Kelas: MPI 2 C
NIM: 191022076
Beberapa waktu lalu, tepatnya pada 23 April merupakan hari spesial bagi
dunia Literasi. Di hari itu Kita merayakan "Hari Buku Nasional", meskipun terlambat
tulisan ini didekasikan dalam rangka ikut berbahagia, karena buku lekat sekat sekali
dengan perpustakaan.
"Perpustakaan adalah sarana membaca buku gratis"
"Perpustakaan adalah tempat buku-buku disimpan dengan cara sistematis"
Berbagai jawaban di atas akan lumrah kita temui saat menanyakan definisi
perpustakaan pada khalayak. Tak ada jawaban yang salah. Tapi rasanya sayang
sekali jika perpustakaan hanya dimaknai sebatas tempat membaca buku secara
cuma-cuma.
"Bagiku perpustakaan lebih dari sekedar ruangan segi empat yang dipenuhi buku-
buku. Perpustakaan sungguh punya kenangan luar biasa bagi anak kampung seperti
diriku. Melalui biografi Einstein hingga Helen Keller yang kubaca di perpustakaan
sekolah kala itu, membawaku tumbuh menjadi anak yang punya mimpi seribu."
Pengalaman seseorang dan beberapa rekan membuktikan bahwa perpustakaan lebih
dari sekedar "tempat membaca". Perpustakaan nyatanya punya arti spesial di hati.
Perpustakaan menyodorkan suplai inspirasi, menawarkan keberanian hingga
mengantarkan insan pertiwi mewujudkan mimpi. Tanpa perpustakaan, saya tak akan
berani bermimpi, hingga membawa diri untuk meraih beasiswa lanjut studi.
"Sebagai seorang pemustaka, tentu tak salah jika saya punya angan-angan akan
perpustakaan impian"
Koleksi pustaka adalah daya tarik utama sebuah perpustakaan. Perpustakaan
dengan berbagai ragam pustaka adalah sebuah harapan bagi anak bangsa. Selain
itu, perkembangan teknologi digital meningkatkan kebutuhan akan pustaka
elektronik, sehingga sebut saja perpustakaan "jaman now" mengantongi koleksi
buku pustaka, buku online, dan pustaka audio visual (kaset, piringan hitam, compact
disc dsb).
Kelengkapan pustaka tak hanya dilihat dari bentuk fisiknya, alangkah baik jika
perpustakaan memberikan ragam pilihan pustaka dari koleksi fiksi (cerpen, novel,
dan cerita anak-anak), dan koleksi non-fiksi (kamus, buku-buku referensi, biografi,
ensiklopedi, majalah, dan surat kabar). Saya membayangkan suatu saat datang ke
perpustakaan impian bersama keluarga, berharap semua kebutuhan bacaan baik
anak-anak, dan suami terpenuhi karena koleksi pustaka yang lengkap dan beragam.
"Ruangan kuno tidak menarik dengan penjaga kurang ramah adalah citra
perpustakaan yang berkembang di masyarakat."
Perubahan harus dilakukan. Bagaimana perpustakaan dapat meningkatkan minat
baca, jika citranya saja buruk rupa. Peningkatan fasilitas dan layanan adalah kunci.
Sumber daya manusia (pustakawan, tenaga administrasi dan operator komputer)
baiknya selalu ditingkatkan kualitas pelayanannya dengan pelatihan, seminar,
workshop dan kongres di bidang perpustakaan maupun disiplin ilmu yang relevan
Gedung Perpustakaan haruslah representatif, serta dilengkapi dengan sarana dan
fasilitas pendukung seperti aula, ruang layanan, ruang pengolahan, toilet, areal
parkir yang memadai. Fasilitas tambahan seperti layanan otomatisasi, layanan photo
copy, layanan wifi, dan tentunya layanan bagi penyandang disabilitas (pojok Braille
bagi tunanetra) juga perlu tersedia agar siapa saja mau berlama-lama di
perpustakaan. Jika memungkinkan saya berharap gedung perpustakaan didesain
dengan nuansa budaya masing-masing daerah sehingga menjadi ikon wisata. Bisa
dibayangkan saat kita berwisata ke sebuah kota, destinasinya tak hanya wisata
alam, tapi juga wisata pepustakaan. Selain itu, alangkah elok saat perpustakaan
menyediakan ruang diskusi yang kapabel, sehingga dapat digunakan publik untuk
diskusi tanpa perlu ke kafe atau hotel saat rapat kantor, meeting dan diskusi
mahasiswa.
Sebagai bentuk apresiasi kepada pemustaka yang berkontribusi
memajukan Literasi, secara periodik perpustakaan dapat mengadakan Library
Award. Apresiasi dapat diberikan kepada pemustaka yang paling sering berkunjung,
peminjam buku terbanyak, dan pustakawan terbaik. Dengan adanya Library Award
diharapkan dapat memperkuat ikatan antara pemustaka dan perpustakaan, tak
hanya sebatas hubungan pinjam-meminjam buku.
Beragam sarana dan fasilitas yang dimiliki perpustakaan sejatinya merupakan wadah
yang sehat untuk mengembangkan sumber daya manusia. Misalnya, perpustakaan
sangat memungkinkan mengadakan pelatihan rutin kepada publik mengenai literasi.
Publik tentu akan berbahagia jika dengan menjadi anggota perpustakaan dapat
memberikan kesempatan untuk mengikuti beragam pelatihan seperti kelas menulis,
teknik fotografi ataupun kelas public speaking. Hal ini akan berkorelasi positif
dengan kecintaan masyarakat pada perpustakaan.