Anda di halaman 1dari 14

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : Doddy santhoso suarsa

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 041380582

Tanggal Lahir : 29-01-1996

Kode/Nama Mata Kuliah : ESPA4110/Pengantar ekonomi makro

Kode/Nama Program Studi : 54/Manajemen

Kode/Nama UPBJJ : 82/Palu

Hari/Tanggal UAS THE : Selasa/28-12-2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Doddy santhoso suarsa


NIM : 041380582
Kode/Nama Mata Kuliah : ESPA4110/Pengantar ekonomi makro
Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Manajemen S1
UPBJJ-UT : 82/Palu

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Tolitoli, 28-12-2021

Yang Membuat Pernyataan

Doddy santhoso suarsa


BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. - Penghasilan – Penghasilan berpengaruh besar terhadap tingkat konsumsi seseorang. Semakin besar
penghasilan seseorang maka orang tersebut akan mengkonsumsi lebih banyak barang atau jasa, begitu
juga sebaliknya.
- Tingkat Pendidikan – Pendidikan sangat mempengaruhi pola pikir seseorang dalam melakukan
kegiatan konsumsi. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, umumnya tingkat konsumsinya juga
akan semakin tinggi, begitu juga sebaliknya.
- Harga Barang dan Jasa – Harga barang dan jasa dapat mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang.
Semakin tinggi harga barang dan jasa, maka tingkat konsumsi akan semakin rendah, dan begitu juga
sebaliknya.
- Jumlah Keluarga – Keluarga yang jumlah anggotanya lebih besar akan membuat tingkat
konsumsinya semakin besar, begitu juga sebaliknya.
- Jenis Kelamin – Kebutuhan barang atau jasa antara pria dan wanita tentunya sangat berbeda. Hal
tersebut juga akan mempengaruhi tingkat konsumsi.
- Selera dan Gaya – Sebagian orang memiliki selera dan gaya yang lebih baik, baik dalam hal
berbusana maupun hal lainnya. Hal ini membuat tingkat konsumsi mereka menjadi lebih tinggi
ketimbang mereka yang kurang memperhatikan gaya.
- Adat Istiadat dan Kebiasaan – Kebiasaan dan adat istiadat di suatu daerah juga mempengaruhi
tingkat konsumsi masyarakatnya.

2. Dalam kondisi perekonomian yang lesu, pengeluaran pemerintah dapat memberi stimulasi kepada
perekonomian untuk bertumbuh melalui kebijakan fiskal yang ekspansif melalui peningkatan
pengeluaran pemerintah (G) atau pengurangan tarif pajak (T) untuk meningkatkan permintaan agregat
(AD) di dalam perekonomian menyebabkan pendapatan naik yang akan mengurangi pengangguran
yang ada untuk mencapai tingkat pendapatan kesempatan kerja penuh (full-employment level of
income). Guncangan yang mempengaruhi komponen permintaan agregat dapat berasal dari variabel
moneter domestik maupun luar negeri. Variabel moneter tersebut antara lain berupa jumlah uang
beredar, suku bunga, inflasi maupun nilai tukar. Internal Monetary Shock atau guncangan pada
variabel moneter domestik tersebut bisa berupa adanya perubahan kebijakan oleh otoritas moneter,
seperti kebijakan moneter ekspansif atau kontraktif, yang dapat berpengaruh terhadap timbulnya
money supply shock dan interest rate shock. Selain itu adanya inflation shock, turut berpengaruh
terhadap penerapan kebijakan moneter yang diambil, yaitu apakah bank sentral menerapkan kebijakan
moneter ekspansif atau kontraktif. Sehingga adanya shock pada variabel moneter secara langsung
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

maupun tidak langsung berpengaruh terhadap permintaan agregat dan selanjutnya terhadap output. Internal
monetary shock dapat menyebabkan penurunan output nasional. Misalnya, adanya kebijakan moneter
kontraktif, yaitu penurunan JUB (Jumlah Uang Beredar) akan menyebabkan suku bunga domestik mengalami
shock (meningkat) dan menimbulkan konsekuensi pada penurunan output nasional. Kenaikan suku bunga
domestik menyebabkan tersendatnya upaya menstimulasi sektor riil perekonomian. Tingginya suku bunga
akan menyebabkan masyarakat merelokasi pendapatan ke dalam aset-aset simpanan dan menahan tingkat
konsumsi sehingga dana yang tersedia untuk investasi semakin sedikit. Lebih rendahnya tingkat investasi,
konsumsi dan pengikisan nilai aset yang terjadi akibat inflasi akan menyebabkan tertekannya permintaan
agregat masyarakat, sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi terhambat. Money supply shock menyebabkan
kenaikan output bergerak pada arah yang negatif. Hal ini terjadi karena uang beredar tidak lagi dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi, namun justru menimbulkan inflasi. Adanya kenaikan pada JUB yang
diikuti oleh tingkat suku bunga menyebabkan output turun. Selanjutnya, tingginya tingkat inflasi sangat
berpengaruh terhadap kenaikan output. Hal ini karena inflasi berpengaruh terhadap keputusan konsumsi
masyarakat, pemerintah maupun bisnis. Dimana konsumsi adalah salah satu komponen penyusun permintaan
agregat. Sehingga bila inflasi naik, maka akan menurunkan daya beli masyarakat. Ketika secara agregat
tingkat konsumsi berkurang, maka output juga akan berkurang. Bila pergeseran agregat demand ini terus
berlanjut dan menyebabkan sektor bisnis menjadi lemah, maka akan menyebabkan perekonomian mengalami
resesi.

3. Dalam kebijakan fiskal dikenal ada beberapa kebijakan anggaran yaitu anggaran berimbang, anggaran
surplus dan anggaran defisit. Dalam pengertian umum, anggaran berimbang yaitu suatu kondisi
dimana penerimaan sama dengan pengeluaran. Anggaran surplus yaitu pengeluaran lebih kecil dari
penerimaan. Sedangkan anggaran defisit yaitu anggaran pengeluaran lebih besar dari penerimaan.
Anggaran surplus digunakan jika pemerintah ingin mengatasi masalah inflasi. Sedangkan anggaran
defisit digunakan jika pemerintah ingin mengatasi masalah pengangguran dan peningkatan
pertumbuhan ekonomi. Jika pemerintah merencanakan peningkatan pertumbuhan ekonomi untuk
mengurangi angka pengangguran maka pemerintah dapat meningkatkan pengeluarannya. Pengeluaran
pemerintah terdiri dari pengeluaran rutin atau belanja aparatur daerah dan pengeluaran pembangunan
atau belanja pelayanan publik.
4. Dalam rangka menurunkan angka defisit tersebut, kita dapat mengacu kembali pada perhitungan
neraca perdagangan luar negeri. Dalam perhitungan tersebut terdapat dua komponen utama yang
mempengaruhi surplus atau defisitnya suatu neraca perdagangan, yaitu ekspor dan impor. Upaya
memperkecil defisit dapat dilakukan dengan meningkatkan ekspor dan atau menurunkan impor.
Indonesia sangat berpotensi meningkatkan pendapatan ekspor melalui penciptaan added
value  komoditas lokal, diversifikasi pasar, penguatan permodalan untuk home
industry berorientasi ekspor, dan melakukan pengendalian impor misalnya mengurangi
ketergantungan komoditas impor baja.
Salah satu langkah pertama yang dapat dilakukan adalah melakukan added value dari produk
lokal. Peningkatan added value yang dimaksudkan adalah kegiatan ekspor barang tidak
hanya berupa bahan baku, tetapi juga barang setengah jadi atau bahkan barang jadi,
misalnya komponen elektronik dan telematika industri
semikonduktor wafer, backlight untuk liquid crystal display (LCD).
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

value  komoditas lokal, diversifikasi pasar, penguatan permodalan untuk home industry berorientasi ekspor,
dan melakukan pengendalian impor misalnya mengurangi ketergantungan komoditas impor baja. Salah satu
langkah pertama yang dapat dilakukan adalah melakukan added value dari produk lokal. Peningkatan added
value  yang dimaksudkan adalah kegiatan ekspor barang tidak hanya berupa bahan baku, tetapi juga barang
setengah jadi atau bahkan barang jadi, misalnya komponen elektronik dan telematika industri
semikonduktor wafer, backlight untuk liquid crystal display (LCD).
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Anda mungkin juga menyukai