Nim : 210311070016
Materi Antropologi
Pengertian Antropologi
a. Secara umum
Pengertian antropologi secara umum diartikan sebagai suatu cabang ilmu sosial yang
membahas tentang budaya masyarakat. Kata antropologi secara terminologi berasal dari
bahasa Yunani yakni “anthropos* yang artinya manusia dan “logos” yang artinya ilmu.
Sehingga secara harfiah antropologi didefinisikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari
tentang manusia mencakup keanekaragaman fisik serta kebudayaannya. Melalui antropologi
diharapkan dapat mempelajari perilaku manusia dalam bermasyarakat dengan memadukan
integrasi antara tujuan biologi dan sosial budaya di kehidupan.
Jadi, dari beberapa pengertian di atas bisa disimpulkan bahwa antropologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang manusia, baik itu keragaman fisik, maupun kebudayaan
yang dihasilkannya.
Sejarah
Setelah membahas tentang pengertian antropologi, mari kita singgung terlebih dahulu secara
singkat tentang sejarah antropologi yang perkembangannya dibagi menjadi 4 fase menurut
Koentjaraningrat berikut ini:
a. Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an)
Fase pertama dimulai sekitar abad ke-15 sampai ke 16 Ketika bangsa Eropa banyak yang
menjelajahi dunia. Dalam penjelajahan tersebut mereka menemukan hal-hal baru seperti
suku-suku asing dan mulai mencatatnya sebagai jurnal perjalanan. Mereka mencatat ciri-ciri
fisik, susunan masyarakat, kebudayaan, serta bahasa dari setiap suku yang mereka temui.
Dari fase inilah orang-orang tersebut mulai mengenal tentang bahan etnografi atau suatu
deskripsi tentang bangsa-bangsa. Sejak saat itu, mulai banyak pelajar-pelajar di Eropa yang
tertarik untuk mempelajari tentang bahan etnografi yang sangat identik dengan antropologi
e. Di Indonesia
Ilmu atau studi tentang antropologi pertama kali dipelajari di Indonesia oleh para
cendekiawan Belanda sebelum Perang Dunia 2. Namun pasca kemerdekaan, para antropolog
Belanda mulai digantikan oleh antropolog dari Amerika Serikat. Cendekiawan dari Amerika
Serikat mempunyai ketertarikan tinggi pada Asia Tenggara pasca terjadinya perang dunia.
Kemudian pada tahun 1950, di Universitas Indonesia pertama kali memperkenalkan
antropologi sebagai mata kuliah tambahan untuk fakultas sastra dan fakultas hukum.
Meskipun pada awal-awal penggunaan mata kuliah antropologi Ini menimbulkan pro dan
kontra karena ada yang menyukai ilmu tersebut tapi banyak juga yang tidak menyukainya.
Antropologi di negara berkembang masih dianggap tabu pada saat itu. Memasuki tahun 1983
hingga 1984, program studi antropologi di Universitas Indonesia mulai dipindahkan ke
fakultas Ilmu Sosial/ Politik. Sementara di Universitas Gadjah Mada dan Universitas
Cenderawasih, program studi antropologi sudah didirikan sejak tahun 1962.
Antropologi fisik merupakan bagian dari ilmu antropologi yang mencoba membahas
mengenai kehidupan manusia, dipandang dari aspek fisik dan ciri-ciri tubuhnya. sedangkan,
antropologi budaya lebih mempelajari kehidupan manusia melalui aspek karya atau apa yang
dihasilkannya dalam bentuk kebudayaan.
Somatologi (Antropologi Biologi) adalah cabang ilmu antropologi yang mempelajari fisik
manusia, meliputi perbedaan dan persamaan ciri-ciri fisik tiap individu, contohnya adalah ras,
suku, warna kulit, dan sebagainya.
Etnologi adalah cabang ilmu antropologi mencoba mencapai pengertian mengenai asas-asas
manusia, dengan mempelajari kebudayaan-kebudayanya.
Teori-Teori Antropologi
a. Teori Evolusionisme Deterministik
Teori yang dikembangkan oleh Lewis Henry Morgan dan Edward Burnet Tylor ini menjadi
teori antropologi tertua. Menurut teori ini kebudayaan terjadi karena telah mengalami fase
fase atau evolusi yang mengendalikan perkembangan semua kebudayaan manusia. Melalui
karyanya yang berjudul Ancient Society, Lewis Henry Morgan menggambarkan proses
evolusi dan kebudayaan dengan 8 tahapan universal.
b. Teori Partikularisme
Teori evolusionisme berakhir dan digantikan teori partikularisme yang dipelopori oleh Franz
Boas (1858-1942). Boas tidak menyetujui pemikiran tentang hukum universal yang
menguasai kebudayaan. Karena menurutnya kebudayaan seharusnya dipahami dari sisi
masyarakat dimana unsur tersebut berada meskipun hanya ada satu unsur saja. Berdasarkan
teori ini mempunyai pandangan bahwa perkembangan setiap kebudayaan memiliki
karakteristik yang sendiri dan tidak bisa digeneralisasikan seperti teori evolusionisme
sebelumnya.
c. Teori Fungsionalisme
Teori yang dikembangkan oleh Bronislaw Malinowski (1884-1942) berpendapat bahwa
setiap unsur kebudayaan berguna bagi masyarakat di mana unsur tersebut berada. Teori
fungsionalisme juga menekankan bahwa perilaku dan kepercayaan merupakan bagian dari
kebudayaan masyarakat sehingga mempunyai peran mendasar dalam kebudayaan yang
bersangkutan.
Manfaat Antropologi
Adapun manfaat ilmu antropologi bagi masyarakat, yaitu:
1. Membantu melihat dengan jelas pola kehidupan kedudukan manusia secara universal.
4. Memahami norma-norma, tradisi, keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat
tertentu di belahan dunia.
5. Mampu membuat kita lebih tanggap (peka), kritis, dan rasional menghadapi perubahan
atau gejala sosial masyarakat yang makin kompleks.
7. Untuk membuat masyarakat dapat lebih bijak dalam menerapkan, ilmu sosial dalam aspek
kehidupan sosial bermasyarakat.
8. Mengetahui berbagai macam masalah dalam masyarakat serta mampu mengambil inisiatif
pemecahan masalah.
Konsep Antropologi
a. Kebudayaan
Dalam ilmu antropologi, kebudayaan merupakan suatu konsep dasar yang paling esensial.
Kebudayaan memiliki karakteristik yang unik seperti tidak dipengaruhi oleh transmisi
biologis, bersifat dinamis, bersifat relatif dan mempunyai nilai kepemilikan bersama dalam
masyarakat tersebut.
b. Enkulturasi
Konsep antropologi yang mempelajari tentang proses individu ketika memiliki keinginan
untuk berperan dalam kebudayaan masyarakatnya sendiri. Enkulturasi umumnya berlangsung
sejak individu tersebut masih kecil yang dimulai dari lingkungan keluarganya hingga ke
lingkungan masyarakat.
c. Akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses pertukaran unsur kebudayaan karena kedua kebudayaan
tersebut saling berinteraksi secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Akulturasi
juga bisa dikatakan sebagai suatu budaya baru tanpa menghilangkan unsur asli dari budaya-
budaya terkaitnya.
d. Etnosentrisme
Etnosentrisme merupakan suatu sikap dari masyarakat yang cenderung menganggap
budayanya tumbuh daripada budaya lainnya. Konsep ini bersifat negatif karena
masyarakatnya yang memandang rendah kebudayaan dari masyarakat lain.
e. Tradisi
Kepercayaan dan tingkah laku yang ada di kehidupan masyarakat dalam jangka waktu yang
sangat lama disebut tradisi. Tradisi turut menjadi salah satu konsep penting dalam ilmu
antropologi.
g. Relativitas Budaya
Konsep yang digunakan untuk menyebut suatu keadaan di mana suatu perilaku dikatakan
normal di dalam suatu budaya, tapi dalam budaya lain justru dianggap tidak normal.