Anda di halaman 1dari 17

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


JALAN JENDERAL A.YANI JAKARTA 13230, KOTAK POS 225 JAKARTA 10002
TELEPON 021-4890308; FAKSIMILE 021-4890871; SITUS www.beacukai.go.id
PUSAT KONTAK LAYANAN: 1500225 SURAT ELEKTRONIK:info@customs.go.id

NOTA DINAS
NOMOR ND- 445 /BC/2020

Yth : Para Kepala KPPBC


Dari : Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Sifat : Sangat Segera
Lampiran : Satu berkas
Hal : Pedoman dan Tata Kerja Pejabat Fungsional Pemeriksa Bea dan Cukai Ahli
Pertama
Tanggal : 11 Juni 2020

Sehubungan dengan kebijakan pemerintah terkait delayering, dapat disampaikan hal-


hal sebagai berikut:

1. Bahwa Pengalihan jabatan Administrasi Eselon V di lingkungan Direktorat Jenderal Bea


dan Cukai (DJBC) menjadi Jabatan Fungsional Pemeriksa Bea dan Cukai (JFPBC) Ahli
Pertama merupakan quickwin atau sebagai bagian dari pelaksanaan penyederhanaan
birokrasi pada Kementerian Keuangan dan telah mendapat persetujuan Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) sesuai dengan
surat nomor B/204/M.SM.02.00/2020 tanggal 14 April 2020 hal Persetujuan Penyetaraan
Jabatan Administrasi ke dalam Jabatan Fungsional di Lingkungan Kementerian Keuangan.

2. Bahwa sejalan dengan pengalihan jabatan administrasi Eselon V ke dalam JFPBC Ahli
Pertama, maka jabatan administrasi Eselon V di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai telah dihapus/ditiadakan.

3. Bahwa pengalihan jabatan sebagaimana angka 1 (satu) memperhatikan kedekatan tugas


dan fungsi jabatan administrasi Eselon V sebelumnya dengan sub unsur yang ada dalam
JFPBC, ketersediaan butir kegiatan serta kesetaraan penghasilan sesuai amanat Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PermenPAN-RB)
Nomor 28 Tahun 2019 tentang Penyetaraan Jabatan Administrasi ke dalam Jabatan
Fungsional.

4. Bahwa berdasarkan angka 3 (tiga) diatas, pengalihan jabatan administrasi Eselon V


dilakukan ke dalam 4 (empat) sub unsur dari 13 (tiga belas) sub unsur yang ada dalam
JFPBC, yaitu sub unsur Penelitian Dokumen, sub unsur Penyidikan, sub unsur Pengolahan
Informasi (Intelijen), dan sub unsur Analis Perizinan.

5. Bahwa dalam rangka pelaksanaan tugas pejabat fungsional Pemeriksa Bea dan Cukai
(PBC) Ahli Pertama di lingkungan Saudara perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Dalam hal pejabat fungsional PBC Ahli Pertama di lingkungan Saudara belum memiliki
ijazah akademis (paling rendah S-1/D-IV) sesuai persyaratan, dapat disetarakan sesuai
dengan jenjang jabatan namun harus menyelesaikan pendidikan sesuai dengan
persyaratan tersebut paling lama 3 tahun sejak diangkat. Dan apabila tidak dapat
memenuhi persyaratan tersebut maka tidak diberikan kenaikan jenjang sampai
terpenuhinya kualifikasi pendidikan;
b. Pejabat fungsional PBC ditugaskan sesuai dengan butir kegiatan pada masing-masing
sub unsur dan jenjang Ahli Pertama;
c. Dalam hal butir kegiatan yang ada dalam masing-masing sub unsur tidak dapat
menampung kegiatan yang ada pada jabatan administrasi Eselon V sebelumnya,
pejabat fungsional PBC Ahli Pertama dapat ditugaskan lintas sub unsur yang tersedia
dalam JFPBC;
d. Bagi pejabat fungsional PBC Ahli Pertama yang diangkat pada sub unsur yang tidak
memiliki relevansi dengan tugas dan fungsi sebelumnya, ditugaskan sesuai dengan
butir kegiatan pada sub unsur yang memiliki relevansi dengan tugas dan fungsi
sebelumnya atau dapat mengerjakan tugas dan fungsi sesuai dengan uraian jabatan
sebelumnya dengan mengacu pada butir sub unsur Penelitian Dokumen yaitu
“Melaksanakan pengawasan dan pelayanan pada tempat-tempat tertentu yang ditunjuk
oleh Kepala Kantor”;
e. Bagi pejabat fungsional PBC Ahli Pertama yang sebelumnya memiliki tugas dan fungsi
pada urusan tata usaha, keuangan, dan kepegawaian dapat ditugaskan sesuai
subunsur/ lintas sub unsur yang tersedia, atau dapat ditugaskan melaksanakan tugas
dan fungsi sebelumnya sebagai Kepala Urusan dengan mengacu pada butir sub unsur
Penelitian Dokumen yaitu “Melaksanakan pengawasan dan pelayanan pada tempat-
tempat tertentu yang ditunjuk oleh Kepala Kantor”;
f. Penugasan bagi pejabat fungsional PBC Ahli Pertama dilakukan berdasarkan
penugasan tertulis dari Kepala Kantor dan monitoring pelaksanaan tugasnya
dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh pejabat struktural teknis terkait;
g. Penunjukan pejabat fungsional PBC Ahli Pertama sebagai pelaksana tugas (Plt.) dan
pelaksana harian (Plh.) pejabat administrasi tidak dapat dilaksanakan mengingat prinsip
pelaksanaan tugas JFPBC adalah dengan penugasan atasan langsung dan adanya
skema lintas sub unsur yang dapat digunakan;
h. Terhadap pejabat administrasi Eselon V yang tidak diangkat menjadi pejabat fungsional
PBC Ahli Pertama sehingga tidak lagi menjabat jabatan administrator Eselon V dapat
ditugaskan sebagai koordinator/sebagai pelaksana senior pada unit kerjanya atau
melaksanakan tugas dan fungsi yang sebelumnya dilakukan oleh Kepala Urusan;
i. Informasi dan aturan terkait JFPBC dapat diakses melalui tautan bit.ly/infojfpbc.
6. Bahwa dalam rangka penugasan pejabat fungsional PBC Ahli Pertama di lingkungan
Saudara, agar memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Keselarasan pekerjaan yang dilakukan oleh pejabat fungsional PBC Ahli Pertama
dengan tujuan unit kerja maupun tujuan organisasi;
b. Terciptanya sinergi antara pejabat struktural dan pejabat fungsional;
c. Perencanaan kinerja dan target yang terukur bagi pejabat fungsional PBC Ahli
Pertama;
d. Supervisi penyelesaian pekerjaan bagi pejabat fungsional PBC Ahli Pertama;
e. Monitoring dan evaluasi kinerja (angka kredit) terkait bagi pejabat fungsional PBC Ahli
Pertama.
7. Bahwa Butir kegiatan pada PermenPAN-RB Nomor 31 Tahun 2016 saat ini sedang dalam
proses perubahan dengan menitikberatkan pada penyesuaian konsep jabatan fungsional
dengan PermenPAN-RB Nomor 13 Tahun 2019 tentang Pengusulan, Penetapan, dan
Pembinaan Jabatan Fungsional PNS, serta penyempurnaan butir kegiatan sehingga dapat
menampung uraian butir kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi JFPBC.

8. Bahwa demi kelancaran pelaksanaan tugas bagi pejabat fungsional PBC Ahli Pertama di
lingkungan DJBC, telah disusun Pedoman dan Tata Kerja bagi pejabat fungsional PBC Ahli
Pertama yang berlaku sampai dengan terbitnya perubahan PermenPAN-RB Nomor 31
Tahun 2016. Pedoman Tata Kerja bagi pejabat fungsional PBC Ahli Pertama tersebut
meliputi:
a. Tugas jabatan pejabat fungsional PBC Ahli Pertama;
b. Pelaksanaan tugas pejabat fungsional PBC Ahli Pertama;
c. Target kinerja (Angka Kredit);
d. Pola penugasan bagi pejabat fungsional PBC Ahli Pertama; dan
e. Tata naskah dinas bagi pejabat fungsional PBC Ahli Pertama.
Rincian pedoman dan tata kerja bagi pejabat fungsional PBC Ahli Pertama sebagaimana
lampiran pada nota dinas ini.

Demikian disampaikan untuk menjadi pedoman pelaksanaan tugas, atas perhatian dan
kerja sama Saudara diucapkan terima kasih

Heru pambudi

Tembusan : Para Kepala Kantor Wilayah Bea dan Cukai


Lampiran I
Nota Dinas Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Nomor : ND-445/BC/2020
Tanggal : 11 Juni 2020

I. Pendahuluan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi
(PermenPAN-RB) Nomor 28 Tahun 2019 tentang Penyetaraan Jabatan Administrasi
Kedalam Jabatan Fungsional merubah pola pengembangan organisasi yang mengarah
kepada jabatan fungsional. Pengalihan jabatan Administrasi Eselon V di lingkungan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) menjadi Jabatan Fungsional Pemeriksa Bea
dan Cukai (JFPBC) Ahli Pertama merupakan quickwin atau sebagai bagian dari
pelaksanaan penyederhanaan birokrasi pada Kementerian Keuangan dan telah
mendapat persetujuan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (KemenPAN-RB) sesuai dengan surat nomor B/204/M.SM.02.00/2020 tanggal
14 April 2020 hal Persetujuan Penyetaraan Jabatan Administrasi ke dalam Jabatan
Fungsional di Lingkungan Kementerian Keuangan.
Sebagaimana diketahui bahwa DJBC telah memiliki Jabatan Fungsional yang
bersifat tertutup, artinya Jabatan Fungsional tersebut hanya dapat digunakan di
lingkungan DJBC sesuai dengan PermenPAN-RB Nomor 31 Tahun 2016 tentang
Jabatan Fungsional Pemeriksa Bea dan Cukai. JFPBC memiliki 13 Sub Unsur yang
merepresentasikan besaran kegiatan-kegiatan teknis di bidang kepabeanan dan cukai.
Pengalihan Jabatan Administrasi Eselon V kedalam JFPBC Ahli Pertama dilakukan
dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
1. Kedekatan tugas dan fungsi Jabatan Administrasi Eselon V dengan butir-butir
kegiatan pada Sub Unsur yang ada didalam JFPBC;
2. Amanat PermenPAN-RB Nomor 28 Tahun 2019 untuk menghindari adanya
penurunan penghasilan dengan pengalihan Jabatan Administrasi ke dalam Jabatan
Fungsional; dan
3. Pelaksanaan tugas non teknis yang selama ini dikerjakan oleh Kepala Urusan.
Atas dasar pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka pengalihan Jabatan
Administrasi Eselon V ke Jabatan Fungsional dibatasi pada JFPBC dengan Sub Unsur
sebagai berikut:
1. Sub Unsur Pengolahan Informasi Kepabeanan dan Cukai (PBC Intelijen) untuk
Pejabat Administrasi Eselon V yang sebelumnya menduduki jabatan Kepala Sub
Seksi Intelijen ;
2. Sub Unsur Pelaksanaan Penyidikan (PBC Penyidik) untuk Pejabat Administrasi
Eselon V yang sebelumnya menduduki jabatan Kepala Sub Seksi Penyidikan;
3. Sub Unsur Penelitian Dokumen Kepabeanan dan Cukai (PBC Peneliti Dokumen)
untuk Pejabat Administrasi Eselon V yang sebelumnya menduduki jabatan Kepala
Sub Seksi Hanggar, Kepala Sub Seksi Kepatuhan Internal, Kepala Sub Seksi
Pengadministrasian Manifes pada KPPBC TMP A dan Kepala Sub Seksi
Pengadministrasian Manifes pada KPPBC TMP B, Kepala Sub Seksi Pengolahan
Data dan Administrasi Dokumen, Kepala Sub Seksi Penindakan, Kepala Sub Seksi
Penindakan dan Sarana Operasi, Kepala Sub Seksi Penyuluhan dan Layanan
Informasi, Kepala Sub Seksi Sarana Operasi, Kepala Urusan Tata Usaha, Kepala
Urusan Rumah Tangga, dan Kepala Urusan Keuangan; dan
4. Sub Unsur Analisis Proyeksi Penerimaan Negara, Pemberian dan Evaluasi
Perizinan, Sertifikasi Authorized Economic Operator (AEO), Pemutakhiran Database
Nilai Pabean dan Fasilitas Kepabeanan dan Cukai (PBC Analis Penerimaan,
Perizinan, dan Sertifikasi) untuk Pejabat Administrasi Eselon V yang sebelumnya
menduduki jabatan Kepala Sub Seksi Distribusi Pita Cukai, Kepala Sub Seksi
Pengadministrasian Pemberitahuan Pengangkutan Barang pada KPPBC TMP,
Kepala Sub Seksi Administrasi Manifes, Penerimaan dan Jaminan pada KPPBC
TMP C dan Kepala Sub Seksi Penerimaan dan Penagihan.

II. Tugas Jabatan Pemeriksa Bea dan Cukai Ahli Pertama


Sesuai dengan PermenPAN-RB Nomor 31 Tahun 2016, rincian butir kegiatan pada
beberapa Sub Unsur yang dapat dikerjakan oleh jenjang jabatan Ahli Pertama adalah
sebagai berikut:
1. Rincian butir kegiatan pada Sub Unsur Pengolahan Informasi Kepabeanan dan
Cukai (PBC Intelijen)
Sesuai dengan PermenPAN-RB Nomor 31 Tahun 2016, khususnya Sub Unsur
Pengolahan Informasi Kepabeanan dan Cukai memiliki rincian butir kegiatan yang
dapat dikerjakan oleh jenjang Ahli Pertama adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan pengolahan informasi kepabeanan dan cukai pada tingkat lokal; dan
b. Melaksanakan Analyzing Point kepabeanan dan cukai.
(Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 07/BC/2018)

2. Rincian butir kegiatan pada Sub Unsur Pelaksanaan Penyidikan (PBC Penyidik)
Sesuai dengan PermenPAN-RB Nomor 31 Tahun 2016, khususnya Sub Unsur
Pelaksanaan Penyidikan memiliki rincian butir kegiatan yang dapat dikerjakan oleh
jenjang Ahli Pertama adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan penelitian tindak pidana kepabeanan dan cukai pada tingkat lokal;
b. Melaksanakan penyidikan tindak pidana kepabeanan dan cukai sampai dengan
penyerahan berkas perkara ke Kejaksaan (P-18) atau penghentian penyidikan (SP-
3) pada tingkat lokal;
c. Melaksanakan penyidikan tindak pidana kepabeanan dan cukai setelah
penyerahan berkas perkara ke Kejaksaan (P-18) sampai dengan berkas
dinyatakan lengkap (SP-3) pada tingkat lokal;
d. Melaksanakan sidang sebagai saksi ahli atas permasalahan di bidang kepabeanan
dan cukai; dan
e. Melaksanakan gelar perkara atas dugaan tindak pidana kepabeanan dan cukai
sebagai penyidik.
Untuk kegiatan melaksanakan penyidikan tindak pidana kepabeanan dan cukai
sampai dengan penyerahan berkas perkara ke Kejaksaan (P-18) atau penghentian
penyidikan (SP-3) pada tingkat lokal dan melaksanakan penyidikan tindak pidana
kepabeanan dan cukai setelah penyerahan berkas perkara ke Kejaksaan (P-18)
sampai dengan berkas dinyatakan lengkap (P-21) atau penghentian penyidikan (SP-3)
pada tingkat lokal, meliputi penyidikan yang dilakukan pada :
1) Kantor Wilayah DJBC, Kantor Wilayah Khusus DJBC, Kantor Pelayanan Utama
Bea dan Cukai, dan Kantor Pusat DJBC meliputi kegiatan :
a. Menerima laporan dan melakukan upaya paksa (penindakan pro justicia);
dan
b. Melakukan Koordinasi.
2) Pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai meliputi kegiatan :
a. Menerima laporan dan upaya paksa;
b. Pemeriksaan saksi, ahli, dan tersangka;
c. Melakukan analisa fakta dan resume; dan
d. Melakukan koordinasi.
(Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 21/BC/2019)

3. Rincian butir kegiatan pada Sub Unsur Penelitian Dokumen Kepabeanan dan
Cukai (PBC Peneliti Dokumen)
Sesuai dengan PermenPAN-RB Nomor 31 Tahun 2016, khususnya Sub Unsur
Penelitian Dokumen Kepabeanan dan Cukai memiliki rincian butir kegiatan yang dapat
dikerjakan oleh jenjang Ahli Pertama adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan penelitian dokumen fasilitas kepabeanan sederhana; dan
b. Melaksanakan pengawasan dan/ atau pelayanan kepabeanan dan cukai di
tempat-tempat tertentu yang ditunjuk oleh Kepala Kantor sebagai koordinator
pada tempat Kategori II.
Kegiatan melaksanakan penelitian dokumen fasilitas kepabeanan sederhana yaitu
melakukan analisis targeting objek penelitian ulang dokumen impor ex fasilitas atau
dokumen ekspor dan menuangkannya dalam Risalah Hasil Analisis (RHA).
Yang dimaksud dengan tempat Kategori II pada kegiatan melaksanakan pengawasan
dan/ atau pelayanan kepabeanan dan cukai di tempat-tempat tertentu adalah tempat
yang memiliki kegiatan dengan tingkat beban kerja/ kompleksitas tinggi dalam lingkup
KPUBC/ KPPBC/ UPT.
(Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 22/BC/2017)

4. Rincian butir kegiatan pada Sub Unsur Analisis Proyeksi Penerimaan Negara,
Pemberian dan Evaluasi Perizinan, Sertifikasi AEO, Pemutakhiran Database Nilai
Pabean dan Fasilitas Kepabeanan dan Cukai (PBC Analis Penerimaan, Perizinan,
dan Sertifikasi)
Sesuai dengan PermenPAN-RB Nomor 31 Tahun 2016, khususnya Sub Unsur
Analisis Proyeksi Penerimaan Negara, Pemberian dan Evaluasi Perizinan, Sertifikasi
AEO, Pemutakhiran Database Nilai Pabean dan Fasilitas Kepabeanan dan Cukai
memiliki rincian butir kegiatan yang dapat dikerjakan oleh jenjang Ahli Pertama adalah
sebagai berikut:
a. Melaksanakan analisis dalam rangka:
1) Pemberian fasilitas kepabeanan terkait fasilitas pasal 25 UU Kepabeanan;
2) Pemberian fasilitas kepabeanan terkait fasilitas pasal 26 UU Kepabeanan;
3) Pemberian fasilitas kepabeanan terkait fasilitas Tempat Penimbunan Berikat;
4) Pemberian fasilitas kepabeanan terkait fasilitas Migas dan Panas Bumi;
5) Pemberian fasilitas kepabeanan terkait fasilitas Bea Masuk Ditanggung
Pemerintah (BMDTP);
6) Pembekuan dan pencabutan fasilitas kepabeanan terkait fasilitas Tempat
Penimbunan Berikat;
7) Pembekuan dan pencabutan fasilitas kepabeanan terkait fasilitas Kemudahan
Impor Tujuan Ekspor (KITE);
8) Pemberian, pembekuan dan/atau pencabutan perizinan kepabeanan dan cukai
berupa Nomor Induk Perusahaan Pembebasan (NIPER);
9) Penerbitan Surat Pemberitahuan Penyesuaian Jaminan (SPPJ);
10) Penerbitan Surat Tanda Terima Jaminan (STTJ);
11) Penerbitan fasilitas pengembalian KITE;
12) Pemberian sertifikasi AEO;
13) Pemberian perizinan kepabeanan dan cukai berupa Nomor Identitas
Kepabeanan (NIK);
14) Pemutakhiran data base nilai pabean;
15) Pembekuan dan pencabutan sertifikasi AEO;
16) Penetapan hubungan keterkaitan;
17) Penelitian laporan periodik cukai (LACK);
18) Pemberian perizinan berupa Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai
(NPPBKC);
19) Pemberian kemudahan cukai berupa pembayaran berkala;
20) Pemberian fasilitas cukai berupa pembebasan cukai;
21) Pemusnahan pita cukai/ barang kena cukai;
22) Penetapan tarif cukai;
23) Pengembalian cukai/pita cukai;
24) Pemberian kemudahan cukai berupa Penundaan Pembayaran;
25) Pemberian fasilitas cukai berupa Tidak Dipungut;
26) Penelitian laporan penerimaan pajak rokok;
27) Penelitian dokumen cukai; dan
28) Evaluasi laporan periodik atas pelaksanaan fasilitas kepabeanan.
b. Melaksanakan analisis dan evaluasi atas penerimaan negara di bidang
kepabeanan dan cukai;
c. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terkait :
1) Fasilitas pasal 25 UU Kepabeanan sebagai anggota I;
2) Fasilitas pasal 26 UU Kepabenan sebagai anggota I;
3) Fasilitas Tempat Penimbunan Berikat sebagai anggota I;
4) Fasilitas Migas dan Panas Bumi sebagai anggota I;
5) Fasilitas BMDTP sebagai anggota I;
6) Fasilitas KITE sebagai anggota I;
7) Sertifikasi AEO sebagai anggota I;
8) Pemberian perizinan kepabeanan terkait NIK sebagai anggota I;
9) Penetapan hubungan keterkaitan sebagai anggota I;
10) Laporan periodik cukai (LACK) sebagai anggota I;
11) Pemberian perizianan berupa NPPBKC sebagai anggota I;
12) Pemberian fasilitas cukai berupa Pembebasan Cukai sebagai anggota I;
13) Pemusnahan pita cukai/barang kena cukai sebagai anggota I;
14) Penetapan tarif cukai sebagai anggota I;
15) Pengembalian cukai/pita cukai sebagai anggota I;
16) Pemberian kemudahan cukai berupa Penundaan Pembayaran sebagai
anggota I;
17) Pemberian fasilitas cukai berupa Tidak Dipungut sebagai anggota I; dan
(Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 24/BC/2017)
Butir kegiatan pada PermenPAN-RB Nomor 31 Tahun 2016 saat ini sedang dalam
proses perubahan dengan menitikberatkan pada penyesuaian konsep jabatan fungsional
dengan PermenPAN-RB Nomor 13 Tahun 2019 tentang Pengusulan, Penetapan, dan
Pembinaan Jabatan Fungsional PNS, serta penyempurnaan butir kegiatan sehingga lebih
implementatif.
Aturan terbaru dan informasi lain seputar JFPBC dapat diunduh melalui tautan
bit.ly/infojfpbc.

III. Pelaksanaan Tugas Pemeriksa Bea dan Cukai Ahli Pertama


1. Pelaksanaan Tugas Lintas Sub Unsur
a. Pejabat fungsional PBC Ahli Pertama pada Sub Unsur Intelijen, Penyidikan,
Penelitian Dokumen, dan Analisis Penerimaan, Perizinan, dan Sertifikasi dapat
melaksanakan seluruh butir kegiatan pada semua sub unsur pada jenjang Ahli
Pertama dan akan mendapatkan angka kredit apabila bukti pendukung sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dengan penugasan dari atasan langsung
dengan ketentuan:
1) Pejabat fungsional PBC Ahli Pertama memiliki kompetensi untuk
melaksanakan butir kegiatan Sub Unsur lain tersebut; dan
2) Butir kegiatan pada Sub Unsur lain tersebut memiliki jenjang jabatan yang
sama atau jenjang jabatan setingkat lebih tinggi dengan jenjang jabatan
pejabat fungsional PBC Ahli Pertama tersebut.
Contoh:
 Pejabat fungsional PBC Ahli Pertama pada Sub Unsur Peneliti Dokumen
(PBC Peneliti Dokumen) yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala
Subseksi yang membidangi layanan informasi dapat ditugaskan untuk
melaksanakan butir kegiatan pada Sub Unsur Pelayanan Informasi di bidang
Kepabeanan dan Cukai.
 Pejabat fungsional PBC Ahli Pertama pada Sub Unsur Penelitian Dokumen
(PBC Peneliti Dokumen) yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala
Subseksi yang membidangi kepatuhan internal dapat ditugaskan untuk
melaksanakan butir kegiatan pada Sub Unsur Kepatuhan Internal di bidang
Kepabeanan dan Cukai.
b. Dalam hal pekerjaan yang dapat dilakukan oleh pejabat fungsional PBC Ahli
Pertama sangat sedikit, maka atasan langsung dapat menugaskan pejabat
fungsional PBC Ahli Pertama tersebut untuk melaksanakan butir kegiatan pada
Sub Unsur Penelitian Dokumen yaitu “Melaksanakan Pengawasan dan/atau
Pelayanan kepabeanan dan cukai di tempat-tempat tertentu yang ditunjuk oleh
Kepala Kantor” dengan pengakuan angka kredit harian. Penugasan tersebut
dapat termasuk pelaksanaan pekerjaan yang sebelumnya dilaksanakan oleh
Kepala Urusan dalam hal pekerjaan tersebut tidak dapat dilaksanakan oleh
Kepala Sub Bagian Umum atau Pelaksana Pemeriksa.
Contoh:
 Seorang pejabat fungsional PBC Ahli Pertama yang sebelumnya menjabat
sebagai Kepala Subseksi yang membidangi penindakan ditugaskan
melaksanakan butir kegiatan pada Sub Unsur Penelitian Dokumen
“Melaksanakan Pengawasan dan/ atau Pelayanan kepabeanan dan cukai di
tempat-tempat tertentu yang ditunjuk oleh Kepala Kantor”, Pejabat fungsional
PBC Ahli Pertama tersebut dalam pelaksanaan tugasnya tetap mengerjakan
tugas dan fungsi terkait penindakan sebagaimana pekerjaan pada Subseksi
sebelumnya, akan tetapi karena butir kegiatan terkait penindakan belum
terakomodir dengan baik pada JFPBC maka tugas pejabat fungsional PBC
Ahli Pertama tersebut dihitung dengan butir kegiatan penelitian dokumen
secara harian.
 Seorang pejabat fungsional PBC Ahli Pertama yang sebelumnya menjabat
sebagai Kepala Urusan yang membidangi rumah tangga ditugaskan
melaksanakan butir kegiatan pada Sub Unsur Penelitian Dokumen
“Melaksanakan Pengawasan dan/ atau Pelayanan kepabeanan dan cukai di
tempat-tempat tertentu yang ditunjuk oleh Kepala Kantor”, pejabat fungsional
PBC Ahli Pertama tersebut dalam pelaksanaan tugasnya tetap mengerjakan
tugas dan fungsi terkait urusan rumah tangga sebagaimana pekerjaan pada
Subseksi sebelumnya, akan tetapi karena butir kegiatan terkait rumah
tangga tidak dapat diakomodir dalam JFPBC maka tugas jabatan pejabat
fungsional PBC Ahli Pertama tersebut dihitung dengan butir kegiatan
penelitian dokumen secara harian.
Fleksibilitas penggunaan butir kegiatan diatas dapat dilakukan sampai dengan
terbitnya perubahan PermenPAN-RB Nomor 31 Tahun 2016 tentang Jabatan
Fungsional Pemeriksa Bea dan Cukai.

2. Perluasan Butir Kegiatan pada sub unsur Penelitian Dokumen


 Dalam sub unsur Penelitian Dokumen terdapat butir kegiatan “Melaksanakan
Pengawasan dan/ atau Pelayanan kepabeanan dan cukai di tempat-tempat
tertentu yang ditunjuk oleh Kepala Kantor” dimana dalam keterangannya yang
dimaksud tempat-tempat tertentu adalah tempat-tempat tertentu mencakup
hangar TPB, hangar TPS, kantor pos lalu bea, kantor bantu, pos
pengawasan, laboratorium bea dan cukai, pabrik Etil Alkohol/Minuman
Mengandung Etil Alkohol, terminal keberangkatan/kedatangan penumpang
internasional atau yang sejenis.
 Dalam rangka transisi pelaksanaan tugas bagi pejabat fungsional PBC Ahli
Pertama dan perubahan peraturan tentang JFPBC, maka klausul tempat-
tempat tertentu sebagaimana keterangan butir kegiatan pada sub unsur
Penelitian Dokumen dapat diperluas termasuk tempat di dalam unit kerja.
Pelaksanaan butir kegiatan “Melaksanakan Pengawasan dan/ atau
Pelayanan kepabeanan dan cukai di tempat-tempat tertentu yang ditunjuk
oleh Kepala Kantor” dapat diberikan rincian tugas yang harus dilaksanakan
oleh pejabat fungsional PBC Ahli Pertama baik kegiatan yang sudah terdapat
dalam butir kegiatan JFPBC atau untuk mengakomodir kegiatan-kegiatan
yang belum terdapat dalam butir kegiatan JFPBC sesuai dengan format Surat
Tugas pada Lampiran II yang memiliki jangka waktu maksimal 3 bulan dalam
sekali penugasan dan dapat diperpanjang apabila diperlukan. .
 Butir kegiatan ini diakui dengan angka kredit sesuai norma waktu harian,
artinya kegiatan apa pun yang dilakukan oleh pejabat fungsional PBC Ahli
Pertama dalam jangka waktu satu (1) hari kerja hanya dapat diakui sebanyak
satu (1) kali butir kegiatan tersebut dan tidak dapat diakui bersama butir
kegiatan lain dalam waktu (hari) yang sama. Akumulasi pelaksanaan butir
kegiatan tersebut selanjutnya dituangkan ke dalam laporan bulanan sesuai
dengan format yang telah diatur dalam masing-masing Perdirjen sub unsur
dalam JFPBC.
3. Pelaksanaan Tugas Limpah Atas
Selain mengerjakan butir kegiatan sesuai dengan jenjang jabatannya, seorang
pejabat fungsional PBC Ahli Pertama juga dapat mengerjakan butir kegiatan satu
tingkat diatasnya (limpah atas).
Syarat pelaksanaan tugas limpah antara lain sebagai berikut:
a. Adanya penugasan dari atasan langsung;
b. Tidak ada pejabat fungsional PBC yang mengerjakan pada jenjang jabatan
tertentu:
c. Terdapat pejabat fungsional PBC pada jenjang jabatan tertentu akan tetapi
terdapat kekurangan secara Analisis Beban Kerja.
Surat Tugas atau Nota Dinas Kepala Kantor dapat digunakan sebagai dasar
penugasan pejabat fungsional PBC mengingat struktur JFPBC berada langsung
dibawah Kepala Kantor, namun demikian pejabat fungsional PBC tetap harus
melaksanakan koordinasi dengan Atasan Langsung pada unit tempat pejabat
fungsional PBC tersebut ditugaskan.
Contoh :
Pejabat fungsional PBC Analis Perizinan Ahli Pertama mengerjakan butir kegiatan
“melaksanakan monitoring dan evaluasi terkait pemberian kemudahan Cukai berupa
Penundaan Pembayaran sebagai Ketua”. Peran ketua seharusnya dikerjakan oleh
Pejabat Fungsional PBC Ahli Muda, karena dalam hal ini belum terdapat pejabat
fungsional PBC Ahli Muda pada kantor tersebut maka butir kegiatannya dapat
dikerjakan oleh pejabat fungsional PBC Ahli Pertama dan mendapatkan angka kredit
80% dari angka kredit butir kegiatan tersebut.

4. Pelaksanaan Tugas di Luar Pencapaian Angka Kredit


Seorang atasan langsung dari pejabat fungsional PBC dapat memberikan tugas
lain diluar tugas utama terkait butir-butir kegiatan JFPBC dengan memperhatikan
hal-hal berikut :
a. Kegiatan dan tanggung jawab pejabat fungsional PBC diluar tugas utama pokok
jabatan ditetapkan dalam Surat Keputusan yang telah disepakati dengan
pimpinan unit kerja pada awal periode pelaksanaan kinerja. Pedoman terkait
kinerja pejabat fungsional PBC lanjut akan disampaikan oleh Direktorat
Kepatuhan Internal selaku Pengelola Kinerja Organisasi DJBC;
b. Bilamana pada suatu unit memerlukan fungsi koordinasi, Kepala Kantor dapat
mengisi peran tersebut dengan menugaskan pejabat fungsional PBC ataupun
pelaksana pemeriksa sebagai koordinator urusan tertentu atau dapat
menggunakan skema sebagaimana penjelasan pada Sub Bab Pelaksanaan
Tugas Lintas Sub Unsur sebagaimana angka 1;
c. Pelaksanaan rolling pegawai pada suatu unit dapat dilakukan dalam satu unit
kerja dimana pejabat fungsional PBC tersebut ditugaskan, akan tetapi apabila
rolling dilaksanakan antar unit maka diperlukan penugasan khusus.
Contoh :
Seorang pejabat fungsional PBC pada sub unsur Penelitian Dokumen yang
sebelumnya menjabat sebagai Kepala Sub Seksi Hanggar pada suatu KPPBC
TMP B dan menjalankan tugas sesuai dengan tugas dan fungsi pada Seksi PKC
I akan di rolling oleh Kepala Kantor untuk menjalankan tugas dan fungsi pada
Seksi PKC V maka tidak diperlukan penugasan khusus, akan tetapi apabila
Kepala Kantor hendak menugaskan PBC tersebut pada Seksi Kepatuhan
Internal maka diperlukan penugasan khusus.
IV. Target Kinerja (Angka Kredit) Pemeriksa Bea dan Cukai
Kewajiban pengumpulan angka kredit jabatan fungsional sebagaimana tabel berikut:
Target AK Naik
No. Jenjang Jabatan Target AK Tahunan
Pangkat
1 JFPBC Ahli Utama 200 50
2 JFPBC Ahli Madya 150 37,5
3 JFPBC Ahli Muda 100 25
4 JFPBC Ahli Pertama 50 12,5
5 JFPBC Penyelia 100 25
6 JFPBC Mahir 50 12.5
7 JFPBC Terampil 20 5
8 JFPBC Pemula 15 3,75

Dalam prakteknya, pemenuhan target angka kredit dapat dilakukan dengan pelaksanaan
kegiatan pada unsur utama dan unsur penunjang dengan rincian sebagai berikut:
1. Unsur Utama dengan proporsi minimal 80% dari angka kredit kumulatif yang
dibutuhkan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi; dan
Contoh:
 Kegiatan Tugas Jabatan: melaksanakan analisis, melaksanakan gelar perkara,
meneliti dokumen, dsb.
 Pengembangan Profesi: penyusunan karya tulis/ karya ilmiah, penerjemahan/
penyaduran buku, karya ilmiah, peraturan, dan bahan lainnya di bidang
kepabeanan dan cukai
2. Unsur Penunjang dengan proporsi maksimal 20% dari angka kredit kumulatif yang
dibutuhkan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi.
Contoh:
Menjadi pengajar/ pelatih, mengikuti seminar/ loka karya, perolehan gelar pendidikan
kedua dan seterusnya, keanggotaan dalam Tim Penilai, perolehan penghargaan/
tanda jasa.
Contoh Perhitungan AK:
Dicky seorang pejabat fungsional PBC Ahli Pertama telah mengerjakan butir kegiatan
dari tugas jabatan dan pengembangan profesi mendapatkan angka kredit sebanyak
35, dan dari kegiatan penunjang sebanyak 15. Target angka kredit Dicky untuk naik
pangkat setingkat lebih tinggi adalah 50, maka perhitungan angka kreditnya adalah
sebagai berikut:
 Unsur utama minimal 80%, maka :
= 80% x angka kumulatif yang dibutuhkan untuk naik pangkat
= 80% x 50 = 40  AK yang dimiliki baru mencapai 35,
 Unsur penunjang maksimal 20%, maka :
20% x angka kumulatif yang dibutuhkan untuk naik pangkat
= 20% x 50 = 10  AK yang dimiliki sudah mencapai 15 (melebihi batas
maksimal)
 Maka AK yang telah dikumpulkan Dicky adalah
Unsur utama (minimal 40) + unsur penunjang (maksimal 10)
= 35 + 10 = 45
Untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi Dicky harus mengumpulkan 5
angka kredit lagi dari unsur utama.

V. Pola Penugasan bagi PBC Ahli Pertama


1. Alur pekerjaan dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Atas dasar penugasan atau pembagian kerja oleh atasan langsung yaitu Kepala
Kantor; dan
b. Atas dasar inisiasi dari pejabat fungsional PBC Ahli Pertama yang harus disetujui
oleh atasan langsung.
2. Monitoring pelaksanaan pekerjaan bagi pejabat fungsional PBC Ahli Pertama
dilakukan oleh atasan langsung atau pejabat struktural teknis yang terkait.
3. Orientasi pekerjaan yang dilakukan oleh pejabat fFungsional PBC Ahli Pertama
didasarkan pada keselarasan dengan output dan tujuan unit kerja maupun organisasi.
4. Tanggung jawab pengadministrasian hasil kerja dilakukan oleh masing-masing
pejabat fungsional PBC.

VI. Penomoran Naskah Dinas bagi PBC Ahli Pertama mengikuti ketentuan pada:
Dalam hal pejabat fungsional PBC Ahli Pertama diperlukan mengeluarkan produk
berupa naskah dinas, maka tata cara penomoran dan kode naskah dinasnya mengacu pada
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 249/KM.1/2017 tentang “Penomoran dan Pemberian
Kode Naskah Dinas pada Instansi Vertikal dan Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai untuk JFPBC” pada unit vertikal dan UPT.

Contoh pada Kantor Wilayah DJBC:

ND-…./WBC.0100/…

Diisi urutan penomoran


Diisi dengan kode kantor wilayah
Contoh pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai:
ND-…./WBC.01/KPP.MP.0100/…
Diisi urutan penomoran

Diisi dengan kode kantor wilayah

Diisi dngan kode KPPBC ditambahkan 00

Heru Pambudi
Lampiran II
Nota Dinas Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Nomor : ND- /BC/2020
Tanggal : 2020

FORMAT SURAT PENUGASAN PEJABAT PEMERIKSA BEA DAN CUKAI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
KANTOR WILAYAH .......... (a)
KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI ...…. (b)
.......... (c)

SURAT TUGAS
NOMOR ST - .................. (d)

Sehubungan dengan pengangkatan Jabatan Fungsional Pemeriksa Bea dan Cukai


(JFPBC) ……………. (e), dengan ini kami menugaskan:
Nama / NIP : ………. (f)
Pangkat / Golongan : ………. (g)
Jabatan : ………. (h)
untuk :
1. Melaksanakan pengawasan dan pelayanan pada tempat-tempat tertentu yang ditunjuk
oleh Kepala Kantor, dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan-kegiatan yang sesuai uraian jabatan yang belum terdapat dalam butir
kegiatan JFPBC;
b. Kegiatan-kegiatan bersifat tusi dalam uraian jabatan yang tidak terdapat dalam butir
kegiatan JFPBC;
2. ………..
3. ………. dst (i)
terhitung mulai ………. (j) sampai dengan ………. (k)
Berdasarkan hal tersebut, agar Saudara membuat laporan secara periodik setiap
bulan dan menyampaikan laporan kepada atasan langsung.
Surat tugas ini disusun untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

Ditetapkan di ………. (l)


pada tanggal ………. (m)
.......... , (n)

.......... (o)
Keterangan :
(a) Diisi dengan Kantor Wilayah
(b) Diisi dengan Nama Kantor
(c) Diisi dengan alamat kantor
(d) Diisi dengan nomor surat tugas
(e) Diisi dengan jenjang jabatan pejabat fungsional PBC yang akan mendapat
penugasan
(f) Diisi dengan nama lengkap/NIP pejabat fungsional PBC yang mendapat penugasan
(g) Diisi dengan pangkat/golongan ruang pejabat fungsional PBC yang mendapat
penugasan
(h) Diisi dengan jabatan pejabat fungsional PBC yang mendapat penugasan
(i) Diisi dengan butir kegiatan yang ditugaskan
(j) Diisi dengan tanggal dimulainya penugasan
(k) Diisi dengan tanggal berakhirnya penugasan
(l) Diisi dengan tempat penetapan surat tugas
(m) Diisi dengan tanggal penetapan surat tugas
(n) Diisi dengan jabatan pemimpin unit
(o) Diisi dengan nama pejabat penandatangan surat tugas

Heru Pambudi

Anda mungkin juga menyukai