mendalam mengenai berbagai istilah, fakta, definisi konsep, variabel dan teori
yang dijadikan pegangan atau landasan untuk meneliti agar penelitian tersebut
atau kepustakaan dengan fokus penelitian yang sedang diteliti. Maka dari itu,
berkualitas.
kebijakan.
yang lalu (abad XIX), tetapi administrasi sebagai suatu seni atau administrasi
6
7
karena baru timbul sebagai suatu cabang daripada ilmu-ilmu sosial, termasuk
Akan tetapi dalam prakteknya harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi
sendiri.
Administrasi berasal dari bahasa Latin, terdiri dari kata “ad” artinya
Oleh karena itu penulis hendak memaparkan beberapa definisi dari para
oleh Gie yang di yang dikutip oleh Silalahi dalam bukunya yang berjudul “Studi
merupakan suatu kegiatan kerjasama yang dilakukan oleh sekelompok orang, baik
dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
karena manusia merupakan makhluk sosial yang mana tidak dapat hidup sendiri
kegiatan yang dilakukan oleh aparatur pemerintah dari suatu negara dalam
dilakukan oleh aparatur (Aparatur Sipil Negara) untuk mencapai tujuan negara
yang digerakkan oleh beberapa faktor yaitu kegiatan, kerjasama yang dilakukan
Waldo yang dikutip oleh Irawan dalam bukunya yang berjudul “Dasar-
publik adalah organisasi dan manajemen dari manusia dan benda guna mencapai
administrasi publik merupakan proses dimana sumber daya manusia dan sumber-
sumber lainnya seperti modal, sarana dan prasarana, teknologi diorganisir dan
dikelola sesuai dengan fungsi manajemen guna mencapai tujuan yang ada.
10
sesuatu yang dipilih atau tidak dipilih, dilakukan atau tidak dilakukan oleh
pemerintah.
dari tahap pertama dalam membuat keputusan kebijakan dan merupakan proses
Adapun pengertian dari ahli lain yang peneliti ambil mengenai Formulasi
Kebijakan Publik yaitu dari Linder & Peters yang dikutip oleh Agustino dalam
publik adalah suatu proses mengidentifikasi suatu masalah kebijakan yang akan
dihadapi dalam menghadapi maslah kebijakan di masa yang akan datang dan
memberi berbagai pilihan atau alternatif untuk mengatasi masalah melalui analisis
kebijkan.
karena di sini dapat dirumuskan batas-batas dari kebijakan yang akan ditentukan.
formulasi kebijakan yang komperhensif ada beberapa hal yang perlu dicermati,
seperti:
aspek-aspek tertentu?
pertama. Setidaknya jika kita menyepakati premis dari Peters yang dikutip
Jadi, karena begitu (merasa) ahli-nya si pejabat pembuat kebijkan, sehingga tidak
kebijakan publik”.
untuk mengkaji proses perumusan kebijakan agar lebih mudah dipahami. Dengan
tersebut.
Pada dasarnya ada empat belas macam model perumusan kebijakan, dan
keempat belas model tersebut dikelompokkan kedalam dua model yaitu model
elite dan model pluralis. Model elite merupakan model yang dipengaruhi
(process), model kelompok (group), model elit (elite), model rasional (rational),
scanning). Sementara model pluralis yaitu model yang dipengaruhi oleh anglo-
saxonis yaitu model teori permainan (game theory), model pilihan publik (public
(deliberative), model strategis (strategic), dan model tong sampah (garbage can).
bahwa tugas membuat kebijakan publik adalah tugas pemerintah. Jadi, apa
15
pun yang dibuat pemerintah dengan cara apa pun adalah kebijakan publik.
(2017:558), ada tiga hal yang membenarkan pendekatan ini, yaitu bahwa
memberikan hasil yang diharapkan. Salah satu model proses adalah model
terdapat dua kelompok, yaitu pemegang kekuasaan atau elite dan yang
kepada kenyataan bahwa sedemokratis apa pun, selalu ada bais dalam
Tidak dipungkiri, model ini adalah model yang paling banyak diikuti
setelah keputusan itu tercapai. Model ini ibaratnya pendekatan dengan dua
8. Model Demokratis
dengan model “pilihan publik” ini baik, namun kurang efektif dalam
sumebr daya. Namun, jika dapat dilaksanakan model ini sangat efektif
9. Model Strategis
perumusan kebijakan.
Model teori permainan adalah model yang sangat abstrak dan deduktif di
mana tingkat keberhasilan kebijakan tidak lagi hanya ditentukan oleh aktor
pembuat kebijakan, namun juga aktor-aktor lain. Salah satu contoh adalah
Model public choice ini juga dinamai sebagai social choice atau juga
atas keputusan tersebut. Akar kebijakan ini sendiri berakar dari teori
merupakan hasil atau output dari sistem (politik). Seperti dipelajari dari
ilmu politik, maka sistem politik terdiri input, troughput, dan output.
Pada intinya, setiap kebijakan publik yang dibuat oleh pemerintah harus
(2016:126), aktor perumus dibagi menjadi dua kelompok, yakni para pemeran
dilibatkan dalam proses perumusan dan tidak memiliki wewenang yang sah untuk
membuat keputusan yang mengikat. Adapun yang termasuk aktor tidak resmi,
yakni:
diteliti. Konstelasi hubungan tersebut idealnya dilakukan oleh teori atau penelitian
sebelumnya.
Publik (2017:110) bahwa dalam model proses ini, kebijkan publik dimaknai
berproses) yang berujung evaluasi kebijakan publik. Secara singkat model ini
yang seharusnya dilakukan oleh para aktor kebijakan agar kebijakan yang
diketahui berjalan atau tidaknya suatu formulasi tergantung prosesnya yang sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Nugroho. Berikut gambar perumusan atau
Gambar 2.2
Perumusan kebijakan menurut Nugroho dalam bukunya Public Policy
model proses Patton-Savicky (2017:559)
Dimodifikasi oleh peneliti
2.3. Proposisi
Berdasarkan uraian dan teori yang telah peneliti uraikan pada kerangka