MAKALAH
Disusun oleh :
2110306117
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2022
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh:
2110306117
Telah disetujui oleh pembimbing lahan RSIJ Pondok Kopi Jakarta Timur
Tanda Tangan :
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah skripsi ini
Makalah ini merupakan salah satu tugas syarat kelulusan states
neuromuscular Program Pendidikan Profesi Fisioterapi di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta yang bertempat di RSIJ Pondok Kopi Jakarta Timur.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam
penatalaksanaan kasus stroke hemiparese dextra. Penulis menyadarai bahwa makalah
ini masih banyak kekuranga, sehingga kritik dan saran sangat diharapkan guna
kesempurnaan makalah ini.
3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................2
KATA PENGANTAR..................................................................................................3
DAFTAR ISI.................................................................................................................4
BAB I............................................................................................................................5
PENDAHULUAN........................................................................................................5
A. Latar Belakang...............................................................................................5
B. Rumusan Masalah..........................................................................................6
C. Tujuan Penelitian...........................................................................................6
D. Manfaat Penulisan..........................................................................................7
BAB II...........................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................8
A. Definisi...........................................................................................................8
B. Anatomi..........................................................................................................8
C. Etiologi...........................................................................................................9
D. Patofisiologi.................................................................................................10
F. Faktor Resiko......................................................................................................12
BAB III.......................................................................................................................13
STATUS KLINIS.......................................................................................................13
....................................................................................................................................13
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke didefinisikan sebagai suatu manifestasi klinis gangguan
peredaran darah otak yang menyebabkan defisit neurologis. Stroke menjadi
salah satu masalah kesehatan utama bagi masyarakat. Hampir di seluruh
dunia stroke menjadi masalah yang serius dengan angka morbiditas dan
mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan angka kejadian penyakit
kardiovaskuler. Serangan stroke yang mendadak dapat menyebabkan
kecacatan fisik dan mental serta kematian, baik pada usia produktif maupun
lanjut usia (Dewi & Pinzon, 2016).
5
melakukan aktivitas sehari–hari agar mencegah komplikasi, seperti dekubitus,
kontraktur (kekakuan dan pengecilan) otot, keterbatasan gerak sendi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang tersebut diatas, maka penulis
merumuskan masalah yaitu:
“Bagaimana penatalaksanaan fisioterapi pada pasien stroke?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui permasalahan yang timbul yang pada pasien stroke
- Untuk mengetahui definisi klasifikasi stroke
- Untuk mengetahui anatomi pada otak
- Untuk mengetahui etiologi pada stroke
- Untuk mengeratahui patofisiologi pada stroke
- Untuk mengetahui tanda dan gejala pada stroke
- Untuk mengetahui faktor-faktor resiko pada stroke
6
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Menurut World Health Organization (WHO), stroke didefinisikan
suatu gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda
dan gejalaklinik baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24
jam, atau dapat menimbulkan kematian, disebabkan oleh gangguan peredaran
darah otak. Sebagian besar kasus dijumpai pada orang-orang yang berusia di
atas 40 tahun.Makin tua umur, resiko terkena stroke semakin besar (Nasution,
2013).
B. Anatomi
Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang lebih
100 triliun neuron. Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu serebrum (otak
besar), serebelum (otak kecil), brainstem (batang otak), dan diensefalon
1) Serebrum
Terdiri dari dua hemisfer serebri, korpus kolosum dan korteks serebri.
Masing-masing hemisfer serebri terdiri dari :
- Lobus frontalis
Merupakan area motorik primer yang bertanggung jawab untuk
gerakan-gerakan voluntar, lobus parietalis yang berperanan pada
kegiatan memproses dan mengintegrasi informasi sensorik yang lebih
tinggi tingkatnya,
- lobus temporalis
Merupakan area sensorik untuk impuls pendengaran dan lobus
oksipitalis yang 7 mengandung korteks penglihatan primer,
menerimainformasi penglihatan dan menyadari sensasi warna.
2) Serebelum
Fungsi utamanya adalah sebagai pusat refleks yang mengkoordinasi
dan memperhalus gerakan otot, serta mengubah tonus dan kekuatan
kontraksi untuk mempertahankan keseimbangan sikap tubuh.
3) Brainstem (batang otak)
8
- Medula oblongata merupakan pusat refleks yang penting untuk
jantung, vasokonstriktor, pernafasan, bersin, batuk, menelan,
pengeluaran air liur danmuntah.
- Pons merupakan mata rantai penghubung yang penting pada jaras
kortikosereberalis yang menyatukan hemisfer serebri dan serebelum.
- Mesensefalon merupakan bagian pendek dari batang otak yang berisi
aquedikus sylvius, beberapa traktus serabut saraf asenden dan
desenden dan pusat stimulus saraf pendengaran dan penglihatan.
4) Diensefalon
Dibagi empat wilayah yaitu :
- Talamus merupakan stasiun penerima dan pengintegrasi subkortikal
yang penting.
- Subtalamus fungsinya belum dapat dimengerti sepenuhnya, tetapi lesi
pada subtalamus akan menimbulkan hemibalismus yang ditandai
dengan gerakan kaki atau tangan yang terhempas kuat pada satu sisi
tubuh.
- Epitalamus berperanan pada beberapa dorongan emosi dasar
seseorang.
- Hipotalamus berkaitan dengan pengaturan rangsangan dari sistem
susunansaraf otonom perifer yang menyertai ekspresi tingkah dan
emosi
C. Etiologi
Stroke dibagi 2 jenis yaitu : stroke iskemik dan stroke hemoragik.
9
Adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah
otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita
hipertensi. Stroke hemoragik ada 2 jenis yaitu:
1) Hemoragik intraserebral : perdarahan yang terjadi didalam
jaringan otak.
2) Hemoragik subarakoid : perdarahan yang terjadi pada ruang
subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan
jaringan yang menutupi otak).
D. Patofisiologi
Setiap kondisi yang meyebabkan perubahan perfusi darah pada otak
yang menyebabkan keadaan hipoksia. Hipoksia yang berlangsung lama dapat
menyebakan iskemik otak. Iskemik yang terjadi dalam waktu yang singkat
kurang dari 10-15 menit dapat menyebabkan defisit sementara dan bukan
defisit permanen. Sedangkan iskemik yang terjadi dalam waktu lama dapat
menyebabkan sel mati permanen dan mengakibatkan infark pada otak.
Setiap defisit fokal permanen akan bergantung pada daerah otak mana
yang terkena. Daerah otak yang terkena akan menggambarkan pembuluh
darah otak yang terkena. Pembuluh darah yang paling sering mengalami
iskemik adalah arteri serebral tengah dan arteri karotis interna.
10
E. Tanda dan Gejala
Stroke menyebabkan berbagai defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi
(pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak
adekuat, dan jumlah aliran darah kolateral (sekunder atau aksesori). Fungsi
otak yang rusak tidak dapat membaik sepenuhnya.
1. Kehilangan motorik
2. Stroke adalah penyakit motor neuron dan mengakibatkan kehilangan
kontrol volunter terhadap gerakan motorik.
3. Kehilangan komunikasi
Fungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan
komunikasi. Stroke adalah penyebab afasia paling umum. Disfungsi
bahasa dan komunikasi dapat dimanifestasikan oleh hal berikut:
4. Gangguan persepsi
11
Setelah stroke pasien mungkin mengalami inkontinensia urinarius
sementara karena konfusi, ketidakmampuan mengkomunikasikan
kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk menggunakan urinal/bedpan.
F. Faktor Resiko
Faktor risiko stroke adalah faktor yang memperbesar kemungkinan
seseorang untuk menderita stroke. Faktor ini terbagi menjadi faktor yang
tidak dapat diubah seperti genetik, jenis kelamin, dan usia. Sedangkan
faktor yang dapat diubah adalah hipertensi, gaya hidup seperti
perilaku merokok, konsumsi alkohol, dan diabetes mellitus. Faktor risiko
stroke pada pasien hipertensi sangat bervariasi (Handayani, 2012; Stroke
Association, 2015)
12
BAB III
STATUS KLINIS
13
SEGI FISIOTERAPI
A. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
B. PEMERIKSAAN OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN TANDA VITAL
- Tekanan Darah : 128/90
- Nadi : 87/menit
- Suhu : 36,2 C
- RR : 20/menit
2. IPPA
a. INSPEKSI
1) Statis
- Pasien datang dengan menggunakan kursi roda
14
- Tangan kanan cenderung fleksi elbow
- Bahu terlihat asimetris lebih tinggi sisi kanan.
- Perut terlihat bergelambir cenderung pada sisi kanan
2) Dinamis
- Pasien kesulitan berpindah dari kursi roda ke bed
- Pasien kesulitan untuk meluruskan siku sebalah kanan
- Pasien kesulitan menggerakan kaki sebelah kiri
b. PALPASI
- Suhu lokal normal
- Tidak ada nyeri tekan
- Tightness pada ankle kanan
c. PERKUSI
-
d. AUSKULTASI
-
Shoulder:
Fleksi 3 4
Ekstensi 3 4
Abduksi 3 4
Adduksi 3 4
Endorotasi 2 4
Eksorotasi 2 4
Elbow :
15
Fleksi 3 4
Ekstensi 3 4
Wrist:
Fleksi 3 4
Ekstensi 3 4
Pronasi 4 4
Supinasi 4 4
Ulna deviasi 3 4
Radialdeviasi 3 4
Hip:
Fleksi 3 5
Ekstensi 3 5
Abduksi 2 5
Adduksi 2 5
Knee:
Fleksi 3 5
Ekstensi 3 5
Ankle:
Fleksi 3 4
Ekstensi 3 4
Inversi 3 4
16
eversi 3 4
MMT
Shoulder: S 20 – 0 – 110
F 80 – 0 – 40
T 10 – 0 – 30
R 40 – 0 – 20
Elbow : S 0 – 0 – 150
R 90 – 0 – 90
Wrist S 40 – 0 – 40
F 20 – 0 – 30
D. PEMERIKSAAN KHUSUS
1. Pemeriksaan Sensoris
Tajam – Tumpul : Normal
Kasar – Halus : - Normal
Dingin – Hangat : Normal
2. Pemeriksaan Reflek Fisiologis
Reflek tricep : - Normal
Reflek bicep : - Normal
Reflek Patela : - Normal
3. Pemeriksaan Reflek Patologis
17
Reflek Babinski : - Normal
4. Pemeriksaan Keseimbangan
Duduk ke berdiri : - Normal
5. Pemeriksaan Fungsional (Indeks Katz)
18
duduk, bangkit dari kursi sendiri
Bergantung :
Bantuan dalam naik atau turun dari tempat
tidur atau kursi, tidak melakukan satu, atau
lebih perpindahan
5 Kontinen V
Mandiri :
BAK dan BAB seluruhnya dikontrol sendiri
Tergantung :
Inkontinensia parsial atau total; penggunaan
kateter,pispot, enema dan pembalut ( pampers
)
6 Makan V
Mandiri :
Mengambil makanan dari piring dan
menyuapinya sendiri
Bergantung :
Bantuan dalam hal mengambil makanan dari
piring dan menyuapinya, tidak makan sama
sekali, dan makan parenteral ( NGT )
Analisis Hasil :
Nilai A :Kemandirian dalam hal makan, kontinen (
BAK/BAB ), berpindah, kekamar kecil, mandi dan
berpakaian.
Nilai B :Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi
tersebut
Nilai C : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu
fungsi tambahan
Nilai D : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi,
berpakaian, dan satu fungsi tambahan
Nilai E : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi,
berpakaian, ke kamar kecil, dan satu fungsi tambahan.
Nilai F : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi,
berpakaian, ke kamar kecil, berpindah dan satu fungsi
19
tambahan
Nilai G : Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut
E. DIAGOSIS FISIOTERAPI
1. Impairment
- Kelemahan AGA dan AGB yang disebabkan oleh spastisitas.
- Keterbatasan ROM karena kelemahan dan berkurangnya fleksibilitas
anggota gerak
- Telapak tangan kesemutan karena adanya gangguan sensoris
2. Fungsional Limitation
Pasien tidak mampu melalukan ADL secara mandiri
3. Participation Restriction
Tidak dapat mengikuti kegiatan social dilingkungan rumah
F. PROGRAM FISIOTERAPI
1. Tujuan Jangka Pendek
- Megurangi spastisitas pada AGA dan AGB
- Meningkatkan ROM
2. Tujuan Jangka Panjang
Mengembalikan fungsional pasien.
G. INTERVENSI FISIOTERAPI
- Breathing Exercise
- Aktif dan passive exercise
- Melatih kemampuan yang bersifat fungsional
- IR
- TENS
H. EVALUASI
- Peningkatan aktifitas fungsional
- Peningkatan ROM
Bidang gerak Dextra
Shoulder: S 20 – 0 – 130
F 80 – 0 – 50
T 20 – 0 – 30
R 40 – 0 – 20
20
Elbow S 0 – 0 – 150
R 90 – 0 – 90
Wrist S 50 – 0 – 60
F 20 – 0 – 30
21