Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH DASAR-DASAR BUDIDAYA TANAMAN

“RADIASI MATAHARI”

KELOMPOK 3
DOSEN : Dr.Adeleyda M.E Lumingkewas SP,MSi
NAMA NIM
INDRIANI 210311080007
BALGIS AMALIA MAKALALAG 210311080012
SINGAL ARIEL SIANTURI 210311080019
CHRISTIO MAMOTO 210311080018
NEIFIA AMBANAGA 210311080005

PRODI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,oleh karena berkat
dan kasih-Nyalah sehingga penulis dapat membuat dan menyelesaikan makalah tentang
“ Radiasi “ ini dengan tepat waktu.
Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar Budidaya
Tanaman. Selain itu,makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan pembaca dan
penulis mengenai Radiasi.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing Mata Kuliah
Dasar-Dasar Budidaya Tanaman Dr.Adeleyda M.E Lumingkewas SP,MSi,yang telah
mengajar dan membimbing penulis sehingga dapat membuat makalah ini.
Penulis sadar,bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurnah.Oleh karena itu
penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari pembaca sekalian agar dapat menjadi
pengembang pembuatan makalah ini menjadi lebih baik kedepannya.Sekian dan terimakasih

Manado, 26 februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Budidaya adalah suatu usaha yang dilakukan secara tersusun rapi dan juga
terencana untuk bisa memelihara dan juga mengembangbiakan suatu tanaman atau
hewan tertentu agar tetap terjaga kelestarian nya dan juga bisa mendapatkan hasil
yang bermanfaat serta berguna untuk memenuhi kebutuhan hajat setiap manusia.
Petani adalah profesi yang selalu identik dengan kegiatan budidaya.
Umumnya, para petani akan melakukan kegiatan budidaya pada tanaman pangan,
buah-buahan, sayur-sayuran, hingga tanaman hias tertentu.
Namun,dalam kegiatan budidaya ini ada saja hal yang dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman yang di sebut dengan factor pembatas. Faktor pembatas
(limiting factor) dapat diartikan sebagai keadaan yang mendekati atau melampaui
ambang batas toleransi suatu kondisi. Faktor pembatas suatu organisme mencakup
kisaran minimum atau maksimum dari faktor-faktor abiotik suatu ekosistem,salah satu
factor yang dimaksudkan adalah factor cahaya Matahari (radiasi matahari).

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang di maksud dengan radiasi matahari ?
1.2.2 Bagaimana pengaruh radiasi matahari terhadap proses pertumbuhan dan
Perkembangan tanaman?
1.2.3 Bagaimana contoh dari pengaruh radiasi matahari terhadap pertumbuhan dan
Perkembangan tanaman
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui tentang apa itu radiasi matahari
1.3.2 Untuk mengetahui tentang bagaimana pengaruh radiasi matahari terhadap proses
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman
1.3.3 Untuk mengetahui contoh dari pengaruh radiasi matahari terhadap pertumbuhan
Dan perkembangan tanaman.
1.4 Manfaat
1.4.1 Dapat mengetahui apa yang dimaksud radiasi matahari itu
1.4.2 Dapat mengetahui pengaruh radiasi matahari terhadap proses pertumbuhan dan
Perkembangan tanaman.
1.4.3 Dapat mengetahui contoh dari pengaruh radiasi matahari terhadap pertumbuhan
Dan perkembangan tanaman
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian radiasi matahari
Radiasi Matahari adalah pancaran energi yang berasal dari proses
thermonuklir yang terjadi di matahari. Energi radiasi matahari berbentuk sinar dan
gelombang elektromagnetik.

Radiasi elektromagnetik bisa dibedakan menjadi :

 Radiasi yang terlihat oleh mata kita (visible radiation) (cahaya)


 Radiasi yang dapat kita rasakan (kulit, wajah), namanya radiasi infra
merah.Panjang gelombang radiasi inframerah lebih panjang daripada panjang
gelombang cahaya (visible radiation)

Jumlah total radiasi yang diterima di permukaan bumi tergantung 4 (empat) faktor.

 Jarak matahari. Setiap perubahan jarak bumi dan matahari menimbulkan


variasi terhadap penerimaan energi matahari
 Intensitas radiasi matahari yaitu besar kecilnya sudut datang sinar matahari
pada permukaan bumi. Jumlah yang diterima berbanding lurus dengan sudut
besarnya sudut datang. Sinar dengan sudut datang yang miring kurang
memberikan energi pada permukaan bumi disebabkan karena energinya
tersebar pada permukaan yang luas dan juga karena sinar tersebut harus
menempuh lapisan atmosphir yang lebih jauh ketimbang jika sinar dengan
sudut datang yang tegak lurus.
 Panjang hari (sun duration), yaitu jarak dan lamanya antara matahari terbit dan
matahari terbenam.
 Pengaruh atmosfer. Sinar yang melalui atmosfer sebagian akan diadsorbsi oleh
gas-gas, debu dan uap air, dipantulkan kembali, dipancarkan dan sisanya
diteruskan ke permukaan bumi.

Radiasi matahari yang diterima oleh bumi kita (energi matahari) akan diterima dengan
cara sebagai berikut:

 Diserap oleh aerosol & awan di atmosfer bumi yang akhirnya menjadi panas.
Radiasi yang terserap ini menyebabkan naiknya temperatur gas-gas dan
aerosol-aerosol. aerosol= kumpulan cairan kecil atau partikel-partikel solid
yang menyebar dalam suatu gas, seperti uap air di atmosfir, debu-debu
angkasa
 Ditangkis oleh atmosfer (oleh gas-gas dan aerosol-aerosol), dalam hal ini
radiasi ditangkis dan disebarkan ke segala penjuru. Sebagian radiasi menuju
kembali ke angkasa, sebagian sampai ke permukaan bumi.Penangkisan dan
penyerapan radiasi bisa terjadi di segala lapisan atmosfir, yang paling sering
lapisan bawah di mana massa atmosfir lebih terkonsentrasi.
 Radiasi yang tidak tertangkis maupun terserap oleh atmosfir, sampai ke
permukaan bumi. Karena bumi sangat padat, maka radiasi ini bukan ditangkis,
melainkan dikembalikan satu arah ke atmosfir (proses ini biasa disebut refleksi
– walaupun sebenarnya sama saja dengan tangkisan). Es dan salju merefleksi
hampir kebanyakan dari radiasi solar yang sampai ke permukaan bumi,
sedangkan laut, merefleksi sangat sedikit.
 Radiasi yang sampai ke permukaan bumi yang tidak direfleksi, akan diserap
oleh bumi. Di lautan, penyerapan ini sampai pada puluhan meter dari
permukaan laut, sedangkan di daratan, hanya pada level yang lebih tipis.
Seperti halnya yang terjadi pada atmosfir, penyerapan radiasi di permukaan
bumi menyebabkan naiknya temperatur permukaan tersebut.

2. Cahaya bagi ekosistem

Cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat penting sebagai sumber


energi utama bagi ekosistem. Ada tiga aspek penting yang perlu dikaji dari faktor
cahaya, yang sangat erat kaitannya dengan sistem ekologi, yaitu:
 Kualitas cahaya atau komposisi panjang gelombang.
 Intensitas cahaya atau kandungan energi dari cahaya.
 Lama penyinaran, seperti panjang hari atau jumlah jam cahaya yang
bersinar setiap hari.

a) Kualitas Cahaya
Secara fisika, radiasi matahari merupakan gelombang- gelombang
elektromagnetik dengan berbagai panjang gelombang. Tidak semua
gelombang- gelombang tadi dapat menembus lapisan atas atmosfer untuk
mencapai permukaan bumi. Umumnya kualitas cahaya tidak memperlihatkan
perbedaan yang mencolok antara satu tempat dengan tempat lainnya, sehingga
tidak selalu merupakan faktor ekologi yang penting.
Umumnya tumbuhan teradaptasi untuk mengelola cahaya dengan
panjang gelombangantara 0,39 – 7,6 mikron. Klorofil yang berwarna hijau
mengasorpsi cahaya merah dan biru, dengan demikian panjang gelombang
itulah yang merupakan bagian dari spectrum cahaya yang sangat bermanfaat
bagi fotosintesis.

Pada ekosistem daratan kualitas cahaya tidak mempunyai variasi yang


berarti untuk mempengaruhi fotosintesis. Pada ekosistem perairan, cahaya
merah dan biru diserap fitoplankton yang hidup di permukaan sehingga cahaya
hijau akal lewat atau dipenetrasikan ke lapisan lebih bawah dan sangat sulit
untuk diserap oleh fitoplankton.

Pengaruh dari cahaya ultraviolet terhadap tumbuhan masih belum


jelas. Yang jelas cahaya ini dapat merusak atau membunuh bacteria dan
mampu mempengaruhi perkembangan tumbuhan (menjadi terhambat),
contohnya yaitu bentuk- bentuk daun yang roset, terhambatnya batang menjadi
panjang
b) Intensitas cahaya

Intensitas cahaya atau kandungan energi merupakan aspek cahaya


terpenting sebagai faktor lingkungan, karena berperan sebagai tenaga
pengendali utama dari ekosistem. Intensitas cahaya ini sangat bervariasi baik
dalam ruang/ spasial maupun dalam waktu/temporal.

Intensitas cahaya terbesar terjadi di daerah tropika, terutama daerah


kering (zona arid), sedikit cahaya yang direfleksikan oleh awan. Di daerah
garis lintang rendah, cahaya matahari menembus atmosfer dan membentuk
sudut yang besar dengan permukaan bumi. Sehingga lapisan atmosfer yang
tembus berada dalam ketebalan minimum.
Intensitas cahaya menurun secara cepat dengan naiknya garis lintang.
Pada garis lintang yang tinggi matahari berada pada sudut yang rendah
terhadap permukaan bumi dan permukaan atmosfer, dengan demikian sinar
menembus lapisan atmosfer yang terpanjang ini akan mengakibatkan lebih
banyak cahaya yang direfleksikan dan dihamburkan oleh lapisan awan dan
pencemar di atmosfer.

c) Lama Penyinaran

Lama penyinaran relative antara siang dan malam dalam 24 jam akan
mempengaruhi fisiologis dari tumbuhan. Fotoperiodisme adalah respon dari
suatu organisme terhadap lamanya penyinaran sinar matahari. Contoh dari
fotoperiodisme adalah perbungaan, jatuhnya daun, dan dormansi.

Di daerah sepanjang khatulistiwa lamanya siang hari


ataufotoperiodisme akan konstan sepanjang tahun, sekitar 12 jam. Di daerah
temperata/ bermusim panjang hari lebih dari 12 jam pada musim panas, tetapi
akan kurang dari 12 jam pada musim dingin.

Berdasarkan responnya terhadap periode siang dan malam, tumbungan


berbunga dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:

 Tumbuhan berkala Panjang


Tumbuhan yang memerlukan lamanya siang hari lebih dari 12 jam
untuk terjadinya proses perbungaan, seperti gandum, bayam, dll.
 Tumbuhan berkala pendek
Tumbuhan yang memerlukan lamanya siang lebih pendek dari 12 jam
untuk terjadinya proses perbungaan, seperti tembakau dan bunga krisan.

 Tumbuhan berhari netral


Tumbuhan yang tidak memerlukan periode panjang hari tertentu untuk
proses perbungaannya, misalnya tomat.
BAB 3
PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai