- Pemupukan.
❑ Pupuk kandang yang matang digunakan untuk membuat tanah sehat
/ subur yang terdiri dari campuran pupuk kandang dan tanah baik
dengan perbandingan 1 : 1 yang akan digunakan untuk pekerjaan
penimbunan.
❑ Pupuk buatan NPK diberikan kepada tanaman pohon peneduh
setelah tanaman tersebut melampaui masa tanah 3 (tiga) bulan.
❑ Pupuk buatan NPK diberikan sebanyak 25 gram setiap tanaman
untuk mendorong pembentukan akar dan pembuahan.
❑ Pemupukan dilakukan dengan menanamkannya di dalam tanah
sedalam minimal 100 mm di sekeliling tajuk pohon, pada setiap jarak
600 mm.
74
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
❑ Pemupukan harus diulang 3 (tiga) bulan kemudian.
❑ Pupuk buatan ZA atau Urea untuk rumput harus diberikan sebanyak
12 gram/m2. Pemupukan dilakukan sebulan sekali. Pupuk harus
dilarutkan dengan air kemudian disemprotkan dengan sprayer ke
permukaan rumput.
a. Pekerjaan paving block ini meliputi seluruh pekerjaan paving block seperti yang
ditunjukkan dalam gambar kerja.
b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
c. Pekerjaan ini termasuk pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan “sub grade” dan lantai
kerja sesuai dengan seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.
d. Kemiringan lantai dibuat ke arah pembuangan air seperti yang ditunjukkan dalam
gambar.
a. Semua material yang akan digunakan harus memenuhi standar SNI, terutama pada hal-
hal kekuatan, ukuran, perubahan warna.
b. Material paving blok dengan mutu K-300 untuk pedestrian dan mutu K-400 untuk
halaman Gedung, yang digunakan dengan merek Conblock Indonesia atau lainnya.
c. ditentukan dengan test laboratorium atau sertifikat.
75
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
16.3 PERSYARATAN TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi/Pengawas Lapangan/Tim
Pengelola Teknis Kegiatan.
b. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian / penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya
dan harus disetujui Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas.
c. Untuk pasangan paving blok yang langsung di atas tanah, maka lapisan pasir urug sub
grade dan lantai kerja di bawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah
dipadatkan sesuai persyaratan) dan memiliki kemiringan permukaan 2,5 % dan telah
mempunyai daya dukung maksimal sesuai yang ditujukkan dalam gambar dan sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas.
d. Pekerjaan-pekerjaan di bawah tanah, lubang service dan lainnya harus dikerjakan dan
diselesaikan sebelum pekerjaan paving blok dilaksanakan.
e. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing dari pola
paving block untuk disetujui Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas.
f. Jarak antara unit-unit pemasangan paving block yang terpasang (lebar siar-siar), harus
sama lebar maksimum 5 mm, atau sesuai detail gambar serta petunjuk Konsultan
Pengawas / Pemberi Tugas, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama
lebarnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku dan saling
berpotongan tegak lurus sesamanya.
g. Pertemuan unit paving block dengan curb, trotoir harus menggunakan key block dan
pemotongan harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai persyaratan dari pabrik
yang bersangkutan.
h. Areal pemasangan paving block harus dipadatkan dengan plate vibrator ukuran plate
0,3 – 0,5 m2 dan mempunyai tekanan sentrifugal 1,6 – 2,0 ton. Pemadatan dilakukan 3
kali sebelum siar-siar di isi pasir, setelah itu dipadatkan dan diratakan beberapa kali
dengan roller 3 ton.
i. Area paving block tidak boleh digunakan sebelum seluruh area selesai dan terkunci.
j. Untuk setiap paving block, toleransi deviasi tidak lebih dari 6 mm dan perbedaaan
ketinggian setiap blok tidak lebih dari 2 mm.
k. Seluruh pekerjaan paving block harus bebas dari kotoran semen maupun oli.
l. Selama pemasangan dan setidaknya 3 hari setelah selesainya pekerjaan, seluruh area
paving block harus tertutup dari lalu lintas dan pekerjaan lainnya.
m. Paving Yang digunakan Mutu K-300 & K-400 dengan dimensi 20x10x8
76
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
Pekerjaan Kanstin Beton pada batas antara trotoar dengan jalan harus dilaksanakan oleh
kontraktor sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada pasal ini.
Kanstin Beton dengan Mutu K-300 harus dilaksanakan oleh kontraktor dengan mengikuti
semua ketentuan yang tercantum pada PBI 1971, RKS ini dan semua perintah dan
petunjuk yang disampaikan oleh direksi / konsultan management konstruksi selama
pekerjaan berlangsung.
• Semen
Semen yang dipakai untuk pekerjaan kanstin beton ini harus sesuai dengan persyaratan
yang ditentukan.
• Agregat
Semua agregat yang akan dipakai untuk pekerjaan kanstin beton harus mengikuti
ketentuan persyaratan yang ditentukan.
• Air
Air yang dipakai untuk pekerjaan kanstin beton harus mengikuti ketentuan yang
dipersyaratkan.
a. Kanstin beton harus dilaksanakan dengan menggunakan cetakan yang terbuat dari besi
atau kayu bayan, untuk memperoleh hasil cetakan yang bermutu baik. Cetakan harus
dibuat/dirakit rapi, sehingga akan diperoleh mutu kanstin yang lurus, rata dan tidak
keropos. Gambar dari rencana cetakan kanstin ini harus diajukan kepada direksi/ MK
untuk disetujui.
b. Dalam gambar tersebut tercantum keterangan lengkap tentang ukuran cetakan, bahan,
detail cetakan dan cara perakitannya dilapangan.
d. Pemasangan ditempat hanya diperkenankan setelah beton kanstinnya cukup keras dan
atas persetujuan direksi/MK. Nat antar kanstin sedemikian rupa agar tidak lebih dari
0,5cm dan lurus.
77
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
Bagian ini meliputi pengadaan bahan, peralatan, tenaga dan pelaksanaan pekerjaan
pemasangan saluran U-ditch seperti yang tertera pada gambar kerja.
a. Saluran U-Ditch yang dipakai merupakan Beton Pracetak / Precast pabrikasi, dengan
mutu sesuai dengan gambar kerja.
b. Supplier pemasok U-Ditch harus menyertakan sertifikat yang memuat dimensi,
ketebalan, beban maksimum diatas Decker yang diijinkan, ketebalan timbunan diatas
decker dsb, yang memungkinkan untuk memilih U-Ditch berdasarkan beban kendaraan
/ timbunan yang terjadi pada jalur U-Ditch terpasang.
c. Bila Mutu pabrikasi dibawah / tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, maka pihak
pengguna berhak menolak produk beton precast.
II. Pada waktu pemasangan U-Ditch dalam galian, letak akhir harus tepat dengan ujung
U-Ditch dan dipasang dengan lintasan dan sudut yang benar.
III. Untuk U-Ditch beton dengan kemiringan antara 1/5 sampai dengan 1/10, agar tidak
terjadi pergeseran U-Ditch, maka pada sambungan harus diberi angkur dari beton yang
ditanam pada kedalaman minimal 50cm dibawah sambungan.
IV. Apabila diperlukan pemotongan maka harus dikerjakan dengan rapi dan teliti tanpa
menyebabkan kerusakan pada U-Ditch dan lapisan ujungnya harus dibuat halus.
V. Pada titik lokasi dimana terdapat crossing antara drainase dan air limbah, dan jarak
antara kedua dinding pipa kurang dari 40cm, maka croncrete juga harus dibuat pada
titik crossing tersebut, atau sesuai dengan petunjuk pengawas/MK.
VI. Saluran kotoran dan sisa lapisan (coating) harus dihilangkan dari tiap U-Ditch harus
dibersihkan, kering dan bebas dari lemak, minyak sebelum pipa dipasang.
VII. Saluran yang dipakai adalah buis beton ukuran 30cm dan U ditch U60 Serta Bak
kontrol Ukuran 80cm dan 100cm . Untuk spesifikasi lengkap dapat dilihat di Gambar
kerja.
78
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
1. Panel - Panel
Berfungsi untuk menerima daya listrik dari KWH meter PLN dan Generator set dengan
system Interlock. Main Breaker dan Branch Breaker menggunakan MCCB dan sebagai
pengaman sesuai dengan gambar rencana.
a. Umum.
• Tegangan kerja : 220 volt / 380 volt – 1 phase – 50 Hz.
• Interupting capacity untuk main breaker 65 kA
• Jenis panel indoor di tanam di dinding lengkap dengan pintu.
• Lalu lintas feeder :
• menggunakan kabel tanah tpye NYFGBY
• dalam gedung menggunakan kabel NYY
• Gambar detail harus dibuat oleh Kontraktor dan disetujui Direksi
Pengawas sebelum pelaksanaan pekerjaan dilakukan.
b. Pemutusan Daya
• Rated breaking capacity pada 220 V / 380 V – 1 fase / 3 fase – AC tidak
kurang dari 65 kA.
80
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
• Release harus mengandung :
• Thermal overload release.
• Magnetic short circuit release ( mempunyai setting range ).
c. Rumah panel dan Busbar.
• Ukuran rumah panel harus dapat mencakup semua peralatan dengan
penempatan yang cukup secara elektris dan fisik.
• Pemasangan semua komponen harus dapat dicapai dari bagian depan
dengan mudah.
• Rumah panel type wall mounted tebal plat tidak kurang dari 1.2 mm.
• Semua permukaan pelat baja sebelum dicat harus mendapat
pengolahan pembersihan sejenis “ Phospatizing treatment “ atau
sejenisnya. Bagian dalam dan luar harus mendapat paling sedikit satu
lapis cat penahan karat. Untuk lapisan akhir cat finish bagian luar power
coating .
• Ruang dalam panel harus cukup luas ,untuk memudahkan kerja, dan
dilengkapi ventilasi bagian sisi panel .
• Label-label terbuat dari bahan trafolite yang tersusun berlapis putih hitam
dan digrafir sesuai kebutuhan.
• Semua pengkabelan di dalam panel harus rapih terdiri atas kabel-kabel
berwarna, mudah diusut dan memudahkan dalam pemeliharaan.
• Busbar dan teknik penyambungan harus menurut peraturan PUIL. Bahan
dari tembaga yang berdaya hantar tinggi, bentuk persegi panjang
dipasang pada pole-pole isolator dengan kekuatan dan jarak sesuai
ketentuan untuk menahan tekanan dan mekanis pada level hubung
singkat.
• Busbar dalam panel harus disusun sebaik-baiknya sampai semua
terminal kabel atau busbar lainnya tidak menyebabkan lekukan yang
tidak wajar. Busbar harus di cat secara standart untuk membedakan
fasa-fasanya.
• Batang penghubung antara busbar dengan breaker harus mempunyai
penampang yang cukup dengan rating arus tidak kurang dari 125% dari
rating Breaker.
• Pada sambungan- sambungan busbar harus diberi bahan pelindung
(Tinned).
• Ujung kabel harus memakai sepatu kabel, dan sarung kabel berwarna
sesuai standard.
d. Instrument dan peralatan penunjuk lainnya.
• Instrument dan peralatan penunjuk ( Ampere, Volt ) menggunakan type
analog
• pilot lamp, tipe LED
82
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
6. Armature Lampu
a. Semua armature lampu harus dibuat oleh satu pabrikan dengan
kualitas yang sesuai dengan Standar IEC.
- Lampu Dalam Gedung (Ruang Kuliah) : Lampu TL LED 2x18 Watt 4200
lmen, merk Philips/Panasonic/Artolite dan Armateurnya produksi dalam
negeri dengan kualitas baik
- Lampu Downlight Inbow (Area Coridor ) : Downlight Inbow 14watt 1629
lumen, merk Philips/Panasonic/Artolite dan Armateurnya produksi
dalam negeri dengan kualitas baik
- Lampu downlight LED 8 Watt ( Kamar Mandi) inbow lumen 960 lumen,
merk Philips/Panasonic/Artolite dan Armateurnya produksi dalam
negeri dengan kualitas baik.
7. Panel listrik
Untuk pekerjaan panel listrik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Panel MDP
Berfungsi untuk menerima daya listrik dari KWH meter PLN dan
Generator set dengan system Interlock. Main Breaker dan Branch
Breaker menggunakan MCCB dan sebagai pengaman sesuai dengan
gambar rencana
b. Umum.
- Tegangan kerja : 220 volt / 380 volt – 1 phase – 50 Hz.
- Interupting capacity untuk main breaker 50 kA
83
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
- Jenis panel indoor di tanam di dinding lengkap dengan pintu.
- Lalu lintas feeder :
1) menggunakan kabel tanah tpye NYFGBY
2) dalam gedung menggunakan kabel NYY
- Gambar detail harus dibuat oleh Kontraktor dan disetujui
Konsultan MK sebelum pelaksanaan pekerjaan dilakukan.
c. Pemutusan Daya
- Rated breaking capacity pada 220 V / 380 V – 1 fase / 3 fase –
AC tidak kurang dari 50 kA.
- Release harus mengandung :
1) Thermal overload release.
2) Magnetic short circuit release ( mempunyai setting range).
d. Rumah panel dan Busbar.
- Ukuran rumah panel harus dapat mencakup semua peralatan
dengan penempatan yang cukup secara elektris dan fisik.
- Pemasangan semua komponen harus dapat dicapai dari bagian
depan dengan mudah.
- Rumah panel type wall mounted tebal plat tidak kurang dari 1.2
mm.
- Semua permukaan pelat baja sebelum dicat harus mendapat
pengolahan pembersihan sejenis “ Phospatizing treatment “ atau
sejenisnya. Bagian dalam dan luar harus mendapat paling sedikit
satu lapis cat penahan karat. Untuk lapisan akhir cat finish bagian
luar power coating .
- Ruang dalam panel harus cukup luas ,untuk memudahkan kerja,
dan dilengkapi ventilasi bagian sisi panel .
- Label-label terbuat dari bahan trafolite yang tersusun berlapis
putih hitam dan digrafir sesuai kebutuhan.
- Semua pengkabelan di dalam panel harus rapih terdiri atas
kabel-kabel berwarna, mudah diusut dan memudahkan dalam
pemeliharaan.
- Busbar dan teknik penyambungan harus menurut peraturan
PUIL. Bahan dari tembaga yang berdaya hantar tinggi, bentuk
persegi panjang dipasang pada pole-pole isolator dengan
kekuatan dan jarak sesuai ketentuan untuk menahan tekanan
dan mekanis pada level hubung singkat.
- Busbar dalam panel harus disusun sebaik-baiknya sampai semua
terminal kabel atau busbar lainnya tidak menyebabkan lekukan
yang tidak wajar. Busbar harus di cat secara standart untuk
membedakan fasa-fasanya.
- Batang penghubung antara busbar dengan breaker harus
mempunyai penampang yang cukup dengan rating arus tidak
kurang dari 125% dari rating Breaker.
- Pada sambungan- sambungan busbar harus diberi bahan
pelindung (Tinned).
- Ujung kabel harus memakai sepatu kabel, dan sarung kabel
berwarna sesuai standard.
e. Instrument dan peralatan penunjuk lainnya.
- Instrument dan peralatan penunjuk ( Ampere, Volt )
menggunakan type analog
- pilot lamp, tipe LED
84
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
1.5. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Persyaratan Instalasi dan Peralatan
a. Kontraktor harus meneliti semua dimensi-dimensi secepatnya sesudah
mendapat Surat Perintah Kerja ( SPK ). Dan bisa mengajukan usul-usul
kepada Konsultan MK, apa yang perlu diatur kembali agar semua
instalasi maupun peralatan dapat ditempatkan dan bekerja sempurna.
- Sebelum melakukan pemasangan bahan dan peralatan
lakukanlah pengukuran, meneliti peil – peil dalam proyek menurut
keadaan sebenarnya.
- Apabila ada perbedaan antara pengukuran di lapangan, ajukan
data-data kepada Konsultan MK.
- Membuat photo dokumentasi pada prestasi phisik 0%- 25% -
50% - 75% dan 100 %.
b. Kontraktor harus membuat gambar kerja yang memuat gambar denah,
potongan dan detail sesuai keadaan sebenarnya di lapangan, dengan
mendapat persetujuan dari Konsultan MK.
c. Kontraktor harus selalu kordinasi dengan kontraktor lain, sehingga
pemasangan instalasi dan peralatan dapat dilakukan tanpa terjadi
chrosing.
d. Semua bahan instalasi dan peralatan sebelum dibeli, dipesan, masuk
site atau dipasang harus mendapat persetujuan dari Konsultan MK.
2. Pemasangan Instalasi dan Peralatan.
a. Pada daerah langit-langit tanpa plafond instalasi terpasang dalam plat
beton pelindung pipa lengkap fitting-fitting.
b. Pada daerah langit-langit dengan plafond instalasi terpasang sebagai
berikut :
1) Untuk 1 dan 2 jalur kabel saja, instalasi di klem ke plat beton atau
di klem dengan pelindung conduit.
2) Untuk jalur kabel lebih dari 5 jalur instalasi harus lewat kabel tray
tanpa conduit.
c. Untuk saklar dan stop kontak, instalasi terpasang recessedmounted ke
kolom atau tembok. Sakelar terpasang 150 cm di atas lantai kecuali
untuk peralatan tertentu.Untuk stop kontak 30 cm di atas lantai
d. Dalam shaft riser instalasi feeder terpasang dan diklem ke rak kabel
shaft riser setiap jarak 150 cm.
e. Di halaman instalasi terpasang sebagai berikut :
- Feeder dan instalasi lampu penerangan luar terpasang minimal
60 cm di bawah permukaan tanah.
- Sedangkan untuk feeder yang melintas jalan terpasang 80 cm
dibawah permukaan tanah dengan menggunakan pelindung pipa
galvanis.
f. Penyambungan dalam doos-doos percabangan memakai pelindung
terminal 3 M kemudian doos tersebut ditutup.
g. Akhir dari instalasi exhaust fan berupa saklar.
h. Pemasangan angkur harus dikerjakan sebelum pengecoran dan diikat ke
dalam besi beton. Dapat juga dilakukan dengan tembakan ramset atau
fischerplug.
i. Rack riser atau rak kabel atau cable tray bersama penggantung dimur
baut ke angkur.
j. Setiap belokan kabel terutama fedder yang besar harus diperhatikan
radiusnya, minimal R = 30 D dimana D adalah diameter kabel.
k. Tidak diperkenankan melakukan penyadapan atau penyambungan di
tengah jalan kecuali pada tempat penyambungan.
l. Terminal kabel harus selalu menggunakan sepatu kabel.
85
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
3. Gali Urug
a. Kontraktor listrik harus menggali dengan kedalaman dan besar yang
sesuai dengan spesifikasi yang diminta.
b. Bilamana ada Crossing/tabrakan dengan pipa, saluran got atau lainnya,
harus dibuat gambar detail dan cara penyelesaian yang baik untuk
semua pihak dengan mendapat persetujuan dari Konsultan Perencana /
Konsultan MK.
c. Kesalahan yang timbul karena kelalaian pelaksanaan menjadi tanggung
jawab kontraktor.
d. Setelah selesai pemasangan kabel, galian harus diurug kembali dengan
sirtu sampai padat.
e. Keterlambatan penggalian sehingga merusak hasil pekerjaan pihak lain
harus diperbaiki kembali oleh kontraktor listrik.
4. Pentanahan
Semua instalasi, peralatan listrik harus diberi pentanahan. System pentanahan
baik peralatan electronik, motor pompa, panel litrik, Genset dan sebagainya
minimal 2 ohm
86
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
PASAL 2. PEKERJAAN FIRE ALARM
2.1. Umum
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ini atau pun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana
bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada
spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan
atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada
pasal ini, merupakan kewajiban kontraktor untuk mengganti bahan atau
peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa
adanya ketentuan tambahan biaya.
Pelaksanaan instalasi fire alarm system dan pemilihan serta penempatan
jenis detector didasarkan pada :
1. Standar Nasional Indonesia No. SNI 03-1735-2000 atau edisi terbaru
tentang Tata cara perencanaan akses bangunan dan akses lingkungan untuk
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan atau gedung.
2. Standar Nasional Indonesia No. SNI 03-1736-2000 atau edisi terbaru
tentang Tata cara perencanaan system proteksi pasif untuk pencegahan
bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
3. Standar Nasional Indonesia No.SNI 03-3985-2000 atau edisi terbaru tentang
Tata cara perencanaan, pemasangan dan pengujian system proteksi pasif
untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
4. SKPT Menteri Pekerjaan Umum. No. 10/SKPT/2005, tentang Pencegahan
dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung.
5. Peryaratan Umum Instalasi Listrik 2020 (PUIL 2020).
6. Data teknis dari product di bidang peralatan fire alarm system yang dibuat
oleh pabrik-pabrik dari berbagai negara.
Smoke Detektor
Jenis yang dipakai adalah prinsip photoelectric yang memiliki 2 buah
response lamp dan mempunyai karateristik sensitivitas yang rata (flat
response technology).
Memiliki kepekaan homogen untuk membedakan jenis asap.
Mempunyai stabilitas tinggi terhadap debu, gangguan elektromagnetis,
perubahan suhu, kelembaban dan karatan.
88
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
Data Teknis lainnya :
- Frequency Test : dapat dipakai berulang kali
- Operating Voltage : 16 – 32 VDC
- Output Voltage : 5 - 13 VDC
- Quescent Current : ± 0.1mA
- Alarm Current : ± 25.0 mA
- EMC : ± 10V/m
- Operating Temperature : -10 ~ +50º C
- Storage Temperature : -30 ~ +75º C
- Relative Humidity : ≤ 95% ( 40 ± 2ºC)
Alarm Bell
Persyaratan teknis harus dipenuhi :
- Konstruksi : Anti karat
- Operating Voltage : 18 s/d 36 V DC
89
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
- Curent Consumption : max. 80 mA
- Power Consumption : 1,2 Watt
- Desibel Rating : 85 dB. at 3 m
Zone Indicator
Zone Indicator ini menunjukan zone mana yang bekerja. Zone Indicator ini
ditutup dengan plastik dan pada tutup ini terdapat tulisan Zone Number
(Nomor Zone) yang disesuaikan dengan letak zone indicator tersebut.
Indicator Lamp
Indicator Lamp merupakan lampu indikator yang dipasang paralel dengan
group detector. Lampu indicator ini akan menyala hanya jika group detector
yang bersangkutan bekerja.
Terminal Box terbuat dari plat baja dengan tebal minimal 2 mm. Ukuran dari
Terminal Box menyesuaikan dengan kebutuhan dan mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Pengawas atau Pemberi Tugas. Pemasangan
Terminal Box harus dikoordinasikan dengan Konsultan Pengawas dan
Pember Tugas.
Kabel
Jenis kabel yang digunakan dalam sistem fire alarm ini adalah jenis kabel NYA
ukuran minimal 2 x 1.5 mm2. Adapun instalasi pengkabelan lainnya seperti
yang ditunjukkan dalam gambar.
Konduit
Konduit yang dipakai adalah konduit PVC High Impact dengan diameter
dalam minimum 1,5 kali diameter kabel, baik yang diatas plafond (horizontal)
maupun yang di dinding / tembok / beton ( vertical). Pemasangan pipa konduit
vertikal harus inbow. Seluruh kotak sambungan, persimpangan, dan lain-
lain harus dipasang tutup sehingga tidak akan masuk benda-benda lain
kedalam kotak tersebut. Seluruh saluran ini harus terpisah dengan sistem
saluran lainnya yang terdapat pada bangunan ini.
90
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
- Peralatan sistem Fire Alarm ini harus ditanahkan (grounding) dengan
hambatan maksimum 0,2 Ohm.
- Supply listrik untuk peralatan ini dimasukkan dalam kelompok Emergency
load dari genset.
2.6. Pengujian
Pengujian terhadap sistem kerja peralatan harus dilakukan oleh pihak agen
tunggal (authorized) penjualan peralatan tersebut dan pihak tersebut harus
menyiapkan serfitikat pemasangan yang baik dari instalasi yang berwenang .
Pengujian terhadap tahanan isolasi kabel kontrol harus dilakukan sesuai
dengan PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik).
3.1. Umum
a. Kontraktor harus mendapatkan surat dukungan dari Principal dan dealer
wilayah setempat untuk menjamin peralatan dapat disuplai tepat waktu serta
digunakan secara optimal.
b. Surat Jaminan Garansi dari Dealer wilayah setempat harus diserahkan pada
waktu serah-terima pekerjaan untuk menjamin kelangsungan layanan purna-
jual.
c. Pengalaman minimum 10 [sepuluh] tahun dalam manufacture dan
design Video Surveillance Devices.
d. Minimum [5] tahun pengalaman instalasi Video Surveillance System.
a. Camera
1. Peralatan camera digunakan adalah camera baru dan camera eksisting terdiri
dari ; Indoor Fixed Camera dan Outdoor Fixed Camera.
Camera yang digunakan adalah color dengan fasilitas night mode, yang
artinya camera secara otomatis berubah menjadi B/W bila iluminasi cahaya
di daerah tersebut minim. Camera harus beresolusi tinggi, Camera harus
mempunyai tombol-tombol menu pengaturan seperti level, white balance,
Day dan Night Mode, dan menu tersebut bisa ditampilkan pada Monitor (On
Screen Display). Fixed camera indoor difungsikan untuk memantau orang
yang bukan karyawan/karyawan yang memasuki ruangan, atau karyawan
yang sedang bekerja.
92
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
Camera outdoor untuk pintu gerbang masuk/keluar, pertama-tama camera
harus bisa menampilkan plat nomor kendaraan lalu wajah pengemudi dan
penumpang.
NVR akan ditempatkan pada 19” rack cabinet, untuk keyboard dan
mouse akan diletakkan dimeja console dilengkapi dengan KVM Switch
kapasitas 8 port, sehingga cukup menggunakan satu pasang keyboard
dan mouse untuk mengontrol semua NVR termasuk PC Sistem Integrasi
Untuk 1 unit NVR dengan 16 Camera harus mempunyai kapasitas storage
internal dan external yang mampu menyimpan hasil rekaman dengan
kondisi sebagai berikut :
3) Monitor
Monitor yang digunakan adalah tipe 32” LCD Monitor untuk NVR, monitor harus
mempunyai bentuk yang ringkas dengan frame yang tipis. Mempunyai resolusi
tinggi 1280 x 1024 pixels dengan pixel pitch yang rapat . Monitor nantinya akan
ditempatkan pada console yang terdiri dari monitor console dan meja operator
94
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
d. Color (30 IRE, F/1.2) : < 0.08 Lux
e. B/W (30 IRE, F/1.2) : < 0.02 Lux
f. Automatic Function : White Balance, Shutter, Backlight, Auto
Black, AGC
g. EMC : FCC Class A or Class B
Lensa
h. Focal length : 5 - 40 mm (varifocal), manual control
i. Iris range : F1.6 – 360/close
j. Iris Control : DC Iris
Weatherproof Housing
k. Weather Protection : IP 66/ NEMA 4
l. Heater : Automatic, temp. controller
m. Blower : Automatic, temp. controller
n. Wiper : Included
o. Housing Enclosure : die cast aluminum
p. Sunshield : included
q. Cable glands : PG9, included
r. certification : EN60065, UL
Bracket
s. bracket : feed trough J-Mount with sturdy joint,
internal cable channel
6. Disk Array
a. 3U RACK, min 14 x 380 GB , 7200 RPM ATA/100 Disks (5.6
TB)
b. Single Controller/Upgradable to Dual
c. Each Controller with dual channel Ultra 160 SCSI SE/LVD dan
512 MB controller cache.
d. Hardware RAID 0,1,1+0, dan 5.
e. Web GUI Management
f. Dual Power Supply Unit (2 PSU) dan Redundant Blowers.
g. Hot Swapable Disk
h. SAN (Storage Area Network) Ready.
I. System security password protected.
j. Active status monitoring; adjustable stripe wide; automatic sector
remapping.
k. Battery Back-up
l. Sustained Data Rates up to 170MB/sec per controller.
m. LAN Supported 16/32 per controller.
96
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
3.6. Pekerjaan Instalasi
Lingkup pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan ini sesuai dengan petunjuk dalam
Gambar Kerja, tetapi tidak terbatas pada :
- Pekerjaan instalasi kabel sistem CCTV di dalam gedung.
1 STANDAR/RUJUKAN
- Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL-2000).
- International Electrotechnical Commission (IEC).
- Verband Deutscher Electrotechniker (VDE).
2 PROSEDUR UMUM
a. Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan.
- Sebelum pengadaan ke lapangan, contoh dan/atau brosur/data
teknibahan/peralatan untuk pekerjaan instalasi kabel ESS harus diajukan dahulu
kepada Engenier untuk disetujui.
- Kontraktor harus membuat daftar bahan/peralatan yang akan digunakan dan
menyerahkannya kepada Enjinir untuk disetujui.
97
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
d. Ketidaksesuaian.
- Bila bahan-bahan yang didatangkan ternyata menyimpang atau tidak sesuai
dengan yang telah disetujui, maka Kontraktor wajib menggantinya dengan bahan
yang sesuai dan yang disetujui Engenier.
- Biaya yang ditimbulkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya dan tanpa tambahan waktu.
98
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
- Selesainya periode masa pemeliharaan dan perbaikan akan dinyatakan melalui
suatu prosedur Acceptance Test and Handling Over.
h. Biaya-Biaya Lain
- Penawaran Kontraktor yang telah diajukan ini diartikan bahwa itu sudah
mencakup biaya yang berkaitan dengan paket pekerjaan ini.
- Semua biaya lain yang disebutkan di bawah ini sebagai contoh dan tidak terbatas
pada apa yang disebutkan itu dinyatakan sebagai kewajiban dan menjadi
tanggungan Kontraktor. Pada Bill of Quantity, biaya-biaya tersebut mungkin saja
tidak disebutkan namun dari apa yang diartikan di atas, maka semua itu sudah
termasuk lingkup paket pekerjaan Kontraktor.
- Biaya perijinan terhadap instalasi dalam hal ini dengan instansi-instansi
terkait/tertentu.
- Biaya-biaya lain yang menyangkut legalisasi dan supervisi bila akan ada
keterlibatan unsur-unsur pengamanan negara ataupun instansi lain.
- Biaya-biaya menyangkut ijin dan klaim hak patent maupun biaya royalti dan
lisensi atau ijin penggunaan aplikasi perangkat lunak (software) bagi Pemberi
Tugas untuk pemakaian tidak terbatas.
i. Peralatan Peralatan
Guna menunjang pelaksanaan pekerjaan, menjadi kewajiban Kontraktor untuk
menyediakan seluruh peralatan baik itu peralatan umum maupun peralatan
khusus/pengujian dan lain-lain.
Disebutkan di bawah ini namun tidak terikat kepada apa yang disebut di bawah
ini merupakan peralatan yang harus disediakan oleh Kontraktor.
- Peralatan umum antara lain :
1) Tangga, steger, tali
- Mesin bor (bor tangan atau di meja), mesin potong, alat gerinda, las listrik/las
karbit.
- Peralatan galian
- Dan lain-lain.
- Peralatan khusus termasuk peralatan pengukuran antara lain :
1) Digital multitester
99
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
2) Insulation meter
- dB gain meter
- Earthing resistant meter
- Tool kit
- Dan lain-lain.
j. Persyaratan Lainnya.
- Pekerjaan sistem elektrikal harus dilaksanakan oleh Kontraktor yang terdaf¬tar di
PLN dan memiliki surat ijin dari PLN yang masih berlaku, minimal Pas PLN
kelas B, dan sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.
- Kontraktor diwajibkan untuk mendidik petugas-petugas dari Pemilik Proyek
sehingga memahami seluruh sistem elektrikal ini dan dapat menjalankannya
dengan baik.
a.2. Konstruksi
Kabel harus terdiri atas :
- Isolasi : Plastik
- 4 kabel : Twisted Pair Cable
- Bahan : Tembaga
(a) Kabel UTP Cat-6 untuk CCTV Terdiri dari 4 kabel yang terbungkus dalam
plastic dan anti terbakar
c. Konstruksi
Kabel harus terdiri atas :
- Kabel daya harus dari kabel tipe heavy thermoplastic flexible yakni tipe
NYYHY ukuran 3 x 1,5mm², dari Supreme, Kabelindo atau Tranka.
Penghantar terbuat dari kawat tembaga yang dipilin atau tembaga
compact yang dipilih.
- Lapisan isolasi bahan PVC atau bahan polyethylene yang di-cross linkad
pada setiap penghantar fasa maupun penghantar netral lapisan ini harus
dapat dengan mudah dikupas.
- Lapisan pengendap yang tahan air disekeliling urat-urat penghantar fasa
dan pengisi ruangan di antara kawat fasa.
100
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
- Lapisan pengendap kedua di luar lapisan pengendap di atas.
- Diluar lapisan pelindung pita baja, ada lapisan plastik sebagai lapis
pelindung.
- Temperatur maksimal kabel yang diijinkan sesuai persyaratan SNI adalah
70°C untuk kabel PVC.
d. Konduit.
- Konduit untuk kabel-kabel dalam gedung harus dari pipa uPVC tipe high
impact yang memenuhi standar BS 6099, merk produk Ega dan Clipsal, dengan
diameter sesuai petunjuk Gambar Kerja.
- Kabel yang ditanam dalam tanah, di bawah atau melintang jalan dan
perkerasan harus ditempatkan dalam konduit yang terbuat dari pipa baja lapis
galvanis kelas medium standar SNI 07-0039-1987, merk produk Matsushita dan
Nippon Steel dengan diameter sesuai Gambar Kerja.
- Konduit fleksibel harus terbuat dari pipa lentur uPVC yang memenuhi
standar BS 4607, digunakan pada tempat-tempat tertentu sesuai petunjuk dalam
Gambar Kerja. Konduit fleksibel ini harus tahan cuaca, panas, tidak mudah
pecah, serta kedap air dan debu.
4 PELAKSANAAN PEKERJAAN.
A. Persyaratan Pemasangan.
a. Kabel-kabel instalasi terdiri dari 2 (dua) macam yaitu kabel daya dan kabel sinyal.
Seluruh kabel daya menggunakan jenis kabel jenis NYYHY 3 x 1,5mm2 yang
diinstalasikan ke setiap peralatan yang ada pada setiap lantai. Sedangkan kabel
sinyal dibagi menjadi 1 (tiga) jenis yang terdiri dari kabel sinyal video (UTP cat-6)
b. Kabel-kabel distribusi tersebut dimasukkan di dalam pipa konduit jenis PVC high
impact.
c. Setiap penyambungan ataupun pembelokkan harus dilengkapi dengan junction
box. Kabel distribusi yang melalui lantai atau yang lewat dalam tembok harus
dimasukkan dalam pipa metal sedangkan untuk kabel yang di atas langit-langit
dimasukkan dalam konduit PVC yang besarnya disesuaikan dengan kebutuhan.
d. Semua peralatan harus dibumikan (grounded) dengan baik dan benar dengan
tahanan tanah maksimal 2ohm.
4.1. Umum
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi ini atau pun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana
bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara
101
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban kontraktor untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan
pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
102
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
harus dilengkapi dengan kabel gland sebanyak jumlah kabel yang
keluar/masuk.
- Kabel
- Kabel-kabel distribusi sistem tata suara menggunakan kabel jenis NYMHY
2 x 2.5 mm2 dengan jumlah kawat sesuai gambar rencana.
- Seluruh kabel dipasang didalam saluran/conduit jenis high impact PVC
dengan diameter minimal 1,5 kali diameter penampang kabel atau diameter
20 mm .
- Peralatan Sentral
- Power Amplifier haruslah memiliki output total seperti ditunjuk dalam
gambar rencana dan tegangan output 70 V/100 V dan frekwensi response
antara 20 Hz sampai dengan 20 kHz. Distortion kurang dari 1% pada batas
frekwensi.
- Mixer Pre Amplifier harus memiliki 10 input channel dengan modul-modul
yang akan mempunyai input sensitive variable 1 mV - 87 mV.
- Horn speaker harus mempunyai frekuensi 350 Hz – 10 kHz, dengan sound
pressure level ± 114 dB. Power input = 50 W. Impedance ± 4 ohm
- Microphone.
- Pagging Microphone type Dynamic Microphone dengan Patern Omini
Directional. Frekwensi respone antara 50 Hz sampai dengan 15 kHz.
Microphone harus dilengkapi dengan Heavy Duty Press to Talk Switch.
- Adapun peralatan sentral yang digunakan memakai merek TOA.
- Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan
memakai flexible conduit.
- Kotak Hubung ini diletakkan sesuai gambar rencana disetiap lantai pada
ketinggian 150 cm dari lantai. Pemasangan Kotak Hubung ini memakai
dynabolt ½” x 2” sebanyak 4 buah. Semua kabel yang masuk/keluar Kotak
Hubung ini harus melalui kabel gland serta memakai flexible conduit.
- Kabel dan Konduit.
- Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di trunking kabel.
- Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus dipasang pada
tangga kabel.
- Konduit harus di klem ke struktur bangunan dengan sadle klem.
- Semua alat pengeras suara dipasang pada tempat-tempat yang sesuai
dengan gambar dimana koordinat yang tepat akan ditentukan dilapangan.
103
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
4.5. Pengujian.
- Sebelum serah terima ataupun pengujian sistem secara keseluruhan,
kontraktor berkewajiban melakukan pengujian instalasi dan pemipaan instalasi
sesuai persyaratan yang berlaku. Semua hasil pengujian harus dibuat berita
acaranya dan ditangani olek Konsultan dan instansi terkait.
- Pengujian dilakukan berdasarkan area per area, pengajuan laporan pengujian
secara keseluruhan (dalam satu waktu) tidak akan diizinkan.
- Semua peralatan dalam Sistem Suara ini harus diuji oleh perusahaan
pemegang keagenan peralatan tersebut dimana perusahaan tersebut harus
memberikan surat jaminan atas bekerjanya sistem setelah ternyata hasil
pengujian adalah baik.
- Pengukuran dilakukan dengan memakai Sound Level Meter.
5.1. Umum
1. Setiap pelaksana pekerjaan yang menangani oekerjaan ini, haruslah
mempelajari seluruh dokimen kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi
yang berpengaruh pada pekerjaan.
2. Pelaksana pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dijelaskan, baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar,
dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan umum pada spesifikasi.
2. Hub Switch
- Standard : IEEE 802.1s 1000BASE-X (SFP)
- Type : 24/48 Ethernet 10/100/1000 ports & 4 SFP-based
Gigabit Ethernet ports
- Rack : 1RU fixed-configuration, multilayer switch
- IP Base : IP Base Software feature set (IPB)
- Support : 24/48 users
- Performance : 32 Gbps forwading bandwidth
- Connectors & Cabling :1000BASE-T; RJ-45 connectors, four-pair
Cat.6
- Power Connectors : Internal-Power-Supply Connector
- Indicators : System-status LEDs: System, RPS, link status,
link duplex, link speed, PoE indicators
- Modul Tambahan : GLC-SX-MM, 1000BASE-SX SFP transceiver
module
3. Server
- Form factor/height : Rack/2U
- Processor : Intel® Xeon Quad Core E5405
- Hard Disk : 146GB 15K 3.5in HS SAS
- RAID : Raid-5
- Network Interface : Integrated dual Gigabit Ethernet
- Warranty : 3 Years
- OS : Windows Server 2003 Standard
4. Rack Mount
- Type : Close Rack 19” 45U & Wall mount 15U
- Dimension : 1100mm & 470mm
- Accessories : Fan, Power Outlet 12 hole
5. Cabling
- Standard : EIA 568
- Type : UTP Category 6
6. Backbone
- Type : 19” Rack 2U
- Capacity : 2KVA
- Connection : Support Ethernet 10/100
105
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
C. Testing & Comisionning
3. Router
Router harus berfungsi sebagai pengatur Interworking traffic dan Router
tersebut dapat dikatakan bekerja dengan baik bila PC workstation dilantai 1
dapat melakukan hubungan dengan Netware File Server yang tiadk berada
dalam satu segment dan berada dilantai lain.
Tahap-tahap pengetesan :
a. Dengan menggunakan PC workstation yang ada dilantai 1 dilakukan login ke
Netware File Server yang tidak ada dalam segment yang sama. Contoh : User
dari Accounting melakukan login ke file Server untuk Aplikasi Kredit.
b. Langkah diatas diulangi untuk PC workstation pada lantai lain dan File Server
yang berbeda.
106
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehinggaa sesuai
dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya tambahan biaya.
2. Sebagai yang tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor pekerjaan
Instalasi Proteksi Petir ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta
menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.
3. Garis besar lingkup pekerjaan Instalasi Proteksi Petir yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
a. ProteksiPetir harus mampu melindungi seluruh bangunan dari sambaran
Petir
b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Grounding/ Pentanahan.
c. Mengurus dan menyelesaikan perizinan Instalasi Penangkal Petir dari
instansi yang berwenang.
d. Melakukan test tahanan pentanahan
e. Menyerahkan gambar kerja sebeleum melaksanakan pekerjaan
108
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
2. Kontraktor-Sub kontraktor
a. Kontraktor yang bekerja wajib memiliki Surat ljin Instalasi dari Instansi
yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya.
b. Kontraktor harus memiliki tenaga ahli yang mempunyai PAS PAM kelas
III (C) untuk pekerjaan plumbing dan pemadam kebakaran (pemipaan)
sebagai penanggung jawab di bidangnya masing-masing.
c. Apabila diperlukan tenaga-tenaga ahli khusus karena tenaga-
tenaga pelaksana yang ada tidak mampu melaksanakan
pemasangan, penyetelan, pengujian dan lain-lain,
109
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
Kontraktor dapat menyerahkan sebagian instalasinya kepada Sub
Kontraktor lain setelah mendapatkan persetujuan secara tertulis dari
Direksi Pengawas.
d. Kontraktor masih harus bertanggung jawab sepenuhnya atas segala
lingkup pekerjaannya, baik yang dilaksanakan sendiri maupun terhadap
pekerjaan yang diserahkan kepada Sub Kontraktor (di-sub-kontrakkan).
110
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
5. Testing dan Commisioning
a. Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran
yang dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi
dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan
yang diminta.
b. Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan
testing tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.
c. Laporan Pengetesan
Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan kepada Direksi laporan
tertulis mengenai hal-hal sebagai berikut:
• Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.
• Hasil pengetesan peralatan
• Hasil pengetesan kabel
• Dan lain-lainnya.
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus
disaksikan oleh pihak Direksi.
111
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
c. Kontraktor harus memberikan pendidikan teori dan praktek mengenai
operasi dan perawatannya kepada petugas-petugas teknik yang ditunjuk
oleh Direksi Pengawas secara cuma-cuma sampai cakap menjalankan
tugasnya, minimal 3 (tiga) orang selama 3 (tiga) bulan sesudah
penyerahanvpertama proyek dilakukan.
d. Kontraktor harus mengajukan rencana sistim pelatihan ini terlebih
dahulu kepada Direksi Pengawas.
e. Pelatihan ini dan segala biaya pelaksanaannya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
f. Kontraktor harus pula memberikan 2 (dua) set ringkasan petunjuk
operasi dan perawatan yang harus dibuat dalam bahasa Indonesia
kepada Direksi Pengawas dan sebuah lagi hendaknya dipasang dalam
suatu kaca berbingkai dan ditempatkan pada dinding dalam ruang mesin
utama lain yang ditunjuk Direksi Pengawas.
112
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
1.5. Persyaratan Pemasangan
1.1.1. Umum
1. Kontraktor khusus perlu menyediakan peralatan kerja yang mencukupi
untuk pelaksanaan pekerjaan mekanikal / elektrikal yang menjadi tanggung
jawabnya.
2. Kontraktor khusus perlu menyediakan tenaga kerja dalam group yang
mencukupi, sehingga dapat disatukan kelompok kerja yang benar-benar
terpisah antara kelompok kerja elektrikal, pemipaan mekanikal sistem air
condition dan pemipaan mekanikal yang lain (carbon steel, galvanized steel
dan lain-lainnya).
3. Tenaga kerja yang disediakan harus mempunyai kwalifikasi kerja yang
baik, menguasai / memahami dan bertanggung jawab atas bagian pekerjaan
yang menjadi tanggung jawabnya.
4. Untuk pekerjaan pemipaan :
- bahan mengacu kepada spesifikasi bahan yang ada.
- Perlu diajukan contoh sambungan las yang dikerjakan untuk mendapat
persetujuan
- Untuk sambungan ulir agar mengacu kepada spesifikasi teknis yang ada.
- Tenaga kerja kelompok ini berkewajiban : Fabrikasi dan pemasangan
penggantung / penumpu pipa yang merupakan tanggung jawab kontraktor
khusus.
5. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar mengacu kepada
standar prosedur kerja yang berlaku umum untuk menjamin kebersihan,
kerapihan, ketinggian yang benar, serta memperkecil banyaknya
penyilangan.
6. Pelaksanaan pabrikasi pipa harus dilaksanakan dalam ruang yang bersih,
terlindung dari panas dan hujan.
7. Pekerjaan pemasangan instalasi pemipaan harus ditunjang dengan suatu
ruang yang longgar, tidak kurang dari 75 mm diantara pipa-pipa atau dengan
bangunan & peralatan.
8. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam / runcing
serta penghalang lainnya.
. Pipa dan fitting yang datang ke proyek pada tiap ujungnya masih
dilengkapi dengan penutup plastik dari pabrik pembuat. Sertifikat dari pabrik
pembuat dari tiap unit material perlu disampaikan ke Pemilik / Pemberi Tugas.
10. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang
diperlukan, antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya,
sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan pada gambar.
11. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi
dengan union atau flange. (dari jenis sanitary)
12. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan
cabang pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan
pabrik.
113
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
13. Reducers dan expanders yang terletak dijalur pipa-pipa air demineral, air
injeksi serta uap dan uap murni pada posisi horizontal dasarnya harus datar
(eccentric reducer/expander) untuk memungkinkan draniase.
14. Perpipaan untuk uap harus menurun searah dengan aliran uap.
15. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun serah dengan
arah aliran.
16. Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk
pemeliharaan dan penggantian.
17. Pegangan katup (valve handle) tidak boleh menukik.
18. Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarah-
pengarah pipa harus secukupnya disediakan agar pemuaian serta
perenggangan terjadi pada alat-alat tersebut, sesuai dengan permintaan &
persyaratan Pabrik.
19. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.
80 0.9 1.2
100 1.2 1.5
150 1.8 2.1
114
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
115
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
1.1.4. Pemasangan strainer
Strainer harus disediakan sesuai gambar, spesifikasi dan untuk alat-alat berikut
ini :
1. Katup-katup pengontrol.
2. Katup-katup pengurang tekanan.
3. Steam traps
4. Sambungan utilitas ke peralatan produksi
116
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
3. Kawat las atau electrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang
dilas.
4. Sebelum pekerjaa las dimulai Kontraktor harus mengajukan kepada Pemberi
Tugas contoh hasil las untuk setiap bagian pekerjaannya untuk mendapat
persetujuan tertulis.
5. Tukang las harus mempunyai sertifikat yang sesuai untuk perijinannya/
penggunaannya untuk tiap bidang pekerjaan serta masih mempunyai masa
penggunaannya yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dikerjakan dan
hanya boleh bekerja sesudah mempunyai surat ijin tertulis dari Pemberi
Tugas setelah mengajukan/memperlihatkan sertifikat yang dimiliki.
6. Untuk menghindari tumbuhnya karat pada bidang yang telah dilas, maka
setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk
itu.
8 Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik
menurut penilaian Pemberi Tugas.
9. Perlengkapan las acytelin untuk pipa tembaga harus yang berkondisi baik
serta mempunyai perlengkapan pengaman yang memadai.
1.1.12. Sleeves
1. Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa
tersebut menembus konstruksi beton. (dinding beton / lantai beton).
2. Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
kelonggaran diluar pipa ataupun isolasi.
3. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk
yang mempunyai kedap air harus digunakan sayap.
117
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
4. Untuk pipa- pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang
mempunyai lapisan kedap air (waterproofing) harus dari jenis "Flushing
Sleeves".
5. Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber sealed
atau silicon sealant.
1.1.13. Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan,
pemipaan disetiap service harus dibersihkan dengan seksama menggunakan
cara- cara/metoda-metoda yang disetujui sampai semua benda-benda asing
disingkirkan.
118
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
• Kapasitas reservoir : 15 m3
• Membuat permukaan dinding licin dan bersih
a. Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dan pipa dan letak serta
arah dan masing-masing sistem pipa.
b. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan/ atau spesifikasi dipasang
terintegrasi dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan
bagian lainnya.
c. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan
stress sebelum, selama dan sesudah pamasangan.
d. Khusus pipa dan perlengkapan dan bahan PVC selain disebut diatas harus juga
terlindung dari cahaya matahari.
e. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik
pembuat.
f. Perpipaan Air Bekas dari Kitchen Sink, Grating Drain, shower, Floor Drain
sampai ke resapan melewatik main grease trap.
g. Lingkup pekerjaan Instalasi Air Bekas meliputi :
• Pipa
• Sambungan
• Katup
• Sambungan ekspansi
• Sambungan fleksibel
• Penggantung dan penumpu
• Sleeve
• Lubang pembersihan
• Penyambungan ke sanitary fixtures dan Instalasi pengolahan Limbah.
• Peralatan Bantu
• Testing & Commisioning
2) Persyaratan Pelaksanaan
a. Umum
1. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk
menjamin kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar, serta
memperkecil banyaknya penyilangan.
2. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak
kurang dari 10 mm diantara pipa-pipa atau dengan bangunan &
peralatan.
3. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti
sebelum dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/
runcing serta penghalang lainnya.
4. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup
yang dipertukan antara lain katup penutup, dan sebagainya, sesuai
dengan fungsi sistem dan yang dipertihatkan digambar.
5. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus
dilengkapi dengan UNION atau FLANGE.
6. Sambungan lengkung, reducer dan sambungan-sambungan cabang
pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
7. Kemiringan menurun dan pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti
berikut, kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
122
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
• Dibagian dalam bangunan: Garis tengah 100 mm atau lebih kecil :
0.5 %
• Dibagian luar bangunan: Garis tengah 150 mm atau lebih kecil :
0.5 %
8. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun kearah
titik buangan. Drains dan vents harus disediakan guna mempermudah
pengisian maupun pengurasan.
9. Katup (valves) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan
penggantian. Pegangan katup (valve handled) tidak boleh menukik.
10. Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam
pekerjaan perpjpaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus
ditutup dengan menggunakan caps atau plugs untuk mencegah
masuknya benda-benda lain.
11. Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali serta pemadatan.
12. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.
123
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
2) Persyaratan Pelaksanaan
a. Umum
a) Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk
menjamin kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar, serta
memperkecil banyaknya penyilangan.
b) Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak
kurang dari 10 mm diantara pipa-pipa atau dengan bangunan &
peralatan.
c) Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti
sebelum dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/
runcing serta penghalang lainnya.
d) Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup
yang dipertukan antara lain katup penutup, dan sebagainya, sesuai
dengan fungsi sistem dan yang dipertihatkan digambar.
e) Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus
dilengkapi dengan UNION atau FLANGE.
f) Sambungan lengkung, reducer dan sambungan-sambungan cabang
pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
g) Kemiringan menurun dan pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti
berikut, kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
• Dibagian dalam bangunan: Garis tengah 100 mm atau lebih kecil :
0.5 %
• Dibagian luar bangunan: Garis tengah 150 mm atau lebih kecil :
0.5 %
h) Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun kearah
titik buangan. Drains dan vents harus disediakan guna mempermudah
pengisian maupun pengurasan.
i) Katup (valves) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan
penggantian. Pegangan katup (valve handled) tidak boleh menukik.
j) Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam
pekerjaan perpjpaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus
ditutup dengan menggunakan caps atau plugs untuk mencegah
masuknya benda-benda lain.
k) Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali serta pemadatan.
l) Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik
.
3) Testing dan Comisioning
a. Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan
rendaman air dalam jangka waktu 24 jam.
b. Pipa-pipa juga diuji kelancaran nya dengan test glontor.
c. Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus
diuji kembali.
d. Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji rendaman dan glontor harus
dilepas (diputus) dan hubungan-hubungannya selama uji tekanan
berlangsung.
124
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
c. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat
dan stress sebelum, selama dan sesudah pamasangan.
d. Khusus pipa dan perlengkapan dan bahan PVC selain disebut diatas
harus juga terlindung dari cahaya matahari.
e. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas
pabrik pembuat.
f. Perpipaan air hujan mulai dan Atap atau Canopy sampai selokan
halaman atau sampai rembesan tanah apabila belum ada selokan kota.
g. Lingkup pekerjaan Instalasi Hujan meliputi :
• Pipa
• Sambungan
• Katup
• Sambungan ekspansi
• Sambungan fleksibel
• Penggantung dan penumpu
• Sleeve
• Lubang pembersihan
• Penyambungan ke roof drain dan bak control.
• Peralatan Bantu
• Testing & Commisioning
2) Persyaratan Pelaksanaan
a. Umum
1. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk
menjamin kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar, serta
memperkecil banyaknya penyilangan.
2. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak
kurang dari 10 mm diantara pipa-pipa atau dengan bangunan &
peralatan.
3. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti
sebelum dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/
runcing serta penghalang lainnya.
4. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup
yang dipertukan antara lain katup penutup, dan sebagainya, sesuai
dengan fungsi sistem dan yang dipertihatkan digambar.
5. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus
dilengkapi dengan UNION atau FLANGE.
6. Sambungan lengkung, reducer dan sambungan-sambungan cabang
pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
7. Kemiringan menurun dan pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti
berikut, kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
• Dibagian dalam bangunan: Garis tengah 100 mm atau lebih kecil :
0.5 %
• Dibagian luar bangunan: Garis tengah 150 mm atau lebih kecil :
0.5 %
8. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun kearah
titik buangan. Drains dan vents harus disediakan guna mempermudah
pengisian maupun pengurasan.
9. Katup (valves) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan
penggantian. Pegangan katup (valve handled) tidak boleh menukik.
10. Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali serta pemadatan.
11. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.
12. Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian
dilaksanakan, pemipaan di setiap service harus dibersihkan dengan
125
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
seksama, menggunakan cara-cara / metoda-metoda yang disetujui
sampai semua benda-benda asing disingkirkan.
b. Pengecatan
1. Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut:
• Pipa servis
• Support pipa dan peralatan Konstruksi besi
• Flens
• Peralatan yang belum dicat dan pabrik
• Peralatan yang catnya harus diperbarui
2. Pengecatan harus dilakukan seperti benkut:
Lokasi Pengecatan Pengecatan
Pipa dan peralatan dalam plafond Zinchromate primer 2 lapis
Pipa dan peralatan expose Zinchromate 2 lapis dan cat akhir lapis
Pipa dalam tanah 2 lapis flincote
3. Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar
zinchromat sebelum dipasang.
c. Testing dan Comisioning
1) Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan
rendaman air dalam jangka waktu 24 jam.
2) Pipa-pipa juga diuji kelancaran nya dengan test glontor.
3) Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus
diuji kembali.
4) Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji rendaman dan glontor harus
dilepas (diputus) dan hubungan-hubungannya selama uji tekanan
berlangsung.
126
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
- NFPA 20/2019 stanard for the instalation of stationary pumps for fire
protection.
- NFPA 24/2019 instalation of private fire service mains.
- Peraturan-peraturan daerah yang mengatur mengenai pemasangan
instalasi dan peralatannya juga perijinannya.
a. Instalasi Pipa
- Pipa, fitting dan segala peralatan bantu sistem pemipaan harus dipasang
sesuai dengan segala yang tercantum pada gambar perancangan, BoQ dan
spesifikasi. Pipa hydrant yang akan di tanam harus dilindungi dengan
pencegah karat.
127
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
- Pada tiap belokan atau perubahan arah aliran harus di pasang penahan
gaya sentrifugal dari beton.
- Pipa dan perlengkapannya (fitting, katup dan lainnya) harus mengikuti
standard ANSI.
- Pipa :
- Black Steel Pipe ERW, Sch.40
- Dia. < = 40 mm Screwed End
- Dia. >= 50 mm Plain End.
- Sambungan Pipa/fitting
- Dia.< = 40 mm Malleable iron
ANSI B.16.3 Class 300 lbs
Screwed End
- Dia. > = 50 mm Wrought Steel
Butt weld fitting ANSI B 16.9
Sch.40
- Katup/ Valve
- Dia. < = 40 mm sambungan ulir
- Dia. > = 50 mm sambungan flens
128
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
start dan akan stop otomatis di ambang batas tekanan yang juga telah
ditentukan.
- Apabila tekanan air dalam jaringan terus turun karena dibukanya satu
atau lebih katup hidran atau bekerjanya beberapa buah box hydrant, maka
salah satu dari main pump start secara otomatis dan stop secara manual
oleh operator apabila uji coba atau pemadaman telah selesai.
- Bila tekanan sampai batas 13 bar, pompa jokey bekerja, tetapi tekanan
air pada jaringan pipa tetap turun, maka pompa hydrant Elektrik akan
bekerja secara otomatis.
- Jika tekanan pada jaringan 13 bar tetap turun mencapai 12 bar, maka
secara otomatis pompa hydrant diesel akan bekerja. Karena dapat
diprediksi bahwa pompa main elektrik tidak bekerja atau mendapat
gangguan.
c. Hydrant Boxes
a. Indoor hydrant box (FH Indoor type B) harus terdiri dari peralatan sebagai
berikut:
- Steel box recessed type, ukuran 125 x 75 x 18 cm dicat duco warna
merah dengan tulisan warna putih HIDRAN pada tutup yang dapat
dibuka 180 dan dilengkapi stopper. Box harus dilengkapi Alarm Push
Button, alarm lamp dan alarm horn.
- Hose rack untuk slang 40 mm, chronium plated bronze dengan jumlah
gigi disesuaikan dengan lebar box.
- Hydrant valve, chronium plated 40 mm dan 65 mm sambungan dan bentuk
valve disesuaikan dengan posisi pipa.
- “JET” Fire hose A-one type size 40 mm x 30 meter including couplings.
- Hydrant nozzle variable spray type size 40 mm.
- Tebal pelat minimun 2 mm sebelum dicat.
b. Outdoor hydrant box (FH type C) harus terdiri dari peralatan sebagai berikut:
- Steel box outdoor type, ukuran 750 mm L, 1500 mm T & 270 mm D dicat
duco warna merah dengan tulisan warna putih HIDRAN pada tutup yang
dapat dibuka 180 dan dilengkapi stopper.
- Hose rack untuk slang 40 mm, chronium plated bronze dengan jumlah
gigi disesuaikan dengan lebar box.
- “JET” Fire hose A-one type size 40 mm x 30 meter including couplings.
- Hydrant nozzle variable spray type size 40 mm.
- Tebal pelat minimun 2 mm sebelum dicat.
- Sprinkler control valve set terdiri dari dua keperluan yaitu, main control valve
set dan floor control valve set.
- Main control valve set
129
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
- Main control valve set dipasang setiap maksimum 500 kepada sprinkler
untuk bahaya kebakaran ringan dan 1000 kepala sprinkler untuk bahaya
kebakaran sedang.
- Main control valve harus mampu memberikan signal listrik kepada control
alarm system maupun dengan mekanikal alarm gong apabila terjadi suatu
aliran air sebesar 1 kepala sprinkler. Main control valve set antara lain harus
terdiri dari peralatan sebagai berikut:
- Main stop valve
- Lock cable with alarm valve, alarm gong set
- Flow switch
- Pressure indicator
- Test valve set
- Floor Control
- Floor control valve set harus mampu memberikan signal listrik pada kontrol
alarm system apabila terjadi aliran air sebesar 1 ( satu ) kepala sprinkler.
- Floor control valve set antara lain harus terdiri dari peralatan sebagai
berikut:
- Floor stop valve lock cable
- Flow switch, calibrated
- Test valve lock cable
- Drain valve lock cable
- Pressure gauge
- Sprinkler Flushing
- Sprinkler flushing harus dipasang dibagian ujung pipa branch main pipe
atau branch sub main pipe.
- Sprinkler flushing dimaksud membuang air mati dalam jaringan pipa
sprinkler
- Sprinkler terdiri dari pipa drain diameter 1” yang di tap dari ujung main
branch atau submain ke sprinkler darin riser melalui valve.
e. Hydrant pilar
Hydrant pilar yang di gunakan dari jenis 2 way pillar dengan main valve dan branch
valve ukuran 100x65x65 mm atau 4”x21/2”x 2 ½”. Jenis Coupling harus
disesuaikan dengan model yang dipergunakan oleh Mobil Dinas Kebakaran Kab.
Sengkang.
f. Siamesse Connection
Siamesse Connection type dua arah, pemasangannya free standing deng ukuran
100x65x65 mm, dilengkapi dengan check valve dan outlet coupling yang sesuai
dengan standard dengan Dinas Kebakaran Kab. Sengkang
130
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
h. Penggantian Material Atau Alat
- Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan atau peralatan untuk
instalasi ini dari pencurian dan kerusakan. Bahan dan peralatan yang hilang
atau rusak harus diganti oleh Kontraktor tanpa tambahan biaya.
- Sesuatu bahan, peralatan yang akan digunakan dalam proyek dan tidak
disebutkan dalam persyaratan ini, hanya diperbolehkan apabila ada
persetujuan secara tertulis oleh Pemberi Tugas dan biaya pengujian bahan
atau peralatan tersebut (apabila diminta oleh Pemberi Tugas) menjadi
tanggungan Kontraktor.
- Apabila diperlukan pengujian atas bahan, peralatan, fixtures, harus
dilakukan oleh bahan-bahan atau lembaga yang ditentukan oleh
Konsultan MK dengan cara pengujian standar yang berlaku dan apabila
cara-cara standar tidak ada, Konsultan MK berhak menentukan prosedur
pengujiannya.
- Setiap bahan (satu panjang utuh), fitting, fixtures dan peralatan-peralatan
yang akan dipasang pada instalasi ini harus mempunyai tanda-tanda yang
jelas dari pabrik pembuatnya. Fitting dan fixtures yang tidak memiliki tanda-
tanda tersebut harus diganti atas tanggung jawab Kontraktor.
- Kontraktor bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pembiayaan yang
perlu karena timbulnya perubahan-perubahan yang perlu sebagai akibat dari
adanya bahan atau peralatan lain atau pengganti yang disetujui tetapi
berbeda dengan yang dinyatakan dalam gambar atau persyaratan Konsultan
Perencana.
- Apabila peralatan dan instalasi pemadam kebakaran tidak ada dipasaran
dan ada usulan untuk diganti dengan merek lain, maka harus ada
keterangan tertulis dari supplier atau distributor bahwa material dimaksud
tidak diproduksi lagi.
i. Tenaga Ahli
Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya
(skilled labour) dan menguasai peraturan-peraturan dan standard yang
digunakan agar dapat memberikan jaminan hasil kerja yang terbaik dan rapih.
131
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus
dilengkapi dengan Union atau Flange.
Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan
cabang pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan
pabrik yang berkualitas baik.
Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun kearah titik
buangan.
Drains dan vents harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun
pengurasan.
Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk
pemeliharaan dan penggantian.
Pegangan katup (valve handled) tidak boleh menukik.
Sambungan-sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa dan
angkur pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada
pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja kearah
memanjang.
Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah
pompa dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan.
Katup-katup dan fittings pada pemipaan demikian harus ukuran jalur
penuh.
Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarah-
pengarah pipa harus secukupnya disediakan agar pemuaia serta
perenggangan terjadi pada alat-alat tersebut, sesuai dengan permintaan &
persyaratan pabrik.
Kecuali jika tidak terdapat dalam spesifikasi, pipe sleeves harus disediakan
dimana pipa-pipa menembus dinding-dinding, lantai, balok, kolom atau
langit• langit.
Dimana pipa-pipa melalui dinding tahan api, ruang-ruang kosong diantara
sleeves dan pipa-pipa harus diisi dengan bahan rock-wool.
Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam
pekerjaan perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus
ditutup dengan menggunakan caps atau plugs untuk mencegah masuknya
benda• benda lain.
Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali serta pemadatan.
Untuk pipa kebakaran minimum 75 cm dibawah tanah diberi coating coat 2
– 3 mm, dan dibalut dengan karung goni satu lapis.
Semua pipa diberi pasir 10 - 30 mm dibawah pipa dan 15 - 30 mm diatas
pipa dan baru diurug dengan tanah tanpa batu-batuan.
Untuk pipa dibawah tanah pada tanah yang labil, harus dibuat dudukan
beton pada jarak 2 – 2 1/2 m dan pada belokan-belokan atau fitting-fitting.
132
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
b. Pemasangan Pipa dalam Tanah
Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup,
minimum 75 cm dibawah tanah, dibawah pipa air minum.
Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda-benda keras/tajam.
Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar galian
dengan adukan semen.
Urugan pasir minimum 10 cm dibawah dan 15 cm diatas pipa urug dengan
tanah tanpa benda keras.
Pipa yang telah tersambung diletakkan di alas dasar (dudukan).
Dibuat blok beton setiap interval 2 meter.
Pengurugan bertahap dengan pasir 10 cm, tanah halus, kemudian tanah
kasar tanpa benda keras.
Untuk pipa yang menyebrangi jalan harus diberi pipa pengaman (selubung)
baja atau beton dengan dia meter minimum 2 x diameter pipa tersebut.
c. Sambungan Las
a. minum menggunakan flange).
b. Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting. Kawai las atau
elektrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas,
lengkapdengan sertifikat las yang berlaku.
c. Sebelum pekerjaan las dimulai, Kontraktor harus mengajukan contoh hasil
las untuk mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
d. Tukang las harus bersertifikat las yang masih berlaku dan hanya boleh
bekerja sesudah mempunyai surat ijin dari Direksi Pekerjaan.
e. Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk
itu.
f. Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik
menurut penilaian Direksi Pekerjaan.
g. Setiap lokasi dimana dilakukan pengerjaan pengelasan, mutlak disediakan
1 buah APAR (minimal 2 kg) untuk alasan keamanan kerja.
- Pipa galvanized di uji pada tekanan 15kg/cm2 selama tidak kurang dari
24 jam, dimana tekanan harus dipertahankan pada tekanan tersebut dan
tidak ada kebocoran selama selang waktu tersebut. Apabila terdapat
kebocoran maka perbaikan dilakukan tanpa ada tekanan didalam pipa.
Apabila tidak memungkinkan maka sambungan yang bocor tersebut diganti
dan di uji kembali sehingga didapat penyambungan yang baik.
- Air untuk uji tekan (pressure test), pompa, pengukur tekanan, dan peralatan
lainnya yang diperlukan dalam pengujian ini, di sediakan oleh kontraktor
tanpa ada biaya tambahan.
- Sebelum dilakukan pengujian, kontraktor harus memeriksa kembali semua
pipa, dan sambungan.
- Uji tekan harus dilakukan sebelum instalasi pipa tertutup tanah, plafond atau
dinding sehingga apabila terjadi kebocoran tidak merusak yang lainnya.
- Kontraktor harus membersihkan instalasi dari segala kotoran, sisa material
akibat pekerjaan yang bisa menimbulkan gangguan pada instalasi.
- Setiap percabangan, belokan dan perubahan arah aliran harus dipasang
support atau hanger atau anchor.
- Persyaratan pengujian :
- Pengujian yang harus dilakukan untuk sistem Hydrant halaman dan
Pipa Tegak Hydrant ini mengikuti segala ketentuan yang dicantumkan
pada NFPA pada buku dengan nomor No. 20 dan No. 24.
135
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
- Wall Mount Exhaust Fan ukuran 12 inch dengan ukuran cover 40 x 40 cm,
kapasitas 1150 cmh atau 675 cfm pada ruang mushallah
- Ceiling Exhaust Fan ukuran 6 inch pada toilet.
- Jet Fan
- General use at Temperature (ambient) +40 °C
- One off operation at 200 °C – 300 °C for 2 hour high temperature
- Suitable for Flow rate : 4000 cfm
- Absorbed Power : 0.17 -1.33 kW
- Installed Power :0.30 – 1.50 kW
- Electrical Supply : 400 Volt/50-60 Hz/3 – Phase
- Sound Pressure at 43 – 58 dB
- Sensor CO2 menggunakan merek Tenmars TM-187A 1.8" LED CO2
/ Temperature/ Humidity Monitor Data Logger (214x120)
Spesifikasi :
- Complete environmental monitoring and alarm solution
- Wall-Mounted LED type for easy reading
- Alarm set for CO2 and Temperature and Humidity
- USB Datalogging Capacity 65,000 records
- Real-time data display
CO2 Sensor:
- CO2 Sensor : Non-dispersive infrared (NDIR)
- Range: 1 to 9999ppm
- Accuracy: ±5% of reading or ±70ppm (0-2000ppm,others out of scale
range)
- Resolution: ±1ppm
- Response Time: Typ.2 minutes by 90%
Temperature Sensor:
- Range : 0 °C to 50 °C (32 °F to 122 °F)
- Accuracy : ±0.21 °C from 0 °C to 50 °C (±0.38 °F from 32 °F to 122
°F)
- Resolution : 0.024 °C at 25 °C (0.04 °F at 77 °F)
- Response time: 12 minutes to 90% in airflow of 1 m/s (2.2 mph)
Relative Humidity Sensor:
- Range: 1% tp 90%RH, non-condensing
- Accuracy: ±2.0% from 20%RH to 80%RH typical, to maximum of ±4.5%
(including hysteresis at 25 ˚C (77 ˚F)); below 20%RH and above 80%RH
±6% typical
- Hysteresis: ±2%RH
- Resolution: 0.01%RH
137
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
- Drift: < 1%RH per year typical
b. Pekerjaan Listrik
Lingkup pekerjaan untuk elektrikal/kontrol ini adalah pengadaan dan
pemasangan seluruh instalasi listrik (termasuk motor listrik) pengkabelan,
panel-panel danninstrumentasi kontrol seperti yang ditunjukkan pada
gambar-gambar rencana/diagram yang melengkapi dokumen ini.
- Panel
138
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
- Semua komponen yang digunakan untuk control dan power panel
harus dari merk yang sama dengan yang digunakan pada instalasi
listrik, yang disetujui oleh Pemilik Proyek dan Konsultan Pengawas.
139
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
semua dudukan (support) atau penggantung (hanger) untuk mesin-
mesin, alat-alat, pipa kabel dan duct yang diperlukan.
Bilamana standar lain yang dipakai dapat dianggap sama atau lebih baik
dari pada standar di atas, maka hal ini dapat diterima dan standar tersebut
harus dinyatakan dalam dokumen.
- Peraturan Perundangan setempat
Semua pekerjaan, peralatan, material dan lain-lain yang merupakan
bagian dari Kontrak harus tunduk pada peraturan perundangan yang
berlaku di Indonesia.
- Pengujian Di Lapangan
Pengujian di Lapangan yang meliputi pengujian individu, pengujian fungsi,
serta pengoperasian untuk pertama kali dilakukan, menjadi tanggung jawab
Kontraktor dan disaksikan oleh Pengawas dan Konsultan Pengawas dan
Direksi.
- Penyangga/Dudukan
Pekerjaan struktur/tiang besi, baut pondasi, baut pengikat dan lain-lain
kesemuanya harus digalvanis dan harus disediakan oleh Kontraktor.
- Pengadaan Tiang
- Tiang besi yang digunakan adalah galvanis hexagonal, ukuran
disesuaikan pada gambar kerja.
- Galvanis hexagonal mengacu pada PUIL 2000 pasal 8.6 dan pasal 8.9
serta yang berlaku pada pekerjaan setempat
- Setiap pembelian harus dilengkapi dengan spesifikasi pabrik dan
dilengkapi dengan kartu garansi
- Sebelum tiang dipesan harus disetujui terlebih dahulu dengan Konsultan
Pengawas dan Direksi.
- Cara-cara dan urutan pekerjaan
142
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
- Pedestal beton dibuat dengan kontruksi yang kuat, kokoh yang sesuai
gambar kerja
- Pastikan posisi angker baut dalam keadaan level.
- Angkat dan dirikan tiang, tiang untuk satu lampu lengan atas (untuk
lampu) harus menjulan masuk ke jalan, dan tiang untuk dua lampu, kedua
lengannya diposisikan sejajar dengan jalan.
6.1. Selain Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, maka sesuai dengan
ketentuan administrasi, pemeriksaan bahan/mutu pekerjaan serta ketentuan lain
dari pemeriksaan yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan ini termasuk pula
syarat-syarat yang harus dipenuhi dan ditaati.
6.2. Hal-hal lain yang tidak tercantum/tidak jelas dalam RKS ini akan dibuat tersendiri,
serta peraturan-peraturan pemerintah yang berlaku menjadi kewajiban
Kontraktor.
6.3. Semua akibat yang timbul dari pelaksanaan pekerjaan yang keliru/kelalaian
Kontraktor adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
143
RKS TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG C DAN D INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
PASAL 7. PENUTUP
7.1. Apabila dalam spesifikasi ini untuk uraian bahan- bahan pekerjaan tidak
disebutkan dan dilaksanakan oleh kontraktor, maka hal ini dianggap seperti
disebutkan.
7.2. Hal- hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut
oleh pihak Direksi/ Direksi, bilamana perlu diadakan perbaikan dalam
peraturan ini.
7.3. Guna mendapatkan hasil yang baik, maka bagian- bagian yaang nyata
termasuk dalam pekerjaan ini tetapi tidak dimasukkan atau disebutkan kata
demi kata dalam Spesifikasi ini harus diselenggarakan oleh kontraktor dan
diterima sebagai hal yang disebut.
7.4. Kontraktor diwajibkan membuat As Built Drawing sebagai Laporan Akhir dari
pelaksanaan kegiatan yang merupakan bagian dari Laporan pekerjaan.
144