Anda di halaman 1dari 13

PEREKONOMIAN INDONESIA

KELOMPOK 1

“PENGERTIAN DAN KONSEP PEREKONOMIAN INDONESIA”

Dosen Pengampu : Anak Agung Bagus Putu Widanta, S.E., M.Si.

Oleh :

Putu Riska Narayani (2007531078)


Putu Amanda Wedayanti (2007531087)
Ni Putu Devina Briliyanti (2007531166)
Ni Komang Pistrikayani (2007531169)
Anak Agung ayu Daranita Wirastuti (2007531197)
Sacca Karina Satti (2007531251)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmatnya, kami kelompok
1 sebagai penyusunan makalah ini dapat menyelesaikannya secara sederhana dan tepat waktu.
Adapun makalah ini kami rangkum dari beberapa sumber yang dapat dipercaya yang kami
cantumkan dalam lembar Daftar Pustaka dengan harapan makalah ini dapat menambah
pengetahuan kita tentang pengertian dan konsep perekonomian Indonesia. Penyusunan
makalah ini dilatar belakangi oleh keinginan kami untuk memberikan informasi mengenai
pengertian dan konsep perekonomian Indonesia serta untuk memenuhi tugas kelompok yang
telah ditentukan oleh dosen. Penulisannya didasari dari sumber- sumber dibuku dan internet.
Kami berharap makalah ini dapat membimbing para pembaca agar mengetahui pengertian
dan konsep perekonomian Indonesia yang telah kami cantumkan di dalam makalah ini.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
dari segi isi maupun tulisan. Oleh sebab itu kami sangat mengahrapkan kritik dan saran guna
lebih menyempurnakan penulisan pada masa yang akan datang. Akhir kata, semoga makalah
ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan kemampuan kita semua.

Denpasar, 8 Februari 2022


Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2
2.1 Periodisasi Perekonomian Indonesia ................................................................................ 2
2.1.1 Masa Penjajahan Belanda ....................................................................................... 2
2.1.2 Masa Orde Lama ..................................................................................................... 3
2.1.3 Masa Orde Baru ...................................................................................................... 4
2.1.4 Masa Transisi dan Reformasi .................................................................................. 6
2.2 Aspek – Aspek Pendukung Perekonomian Indonesia ...................................................... 7
2.2.1 Indikator Geografi ................................................................................................... 7
2.2.2 Indikator Demografi ................................................................................................ 7
2.2.3 Indikator Sosial, Budaya, dan Politik...................................................................... 8
BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 9
3.1 Simpulan ........................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perekonomian merupakan aktivitas ekonomi yang tidak bisa terlepas dari
kehidupan manusia di belahan bumi manapun dan dalam perkembangannya
perekonomian mengalami transformasi, modernisasi, bahkan inovasi dalam
pengaplikasian penerapannya. Hal tersebut tentu saja bersumber pada teori-teori atapun
dasar-dasar ekonomi yang telah ada. Namun, dalam praktiknya teori-teori ekonomi
bersifat fleksibel sesuai kebutuhan dari suatu negara ataupun lingkup yang
mengaplikasikannya.
Perubahan umum perekonomian yang dialami suatu negara sering menjadi bahan
pembicaraan, baik di kalangan ilmuwan, ekonom, pejabat pemerintah, maupun
masyarakat yang tertarik sebagai pemerhati ekonomi. Berbagai media massa sering
memuat berita besar mengenai perubahan ekonomi yang dialami suatu negara, seperti
inflasi, pengangguran, kesempatan kerja, hasil produksi, dan penanaman modal.
Setiap negara senantiasa mengharapkan agar perekonomian yang dicapai
mengalami peningkatan terus-menerus. Peningkatan perekonomian tersebut akan
memupuk investasi serta kemampuan teknik produksi agar hasil produksi terus
meningkat. Jika hasil produksi meningkat, perekonomian mengalami pertumbuhan, serta
memberikan kesejahteraan ekonomi yang lebih baik bagi penduduk negara tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Periodisasi Perekonomian Indonesia?
2. Apa saja Aspek – Aspek Pendukung Perekonomian Indonesia?
1.3 Tujuan
1. Agar mengetahui urutan dan penjelasan dari Periodisasi Perekonomian Indonesia.
2. Agar mengetahui apa saja Aspek - Aspek Pendukung Perekonomian Indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Periodisasi Perekonomian Indonesia
Mengenai cakupan waktu penerapan ekonomi pembangunan di Indonesia, kita
dibatasi oleh waktu ketika Belanda masuk ke Indonesia, yaitu 1602, meskipun pada
waktu itu tidak seluruh wilayah Indonesia sekarang ini yang telah dijajah oleh
Pemerintah Belanda. Oleh karena masalah kurun waktu ini barangkali ada baiknya
membicarakan periodisasi perekonomian Indonesia sesuai dengan masa pemerintahan
yang sedang berkuasa. Untuk tujuan tersebut kita membagi menjadi empat periode,
yakni:

• Perekonomian Indonesia pada masa Penjajahan Belanda


• Perekonomian Indonesia pada Masa Orde Lama
• Perekonomian Indonesia pada Masa Orde Baru
• Perekonomian Indonesia pada Masa Setelah Orde Baru.
2.1.1 Masa Penjajahan Belanda
Dimulai sejak VOC tahun 1902-1945. Pada waktu ini perekonomian
didominasi oleh sector pertanian. Pada akhir periode ini, perkembangan sector
industry dan pertanian di Eropa menjalar pada daerah jajahan Belanda yaitu
Indonesia mulai berkembang system perkebunan, perbankan, industri, dll. Sektor
pertanian didominasi tanaman pangan yang tradisional. Untuk dijual di pasar Eropa
sebagai bahan mentah untuk industry yang berkembang saat itu. Hasil perkebunan
yang menonjol adalah karet, kelapa, rempah-rempah dll.
Sektor industry masing sangat terbelakang, yang ada hanya alat tenun bukan
mesin. Uang yang beredar adalah (golden) bank sentralnya di pegang Belanda de
Javashe Bank diberi kewenangan untuk mengatur system keuangan daerah jajahan
Belanda sebagai bank sentral. Pengaturan devisanya mengikuti sistem yang berlaku
di Belanda dan Eropa Barat lainnya, yakni atas kekuatan permintaan dan
penawaran atas mata uang asing. Sistem perbankan sangat terarah. Secara singkat
system ekonomi secara keseluruhan sangat mirip dengan system ekonomi yang
dianut oleh Negara-negara Eropa Barat yakni system pasar dengan campur tangan
pemerintah yang sangat minimal.

2
2.1.2 Masa Orde Lama
Tahun pertama setelah proklamasi keadaan ekonomi mengalami stagflasi
(kegiatan produksi terhenti dengan tingkat inflasi yang tinggi) disebabkan oleh
pendudukan Jepang, Perang Dunia II, perang revolusi dan manajemen ekonomi
makro yang jelek. Selama periode 1950an ekonomi Indonesia masih peninggalan
jaman colonial. Sektor formal/modern seperti pertambangan, distribusi,
transportasi, bank, pertania komersial yang memiliki kontribusi lebih besar
daripada sektor informal/tradisional terhadap PDB didominasi oleh perusahaan
asing yang berorientasi ekspor. Terjadi strukur ekonomi dualism yaitu diskriminasi
yang sengaja diterapkan untuk membuat perbedaan dalam kesempatan melakukan
kegiatan ekonomi antara penduduk pribumi dan non pribumi.
Perekonomian Indonesia sangat buruk disebabkan keterbatasan akan
indikator - indikator produksi, seperti kurangnya pendidikan, kemampuan
pemerintahan, dana, teknologi, serta kurangnya strategi yang baik. Akan tetapi,
akibat keterbatasan indikator-indikator tersebut di atas dan dipersulit lagi oleh
kekacauan politik nasional pada masa itu, akhirnya pembangunan atau bahkan
rekonstruksi ekonomi Indonesia setelah perang revolusi tidak pernah dilaksanakan
dengan baik. Nasionalis perusahaan Belanda (dan asing lainnya) yang dilakukan
pada tahun 1957 dan 1958 adalah awal dari periode "ekonomi terpimpin". Dimulai
sejak proklamasi kemerdekaan hingga jatuhnya Presiden Sukarno pada tahun 1965.
Perekonomian Indonesia pada masa itu dapat dikatakan sebagai ekonomi perang
karena masih terjadi perang antara kaum revolusioner Indonesia dengan
pemerintah Belanda yang pada waktu itu dibantu oleh Inggris dan Australia.
Perang tersebut kemudian dikenal dengan aksi polisionil pertama dan kedua, yang
mana kaum penjajah belanda (dibantu oleh Inggris) melancarkan perang
mengembalikan daerah jajahannya, sampai akhirnya terjadi penyerahan kedaulatan
Rakyat pada tahun 1949. Situasi politik dalam negri pada masa itu tidak kondusif
untuk kemajuan perekonomian. Terjadi banyak pertentangan politik, muncul
banyak partai, satu kelompok menginginkan negara kesatuan sedangkan kelompok
lain menghendaki dan kelompok lainnya lagi menginginkan negara agama. Pada
periode itu juga dilaksanakan pemilihan umum yang pertama. Hasil dari pemilihan
umum pertama tersebut banyak pihak yang kecewa dan tidak puas. Akibatnya
mereka melancarkan pemberontakan, seperti pemberontakan DI-TII di Jawa Barat,

3
pemberontakan di Bali, di Sulawesi Selatan, Sumatra Barat, Aceh, dan Manado.
Keadaan perekonomian pada masa itu tidak mendapat cukup perhatian pemerintah.
Dimulai dengan situasi politik sekitar tahun 1950, pada saat mana keadaan
keuangan Indonesia makin memburuk, inflasi sangat tinggi dan dilaksanakanlah
kebijaksanaan moneter yang sangat drastis yakni sanering. Sanering ini adalah
pengguntingan uang rupiah, setengah lembar diganti dengan uang baru dan
dikembalikan kepada pemiliknya dan setengahnya lagi ditukar dengan Obligasi
Negara (pinjaman pemerintah jangka panjang). Setelah diadakannya sanering,
keadaan perekonomian Indonesia bukannya bertambah baik, harga terus
mengalami kenaikan seirama dengan keadaan politik dalam negeri. Politik Luar
Negeri (anti neokolonialisme dan liberalisme) telah mengiring NKRI untuk
mengalihkan hubungan baiknya dengan negara-negara sosialis Eropa timur, Rusia
dan Tiongkok (blok sosialis). Sebagai imbalannya, antara lain, Rumah Sakit
Persahabatan dan stadion olah raga Senayan di Jakarta merupakan hasil dari batuan
Rusia. Sekitar tahun 1960, sistem perbankan di Indonesia diubah mengikuti sistem
perbankan di Rusia menjadi Bank Negara Indonesia unit - unit I hingga VI.
Keadaan harga - harga umum selalu mengalami kenaikan, sehingga Bung Karno
pada masa itu mengumumkan barang siapa yang mampu membuat konsep untuk
menurunkan harga - harga akan diangkat menjadi Menteri Pasar. Pada akhir
periode pimpinan Bung Karno (1965) sekali lagi dilaksanakan kebijakan moneter
yang sangat drastis, yakni menukar uang lama menjadi uang baru dengan
perbandingan Rp 1000 uang lama diganti dengan Rp 1 uang baru. Tindakan
moneter yang drastis tersebut bukannya meredakan kenaikan harga, malah
memicunya hingga pada tahun 1965 tercatat tingkat inflasi sebesar 650 persen.
2.1.3 Masa Orde Baru
Tepatnya sejak bulan Maret 1966 Indonesia memasuki pemerintahan Orde
Baru. Pada masa ini perhatian pemerintah lebih ditunjukkan kepada peningkatan
kesejahteraan masyarakat lewat pembangunan ekonomi dan sosial. Pemerintah
melaksanakan stabilitas politik, ekonomi, dan sosial. Sasarannya adalah untuk
menekan kembali tingkat inflasi, mengurangi defisit keuangan pemerintah, dan
menghidupkan kembali kegiatan produksi, termasuk ekspor, yang sempat
mengalami stagnasi pada masa orde lama. Menjelang akhir tahun 1960an atas
kerjasama dengan Bank Dunia, IMF dan ADB (Bank Pembangunan Asia) dibentuk
suatu kelompok konsorsium yang disebut Inter Governmental Group on Indonesia
4
(IGGI) dengan tujuan membiayai pembangunan ekonomi Indonesia. Pada waktu
itu memang Indonesia merupakan satu- satunya negara yang sangat anti komunis.
Pemerintahan dipimpin oleh seorang Jenderal angkatan darat, dan oleh karenanya
militer (baik personalia maupun sistemnya) menyusup ke hampir semua kehidupan
bernegara, ke desa-desa, universitas, DPR, DPRD, sehingga muncul istilah
"penghijauan = pengabdian) di desa dan di kota. Pemerintahan bersifat diktator
militer; kebebasan berbicara (pers) tidak ada. Dengan cara ini politik di Indonesia
bisa stabil pada waktu itu. Kebijaksanaan Presiden Soeharto yang mengutamakan
stabilitas sosial - politik, serta pembangunan ekonomi berdasarkan sistem ekonomi
terbuka membuat kepercayaan pihak Barat terhadap prospek ekonomi Indonesia.
Kebijaksanaan ekonomi selama masa orde baru telah menghasilkan satu
proses transformasi ekonomi yang pesat dan laju pertumubuhan ekonomi yang
tinggi, tetapi dengan biaya yang sangat mahal dan fundamental ekonomi yang
rapuh. Ditandai dengan kondisi sektor perbankan nasional dan semakin besarnya
ketergantungan Indonesia terhadap modal asing yang mengarah kepada krisis
ekonomi yang sangat parah, yang dimulai dengan naiknya nilai tukar dolar AS.
Pemerintahan Presiden Soekarno jatuh karena demontrasi rakyat (terutama
mahasiswa), pada demontrasi tersebut dielukan slogan "politik no, ekonomi yes".
Kemudian tindakan pertama yang diambil oleh pemerintah orde baru adalah untuk
menstabilkan keadaan politik dan ekonomi. Stabilisasi ekonomi dilaksanakan
dengan kebijakan diantaranya:
1. Untuk jangka pendek kebutuhan dalam negri dipenuhi melalui impor
sedangkan untuk jangka panjang akan dipenuhi melalui pembangunan
yang direncanakan setiap lima tahun.
2. Liberalisasi perdagangan Luar Negrei dengan memperkenankan swasta
untuk turut aktif dalam perdagangan luar negeri dan liberalisasi sistem
devisa.
Selain itu pemerintah orde baru juga yakin bahwa kunci keberhasilan
pembangunan adalah tersedianya dana untuk membiayainya, maka dari itu
pemerintah orde baru melaksanakan hal - hal seperti pada sektor keuangan negara,
yaitu apabila pembelanjaan APBN pada masa orde lama selalu memakai sistem
anggaran defisit, maka pada orde baru dibentuk IGGI (Inter Governmental Group
on Indonesia) organisasi negara maju yang memberi bantuan kepada Indonesia.
Tabungan swasta asing (sumber pembiayaan luar negeri). Tabungan domestik
5
swasta. Tabungan ini berasal dari masyarakat umum dan perusahaan, dikarenakan
jumlah yang sangat kecil dan tidak mencukupi pembiayaan pembangunan, maka
diundangkanlah UUPMDN (Undang - Undang Penanaman Modal Dalam Negeri).
Pembangunan ekonomi pada masa Orde Baru ini memberikan peluang yang sangat
luas kepada sektor swasta terutama swasta asing. Perubahan trilogi pembangunan
ini bersifat teoritis dan tidak tampak jelas dalam praktek. Sementara masalah
sistem ekonomi yang berlaku sedang ramai didiskusikan, perekonomian masih
terus mengalami kemerosotan, yang mendorong terjadinya demontrasi mahasiswa
(dan rakyat), yang tidak lagi percaya kepada Soeharto sebagai presiden. Krisis
tersebut adalah krisis kenaikan harga dolar Amerika di Asia Tenggara.
2.1.4 Masa Transisi dan Reformasi
Orde setelah jatuhnya Presiden Soeharto dikenal dengan Orde Reformasi
(ekonomi dan politik). Pembenahan ekonomi diusulkan oleh IMF (International
Monetary Funds) dan diterima oleh pemerintah. Salah satu usulan IMF adalah
penyehatan perbankan dengan didirikannya BPPN (Badan Penyehatan Perbankan
Nasional). Pada masa itu banyak bank yang dilikuidasi, banyak juga bank - bank
yang mendapat pembinaan serta tidak kurang bank - bank yang harus mengadakan
merger (gabungan dengan bank lain untuk memperoleh skala usaha yang
memadai). Keadaan perekonomian yang hancur seperti itu menyebabkan timbulnya
isu yang mengatakan bahwa Indonesia telah dilanda oleh krisis ekonomi. Salah
satu tindakan yang digunakan untuk menangani hal tersebut adalah dilancarkannya
makan gratis di warung Tegal oleh Menteri Nasional dan yang lainnya
menyarankan agar pegawai negeri yang memiliki dolar bersedia menyumbangkan
dolarnya kepada pemerintah.
Sementara kebijaksanaan memperbaiki kesehatan perbankan menyedot
banyak sekali perhatian dan keuangan pemerintah sehingga pengusaha kecil dan
menengah kurang mendapat perhatian. Oleh karena perhatian pemerintah yang
cenderung untuk menyehatkan pengusaha besar, pada hal perusahaan kecil dan
menengah dikatakan tahan banting pada masa krisis ini dan kurang (tidak)
mendapat perhatian pemerintah, maka munculah wacana bahwa Indonesia tidak
hanya mengalami krisis moneter. krisis ekonomi, melainkan sudah dilanda oleh
krisis moral. Tekanan agar perekonomian tidak terlalu tergantung pada konsep dan
bantuan luar negeri (peranan IGGI, Bank Dunia, dan IMF), dan bahwasanya
perusahaan kecil dan menengah tahan banting (maksudnya tidak sampai
6
melakukan PHK terhadap karyawan pada waktu krisis) dan agar pemerintah lebih
memperhatikan dan memberi bantuan kepada pengusaha kecil dan menengah,
maka munculah Sistem Ekonomi Kerakyatan. Muncul berbagai diskusi dan
seminar mengenai perekonomian pada masa Reformasi, pemberdayaan ekonomi
lemah, ekonomi kerakyatan. Masalah yang sering dibicarakan adalah masalah
pemasaran, terutama masalah modal. Hingga akhirnya timbul skema kredit tanpa
anggunan untuk perusahaan kecil dan mikro, kursus - kursus untuk melahirkan
enterpreneur baru dan sebagainya yang bersifat memberikan priorotas untuk
pengusaha kecil dan memengah.
2.2 Aspek – Aspek Pendukung Perekonomian Indonesia
2.2.1 Indikator Geografi
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri dari 13.677
pulau besar – kecil, terbentang dari 60LU sampai 110LS sepanjang 61.146 km.,
memiliki potensi ekonomi yang berbeda-beda karena perbedaan SDA, SDM,
kesuburan tanah, curah hujan (Sutjipto, 1975). Wilayah Indonesia seluas 5.193.250
km2, 70 persennya (± 3,635,000 km2) terdiri dari lautan letaknya strategis karena
memiliki posisi silang (antara Benua Asia dan Benua Australia), menjadi jalur
lalulintas dunia (antara Laut Atlantik dan Laut Pasifik) dan menjadi paru-paru
dunia (memiliki hutan tropis terbesar).
Menghadapi kesulitan komunikasi dan transportasi antar pulau (daerah)
baik untuk angkutan barang maupun penumpang; arus barang tidak lancar;
perbedaan harga barang yang tajam; perbedaan kesempatan pendidikan dan
kesempatan (lapangan) kerja; kesemuanya itu merupakan potensi kesenjangan.
2.2.2 Indikator Demografi
Indonesia merupakan negara ke-4 di dunia yang mempunyai jumlah
penduduk terbanyak. Penyebaran penduduk tidak merata (2/3 tinggal di Pulau
Jawa), sebagian besar hidup di pedesaan (pertanian), bermata pencairan sebagai
petani kecil dan burah tani dengan upah sangat rendah. Mutu SDM rendah, ± 80%
angkatan kerja berpendidikan SD. Produktivitas rendah karena taraf hidup yang
rendah: konsumsi rata-rata penduduk Indonesia RP 82.226 per bulan (1993),
namun 82% penduduk berpendapatan di bawah RP 60.000 per bulan per kapita
(Sjahrir, 1996). Indonesia yang berpenduduk lebih dari 310 juta orang
membutuhkan berbagai barang, jasa dan fasilitas hidup dalam ukuran serba besar
(pangan, sandang, perumahan dan lain-lain). Namun dilain pihak kemampuan kita
7
untuk berproduksi (produktivitasnya) rendah. Hal ini akan menciptakan kondisi
munculnya rawan kemiskinan.
2.2.3 Indikator Sosial, Budaya, dan Politik
a. Sosial, Bangsa Indonesia terdiri dari banyak suku (heterogen) dengan
beragam budaya, adat istiadat, tata nilai, agama dan kepercayaan yang
berbeda-beda.
b. Budaya, Bangsa Indonesia memiliki banyak budaya daerah, tapi sebenarnya
kita belum memiliki budaya nasional (kecuali bahasa Indonesia).
c. Politik, sebelum kolonialis Belanda datang, bangsa Indonesia hidup di
bawah kekuasaan raja-raja. Ratusan tahun bangsa Indonesia hidup di bawah
pengaruh feodalisme dan kolonialisme.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan

Perekonomian Indonesia bukan hanya merupakan penerapan ilmu ekonomi


tradisional yang membicarakan mengenai masalah efisiensi penggunaan sumber daya
nasional. la lebih luas dari itu dimana juga mencakup bagaimana keadaan politik di satu
negara mempengaruhi alokasi sumber daya nasional, dan juga semua aspek kehidupan
sosial dan budaya. Dengan kata lain, perekonomian Indonesia yang dibicarakan dalam
bab ini tidak lain dari pembangunan ekonomi yang dilaksanakan di Indonesia. Ia juga
tergantung pada nilai-nilai yang berlaku di masyarakat Indonesia. Perekonomian
Indonesia ditinjau dari sudut keilmuan, dari sudut geografis dan dari sudut periode yang
berlaku. Dari sudut keilmuan, dia tidak hanya merupakan penerapan ilmu ekonomi
tradisional, tetapi juga meliputi ilmu politik dan semua aspek sosial budaya di
masyarakat Indonesia. Atau dengan kata lain, perekonomian Indonesia tidak lain dari
pada pembangunan ekonomi yang diterapkan di Indonesia. Yang dimaksud Indonesia
adalah bekas jajahan Belanda. Sedangkan periode yang dicakup dalam bab ini meliputi
masa penjajahan Belanda, masa pemerintahan Presiden Sukarno, masa pemerintahan
Presiden Soeharto, dan masa transisi dan reformasi.

9
DAFTAR PUSTAKA
Nehen, I. K. (2012). Perekonomian Indonesia. Denpasar: Udayana University Press.

10

Anda mungkin juga menyukai