Anda di halaman 1dari 14

Visi

Pada Tahun 2028 Menghasilkan Ahli Madya Keperawatan yang Unggul

dalam Penguasaan Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kesehatan Neurosain

Melalui Pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBAT

Dosen Pembimbing: Eros Siti Suryati, SPd, MKM

Disusun Oleh: Kelompok 1 Kelas 1B

Adam Santriningrat P3.73.20.1.21.046


Afifah Monanda Putri P3.73.20.1.21.047
Agnes Monica Prastiwi P3.73.20.1.21.048
Amelia Sarah P3.73.20.1.21.049
Anaisyah Putri Fahlevi P3.73.20.1.21.050
Annisa Aprilia P3.73.20.1.21.051
Atikah Miun P3.73.20.1.21.052
Aulia Syafitri P3.73.20.1.21.053
Cristin Ayu Wulandari P3.73.20.1.21.054
Destiya Dwi Cahyani P3.73.20.1.21.055
Dian Afrilia Les Khairunnisa P3.73.20.1.21.056

JURUSAN D III KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat,
taufik dan hidayah-Nya, serta segala upaya yang penulis lakukan, makalah “PERAN PERAWAT
DALAM PEMBERIAN OBAT” ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi di Poltekkes Kemenkes
Jakarta 3. Selain itu, makalah ini juga bertujuan menambah wawasan tentang “PERAN
PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBAT ” bagi para pembaca dan juga kelompok 1.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Eros Siti Suryati, SPd, MKM selaku dosen
mata kuliah Farmakologi, ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan makalah ini. Penulis akan dengan senang hati jika pembaca
memberikan masukan terhadap makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Atas perhatian pembaca,
kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, 14 Maret 2022

Kelompok 1

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................I

DAFTAR ISI.................................................................................................................... II

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

I.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1

I.2 Rumusan Makalah...............................................................................................1

I.3 Tujuan Makalah...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3

2.1 Peran Perawat dalam Pemberian Obat................................................................3

2.2 Prinsip Pemberian Obat...................................................................................... 3

2.3 Cara Penyimpanan Obat..................................................................................... 5

2.4 Hak Klien Yang Berhubungan Dengan Pemberian Obat................................... 5

2.5 Kesalahan dalam Pemberian Obat......................................................................6

2.6 Pendidikan Kesehatan dalam Pemberian Obat...................................................6

2.7 Peran dalam Mendukung Keefektifitasan Obat..................................................6

2.8 Peran dalam Mengobservasi Efek Samping dan Alergi Obat............................ 7

2.9 Tren dan Isue dalam Pemberian Obat.................................................................7

BAB III PENUTUP........................................................................................................9

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................9

3.2 Saran................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................11

II
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Tindakan pemberian obat menjadi salah satu tindakan penting seorang perawat dalam
menjalankan peran kolaborasinya.Saat memberikan obat pada pasien perawat perlu
memperhatikan aspek enam tepat yang meliputi: tepat pasien(right client), tepat obat (right drug)
tepat dosis (right dosis, tepat waktu (right time), tepat cara (right route) dan tepat dokumentasi
(right documentation) (Kee dan Hayes, 2000).

Salah satu tugas perawat adalah melakukan pemberian obat kepada pasien sebagai bentuk
pertanggungjawaban secara legal atas tindakan yang telah dilakukan. Penerapan prinsip enam
tepat (six rights) oleh perawat akan mempengaruhi keberhasilan pengobatan. Hal ini terutama
akan tampak pada pasien yang dirawat di ruang rawat inap. Seorang perawat harus memberikan
berbagai macam obat kepada beberapa pasien rawat inap yang berbeda, yang menjadi tanggung
jawabnya.perawat harus menerapkan prinsip “enam tepat” tersebut untuk menghindari kesalahan
pemberian obat (Hidayat dan Uliyah,2014).

Tingkat penerapan prinsip”enam tepat”dalam pemberian obat oleh perawat merupakan


gambaran perilaku perawat yang bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kuntarti (2004)
menyampaikan faktor internal yang mempengaruhi seperti karakteristik perawat termasuk
diantaranya tingkat pendidikan dan lama bekerja serta pengetahuan dan faktor eksternal seperti
ketersediaan peralatan, adanya prosedur tetap diruangan dan pengawasan dari ketua tim atau
kepala ruang.

I.2 Rumusan Masalah

1. Apa peran perawat dalam pemberian obat?

2. Apa saja prinsip pemberian obat?

3. Bagaimana cara penyimpanan obat?

4. Apa saja hak klien yang berhubungan dengan bemberian obat?

1
5. Bagaimana kesalahan dalam pemberian obat?

6. Bagaimana pendidikan kesehatan dalam pemberian obat?

7. Apa peran dalam mendukung keefektifitasan obat?

8. Bagaimana peran dalam mengobservasi efek samping dan alergi obat?

9. Bagaimana tren dan isue dalam pemberian obat?

I.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui peran perawat dalam pemberian obat

2. Untuk mengetahui prinsip pemberian obat

3. Untuk mengetahui cara penyimpanan obat

4. Untuk mengetahui hak klien yang berhubungan dengan bemberian obat

5. Untuk mengetahui kesalahan dalam pemberian obat

6. Untuk mengetahui pendidikan kesehatan dalam pemberian obat

7. Untuk mengetahui peran dalam mendukung keefektifitasan obat

8. Untuk mengetahui peran dalam mengobservasi efek samping dan alergi obat

9. Untuk mengetahui tren dan isue dalam pemberian obat

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peran Perawat dalam Pemberian


Perawat harus terampil dan tepat saat memberikan obat, tidak sekedar memberikan pil
untuk diminum (oral) atau injeksi obat melalui pembuluh darah (parenteral), namun juga
mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut. Pengetahuan tentang manfaat
dan efek samping obat sangat penting dimiliki oleh perawat. Perawat memiliki peran yang
utama dalam meningkatkan dan mempertahankan kesehatan klien dengan mendorong klien
untuk lebih proaktif jika membutuhkan pengobatan.
Perawat berusaha membantu klien dalam membangun pengertian yang benar dan jelas
tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan dan turut serta
bertanggungjawab dalam pengambilan keputusa tentang pengobatan bersama dengan tenaga
kesehatan lain. Perawat dalam memberikan obat juga harus memperhatikan resep obat yang
diberikan harus tepat.

2.2 Prinsip Pemberian Obat


1. Pasien yang Benar
Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas di tempat
tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau keluarganya. Jika
pasien tidak sanggup berespon secara verbal, respon non verbal dapat dipakai, misalnya
pasien mengangguk. Jika pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan
mental atau kesadaran, harus dicari cara identifikasi yang lain seperti menanyakan
langsung kepada keluarganya. Bayi harus selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya.
2. Obat yang Benar
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang
yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama generiknya, bila perlu
hubungi apoteker untuk menanyakan nama generiknya atau kandungan obat. Sebelum
memberi obat kepada pasien, label pada botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali.
Pertama saat membaca permintaan obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label

3
botol dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat.
Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian
farmasi.
Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat
perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu mengingat nama obat
dan kerjanya.
3. Dosis yang Benar
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat
harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum
dilanjutkan ke pasien. Jika pasien meragukan dosisnya perawat harus memeriksanya
lagi. Ada beberapa obat baik ampul maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap
ampul atau tabletnya.
4. Cara/Rute Pemberian yang Benar
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan
pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang
diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat
diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi.
a. Oral, adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai, karena
ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi melalui rongga
mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN.
b. Parenteral, kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping, enteron
berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus, atau tidak melalui saluran cerna,
yaitu melalui vena (perset / perinfus).
c. Topikal, yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya salep,
losion, krim, spray, tetes mata.
d. Rektal, obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yang
akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk memperoleh efek
lokal seperti konstipasi (dulkolax supp), hemoroid (anusol), pasien yang tidak sadar
/ kejang (stesolid supp). Pemberian obat perektal memiliki efek yang lebih cepat
dibandingkan pemberian obat dalam bentuk oral, namun sayangnya tidak semua
obat disediakan dalam bentuk supositoria.

4
e. Inhalasi, yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas memiliki
epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian
obat secara lokal pada salurannya, misalnya salbotamol (ventolin), combivent,
berotek untuk asma, atau dalam keadaan darurat misalnya terapi oksigen.
5. Waktu yang Benar
Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untuk
mencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus diminum
sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam
sebelum makan. Ingat dalam pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama
susu karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap. Ada
obat yang harus diminum setelah makan, untuk menghindari iritasi yang berlebihan
pada lambung misalnya asam mefenamat.
6. Dokumentasi yang Benar
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh
siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya, atau obat itu tidak
dapat diminum, harus dicatat

2.3 Cara Penyimpanan Obat


1. Suhu adalah faktor terpenting, karena pada umumnya obat itu bersifat termolabil (rusak
atau berubah karena panas), untuk itu perhatikan cara penyimpanan masing-masing obat
yang berbeda-beda. Misalnya insulin, supositoria disimpan di tempat sejuk < 15°C (tapi
tidak boleh beku), vaksin tifoid antara 2 – 10°C, vaksin cacar air harus < 5°C.
2. Posisi pada tempat yang terang, letak setinggi mata, bukan tempat umum dan terkunci.
3. Kedaluwarsa dapat dihindari dengan cara rotasi stok, dimana obat baru diletakkan
dibelakang, yang lama diambil duluan. Perhatikan perubahan warna (dari bening menjadi
keruh) pada tablet menjadi basah / bentuknya rusak.

2.4 Hak Klien yang Berhubungan dengan Pemberian Obat


1. Hak klien untuk mengetahui alasan pemberian obat.

5
Hak ini adalah prinsip dari pemberian persetujuan setelah mendapatkan informasi
(informed consent) yang berdasarkan pengetahuan individu yang diperlukan untuk
membuat keputusan.
2. Hak klien untuk menolak pengobatan.
Klien dapat menolak untuk menerima suatu pengobatan. Adalah tanggung jawab
perawat untuk menentukan, jika memungkinkan, alasan penolakan dan mengambil
langkah-langkah yang perlu untuk mengusahakan agar klien mau menerima pengobatan.
Jika tetap menolak, perawat wajib mendokumentasikan pada catatan perawatan dan
melapor kepada dokter yang menginstruksikan.

2.5 Kesalahan dalam Pemberian Obat


Kesalahan pemberian obat, selain memberi obat yang salah, mencakup faktor lain yang
mengubah terapi obat yang direncanakan, misalnya lupa memberi obat, memberi obat dua
sekaligus sebagai kompensasi, memberi obat yang benar pada waktu yang salah, atau
memberi obat yang benar pada rute yang salah.
Jika terjadi kesalahan pemberian obat, perawat yang bersangkutan harus segera
menghubungi dokternya atau kepala perawat atau perawat yang senior segera setelah
kesalahan itu diketahuinya.

2.6 Pendidikan Kesehatan dalam Pemberian Obat


Secara moral perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan pada
pasien dan keluarga. Pendidikan kesehatan yang perlu diberikan mencakup informasi
tentang penyakit kemajuan pasien, obat, cara merawat pasien. Pendidikan kesehatan yang
berkaitan dengan peberian obat yaitu informasi tentang obat efek samping cara minum obat
waktu dan dosis.

2.7 Peran dalam Mendukung Keefektifitasan Obat


Dengan memiliki pengetahuan yang memadai tentang daya kerja dan efek terapeutik
obat, perawat harus mampu melakukan observasi untuk mengevaluasi efek obat dan harus
melakukan upaya untuk meningkatkan keefektifitasan obat. Pemberian obat tidak boleh

6
dipandang sebagai pengganti perawatan, karena upaya kesehatan tidak dapat terlaksana
dengan pemberian obat saja. Pemberian obat harus dikaitkan dengan tindakan perawatan.
Ada berbagai pendekatan yang dapat dipakai dalam mengevaluasi keefektifitasan obat
yang diberikan kepada pasien. Namun, laporan langsung yang disampaikan oleh pasien
dapat digunakan pada berbagai keadaan. Sehingga, perawat penting untuk bertanya langsung
kepada pasien tentang keefektifitasan obat yang diberikan.

2.8 Peran dalam Mengobservasi Efek Samping dan Alergi Obat


Perawat mempunyai peran yang penting dalam mengobservasi pasien terhadap
kemungkinan terjadinya efek samping obat.untuk melakukan hal ini, perawat harus
mengetahui obat yang diberikan pada pasien serta kemungkinan efek samping yang dapat
terjadi. Beberapa efek samping obat khususnya yang menimbulkan keracunan memerlukan
tindakan segera misalnya dengan memberikan obat-obatan emergensi, menghentikan obat
yang diberikan dan secepatnya memberitahu dokter.
Perawat harus memberitahu pasien yang memakai/ minum obat di rumah mengenai
tanda-tanda atau gejala efek samping obat yang harus dilaporkan pada dokter atau perawat.
Setiap pasien mempunyai ketahanan yang berbeda terhadap obat. Beberapa pasien dapat
mengalami alergi terhadap obat-obat tertentu. Perawat mempunyai peran penting untuk
mencegah terjadinya alergi pada pasien akibat pemberian obat. Data tentang alergi harus
diperoleh sewaktu perawat melakukan pengumpulan data riwayat kesehatan.

2.9 Trend Issue Pemberian Obat


Pemanfaatan potensi keanekaragaman hayati tanaman untuk pengobatan herbal secara
alami berdasarkan praktik empiris di Indonesia semakin meningkat. Pengobatan dengan
bahan alami digunakan berdasarkan praktis empiris seperti pencegahan penyakit,
meningkatkan kesehatan, penyembuhan penyakit dan sebagai kosmetik. Brotowali, Kumis
Kucing, Buah Merah, dan Temulawak merupakan sedikit dari beragam jenis tumbuhan asli
Indonesia yang diketahui dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti diare,
darah tinggi, diabetes, hiperkolesterorl, hepatitis, asam urat, asma, batu ginjal, reumatik,
batu empedu, keputihan, hingga obesitas.

7
Pemanfaatan tanaman asli Indonesia sebagai bahan pengobatan modern merupakan
usaha yang terus harus dilanjutkan untuk menjadikan Indonesia tuan rumah dari pengobatan
herbal, Pemanfaatan bahan alami yang dapat digunakan sebagai bahan untuk obat pun sudah
diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tentang pengawasan
pemasukan bahan baku obat tradisional.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perawat harus terampil dan tepat saat memberikan obat, tidak sekedar memberikan pil
untuk diminum (oral) atau injeksi obat melalui pembuluh darah (parenteral), namun juga
mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut.

6 Prinsip Pemberian Obat

1. Pasien yang Benar

2. Obat yang Benar

3. Dosis yang Benar

4. Cara/Rute Pemberian yang Benar

5. Waktu yang Benar

6. Dokumentasi yang Benar

Cara Penyimpanan Obat

1. Suhu adalah faktor terpenting, perhatikan cara penyimpanan masing-masing obat yang
berbeda-beda.

2. Posisi pada tempat yang terang, letak setinggi mata

3. Kedaluwarsa dapat dihindari dengan cara rotasi stok

Hak Klien yang Berhubungan dengan Pemberian Obat

1. Hak klien untuk mengetahui alasan pemberian obat.

2. Hak klien untuk menolak pengobatan.

Kesalahan dalam Pemberian Obat, jika terjadi kesalahan pemberian obat, perawat yang
bersangkutan harus segera menghubungi dokternya atau kepala perawat atau perawat yang senior

9
segera setelah kesalahan itu diketahuinya. Pendidikan Kesehatan dalam Pemberian Obat perlu
diberikan mencakup informasi tentang penyakit kemajuan pasien, obat, cara merawat pasien.
Peran dalam Mendukung Keefektifitasan Obat, perawat harus mampu melakukan observasi
untuk mengevaluasi efek obat dan harus melakukan upaya untuk meningkatkan keefektifitasan
obat.

Peran dalam Mengobservasi Efek Samping dan Alergi Obat. Beberapa pasien dapat
mengalami alergi terhadap obat-obat tertentu. Perawat mempunyai peran penting untuk
mencegah terjadinya alergi pada pasien akibat pemberian obat. Trend Issue Pemberian Obat.
Pemanfaatan bahan alami yang dapat digunakan sebagai bahan untuk obat pun sudah diatur
dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tentang pengawasan pemasukan
bahan baku obat tradisional.

3.2 Saran
Hasil penulisan ini pembaca dapat memahami dan mengerti tentang Peran Perawat dalam
Pemberian Obat. Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dan masyarakat umum
dan dapat bermanfaat bagi perawat dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang erat
kaitannya dengan keselamatan pasien dalam meningkatkan kualitas kemananan pemberian obat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. A. A., dan M. Uliyah, 2014.Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:EGC.


Kee,JL & Hayes,ER (2000) Pharmacology a Nursing Process Approach.3rd ed.Philadelphia.WB
Saunder Co
Kuntarti.(2004) Tingkat Penerapan Prinsip “Enam Tepat” Dalam Pemberian Obat Oleh
Perawat Di ruang Rawat Inap. Jurnal Keperawatan Indonesia 1 Maret 2005:
Fakultas Keperawatan Universitas Indonesia
Rahman, Ihsan Taufik. (2021). Peran Perawat Dalam Pemberian Obat. diakses 14 Maret 2022,
dari Academi.edu.

11

Anda mungkin juga menyukai