Bab I
Prinsip dan Metode Peningkatan Akidah islamiyah
1. Syaikh Hasan al-Banna : Akidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati,
mendatangkan ketentraman jiwa,menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikit pun dengan keragu-raguan.
2. Hujjatul Islam, Al Imam Al Ghazali : Akidah telah tumbuh dalam jiwa seseorang, maka orang tersebut akan merasa
bahwa hanya Allah SWT lah penguasa seluruh alam semesta, dan semua yang ada didalamnya hanyalah makhuk
belaka.
3. Prof. Dr. TB. Hasbi As-Shiddiqi : Akidah ialah urusan yang harus dibenarkan dalam hati dan diterimanya dengan
lapang dada, serta tertanam kuat kedalam lubuk jiwa, dan tidak dapat diguncangkan oleh Syubhat.
Adapun pengertian AKIDAH ISLAM ialah suatu keyakinan yang kokoh dan tanpa keraguan kepada Allah dengan segala
pelaksanaan kewajiban dan taat kepada-Nya, beriman kepada para Malaikat-Nya, Nabi dan Rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-Nya,
hari Akhir, Takdir baik dan buruk serta mengimani semua ajaran Rasulullah Saw. berupa ketentuan dan kettapan Allah SWT
sebagai pedoman hidup di dunia.
1. Firman Allah dalam Al-Qur’an Surah Al-Ikhlas :
٤ ﴿ ﴾ َولَ ْم يَ ُكنْ لَهُ ُكفُ ًوا َأ َح ٌد٣ ﴿ ﴾لَ ْم يَلِ ْد َولَ ْم يُولَ ْد٢ ﴿ ص َم ُد
َّ ﴾هَّللا ُ ال١ ﴿ ﴾قُ ْل ُه َو هَّللا ُ َأ َح ٌد
“Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula
diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia ".
2. Hadits Nabi Saw, Riwayat Imam Muslim dari Umar bin khattab:
2. Dasar Kedudukan
Akidah Islamiyah
َ و تُْؤ ِمن,اآلخ ِر
ِ Al َوا ْليَ ْو ِم,سلِ ِه , َو َمالَِئ َكتِ ِه,ِ َأنْ بِاهلل: قَا َل,ان
ُ َو ُكتُبِ ِه و ُرmempelajari ِ ي عiْ ِ فََأ ْخبِ ْرن: قَا َل
ِ َن اِإل ْي َم
Menurut َSyeikh Utsaimin َ tujuan akidah ialah:
بِا ْلقَ ْد ِر َخ ْي ِر ِه َو ش َِّر ِه
1. Meluruskan niat dalam ibadah hanya kepada Allah SWT.
Kemudian ia (Malaikat Jibril) bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku
2. Membersihkan kegelisahan dan kegalauan jiwa dan akal pikiran yang timbul
tentang
dari Iman”hati
kekosongan Nabi menjawab:”Iman
dari akidah Islam. adalah, engkau beriman kepada
Allah, malaikatNya, kitab-kitabNya, para RasulNya, hari Akhir, dan
beriman kepada takdir
3. Bersungguh-sungguh Allahberibadah
dalam yang baikkepada
dan yang buruk,”(H.R. Muslim)
Allah.
- Tauhid merupakan Landasan utama dan pertama keyakinan Islam dan implementasi ajaran-ajarannya.
- Tanpa Tauhid tidak ada iman, tidak ada aqidah dan tidak ada Islam dalam arti yang sebenarnya.
- Akidah dalam pandangan Islam berpangkal pada keyakinan Tauhid, yaitu keyakinan tentang wujud Allah, tidak
ada yang menyekutukannya baik dalam zat, sifat maupun perbuatan-Nya.
ISTILAH
1. Keesaan Dat
2. Pokok 2. Keesaan Sifat
pembahasan 3. Keesaan Perbuatan
Ilmu Tauhid 1. Keesaan
4. Tauhid Uluuhiyah :
dalam beribadah kepada-Nya
- Uluhiyyah berasal dari kata ilah yang berarti adalah Tuhan.
- Tauhid Uluhiyah adalah mengakui bahwa hanya Allah tuhan yang
berhak disembah, tidak ada sekutu bagin-Nya.
- Meng-Esakan Allah dalam segala bentuk ibadah, sehingga kita tidak
berdo’a kecuali hanya kepada Allah, tidak takut kecuali kepada Allah
tidak bertawakal kecuali kepada Allah dan tidak tunduk kecuali
hanyakepada Allah.
- Tauhid Uluhiyah bertitik tolak dari kalimat Tauhid “ Laa ilaaha illa
- Ushuluddin berasal dari bahasa Arab Yaitu (Ushul) yang berarti
dasar, Fondasi. Seangkan (ad-Din) berarti dasar-dasar keyakinan
Agama Islam.
- Ilmu Ushuluddin berarti ilmu yang membahas dasar-dasar
USHULUDDIN keyakinan Agama Islam.
- Imlu Ushuluddin dinamakan juga Ilmu Tauhid.
Bab IIi
Akidah Pada Masa Rasul Saw. Sahabat dan Tabi’in
1. Sederhana
Maksudnya Ajaran-ajaran tauhid disampaikan secara
sederhana tanpa ada pembahasan yang rumit dan bertela-
tele.
1. Karakteristik
2. Intergral
Akidah Pada Masa
Dikatakan akidah pada masa Rasul bersifat integral, Karena
Nabi
ajaran itu berhubungan langsung dengan aspek ibadah dan
akhlak.
1. Sifat Nafsiyah
- Adalah sifat yang menetapkan adanya Allah dan menunjukkan kepada Zat-Nya tanpa ada sesuatu
tambahan pada Zat.
- Sifat Nafsiyah hanya satu, yaitu Sifat Wujud (Ada), maka wajib Allah bersifat Wujud, mustahil
Allah bersifat tidak ada.
2. Sifat Salbiyah
- Adalah sifat yang menolak apa yang tidak layak bagi Allah Swt.
- Sifat Salbiyah ada lima, yaitu:
1. Qidam (Terdahulu) / Tidak ada permulaanya, mustahil Allah bersifat Huduts (Baru).
2. Baqo’ (Kekal), mustahil Allah bersifat Fana’ (Binasa).
3. Mukhalafatu lil Hawaditsi (Berbeda dengan makhluk), mustahil Allah bersifat Mumatsalah lil
Hawaditsi (Sama dengan makhluk).
4. Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri dengan sendiri), mustahil Allah bersifat Ihtiyajuhu Lighairihi
(Membutuhkan sesuatu kepada selain dari-Nya.
5. Wahdaniyah (Esa), mustahil Allah bersifat Ta’addud (Berbilang).
3. Sifat Ma’ani
- Adalah sifat-sifat wajib bagi Allah Swt, yang dapat dicerna oleh akal pikiran manusia dan dapat
meyakinkan orang lain karena kebenarannya dapat dibuktikan dengan pancaindera.
- Ada tujuh sifat yang merupakan inti dari sifat ma’ani:
1. Qudrah (Kuasa), mustahil Allah bersifat ‘Ajiz (Lemah).
2. Iradah (Menentukan/menginginkan), mustahil Allah bersifat Karahah (Terpaksa).
3. ‘Ilmu (Mengetahui), mustahil Allha bersifat Jahil (Bodoh).
4. Hayat (Hidup), mustahil Allah bersifat Maut (Mati).
5. Sama’ (Mendengar), mustahil Allah bersifat Shamam (Tuli).
6. Bashar (Melihat), mustahil Allah bersifat Umyun/A’ma (Buta).
7. Kalam (Berfirman), mustahil Allah bersifat Bukmun (Bisu).
4. Sifat Ma’nawiyah
- Adalah sifat Allah yang melazimkan atau tidak bisa dipisahkan dari sifat ma’ani.
- Dengna kata lain sifat Ma’nawiyah adalah sifat yang ada disebabkan adanya sifat ma’ani, seperti
Allah memiliki sifat kuasa, maka lazimnya Allah itu keadaanya kuasa/ Maha kuasa.
- Sifat Ma’nawiyah ada tujuh, yaitu:
1. Kawnuhu Qaadiran (Maha Berkuasa)
5. Sifat Jaiz Bagi Allah Swt.
- Sifat Jaiz ialah sifat yang boleh ada dan boleh tidak ada pada allah Swt.
- Sifat Jaiz itu hanya satu, yaitu bahwa Allah boleh melakukan segala sesuatu yang mungkin dan
tidak mungkin melakukannya.
- Adapun dalilnya adalah, QS. Ali Imran ayat 26:
Bab V
Asma’ul Husna
Bab I
Tasawuf