ND 445
ND 445
NOTA DINAS
NOMOR ND- 445 /BC/2020
2. Bahwa sejalan dengan pengalihan jabatan administrasi Eselon V ke dalam JFPBC Ahli
Pertama, maka jabatan administrasi Eselon V di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai telah dihapus/ditiadakan.
5. Bahwa dalam rangka pelaksanaan tugas pejabat fungsional Pemeriksa Bea dan Cukai
(PBC) Ahli Pertama di lingkungan Saudara perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Dalam hal pejabat fungsional PBC Ahli Pertama di lingkungan Saudara belum memiliki
ijazah akademis (paling rendah S-1/D-IV) sesuai persyaratan, dapat disetarakan sesuai
dengan jenjang jabatan namun harus menyelesaikan pendidikan sesuai dengan
persyaratan tersebut paling lama 3 tahun sejak diangkat. Dan apabila tidak dapat
memenuhi persyaratan tersebut maka tidak diberikan kenaikan jenjang sampai
terpenuhinya kualifikasi pendidikan;
b. Pejabat fungsional PBC ditugaskan sesuai dengan butir kegiatan pada masing-masing
sub unsur dan jenjang Ahli Pertama;
c. Dalam hal butir kegiatan yang ada dalam masing-masing sub unsur tidak dapat
menampung kegiatan yang ada pada jabatan administrasi Eselon V sebelumnya,
pejabat fungsional PBC Ahli Pertama dapat ditugaskan lintas sub unsur yang tersedia
dalam JFPBC;
d. Bagi pejabat fungsional PBC Ahli Pertama yang diangkat pada sub unsur yang tidak
memiliki relevansi dengan tugas dan fungsi sebelumnya, ditugaskan sesuai dengan
butir kegiatan pada sub unsur yang memiliki relevansi dengan tugas dan fungsi
sebelumnya atau dapat mengerjakan tugas dan fungsi sesuai dengan uraian jabatan
sebelumnya dengan mengacu pada butir sub unsur Penelitian Dokumen yaitu
“Melaksanakan pengawasan dan pelayanan pada tempat-tempat tertentu yang ditunjuk
oleh Kepala Kantor”;
e. Bagi pejabat fungsional PBC Ahli Pertama yang sebelumnya memiliki tugas dan fungsi
pada urusan tata usaha, keuangan, dan kepegawaian dapat ditugaskan sesuai
subunsur/ lintas sub unsur yang tersedia, atau dapat ditugaskan melaksanakan tugas
dan fungsi sebelumnya sebagai Kepala Urusan dengan mengacu pada butir sub unsur
Penelitian Dokumen yaitu “Melaksanakan pengawasan dan pelayanan pada tempat-
tempat tertentu yang ditunjuk oleh Kepala Kantor”;
f. Penugasan bagi pejabat fungsional PBC Ahli Pertama dilakukan berdasarkan
penugasan tertulis dari Kepala Kantor dan monitoring pelaksanaan tugasnya
dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh pejabat struktural teknis terkait;
g. Penunjukan pejabat fungsional PBC Ahli Pertama sebagai pelaksana tugas (Plt.) dan
pelaksana harian (Plh.) pejabat administrasi tidak dapat dilaksanakan mengingat prinsip
pelaksanaan tugas JFPBC adalah dengan penugasan atasan langsung dan adanya
skema lintas sub unsur yang dapat digunakan;
h. Terhadap pejabat administrasi Eselon V yang tidak diangkat menjadi pejabat fungsional
PBC Ahli Pertama sehingga tidak lagi menjabat jabatan administrator Eselon V dapat
ditugaskan sebagai koordinator/sebagai pelaksana senior pada unit kerjanya atau
melaksanakan tugas dan fungsi yang sebelumnya dilakukan oleh Kepala Urusan;
i. Informasi dan aturan terkait JFPBC dapat diakses melalui tautan bit.ly/infojfpbc.
6. Bahwa dalam rangka penugasan pejabat fungsional PBC Ahli Pertama di lingkungan
Saudara, agar memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Keselarasan pekerjaan yang dilakukan oleh pejabat fungsional PBC Ahli Pertama
dengan tujuan unit kerja maupun tujuan organisasi;
b. Terciptanya sinergi antara pejabat struktural dan pejabat fungsional;
c. Perencanaan kinerja dan target yang terukur bagi pejabat fungsional PBC Ahli
Pertama;
d. Supervisi penyelesaian pekerjaan bagi pejabat fungsional PBC Ahli Pertama;
e. Monitoring dan evaluasi kinerja (angka kredit) terkait bagi pejabat fungsional PBC Ahli
Pertama.
7. Bahwa Butir kegiatan pada PermenPAN-RB Nomor 31 Tahun 2016 saat ini sedang dalam
proses perubahan dengan menitikberatkan pada penyesuaian konsep jabatan fungsional
dengan PermenPAN-RB Nomor 13 Tahun 2019 tentang Pengusulan, Penetapan, dan
Pembinaan Jabatan Fungsional PNS, serta penyempurnaan butir kegiatan sehingga dapat
menampung uraian butir kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi JFPBC.
8. Bahwa demi kelancaran pelaksanaan tugas bagi pejabat fungsional PBC Ahli Pertama di
lingkungan DJBC, telah disusun Pedoman dan Tata Kerja bagi pejabat fungsional PBC Ahli
Pertama yang berlaku sampai dengan terbitnya perubahan PermenPAN-RB Nomor 31
Tahun 2016. Pedoman Tata Kerja bagi pejabat fungsional PBC Ahli Pertama tersebut
meliputi:
a. Tugas jabatan pejabat fungsional PBC Ahli Pertama;
b. Pelaksanaan tugas pejabat fungsional PBC Ahli Pertama;
c. Target kinerja (Angka Kredit);
d. Pola penugasan bagi pejabat fungsional PBC Ahli Pertama; dan
e. Tata naskah dinas bagi pejabat fungsional PBC Ahli Pertama.
Rincian pedoman dan tata kerja bagi pejabat fungsional PBC Ahli Pertama sebagaimana
lampiran pada nota dinas ini.
Demikian disampaikan untuk menjadi pedoman pelaksanaan tugas, atas perhatian dan
kerja sama Saudara diucapkan terima kasih
Heru pambudi
I. Pendahuluan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi
(PermenPAN-RB) Nomor 28 Tahun 2019 tentang Penyetaraan Jabatan Administrasi
Kedalam Jabatan Fungsional merubah pola pengembangan organisasi yang mengarah
kepada jabatan fungsional. Pengalihan jabatan Administrasi Eselon V di lingkungan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) menjadi Jabatan Fungsional Pemeriksa Bea
dan Cukai (JFPBC) Ahli Pertama merupakan quickwin atau sebagai bagian dari
pelaksanaan penyederhanaan birokrasi pada Kementerian Keuangan dan telah
mendapat persetujuan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (KemenPAN-RB) sesuai dengan surat nomor B/204/M.SM.02.00/2020 tanggal
14 April 2020 hal Persetujuan Penyetaraan Jabatan Administrasi ke dalam Jabatan
Fungsional di Lingkungan Kementerian Keuangan.
Sebagaimana diketahui bahwa DJBC telah memiliki Jabatan Fungsional yang
bersifat tertutup, artinya Jabatan Fungsional tersebut hanya dapat digunakan di
lingkungan DJBC sesuai dengan PermenPAN-RB Nomor 31 Tahun 2016 tentang
Jabatan Fungsional Pemeriksa Bea dan Cukai. JFPBC memiliki 13 Sub Unsur yang
merepresentasikan besaran kegiatan-kegiatan teknis di bidang kepabeanan dan cukai.
Pengalihan Jabatan Administrasi Eselon V kedalam JFPBC Ahli Pertama dilakukan
dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
1. Kedekatan tugas dan fungsi Jabatan Administrasi Eselon V dengan butir-butir
kegiatan pada Sub Unsur yang ada didalam JFPBC;
2. Amanat PermenPAN-RB Nomor 28 Tahun 2019 untuk menghindari adanya
penurunan penghasilan dengan pengalihan Jabatan Administrasi ke dalam Jabatan
Fungsional; dan
3. Pelaksanaan tugas non teknis yang selama ini dikerjakan oleh Kepala Urusan.
Atas dasar pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka pengalihan Jabatan
Administrasi Eselon V ke Jabatan Fungsional dibatasi pada JFPBC dengan Sub Unsur
sebagai berikut:
1. Sub Unsur Pengolahan Informasi Kepabeanan dan Cukai (PBC Intelijen) untuk
Pejabat Administrasi Eselon V yang sebelumnya menduduki jabatan Kepala Sub
Seksi Intelijen ;
2. Sub Unsur Pelaksanaan Penyidikan (PBC Penyidik) untuk Pejabat Administrasi
Eselon V yang sebelumnya menduduki jabatan Kepala Sub Seksi Penyidikan;
3. Sub Unsur Penelitian Dokumen Kepabeanan dan Cukai (PBC Peneliti Dokumen)
untuk Pejabat Administrasi Eselon V yang sebelumnya menduduki jabatan Kepala
Sub Seksi Hanggar, Kepala Sub Seksi Kepatuhan Internal, Kepala Sub Seksi
Pengadministrasian Manifes pada KPPBC TMP A dan Kepala Sub Seksi
Pengadministrasian Manifes pada KPPBC TMP B, Kepala Sub Seksi Pengolahan
Data dan Administrasi Dokumen, Kepala Sub Seksi Penindakan, Kepala Sub Seksi
Penindakan dan Sarana Operasi, Kepala Sub Seksi Penyuluhan dan Layanan
Informasi, Kepala Sub Seksi Sarana Operasi, Kepala Urusan Tata Usaha, Kepala
Urusan Rumah Tangga, dan Kepala Urusan Keuangan; dan
4. Sub Unsur Analisis Proyeksi Penerimaan Negara, Pemberian dan Evaluasi
Perizinan, Sertifikasi Authorized Economic Operator (AEO), Pemutakhiran Database
Nilai Pabean dan Fasilitas Kepabeanan dan Cukai (PBC Analis Penerimaan,
Perizinan, dan Sertifikasi) untuk Pejabat Administrasi Eselon V yang sebelumnya
menduduki jabatan Kepala Sub Seksi Distribusi Pita Cukai, Kepala Sub Seksi
Pengadministrasian Pemberitahuan Pengangkutan Barang pada KPPBC TMP,
Kepala Sub Seksi Administrasi Manifes, Penerimaan dan Jaminan pada KPPBC
TMP C dan Kepala Sub Seksi Penerimaan dan Penagihan.
2. Rincian butir kegiatan pada Sub Unsur Pelaksanaan Penyidikan (PBC Penyidik)
Sesuai dengan PermenPAN-RB Nomor 31 Tahun 2016, khususnya Sub Unsur
Pelaksanaan Penyidikan memiliki rincian butir kegiatan yang dapat dikerjakan oleh
jenjang Ahli Pertama adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan penelitian tindak pidana kepabeanan dan cukai pada tingkat lokal;
b. Melaksanakan penyidikan tindak pidana kepabeanan dan cukai sampai dengan
penyerahan berkas perkara ke Kejaksaan (P-18) atau penghentian penyidikan (SP-
3) pada tingkat lokal;
c. Melaksanakan penyidikan tindak pidana kepabeanan dan cukai setelah
penyerahan berkas perkara ke Kejaksaan (P-18) sampai dengan berkas
dinyatakan lengkap (SP-3) pada tingkat lokal;
d. Melaksanakan sidang sebagai saksi ahli atas permasalahan di bidang kepabeanan
dan cukai; dan
e. Melaksanakan gelar perkara atas dugaan tindak pidana kepabeanan dan cukai
sebagai penyidik.
Untuk kegiatan melaksanakan penyidikan tindak pidana kepabeanan dan cukai
sampai dengan penyerahan berkas perkara ke Kejaksaan (P-18) atau penghentian
penyidikan (SP-3) pada tingkat lokal dan melaksanakan penyidikan tindak pidana
kepabeanan dan cukai setelah penyerahan berkas perkara ke Kejaksaan (P-18)
sampai dengan berkas dinyatakan lengkap (P-21) atau penghentian penyidikan (SP-3)
pada tingkat lokal, meliputi penyidikan yang dilakukan pada :
1) Kantor Wilayah DJBC, Kantor Wilayah Khusus DJBC, Kantor Pelayanan Utama
Bea dan Cukai, dan Kantor Pusat DJBC meliputi kegiatan :
a. Menerima laporan dan melakukan upaya paksa (penindakan pro justicia);
dan
b. Melakukan Koordinasi.
2) Pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai meliputi kegiatan :
a. Menerima laporan dan upaya paksa;
b. Pemeriksaan saksi, ahli, dan tersangka;
c. Melakukan analisa fakta dan resume; dan
d. Melakukan koordinasi.
(Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 21/BC/2019)
3. Rincian butir kegiatan pada Sub Unsur Penelitian Dokumen Kepabeanan dan
Cukai (PBC Peneliti Dokumen)
Sesuai dengan PermenPAN-RB Nomor 31 Tahun 2016, khususnya Sub Unsur
Penelitian Dokumen Kepabeanan dan Cukai memiliki rincian butir kegiatan yang dapat
dikerjakan oleh jenjang Ahli Pertama adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan penelitian dokumen fasilitas kepabeanan sederhana; dan
b. Melaksanakan pengawasan dan/ atau pelayanan kepabeanan dan cukai di
tempat-tempat tertentu yang ditunjuk oleh Kepala Kantor sebagai koordinator
pada tempat Kategori II.
Kegiatan melaksanakan penelitian dokumen fasilitas kepabeanan sederhana yaitu
melakukan analisis targeting objek penelitian ulang dokumen impor ex fasilitas atau
dokumen ekspor dan menuangkannya dalam Risalah Hasil Analisis (RHA).
Yang dimaksud dengan tempat Kategori II pada kegiatan melaksanakan pengawasan
dan/ atau pelayanan kepabeanan dan cukai di tempat-tempat tertentu adalah tempat
yang memiliki kegiatan dengan tingkat beban kerja/ kompleksitas tinggi dalam lingkup
KPUBC/ KPPBC/ UPT.
(Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 22/BC/2017)
4. Rincian butir kegiatan pada Sub Unsur Analisis Proyeksi Penerimaan Negara,
Pemberian dan Evaluasi Perizinan, Sertifikasi AEO, Pemutakhiran Database Nilai
Pabean dan Fasilitas Kepabeanan dan Cukai (PBC Analis Penerimaan, Perizinan,
dan Sertifikasi)
Sesuai dengan PermenPAN-RB Nomor 31 Tahun 2016, khususnya Sub Unsur
Analisis Proyeksi Penerimaan Negara, Pemberian dan Evaluasi Perizinan, Sertifikasi
AEO, Pemutakhiran Database Nilai Pabean dan Fasilitas Kepabeanan dan Cukai
memiliki rincian butir kegiatan yang dapat dikerjakan oleh jenjang Ahli Pertama adalah
sebagai berikut:
a. Melaksanakan analisis dalam rangka:
1) Pemberian fasilitas kepabeanan terkait fasilitas pasal 25 UU Kepabeanan;
2) Pemberian fasilitas kepabeanan terkait fasilitas pasal 26 UU Kepabeanan;
3) Pemberian fasilitas kepabeanan terkait fasilitas Tempat Penimbunan Berikat;
4) Pemberian fasilitas kepabeanan terkait fasilitas Migas dan Panas Bumi;
5) Pemberian fasilitas kepabeanan terkait fasilitas Bea Masuk Ditanggung
Pemerintah (BMDTP);
6) Pembekuan dan pencabutan fasilitas kepabeanan terkait fasilitas Tempat
Penimbunan Berikat;
7) Pembekuan dan pencabutan fasilitas kepabeanan terkait fasilitas Kemudahan
Impor Tujuan Ekspor (KITE);
8) Pemberian, pembekuan dan/atau pencabutan perizinan kepabeanan dan cukai
berupa Nomor Induk Perusahaan Pembebasan (NIPER);
9) Penerbitan Surat Pemberitahuan Penyesuaian Jaminan (SPPJ);
10) Penerbitan Surat Tanda Terima Jaminan (STTJ);
11) Penerbitan fasilitas pengembalian KITE;
12) Pemberian sertifikasi AEO;
13) Pemberian perizinan kepabeanan dan cukai berupa Nomor Identitas
Kepabeanan (NIK);
14) Pemutakhiran data base nilai pabean;
15) Pembekuan dan pencabutan sertifikasi AEO;
16) Penetapan hubungan keterkaitan;
17) Penelitian laporan periodik cukai (LACK);
18) Pemberian perizinan berupa Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai
(NPPBKC);
19) Pemberian kemudahan cukai berupa pembayaran berkala;
20) Pemberian fasilitas cukai berupa pembebasan cukai;
21) Pemusnahan pita cukai/ barang kena cukai;
22) Penetapan tarif cukai;
23) Pengembalian cukai/pita cukai;
24) Pemberian kemudahan cukai berupa Penundaan Pembayaran;
25) Pemberian fasilitas cukai berupa Tidak Dipungut;
26) Penelitian laporan penerimaan pajak rokok;
27) Penelitian dokumen cukai; dan
28) Evaluasi laporan periodik atas pelaksanaan fasilitas kepabeanan.
b. Melaksanakan analisis dan evaluasi atas penerimaan negara di bidang
kepabeanan dan cukai;
c. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terkait :
1) Fasilitas pasal 25 UU Kepabeanan sebagai anggota I;
2) Fasilitas pasal 26 UU Kepabenan sebagai anggota I;
3) Fasilitas Tempat Penimbunan Berikat sebagai anggota I;
4) Fasilitas Migas dan Panas Bumi sebagai anggota I;
5) Fasilitas BMDTP sebagai anggota I;
6) Fasilitas KITE sebagai anggota I;
7) Sertifikasi AEO sebagai anggota I;
8) Pemberian perizinan kepabeanan terkait NIK sebagai anggota I;
9) Penetapan hubungan keterkaitan sebagai anggota I;
10) Laporan periodik cukai (LACK) sebagai anggota I;
11) Pemberian perizianan berupa NPPBKC sebagai anggota I;
12) Pemberian fasilitas cukai berupa Pembebasan Cukai sebagai anggota I;
13) Pemusnahan pita cukai/barang kena cukai sebagai anggota I;
14) Penetapan tarif cukai sebagai anggota I;
15) Pengembalian cukai/pita cukai sebagai anggota I;
16) Pemberian kemudahan cukai berupa Penundaan Pembayaran sebagai
anggota I;
17) Pemberian fasilitas cukai berupa Tidak Dipungut sebagai anggota I; dan
(Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 24/BC/2017)
Butir kegiatan pada PermenPAN-RB Nomor 31 Tahun 2016 saat ini sedang dalam
proses perubahan dengan menitikberatkan pada penyesuaian konsep jabatan fungsional
dengan PermenPAN-RB Nomor 13 Tahun 2019 tentang Pengusulan, Penetapan, dan
Pembinaan Jabatan Fungsional PNS, serta penyempurnaan butir kegiatan sehingga lebih
implementatif.
Aturan terbaru dan informasi lain seputar JFPBC dapat diunduh melalui tautan
bit.ly/infojfpbc.
Dalam prakteknya, pemenuhan target angka kredit dapat dilakukan dengan pelaksanaan
kegiatan pada unsur utama dan unsur penunjang dengan rincian sebagai berikut:
1. Unsur Utama dengan proporsi minimal 80% dari angka kredit kumulatif yang
dibutuhkan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi; dan
Contoh:
Kegiatan Tugas Jabatan: melaksanakan analisis, melaksanakan gelar perkara,
meneliti dokumen, dsb.
Pengembangan Profesi: penyusunan karya tulis/ karya ilmiah, penerjemahan/
penyaduran buku, karya ilmiah, peraturan, dan bahan lainnya di bidang
kepabeanan dan cukai
2. Unsur Penunjang dengan proporsi maksimal 20% dari angka kredit kumulatif yang
dibutuhkan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi.
Contoh:
Menjadi pengajar/ pelatih, mengikuti seminar/ loka karya, perolehan gelar pendidikan
kedua dan seterusnya, keanggotaan dalam Tim Penilai, perolehan penghargaan/
tanda jasa.
Contoh Perhitungan AK:
Dicky seorang pejabat fungsional PBC Ahli Pertama telah mengerjakan butir kegiatan
dari tugas jabatan dan pengembangan profesi mendapatkan angka kredit sebanyak
35, dan dari kegiatan penunjang sebanyak 15. Target angka kredit Dicky untuk naik
pangkat setingkat lebih tinggi adalah 50, maka perhitungan angka kreditnya adalah
sebagai berikut:
Unsur utama minimal 80%, maka :
= 80% x angka kumulatif yang dibutuhkan untuk naik pangkat
= 80% x 50 = 40 AK yang dimiliki baru mencapai 35,
Unsur penunjang maksimal 20%, maka :
20% x angka kumulatif yang dibutuhkan untuk naik pangkat
= 20% x 50 = 10 AK yang dimiliki sudah mencapai 15 (melebihi batas
maksimal)
Maka AK yang telah dikumpulkan Dicky adalah
Unsur utama (minimal 40) + unsur penunjang (maksimal 10)
= 35 + 10 = 45
Untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi Dicky harus mengumpulkan 5
angka kredit lagi dari unsur utama.
VI. Penomoran Naskah Dinas bagi PBC Ahli Pertama mengikuti ketentuan pada:
Dalam hal pejabat fungsional PBC Ahli Pertama diperlukan mengeluarkan produk
berupa naskah dinas, maka tata cara penomoran dan kode naskah dinasnya mengacu pada
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 249/KM.1/2017 tentang “Penomoran dan Pemberian
Kode Naskah Dinas pada Instansi Vertikal dan Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai untuk JFPBC” pada unit vertikal dan UPT.
ND-…./WBC.0100/…
Heru Pambudi
Lampiran II
Nota Dinas Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Nomor : ND- /BC/2020
Tanggal : 2020
SURAT TUGAS
NOMOR ST - .................. (d)
.......... (o)
Keterangan :
(a) Diisi dengan Kantor Wilayah
(b) Diisi dengan Nama Kantor
(c) Diisi dengan alamat kantor
(d) Diisi dengan nomor surat tugas
(e) Diisi dengan jenjang jabatan pejabat fungsional PBC yang akan mendapat
penugasan
(f) Diisi dengan nama lengkap/NIP pejabat fungsional PBC yang mendapat penugasan
(g) Diisi dengan pangkat/golongan ruang pejabat fungsional PBC yang mendapat
penugasan
(h) Diisi dengan jabatan pejabat fungsional PBC yang mendapat penugasan
(i) Diisi dengan butir kegiatan yang ditugaskan
(j) Diisi dengan tanggal dimulainya penugasan
(k) Diisi dengan tanggal berakhirnya penugasan
(l) Diisi dengan tempat penetapan surat tugas
(m) Diisi dengan tanggal penetapan surat tugas
(n) Diisi dengan jabatan pemimpin unit
(o) Diisi dengan nama pejabat penandatangan surat tugas
Heru Pambudi