Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH STUDI ISLAM

“masa kemunduran islam di dunia”

Di tulis oleh kelompok 4:

BANI YUSUP

REZA RAMADANI

ARIP

HERU

RAFFI

NURUL F

RIKI

WANDI

SMK SINGAPARNA
Tahun ajaran 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada tahun 1250-1500 M, merupakan babak di mana umat Islam yang berada di sekitar
Timur Tengah mendapat berbagai cobaan baik dari dalam maupun dari luar. Dari luar misalnya
serangan dari Timur Lenk dan juga Hulagu Khan yang kesemuanya merupakan satu keturunan
yaitu bangsa Mongol. Dari dalam atau intern yaitu merupakan masa disintegrasi, konflik antara
sunni dan syi‟ah yang semakin menajam serta munculnya gerakan-gerakan fanatik terhadap
bangsa Arab.
Akan tetapi berlainan dengan apa yang terjadi di kawasan Afrika Utara atau Mesir,
Dinasti Mamalik yang berkuasa di sana berhasil berhasil selamat dari serangan-serangan dari
bangsa Mongol. Sehingga peradaban Islam yang mungkin terputus karena saat itu Baghdad yang
merupakan pusat peradaban Islam telah dihancurkan oleh bangsa Mongol, dapat terus
berkembang walaupun di tempat yang berbeda. Penyebabnya adalah banyak ilmuwan yang
melarikan diri ke Mesir dan di sana pemerintah yang berkuasa juga memperhatikan
perkembangan ilmu pengtahuan dan sebagainya. Dengan demikian perkembangan peradaban
dari masa periode klasik tidak terputus dan terus berlanjut oleh dinasti Mamluk di Mesir
BAB II
PEMBAHASAN

A. FASE KEMUNDURAN ISLAM DI DUNIA


Disebut masa kemunduran karena masa-masa ini dunia Islam dalam proses penghancuran
oleh bangsa Mongol dibawah pimpinan Jengiskan dan keturunannya serta Timur Lenk yang juga
masih keturunan bangsa Mongol.
Masa kemunduran ini dapat dibagi ke beberapa fase lagi, yaitu:

1. Serangan Mongol oleh Dinasti Jengiskhan


Bangsa Mongol ini berasal dari daerah pegunungan Mongolia yang membentang dari
Asia tengah sampai ke Siberia utara, Tibet selatan dan Manchuria barat serta Turkistan timur.
Mereka mempunyai watak yang kasar, suka berperang, pengembara dan berani menghadapi
maut untuk mencapai keinginannya, dan kebringasannya dalam menentang musuh-musuhnya.
Jengiskhan menganut agama Syamaniah, menyembah bintang-bintang dan sujud kepada
Matahari yang sedang terbit. Raja-raja keturunannya yang masih menganut agama Syamaniyah
ialah Hulagukhan sampai raja yang ke VI.Sedangkan mulai dari raja yang VII (Mahmud Ghazan)
sampai raja-raja selanjutnya adalah pemeluk Islam. Dinasti Jengiskhan ini dikenal dengan dinasti
Ilkhan, yaitu gelar yang diberikan kepada Hulagukhan.
Daerah-daerah yang dikuasai dinasti ini adalah daerah yang terletak antara Asia kecil di
barat dan India di timur.Kedatangannya ke dunia Islam diawali dengan ditaklukkannya wilayah-
wilayah kerajaan Transoxania dan Khawarizm 1219 M; kerajaan Ghazna pada tahun 1221 M,
Azarbaizan pada tahun 1223 M. dan Saljuk di Asia kecil pada tahun 1243 M. Kota Bagdad
sendiri dihancurkan rata dengan tanah, sebagaimana kota-kota lain yang dilalui tentara Mongolia
tersebut.
Pada tahun 1258 M inilah kota Baghdad jatuh ke tangan bangsa Mongol dan mengakhiri
khilafah Abbasiyah di sana, juga merupakan awal kemuduran politik dan peradaban Islam.
Karena pada masa itu Baghdad merupakan pusat kebudayaan dan merupakan kawasan yang kaya
akan khsanah ilmu pengetahuan itu ikut pula lenyap dibumihanguskan oleh pasukan Mongol
yang dipimpin Hulagu Khan tersebut.
Kejatuhan Baghdad ini tidak semata-mata karena faktor ekstern, tetapi juga karena faktor
intern yang telah meruntuhkan khilafah Abbasiyah di sana. Faktor intern itu antara lain adanya
perpecahan yang ditandai dengan lepasnya daerah kekuasaan yang kemudian membentuk
kerajaan kecil-kecil, hal tersebut berdampak pada lemahnya kekuatan ekonomi yang juga timbul
karena adanya korupsi dan keinginan untuk hidup mewah dikalangan penguasa, dan faktor-faktor
lainnya.
Dari Bagdad pasukan Mongolia menyebrangi sungai Eufrat menuju Syria, kemudian
melintasi Sinai. Pada tahun 1260 M. mereka berhasil menduduki Nablus dan Gaza. Begitu pula
daerah-daerah lain yang dilaluinya dapat ditaklukkan kecuali Mesir. Tentara Kerajaan Mamluk
yang saat itu sedang berkuasa di Mesir dapat memukul mundur pasukan Mongolia dalam sebuah
pertempuran di „Ain Jalut tanggal 13 September 1260 M.
Demikianlah kondisi dunia arab, terutama Baghdad dan sebagian besar derah-daerah
kerajan Islam lainnya dikuasai oleh bangsa Mongolia selama kurang lebih 85 tahun dibawah
perintah dinasti Ilkhan, yang tentunya kehadiran mereka lebih banyak membawa kehancuran dan
kemunduran dunia Islam.
Dari sekian banyak penguasa dinasti Ilkhan ada yang peduli terhadap pembangunan
kembali peradaban yang telah diahncurkannya itu. Diantaranya adalah Mahmud Ghazan (683-
703 /1295-1304), raja Ilkhan pertama yang beragama Islam. Dia seorang pelindung ilmu
pengetahuan dan sastra. Ia amat menggemari kesenian terutama arsitektur dan ilmu pengetahuan
alam, seperti astronomi, kimia, mineralogy, Metalurogi dan botani.[3] Ia membangun semacam
biara, perguruan tinggi untuk mazhab Syafi‟i dan Hanafi, sebuah perpustakaan , observatorium,
dan gedung-gedung umum lainnya.
Mahmud Ghazan diganti oleh Muhammad Khudabanda Uljeitu (1304-1317 M) seorang
penganut syi‟ah yang ekstrim. Ia mendirikan kota raja Sulthaniyah dekat Zanjan. Pada masa
pemerintahan Abu Sa‟id (1317-1335 M) pengganti Muhamad Khudabanda, terjadi bencana
kelaparan yang sangat menyedihkan dan angin topan disertai hujan es yang mendatangkan
malapetaka. Kerajaan Ilkhan sepeninggal Abu Sa‟id menjadi terpecah belah. Masing-masing
pecahan saling memerangi . Akhirnya mereka semua ditaklukkan oleh Timur Lenk.

2. Serangan Dinasti Timur Lenk


Belum sempat bangkit dari kejatuhan, seabad kemudian malapetaka yang tidak kalah
dahsyatnya kembali terjadi. Penyerangan kali ini yang dipimpin oleh Timur Lenk atau Timur si
Pincang ke dunia Islam tidak kurang membawa kehancuran , bahkan ia lebih kejam daripada
Jengiskan atrau Hulagukhan. Berbeda dengan Jengiskan atau Hulagukhan yang masih menganut
kepercayaan Syamaniah, Timur Lenk ini sudah menganut agama “Islam.”
Pada tanggal 10 April 1370 M. Timur Lenk memproklamirkan diri sebagai penguasa
tunggal di Tranxosiana. Ia berencana untuk menaklukkan daerah-daerah yang pernah dikuasai
oleh Jengiskhan. Ia berkata : “Sebagaiamana hanya ada satu Tuhan di alam ini , maka di bumi
seharusnya hanya ada seorang raja.”Pada tahun 1381 M, ia menaklukkan Khurasan, terus ke
Afganistan, Persia, Fars dan Kurdistan.
Di setiap negeri yang ditaklukkannya ia mengadakan pembantaian besar-besaran
terhadap siapa saja yang menghalangi rencananya, misalnya di Afganistan ia membangun
menara yang disusun dari 2000 mayat yang dibalut dengan batu dan tanah liat; Di Iran ia
membangun menara dari 70000 kepala manusia yang sudah dipisahkan dari badannya; Di India
ia membantai lebih dari 80000 tawanan; Di Sivas, Anatolia sekitar 4000 tentara Armenia dikubur
hidup-hidup.Pada tahun 1401 M. ia memasuki daerah Syria bagian utara. Tiga hari lamanya
Aleppo dihancurleburkan. Kepala dari 20000 penduduk dibuat Pyramid setinggi 10 hasta dan
kelilingnya 20 hasta dengan wajah mayat menghadap ke luar.
Banyak bangunan, seperti sekolah dan masjid yang berasal dari zaman Nuruddin Zanky
dari Ayyubi dihancurkan. Demikian pula Damaskus dikuasainya, sehingga masjid Umayah yang
bersejarah mengalami kerusakan berat. Setelah itu serangan diteruskan ke Baghdad, dan
membantai 20000 penduduknya. Dari mayat-mayat tersebut ia membuat 120 menara sebagai
tanda kemenangan. Timur lenk berambisi juga untuk menguasai kerajaan Usmani di Turki,
karena kerajaan ini banyak menguasai daerah-daerah bekas imperium Jengiskan dan
Hulagukhan.
Pada tahun 1402 M. terjadi pertempuran yang sangat hebat di Ankara. Tentara Usmani
mengalami kekalahan. Sultan Usmani (Bayazid I) sendiri tertawan dan mati dalam tawanan.
Setelah itu Timur Lenk kembali ke Samarkhand. Ia berencana mengadakan invasi ke Cina,
Namun di tengah perjalanan ia menderita sakit yang membawa kepada kematiannya pada usia 71
tahun. Tepatnya tahun 1404 M. dan mayatnya di bawa ke samarkhand.
Sekalipun Timur Lenk ini terkenal sangat ganas dan kejam, tetapi Timur Lenk adalah
sosok yang bisa dibilang saleh ia sempat memperhatikan pengembangan Islam. Konon ia
penganut Syi‟ah yang ta‟at dan menyukai tarekat Naqsyabandiyah. Dalam setiap perjalanannya
ia selalu mengikutsertakan para ulama, sastrawan dan seniman. Ia sangat menghormati para
ulama. Walaupun terkadang ia memaksakan suatu fatwa kepada ulama agar memperbolehkan
apa yang dilakukannya.

3. Dinasti Mamluk di Mesir


Satu-satunya penguasa Islam yang dapat memukul mundur tentara Mongolia
(Hulagukhan) ialah tentara Mamluk yang saat itu sedang berkuasa di Mesir dibawah pimpinan
Sulthan Baybars (1260-1277) sebagai Sulthan yang terbesar dan termasyhur serta dipandang
sebagai pembangun hakiki dinasti Mamluk di Mesir.
Dinasti Mamluk berkuasa sejak tahun 1250 M. menggantikan dinasti Al Ayyubi dan
berakhir tahun 1517 M. Karena dapat menghalau tentara Hulagukhan, Mesir terhindar dari
penghancuran, sebagaimana dialami di dunia Islam lain yang ditaklukkan oleh Hulagu.Dinasti
Mamluk ini mengalami kemajuan diberbagai bidang. Kemenangannya terhadap tentara Mongolia
menjadi modal dasar untuk mengusai daerah-daerah sekitarnya. Banyak penguasa-penguasa kecil
menyatakan setia kepada dinasti ini. Dinasti ini juga dapat melumpuhkan tentara Salib di
sepanjang laut tengah.
Di bidang politik atau pemerintahan, pemerintahan dinasti ini bersifat oligarki militer,
kecuali dalam waktu yang singkat ketika Qalawun (1280-1290 M) menerapkan pergantian sultan
secara turun temurun. Anak Qalawun berkuasa hanya empat tahun, karena kekuasaannya direbut
oleh Kitbugha (1295- 1297 M). Sistem pemerintahan oligarki ini banyak mendatangkan
kemajuan di Mesir. Kedudukan amir menjadi sangat penting. Para amir berkompetisi dalam
prestasi, karena mereka merupakan kandidat sultan.
Dalam bidang ekonomi, ia membuka hubungan dagang dengan Perancis dan Italia,
terutama setelah kejatuhan Baghdad oleh tentara Timur Lenk, membuat Kairo menjadi kota yang
sangat penting yang menghubungkan jalur perdagangan antara Laut merah dan laut tengah
dengan Eropah. Hasil pertanian juga meningkat.
Di bidang ilmu pengetahuan, Mesir menjadi tempat pelarian ilmuwan-ilmuwan asal
Baghdad dari serangan tentara Mongolia. Karena itu ilmu-ilmu banyak berkembang di Mesir,
seperti sejarah, kedokteran,astronomi,matematika, dan ilmu agama.
 Dalam ilmu sejarah tercatat nama-nama besar, seperti Ibnu Khalikan, Ibnu Taghribardi, dan Ibnu
Khaldun.
 Di bidang astronomi dikenal nama Nasir al-Din al –Tusi. Di bidang matematika Abu al Faraj al –
„Ibry.
 Dalam bidang kedokteran: Abu Hasan „Ali al-Nafis penemu susunan dan peredaran darah dalam
paru-paru manusia, Abdul Mun‟im al-Dimyathi seorang dokter hewan, dan al- Razi, perintis
psykoterapi.
 Dalam bidang Opthalmologi dikenal nama Salah al-Din Ibnu Yusuf.
 Dalam bidang ilmu keagamaan, tersohor nama Ibnu Taimiyah, seorang pemikir reformis dalam
Islam, al Sayuthi yang menguasai banyak ilmu keagamaan, Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Ilmu
Hadits dan lain-lain.
 Dalam bidan arsitektur. Mereka membangun bangunan-bangunan yang megah seperti sekolah-
sekolah, masjid-masjid, rumah sakit, museum, perpustakaan, villa-villa, kubah dan menara
masjid.
Kerajaan Mamluk ini berakhir tahun 1517 disebabkan banyaknya panguasa yang bermoral
rendah, suka berfoya-foya dan ditambah dengan datangnya musim kemarau panjang dan
berjangkitnya wabah penyakit. Dilain pihak munculnya kekuatan baru, yaitu kerajaan Turki
Usmani yang kemudian dapat memenangkan perang melawan tentara Mamluk . Kemudian Mesir
ini dijadikan salahsatu propinsi kerajaan Usmani di Turki.

4. Spanyol
Pada abad pertengahan ini Islam hanya berkuasa di daerah Granada, dibawah dinasti Bani
Ahmar (1232-1492 M) yang merupakan kekuatan Islam terakhir di Spanyol seteleh kurang lebih
7 abad setengah lamanya menguasai wilayah ini. Kota-kota lain seperti Cordova telah jatuh ke
tangan Kristen pada tahun 1238 M, Sevilla lepas pada tahun 1248 dan akhirnya Granada juga
jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1492 M.
Hal ini disebabkan karena terjadinya perpecahan diantara umat Islam terutama orang-
orang Istana dalam memperebutkan kekuasaan. Dilain pihak umat Kristen berhasil
mempersatukan diri. Abu Abdullah sebagai khalifah terakhir tidak mampu lagi membendung
serangan-serangan kristen yang dipimpin oleh Ferdinand dan Isabella, dan akhirnya dia
menyerahkan diri, dan dia sendiri hijrah ke Afrika utara.
Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol. Umat Islam setelah itu,
dihadapkan kepada dua pilihan, masuk keristen atau pergi meninggalkan Spanyol. Pada tahun
1609 M. boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam di daerah ini. Dunia Islam mengalami
kehancuran setelah Khalifah Abbasiyah di Baghdad runtuh, dan baru mengalami kemajuan
kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar, yaitu: Usmani di Turki, Mughal
di India dan Safawi di Persia yang akan dibahas pada makalah selanjutnya.

B. PENYEBAB KEMUNDURAN ISLAM


Beberapa penyebab kemunduran dan kehancuran Umat Islam di Spanyol di antaranya
konflik Islam dengan Kristen, tidak adanya ideologi pemersatu, kesulitan ekonomi, tidak
jelasnya sistem peralihan kekuasaan, dan keterpencilan.
1. Konflik Islam dengan Kristen
Para penguasa muslim tidak melakukan islamisasi secara sempurna. Mereka sudah
merasa puas dengan hanya menagih upeti dari kerajaan-kerajaan Kristen taklukannya dan
membiarkan mereka mempertahankan hukum dan adat mereka, termasuk posisi hirarki
tradisional, asal tidak ada perlawanan bersenjata. Namun demikian, kehadiran Arab Islam telah
memperkuat rasa kebangsaan orang-orang Spanyol Kristen. Hal itu menyebabkan kehidupan
negara Islam di Spanyol tidak pernah berhenti dari pertentangan antara Islam dan Kristen. Pada
abad ke-11 M umat Kristen memperoleh kemajuan pesat, sementara umat Islam sedang
mengalami kemunduran.
2. Tidak Adanya Ideologi Pemersatu
Kalau di tempat-tempat lain para muallaf diperlakukan sebagai orang Islam yang
sederajat, di Spanyol, sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah di Damaskus, orang-
orang Arab tidak pernah menerima orang-orang pribumi. Setidak-tidaknya sampai abad ke-10 M,
mereka masih memberi istilah „ibad dan muwalladun kepada para muallaf itu, suatu ungkapan
yang dinilai merendahkan. Akibatnya, kelompok-kelompok etnis non Arab yang ada sering
menggerogoti dan merusak perdamaian. Hal itu mendatangkan dampak besar terhadap sejarah
sosio-ekonomi negeri tersebut. Hal ini menunjukkan tidak adanya ideologi yang dapat memberi
makna persatuan, disamping kurangnya figur yang dapat menjadi personifikasi ideologi itu.

3. Kesulitan Ekonomi
Di paruh kedua masa Islam di Spanyol, para penguasa membangun kota dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat “serius”, sehingga lalai membina
perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang amat memberatkan dan menpengaruhi
kondisi politik dan militer

4. Tidak Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan


Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan diantara ahli waris. Bahkan, karena inilah
kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk al-Thawaif muncul. Granada yang merupakan pusat
kekuasaan Islam terakhir di Spanyol jatuh ke tangan Ferdinand dan Isabella, diantaranya juga
disebabkan permasalahan ini.

5. Keterpencilan
Spanyol Islam bagaikan terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia selalu berjuang
sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Dengan demikian, tidak ada
kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen di sana.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Ada banyak perilaku yang patut diterapkan sebagai cerminan penghayatan terhadap
sejarah perkembangan Islam di abad pertengahan khususnya pada masa kemunduran,yakni:
Sejarah merupakan pelajaran bagi manusia agar di kemudian hari perilaku atau perbuatan kaum
muslim yang membuat kaum muslim dan umat manusia lainnya menderita tidqak terulang lagi.
Lemahnya persatuan umat Islam dapat dijadikan celah pihak lain untuk memundurkan peran
kaum muslim, baik dari kancah perekonomian maupun politik. Oleh karena itu, umat Islam
hendaknya mampu mengubah tata kehidupannya yang seimbang antara kepentingan duniawi dan
ukhrawinya serta senantiasa meningkatkan wawasan keislamannya melalui rujukan Al Qur‟an
dan Hadis.

B. SARAN
Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam yang menjalani ajaran Allah SWT dan
meneladani sunnah Rasul-Nya hendaknya kita semua sebagai umat Islam wajib untuk
melaksanakan kewajiban dan menjauhi segala larangan-Nya. Sebab, para pendahulu kita telah
berjuang untuk kemajuan agama Islam walaupun pada saat itu pula Islam mengalami
kemunduran dan pada akhirnya Islam mengalami kebangkitan.
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook

Anda mungkin juga menyukai