I. Pendahuluan
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu komponen dalam sistem kesehatan nasional
yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Dalam Undang-Undang Nomor 36/2009 tentang
kesehatan, dijelaskan bahwa definisi dari fasilitas pelayanan kesehatan adalah tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat
(Megatsari et all, 2018).
Menurut Institute of Medicine (IOM), Mutu pelayanan kesehatanadalah suatu langkah ke
arah peningkatan pelayanan kesehatan baik untuk individu maupun untuk populasi sesuai dengan
keluaran (outcome) kesehatan yang diharapkan untuk pengetahuan profesional terkini.
Pemberian pelayanan kesehatan harus mencerminkan ketepatan dari penggunaan pengetahuan
terbaru secara ilmiah, klinis, teknis, interpersonal, manual, kognitif, organisasidan unsur-unsur
manajemen pelayanan kesehatan (Widjono, 1999). Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah
pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai
dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan
kode etik profesi yang telah ditetapkan (Hariyani, 2014).
Untuk menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan, maka perlu dilakukan
pembahasan bersama antara manajemen dan pelaksana tentang permasalahan – permasalahan
yang terkait dengan implementasi sistem manajemen mutu, pencapaian sasaran atau indikator
mutu dan kinerja. Pembahasan masalah mutu dan kinerja dapat dilakukan dalam unit kerja, antar
unit kerja untuk masalah – masalah yang bersifat teknis dan operasional yang dilakukan sesuai
kebutuhan. Permasalahan mutu secara periodik juga perlu di bahas bersama yang melibatkan
seluruh jajaran yang ada dalam organisasi.
Pembahasan tersebut dilakukan dalam pertemuan tinjauan manajemen atau pertemuan
telaah manajemen dan kinerja. Pertemuan tinjauan manajemen merupakan suatu proses evaluasi
terhadap kesesuaian dan efektifitas penerapan sistem mutu yang dilakukan secara berkala dan
melibatkan berbagai pihak yang terkait dengan operasional kegiatan organisasi.
III. Tujuan
III.I Tujuan Umum
Untuk meninjau kinerja sistem manajemen mutu UPT. Puskesmas Bulangan Haji,
Kecamata Pegantenan, Kabupaten Pamekasan.
III.II Tujuan Khusus
a. Sebagai acuan puskesmas untuk memastikan kelanjutan dan kesesuaian sistem
manajemen mutu serta sistem pelayanan.
b. Sebagai acuan puskesmas untuk memperbaiki atau mengganti sistem manajemen mutu
serta sistem pelayanan.
IV. Sasaran
Sasaran Rapat Tinjauan Manajemen UPT Puskesmas Bulangan Haji, Kecamatan
Pegantenan, Kabupaten Pamekasan adalah Kepala Puskesmas, Ketua Tim Audit, Manajemen
Mutu, Manajemen Resiko, Tim Survey Kepuasaan Masyarat, Tim Survey Kepuasan Pelanggan
di UPT. Puskesmas Bulangan Haji.
V. Jadwal Pelaksanaan
JADWAL
BULAN KE
KEGIATAN
Rapat Tinajuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Manajeman
Melakukan
Tidak semua alat
Melakukan pendataan pendataan dan
kedokteran di
dan pengajuan untuk pengecekan
pelayanan poli
melengkapi alat fumgsi alat
dinyatakan lengkap
kedokteran. kedokteran.
dan berfungsi dengan
baik sesuai standart
minimal permenkes. Pengecekan fungsi dari
alat kedokteran secara
berkala
Tidak ditemukan Menyebarkan
informed concent Membuat inform inform concent
sebelum melakukan concent tindakan di dan mengisi
tindakan umit layanan inform concent
setiap melakukan
tindakan.
Petugas tidak
menyiapkan inform Membuat dan Mengisi Inform
concent saat meyiapkan inform concent saat
melakukan tindakan. concent di ruang melakukan
pelayanan tindakan.
4. Poli Gigi Ketersediaan alat dan Melakukan pencatatan Pengadaan alat
bahan di unit layanan dan pengajuan untuk dan bahan yang
kurang lengkap. alat yang dirasa kurang kurang lengkap
lengkap.
1. Hario Megatsari, Agung Dwi Laksono, Ilham Akhsanu Ridlo, Mohammad Yoto, Arsya
Nur Azizah. 2018. PERSPEKTIF MASYARAKAT TENTANG AKSES PELAYANAN
KESEHATAN Community Perspective about Health Services Access. Surabaya.
2. Djoko Wijono. 1999. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Airlangga University
Press. Surabaya. hlm.3
3. Safitri Hariyani. 2005. Sengketa Medik, Alternatif Penyelesaian Perselisihan antara
Dokter dengan Pasien. Diadit Media. Jakarta. hlm. 63.