Kelompok 1 - 1B (Perawat Pemberian Obat)
Kelompok 1 - 1B (Perawat Pemberian Obat)
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat,
taufik dan hidayah-Nya, serta segala upaya yang penulis lakukan, makalah “PERAN PERAWAT
DALAM PEMBERIAN OBAT” ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi di Poltekkes Kemenkes
Jakarta 3. Selain itu, makalah ini juga bertujuan menambah wawasan tentang “PERAN
PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBAT ” bagi para pembaca dan juga kelompok 1.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Eros Siti Suryati, SPd, MKM selaku dosen
mata kuliah Farmakologi, ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan makalah ini. Penulis akan dengan senang hati jika pembaca
memberikan masukan terhadap makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Atas perhatian pembaca,
kami ucapkan terima kasih.
Kelompok 1
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................I
DAFTAR ISI.................................................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................9
3.2 Saran................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................11
II
BAB I
PENDAHULUAN
Tindakan pemberian obat menjadi salah satu tindakan penting seorang perawat dalam
menjalankan peran kolaborasinya.Saat memberikan obat pada pasien perawat perlu
memperhatikan aspek enam tepat yang meliputi: tepat pasien(right client), tepat obat (right drug)
tepat dosis (right dosis, tepat waktu (right time), tepat cara (right route) dan tepat dokumentasi
(right documentation) (Kee dan Hayes, 2000).
Salah satu tugas perawat adalah melakukan pemberian obat kepada pasien sebagai bentuk
pertanggungjawaban secara legal atas tindakan yang telah dilakukan. Penerapan prinsip enam
tepat (six rights) oleh perawat akan mempengaruhi keberhasilan pengobatan. Hal ini terutama
akan tampak pada pasien yang dirawat di ruang rawat inap. Seorang perawat harus memberikan
berbagai macam obat kepada beberapa pasien rawat inap yang berbeda, yang menjadi tanggung
jawabnya.perawat harus menerapkan prinsip “enam tepat” tersebut untuk menghindari kesalahan
pemberian obat (Hidayat dan Uliyah,2014).
1
5. Bagaimana kesalahan dalam pemberian obat?
I.3 Tujuan
8. Untuk mengetahui peran dalam mengobservasi efek samping dan alergi obat
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
botol dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat.
Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian
farmasi.
Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat
perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu mengingat nama obat
dan kerjanya.
3. Dosis yang Benar
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat
harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum
dilanjutkan ke pasien. Jika pasien meragukan dosisnya perawat harus memeriksanya
lagi. Ada beberapa obat baik ampul maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap
ampul atau tabletnya.
4. Cara/Rute Pemberian yang Benar
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan
pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang
diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat
diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi.
a. Oral, adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai, karena
ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi melalui rongga
mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN.
b. Parenteral, kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping, enteron
berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus, atau tidak melalui saluran cerna,
yaitu melalui vena (perset / perinfus).
c. Topikal, yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya salep,
losion, krim, spray, tetes mata.
d. Rektal, obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yang
akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk memperoleh efek
lokal seperti konstipasi (dulkolax supp), hemoroid (anusol), pasien yang tidak sadar
/ kejang (stesolid supp). Pemberian obat perektal memiliki efek yang lebih cepat
dibandingkan pemberian obat dalam bentuk oral, namun sayangnya tidak semua
obat disediakan dalam bentuk supositoria.
4
e. Inhalasi, yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas memiliki
epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian
obat secara lokal pada salurannya, misalnya salbotamol (ventolin), combivent,
berotek untuk asma, atau dalam keadaan darurat misalnya terapi oksigen.
5. Waktu yang Benar
Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untuk
mencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus diminum
sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam
sebelum makan. Ingat dalam pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama
susu karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap. Ada
obat yang harus diminum setelah makan, untuk menghindari iritasi yang berlebihan
pada lambung misalnya asam mefenamat.
6. Dokumentasi yang Benar
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh
siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya, atau obat itu tidak
dapat diminum, harus dicatat
5
Hak ini adalah prinsip dari pemberian persetujuan setelah mendapatkan informasi
(informed consent) yang berdasarkan pengetahuan individu yang diperlukan untuk
membuat keputusan.
2. Hak klien untuk menolak pengobatan.
Klien dapat menolak untuk menerima suatu pengobatan. Adalah tanggung jawab
perawat untuk menentukan, jika memungkinkan, alasan penolakan dan mengambil
langkah-langkah yang perlu untuk mengusahakan agar klien mau menerima pengobatan.
Jika tetap menolak, perawat wajib mendokumentasikan pada catatan perawatan dan
melapor kepada dokter yang menginstruksikan.
6
dipandang sebagai pengganti perawatan, karena upaya kesehatan tidak dapat terlaksana
dengan pemberian obat saja. Pemberian obat harus dikaitkan dengan tindakan perawatan.
Ada berbagai pendekatan yang dapat dipakai dalam mengevaluasi keefektifitasan obat
yang diberikan kepada pasien. Namun, laporan langsung yang disampaikan oleh pasien
dapat digunakan pada berbagai keadaan. Sehingga, perawat penting untuk bertanya langsung
kepada pasien tentang keefektifitasan obat yang diberikan.
7
Pemanfaatan tanaman asli Indonesia sebagai bahan pengobatan modern merupakan
usaha yang terus harus dilanjutkan untuk menjadikan Indonesia tuan rumah dari pengobatan
herbal, Pemanfaatan bahan alami yang dapat digunakan sebagai bahan untuk obat pun sudah
diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tentang pengawasan
pemasukan bahan baku obat tradisional.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perawat harus terampil dan tepat saat memberikan obat, tidak sekedar memberikan pil
untuk diminum (oral) atau injeksi obat melalui pembuluh darah (parenteral), namun juga
mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut.
1. Suhu adalah faktor terpenting, perhatikan cara penyimpanan masing-masing obat yang
berbeda-beda.
Kesalahan dalam Pemberian Obat, jika terjadi kesalahan pemberian obat, perawat yang
bersangkutan harus segera menghubungi dokternya atau kepala perawat atau perawat yang senior
9
segera setelah kesalahan itu diketahuinya. Pendidikan Kesehatan dalam Pemberian Obat perlu
diberikan mencakup informasi tentang penyakit kemajuan pasien, obat, cara merawat pasien.
Peran dalam Mendukung Keefektifitasan Obat, perawat harus mampu melakukan observasi
untuk mengevaluasi efek obat dan harus melakukan upaya untuk meningkatkan keefektifitasan
obat.
Peran dalam Mengobservasi Efek Samping dan Alergi Obat. Beberapa pasien dapat
mengalami alergi terhadap obat-obat tertentu. Perawat mempunyai peran penting untuk
mencegah terjadinya alergi pada pasien akibat pemberian obat. Trend Issue Pemberian Obat.
Pemanfaatan bahan alami yang dapat digunakan sebagai bahan untuk obat pun sudah diatur
dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tentang pengawasan pemasukan
bahan baku obat tradisional.
3.2 Saran
Hasil penulisan ini pembaca dapat memahami dan mengerti tentang Peran Perawat dalam
Pemberian Obat. Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dan masyarakat umum
dan dapat bermanfaat bagi perawat dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang erat
kaitannya dengan keselamatan pasien dalam meningkatkan kualitas kemananan pemberian obat.
10
DAFTAR PUSTAKA
11