Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Model-model Pembelajaran IPA di Kelas MI/SD : CLIS / Children’s Learning


in Science & Model Pembelajaran Tematik

Disusun untuk memenuhi tugas individu


Mata kuliah : Pembelajaran IPA
Dosen Pengampu : Dr. Atikah Syamsi, M.Pd.I

Disusun Oleh :

Andini Novi Cahyani (2008107074)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua yang berupa ilmu dan amal. Dan berkat Rahmat
dan Hidayah-Nya pula, penulis dapat menyelesaikan makalah Pembelajaran IPA yang
insyaAllah tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan tuntas tanpa adanya
bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, khususnya kepada Ibu Dr. Atikah Syamsi, M.Pd.I
selaku dosen pembimbing mata kuliah Pembelajaran IPA
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna, oleh karenanya kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Terimakasih

Wassalamualaikum wr.wb

Cirebon,15 November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................................4
C. TUJUAN.........................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
A. PENGERTIAN CHILDREN’S LEARNING IN SCIENCE.......................................................5
1. Pengertian Pembelajaran..............................................................................................................5
2. Pengertian Model Pembelajaran Children Learning in Science................................................5
3. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Children Learning in Science...............................6
4. Karakteristik Pembelajaran Tematik 8

5. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Tematik 9

BAB III.....................................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Model pembelajaran CLIS merupakan model pembelajaran yang berusaha
mengembangkan ide atau gagasan siswa tentang suatu masalah tertentu dalam
pembelajaran serta merekonstruksi ide atau gagasan berdasarkan hasil pengamatan dan
percobaan. Pada model pembelajaran tersebut dapat memberikan kesempatan kepada
siswa untuk lebih aktif dalam berkomunikasi atau berinteraksi langsung dengan
lingkungan sekitar, sehingga dapat menambah pengalaman siswa dalam proses belajar.
Selain itu dengan kegiatan bereksperimen siswa akan dapat mempelajari sains melalui
pengamatan langsung terhadap gejala-gejala maupun proses-proses sains, dapat melatih
keterampilan berpikir ilmiah, dapat menanamkan dan mengembangkan sikap ilmiah,
dapat menemukan dan memecahkan berbagai masalah baru melalui metode ilmiah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Pembelajaran
2. Apa Pengertian Pembelajaran Children Learning Science ?
3. Apa Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Children Learning Science ?
4. Apa Pengertian Pembelajaran Tematik ?
5. Apa Karakteristik Pembelajaran Tematik ?
6. Apa Prinsip-Prinsip Pembelajaran Tematik ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian pembelajaran Children Learning in
Science
2. Untuk mengetahui dan memahami kelebihan pembelajaran Children Learning In
Science
3. Untuk mengetahui dan memahami pengertian pembelajaran Tematik
4. Untuk mengetahui dan memahami karakteristik pembelajaran tematik
5. Untuk mengetahui dan memahami prinsip-prinsip pembelajaran tematik

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN CHILDREN’S LEARNING IN SCIENCE


1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses
membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain,
dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subyjek didik/pembelajar dapat
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.0
Pasal 1 butir 20 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas,
pembelajaran adalah suatu proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Ada terkandung lima komponen pembelajaran,
yaitu interaksi, peserta didik, pendidik, sumber belajar, dan lingkungan belajar.
Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah
tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.Jadi pembelajaran
adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan
belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu.

2. Pengertian Model Pembelajaran Children Learning in Science


Model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) merupakan model
pembelajaran yang berusaha mengembangkan ide atau gagasan siswa untuk
menciptakan pembelajaran IPA yang berdasarkan pada pengalaman dan kehidupan
sehari-hari siswa sendiri.

Menurut Rahayu (dalam Arisantiani, N. K., 2017) Model CLIS merupakan


model pembelajaran yang berusaha mengembangkan ide atau gagasan siswa tentang
suatu masalah tertentu dalam pembelajaran serta merekonstruksi ide atau gagasan
berdasarkan hasil pengamatan atau percobaan. Model Model pembelajaran Children
Learning In Science (CLIS) menjadikan siswa lebih aktif sehingga pembelajaran
menjadi bermakna.

Hal tersebut dikarenakan model pembelajaran Children Learning In Science


(CLIS) memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar memunculkan dan

0
(Trianto, 2007)
5
menyusun ulang gagasan, serta memecahkan permasalahan sehingga siswa dapat
memperoleh pengalaman belajar. Dengan demikian, pengetahuan yang didapat siswa
tidak hanya hafalan namun apa yang dipelajari dapat menjadi pengetahuan yang
bermakna dan tidak dilupakan siswa. Karakteristik model pembelajaran Children
Learning In Science (CLIS) menurut Setiawan, W. E., dan Neri (2018: 69) yaitu
“dilandasi oleh pandangan konstruktivisme, pembelajaran berpusat pada siswa dimana
siswa sendiri yang aktif secara mental membangun pengetahuannya sendiri, siswa
membangun aktivitas hand on dan mind on”

3. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Children Learning in Science


Kelebihan dari model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) menurut
Aminah dan Mansur (2016:239) yaitu :

1) membiasakan siswa belajar mandiri dalam memecahkan suatu masalah,


2) menciptakan kreativitas siswa untuk belajar sehingga tercipta suasana kelas yang
lebih nyaman dan kreatif, terjalinnya kerjasama sesama siswa dan siswa terlibat
secara langsung dalam melakukan kegiatan
3) menciptakan belajar lebih bermakna, karena timbulnya kebanggaan siswa
menentukan sendiri konsep ilmiah yang sedang dipelajari dan siswa akan bangga
dengan hasil temuannya.
4. Tahapan Model Pembelajaran Children Learning in Science
Model ini terdiri atas 5 tahap, yaitu:
a. Tahap Orientasi
Guru memusatkan perhatian siswa. Misalnya dengan menyebutkan atau
mempertontonkan suatu fenomena yang sering terjadi dalam kehidupan seharihari,
yang berkaitan dengan konsep yang telah dipelajari.
b. Tahap Pemunculan
Gagasan Guru memunculkan pengetahuan awal siswa. Misalnya dengan cara
meminta siswa menuliskan apa saja yang telah diketahui tentang materi yang
dipelajari, atau dengan menjawab pertanyaan uraian terbuka.
c. Tahap Penyusunan
Ulang Gagasan Guru menjelaskan atau mengungkapkan gagasan awal siswa
tentang suatu konsep yang telah dipelajarinya. Misalnya dengan cara
mendiskusikan jawaban pada LKS dalam kelompok kecil, kemudian salah satu

6
anggota kelompok mempresentasikan hasil diskusi tersebut kepada seluruh siswa.
Guru tidak membenarkan atau menyalahkan.

d. Tahap Penerapan
Gagasan Guru meminta siswa menjawab pertanyaan yang disusun untuk
menerapkan konsep ilmiah yang telah dikembangkan siswa melalui pengamatan
dan percobaan ke dalam situasi baru.
e. Tahap Pemantapan
Gagasan Pengetahuan yang telah diperoleh siswa perlu diberi umpan balik oleh
guru untuk memperkuat konsep ilmiah tersebut. Dengan demikian diharapkan
siswa yang pengetahuan awalnya tidak konsisten dengan konsep ilmiah akan
mengubah pengetahuan awalnya menjadi konsep ilmiah. Pada kesempatan ini
dapat juga diberi kesempatan membandingkan konsep ilmiah yang sudah disusun
dengan konsep awal pada tahap b.
5. Pengertian Pembelajaran Tematik
Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran terpadu yang
menggunakan pendekatan tematik sebagai pemadu bahan dan kegiatan pembelajaran.
Pendekan ini dimulai dengan menentukan tema, yang kemudian dikembangkan
menjadi subtema dengan memperhatikan keterkaitannya dengan mata pelajaran yang
terkait. Dalam hubungan ini, tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran, baik dalam
matapelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran. Menurut Robin Fogarty (1991)
model ini disebut model webbed yang merupakan model yang paling populer dalam
pembelajaran terpadu.
Pembelajaran tematik banyak dipengaruhi oleh eksplorasi topik yang ada di dalam
kurikulum sehingga siswa dapat belajar menghubungkan proses dan isi pembelajaran
secara lintas disiplin dalam waktu yang bersamaan. Pembelajaran tematik sebagai
suatu konsep dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan
beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.
Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik ini, siswa akan memahami
konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.

7
Fokus perhatian pembelajaran tematik terletak pada proses yang ditempuh
siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk
kompetensi yang harus dikembangkannya. Berdasarkan hal tersebut, maka
pengertian pembelajaran tematik dapat dilihat sebagai:

1) Pembelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian
(center of interest) yang digunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep
lain, baik yang berasal dari mata pelajaran yang bersangkutan maupun dari
mata pelajaran lainnya

2) Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai mata pelajaran


yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling dan dalam rentang kemampuan
dan perkembangan anak

3) Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak secara


serempak (simultan)

4) Merakit atau menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa mata pelajaran


yang berbeda, dengan harapan siswa akan belajar dengan lebih baik dan
bermakna.
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran tematik ini bertolak dari suatu topik atau
tema yang dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama-sama dengan siswa.
Tujuan dari tema ini bukan hanya untuk menguasai konsep-konsep mata
pelajaran, akan tetapi konsep-konsep dari mata pelajaran terkait dijadikan sebagai
alat dan wahana untuk mempelajari dan menjelajahi topik atau tema tersebut. Jika
dibandingkan dengan pendekatan konvensional, maka pembelajaran tematik
tampaknya lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar atau
mengarahkan siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan
pembuatan keputusan. Pendekatan pembelajaran tematik ini lebih menekankan
pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing).

6. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Terdapat beberapa karakteristik yang perlu dipahami dari pembelajaran tematik


ini, yaitu:

1. Berpusat pada siswa (student centered). Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar
modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Peran
8
guru

9
lebih banyak sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan
kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

2. Dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences).


Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata
(konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

3. Pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas, bahkan dalam
pelaksanaan di kelas-kelas awal sekolah dasar, fokus pembelajaran diarahkan
kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan
siswa.

4. Menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses


pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat memahami konsep-konsep
tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

5. Bersifat luwes (fleksibel), sebab guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu
mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan dengan kehidupan
siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan


siswa. Dengan demikian, siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan
potensi yang dimilikinya.

7. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Tematik

Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan


pembelajaran tematik di sekolah dasar, terutama pada saat penggalian tema-tema,
pelaksanaan pembelajaran, dan pelaksanaan penilaian. Dalam proses penggalian
tema- tema perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk
memadukan mata pelajaran.

2) Tema harus bermakna, maksudnya tema yang dipilih untuk dikaji harus
memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya.

3) Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.

4) Tema yang dikembangkan harus mampu menunjukkan sebagian besar minat


siswa.
10
5) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik
yang

terjadi di dalam rentang waktu belajar.

6) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta


harapan masyarakat.

7) Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber


belajar.
Dalam proses pelaksanaan pembelajaran tematik perlu diperhatikan prinsip-
prinsip sebagai berikut:

1. Guru hendaknya tidak bersikap otoriter atau menjadi “single actor” yang
mendominasi aktivitas dalam proses pembelajaran.

2. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas
yang menuntut adanya kerjasama kelompok.

3. Guru perlu bersikap akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak
terpikirkan dalam perencanaan pembelajaran.

4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penilaian diri (self-


evaluation) di samping bentuk penilaian lainnya.

5. Guru perlu mengajak para siswa untuk menilai perolehan belajar yang telah
dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian kompetensi yang telah
disepakati.

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada
suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu.

Model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) merupakan model


pembelajaran yang berusaha mengembangkan ide atau gagasan siswa untuk menciptakan
pembelajaran IPA yang berdasarkan pada pengalaman dan kehidupan sehari-hari siswa
sendiri.

Tahap-tahap pembelajaran Children Learning in Science : Tahap orientasi, tahap


pemusatan perhatian peserta didik misalnya memberikan ice breaking atau pertanyaan
awal seputar materi yang akan diajarakan; 2) Tahap pemunculan gagasan adalah upaya
memunculkan konsep awal peserta didik, misalnya mengarahkan peserta didik
menuliskan apa saja yang dapat diketahui peserta didik tetang materi yang akan diajarkan
baik berupa brainstorming atau mind map; 3) tahap penyusunan ulang gagasan meliputi
pertukaran, mengkonstruk gagasan awal menjadi gagasan baru, evaluasi; 4) Tahap
penerapan gagasan merupakan tahap menjawab pertanyaan yang muncul dari gagasan
melalui eksperimen; 5) Tahap pemantapan gagasan, pada tahap ini merupak tahap
finishing dimana guru memberi refleksi untuk memperkuat konsep ilmiah yang diperoleh.

Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan


pendekatan tematik sebagai pemadu bahan dan kegiatan pembelajaran. Pendekan ini
dimulai dengan menentukan tema, yang kemudian dikembangkan menjadi subtema
dengan memperhatikan keterkaitannya dengan mata pelajaran yang terkait. Dalam
hubungan ini, tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran, baik dalam matapelajaran
tertentu maupun lintas mata pelajaran. Menurut Robin Fogarty (1991) model ini disebut
model webbed yang merupakan model yang paling populer dalam pembelajaran terpadu.

12
DAFTAR PUSTAKA

Fogarty, Robin. 1991. How to Integrated the Curricula. Palatine, Illionis: IRI/Skylight
Publishing, Inc.

Marzano, Robert J. 1992. Dimensions of Thinking: A Framework for Curriculum and


Instruction. ASCD. Alexandria:125 New Street.

Mathews, Louis De Vries dan Jean Crawford. 1989. Learning through an Integrated
Curriculum: Approach and Guidelines. Victoria: Ministry of Education.

Pappas, Christine C., Kiefer B.Z., dan Levistik L.S. 1995. An Integrated Language Persfective
in the Elementary School. White Plans, New York: Longman Publisher.

Resmini, Novi, dkk. 1996. Penentuan Unit Tema dalam Pembelajaran Terpadu. IKIP Malang.

.2003. Implementasi Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar Kelas Rendah


Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makalah dalam Pelatihan
Manajemen Kelas dan Pembelajaran Terpadu bagi Guru PD, TK, dan Guru SD Kelas
Rendah di Lingkungan Yayasan Pendidikan Salman Alfarisi. Bandung.

Tim Pengembang PGSD. 1997. Pembelajaran Terpadu D-II dan S-II Pendidikan Dasar. Ditjen
Dikti, Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekelah Dasar. Jakarta.

13
.

14

Anda mungkin juga menyukai