Sindrom Ovarium Polikistik
Sindrom Ovarium Polikistik
gangguan kesuburan pada usia reproduksi. Kasus ini tersering pada perempuan usia reproduksi.
Prevalensi Indonesia, penelitian yang dilakukan oleh Sumapraja dkk (2011) didapatkan pada
rentang usia 26-30 tahun yaitu sebesar 45.7%.
Bagaimana terapinya?
Melihat keluhan yang ada tentunya penanganannya sangat kompleks. Perlu pendekatan
secara holistic. sehingga perlunya edukasi dan diskusi mengenai keluhan utama ( keluhan
yang paling mengganggu). Keluhan tersering yaitu siklus menstruasi yang terganggu,
infertilitasnya, jerawat atau tumbuh bulu pada lokasi tertentu atau kombinasi.
Prinsip terapi :
1. Non Farmakologis dipakai sbg lini pertama terapi yaitu merubah gaya hidup,
menurunkan berat badan, diet, olahraga, suplemen vitamin. Pada kondisi obesitas
diharapkan menurunkan berat badan sebesar 5%-10% dapat memperbaiki sistim
reproduksi dan metabolic kembali normal.
2. Farmakologi berupa obat2 ( hormonal dan non hormonal), bertujuan mengatur siklus
menstruasi, menurunkan keluhan berat badan, jerawat maupun mengurangi bulu di badan
dan memicu terjadinya kehamilan