Anda di halaman 1dari 37

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DN PERUMAHAN RAKYAT

PUU BIDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN


PERMUKIMAN
1. UU NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN
PERMUKIMAN.

2. UU NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG


RUMAH SUSUN

3. UU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG TABUNGAN PERUMAHAN RAKYAT

4. PP NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN PENYELENGGARAAN


PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

5. PP NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN


PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

6. PP NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN


RUMAH MBR

PUU BIDANG PERUMAHAN


DAN KAWASAN PERMUKIMAN
 WIDYA ISWARA KEMENTERIAN PUPR

TUJUAN PEMBELAJARAN

Peserta pelatihan memahami peraturan


perundang-undangan terkait perumahan dan
kawasan permukiman serta rumah susun dan
tabungan perumahan rakyat (TAPERA)
PENYAJIAN
UU 1/ 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman; PP nomor 88 Tahun 2014 tentang
Pembinaan Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman junto PP nomor 14 Tahun
2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman
a. penyelenggaraan PKP
b. perbaikan, pemeliharaan, pencegahan dan peningkatan kualitas
c. pendanaan
d. peran serta masyarakat
e. Tatacara pembinaan
f. Aspek yang dibina

 UU 20/ 2011 tentang Rumah Susun


a. jenis rumah susun
b. Pembangunan rumah susun
c. Penyediaan tanah
d. Penyelenggaraan rumah susun
e. Kelembagaan

UU 14 Tahun 2016 tentang Tabungan Perumahan Rakyat .


a. Kepesertaan
b. Besaran iuran
c. Kelembagaan
d. Pengerahan, pemupukan dan pemanfaatan dana

BIDANG PERUMAHAN DAN


KAWASAN PERMUKIMAN
1. UU 1/ 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman;

2. PP nomor 88 Tahun 2014 tentang Pembinaan


Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan
Permukiman

3. PP nomor 14 Tahun 2016 tentang


Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan
Permukiman

SISTEMATIKA UNDANG-UNDANG PKP


BAB I Ketentuan Umum
BAB II Asas, Tujuan, Dan Ruang Lingkup
BAB III Pembinaan
BAB IV Tugas Dan Wewenang
BAB V Penyelenggaraan Perumahan
BAB VI Penyelenggaraan Kawasan Permukiman
BAB VII Pemeliharaan Dan Perbaikan
BAB VIII Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh Dan Permukiman Kumuh
BAB IX Penyediaan Tanah
BAB X Pendanaan Dan Sistem Pembiayaan
BAB XI Hak Dan Kewajiban
BAB XII Peran Serta Masyarakat
BAB XIII Larangan
BAB XIV Penyelesaian Sengketa
BAB XV Sanksi Administrasi
BAB XVI Ketentuan Pidana
BAB XVII Ketentuan Peralihan
BAB XVIII Ketentuan Penutup
PEMBINAAN

PEMBINAAN
Negara bertanggung jawab atas
penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman yang pembinaannya
dilaksanakan oleh pemerintah.
MELIPUTI
PERENCANAAN;
PENGATURAN;
PENGENDALIAN; DAN
PENGAWASAN
DILAKUKAN OLEH
TINGKAT PUSAT OLEH MENTERI
TINGKAT PROVINSI OLEH GUBERNUR
TINGKAT KABUPATEN KOTA OLEH
BUPATI/WALIKOTA

PP 88 TEHUN 2014 Pasal 10

Pemerintah melaksanakan pembinaan


penyelenggaraan perumahan dan
PEMERINTAH kawasan permukiman mempunyai tugas
dan wewenang

TUGAS DAN 1. PEMERINTAH;


2. PEMERINTAH PROVINSI;
WEWENANG : 3. PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
Perencanaan
Perumahan

Pemerintah, Pembangunan
Pemda dan Perumahan
Masyarakat
Pemanfaatan
Perumahan

Perorangan Pengendalian
dan Badan Perumahan
Hukum

1. PERENCANAAN
2. PEMBANGUNAN
3. PEMANFAATAN
PERKOTAAN DAN PERDESAAN
4. PENGENDALIAN

MEWUJUDKAN WILAYAH YANG BERFUNGSI SEBAGAI


DILAKUKAN MELALUI:
LINGKUNGAN HUNIAN DAN TEMPAT KEGIATAN YANG
1. PENGEMBANGAN
MENDUKUNG PERIKEHIDUPAN DAN PENGHIDUPAN YANG
YANG TELAH ADA;
TERENCANA, MENYELURUH, TERPADU, DAN BERKELANJUTAN
2. PEMBANGUNAN
SESUAI DENGAN RENCANA TATA RUANG.
BARU; ATAU
3. PEMBANGUNAN
MEMENUHI HAK WARGA NEGARA ATAS TEMPAT TINGGAL YANG KEMBALI.
LAYAK DALAM LINGKUNGAN YANG SEHAT, AMAN, SERASI, DAN
TERATUR SERTA MENJAMIN KEPASTIAN BERMUKIM.

Pasal 58
RUMAH
PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS
UMUM DI PERUMAHAN, PERMUKIMAN,
LINGKUNGAN HUNIAN DAN KAWASAN
PERMUKIMAN

DILAKUKAN OLEH:
RUMAH
1. SETIAP ORANG
2. PEMERINTAH, DAN/ATAU
3. PEMERINTAH DAERAH PSU

BERDASARKAN PADA PRINSIP KEPASTIAN


MENINGKATKAN MUTU BERMUKIM YANG MENJAMIN HAK SETIAP
KEHIDUPAN DAN PENGHIDUPAN WARGA NEGARA UNTUK MENEMPATI,
MASYARAKAT PENGHUNI MENIKMATI, DAN/ATAU MEMILIKI TEMPAT
DILAKUKAN UNTUK MENCEGAH TINGGAL.
TUMBUH DAN BERKEMBANGNYA
PERUMAHAN KUMUH DAN
PERMUKIMAN KUMUH BARU
SERTA UNTUK MENJAGA DAN
MENINGKATKAN KUALITAS DAN
FUNGSI PERUMAHAN DAN
PERMUKIMAN. 1. PENCEGAHAN
2. PENINGKATAN KUALITAS
a. PENETAPAN LOKASI
b. PEMUGARAN
DILAKUKAN OLEH SETIAP ORANG,
c. PEREMAJAAN
PEMERINTAH, DAN/ATAU
d. PEMUKIMAN KEMBALI
PEMERINTAH DAERAH
e. PENGELOLAAN
Dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah daerah dan
penetapannya di dalam rtrw yang merupakan tanggung jawab
pemerintah daerah melalui:
1. Pemberian hak atas tanah terhadap tanah yang langsung
dikuasai negara;
2. Konsolidasi tanah oleh pemilik tanah;
3. Peralihan atau pelepasan hak atas tanah oleh pemilik tanah;
4. Pemanfaatan dan pemindahtanganan tanah barang milik
negara atau milik daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
5. Pendayagunaan tanah negara bekas tanah terlantar;
dan/atau
6. Pengadaan tanah untuk pembangunan kepentingan umum
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PENDANAAN DAN PEMBIAYAAN


SISTEM
PENDANAAN PEMBIAYAAN
DAN/ATAU
LEMBAGA
APBN APBD
SUMBER DANA LAINNYA SESUAI
DENGAN KETENTUAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN PEMBIAYAAN

DIMAKSUDKAN UNTUK MEMASTIKAN


PENGERAHAN &
KETERSEDIAAN DANA DAN DANA MURAH JANGKA PEMUPUKAN DANA
PANJANG YANG BERKELANJUTAN UNTUK
PEMENUHAN KEBUTUHAN RUMAH, PERUMAHAN,
PERMUKIMAN, SERTA LINGKUNGAN HUNIAN PEMANFAATAN SUMBER BIAYA
PERKOTAAN DAN PERDESAAN.

DILAKUKAN BERDASARKAN PRINSIP KONVENSIONAL


KEMUDAHAN ATAU BANTUAN
DAN SYARIAH MELALUI: PEMBIAYAAN
1. PEMBIAYAAN PRIMER PERUMAHAN
2. PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN
HAK DAN KEWAJIBAN
1. MENJAGA KEAMANAN, KETERTIBAN, KEBERSIHAN, DAN KESEHATAN DI
PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN;
2. TURUT MENCEGAH TERJADINYA PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN
KAWASAN PERMUKIMAN YANG MERUGIKAN DAN MEMBAHAYAKAN
KEPENTINGAN ORANG LAIN DAN/ATAU KEPENTINGAN UMUM;
3. MENJAGA DAN MEMELIHARA PRASARANA LINGKUNGAN, SARANA
LINGKUNGAN, DAN UTILITAS UMUM YANG BERADA DI PERUMAHAN DAN
KAWASAN PERMUKIMAN; DAN
4. MENGAWASI PEMANFAATAN DAN BERFUNGSINYA PRASARANA, SARANA, DAN
UTILITAS UMUM PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN.

1. MENEMPATI, MENIKMATI, DAN/ATAU MEMILIKI/MEMPEROLEH RUMAH YANG


LAYAK DALAM LINGKUNGAN YANG SEHAT, AMAN, SERASI, DAN TERATUR;
2. MELAKUKAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN;
3. MEMPEROLEH INFORMASI YANG BERKAITAN DENGAN PENYELENGGARAAN
PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN;
4. MEMPEROLEH MANFAAT DARI PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN
KAWASAN PERMUKIMAN;
5. MEMPEROLEH PENGGANTIAN YANG IAYAK ATAS KERUGIAN YANG DIALAMI
SECARA LANGSUNG SEBAGAI AKIBAT PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN
KAWASAN PERMUKIMAN; DAN
6. MENGAJUKAN GUGATAN PERWAKILAN KE PENGADILAN TERHADAP
PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN YANG
MERUGIKAN MASYARAKAT.

PERAN MASYARAKAT

1. PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN


PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN; PERAN MASYARAKAT
2. PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN
DAN KAWASAN PERMUKIMAN;
3. PEMANFAATAN PERUMAHAN DAN KAWASAN
PERMUKIMAN;
4. PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN
PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN;
DAN/ATAU
5. PENGENDALIAN PENYELENGGARAAN
PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN;
1. MENAMPUNG DAN MENYALURKAN
ASPIRASI MASYARAKAT;
MEMBENTUK FORUM FUNGSI DAN TUGAS 2. MEMBAHAS DAN MERUMUSKAN
PEMIKIRAN ARAH PENGEMBANGAN
PENYELENGGARAAN PERUMAHAN
1. INSTANSI PEMERINTAH YANG TERKAIT DALAM BIDANG PERUMAHA DAN KAWASAN PERMUKIMAN;
N DAN KAWASAN PERMUKIMAN; 3. MENINGKATKAN PERAN DAN
2. ASOSIASI PERUSAHAAN PENYELENGGARA PERUMAHAN DAN
KAWASAN PERMUKIMAN; PENGAWASAN MASYARAKAT;
3. ASOSIASI PROFESI PENYELENGGARA PERUMAHAN DAN KAWASAN 4. MEMBERIKAN MASUKAN KEPADA
PERMUKIMAN; PEMERINTAH; DAN/ATAU
4. ASOSIASI PERUSAHAAN BARANG DAN JASA MITRA USAHA
PENYELENGGARA PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN;
5. MELAKUKAN PERAN ARBITRASE DAN
5. PAKAR DI BIDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN; MEDIASI DI BIDANG
DAN/ATAU PENYELENGGARAAN PERUMAHAN
6. LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT DAN/ATAU YANG MEWAKILI DAN KAWASAN PERMUKIMAN.
KONSUMEN YANG BERKAITAN DENGAN PENYELENGGARAAN
PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN.
UU 20/ TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN
Peraturan Pemerintah belum selesai

TUJUAN
PENYELENGARAAN RUMAH SUSUN
1. Mewujudkan rumah susun layak huni dan terjangkau.
2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan
ruang dan tanah.
3. Menyelesaikan pemukiman kumuh.
4. Memenuhi kebutuhan perumahan dan permukiman.
5. Memberdayakan pemangku kepentingan dibidang
pembangunan rumah susun.
6. Memenuhi kebutuhan rumah susun yang layak dan
terjangkau.
7. Pemberian kepastian hukum
Jenis Rusun:
Rumah Susun

Rumah Susun Rumah Susun Rumah Susun Rumah Susun


Umum Khusus Negara Komersil

Untuk Untuk Untuk Untuk


Masyarakat Kebutuhan Penunjang Mendapatkan
Berpenghasilan Khusus Pelaks. Tugas / Keuntungan
Rendah Pegawai Negeri

Kemudahan Pemerintah Kemudahan Pemerintah

2.2. Penguasaan:

Milik Sewa Beli Sewa Pinjam pakai

2.3. Fungsi Rusun:


Rumah Susun

Hunian Campuran

MEMAHAMI SITEM KEPEMILIKAN DALAM


RUMAH SUSUN
Memahami
Hak Tas Tanah

PENGERTIAN HAK ATAS TANAH


Pasal 4 UUPA ayat (1)
 Atas dasar hak menguasai negara ….……
…………ditentukan adanya macam_macam hak
atas permukaan bumi yang disebut tanah,

 Hak atas tanah adalah hak atas sebagian


tertentu dari permukaan bumi, yang terbatas ,
berdimensi dua dengan ukuran panjang kali
lebar
PASAL 4 AYAT (2)

Selain permukaan bumi, sekedar mendukung


penggunaannya dapat menggunakan, sebagian
tubuh bumi yang ada dibawah tanah dan air
serta ruang yang ada diatasnya.

HAT
Bangunan bertingkat
Rumah tapak

SEKEDAR

SSEKEDAR

PONDASI

Bawah pondasi bangunan bisa dimanfaatkan pihak lain ???????

HGART-BT-RN 26
Yang mana yang permukaan bumi itu ?

Dasar kali juga permukaan bumi


Maka hak atas tanah dapat berupa layer-
layer

Ruang atas tanah , juga hakl atas tanah


Confidential MRTJ 28/06/2010

1. Underground Station Case

1?

4? 2?
3?

BundaranSenayan
Station
Memahami Hak Milik Atas
Satuan Rumah Susun

RUMAH SUSUN

Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam


suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan
secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan
merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan
digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi
dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama
PEMILIKAN RUMAH SUSUN
RUMAH
SUSUN Seluruh
bangunan rusun
SATUAN
RUSUN

Unit yang dimiliki


BENDA
BAERSANA

BAGIAN
BAERSAMA Kolom2 dan Bangunan di
bangunan luar struktur
didalam rusun
struktur rusun
TANAH
BERSAMA
Tanah untuk
membangun
rusun

Satuan rumah susun

Satuan rumah susun yang selanjutnya disebut sarusun


adalah unit rumah susun yang tujuan utamanya digunakan
secara terpisah dengan fungsi utama sebagai tempat
hunian dan mempunyai sarana penghubung ke jalan
umum.
BAGIAN-BERSAMA

Bagian bersama adalah

bagian rumah susun yang dimiliki secara


tidak terpisah untuk pemakaian bersama
dalam kesatuan fungsi dengan satuan-
satuan rumah susun.

Contoh: Pondasi, kolom, balok, dinding,


tangga, lift, selasar, jaringan listrik, dsb

TANAH BERSAMA

Tanah bersama adalah sebidang tanah hak atau


tanah sewa untuk bangunan yang digunakan
atas dasar hak bersama

secara tidak terpisah yang di atasnya berdiri


rumah susun dan ditetapkan batasnya dalam
persyaratan izin mendirikan bangunan
BENDA BERSAMA adalah :

benda yang bukan merupakan


bagian rumah susun

melainkan bagian yang dimiliki


bersama secara tidak terpisah
untuk pemakaian bersama.

Hak atas tanah


untuk pembangunan rumah susun
Pasal 17
Rumah susun dapat dibangun di atas tanah:
a. hak milik;
b. hak guna bangunan atau hak pakai atas tanah negara; dan
c. hak guna bangunan atau hak pakai di atas hak pengelolaan.

Pasal 22 ayat (3)

Dalam hal pembangunan rumah susun dilakukan di atas tanah hak guna

bangunan atau hak pakai di atas hak pengelolaan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 17 huruf c, pelaku pembangunan wajib menyelesaikan status hak

guna bangunan atau hak pakai di atas hak pengelolaan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan sebelum menjual sarusun yang

bersangkutan
Pemanfaatan BMN/BMD dan tanah wakaf

Pasal 18
Selain dibangun di atas tanah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17, rumah susun umum
dan/atau rumah susun khusus dapat dibangun
dengan:
a. pemanfaatan barang milik negara/daerah
berupa tanah; atau
b. pendayagunaan tanah wakaf

Pemilikan rumah susun


Dalam rumah susun terdapat 2 sistem
pemilikannya, yaitu:

 Pemilikan yang bersifat perorangan yang


dapat dinikmati secara terpisah;

 Pemilikan bersama yang tidak dapat dimiliki


secara perorangan tetapi dimiliki bersama dan
dinikmati bersama
Nilai Perbandingan Proporsional
pasal 1 angka 13 UU rusun

NPP adalah angka yang menunjukkan


perbandingan antara sarusun terhadap hak atas
:

bagian bersama,
benda bersama, dan
tanah bersama

yang dihitung berdasarkan nilai sarusun yang


bersangkutan terhadap jumlah nilai rumah
susun secara keseluruhan pada waktu pelaku
pembangunan pertama kali memperhitungkan
biaya pembangunannya secara keseluruhan
untuk menentukan harga jualnya

Menghitung NPP

Rumus :
Harga Satuan
X 100 %
Jumlah Harga Satuan NPP a
a d = 400 x100%
5.000
Harga satuan a : 400 Juta =0,08
b e
Harga satuan b : 400 Juta
Harga satuan c : 600 Juta
c f
Harga satuan d : 600 Juta
Harga satuan e : 1,5 Milyar
Harga satuan f : 1,5 Milyar
Jumlah : 5 Milyar

44
UU Rumah Susun Pasal 8 Hak Milik Atas Satuan Rumah
Susun

 Hak milik satuan yang bersifat perorangan dan terpisah , yang dimiliki
sendiri

 Hak Bersama atas :


 bagian bersama ,
 benda bersama , dan
 tanah bersama berdasarkan nilai satuan rusun

45

Pasal 47

Tanda bukti kepemilikan

 Sebagai tanda bukti kepemilikan atas sarusun di atas tanah hak milik, hak
guna bangunan, diterbitkan SHM sarusun. memenuhi syarat sebagai
pemegang hak atas tanah .
 SHM sarusun diterbitkan bagi setiap orang

 SHM sarusun merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan yang


terdiri atas:
a. salinan buku tanah dan surat ukur atas hak tanah bersama
b. gambar denah lantai yang menunjukkan sarusun yang dimiliki; dan
c. Pertelaan

 SHM sarusun diterbitkan oleh kantor pertanahan kabupaten/kota.

 SHM sarusun dapat dijadikan jaminan utang dengan dibebani hak


tanggungan
CONTOH BUKU TANAH SHM SARUSUN

ILCB, 2009

PEMBANGUNAN RUSUN

Pemanfaatan
BMN/D berupa
tanah

Di atas tanah
hak milik Pendayagunaan
tanah wakaf

Di atas tanah Di atas tanah


hak guna hak guna • Sewa *)
bangunan atau bangunan atau
hak pakai atas hak pakai di atas • KSP
tanah negara hak Pengelolaan

*) Jangka waktu sewa 60 tahun


PENYEDIAAN TANAH UNTUK RUSUN

dapat dilakukan melalui:


a. Pemberian hak atas tanah terhadap tanah yang
langsung dikuasai negara;
b. Konsolidasi tanah oleh pemilik tanah;
c. Peralihan atau pelepasan hak atas tanah oleh
pemegang hak atas tanah;
d. Pemanfaatan barang milik negara atau barang milik
daerah berupa tanah;
e. Pendayagunaan tanah wakaf;
f. Pendayagunaan sebagian tanah negara bekas tanah
terlantar; dan/atau
g. Pengadaan tanah untuk pembangunan bagi
kepentingan umum.

RUMAH SUSUN, wajib memiliki:

1. Sertipikat Hak Tanah


2. Akta Perjanjian
3. IMB
4. Sertifikat Layak Fungsi
5. Gambar Denah Lantai
6. Pertelaan Proporsional

Note: RUSUN diatas aset BMN/BMD tidak dapat


diterbitkan SHM Sarurun (hanya dibuktikan dg SKBG)

50
FASILITASI PEMDA DALAM RANGKA PERCEPATAN
PEMBANGUNAN RUSUNA BAGI MBR

KEMUDAHAN BANTUAN TEKNIS/


PERIZINAN PENDAMPINGAN

PEROLEHAN TANAH SUMBER DANA

STIMULAN BAGI
PENINGKATAN
BAHAN BANGUNAN / MASYARAKAT
PENGETAHUAN &
TEKNOLOGI KONSTRUKSI KURANG MAMPU
KETRAMPILAN

PENYELENGGARAAN RUMAH SUSUN

1. Perencanaan Lembaga
2. Pembangunan Penjamin TUGAS & WEWENANG
3. Penguasaan dan pemanfaatan
4. Pengelolaan
5. Pemeliharaan dan perawatan
6. Pengendalian Pemerintah PemProv PemKab/Kot
7. Kelembagaan
8. Pendanaan dan sistem pembiayaan
9. Peran masyarakat KEBIJAKAN
• Menetapkan
• Melaksanakan
Badan Pelaksana • Mengawasi
(Pasal 72) • Memfasilitasi
FUNGSI (Pasal 79-Pasal 85)
•Pelaksanaan pembangunan
•Pengalihan kepemilikan
•Distribusi (terkoordinasi & terintegrasi)
MBR

RUSUN UMUM & RUSUN KHUSUS


52
DELEGASI UU NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG
RUMAH SUSUN
TERHADAP PERATURAN DAERAH

Pembangunan Pelaku Harus mendapatkan


RUSUN Pembangunan izin dari
Bupati/Walikota.

Persyaratan meliputi :
Rencana Fungsi
& Pemanfaatan PERATURAN
Administratif Rusun DAERAH

Teknis
Pengubahan Fungsi
Ekologis & Pemanfaatan
Rusun
Pasal 24
53

LANJUTAN

Peningkatan Harus mendapatkan


Kualitas Pemilik Sarusun izin dari
RUSUN Bupati/Walikota.

meliputi :
1. Tidak laik fungsi & tidak dapat
KEWENANGAN
diperbaiki
2. Dapat menimbulkan bahaya dalam
PEMERINTAH
pemanfaatan bangunan/lingkungan
DAERAH

Dapat diprakarsai oleh :


• Pemilik sarusun (Rusun Umum)
• PPPSRS (Rusun Komersial)
• Pemerintah,Pemda/ Pemilik (Rusun Sewa & Khusus)
• Pemeintah/Pemda (Rusun Negara)
54
KELEMBAGAAN

BADAN
PELAKSANA

KELEMBAGAAN
PPPSRS
(Perhimpunan
Pemilik dan
Penghuni Sarusun)

55

LANJUTAN
BADAN PELAKSANA
Pemerintah menugasi membentuk Badan Pelaksana
 bertujuan :

a. mempercepat penyediaan rumah susun umum dan khusus,


terutama diperkotaan;
b. Menjamin bahwa rumah susun umum hanya dimiliki dan
dihuni oleh MBR;
c. Menjamin tercapainya asas manfaat rumah susun; dan

d. Melaksanakan berbagai kebijakan dibidang rumah susun


umum dan khusus.
 berfungsi :

Sebagai pelaksana pembangunan, pengalihan kepemilikan,


dan sitribusi rumah susun umum dan rumah susun khusus
secara terkoordinasi dan terintegrasi.
56
PPPSRS

Didalam Pasal 72 ayat (1) dikatakan


pemilik sarusun wajib membentuk
PPPSRS;
PPPSRS merupakan perhimpunan
yang beranggotakan dari pemilik atau
penghuni yang mendapat kuasa dari
pemilik sarusun;
PPPSRS merupakan Badan Hukum

57

UU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG


TABUNGAN PERUMAHAN RAKYAT
ASAS DAN TUJUAN PASAL 2
TAPERA DIKELOLA DENGAN BERASASKAN:
a. kegotongroyongan;
b. kernanfaatan;
c. nirlaba;
d. kehati-hatian;
e. keterjangkauan dan kemudahan;
f. kemandirian;
g. keadilan;
h. keberlanjutan;
i. akuntabilitas;
j. keterbukaan;
k. portabilitas; dan
l. dana amanat.

TUJUAN TAPERA

Tapera bertujuan untuk :


 menghimpun dan menyediakan dana murah
jangka panjang yang berkelanjutan

 untuk pembiayaan perumahan

 dalam rangka memenuhi kebutuhan rumah


yang layak dan terjangkau bagi Peserta.
PENGELOLAAN TAPERA

Pengelolaan Tapera dilakukan untuk menjamin


tercapainya tujuan secara efektif dan efisien.

Pengelolaan Tapera dilakukan dengan


memperhatikan kebijakan di bidang perumahan
dan kawasan permukiman.

PENGELOLAAN TAPERA MELIPUTI:

 a. pengerahan Dana Tapera;

 b. pemupukan Dana Tapera; dan

 c. pemanfaatan Dana Tapera.


KEPESERTAAN TAPERA

 Setiap Pekerja dan Pekerja Mandiri yang


berpenghasilan paling sedikit sebesar upah
minimal wajib menjadi Peserta.

 Pekerja Mandiri yang berpenghasilan di bawah


upah minimum- dapat menjadi Peserta.

 Peserta telah berusia paling rendah 20 (dua


pututrj tatrun atau sudah kawin pada saat
mendaftar.

BESARAN SIMPANAN DAN MEKANISME


PENYETORAN SIMPANAN PASAL 17

 Simpanan Tapera dibayar oleh pemberi Kerja


dan Pekerja.

 Ketentuan mengenai besaran Simpanan


Tapera diatur dalamPeraturan Pemerintah.
PEMUPUKAN DANA TAPERA

 Pemupukan Dana Tapera dilakukan untuk


meningkatkan nilai Dana Tapera.

 Pemupukan DanaTapera dilakukan dengan


prinsip konvensional atau prinsip syariah.

PEMANFAATAN DANA TAPERA PASAL 24

 Pemanfaatan Dana Tapera dilakukan untuk


pembiayaan perumahan bagi Peserta.

 Pemanfaatan Dana Tapera dikecualikan bagi


Peserta warga negara asing.

 Pembiayaan perumahan dilaksanakan oleh


Bank atau Perusahaan Pembiayaan.
PEMBIAYAAN PERUMAHAN UNTUK:

Pembiayaan perumahan bagi Peserta meliputi pembiayaan:


a. pemilikan rumah;
b. pembangunan rumah; atau
c. perbaikan rumah.

Pembiayaan perumahan bagi Peserta mempunyai ketentuan:


a. merupakan rumah pertama;
b. hanya diberikan 1 (satu) kali; dan
c. mempunyai nilai besaran tertentu untuk tiap-tiap pembiayaan
perrrmahan.

Rumah dapat berupa rumah tunggal, rumah deret, rumah susun, atau
penyebutan lain yang setara.

PEMBENTUKAN, STATUS, DAN KEDUDUKAN BP TAPERA


 Berdasarkan Undang-Undang ini dibentuk Bp Tapera.

 BP Tapera adalah badan hukum berdasarka


UndangUndang ini.

 BP Tapera bertanggung jawab kepada Komite Tapera.


 BP Tapera berkedudukan di ibu kota negara Republik
Indonesia

 BP Tapera dapat membuka kantor perwakilan di daerah


sesuai dengan kebutuhan.
MODAL AWAL

 BP Tapera memperoleh modal awal yang


bersumber dari nggaran pendapatan dan
belanja negara dan merupakan kekayaan
negara yang dipisahkan.

 Besaran modal awal diatur dengan Peraturan


Pemerintah.

FUNGSI, TUGAS,WEWENANG, SERTA HAK DAN


KEWAJIBAN BP TAPERA

BP Tapera berfungsi mengatur, tindak turun


tangan terhadap melindungi kepentingan
Peserta.mengawasi, dan melakukan pengelolaan
Tapera untuk
BP TAPERA MEMILIKI TUGAS UNTUK:

a. menetapkan kebijakan operasional pengelolaan Tapera;

b. melindungi kepentingan Peserta;

c. menetapkan pihak yang menjadi Manajer Investasi, Bank


Kustodian, dan Bank atau Perusahaan pembiayaan;

d. membuat pedoman perjanjian bagi lembaga yang terlibat


dalam pengelolaan Tapera yang memuat paling sedikit hak dan
kewajiban setiap pihak;

e. memastikan Pekerja Mandiri menyetor Simpanan yang menjadi


kewajibannya;

LANJUTAN TUGAS
f. memastikan Pemberi Kerja menyetor Simpanan yang lenjadi kewajibannya
dan Simpanan yang menjadi kewajiban Pekerjanya yang menjadi peserta

g. melakukan pengawasan atas pelaksanaan tugas Manajer Investasi, Bank


Kustodian, dan Bank atau perusahaan Pembiayaan sesuai dengan kontrak;

h. menggunakan biaya operasional Bp Tapera secara efisien;

i. melakukan evaluasi atas pengelolaan Tapera;

j. besaran alokasi dana pemupukan, pemanfaatan, dan cadangan; dan

k. dapat melakukan penyediaan tanah dengan risiko yang terkawal.


RANGKUMAN

 Penyelenggaraan dan Pembinaan PKP

 Penyelenggaraan rumah susun

 Pendanaan

 Kelembagaan

 Hak dan wewenang pemerintah dan pemda

 Tabungan Perumahan Rakyat

74

Anda mungkin juga menyukai