4. PRINSIP DASAR
Terdapat 5 prinsip dasar pada Kode Etik bagian A, yaitu :
1 Integritas
2 Objektivitas
3 Kompetensi dan kehati-hatian profesional
4 Kerahasiaan
5 Perilaku profesional
1 Prinsip Integritas
Praktisi wajib untuk tegas, jujur, dan adil dalam hubungan profesional dan
bisnis.
Praktisi tidak boleh terkait dengan laporan, komunikasi atau informasi lainnya
yang didalamnya terdapat :
a) Kesalahan yang material atau pernyataan yang menyesatkan
b) Pernyataan atau informasi yang diberikan secara tidak hati-hati
c) Penghilangan atau penyumbinyan yang dapat menyesatkan atas
informasi yang seharusnya diungkapkan.
Praktisi dianggap tidak melanggar ketantuan diatas jika ia memberikan laporan
yang dimodifikasi.
2 Prinsip Objektivitas
Praktisi tidak bisa membiarkan subjektivitas, benturan kepentingan, dan
pengaruh dari pihak lain mempengaruhi pertimbangan profesional, atau
bisnisnya.
Setiap praktisi harus menghindari hubungan yang bersifat sibjektif atau yang
dapat mengakibatkan pengaruh yang tidak layak terhadap pertimbangan
profesionalnya.
3 Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian Profesional
Praktisi dalam prinsip ini wajib untuk :
a) Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional yang dibutuhkan untuk
menjamin pemberian jasa profesional yang kompeten kepada klien atau
pemberi kerja.
b) Menggunakan kemahiran profesionalnya dengan seksama sesuai dengan
standar profesional dan kode etik profesi yang berlaku dalam memberikan
jasa profesionalnya.
Kompetensi profesional dibagi menjadi dua tahap yang terpisah, yaitu :
a) Pencapaian kompetensi profesional
b) Pemeliharaan kompetensi profesional
Pengembangan dan pendidikan profesional yang berkelanjutan sangat
diperlukan untuk meningkatkan dan memelihara kemampuan Praktisi agar dapat
melaksanakan pekerjaannya secara kompeten dalam lingkungan profesional.
Praktisi harus bersikap dan bertindak hati-hati, menyeluruh, dan tepat waktu.
Praktisi harus menyediakan pelatihan dan penyeliaan bagi mereka yang bekerja
di bawah wewenangnya.
Bila dipandang perlu, praktisi harus menjelaskan keterbatasan jasa profesional
yang diberikan kepada klien, pemberi kerja, atau pengguna jasa profesional
lainnya.
4 Prinsip Kerahasiaan
Praktisi dilarang melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut :
a) Mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh kepada pihak dilua KAP
atau Jaringan KAP tanpa wewenang khusus kecuali kewajiban
mengungkapkannya sesuai dengan ketentuan hukum
b) Menggunakan informasi rahasia unruk mendapaykan keuntungan pribadi.
Setiap praktisi harus tetap menjaga prinsip kerahasiaan, termasuk dalam
lingkungan sosialnya.
Setiap praktisi harus menjaga kerahasiaan informasi yang diungkapkan oleh
calon klien atau pemberi kerja.
Setiap praktisi haru smempertimbangkan pentingnya kerahasiaan informasi
terjaga dalam KAP atau Jaringan KAP tempatnya bekerja.
Setiap praktisi harus menerapkan prosefur yang dianggap perlu untuk
memastikan terlaksananya prinsip kerahasiaan, baik oleh mereka yang bekerja
di bawah wewenang atau pihak lainnya.
Mematuhi prinsip rahasi terus berlanjut bahkan setelah berakhirnya hubungan
antara praktisi dengan klien atau pemberi kerja.
Situasi yang mengharuskan mengngkapkan informasi yang bersifa rahasia,
antara lain :
a) Pengungkapan yang diperbolehkan oleh hukum dan disetujui oleh klien atau
pemberi kerja
b) Pengungkapan yang diharuskan oleh hukum (biasanya pengungkapan
dokuman dalam sidang atau lain sebagainya)
c) Pengungkapan yang terkait dengan kewajiban profesional untuk
mengungkapkan, selama tidak dilaang oleh ketentuan hukum :
1) Dalam mematuhi pelaksanaan penalaahan mutu yang dilakukan oleh
organisasi profesi atau regulator
2) Dalam menjawab pertanyaan atau investigasi yang dilakukan oleh
organisasi profesi atau regulator
3) Dalam melindungi kepentingan profesional praktisi dalam sidang
pengadilan
4) Dalam mematuhi standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku.
Pertimbangan untuk mengungkapkan infromasi rahasia antara lain :
a) Dirugikan tidaknya semua pihak.
b) Diketahu tidaknya dan didukung tidaknya semua informasi yang relevan
c) Jenis komunikasi yang diharapkan dan pihak yang dituju.
5. Prinsip Perilaku Profesional
Praktisi wajib untuk mematuhi setiap ketentuan hukum dan peraturan yang
berlaku, serta menghindari setiap tindakan yang dapat mendiskredikan profesi.
Praktisi tidak boleh merendahkan martabat profesi saat memasarkan
pekerjaannya, dan menghindari hal-hal seperti :
a) Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa profesional yang dapat
diberikan, kualifikasi yang dimiliki, atau pengalaman yang telah diperoleh.
b) Membuat pernyataan yang merendahkan atau melakukan perbandingan yang
tidka di dukung bukti terhadap hasil pekerjaan praktisi lain.
c. Benturan kepetingan
Praktisi harus mengidentifikasi setiap situasi yang dapat menimbulkan
benturan kepentingan serta dapat menimbulkan ancaman terhadap
kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi.
Praktisi harus mengevaluasi signifikan ancaman sebelum meneruksn
hubungan dengan klien dan mencakup pertimbangan mengenai ada
tidaknya keuntungan bisnis atau hubungan dengan klien atau pihak
ketiga, yang dapat menimbulkan ancaman.
Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain :
a) Memberitahukan klien mengenai kepentingan atau kegiatan
bisnis KAP yang dapat menimbulkan benturan kepentingan dan
memperoleh persetjuan oleh klien untuk melanjutkan perikatan
dengan syarat.
b) Memberitahukan pihak yang relevan mengenai pemberian jasa
profesional oleh praktisi kepada dua atau lebih klien yang
kepentingannya saling berbenturan dan memperoleh
persetujuan oleh klien untuk melanjutkan perikatan dengan
syarat.
c) Memberitahukan klien mengenai pemberian jasa profesional
oleh praktisi secara tidak eksklusif untuk satu klien dan
memperoleh persetujuan oleh klien untuk bertindak demikian.
Pencegahan tambahan yang harus dipertimbangkan :
a) Penggunaan tim perikatan yang terpisah dalam emberika jasa
profesional kepad aklien-klien yang kepentingannya saling
berbenturan.
b) Penetaan pedoman yang jelas bagi anggota tim perikatan
mengenai keamanan dan kerahasiaan data.
c) Penggunaan perjanjian kerahasiaan yang ditandatangani oleh
setiap rekan dan staf KAP atau jaringan KAP
Jika ancaman tidka dapat dihilangkan dan mengamcam terhadap
prinsip dasar kode etik, praktisi harus menolak perikatan tersebut atau
bahkan mengundurkan diri dari perikatan yang berbeturan kepentingan
tersebut.
Jika klien menolak perihal praktisi memberikan jasa profesional kepada
pihak lain yang berbenturak kepentingannya, maka praktisi tidak boleh
melanjutkan pemberian jasa profesionalnya kepada salah satu dari
pihak-pihak tersebut.
3 Pendapat Kedua
Ancaman terhadap kepatuhan pad aprinsip dasat etika dapat yerjadi
ketika praktisi diminta untuk memberikan pendapat kedua mengenai
penerapan akuntansi, auditing, pelaporan atau standar/prinsip lain untuk
keaadaan atau transaksi tertentu oleh atau untuk kepentingan, pihak-pihak
selain klien.
Pencegahan terhadap ancaman pendapa kedua, antara lain :
a) Meminta persetujuan dari klien untuk menghubungi praktisi yang
memberikan pendapat pertama.
b) Menjelaskan mengenai dan keterbatasan pendapat yang diberikan
kepada klien.
c) Memberikan salinan pendapat memberikan pendapat pertama
kepada praktisi yang memberikan pendapat pertama.
Jika perusahaan tidak memberikan persetujuan untuk melakukan
komunikasi dengan praktisi yang memberikan pendapat pertama, maka
praktisi kedua dapat menentukan tepat tidaknya pendapat kedua diberikan.
4 Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk Remunerasi Lainnya
Praktisi dapat mengusulkan jumlah imbalan jasa profesional yang
dipandang sesuai yang mana bisa menjadi ancaman terhadap prinsip dasar
kode etik (mengingat bisa saja besar imbalan jasa per praktisi berbeda-
beda).
Pencegahan terhadap imbalan jasa yang diberikan, antara lain :
a) Membuat klien menyadari persyaratan dan kondisi perikatan,
terutama dasar penentuan besaran imbalan jasa profesional dan
jenis jasa yang diberikan.
b) Menalokasikan waktu yang memadai dan menggunakan staf yang
kompeten dalam perikatan tersebut.
Jasa profesional selain jasa assurance biasanya menggunakan imbalan
jasa yang bersifat kontijen. Namun hal ini dapat mengancam kepentingan
pribadi terhadap objektivitas. Signifikasi ancaman tersebut tergantung
pada :
a) Sifat perikatan
b) Rentang besaran imbalan jasa profesional yang dimungkinkan
c) Dasar penetapan besaran imbalan jasa profesional
d) Ada atau tidaknya penelaahan hasil pekerjaan oleh pihak ketiga
yang independen.
Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain :
a) Perjanjian tertulis dengan klien yang dibuat di muka mengenai
dasar penentuan imbalan jasa profesional
b) Pengungkapan kepad apihak pengguna hasil pekerjaan praktisi
mengenai dasar penentuan jasa profesional
c) Kebijakan dan prosedur pengendalian mutu
d) Penelaahan oleh pihak ketiga yang objektif terhadpa hasil
pekerjaan praktisi.
Praktisi dapan mendapat imbalan jasa profesional rujukan aau komisi
yang terkait dengan diterimanya perikatan (dapat pula berupa komisi atas
penjualan barang atau jasa dari pihak ketiga).
Praktisi dapat membayar jasa profesional rujukan untuk mendapatkan
kliean atau perikatan.
Praktisi tidak boleh menerima atau membayar imbalan jasa profesional
rujukan tidak menerapkan pencegahan berupa :
a) Mengungkapkan kepada klien mengenai perjanjian pembayaran
atau penerimaan imbalan jasa profesional rujukan kepada praktisi
lain atas suatu perikatan.
b) Memperoleh persetujuan di muka dari klien mengenai penerimaan
komisi dari pihak ketiga atas penjualan barang atau jasa kepada
klien.
Praktisi dapat membeli seluruh atau sebagian kepemilikan KAP dengan
membayar ke individu yang memiliki KAP tersebut atau ke ahli warid
atau walinya.
5 Pemasaran Jasa Profesional
Sebuah perikatan yang di sebabkan iklan atau bentuk pemasaran lainnya
bisa menjadi sebuah ancaman terhadpa kepatuhan pada prinsip dasar etika
profesi.
Praktisi tidak diperbolehkan melakukan hal-hal berikut :
a) Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa profesional
yang dapat diberikan, kualifikasi yang dimiliki, atau pengalaman
yang telah diperoleh.
b) Membuat pernyataan yang merendahkan atau perbandingan yang
tidak ada bukti terhadap hasil pekerjaan praktisi lain.
6 Penerimaan Hadiah atau Bentuk Keramah-tamahan Lainnya
Praktisi atau keluarga bisa saja ditawari suatu hadiah atau bentuk
keramah-taahan oleh klien yang bisa menjadi ancaman terhadap
kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi.
Pemberia tersebut tidak mempengaruhi pengambilan keputusan jika pihak
ketiga menyimpulkan secara rasional dan memiliki pengetahuan
mengenai informasi yang relevan sebagai pemberian yang tidak
signifikan. Maka pemberian ini termasuk ancaman yang tidak signifikan.
Sebaliknya, jika dianggap sebagai ancaman yang signifikan, maka
pencegahan harus dilakukan. Jika ancaman tersebut tidak dapat
dihilangkan, maka praktisi tidka diperbolehkan menerima pemberian
tersebut.
7 Penyimpanan Aset Milik Klien
Praktisi tidak boleh menyimpan aset milik klien kecuali jika
diperbolehkan oleh ketentuan hukum yang berlaku.
Pencegahan yang dilakukan jika praktisi dipercaya untuk menyimpan aset
klien adalah :
a) Menyimpan aset tersebut secara terpisah dari aset KAP atau
Jaringan KAP atau aset pribadinya.
b) Menggunakan aset tersebut hanya untuk tujuan yang ditetapkan.
c) Setiap saat siap mempertanggungjawabkan semua aset kepada
individu yang berhak atas aset.
d) Mematuhi semua ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku
sehuungan dengan penyimpanan dan pertanggungjawaban aset
tersebut.
Praktisis harus selalu waspada terhadap ancaman atas kepatuhan pada
prinsip dasar etika profesi yang dapat terjadi sehubungan dengan
keterkaitan praktisi dengan aset tersebut.
8 Objektivitas – Semua Jasa Profesional
Praktisi yang memberikan jasa assurance haru bersikap independen dalam
pemikiran dan penampilan untuk bisa menyatakan pendapat atau tidak
bias dan bebas dari benturan kepentingan atau pengaruh pihak lainnya.
Pencegahan yang bisa dilakukan praktisi, antara lain :
a) Mengundurkan diri dair perikatan
b) Menerapkan prosedur penyeliaan yang memadai
c) Menghentikan hubungan keuangan atau bisnis yang bisa
menimbulkan ancaman
d) Mendiskusikan ancaman tersebut dengan manajemen senior KAP
e) Mendiskusikan ancaman tersebut dengan pihak klien yang
bertanggungjawab atas tata kelola perusahaan.
9 Independensi
Praktisi diwajibkan bersikap sebagai berikut :
a) Independensi dalam pemikiran
Pemikiran yang tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang mengganggu
pertibangan profesional, dan memungkinkan individu bertindak
objektiv serta menerapkan skeptimisisme profesional.
b) Independensi dalam penampilan
Sikap menghindari tindakan atau situasi yang mmebuat pihak
ketiga meragukan integritas, objektivitas, atau skeptimisme dari
praktisi.
Kata independen dapat menimbulkan salah tafsir sehingga pengamat
mengartikan jika praktisi harus bebas dari semua pengaruh dalam
mengambil keputusan. Namun pada kenyataannya praktisi tetap memiliki
satu hubungan dengan lainnya sehingga hubungan-hubungan ini harus
tetap di evaluasi apakah terdapat ancaman signifikan atau tidak.
1) Kepentingan bersama
Kepentingan keuangan pada klien assurance dapat menimbulkan
ancaman kepentingan pribadi. Oleh karena itu diperlukan evaluasi
encakup pihak yang memiliki kepentingan keuangan, serta materialitas
dan jenis kepentingan keuangan.
Kepentingan keuangan dapat diklasifikasikan menjadi :
I. Kepentingan keuanan dari suatu pihak yang tidka meiliki
kendali atas medium investasi atau atas kepentingan keuangan
yang dimiliki
II. Kepentingan keuangan dari suatu pihak ang memilliki kendali
atas kepentingan keuangan atau memiliki kemampuan untuk
memengaruhi keputusan investasi.
Hal yang penting dalam mengevaluasi adalah pertimbangan mengenai
tingkat pengendalian atau pengaruh atas instrumen perantara,
kepentingan keuangan yang dimiliki, atau strategi investasi. Selain itu
kepentingan kuangan yang bersifat langsung jika terdapat kendali atas
hal hal tersebut diatas.
Langkah pencegahan jika anggota tim assurance atau keluarganya
kepentingan uang pada klien assurance, antara lain :
a) Melepaskan kepentingan keuangan yang bersifat langsung
sebelum seorang individu menjadi anggota tim assurance
b) Melepaskan kepentingan keuangan yang bersifat tidka langsung
sebelum seorang individu menjadi anggota tim assurance yang
jumlah memadai hingga kepeningan keuangan yang tersisa tidak
menjadi lagi material.
c) Mengeluarkan personil tersebut dari tim assurance
Pencegahan yang dapat dilakukan ketika anggota tim assurance atau
anggota keluarganya menerima hadiah yang material pada klien
assurance sebagai akibat penggabungan usaha, antata lain :
a) Melepaskan kepetingan keuangan sidini mungkin
b) Mengeluarkan anggota tim assurance dari perikatan assurance
Pencegahan tambahan, antara lain :
a) Mendiskusikan hal-hal terkait dengan ancaman dengan pihak
yang memiliki tanggung jawab atas tata kelola perusahaan.
b) Mellibatkan praktisi lainnya untuk menelaah hasil pekerjaan
yang telah dilakukan atau memberikan saran
2) Pinjaman dan Penjaminan ang Diberikan oleh Klien Assurance, serta
Simpanan yang Ditempatkan pada Klien Assurance
Pinjaman atau penjamin yang diberikan kepada KAP oleh klien
assurance tidka akan menimbulkan ancaman independensi jika
diberikan sesuai dengan prosedur, kondisi, dan persyaratan lazim
dengan jumlah pinjaman tersebut tidak material.
Jika pinjaman atau penjamin yang diberikan oleh klien assurance
kepada anggota tim assurance atau keluarganya tidak akan
mengancam independensi asalahkan sesuai dengan prosedur, kondisi,
dan persyaratan lazim dengan jumplah pinjaman tersebut tidak
material.
Begitu pula brokerage account milik anggota tim assurance atau KAP
(sama dengan yang diatas)
Jika anggota tim assurance atau KAP memberikan pinjaman kepada
klien assurance akan dihitung sebagai ancaman kepentingan pribadi
yang signifikan sehingga untuk menghilangkan ancaman ini,
jumlahnya harus tidak material baik bagi tim assurance atau KAP
maupun klien assurance.
Begitu pula jika anggota tim assurance atau KAP menerima pinjaman
dari, atau memiliki pinjaman yang dijamin oleh klien assurance (sama
dengan yang diatas)
3) Hubungan Bisinis yang Dekat dengan Klien Assurance
Hubungan antara praktisi atau KAP dengan klien akan melibatkan
kepentingan keuangan yang bersifat komersial atau bersifat umum dan
menimbulkan ancaman kepentingan pribadi atau intimidasi.
Untuk klien udit laporan keuangan, tidak ada pencegahan kecuali
kepentingan keuangan yang terjadi tidak material dna hubungannya
tidak signifikan bagi semua pihak.
Pencegahan yang dapat dilakukan KAP ahar tetap bisa melaksanakan
perikatanya antara lain :
a) Memutuskan hubungan bisnis dengan klien assurance
b) Mengurangi besaran hubungan bisnis sedemikian rupa sehingga
kepentingan keuangan setelahnya menjadi tidak lagi material
dan hubungan tersebut secara jelas menjadi tidka lagi signifikan
c) Menolak untuk menerima atau melanjutkan perikatan assurance
d) Mengeluarkan personil yang bersangkutan dari tim assurance
Dalam perikatan audit laporan keuangan, suatu hubungan bisnis yang
terjadi tidak akan menimbulkan ancaman terhadap independensi
selama :
a) Hubungan tersebut secara jelas tidak signifikan, baik bagi KAP
atau Jaringan KAP maupun klien audit laporan keuangan
b) Kepentingan yang dimiliki tidak materian terhadap investor
atau kelompok investor
c) Kepentingan yang dimiliki tidak memungkinkan investor atau
kelompok investor untuk mengendalikan entitas selain emiten
tersebut.
Pembelian barang atau jasa dari klien assurance oleh anggota tim
assurance atau KAP tidak menimbulkan ancaman independensi selama
transaksi tersebut dilakukan berdasarkan prosedur, kondisi, dan
persyaratan yang lazim. Pencegahan yang dapat dilakukan untuk
mengurangai ancaman, antara lain :
a) Menghapus atau mengurangi besaran transaksi
b) Mengeluarkan personil yang bersangkutan dari tim assurance
c) Mendiskusikan hal-hal terkait dengan transaksi tersebut dengan
pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan.
4) Hubungan Keluarga dan Hubungan Pribadi dengan Klien Assurance
Hubungan keluarg dan hubungan pribadi yang terjadi antara anggota
tim assurance dengan karyawan tertentu dapat menimbulkan ancaman
kepentingan pribadi, kedekatan, dan intimidasi. Signifikasi tiap
ancaman akan tergantung dari sejumlah faktor termasuk tanggung
jawab personil dalam perikatan assurance, kedekatan hubungan yang
terjadi, dan peran anggota keluarga atau personil lain dalam klien
assurance.
Jika anggota keluar tim assurance adalah karyawan klien assurance
yang memiliki kedudukan yang berpengaruh langsung dan signifikan
atas informasi pokok dari perikatan assurance, maka satu-satunya
pencegahan adalah mengeluarkan personil tersebut dai perikatan
assurance.
Oleh karena itu, tiap anggota assurance bertanggung jawab untuk
mengidentifikasi tiap individu kedekatan mereka dengan klien
assurance dan berkonsultasi sesuai dengan prosedur yang diterapkan
oleh KAP.
Pelanggaran tidak sengaja terkait hubungan kelurga atau pribadi tidak
memengaruhi independensi anggota tim assurance atau KAP selama
KAP :
a) Menetapkan kebijakan atau prosedur dimana personil
melaporkan pelanggarak ke KAP jika anggota keluarganya atau
hubungan dekat lainnya berubah status kepegawaiannya dan
mengakibatkan ancaman terhadap independensi
b) Mengatur sehingga personil yang bersangkutan tidak ikut seta
dalam tanggung jawab dari personil klien assurance yang
memiliki hubungan pribadi dengannya atau langsung
mengeluarkannya dari tim assurance
c) Memberikan perhatian lebih dalam menelaah hasil pekerjaan
personil KAP yang bersangkutan.
Penerapan pencegahan yang tepat atas kejadian di atas, adalah :
a) Melibatkan prakitisi lain yang tidak ikut serta dalam perikatan
untuk menelaah hasil pekerjaan personil KAP yang
bersangkutan dan memberikan saran.
b) Tidka melibatkan personil KAP yang bersangkutan dalam
pengambilan keputusan yang bersifat substantif yang berkaitan
dengan perikatan asssurance
5) Personil KAP yang Bergabung dengan Klien Assurance
Independensi KAP dan tim assurance terancam jika karyawan klien
assurance yang memiliki pengaruh langsung atas informasi hal pokok
dari perikatan pernah menjadi anggota tim assurance atau rekan KAP.
Ketika hal diatas terjadi, maka akan terjadi ancaman kepentingan
kepribadian, kedekatan, intimidasi yang tergantung dari faktor-faktor
berikut :
a) Kedudukan individu tersbut dalam klien assurance
b) Lingkup keterlibatan yang akan terjadi antara individu dengan
tim assurance
c) Lamanya jangka waktu yang telah berlalu sejak individu tidak
lagi menjadi bagian dari tim assurance
d) Posisi seblum dari individu dalam tim assurance atau KAP
Pencegahan yang dapay dilakukan :
a) Mempertimbangkan kelayakan atau kebutuhan untuk
memodifikasi rencana kerja perikatan assurance
b) Menugaskan tim assurance yang setidaknya memiliki
pengalaman yang setara dengan pengalaman individu tersebut
untuk perikatan assurance selanjutnya
c) Melibatkan praktisi lainnya yang tidka terlibat dalam perikatan
untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan personel
KAP yang bersangkutan dan memberikan saran
d) Menelaah pengendalian mutu perikatan assurance
Pencegahan di abwah ini untuk mengurangi ancaman terhadap
independensi ke tingkat yang dapat diterima :
a) Individu bersangkutan tidka berhak atas keuntungan KAP
kecuali atas suatu perjanjian di muka dan bersifat tetap.
b) Individu bersangkutan tidak boleh terlibat dalam kegiatan bisnis
atau kegiatan profesional KAP