OLEH :
RISNA LUTVIA
200205340
OLEH
RISNA LUTVIA
200205340
dr. Dicky Yuswardi Wiratma, M.Kes apt. Cut Masyithah Thaib, M.Si
NIDN 0119088203 NIDN 0101018106
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat
Penulis menyadari dalam penyusunan Proposal Skripsi ini tidak lepas dari
dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak, sepenuh hati. Dan juga penulis
menyadari bahwa dalam penulisan Proposal Skripsi ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
Penulis,
Risna Lutvia
iii
DAFTAR ISI
JUDUL .......................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii
LAMPIRAN .................................................................................................. 37
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
upaya kesehatan penunjang, salah satu sarana kesehatan yaitu apotek. (Amalia,
penggunaan obat yang rasional. Dalam melakukan praktik tersebut, apoteker juga
dengan baik maka pemerintah menerbitkan Permenkes No. 73 tahun 2016 tentang
1
akan menjadikan pelayanan kefarmasian di apotek semakin optimal dan dapat
dirasakan manfaatnya oleh pasien dan masyarakat, yang pada akhirnya dapat
manajerial berupa pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai, dan pelayanan farmasi klinik. pengeleloan sediaan farmasi (obat,
bahan obat, obat tradisional dan kosmetika) merupakan suatu kegiatan yang
merupakan pelayanan langsung yang diberikan oleh apoteker kepada pasien dalam
samping yang meliputi pengkajian resep, pelayanan informasi obat (PIO), home
care, pemantauan terapi obat (PTO), monitoring efek samping obat (MESO), dan
konseling. Kegiatan tersebut harus didukung oleh sumber daya manusia, sarana
2
Berdasarkan permasalahan diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang
Apotek Kimia Farma Drien Rampak merupakan cabang dari Kimia Farma Group
1.3 Hipotesis
3
1.4 Tujuan Penelitian
1. Bagi peneliti :
3. Bagi instansi
Kefarmasian di Apotek.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Apotek
oleh seorang apoteker yang profesional, berlokasi didaerah yang mudah dikenali
oleh masyarakat dan terdapat papan petunjuk yang tertulis kata “apotek”.
(Supardi, 2019).
Apotek (SIA). Surat Izin Apotek (SIA) adalah surat yang diberikan Menteri
1. Untuk mendapat izin apotek, apoteker atau apoteker yang bekerja sama
farmasi yang lain yang merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.
5
2. Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan pelayanan
mutu obat.
6
2.1.3 Apotek Kimia Farma
Sejarah PT Kimia Farma Apotek dimulai hampir dua abad yang lalu
yaitu tahun 1817 pada saat itu merupakan perusahaan farmasi pertama kali
farmasi negara yang bergerak dalam bidang industri farmasi, distribusi, dan
apotek. Sampai dengan tahun 2002, apotek merupakan salah satu kegiatan
usaha PT Kimia Farma (Persero) Tbk, yang selanjutnya pada awal tahun
dan terbesar di Indonesia, yang pada akhir tahun 2020 memiliki 1278
apotek, 500 klinik dan praktek dokter bersama, 75 laboratorium klinik, dan
7
terkemuka dan mampu memberikan solusi kesehatan masyarakat di
Apotek Kimia Farma Drien Rampak berada di wilayah Aceh Barat jln.
ditinjau dari lokasinya Apotek Kimia Farma Drien Rampak berada di daerah
perkotaan serta jalur lalu lintas yang ramai dan tersedia lahan parkir yang
luas.
jam dalam sehari yaitu dari jam 08.00 WIB sampai jam 23.00 WIB. Untuk
mendapatkan obat di apotek Kimia Farma Drien Rampak, jam kerja dibagi
2. Struktur Personalia
8
Struktur organisasi di Apotek Kimia Farma Drien Rampak
APA
penerimaan resep, satu set meja dan kursi, serta satu set komputer. Ruang
penerimaan resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat
oleh pasien.
terbatas meliputi rak obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang
obat, air minum (air mineral) untuk pengencer, sendok obat, bahan
resep, etiket dan label obat. Ruang ini diatur agar mendapatkan cahaya dan
9
3. Ruang penyerahan obat
4. Ruang konseling
habis pakai
6. Ruang arsip
dengan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
2019)
10
keterampilan di bidang farmsai dan diberi wewenang serta tanggung jawab
1. Persyaratan administrasi
berkesinambungan.
11
pelayanannya pada sistem pelayanan kesehatan secara
berkesinambungan.
obat.
12
2.2 Standar Pelayanan Kefarmasian
kesehatan, dan bahan medis habis pakai dan pelayanan farmasi klinik. Kegiatan
tersebut harus didukung oleh sumber daya manusia, sarana dan prasarana.
(Supardi, 2019)
menggunakan proses yang efektif untuk menjamin kendali mutu dan kendali
meliputi:
1. Perencanaan
tahap awal untuk menetapkan jenis serta jumlah sediaan farmasi, alat
alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai perlu diperhatikan pola
13
a. Metode Morbiditas
b. Metode Konsumsi
stok penyangga (buffer stock), stok waktu tunggu (lead time) dan
Klinik. Sedangkan stok lead time adalah stok obat yang dibutuhkan
14
selama waktu tunggu sejak obat dipesan sampai obat diterima
(Anggraini, 2019).
(Anggraini, 2019)
2. Pengadaan
15
a. Sediaan farmasi diperoleh dari Pedagang Besar Farmasi (PBF)
tepat waktu.
ditelusuri
perencanaan
apotek
dibenarkan dalam bentuk faksimili dan fotokopi. Satu rangkap surat pesanan
16
Surat pesanan tidak bisa dilayani baik sebagian atau seluruhnya, maka
2020)
3. Penerimaan
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam
baik.
4. Penyimpanan
kadaluwarsa.
17
c. Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan
kabupaten/kota.
18
d. Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi
(Kemenkes, 2016)
6. Pengendalian
persediaan dilakukan menggunakan kartu stok baik dengan cara manual atau
(Kermenkes, 2016)
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan (surat
19
penjualan) dan pencatatan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan.
(Kemenkes, 2016)
pencatatan dan pelaporan akan diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal.
(Kemenkes, 2016)
dengan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dengan
20
c. tanggal penulisan resep. Kajian kesesuaian farmasetik meliputi
(ketercampuran obat).
e. interaksi.
dan pelayanan resep akan diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal.
(Kemenkes, 2016)
2. Dispensing
21
2) mengambil obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan
22
f. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara
keluarganya;
h. Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh
formulir. Apoteker di apotek juga dapat melayani obat non resep atau
yang memerlukan obat non resep untuk penyakit ringan dengan memilihkan
dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek
Informasi mengenai obat termasuk obat resep, obat bebas dan herbal.
Informasi meliputi dosis, bentuk sediaan, formulasi khusus, rute dan metoda
interaksi, stabilitas, ketersediaan, harga, sifat fisika atau kimia dari obat dan
lain-lain.
23
Kegiatan pelayanan informasi obat di apotek meliputi:
masyarakat (penyuluhan);
penelusuran kembali dalam waktu yang relatif singkat. Hal-hal yang harus
a. Topik pertanyaan
laboratorium);
d. Uraian pertanyaan;
e. Jawaban pertanyaan;
f. Referensi;
24
4. Konseling
pemberian lebih dari satu obat untuk penyakit yang diketahui dapat
25
Tahap kegiatan konseling:
anda?
(Kemenkes, 2016)
meliputi :
dengan pengobatan.
26
b. Identifikasi kepatuhan pasien.
(Kemenkes, 2016)
bahwa seorang pasien mendapatkan terapi obat yang efektif dan terjangkau
pasien:
c. Adanya multidiagnosis.
yang merugikan.
Kegiatan:
27
riwayat alergi; melalui wawancara dengan pasien atau keluarga
obat tanpa indikasi, pemilihan obat yang tidak tepat, dosis terlalu
terjadi
2016)
yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang
digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau
28
Kegiatan:
(Kemenkes, 2016)
1. Mutu Manajerial
a. Metode Evaluasi
1) Audit
Audit merupakan usaha untuk menyempurnakan kualitas
pengelolaan.
29
2) Review
Review yaitu tinjauan/kajian terhadap pelaksanaan pelayanan
3) Observasi
Observasi dilakukan oleh apoteker berdasarkan hasil
farmasi.
1) Audit
2) Review
yang digunakan.
3) Survei
30
monitoring terhadap mutu pelayanan dengan menggunakan
4) Observasi
Observasi dilakukan oleh apoteker berdasarkan hasil
farmasi.
adalah:
medication error;
31
BAB III
METODE PENELITIAN
bersifat yuridis normatif yaitu dengan mengkaji data sekunder yang berupa bahan-
undangan dan bahan hukum sekunder berupa daftar tilik dengan memahami
3.3.1 Populasi
32
3.4 Teknik Pengumpulan Data
sediaan farmasi serta bahan medis habis pakai, pelayanan farmasi klinik, sumber
2. Meminta izin Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan USM untuk
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai di Apotek Kimia
33
3.6 Cara Pengukuran Variabel
Binfar dan Alkes tahun 2008 tentang pemenuhan standar pelayanan kefarmasian
dan sesuai dengan Permenkes nomor 35 tahun 2014 tentang standar pelayanan
serta dianalisa melaui perbandingan fakta yang didapatkan dengan ketetapan yang
berlaku.
34
DAFTAR PUSTAKA
Firmansyah, M., (2009). Tata Cara Mengurus Perizinan Usaha Farmasi &
Kesehatan. Jakarta Selatan : Transmedia Pustaka. Hal. 26-27
35
Prabandari, S. Putri, R.A. (2019). Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian di
Apotek Wilayah Kota Tegal Tahun 2018 (Berdasarkan Permenkes No. 35
Tahun 2014). Jurnal. Politeknik Harapan Bersama. 8(1) : 65-71
Supardi, S., Yuniar, Y., Sari, D.S., (2019). Pelaksanaan Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek di Beberapa Kota Indonesia. Jurnal. Jakarta. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan
36
LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Tilik Pelayanan Kefarmasian di Apotek. (Aristantya, 2017)
Alamat Apotek :
A. KETENAGAAN
2. Status Apoteker
2-3 seminggu
1 kali seminggu
1 kali sebulan
37
B. PELAYANAN KEFARMASIAN
NO KEGIATAN YA TIDAK
1 Sumber Daya Manusia
Apoteker :
a. Memiliki STRA
b. Memiliki Surat Izin Praktek Apoteker
c. Menggunakan atribut praktek (baju praktek,
tanda pengenal)
2 Tersedia Sarana dan Prasarana
a. Ruang penerimaan resep
b. Ruang pelayanan resep dan peracikan
c. Ruang penyerahan obat
d. Ruang konseling
e. Ruang penyimpanan sediaan farmasi
f. Ruang arsip
NO KEGIATAN YA TIDAK
1 Dilakukan perencanaan pengadaan sediaan
farmasi
2 Dilakukan pengadan obat melalui jalur resmi
3 Dilakukan pengecekan saat penerimaan
4 Penyimpanan
a. Obat/bahan obat disimpan dalam wadah
dan kondisi yang sesuai
b. Penyimpanan sesuai dengan bentuk
sediaan dan kelas terapi obat serta disusun
secara alfabetis
c. Pengeluaran obat sesuai sistem FEFO
dan FIFO
38
5 Dilakukan pemusnahan obat kadaluarsa atau
rusak
6 Dilakukan pengendalian stok obat (manual atau
elektronik)
7 Dilakukan pencatatan dan pelaporan
39
pengkajian resep
b. Memeriksa kondisi fisik dan
tanggal kadaluwarsa obat
c. Memberikan etiket pada obat
3 Penyerahan obat
a. Memeriksa ulang kesesuaian
penulisan etiket dan resep
b. Memastikan bahwa yang
menerima obat adalah pasien
atau keluarganya
c. Memberikan informasi cara
penggunaan obat dan hal-hal
yang terkait dengan obat
4 Pelayanan Informasi Obat (PIO)
5 Konseling
Pelayanan Kefarmasian di rumah
7
(home pharmacy care)
Monitoring Efek Samping Obat
8
(MESO)
NO KEGIATAN YA TIDAK
40
Lampiran 2. Bimbingan Skripsi
20/12/2021 ACC
41
Gambar 3. Screenshoot Konsultasi Proposal Skripsi
42
Lampiran 3. Bukti Pembayaran
43