Status artikel: In this research, the method used is the STORET method. The
Diterima: ............... method used refers to the Decree of the Minister of
Disetujui: ............... Environment No. 113 of 2003. In principle, the STORET
Kata kunci: method is to compare data on water quality with water quality
Poboy; Pollution; STORET; standards which are adjusted according to their designation to
Penulis korespondensi: determine the status of water quality. The method for
Varradita M. Amin determining the water quality status of the STORET method
Program Studi Teknik Geologi uses the value system of the US-EPA (Environmental
Universitas Tadulako
Email: varradita@gmail.com
Protection Agency) by classifying water quality into four
classes. This research was conducted on 2 segments of the
Poboya river and the parameters of river water quality used
included: temperature, pH, COD, Nitrit, Fosfat. Water quality
data obtained in both segments (temperature, pH, COD, NO3-
N, PO4.) Were then analyzed for each segment using the
STORET method so that the water quality status of the poboya
river calculated using the STORET method was known to have
a moderate polluted status.
Copyright © 2021 Varradita M. Amin
1. Pendahuluan
Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang banyak sehingga perlu dilindungi agar
dapat tetap bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya. Untuk menjaga atau
mencapai kualitas air sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan sesuai dengan tingkat mutu air yang
diinginkan, maka perlu upaya pelestarian dan atau pengendalian. Pelestarian kualitas air merupakan upaya
untuk memelihara fungsi air agar kualitasnya tetap pada kondisi alamiahnya. Pelestarian kualitas air
dilakukan pada sumber air yang terdapat di hutan lindung. Sedangkan pengelolaan kualitas air pada sumber
air di luar hutan lindung dilakukan dengan upaya pengendalian pencemaran air, yaitu upaya memelihara
fungsi air sehingga kualitas air memenuhi baku mutu air. Sungai Poboya merupakan salah satu sungai yang
bermuara ke Teluk Palu. Sungai ini mempunyai berbagai manfaat bagi penduduk kota Palu, bahkan sangat
Penting untuk berbagai kebutuhan masyarakat di kota Palu. Sungai Poboya telah mengalami penurunan
kualitas mutu air yang disebabkan oleh buangan limbah, baik itu dari limbah domestik maupun limbah
pertambangan. Pada hulu Kali Poboya terdapat permukiman dan area pertambangan. Bantaran sungai
poboya digunakan oleh masyarakat sekitar sebagai MCK (Mandi, Cuci, Kakus) dengan secara langsung
10
membuang limbah ke badan air . Kondisi tersebut wajib diperhatikan karena dapat menimbulkan bahwa
kualitas sungai poboya tercemar, sehingga jika dilakukan terus Menerus secara berlebihan dapat
menyebabkan kualitas air sungai poboya menjadi bertambah buruk. Oleh karena itu perlu dilakukan
penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui mutu air poboya. Sungai poboya belum diketahui status mutu
airnya, sehingga untuk mengetahui bagaimana kondisi di daerah tersebut, peneliti menggunakan metode
storet yang kemudian hasilnya dibandingkan Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 115
Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air . Parameter yang digunakan dalam penelitian ini
adalah suhu, pH, COD, Nitrit, dan Fosfat.
2. Metode Penelitian
Penelitian terbagi menjadi beberapa jenis, Beberapa faktor yang menentukan jenis dari suatu penelitian
yaitu data-data yang akan di olah dan akan digunakan. Dalam penelitian ini data yang akan digunakan
berupa data yang diperoleh langsung dari lapangan dan data hasil analisis laboratorium. Maka disimpulkan
Kondisi Hidrolis
Kualitas air Poboya didapat dari data Pengumpulan yang dilakukan dengan analisis sampel yang diambil dari
beberapa titik mulai pada tanggal 19 Desember 2020 dan dimulai dari jam 09.30 WITA sampai dengan
tanggal 21 Desember 2020. Pengambilan sampel pada setiap titik, dilakukan dengan menggunakan fungsi
jarak dan kecepatan rata-rata. Pengambilan sampel dilihat berdasarkan debit sungai. Data hidrolis Sungai
Poboya mencakup data kecepatan, kedalaman air, dan debit air. Data kecepatan Sungai Poboya diperoleh
melalui pengukuran dengan Pelampung Bola Pimpong yang dialiri ke sungai menggunakan fungsi jarak
antara patok 1 ke patok 2 dengan ukuran 3 meter dan dirata ratakan, Kedalaman tiap titik pengukuran harus
diketahui terlebih dahulu setiap sisi kanan, tengah dan kiri sungai, kemudian dilanjutkan dengan mengukur
debit sungai menggunakan rumus yang tercantum pada sub bab 2.3, Berikut rekapan data hidrolis sungai
poboya.
Gambar 4.3 Debit Air Sungai Poboya dari hari pertama pengukuran sampai dengann hari ketiga
Sumber: Hasil Analisa (2020)
Gambar 4.4 Kecepatan Air Sungai Poboya dari hari pertama pengukuran sampai dengan hari ketiga
Sumber: Hasil Analisa (2020)
Gambar 4.5 Kedalaman Air Sungai Poboya dari hari pertama pengukuran sampai dengan hari ketiga
Sumber: Hasil Analisa (2020)
Berdasarkan grafik debit dan kecepatan Sungai Poboya, dapat dilihat persamaan tren atau fluktuasi antara
keduanya yang berbanding lurus. Semakin tinggi kecepatan maka semakin besar debit air sebaliknya apabila
kecepatan menurun maka semakin turun pula debit air, Faktor Utama yang mempengaruhi besarnya debit air
diantaranya adalah curah hujan, tutupan lahan, kemiringan lereng, Bentuk Wilayah DAS dan kerapatan
sungai wilayah DAS . Sebagai contohnya adalah penurunan debit air yang terjadi pada stasiun 1. Penurunan
debit ini berbanding lurus dengan penurunan kecepatan. Kemudian pada stasiun 3 terjadi kenaikan debit
yang disertai dengan kenaikan kecepatan.
Kondisi Kualitas Air Sungai
Pengumpulan data Kualitas Air dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel dari 3 Stasiun yaitu
Stasiun 1 di hulu pada kilometer ,Stasiun 2 di kilometer , dan Stasiun 3 di Hilir dilakukan selama 3 hari
berturut-turut. Kegiatan sampling kualitas air Sungai Poboya yang dilakukan pada tanggal 19 Desember
2020 – 21 Desember 2020 dimulai dari jam 08.00 WITA. Pengambilan sampel pada setiap titik dilakukan
menggunakan fungsi jarak dan kecepatan rata-rata. Pengambilan sampel dilihat berdasarkan debit sungai.
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 6989.57:2008. Kegiatan sampling dilakukan secara kontinu
setiap hari selama 3 Hari. Kegiatan sampling diambil dengan 2 lokasi titik pengambilan sebelah kanan dan
kiri sungai air sungai diambil menggunakan botol Aqua ukuran 450 ml. Setelah itu, Pengukuran suhu
langsung dilakukan pada botol aqua yang berisi air sampel menggunakan thermometer. Sampel selanjutnya
dilakukan pengujian laboratorium dengan langkah analisa untuk masing-masing parameter pH, COD, NO3 -,
dan PO43- . Data hasil analisa laboratorium tersebut merupakan data primer yang akan dibandingkan dengan
baku mutu. Baku mutu yang
digunakan adalah baku mutu stream standard yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001.
Dalam perhitungan dengan menggunakan metode STORET data harus dalam bentuk time series. Time series
pada dasarnya digunakan untuk melakukan analisis data yang mempertimbangkan pengaruh waktu. Data-
data yang dikumpulkan secara periodik berdasarkan urutan waktu, bisa dalam jam, hari, minggu, bulan,
kuartal dan tahun. Dalam penelitian ini, data sampel diambil secara time series setiap hari selama 3 hari ,
Dalam menghitung skor untuk tiap parameter digunakan Tabel 2.1 dengan jumlah parameter yang dipakai
<10.
Parameter Fisika
1. Suhu
Parameter Kimia
2. pH
3. COD
4. Nitrat
5. Fosfat
Berdasarkan hasil perhitungan Storet diatas maka dapat disimpulkan bahwa Sungai Poboya masuk ke Kelas
4. Kesimpulan
Hasil penelitian hubungan beban pencemar Suhu, pH, COD, Fosfat dan Nitrat terhadap Aktivitas
Pertambangan dan masyarakat sekitar di Bentaran Sungai Poboya menggunakan metode Storet, dapat di
1. Kondisi Geologi Daerah Penelitian masuk dalam Formasi Molasa (QTms) dan Formasi
Metamorf (KM) dengan jenis litologi yang dijumpai pada pengamatan stasiun 01 yaitu batuan
2. Dari hasil pengamatan Status Mutu air di Sungai Poboya menggunakan metode Storet di peroleh
dari masing- masing stasiun yaitu: Stasiun 1 Kelas B (Cemar Ringan), Stasiun 2 Kelas C (Cemar
Sedang), dan Stasiun 3 Kelas B ( Cemar Ringan) sesuai PP No 82 Tahun 2001 Stasiun 2 tidak
3. Sumber Utama Beban Pencemar terdapat di Stasiun 2 dengan Status Mutu air Cemar Sedang
yang dimana pada stasiun tersebut berada pada Pemukiman warga sekitar yang sebagian warga
Saran
1. Hendaknya dalam penentuan Status Mutu Air Sungai Poboya dilakukan beberapa metode agar
2. Untuk Penelitian lanjutan dengan perbedaan musim juga perlu dilakukan agar hasil penelitian
5. Referensi
Nunik R.J. (2017) Kajian Geologi Teknik di kawasan pertambangan emas poboya, Palu, Sulawesi Tengah.
Seminar Nasional Kebumian Ke-10. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Desember 2017: 252-254
Satrio.M. (2016) Model Storet Dan Beban Pencemaran Untuk Analisis Kualitas Air Di Bantaran Sungai Batu
Kambing, Sungai Mali-Mali Dan Sungai Riam Kiwa Kecamatan Aranio Kalimantan Selatan. Tugas Akhir.
Universitas Lampung. Lampung.
Chitra.H. (2017) Penentuan Status Pencemaran Kualitas Air Dengan Metode Storet Dan Indeks Pencemaran.
Tugas Akhir. Universitas Islam Kuantan singingi. Riau.
Menteri Lingkungan Hidup. (2003). Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003
Tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air.
Pemerintah Republik Indonesia. (2001). Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001 tentang Kualitas dan
Pengendalian Pencemaran Air.
Dian.E.P. (2017) Penentuan Status Mutu Air Kali Wonokromo dengan Metode storet dan indeks pencemar.
Tugas Akhir. Institut Teknologi sepuluh nopember. Surabaya.
Saifi.K.M. (2014) Kajian Penentuan Status Mutu Air Di Kali Kloang Kabupaten Pamekasan (Metode Storet,
Metode Indeks Pencemaran, Metode Ccme Wqi, Dan Metode Owqi). Tugas Akhir.Universitas Brawijaya.
Malang.
Sukamto, R. (1973). Reconnaissance Geologic Map of Palu Area, Sulawesi Geological Survey of Indonesia.
Directorate of Mineral Resources, Geol. Res. Dev. Cen. Bull.,Bandung.
Van Bemmelen, R.W. 1949. Tbe geology of Indonesia. General geology Indonesia and
acfjacentarcbipelagoes, lA,732. Government Printing Office, Martinus Nijhoff, The Hague.
Kavalieris, I., Van Leeuwen, Th, M., Wilson, M. (1992). Geological setting and styles of mineralization, north
arm Sulawesi, Indonesia. Journal of Southeast Asian Earth Sciences
Wei, W. S. 2006. Time Analysis Univariate and Multivariate Methods. New York: Addison Wesley Publishing
Company, Inc.
Natalia, Y. 2013. Analisis Daya Tampung Beban Pencemaran Kali Wonokromo Surabaya menggunakan
Metode QUAL2KW. Tugas Akhir. Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Badan Standardisasi Nasional. 2015. SNI 8066:2015 tentang Tata Cara Pengukuran Debit Aliran Sungai dan
Pelampung
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Perairan.Yogyakarta: Kanisius
Gazali,I., Widiatmono, R.B., dan Wirosoedarmo,R. 2013. Evaluasi Dampak Pembuangan Limbah Cair Pabrik
Kertas Terhadap Kualitas Air Sungai Kabupaten Nganjuk. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem,
1(2), hal.1-8.
Corbitt, R.A.2004. Standart Handbook of Enviromental Engineering: 2 nd Edition. New York: McGraw-Hill
Companies.
Agustira, R., Lubis,K.S., dan Jamilah. 2013. Kajian KarakteristikKimia Air, Fisika Air dan Debit Sungai
Pada Kawasan DAS Padang Akibat Pembuangan Limbah Tapioka. Jurnal Online Agroekoteknologi, 1(3).
Agustiningsih, D., Sasongko, S.B., dan Sudarno. 2012. Analisis Kualitas Air dan Strategi Pengendalian
Pencemaran Air Sungai Blukar Kabupaten Kendal. Jurnal Presipitasi, Vol.9 No.2, pp:64-71.
Mahida, U.N. 1986. Pencemaran dan Pemanfaatan Limbah Industri. Jakarta: Rajawali Press
Viesman,W dan Hammer,M. 1977. Water Supply and Pollution Control. New York: Harper and Row
Publisher, Inc.
Sastrawijaya,A.T. 2000. Pencemaran Lingkungan. Jakarta : Rineka Cipta
Peavy H.S, D.R Rowe and G. Tchobanoglous. 1986. Environmental Engineering. New York: Mc. Graw Hill-
Book Company
Boyd, CE. 1982. Water Quality in Warm Water Fish Fond. Auburn Alabama: Auburn University Agricultural
Experimenta
J.D Cryer 1986. Time Series Analysis with application in R. Iowa City.
Wei, W. S. 2006. Time Analysis Univariate and Multivariate Methods. New York: Addison Wesley Publishing
Company, Inc.
Pemerintah Republik Indonesia. 2001. Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001 Tentang Kualitas dan
Pengendalian Pencemaran Air.