Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH CABANG OLAHRAGA

NOMOR LEMPAR

Disusun Oleh

Melia Lusianti (15)

Muhamad Althof Badruzzaman (18)

Muhamad Faqih Sidiq (19)

Nabila Nazwa Salsabila (22)

Nira Ramadhanti (24)

Rafa Zahira (27)

Siti Alya Ridwan (32)

Subhan Nurhadziq (33)

Syifa Anindhita (34)

Kelas XII MIPA 6

SMAN 1 BEKASI

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Cabang Olahraga Nomor Lempar”
dengan sebaik-baiknya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah mengalami berbagai hal baik suka
maupun duka. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai dengan
lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta bimbingan dari berbagai pihak.
Sebagai rasa syukur atas terselesainya makalah ini, maka dengan tulus penulis sampaikan
terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik
pada teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
dapat diterapkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan judul
makalah ini.

Bekasi, 10 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................................................I


DAFTAR ISI ..................................................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ..................................................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................................................. 1
C. TUJUAN ...................................................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................................ 2
A. LEMPAR LEMBING ...................................................................................................................................... 2
B. LEMPAR CAKRAM ...................................................................................................................................... 8
C. TOLAK PELURU ........................................................................................................................................ 13
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................................... 19
A. KESIMPULAN ............................................................................................................................................ 19
B. SARAN ...................................................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Olahraga adalah gerakan-gerakan yang dapat menyehatkan tubuh. Dengan
olahraga tubuh akan merasa segar dan bugar. Oleh karena itu, olahraga sangat penting
dalam kehidupan ini.
Olahraga dapat berupa gerakan-gerakan tertentu dan juga berupa permainan.
Olahraga yang berupa gerakan-gerakan tertentu diantaranya senam, yoga dan juga
jogging. Sedangkan cabang olahraga lempar diantaranya lempar lembing, lempar
cakram, dan tolak peluru.
Dalam dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang Cabang Olahraga
Lempar Diantaranya: Lempar Lembing, Lempar Cakram, dan Tolak Peluru dalam
memenuhi tugas dari mata pelajaran olahraga.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian dan sejarah dari lempar lembing, lempar cakram, dan tolak peluru?
2. Bagaimana bentuk dan ukuran lapangan dari lempar lembing, lempar cakram, dan
tolak peluru?
3. Bagaimana teknik dan peraturan dari lempar lembing, lempar cakram, dan tolak
peluru?

C. Tujuan
Di susunnya makalah ini yaitu bertujuan untuk memudahkan atau memberikan
informasi lebih dalam tentang olahraga atletik itu sendiri. Dan salah satu tujuan saya
dalam membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas di dalam mata pelajaran
pendidikan jasmani.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Lempar Lembing
1. Pengertian Lempar Lembing
Melempar merupakan proses gerak seseorang melakukan gerakan terhadap
suatu benda agar suatu benda tersebut dapat dipindahkan sejauh mungkin. Menurut
Yudha M. Saputra (2001: 67) pengertian lempar lembing adalah “Merupakan salah
satu kemampuan dalam melemparkan benda berbentuk lembing, sejauh mungkin”.
Sedangkan menurut Soenarjo Basoeki (2003:89) lempar lembing adalah “Salah satu
nomor perlombaan dalam kelompok lempar di dalam cabang olahraga atletik”. Dari
pengertian yang telah diberikan para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengertian lempar lembing adalah salah satu nomor dalam perlombaan atletik yang
melemparkan benda berbentuk lembing, sejauh mungkin.
Sedangkan lembing merupakan suatu benda yang terdiri dari mata lembing,
badan lembing dan tali pegangan lembing. Mata lembing terbuat dari metal, badan
lembing terbuat dari kayu atau metal atau bambu. Badan lembing yang terbuat dari
metal dipergunakan dalam perlombaan resmi nasional ataupun internasional, dalam
pendidikan biasa menggunakan bambu. Tali lembing terletak melilit pada titik pusat
lembing.

2. Sejarah Olahraga Atletik Lempar Lembing


Awal mulanya, lempar lembing lebih identik dengan aktivitas berburu nenek
moyang manusia. Lempar lembing diadopsi dari kebiasaan kaum laki-laki pada
zaman tersebut. Aktivitas ini baru berkembang menjadi suatu olahraga ketika umat
manusia memasuki masa bercocok tanam dan beternak, meninggalkan masa
nomaden yang lebih kental dengan aktivitas berburunya. Manusia mulai menetap
dengan membangun perkampungan atau perkotaan. Perubahan gaya hidup pun
terjadi. Salah satunya adalah aktivitas fisik seperti melempar lembing tak lagi
digunakan untuk berburu. Aktivitas itu dialihkan menjadi suatu olahraga yang
dipertandingkan.

2
Unsur untuk memperoleh makanan (berburu) berubah menjadi upaya
pemenuhan akan hiburan dan prestasi. Walaupun belum ditemukan catatan sejarah
yang otentik mengenai lempar lembing, tapi sebagian ahli meyakini olahraga ini
telah berkembang sejak zaman Yunani Klasik. Saat itu, lempar lembing termasuk
olahraga populer. Tak kalah dengan olahraga jenis atletik lainnya, seperti lari,
lompat, dan lempar cakram. Olahraga lain yang bernuansa militer pun juga sama
populernya, seperti gulat, tinju, memanah, dan balap kereta. Hal ini menunjukkan
bahwa kebudayaan militer Yunani berpengaruh pada perkembangan olah raga
mereka. Jamak diketahui bahwa peradaban Yunani klasik adalah tempat lahirnya
olahraga atletik saat ini. Bahkan, pertandingan Olimpiade pada zaman modern
meniru Olimpiade yang pertama kali digagas oleh bangsa yang terkenal dengan para
filsufnya itu. Termasuk masa dilangsungkannya, yaitu setiap empat tahun sekali.

3. Ukuran Lapangan Lempar Lembing

Untuk lebih jelasnya mengenai lapangan lempar lembing berikut ulasannya:


• Lintasan awal dibatasi oleh garis 5 cm dan terpisah 4 meter. Panjang lintasan
minimal 30 m dan maksimal 36,5m.
• Lengkung lemparan dibuat dari kayu atau logam dan dicat putih selebar 7 cm.
Lengkungan ini datar dengan tanah dan merupakan busur dari lingkaran yang
berjari-jari 8 meter. Garis 1,5 meter terletak melilit titik pusat gravitasi lembing.
• Sudut lemparan dibentuk dari dua garis yang dibuat dari titik pusat lengkung-
lemparan dengan sudut 29-30 derajat memotong kedua ujung lengkung
lemparan, dengan tebal garis sektor 5 cm.

Untuk lebih detail berikut gambar lapangan lempar lembing dan keterangannya:
• Lebar Awalan : 4 Meter

3
• Panjang awalan : 40 meter
• BC merupakan busur, Jari-jari AB=AC : 8 m
• Lebar garis lurus sisi kanan dan kiri adalah : 1,5 m
• Lebar Garis Lempar adalah : 7 m
• Sudut lemparan : 30 Derajat

4. Teknik-Teknik dalam Melakukan Lempar Lembing


Dalam olahraga lempar lembing terdapat beberapa teknik yang harus
diperhatikan, di antaranya adalah tentang cara memegang lembing, cara membawa
lembing, gaya melempar, dan sikap ketika melempar lembing.
1) Cara Memegang Lembing
Untuk memegang lembing ada terdapat aturan dan ketentuan khusus
yang perlu diperhatikan. Ada tiga macam cara dalam memegang lembing, yaitu:
a) Cara Finlandia : Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan dengan
ujung atau mata lembing serong hampir menuju arah badan. Kemudian jari
tengah memegang tepian atau pangkal ujung dari tali bagian belakang
(dilingkarkan, dibantu dengan ibu jari diletakkan pada tepi belakang dari
pegangan dan pada badan lembing. Jari telunjuk harus lemas ke belakang
membantu menahan badan lembing. Sedangkan jari-jari yang lainnya turut
memegang lilitan pegangan di atasnya dalam keadaan lemas. Dengan cara
Finlandia ini, jari tengah dan ibu jari yang memegang peranan penting
untuk mendorong tali pegangan pada saat melempar (Syarifuddin, 1992).
b) Cara Amerika : Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan, dengan
ujung atau mata lembing serong hampir menuju kearah badan. Kemudian
jari telunjuk memegang tepian atau pangkal dari ujung tali bagian belakang
lembing, dibantu dengan ibu jari diletakkan pada tepi belakang dari
pegangan dan pada badan lembing serta dalam keadaan lurus. Sedangkan
ketiga jari lainya berimpit dan renggang dengan jari telunjuk turut
membantu dan menutupi lilitan tali lembing. Jadi dengan pegangan cara
Amerika ini jari telunjuk dan ibu jari memegang peranan mendorong tali
pegangan lembing pada saat melempar (Syarifuddin, 1992).
c) Cara Menjepit : caranya hanya menjepitkan lembing diantara dua jari
tengah dan jari telunjuk, sedangkan jari-jari lainnya memegang biasa.

4
2) Cara Membawa Lembing
Cara mengambil awalan pada lempar lembing sangat erat kaitannya
dengan cara membawa lembing. Oleh karena itu perlu juga diketahui oleh para
atlet lempar lembing.
• Membawa lembing diatas pundak : Lembing dipegang di atas pundak di
samping kepala dengan mata lembing serong ke atas, siku tangan dilipat
atau ditekuk menuju depan. Cara ini digunakan oleh para pelempar yang
menggunakan awalan gaya jangkit (hop-step) pada waktu akan melempar.
• Membawa lembing Di bawah, membawa lembing di bawah adalah dengan
lengan kanan lurus ke bawah, mata lembing menuju serong ke atas dan
ekornya menuju serong ke bawah hampir dekat dengan tanah.
• Membawa lembing di depan dada
• Mata lembing menuju serong ke bawah sedangkan ekornya menuju serong
ke atas melewati pundak sebelah kanan.

Sedangkan dalam membawa lembing, ada tiga cara yang bisa digunakan,
yaitu:
• Tangan sebelah kanan ditekuk, kemudian lembing dipegang hingga sejajar
dengan telinga. Sementara mata lembing diarahkan ke depan agak serong
ke arah bawah.
• Tangan sebelah kanan ditekuk, kemudian lembing dipegang hingga sejajar
dengan telinga, tetapi mata lembing diarahkan ke depan dengan serong ke
atas.
• Lembing dibawa oleh tangan kanan yang diletakkan di belakang badan
dengan mata lembing diarahkan ke depan serong atas.

3) Cara Melempar Lembing


Melempar lembing terbagi menjadi beberapa tahap yaitu awalan,
lemparan, dan akhiran.
a) Awalan
Awalan berlari sambil membawa lembing di atas kepala dengan lengan
ditekuk, sikut menghadap ke depan dan telapak tangan menghadap atas.

5
Posisi lembing berada sejajar di atas garis paralel dengan tanah. Bagian
terakhir awalan terdiri atas langkah silang (cross step). Pada bagian akhir
dapat dilakukan langkah dengan beberapa cara berikut.
• Dengan jingkat (hop step)
• Dengan langkah silang di depan (cross step)
• Dengan langkah silang di belakang (rear cross step)
• Proses peralihan (cross step) dilakukan saat kaki diturunkan. Kedua
bahu diputar perlahan ke arah kanan (bukan kidal), lengan kanan mulai
bergerak dan diluruskan ke arah belakang dengan tubuh bagian atas
condong ke belakang. Pandangan selalu melihat lurus ke depan
b) Lemparan
Pada gerak melemparkan lembing, tarik bahu kanan dan lengan
melakukan gerakan melempar melalui poros bahu dengan kuat ke depan-
atas. Badan bergerak melewati kaki depan, lalu melepaskan lembing.
c) Akhiran
Gerak akhir lemparan dilakukan dengan melangkahkan kaki ke depan
untuk menyeimbangkan gerak agar tidak terjatuh dan tidak melebihi garis
batas lemparan.

4) Bentuk Latihan Lempar Lembing


Berikut ini adalah bentuk-bentuk latihan yang dapat digunakan untuk
melatih lempar lembing. Mintalah pengawasan dari guru Anda saat berlatih.
a) Melempar dari berdiri menghadap ke depan
• Pelempar berdiri menghadap ke depan dengan kaki terpisah selebar
bahu.
• Lembing ditarik dan dipegang di atas kepala, menunjuk ke tanah
dengan sudut runcing.
• Lembing dilemparkan untuk menancap di tanah 3–4 meter ke depan.
b) Melempar dari berdiri menghadap ke samping
• Pelempar berdiri dengan kaki 60–90 cm terpisah dengan kaki
menunjuk lurus ke depan.
• Berat badan ada di belakang, pada kaki kanan.

6
• Kepala menghadap ke depan, sedangkan pinggang dan bahu
menghadap ke samping.
• Lembing ditarik di mana mata lembing dekat dengan mata pelempar
sebelah kanan.
• Telapak tangan kanan menghadap ke atas dan di atas garis bahu.
• Memulai gerakan dengan mengangkat sedikit kaki dari tanah, dan berat
badan ada pada kaki kanan yang dibengkokkan sedikit.
• Dorong kaki kanan dengan kuat, berporos pada telapak kaki dan
meletakkan kaki kiri di tanah dengan tumit lebih dulu.
• Pinggang akan memutar ke depan membentuk punggung melengkung,
dengan bahu, lengan, dan tangan mengikuti.
• Selama melakukan seluruh gerakan melempar, siku harus
dipertahankan selalu dekat dengan lembing.

5) Aturan Melempar
Setiap atlet berhak melempar sebanyak 3 kali. Lemparan dilakukan
dengan menggunakan satu tangan. Atlet akan didiskualifikasi karena hal-hal
berikut.
• Lembing tidak dipegang pada pembalutnya.
• Setelah dipanggil 2 menit belum melempar.
• Menyentuh besi batas lemparan sebelah atas.
• Setelah melempar keluar lewat garis sektor lempar.
• Lembing jatuh di luar garis sektor lempar.
• Ujung lembing tidak membekas pada tanah.

6) Beberapa Hal yang Disarankan


• Memegang lembing sepanjang jalur lengan
• Melebarkan langkah terakhir dan membengkokkan secara perlahan-lahan
tungkai kanan
• Berlari lurus selama melakukan awalan
• Bawalah berat badan melewati tungkai belakang
• Dapatkan sebuah pilihan antara tubuh bagian atas dan bagian bawah (bahu
kiri dalam posisi tertutup)

7
• Luruskan lengan lempar dan telapak tangan lempar dalam posisi
menghadap keatas
• Langkahkan tungkai kiri jauh ke depan dan cakarkan
• Busungkan badan dalam posisi lempar dan bawalah sikut keatas sewaktu
melakukan lemparan.

7) Beberapa Hal Yang Harus Dihindari


• Memegang lembing dengan kepalan tangan penuh (menggenggam)
• Meloncat ke atas pada langkah terakhir
• Melakukan dua kali atau lebih langkah silang
• Membawa ke dua bahu menghadap kedepan
• Pinggul di tekuk sehingga badan membungkuk ke depan
• Membengkokkan lengan lempar pada saat mulai melakukan lemparan
• Penempatan kaki depan di tanah terlalu jauh ke kiri
• Melempar berputar melalui samping kanan badan

B. Lempar Cakram
1. Pengertian Lempar Cakram

Olahraga lempar cakram adalah salah satu nomor perlombaan lempar yang
utama dalam atletik. Namun dalam perlombaan atletik indoor, nomor lempar
cakram tidak diperlombakan. Olahraga ini telah ada sejak olimpiade kuno. Dalam
perlombaan lempar cakram, atlet berlomba melemparkan objek berbentuk cakram
sejauh mungkin dengan mengikuti peraturan yang berlaku. Dalam perlombaan
atletik resmi, diberi kesempatan melempar sebanyak tiga kali. Kemudian dari
sejumlah atlet babak awal, akan dipilih delapan atlet terbaik, yang akan diberi
kesempatan tiga kali lagi. Lempar cakram diperlombakan bagi laki-laki maupun
perempuan.

Lempar cakram juga merupakan salah satu perlombaan atletik yang dapat
menimbulkan bahaya dalam perlombaan atletik tingkat profesional, para atlet
mampu melemparkan cakram dengan sangat jauh, tentu saja hal ini dapat
menimbulkan akibat yang fatal jika cakram mengenai seseorang. Untuk itu,
diperlukan semacam pagar khusus di sekeliling lapangan lempar cakram. Pagar

8
berupa jaring tersebut dipasang dengan tinggi 4 m. dari segi bentuk dan ukuran,
sebenarnya lapangan lempar cakram sama persis dengan lapangan lempar martil.
2. Sejarah Lempar Cakram
Berdasarkan cacatan sejarah bahwa lempar cakram adalah salah satu nomor
atletik, hal ini dapat kita ketahui dari buku karangan Homerus yang berjudul
“Odyssy” pada zaman purba.
Dalam buku Odyssy tersebut menceritakan bahwa gerak gerakan dasar dari
atletik adalah jalan, lari, lompat dan lempar yang telah dikenal oleh bangsa primitif
pada zaman prasejarah. Bahkan dapat dikatakan sejak adanya manusia, gerak-
gerakan itu dikenal.
Mereka melakukan gerakan jalan, lari, lompat dan lempar semata-mata untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Didalam usaha ini mereka sangat
tergantung dari efisiensi jasmaninya. Mereka yang kurang terampil, kurang tahan
berjalan, kurang cepat lari, kurang tangkas melompat atau melempar akan mati
karena kelaparan atau menjadi mangsa binatang buas bahkan mungkin menjadi
korban bencana alam.
Jadi sejak zaman prasejarah, manusia telah menyadari akan manfaat ketahanan
berjalan jauh, kecepatan lari, ketangkasan melompat dan melempar. Sehingga ada
sementara orang yang menganggap atletik adalah cabang olahraga yang tertua.
Bangsa Belanda menyebutnya “Atletik is a moerder der sporten” yang artinya
atletik adalah induk dari semua cabang olahraga. Meskipun gerakan dasar atletik
ini telah dikenal sejak adanya manusia, tetapi perlombaan atletik termasuk lempar
cakram yang pernah dilakukan dalam cacatan sejarah baru terjadi pada zaman
purba sekitar 1000 tahun sebelum masehi. Hal ini dapat diketahui dari buku
pujangga Yunani yang ditulis oleh Homeros.
Dalam buku ini juga Homeros menceritakan pertualangan Odysseus. Bahwa
pada suatu ketika Odysseus terdampar disebuah kepulauan yang kemudian ternyata
bernama Phaeacia, rajanya bernama Alcinaus. Setelah Odysseus dibawa
menghadap baginda maka diadakan penyambutan yang meriah. Dalam acara itu
diadakan serangkaian perlombaan. Pemuda-pemuda Phaeacia yang
mempertujukan kemahirannya dalam lomba lari cepat, gulat, lompat, tinju, dan
lempar cakram.
Setelah rangkaian ini selesai, raja Aleinaus minta agar Odysseus menberikan
demotrasi lempar cakram. Semula Odysseus menolaknya dengan halus, tetapi
9
baginda mendesaknya dengan alasan agar pumuda Phaeacia dapat menyaksikan
bagaimana cara melempar cakram yang sempurna, maka permintaan raja terpaksa
dipenuhi. Tanpa melepaskan pakaian perangnya yang terbuat dari logam itu,
Odysseus bangkit minta ijin kepada baginda, kemudian masuk gelanggang
mengambil cakram yang terberat dan dengan gaya termanis melempar cakram itu,
cakram melucur dan jatuh jauh dari jarak yang dicapai atlet-atlet dari Phaeacia.
Dari kutipan buku ini yakin bahwa bangsa Yunani purba telah mengenal atletik,
disini terlihat adanya nomor lari, lompat, dan lempar cakram yang merupakan
nomor atletik yang kita kenal sampai sekarang ini.

3. Sarana dan Prasarana yang Diperlukan Dalam Lempar Cakram


a) Alat
Bahan cakram terbuat dari kayu atau bahan lain dengan bingkai dari
metal. Bingkai berbentuk lingkaran penuh dan tepat di tengah-tengah cakram
ada beban yang dapat dilepas pindahkan.
b) Ukuran Cakram
1) Berat cakram untuk senior putra adalah 2 kg dengan diameter 219 mm –
221 mm dan tebal 44 mm hingga 46 mm.
2) Berat cakram untuk senior putri adalah 1 kg dengan diameter 180 mm -
182 mm dan tebal 37 mm hingga 39 mm.
3) Berar cakram untuk junior pura adalah 1,25 kg dengan diameter 180 mm
- 182 mm dan tebal 37 mm - 39 mm.
4) Berar cakram untuk junior putri adalah 0,75 kg dengan diameter 145 mm
- 170 mm dan tebal 25 mm hingga 35 mm.
c) Lapangan Lempar Cakram

10
1) Diameter lingkaran untuk melempar adalah 2,50 meter.
2) Permukaan lantai tempat melempar harus datar dan tidak licin, terbuat dari
semen, aspal, dan lain-lain. Lingkaran lemparan dikelilingi dengan sangkar
(pagar kawat) untuk menjamin keselamatan petugas, peserta, dan
penonton.
3) Bentuk huruf seperti huruf C, dengan diameter 7 meter, mulut 3,3 meter.
Sector lemparan dibatasi garis yang membentuk sudut 40⁰ di pusat
lingkaran.

4. Teknik-Teknik yang Digunakan Dalam Lempar Cakram


a) Cara Memegang Cakram
Untuk memudahkan memegangnya, cakram diletakkan pada telapak
tangan kiri (bagi pelempar kanan) sedangkan telapak tangan kanan diletakkan
diatas tengah cakram, keempat jari agak jarang (terbuka) menutupi pinggiran
cakram (ruas jari yang terakhir menutupi cakram) sedangkan ibu jari bebas.
b) Gaya Dalam Lempar Cakram
1) Gaya Samping
Sikap permulaan berdiri miring atau menyamping kearah sasaran, sesaat
akan memulai berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang, sumbu
putaran pada kaki kiri (telapak kaki bagian depan atau ujung) selama
berputar lengan kanan selalu di belakang, pada posisi melempar badan
merendah lengan kanan di belakang pandangan ke arah sasaran, setelah
cakram lepas dari tangan kaki kanan melangkah ke depan berpijak dibekas
telapak kaki kiri yang saat itu telah berayun ke belakang.
2) Gaya Belakang
Sikap pertama berdiri membelakangi arah lemparan sesaat akan berputar
lengan kanan diayun jauh ke belakang pandangan mulai melirik ke kiri,
saat mulai berputar ujung telapak kaki kiri sebagai sumbu dan tolakan kaki
kiri itu pula badan meluncur ke arah lemparan, kaki kanan secepatnya
diayun memutar ke kiri untuk berpijak, sesaat kaki kanan mendarat kaki
kiri dengan cepat pula diayum ke kiri untuk berpijak dan terjadilah sikap
lempar, setelah cakram lepas dari tangan kaki kanan segera diayun ke
depan dan kaki kiri diayun ke belakang.
11
3) Cara Melakukan Awalan Lemparan
Dengan cara melakukan awalan lempar pertama-tama dimulai dengan
posisi pelempar yang berdiri di belakang lingkaran dengan posisi
punggung menghadap ke arah sektor lemparan. Pelempar harus membuat
beberapa kali ayunan cakram dengan lengan lempar untuk membuat
pertimbangan dan mengatur keseimbangan. Badan dan lengan yang
berlawanan dengan lengan lempar bergerak mengikuti gerakan lengan
lempar.
Untuk tahap selanjutnya posisi badan masih berputar dan sedikit
condong ke belakang. Sampai saat ini kedua tungkai masih ditekuk
dengan baik, tetapi ketika kaki kiri membuat kontak dengan lantai tungkai
kiri hampir diluruskan penuh. Sementara lutut kaki dan pinggul
meneruskan gerakan berputar ke arah lemparan dengan tepat, tariklah
bagian atas badan mengikuti perputaran ini. Pada keadaan seperti ini
lengan kiri mulai dibuka ke samping dan lengan kanan mulai mengayun
berputar dengan gerakan cepat di dalam sebuah busur yang lebar dan
bergerak sedikit ke arah atas.

5. Peraturan Dalam Lempar Cakram


a) Lempar cakram harus dimulai dengan sikap berdiri seimbang dengan
lingkaran lempar tanpa menginjak garis lingkaran. Pelempar tidak boleh
meninggalkan lingkaran lempar sebelum juri mengatakan sah posisi berdirinya
melalui setengah lingkaran bagian dalam.
b) Pelempar boleh menyentuh dinding bagian dalam dari balok batas lemparan
tetapi tidak boleh menyentuh bagian atasnya.
c) Lemparan akan diukur dengan lemparan yang ditarik dari bekas jatuhnya
cakram yang terdekat ketepi dalam balok.
d) Bila peserta lebih dari 8 orang, maka peserta akan diberi hak melempar
sebanyak 3 kali, kemudian akan ditentukan 8 pelempar terbaik untuk
mengikuti babak berikutnya (final).
e) Bila peserta lomba 8 orang atau kurang, kesempatan melempar sebanyak 6 kali
langsung final.
f) Lingkaran lemparan tersebut terbuat dari besi, baja atau bahan lain yang sesuai.

12
g) Bagian atasnya dipasang rata dengan tanah diluarnya, bagian dalam terbuat
dari semen, aspal atau bahan lain yang kokoh tetapi tidak licin permukaannya
bagian dalam harus datar lebih rendah 14 mm sampai 26 mm dari sisi atas tepi
lingkaran. Ukuran garis tengah sebelah dalam lingkaran lempar adalah 2,5 m,
tebal besi lingkaran lempar 6 mm dan harus dicat putih.
h) Garis putih selebar 5 cm harus ditarik dari bagian atas lingkaran besi sepanjang
75 cm pada kedua sisi lingkaran.

6. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Lempar Cakram


a) Dapatkan putaran dengan posisi kaki yang baik.
b) Bergerak jauh ke depan tetapi masih tetap berada di dalam lingkaran lempar.
c) Dapatkan pilinan antara tubuh bagian bawah dan bagian atas.
d) Keseimbangan yang baik selama bergerak di dalam lingkaran.
e) Mendaratlah di dalam unjung telapak kaki kanan dan putarlah dengan aktif di
atas kaki ini.

C. Tolak Peluru
1. Pengertian Tolak Peluru
Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik dalam nomor lempar.
Atlet tolak peluru melemparkan bola besi yang berat sejauh mungkin. Peluru ini
merupakan peralatan utama dalam olahraga ini. Bentuknya bulat seperti bola dan
terbuat dari besi.
Beragam kegiatan lempar beban telah ada lebih dari 2000 tahun lalu di
Kepulauan Britania. Pada awalnya, kegiatan ini diselenggarakan dengan
menggunakan bola batu. Sementara kegiatan pertama yang menggambarkan tolak
peluru modern, tampaknya terjadi di zaman pertengahan ketika serdadu
menyelenggarakan pertandingan dengan melempar beban yang disebut canon balls
atau peluru meriam.
Pertandingan tolak peluru tercatat pada awal abad ke-19 di Skotlandia dan
merupakan bagian dari kejuaraan amatir di Inggris tahun 1866. Tolak peluru
merupakan event olimpiade modern asli yang diadakan di Athena, Yunani tahun
1896.

13
2. Sejarah Tolak Peluru
Tolak peluru diadakan sebagai nomor terpisah untuk putra dan putri dan juga
sebagai bagian dari dasa lomba dan sapta lomba. Selama bertahun – tahun nomor
ini telah di dominasi oleh atlet yang bertubuh besar dan kuat. Kemajuan terbesar
dalam olahraga tolak peluru terjadi pada tahun 1950, ketika Parry O’Brien memulai
tolakannya menghadap bagian belakang ring, metode ini dikenal sebagai metode
O’Brien atau lebih di kenal dengan teknik meluncur.
Teknik yang mendapat popularitas adalah teknik berputar yang menggunakan
lemparan cakram melintasi ring tolak peluru bukan bergerak ke arah belakang yang
telah dilakukan oleh O’Brien dan kedua teknik ini sama mencapai keberhasilan.
Banyak orang awam mengenal apa itu? Peluru!, kalau sudah menyangkut
dengan Peluru pasti dihubung-hubungkan dengan Senjata Api. Karena peluru
merupakan sebuah benda atau bisa disebut isinya dari senjata Api. Tapi, peluru ini
beda dengan apa yang dipikirkan. Dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan
senjata api. peluru ini kalau dihubungkan dengan olahraga banyak manfaatnya
yaitu bisa mendatangkan prestasi membanggakan bagi yang berminat
mendalaminya. Yaitu cabang olahraga tolak peluru yang masuk dalam daftar
perlombaan Nasional maupun Internasional.

3. Alat yang Digunakan Dalam Tolak Peluru


a) Rol Meter
b) Bendera Kecil
c) Kapur / Tali Rafia
d) Peluru
• Untuk senior putra = 7.257 kg
• Untuk senior putri = 4 kg
• Untuk junior putra = 5 kg
• Untuk junior putri = 3 kg
e) Obrient : gaya membelakangi arah tolakan
f) Ortodox : gaya menyamping

4. Ukuran Lapangan Tolak Peluru

14
Lapangan tolak peluru berbentuk lingkaran berdiameter 2,135 m. Lingkaran
tolak peluru harus dibuat dari besi, baja atau bahan lain yang cocok dilengkungkan,
bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam
lingkaran tolak dibuat dari semen, aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak
licin.
Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar antara 20 mm-6 mm lebih rendah
dari bibir atas lingkaran besi. Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi
menjulur sepanjang 0,75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau
kayu. Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran
tolak minimum 6 mm dan harus dicat putih.
Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah
busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran
tolak, sehingga lebih kokoh. Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di
dalam, tebal 9,8-10,2 cm.

5. Teknik Dasar Tolak Peluru


Dalam tolak peluru terdapat beberapa teknik dasar, diantarannya:
1) Teknik Memegang Peluru
a) Jari-Jari Renggang
Jari kelingking ditekuk berada di samping peluru, sehingga dapat
membantu untuk menahan supaya peluru tidak mudah tergeser dari
tempatnya. Untuk menggunakan cara ini penolak harus memiliki jari-jari
yang kuat dan panjang.
b) Jari-Jari Agak Rapat

15
Ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang
peluru. Jari kelingking selain berfungsi untuk menahan jangan sampai
peluru mudah bergeser, juga membantu menekan pada waktu peluru
ditolakkan. Cara ini lebih banyak dipakai oleh atlet.
c) Jari-Jari Agak Renggang
Bagi mereka yang tangannya agak kecil dan jari jarinya pendek,
dapat menggunakan cara ketiga ini, yaitu jari-jari seperti pada cara kedua
tetapi lebih renggang, kelingking di belakang peluru sehingga dapat ikut
menolak peluru, ibu jari untuk menahan geseran ke samping, karena
tangan pelempar kecil dan berjari jari pendek, peluru diletakkan pada
seluruh lekuk tangan.
2) Teknik Meletakkan Peluru Pada Bahu
Peluru dipegang dengan salah satu cara di atas, letakkan peluru pada
bahu dan menempel pada leher bagian samping. Siku yang memegang peluru
agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di samping kiri badan.
3) Teknik Menolak Peluru
Untuk menyiapkan kondisi fisik dapat dilakukan dengan cara seperti
dibawah ini:
a) Menolak peluru dengan kedua tangan
• Pegang peluru dengan kedua tangan di depan dada, kedua kaki dalam
keadaan sejajar, lalu dorong/tolakan peluru ke depan-atas sejauh
mungkin.
• Pegang peluru dengan kedua tangan , kemudian simpan di bawah
perut dengan lengan diluruskan, kedua kaki dalam keadaan sejajar.
Kemudian ayun dan lemparkan peluru ke depan.
• Pegang peluru dengan kedua tangan , kemudian simpan di bawah
perut dengan lengan diluruskan, kedua kaki dalam keadaan sejajar.
Posisi ini dilakukan dengan membelakangi arah lemparan. Kemudian
ayunkan dan lempar peluru ke arah belakang atau sektor lemparan.
• Pada tahap berikutnya doronglah peluru dengan bantuan putaran
pinggang. Tolakan masih dengan kedua tangan tetapi beban
diutamakan pada tangan tolak atau tangan terkuat. Kaki masih sejajar.
Tahapan ini dipersiapkan untuk melakukan tolakan yang sebenarnya.

16
• Lakukan seperti di atas, hanya sekarang satu kaki berada di depan.
Tolakan dilakukan dengan koordinasi bantuan dorong kaki belakang.
b) Menolak peluru dengan satu tangan
• Peganglah peluru dengan tangan kanan dan letakkan di leher.
Lanjurkan /rentangkan lengan kiri ke depan dan badan menghadap
depan. Tolakan peluru dengan sudut parabola beberapa meter ke
depan sambil melangkahkan kaki kiri ke depan. Jangan lupa kaki
kanan dihentakkan untuk membantu melakukan tolakan, sesaat
sebelum peluru dilepaskan (Carr,1991)
• Lakukan gerakkan seperti di atas, hanya pada saat akan melakukan
tolakan, badan diputar ke kanan untuk mengambil ancang-ancang
(Carr,1991)

6. Peraturan Permainan Tolak Peluru


1) Sarana dan Prasarana
• Sektor lemparan/lapangan dibatasi oleh 2 garis yang menuju ke pusat
lingkaran, lewat tepi balok lemparan yang panjangnya 1,22 m; tinggi 10
cm; dan tebalnya 11,4 cm.
• Berat peluru: pria 7,26 kg dan wanita 4 kg.
• Sepatu yang dipergunakan mempunyai alas yang keras dan tanpa paku.
2) Peraturan Tolak Peluru
Tolakan peluru yang dilakukan oleh peserta dianggap gagal, jika:
• Menyentuh balok batas sebelah atas dan menyentuh tanah di luar
lingkaran;
• Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah;
• Peluru jatuh di luar sektor lingkaran;
• Berjalan keluar lingkaran di daerah lemparan;
• Peluru diletakkan di muka dada atau belakang kepala;
• Dipanggil sudah 2 menit belum melempar;
• Peserta gagal melempar setelah 3 kali lemparan.

Beberapa hal yang disarankan :


• Bawalah tungkai kiri merendah

17
• Dapatkan keseimbangan gerak dari kedua tungkai, dengan tungkai kiri
memimpin di belakang
• Menjaga agar bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah bergerak
• Hasilkan rangkaian gerak yang cepat dan jauh pada tungkai kanan
• Putar kaki kanan ke arah dalam sewaktu melakukan luncuran
• Pertahankan pinggul kiri dan bahu menghadap ke belakang selama
mungkin
• Bawalah tangan kiri dalam sebuah posisi mendekati badan
• Tahanlah sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri

Beberapa hal yang harus dihindari :


• Tidak memiliki keseimbangan dalam sikap permulaan
• Melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan
• Mengangkat badan tinggi ketika melakukan luncuran
• Tidak cukup jauh menarik kaki kanan di bawah badan
• Mendarat dengan kaki kanan menghadap ke belakang
• Menggerakkan tungkai kiri terlalu banyak ke samping
• Terlalu awal membuka badan
• Mendarat dengan badan menghadap ke samping atau kedepan

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari beberapa uraian penjelasan yang telah dikemukakan maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa dengan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan ini
khususnya dalam olahraga lempar lembing, lempar cakram, dan tolak peluru maka
peserta didik mendapatkan mempraktikan teknik-teknik dasar dalam melakukan lempar
lembing, lempar cakram, dan tolak peluru, mengetahui sejarah lempar lembing, lempar
cakram, dan tolak peluru, mengetahui sarana dan prasarana yang digunakan dalam
olahraga lempar lembing, lempar cakram, dan tolak peluru, mengetahui pengertian
olahraga lempar lembing, lempar cakram, dan tolak peluru, bentuk dan ukuran lapangan
yang digunakan dalam lempar lembing, lempar cakram, dan tolak peluru.

B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan kepada pembaca semua adalah bahwasanya
untuk dapat melakukan gerakan yang baik dan benar dalam olahraga lempar lembing,
lempar cakram, dan tolak peluru, kita harus mengenal teknik-teknik dasar dalam
melakukan lempar lembing, lempar cakram, dan tolak peluru dan tidak lupa melakukan
latihan untuk mempermantap gerakan kita

19
DAFTAR PUSTAKA

http://triwahyuningsih48.blogspot.co.id/2013/10/makalah-permainan-lempa-rlembing.html
http://blog-contoh-makalah.blogspot.co.id/2016/11/contoh-makalah-lempar-lembing.html
http://www.anneahira.com/sejarah-olahraga-lempar-lembing.htm
http://www.penemuanterbaru.com/2015/11/lapangan-lempar-lembing.html
http://ciniacinau.wordpress.com/lempar-cakram-sejarah-pengertianteknik-peraturan-bermain-
lapangan/
http://bayupadhoe.wordpress.com/2013/09/23/teknik-dasar-olahraga-lempar-cakram/
http://edhay76.blogspot.com/2014/01/makalah-lempar-cakram.html
http://furotul29.blogspot.co.id/2016/02/makalah-tolak-peluru.html
Unie, Bunda. 2014. Makalah Penjaskes Tolak Peluru.
http://evotama.blogspot.co.id.
Febriyandi. 2015. Makalah Tolak Peluru.
http://febriyandipengetahuan.blogspot.co.id.
Rudi. 2013. Makalah Tolak Peluru.
http://rudichum.blogspot.co.id.

20

Anda mungkin juga menyukai