Di Susun Oleh :
Lusi Oktipahrami
21131158
Profsi Ners
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. Y dengan Masalah fraktur
kompresi Di Ruangan Bedah (Tumor Center) RSUP.Dr.M.Djamil Padang” telah
dapat diselesaikan. Laporan Kasus ini diajukan untuk memenuhi Praktek Profesi
syarat guna menjalankan pendidikan di Program Profesi Ners STIKes
MERCUBAKTIJAYA Padang. Selama proses penyusunan Laporan Kasus ini
dari awal sampai akhir dan tidak lepas dari peran dan dukungan berbagai pihak.
Penulis juga menyadari bahwa Laporan Kasus ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat
membangun demi tercapainya kesempurnaan Laporan Kasus ini.
LUSI OKTIPAHRAMI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
A. Pengkajian......................................................................................
B. Analisa Data...................................................................................
E. Catatan Perkembangan...................................................................
BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Defnisi
Fraktor kompresi (wedge fractures) merupakan compresi pada bagian dengan corpus
vertebralis yang tertekam dan berbentuk patahan irisan. fraktur adalah fraktur
tersering yang mempengaruhi kolumna vertebrata.fraktur ini dapat di sebabkan oleh
kecelkaan jatuh dari ketinggian dengan posisi terduduk ataupun mendapat pukulan
dikepala osteoporosis dan adanya mestastase kanker dari tempat lain vertebra
kemudian membuat bagian vertebra dengan fraktur kompresi akan menjadi lebih
pendek ukurannya dan pada ukuran vertebra sebenarnya. Trauma vertebra yang
mengenai medula spinalis dapat menyebabkan defisit neurologis berupa kelumpuhan.
(Young, 2000)
2. Etiologi
Penyebab terjadi fraktur kompresi vertebra adalah sebagai berikut :
a. Trauma langsung
Fraktur yang disebabkan oleh adanya benturan langsung pada jaringan tulang
seperti pada kecelakaan lalu lintas,jatuh dari ketinggian dan benturan benda keras oleh
kekuatan langsung.
b. Trauma tidak langsung
Fraktur yang bukan disebabkan oleh benturan langsung, tapi lebih disebabkan oleh
adanya beban yang berlebihan pada jaringan tulang atau otot, contohnya seperti olah
raga yang menggunakan hanya satu tangan untuk menumpu beba badannya. (Andrew,
2014)
3. Anatomi Fisiologi
Kolumna vertebralis atau rangkaian tukang belakang adalah sebuah struktur lentur
yang dibentuk oleh sejumlah tulang yang disebut vertebra atau tulang belakang.
Vertebra dikelompokan dan dinamai sesuai dengan daerah yang ditempatinya
vertebra sevikal atau ruas tulang bagian leher membentuk tulang
lengkuk
vertebra thorakalis atau ruas tulang punggung membentuk daerah
thorak atau dada
vertebra lumbalis atau ruas tulang punggung pinggang membentuk
daerah lumbal
vertebra kogsigeus atau ruas tulang ekor membentuk tulang kogsigeus
atau tulang ekor.
Dengan perkecualian dua ruas pertama dan tulang leher maka semua ruas yang dapat
bergerak memiliki ciri khas yang sama setiap vertebra terdiri atas dua bagian, yang
anterior disebut badan vertebra dan yang posterior disebut arkus neuralis belakang
yang di lalui sum-sum tulang belakang.
1. Vertebra servikalis atau ruas tulang leher adalah yang paling kecil
2. Vertebra thorakalis atau ruas tulang punggung lebih besar dari pada yang servikal
dan sebelah bawah lebih besar
3. Vertebra lubalis atau ruas tulang punggung adalah yang terbesar
4. Sakrum atau tulang kelangkang berbentuk segitiga dan terletak pada bagian bawah
kolumna vertebralis,terdjepit diantara ke dua tulang inominata (tulang koxa) dan
membentuk bagian belakang rongga pelvis (panggul)
5. Kogsigeus atau tulang ekor terdiri dari empat atau lima vertebra yang bergabung
menjadi satu. Diatasnya ia bersendi dengan sacrum.
4. Patofisiologi
Tulang belakang merupakan satu kesatuan yang kuat yang diikat oleh ligamen di
depan dan di belakang, serta dilengkapi diskus intertervertebralis yang mempunyai
daya absorpsi terdadap tekanan atau trauma yang memberikan sifat fleksibilitas dan
ebastis. Semua trauma tulang belakang harus dianggap suatu trauma yang hebat,
sehingga sejak awal pertolongan pertama dan transportasi ke rumah sakit penderita
harus secara hati-hati.
Mekanisme trauma di antaranya :
a. Fleksi
Trauma terjadi akibat fleksi dan disertai dengan sedikit kompresi pada vertebra.
Vertebra mengalami tekanan terbentuk remuk yang dapat menyebabkan kerusakan
atau tanpa kerusakan ligamen posterior. Apabila terdapat kerusakan ligamen posterior
maka fraktur bersifat tidak stabil dan dapat terjadi subluksasi.
b. Fleksi dan rotasi
Trauma jenis ini merupakan trauma fleksi yang bersama-sama dengan rotasi. Terdapat
strain dari ligamen dan kapsul, juga ditemukan fraktur faset. Pada keadaan ini terjadi
pergerakan ke depan/ dislokasi vertebra diatasnya. Semua fraktur dislokasi bersifat
tidak stabil.
c. Kompresi vertical (aksial)
Suatu trauma vertikal yang secara langsung mengenai vertebra yang akan
menyebabkan kompresi aksial. Nukleus pulposus akan memecahkan permukaan serta
badan vertebra secara ventikal.
d. Hiperekstensi atau retrofleksi
Biasanya terjadi hiperekstensi sehingga terjadi kombinasi distraksi danekstensi.
Keadaan ini sering ditemukan pada vertebra servikal dan jarang pada vertebra
torakolumbal.
6. Menifestasi klinis
1. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi
2. Deformitas adalah pergeseran fragmen pada frajtur
3. Terjadi pemendekan tulang akibat kontraksi otot yang melekat diatas dan di awah
tempat fraktur.
4. Krepitas adalah Derik tulang yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu
dengan yang lainnya.
5. Pembengkakan dan perubahan warna pada kulit terjadi sebagai pada akibat trauma
dan perubahan yang mengikuti fraktur. ( Smeltzer, 2013)
7. Pemeriksaan diagnostik
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan dengan cara pasien berdiri,sehingga tanda-
tanda osteoporosis seperti kiposkoliosis akan lebih tampak.kemudian pemeriksaan
dilakukan dengan menekan vertebra dengan ibu jari dari mulai atas sampai kebawah
yaitu prosesus spinosus. Fraktur kompresi vertebra dapat terjadi mulai dari oksiput
sampai dengan sacrum,biasanya terjadi pada region pertengahan thorak ( T7-T8) dan
pada thorakolumbal junction.
b. Pemeriksaan penunjang
a. Rontgen
b. Magnetic resonance imaging (MRI)
c. CT-Scan
d. Single-photon emission computed tomography (SPECT)
e. Scintigraphy (Hanna & letizia, 2010)
8. Penatalaksanaan
a. Nyeri akut
Jika pada pasien tidak ditemukan kelainan neurologis, pengobatan pada pasien
dengan akut fraktur harus menekankan pada pengurangan rasa nyeri dengan
pembatasan bedrest, penggunaan analgetik brancing dan latihan fisik (aron, 2010)
- menghindari bedrest terlalu lama
Bahaya dari bedrest yang terlalu lama pada orang tua adalah meningkatkan
kehilangan densitas tulang, deconditioning, trombosis, pneumonia ulkus dekubitus,
disorientasi dan depresi.
- analgetik
Analgetik digunakam untuk mengurangi rasa nyeri, biasa diberikan sebagai terapi
awal untuk menghindari dari bedrest yang terlalu lama
- calcitonin
Bracing merupakan terapi yang biasa dilakukan pada manajemen akut nin operatif.
Ortose membantu dalam mengontrol rasa nyeri dan membantu menyembuhan dengan
menstabilkan tulang belakang.
- vertebroplasty
Vertebroplasty dilakukan dengan menempatkan jarum biopsy tulang belakang
kedalam vertebra yang mengalami kompresi dengan bimbingan fluoroskopy atau
computed tomograpy.
- kypoplasty
Prosedur ini dilakukan dengan menyuntikkan jarum yang berisikan tampon kedalam
tulang yang mengalami fraktur.
b. Nyeri kronis
Nyeri kronis umumnya biasa dialami oleh pasien dengan multipel fraktur, penurunan
tinggi badan, dan kehilangan densitas tulang. Pada pasien-pasien ini sangat di
anjurkan untuk tetap aktif melakukan melemasan otot dan program peregangan,
seperti program yang berdampak ringan seperti berjalan dan berenang. (Aron, 2010)
9. komplikasi
a. Biomekanik
Pada beberapa pasien yang mengalami pemendekan segmen torakolumbal yang
signifikan, costa bagian terbawah akan bersandar pada pevis, menyebabkan terjadi
abdominal discomfort.
b. Fungsional
Pasien yang mengalami fraktur kompresi memiliki level yang lebih rendah dalam
performa fungsional dibandingkan dengan kontrol,lebih banyak membutuhkan
pembantu,pengalaman lebih sering mengalami sakit saat bekerja,dan mengalami
kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
c. Psikologis
Kejadian depresi meningkatkan sampai 40% pada pasien yang menderita fraktur
kompresi vertebra,akibat nyeri kronis,perubahan bentuk tubuh,detorientasi dalam
kemampuan untuk merawat diri sendiri, dan akibat bedrest yang lama. (Aron, 2010)
ASKEP TEORITIS
Pre op
1. Pengkajian
b. Keluhan utama
Biasanya klien mengeluh sakit atau nyeri didaerah tulang belakang apabila digerakkan.
c. Riwayat kesehatan
Biasanya mengalami jatuh dari ketinggian atau kecelakaan sehingga tulang belakang
terasa nyeri bila digerakkan dan kaki tidak bisa digerakkan
d. Pemeriksaan fisik
Leher : biasanya tidak ada pembengkakan pada nodus limfe,tidak ada pembesaran kelenjer
tiroid
Dada :
Diagnosa keperawatan
1. Pengkajian
a.Biasanyapengkajianmeliputinama,jeniskelamin,umur,alamat,agama,statusperkawinan,pendi
dikan,pekerjaantanggalmasukdandiagnosamedis.
b.Keluhanutama
c.Riwayatkesehatan
-riwayatkesehatansekarang
Biasanyaadanyanyeridibagiantulang,nyeriterasatertusuk-tusuk
-riwayatpenyakitdahulu
Biasanyaditemukanpernahmengalamipenyakityangsamasebelumnya
-riwayatkesehatankeluarga
Biasanyatidakadakeluargayangmengalamipenyakitsepertiini
d.Pemeriksaanfisik
TTV:TD:biasanyameningkat
Nadi:biasanyanormal
Suhu:biasanyanormal
Pernapasan:biasnyanormal
Tinggibadan:biasanyatetap
Beratbadan:biasanyatetap
Kepala:
Rambut:biasanyabersih,tidakadaketombe,tidakadabenjolan
Mata:biasanyasimteriskiridankanan,konjungtivaanemis
Hidung:biasanyasimetriskiridankanan,
Mulut:biasanyabersih,tidakadasariawan
Leher:biasanyatidakadapembengkakanpadanoduslimfe,tidakadapembesarankelenjertiroi
d
Dada:
Paru:Inspeksi:biasanyadalambatasnormal,kiridankanan
Palpasi:biasanyatidakadakelainanpadathorax
Perkusi:biasanyatidakadabunyiredup
Auskultasi:biasanyasuaranafasnormal
Jantung:inspeksi:biasanyatidakadakelainanjantung
Palpasi:biasanyatidakadapembesaranjantung
Perkusi:biasanyadalambatasnormal
Auskultasi:biasanyabunyijantungnormal
Abdomen:inspeksi:biasanyatidakadapembengkakanpadaabdomen
Auskultasi:biasanyabisingususnormal
Palpasi:biasanyanormal,tidakadaterabamasa
Perkusi:biasanyatympani
Ekstremitas:biasanyakekuatanototmelemah
Muskuloskeletal/sendi:Inspeksi:biasanyatidakdapatbergerak
Palpasi:biasanyaterasanyeri
Integumen:biasanyadalambatasnormal
Neurologis:biasanyaterganggu
Payudara:biasanyadalambatasnormal
Genitalia:biasanyadalambatasnormal
Rectal:biasanyadalambatasnormal
Diagnosakeperawatan
1.Nyeriakutberhubungandenganagenpenciderafisik
Rencanaasuhankeperawatan
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
1. IDENTITAS
Idetitas pasien
Nama : Ny. Y
Umur : 58 Tahun
Agama : islam
Pekerjaan : IRT
Agama : islam
Status perkawinan : menikah
Alamat : koto tengah padang
Tanggal masuk : 13 september 2021
Yang mengirim : keluarga/suami
Cara masuk RS : Ny. Y datang ke RS.Mdjamil padang tanggal 13 september 2021
jam 13.30 wib rujukan dari puskesmas.
Diagnosa medis : fraktur kompresi
Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. A
Umur :59 Tahun
Hub. Dengan pasien : suami
Pekerjaan : buruh
Alamat : koto tengah padang
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan utama ( saat masuk rumah sakiit dan saat ini )
Saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan saat masuk rumah sakit pasien
mengeluh nyeri dibagian punggung nyeri tertusuk-tusuk skala nyeri 4 nyeri
terasa audah sejak 3 bulan yang lalu,pasien mengatakan dialami akibat
jatuhnya lemari dan tertimpa punggung pasien pasien tampak
cemas,gelisah,setelah operasi pasien mengeluh nyeri pada luka operasi dan
luka tampak basah.
Gambaran
Tanda vital Suhu : 36
Nadi : 80x/i
TD : 120/80
RR : 20X/i
Tinggi badan 150 CM
Berat badan Sebelum masuk RS : 45
LILA
Kepala
Rambut Bersih tidak ada udem,rambut hitam,tidak ada ketombe
Konjungtiva tidak anemis, refleks pupil baik,sklera baik
Mata Simetris, tidak terdapat cuping hidung
Bersih, mukosa bibir lembab tidak ada sariawan
Hidung Simetris kiri dan kanan, serumen tidak ada
Mulut
Telingga
Leher
Trakea Tidak ada pembengkakan pada trakea
JVP Tidak ada peningkatan vena jugularis
Tiroid Tidak ada pembesaran kilenjer tiroid
Nodus limfe Tidak ada pembengkakan nodus limfe
Dada
Paru I : simetris,pergerakan dinding dada sama
P : fremitus kiri dan kanan sama
P : sonor
A : tidak ada suara nafas tambahan,vesikuler
Jantung I : ictus cordis tidak terlihat
P : denyut jantung teraba
P : suara redup
A : suara S1 dan S2 sama
Abdomen I : simetris, tidak ada pembesaran pada perut
A : bising usus normal
P : tidak ada udem
P : tympani
Ekstrmitas Kekuatan otot : melemah pada punggung
Muskuloskeletal/sendi Inspeksi : terlihat luka dan jahitan
Palpasi : bekas operasi terasa nyeri
Integumen Inspeksi : terlihat ada luka dan jahitan
Palpasi : bekas operasi terasa nyeri
Neurologi
Status mental/GCS Compas mentis
Saraf cranal Tidak ada gangguan
Reflek fisiologi Normal
Reflek patologi Tidak ada masalah
Payudara Dalam batas normal
Genitelia Dalam batas normal
Rectal Dalam batas normal
Terapi
IVFD Asering xx/m
Injeksi
Pemasangan kateter
A. Analisa Data
DO :
- pasien tampak meringis
- pasien tampak apabila
ditanya kesulitan menjawab
karena nyeri
- P : pasien nyeri punggungs
setelah operasi
Q : nyeri terasa tertusuk-
tusuk
R : nyeri dipunggung
S : skala nyeri 4
T : nyeri hilang timbul
DS :
Pasien mngeluh lelah
Pasien mengeluh lemah
DO :
TD : 120/80mmhg
3 Suu : 36 c
RR : 20x/i
DS :
- pasien mengatakan pada
area operasi masih basah
- pasien mengatakan pada
area operasi masih berwarna
merah
DO :
- tampak ada bekas luka
operasi
- pasien tampah gelisah
- TD 120/80 mmHg
Nadi 80x/i
Suhu 36
RR 20x/i
Diagnosa keperawatan
- Nyeri akut berhubungan dengan agen pencidera fisik
- Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
- Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasive
B. Daftar Diagnosa Keperawatan
C. implementasi
DAFTAR PUSTAKA
ANDREW l SHERMAN , MD , MS.(2014) lumbar compression fracture (diakses
tanggal 08 juli 2017)
Tim pokja SDKI OPP PPNI, 2017. Standard diagnose keperawatan Indonesia Jakarta
selatan : Dewan prngurus pusat, persatuan perawat nasional
Tim pokja SLKI OPP PPNI, 2019 :Standar luaran kepearawatan Indonesia Jakarta
selatan :ppni
Tim POKJA SLKI OPP PPNI, 2018, Standar intervensi keperawatan Indonesia
Jakarta selatan: PPNI
Young w. (2000) spinal card injury level and classifacition (SERI AL ONLINE di
akses 10 april 2012