Anda di halaman 1dari 6

Nama : Rita Febrianti

Nim : 210311070016
Materi Antropologi

Pengertian Antropologi
a. Secara umum
Pengertian antropologi secara umum diartikan sebagai suatu cabang ilmu sosial yang
membahas tentang budaya masyarakat. Kata antropologi secara terminologi berasal dari
bahasa Yunani yakni “anthropos* yang artinya manusia dan “logos” yang artinya ilmu.
Sehingga secara harfiah antropologi didefinisikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari
tentang manusia mencakup keanekaragaman fisik serta kebudayaannya. Melalui antropologi
diharapkan dapat mempelajari perilaku manusia dalam bermasyarakat dengan memadukan
integrasi antara tujuan biologi dan sosial budaya di kehidupan.

b. Pengertian antrpologi menurut beberapa ahli :


1. William A. Haviland
Haviland seorang antroplog asal Amerika, menjalaskan bahwa arti antropologi adalah
studi tentang umat manusia, yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat
tentang manusia dan perilakunya untuk memperoleh pengertian yang lengkap
mengenai keanekaragaman manusia.
2. Koentjaraningrat
Sebagai Bapak Antropologi Indonesia, Koentjaraningrat menjelaskan antropologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang umat manusia pada umumnya, dengan
mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat, serta kebudayaan yang dihasilkan.
3. David E. Hunter
Antropologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang lahir dari adanya keingintahuan
yang luas dan tidak terbatas tentang kehidupan umat manusia.
4. Frank Robert Vivelo
Antropologi adalah ilmu tentang manusia, yang ditelaah berdasarkan budaya, biologi,
meliputi asal-usulnya, evolusi, maupun keberadaannya pada masa sekarang.

Jadi, dari beberapa pengertian di atas bisa disimpulkan bahwa antropologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang manusia, baik itu keragaman fisik, maupun kebudayaan
yang dihasilkannya.

Sejarah
Setelah membahas tentang pengertian antropologi, mari kita singgung terlebih dahulu secara
singkat tentang sejarah antropologi yang perkembangannya dibagi menjadi 4 fase menurut
Koentjaraningrat berikut ini:
a. Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an)
Fase pertama dimulai sekitar abad ke-15 sampai ke 16 Ketika bangsa Eropa banyak yang
menjelajahi dunia. Dalam penjelajahan tersebut mereka menemukan hal-hal baru seperti
suku-suku asing dan mulai mencatatnya sebagai jurnal perjalanan. Mereka mencatat ciri-ciri
fisik, susunan masyarakat, kebudayaan, serta bahasa dari setiap suku yang mereka temui.
Dari fase inilah orang-orang tersebut mulai mengenal tentang bahan etnografi atau suatu
deskripsi tentang bangsa-bangsa. Sejak saat itu, mulai banyak pelajar-pelajar di Eropa yang
tertarik untuk mempelajari tentang bahan etnografi yang sangat identik dengan antropologi

b. Fase Kedua (tahun 1800-an)


Fase ke-2, bahan-bahan etnografi mulai disusun sebagai suatu karangan yang berlandaskan
cara berpikir evolusi masyarakat. Disini antropologi bertujuan secara akademis untuk studi
kontemporer mengenai ras manusia. Meskipun pada saat itu para pengumpul bahan etnografi
masih menganggap bangsa Eropa lebih unggul daripada suku atau ras bangsa lain.
Dalam fase ini, juga sudah mempelajari tentang sejarah pemukiman manusia, klasifikasi
bahasa, serta membandingkan antara masyarakat primitif dan kuno. Tujuannya agar dapat
mengetahui tentang penyebaran kebudayaan manusia.

c. Fase Ketiga (awal abad ke-20)


Memasuki fase ketiga, bangsa Eropa mulai membangun koloni di benua lain seperti Afrika,
Australia, Amerika dan Asia. Awalnya mereka mendapatkan perlawanan dari suku bangsa
setempat, tapi dengan bahan-bahan etnografi mereka berhasil mempelajari kelemahan dan
kebiasaan suku asli untuk kepentingan pemerintahan kolonial.

d. Fase Keempat (setelah tahun 1930-an)


Fase ke-4, perkembangan antropologi dinilai semakin pesat. Pada fase ini ada banyak
perubahan tentang tujuan mempelajari antropologi pasca terjadinya perang dunia ke-2. Ilmu
antropologi tidak hanya memperhatikan proses-proses perubahan penduduk pedesaan di luar
Eropa, tapi juga suku-suku yang ada di daerah pedalaman seperti suku bangsa Flam, Soami
dan Lapp

e. Di Indonesia
Ilmu atau studi tentang antropologi pertama kali dipelajari di Indonesia oleh para
cendekiawan Belanda sebelum Perang Dunia 2. Namun pasca kemerdekaan, para antropolog
Belanda mulai digantikan oleh antropolog dari Amerika Serikat. Cendekiawan dari Amerika
Serikat mempunyai ketertarikan tinggi pada Asia Tenggara pasca terjadinya perang dunia.
Kemudian pada tahun 1950, di Universitas Indonesia pertama kali memperkenalkan
antropologi sebagai mata kuliah tambahan untuk fakultas sastra dan fakultas hukum.
Meskipun pada awal-awal penggunaan mata kuliah antropologi Ini menimbulkan pro dan
kontra karena ada yang menyukai ilmu tersebut tapi banyak juga yang tidak menyukainya.
Antropologi di negara berkembang masih dianggap tabu pada saat itu. Memasuki tahun 1983
hingga 1984, program studi antropologi di Universitas Indonesia mulai dipindahkan ke
fakultas Ilmu Sosial/ Politik. Sementara di Universitas Gadjah Mada dan Universitas
Cenderawasih, program studi antropologi sudah didirikan sejak tahun 1962.

Cabang Ilmu Antroplogi


Secara umum, antropologi terbagi menjadi dua cabang utama, yaitu antropologi fisik dan
antropologi budaya.

Antropologi fisik merupakan bagian dari ilmu antropologi yang mencoba membahas
mengenai kehidupan manusia, dipandang dari aspek fisik dan ciri-ciri tubuhnya. sedangkan,
antropologi budaya lebih mempelajari kehidupan manusia melalui aspek karya atau apa yang
dihasilkannya dalam bentuk kebudayaan.

- Cabang antropologi fisik terdiri dari:


Paleoantropologi adalah cabang ilmu antropologi yang mempelajari tentang asal-usul
masyarakat atau masyarakat terdahulu melalui peninggalannya berupa fosil-fosil.

Somatologi (Antropologi Biologi) adalah cabang ilmu antropologi yang mempelajari fisik
manusia, meliputi perbedaan dan persamaan ciri-ciri fisik tiap individu, contohnya adalah ras,
suku, warna kulit, dan sebagainya.

- Cabang antropologi budaya terdiri dari:

Etnolinguistik (Antropologi Linguistik) adalah bagian ilmu antropologi yang mepelajari


penggunaan bahasa-bahasa di setiap suku-suku bangsa. Contohnya mempelajari bahasa yang
digunakan masyarakat suku Sunda, Jawa, Batak, dan lain-lain.

Prehistoriilmu adalah bagian ilmu antroplogi yang mempelajari mengenai sejarah


perkembangan dari penyebaran berbagai kebudayaan manusia di bumi, sebelum mengenal
huruf (mempelajari kebudayaan prasejarah).

Etnologi adalah cabang ilmu antropologi mencoba mencapai pengertian mengenai asas-asas
manusia, dengan mempelajari kebudayaan-kebudayanya.

Fungsi dan Tujuan Antroplogi


a. Fungsi
Mempelajari antropologi berfungsi untuk meningkatkan pengetahuan seputar ilmu sosial,
humaniora, biologi dan fisik. Fungsi lainnya, untuk mengembangkan pengetahuan tentang
hal-hal yang berkaitan dengan manusia secara biologis maupun sosiokultural.
b. Tujuan
Sementara tujuan studi antropologi secara umum untuk mempelajari kehidupan manusia guna
membangun masyarakat itu sendiri. Melalui studi ini diharapkan kita dapat mempelajari
tentang problema yang ada di masyarakat dan mengambil suatu inisiatif untuk pemecahan
masalahnya

Teori-Teori Antropologi
a. Teori Evolusionisme Deterministik
Teori yang dikembangkan oleh Lewis Henry Morgan dan Edward Burnet Tylor ini menjadi
teori antropologi tertua. Menurut teori ini kebudayaan terjadi karena telah mengalami fase
fase atau evolusi yang mengendalikan perkembangan semua kebudayaan manusia. Melalui
karyanya yang berjudul Ancient Society, Lewis Henry Morgan menggambarkan proses
evolusi dan kebudayaan dengan 8 tahapan universal.

b. Teori Partikularisme
Teori evolusionisme berakhir dan digantikan teori partikularisme yang dipelopori oleh Franz
Boas (1858-1942). Boas tidak menyetujui pemikiran tentang hukum universal yang
menguasai kebudayaan. Karena menurutnya kebudayaan seharusnya dipahami dari sisi
masyarakat dimana unsur tersebut berada meskipun hanya ada satu unsur saja. Berdasarkan
teori ini mempunyai pandangan bahwa perkembangan setiap kebudayaan memiliki
karakteristik yang sendiri dan tidak bisa digeneralisasikan seperti teori evolusionisme
sebelumnya.

c. Teori Fungsionalisme
Teori yang dikembangkan oleh Bronislaw Malinowski (1884-1942) berpendapat bahwa
setiap unsur kebudayaan berguna bagi masyarakat di mana unsur tersebut berada. Teori
fungsionalisme juga menekankan bahwa perilaku dan kepercayaan merupakan bagian dari
kebudayaan masyarakat sehingga mempunyai peran mendasar dalam kebudayaan yang
bersangkutan.

Manfaat Antropologi
Adapun manfaat ilmu antropologi bagi masyarakat, yaitu:

1. Membantu melihat dengan jelas pola kehidupan kedudukan manusia secara universal.

2. Mengetahui dan mengkaji kedudukan menusia dalam masyarakat.

3. Memperluas wawasan dengan menengetahui budaya lain yang belum diketahui


sebelumnya.

4. Memahami norma-norma, tradisi, keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat
tertentu di belahan dunia.

5. Mampu membuat kita lebih tanggap (peka), kritis, dan rasional menghadapi perubahan
atau gejala sosial masyarakat yang makin kompleks.

6. Menyusun etnografi-etnografi yang memungkinkan penciptaan teori-teori tentang asal-usul


kepercayaan, perkawinan, keluarga, perilaku bernegara, dan sebagainya.

7. Untuk membuat masyarakat dapat lebih bijak dalam menerapkan, ilmu sosial dalam aspek
kehidupan sosial bermasyarakat.

8. Mengetahui berbagai macam masalah dalam masyarakat serta mampu mengambil inisiatif
pemecahan masalah.

Konsep Antropologi
a. Kebudayaan
Dalam ilmu antropologi, kebudayaan merupakan suatu konsep dasar yang paling esensial.
Kebudayaan memiliki karakteristik yang unik seperti tidak dipengaruhi oleh transmisi
biologis, bersifat dinamis, bersifat relatif dan mempunyai nilai kepemilikan bersama dalam
masyarakat tersebut.

b. Enkulturasi
Konsep antropologi yang mempelajari tentang proses individu ketika memiliki keinginan
untuk berperan dalam kebudayaan masyarakatnya sendiri. Enkulturasi umumnya berlangsung
sejak individu tersebut masih kecil yang dimulai dari lingkungan keluarganya hingga ke
lingkungan masyarakat.

c. Akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses pertukaran unsur kebudayaan karena kedua kebudayaan
tersebut saling berinteraksi secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Akulturasi
juga bisa dikatakan sebagai suatu budaya baru tanpa menghilangkan unsur asli dari budaya-
budaya terkaitnya.

d. Etnosentrisme
Etnosentrisme merupakan suatu sikap dari masyarakat yang cenderung menganggap
budayanya tumbuh daripada budaya lainnya. Konsep ini bersifat negatif karena
masyarakatnya yang memandang rendah kebudayaan dari masyarakat lain.

e. Tradisi
Kepercayaan dan tingkah laku yang ada di kehidupan masyarakat dalam jangka waktu yang
sangat lama disebut tradisi. Tradisi turut menjadi salah satu konsep penting dalam ilmu
antropologi.

f. Ras dan Etnik


Ras digunakan untuk menggambarkan suatu kelompok masyarakat yang mempunyai
kesamaan dalam unsur biologis. Sedangkan etnik adalah sekelompok manusia yang merasa
mempunyai kesamaan nilai-nilai sosial, identitas, pola perilaku dan unsur budaya.

g. Relativitas Budaya
Konsep yang digunakan untuk menyebut suatu keadaan di mana suatu perilaku dikatakan
normal di dalam suatu budaya, tapi dalam budaya lain justru dianggap tidak normal.

Manfaat Mempelajari Antropologi


Setelah membahas secara lengkap tentang pengertian antropologi, sejarah, konsep, hingga
metodologi penelitiannya, lalu yang menjadi pertanyaan apa saja manfaat mempelajari
antropologi? Adapun beberapa manfaat yang bisa didapatkan melalui studi antropologi
diantaranya:
 Mengetahui pola perilaku manusia dalam kehidupan masyarakat untuk
mengembangkan kebudayaan
 Meningkatkan toleransi dan kesadaran bahwa setiap budaya mempunyai karakteristik
yang berbeda
 Meningkatkan dan memperluas wawasan mengenai karakteristik setiap suku bangsa
di bumi
 Untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan di masyarakat dan bisa mencarikan
solusi untuk menyelesaikannya

Anda mungkin juga menyukai