Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KODE ETIK KEPERAWATAN INDONESIA DAN ETIKA


KEPERAWATAN

Disusun oleh:

201121021
POLTEKKES KEMENKES
PONTIANAK
2020
Pengertian kode etik keperawtan

Merupakan suatu norma, nilai atau perilaku kelompok profesi


sewaktu memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat

KODE ETIK PERAWAT INDONESIA


Tujuannya:Mengatur ketertiban/ketentraman pergaulan kehidupan
manusia dalam masyarakat
*Kode Etik dan Hukum
Persamaan
-Alat untuk mengatur ketertiban kehidupan masyarakat
-objeknya perilaku manusia
-Mengandung hak dan kewajiban agar tidak saling merugikan
-Membangunkan kesadaran hati nurani
Perbedaan
-dari segi penyusunan dan susunan
-dari degi sanksi
-dari segi penyesuaian pelanggaran

Perlu di perhatikan :
1.Pelanggaran Etika belum tentu pelanggaran Hukum
2.Pelanggaran Hukum belum tentu pelanggaran Etika
3.Pelanggaran Etika dapat merupakan hokum
4.Pelanggaran hukum dapat merupakan pelangagaran etika

*7 nilai Esensial yang mendasari penyusunan kode etik


1.Aesthetics(keindahan) bagaimana seorang perawat berpenampilan
rapi di depan seorang pasien
2.Altruism(Tingkat kepercayaan)
3.Equality (bagaimana seorang perawat menjaga kulitas keperawatan
4.Freedom (kebebasan)
5.Human dignity (berpandangan kepada hak dasar manusia
mengormati hak hak manusia)
6.Justice (Prinsip keadilan)
7.Truth (kebenaran)

*Kode etik keperawatan harus sejalan dengan UU Kesehatan No 23


tahun 1992 tentang praktik tenaga kesehatan
*Di susun oleh Dewan Pimpinan pusat PPNI melalui Munas
*Dalam Kode Etik keperawatan yang di susun oleh organisasi profesi
(PPNI) terdapat 5 bab*Keseluruhannya merupakan suatu bentuk
tanggung jawab perawat
*Kesemua etik keperawatan belum terjabarkan secara rinci,harus di
telaah dan di perjelas

Tujuan kode etik keperawatan:


-Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar
perawat,klien,masyarakat,dan unsure profesi
-Merupakan standar untuk mengalami masalah di lakukan oleh
praktisi keperawatan
-Untuk mempertahankan bila praktisi yang menjalankan tugas di
perlakukan tidak adil
-Merupakan dasar untuk menyusun kurikulum pendidikan Dalam
rangka meningkatkan profesionalisme

Isi kode etik keperawatan Indonesia:


*Tanggung jawab perawat terhadsap klien
*Tanggung jawab perawat terhadap tugas
*Tanggung jawab perawat terhadap sejawat
*Tanggung jawab [perawat terhadap profesi
*Tanggung jawab perawat terhadap Negara
Kode Etik Keperawatan Menurut ICN

ICN adalah suatu federasi perhimpunan perawat di seluruh


dunia yang didirikan pada tanggal 1 Juli 1899 oleh Mrs.Bedford
Fenwich di Hanover Square, London dan direvisi pada tahun 1973.
Adapun kode etiknya adalah sebagai berikut :
- Tanggung jawab utama perawat :
Tanggung jawab utama perawat adalah meningkatkan kesehatan,
mencegah timbulnya penyakit, memelihara kesehatan dan
mengurangi penderitaan. Untuk melaksanakan tanggung jawab
utama tersebut, perawat harus meyakini bahwa :
1) Kebutuhan terhadap pelayanan keperawatan di berbagai tempat
adalah sama.
2) Pelaksanaan praktik keperawatan dititik beratkan pada
penghargaan terhadap kehidupan yang bermartabat dan
menjunjung tinggi hak asasi manusia .
3) Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dan /atau keperawatan
kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, perawat
mengikutsertakan kelompok dan instansi terkait.

- Perawat, individu, dan anggota kelompok masyarakat


Tanggung jawab utama perawat adalah melaksanakan asuhan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan masyuarakat. Oleh karena itu
, dalam menjalankan tugas, perawat perlu meningkatkan keadaan
lingkungan kesehatan dengan menghargai nilai-nilai yang ada di
masyarakat, menghargai adat kebiasaan serta kepercayaan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menjadi pasien atau
kliennya. Perawat dapat memegang teguh rahasia pribadi (privasi)
dan hanya dapat memberikan keterangan bila diperlukaan oleh
pihak yang berkepentingan atau pengadilan.

- Perawat dan pelaksanaan praktik keperawatan


Perawat memegang peranan penting dalam menentukan dan
melaksanakan standar praktik keperawatan untuk mencapai
kemampuan yang sesuai dengan standar pendidikan keperawatan.
Perawat dapat mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya
secara aktif untuk menopang perannya dalam situasi tertentu.
Perawat sebagai anggota profesi, setiap saat dapat mempertahankan
sikap sesuai dengan standar profesi keperawatan.

- Perawat dan lingkungan masyarakat


Perawat dapat memprakarsai pembaharuan, tanggap, mempunyai
inisiatif, dan dapat berperan serta secara aktif dalam menentukan
masalah kesehatan dan masalah sosial yang terjadi di masyarakat.

- Perawat dan sejawat


Perawat dapat menopang hubungan kerja sama dengan teman kerja,
baik tenaga keperawatan maupun tenaga profesi lain di
keperawatan. Perawat dapat melindungi dan menjamin seseorang,
bila dalam masa perawatannya merasa terancam.

- Perawat dan profesi keperawatan


Perawat memainkan peran yang besar dalam menentukan
pelaksanaan standar praktik keperawatan dan pendidikan
keperawatan . Perawat diharapkan ikut aktif dalam mengembangkan
pengetahuan dalam menopang pelaksanaan perawatan secara
profesional. Perawat sebagai anggota profesi berpartisipasi dalam
memelihara kestabilan sosial dan ekonomi sesuai dengan kondisi
pelaksanaan praktik keperawatan.
*Kendala kode etik Keperawatan
Kendalanya:Janji prodesi belum merupakan border dari perilaku
perawat
2 kendala:
1.Budaya Konsumerisme
Pasien menyerahkan darinya untuk sembuh,pasien merasa sebagai
pembeli
2.Perkembangan Teknologi
3.Pandangan Ke Orientasi
4.Praktek Ilegal

PRINSIP ETIKA DALAM KEPERAWATAN

Pengertian prinsip etika keperawatan

Sikap etis profesional ini berarti bekerja sesuai dengan standar,


melaksanakan advokasi, penghormatan terhadap hal-hak pasien dan
menerapkan 8 prinsip etika dalam keperawatan yang meliputi
autonomy, beneficence, justice, non-maleficence, veracity, fidelity,
confidentiality dan accountability.

Ada 8 prinsip etika keperawatan yang wajib diketahui oleh perawat


dalam memberikan layanan keperawatan kepada individu,
kelompok/keluarga, dan masyarakat.

1. Autonomy (Kemandirian)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu
berpikir secara logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang
dewasa mampu memutuskan sesuatu dan orang lain harus
menghargainya.

Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang


menuntut pembedaan diri, dan perawat haruslah bisa menghormati dan
menghargai kemandirian ini.

Contoh yang tidak memperhatikan otonomi adalah memberitahukan


klien bahwa keadaanya baik, padahal terdapat gangguan atau
penyimpangan
2. Beneficence (Berbuat Baik)
Prinsip ini tentunya menuntut perawat untuk melakukan hal yang baik
sesuai dengan ilmu dan kiat keperawatan dalam melakukan pelayanan
keperawatan.

Contoh perawat menasehati klien dengan  penyakit jantung tentang


program latihan untuk memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi
perawat menasehati untuk tidak dilakukan karena alasan resiko
serangan jantung.
Hal ini merupakan penerapan prinsip beneficence. Walaupun
memperbaiki kesehatan secara umum adalah suatu kebaikan, namun
menjaga resiko serangan jantung adalah prioritas kebaikan yang
haruslah dilakukan.

3. Justice (Keadilan)
Prinsip ini direfleksikan ketika perawat bekerja sesuai ilmu dan kiat
keperawatan dengan memperhatikan keadilan sesuai standar praktik dan
hukum yang berlaku.

Contoh ketika perawat dinas sendirian dan saat itu ada klien baru
masuk serta ada juga klien rawat yang memerlukan bantuan perawat
maka perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor dalam faktor
tersebut kemudian bertindak sesuai dengan asas keadilan.

4. Non-Maleficence (Tidak Merugikan)


Prinsip ini berarti seorang perawat dalam melakukan pelayanannya
sesuai dengan ilmu dan kiat keperawatan dengan tidak menimbulkan
bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.

Contoh ketika ada klien yang menyatakan kepada dokter secara tertulis
menolak pemberian transfusi darah dan ketika itu penyakit perdarahan
(melena) membuat keadaan klien semakin memburuk dan dokter harus
menginstrusikan pemberian transfusi darah.

Akhirnya transfusi darah tidak diberikan karena prinsip beneficence


walaupun pada situasi ini juga terjadi penyalahgunaan prinsip non-
maleficence.

5. Veracity (Kejujuran)
Prinsip ini tidak hanya dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh
seluruh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran
pada setia klien untuk meyakinkan agar klien mengerti.

Informasi yang diberikan harus akurat, komprehensif, dan objektif.


Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling percaya. Klien
memiliki otonomi sehingga mereka berhak mendapatkan informasi yang
ia ingin tahu.
Contoh Ny. B masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur karena
kecelakaan mobil, suaminya juga ada dalam kecelakaan tersebut dan
meninggal dunia. Ny. B selalu bertanya-tanya tentang keadaan
suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada perawat untuk menunda
memberitahukan kematian suaminya kepada klien. Perawat dalam hal
ini dihadapkan oleh konflik kejujuran.

6. Fidelity (Menepati Janji)


Tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan kesehatan,
mencegah penyakit, memulihkan kesehatan, dan meminimalkan
penderitaan. Untuk mencapai itu perawat harus memiliki komitmen
menepati janji dan menghargai komitmennya kepada orang lain.

7. Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan adalah informasi tentang klien yang harus dijaga privasi
klien.

Contoh dokumentasi tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca


guna keperluan pengobatan, upaya peningkatan kesehatan klien dan atau
atas permintaan pengadilan. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan
juga harus dihindari.

8. Accountability (Akuntabilitas)
Akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa tindakan seorang
professional dapat dinilai dalam berbagai kondisi tanpa terkecuali.

Contoh perawat bertanggung jawab pada diri sendiri, profesi, klien,


sesame teman sejawat, karyawan, dan masyarakat. Jika perawat salah
memberi dosis obat kepada klien perawat dapat digugat oleh klien yang
menerima obat, dokter yang memberi tugas delegatif, dan masyarakat
yang menuntut kemampuan professional.

Anda mungkin juga menyukai