Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN DIAGNOSA MEDIS


ABSES MULTIPEL DI RUANG DAHLIA RSUD dr. DORIS SYLVANUS
PALANGKA RAYA

Oleh :

Achmad Andi Supriadi

2020.01.14901.001

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS
TAHUN 2020
i

LEMBAR

Asuhan Keperawatan ini disusun oleh :

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Achmad Andi Supriadi


Nim : 2020.01.14901.001
Program : Profesi Ners
Judul : Asuhan Keperawatan pada Tn.H dengan Diagnosa Medis Abses
Multipel di Ruang Dahlia RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya.

Telah melaksanakan Asuhan Keperawatan sebagai persyaratan untuk


memenuhi tugas Praktek Keperawatan Dasar Profesi Pada Program Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

PEMBIMBING PRAKTIK,

Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik,

Dewi Apriliyanti, Ners., M.Kep. Ria Asihai, S.Kep, Ners

1
i

LEMBAR

Laporan Asuhan Keperawatan ini disusun oleh :

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Achmad Andi Supriadi


Nim : 2020.01.14901.001
Program : Profesi Ners
Judul : Asuhan Keperawatan pada Tn.H dengan Diagnosa Medis Abses
Multipel di Ruang Dahlia RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya.

Telah melaksanakan Asuhan Keperawatan sebagai persyaratan untuk


memenuhi tugas Praktek Keperawatan Dasar Profesi Pada Program Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik,

Dewi Apriliyanti, Ners., M.Kep. Ria Asihai, S.Kep, Ners

Mengetahui
KUP PS Profesi Ners,

Meilitha Carolina, Ners., M.Kep

2
i

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat
rahmat dan penyertaanNya, sehingga penulisan laporan asuhan keperawatan ini
dapat selesai dengan tepat waktu. Laporan asuhan keperawatan ini berjudul
“Asuhan Keperawatan pada Tn.H dengan Diagnosa Medis Abses Multipel di
Ruang Dahlia RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.”.
Selama penulisan laporan Asuhan Keperawatan Ini, penulis banyak
memperoleh masukan berupa pengalaman, petunjuk-petunjuk, pengetahuan
maupun ilmu yang sangat berharga dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung, sehingga laporan asuhan keperawatan ini dapat
diselesaikan walaupun masih jauh dari sempurna
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam
penulisan laporan ini. Oleh karena itu, penulis berharap adanya masukan dari
berbagai pihak untuk perbaikan dimasa yang akan mendatang. Semoga laporan ini
dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan dengan sebagaimana mestinya.

Palangka Raya, 17 November 2020

Penulis
.

3
i

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
iii DAFTAR ISI
......................................................................................................... iv

BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA


1.1 Konsep dasar penyakit ....................................................................................6
1.1.1 Definisi Abses Multipel ...............................................................................6
1.1.2 Etiologi Abses Multipel ...............................................................................6
1.1.3 Manisfestasi Klinis.......................................................................................6
1.1.4 Patofisiologi .................................................................................................6
1.1.5 Pnatalaksanaan Abses Multipel....................................................................7
1.2 Konsep Kebutuhan Dasar Manusia. ..............................................................8
1.2.1 Definisi Nyeri...............................................................................................8
1.2.2 Etiologi Nyeri.............................................................................................10
1.2.3 Patofisiologi Nyeri. ....................................................................................11
1.2.4 Manisfestasi Klinis.
....................................................................................13
1.2.5 Penatalaksanaan Nyeri. ..............................................................................14
1.3 Manajemen Asuhan Keperawatan.
............................................................15
1.3.1 Pengkajian Keperawatan.
...........................................................................15
1.3.2 Diagnosa Keperawatan...............................................................................17
1.3.3 Intervensi Keperawatan..............................................................................18
1.3.4 Implementasi Keperawatan.
.......................................................................23
1.3.5 Evaluasi Keperawatan.
...............................................................................23
BAB II ASUHAN KEPERATAN. ......................................................................24
2.1 Pengkajian Keperawatan.
.................................................................................24
2.2 Diagnosa Keperawatan.....................................................................................36
2.3 Intervensi Keperawatan....................................................................................38
2.4 Implementasi Keperawatan.
.............................................................................40
2.5 Evaluasi Keperawatan.
.....................................................................................40

4
v

2.6 PENUTUP. .......................................................................................................41


DAFTAR PUSTAKA

5
6

BAB I TINJAUAN
TEORI

1.1 Konsep Dasar Penyakit Abses Multipel Kelenjar Keringat


1.1.1 Definisi
Abses multipel kelenjar keringat merupakan infeksi yang terjadi di
kelenjar keringat, bisul yang tidak bermata dan jumlah banyak. Biasanya terletak
di bagian yang banyak keringat dan umumnya menyerang anak-anak.
1.1.2 Etiologi
Penyebabnya adalah bakteri Staphylococcus Aureus yang menginfeksi
kelenjar keringat. Factor pencetus terjadinya abses multipel adalah hygiene person
dan lingkungan yang tidak baik, juga system imun yang sedang menurun
1.1.3 Manifestasi Klinik
Kelainan ditandai benjolan seperti kubah, peninggian kulit terbatas,
kemerahan, jumlah lebih dari satu, dan lama memecah. Abses ini terdapat di
daerah yang banyak berkeringat seperti dada, punggung atas, kepala bagian
belakang, bokong, dan lainnya.
1.1.4 Patofisologi
Bakteri Staphylococcus Aureus menginfeksi kelenjar keringat ekrin akibat
hygiene seseorang yang buruk dan system imun yang kurang. Bakteri yang masuk
direspon oleh tubuh sebagai benda asing, sehingga terjadi peradangan pada daerah
yang terinfeksi. Rasa gatal merupakan alarm yang menandakan adanya respon
imun terhadap pathogen. Rasa gatal ini yang memicu seseorang untuk menggaruk,
sehingga memperparah jaringan kulit disekitarnya yang mana hal ini membantu
bakteri untuk berkembang biak.
Peradangan menimbulkan abses berisi pus berwarna kuning menandakan
adanya kematian sel-sel imun yang menyerang bakteri. Munculnya abses yang
bergerombol, disebabkan karena abses yang pecah mengenai daerah tubuh
sekitarnya sehingga terjadi peradangan di tempat terinfeksi tersebut. Selain itu,
sensasi gatal yang ditimbulkan menyebabkan respon menggaruk sehingga bakteri
dengan mudah berpindah ke daerah lain.

6
7

Phatway Abses Multipel Kelenjar Keringat

Personal Hygiene Yang Buruk Menurunnya Sistem Imun

Infeksi Kuman/bakteri Menyerang kelenjar kerigat

Merusak jembatan antar sel


Jaringan menjadi abses dan pembedahan
berisi PUS
Transpor nutrisi antar sel terganggu

Peradangan, Merah,
Rubor, kalor, tumor, dolor, fungsio Bengkak
laesea

Pecah

Nyeri ( pre OP)


Resiko penyebaran
infeksi

Luka insisi

Ganggun pola tidur


Nyeri (pos OP)

Sumber: Harjadmo Tjoko Negoro, PHD dan Hendra Utama, 2008.


1.1.5 Penatalaksanaan
1) Perhatikan kebersihan diri dan lingkungan sekitar
2) Bila timbul keluhan seperti gatal-gatal, jangan dianggap remeh, bisa
jadi itu adalah gejala awal timbulnya abses
3) Jika ada benjolan, jangan dipencet apalagi kalau tangan/benda yang
digunakan untuk memencet tidak bersih. Aktivitas ini dapat
memperparah keadaan
8

4) Jangan sembarangan menggunakan antibiotic untuk mengobati


penyakit ini walaupun berupa krim, karena antibiotic dapat
menimbulkan kekebalan/resistensi
5) Perhatikan asupan gizi yang baik akan berpengaruh terhadap daya
tahan tubuh
6) Mandi dengan air yang suhunya sama dengan suhu tubuh
7) Dari dokter biasanya diberikan antibiotic topical dan sistemik.
1.2 Konsep Kebutuhan Dasar Manusia
1.2.1 Definisi Nyeri
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat
subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau
tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Aziz Alimul, 2006).
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan
ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).
Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul
secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya
kerusakan. Serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat
yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi
kurang dari 6 bulan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional); awitan yang tiba-tiba
atau lambat dari intensitas ringan hingga berat hingga akhir yang dapat
diantisipasi atau di prediksi. (NANDA, 2015). Nyeri kronisserangan yang tiba-
tiba atau lambat dari intesitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat
diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung > 3 bulan (NANDA, 2012).
Penilaian Respon Intensitas Nyeri
a. Numeric Rating Scale
Dimana intensitas nyeri diukur dalam skala 10, dengan nilai
menyatakan tidak nyeri dan nilai 10 menyatakan nyeri yang amat sangat
dan tidak tertahankan lagi
9

Sumber: Ikawati & Anurogo (2018)


Gambar 2.1 Skala intensitas nyeri 10 poin dengan keterangan kata
Skala pada numeric rating scale dan interprestasinya. intensitas nyeri pada
skala 1-3 disebut nyeri ringan, 4-6 disebut nyeri sedang, dan 7-1- dikatakan
nyeri berat.

b. Face Pain Rating Scale

Sumber: Ikawati & Anurogo (2018)


Gambar 2.2 Skala peringkat wajah. Face Pain Rating Scal
c. Visual Analog Scale (VAS)

Sumber: Ikawati & Anurogo (2018)


Gambar 2.3 Visual Analog Scale
Selain menentukan intensitas nyeri, perlu diidentifikasi juga
onset,durasi, karakteristik rasa nyerinya, seperti apakah nyerinya tajam,
tumpul, berdenyut, dll. Intensitas nyeri pada saat ada aktivitas tubuh juga
sebaiknya dinilai, misalnya pasien diminta menilai nyerinya ketika dia
batuk, bernafas dalam- dalam, atau berbaring.
1

1.2.2 Etiologi
Etiologi yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan menurut
Potter dan Perry tahun 2008, yaitu:
1.2.2.1 Faktor resiko
a) Nyeri akut
Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal
Menunjukkan kerusakan
Posisi untuk mengurangi nyeri
Muka dengan ekspresi nyeri
Gangguan tidur
Respon otonom (penurunan tekanan darah, suhu, nadi)
Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, nafas panjang, mengeluh)
b) Nyeri kronis
Perubahan berat badan
Melaporkan secara verbal dan non verbal
Menunjukkan gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus pada diri sendiri
Kelelahan
Perubahan pola tidur
Takut cedera
Interaksi dengan orang lain menurun
1.2.2.2 Factor predisposisi
Trauma
Peradangan
Trauma psikologis
1.2.2.3 Factor presipitasi
Lingkungan
Suhu ekstrim
Kegiatan
1

Tabel 2.1 Perbedaan Antara Nyeri Akut dan Kronik


Perbandingan Nyeri Akut dan Kronik
Nyeri Akut Nyeri Kronik
Ringan sampai berat Ringan sampai berat
Respons system saraf simpatik: Respons sistem saraf parasimpatik;
Peningkatan denyut nadi Tanda-tanda vital normal
Peningkatan tekanan darah Kulit kering, hangat
Diaforesis Pupil normal atau dilatasi
Dilatasi pupil Terus berlanjut setelah penyembuhan Klien
Berhubungan dengan cedera jaringan; Hilang tampak depresi dan menarik diri Klien sering
dengan penyembuhan Klien tampak kali tidak menyebutkan rasa nyeri kecuali
gelisah dan cemas Klien melaporkan rasa ditanya
nyeri Perilaku nyeri sering kali tidak muncul.
Klien menunjukan perilaku yang
mengindikasikan rasa nyeri; menangis,
menggosok area nyeri, memegang area nyeri.
Sumber: Ikawati & Anurogo (2018)

1.2.3 Patofisiologi
Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zat-zat
kimia seperti Bradikinin, serotonin dan enzim proteotik. Kemudian zat-zat
tersebut merangsang dan merusak ujung saraf reseptor nyeri dan rangsangan
tersebut akan dihantarkan ke hypothalamus melalui saraf asenden. Sedangkan di
korteks nyeri akan dipersiapkan sehingga individu mengalami nyeri. Selain
dihantarkan ke hypothalamus nyeri dapat menurunkan stimulasi terhadap reseptor
mekanin sensitif pada termosensitif sehingga dapat juga menyebabkan atau
mengalami nyeri (Wahit Chayatin, N.Mubarak, 2007).
1

Pathway Nyeri

Trauma Jaringan, infeksi, cidra

Kerusakan Sel

Pelepasan Mediator Nyeri

Meransang Nosiseptor

(Respon Nyeri)

Sistem aktivasi Dihantarkan Serabut


retikular Tipe A dan Tipe C

Medula Spinalis

Hipotlamus dan sistem


limbik
Talamus

Otak

Persepsi Nyeri

Nyeri Akut / Nyeri Kronik

Sumber : Waldi Dan Wahit, 2016.


1

1.2.4 Manifestasi klinis


1.2.4.1 Tanda dan gejala nyeri
1) Gangguam tidur
2) Posisi menghindari nyeri
3) Gerakan meng hindari nyeri
4) Raut wajah kesakitan (menangis,merintih)
5) Perubahan nafsu makan
6) Tekanan darah meningkat
7) Pernafasan meningkat
8) Depresi
1.2.4.2 Factor-faktor yang mempengaruhi nyeri
Pengalaman nyeri pada seseorang dapat di pengaruhi oleh beberapa hal,
di antaranya adalah:
1) Arti Nyeri. Nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir
sebagian arti nyeri merupakan arti yang negatif, seperti
membahayakan,merusak, dan lain-lain. Keadaan ini di pengaruhi lingkungan
dan pengalaman.
2) Persepsi Nyeri. Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sangat subjektifdari
seseorang yang merasakan nyeri. Dikarenakan perawat tidak mampu
merasakan nyeri yang dialami oleh pasien
3) Toleransi Nyeri. Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang
dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang
dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alcohol, obat-
obatan, hipnotis, gerakan atau garakan, pengalihan perhatian,kepercayaan
yang kuat dan sebagainya. Sedangkan faktor yang menurunkan toleransi
antara lain kelelahan, rasa marah, bosan, cemas,nyeri yang kunjung tidak
hilang, sakit, dan lain-lain.
4) Reaksi terhadap Nyeri. Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respon
seseorang terhadap nyeri, seperti ketakutan, gelisah, cemas, menangis, dan
menjerit. Semua ini merupakan bentuk respon nyeri yang dapat di pengaruhi
oleh beberapa faktor, seperi arti nyeri, tingkat perspepsi nyeri,pengalaman
1

masa lalu, nilai budaya, harapan sosial, kesehatan fisik dan mental, rasa
takut, cemas, usia, dan lain-lain.
1.2.5 Penatalaksanaan medis keperawatan
1.2.5.1 Non farmakologi
1) Relaksasi distraksi, mengalihkan perhatian klien terhadap sesuatu
Contoh : membaca buku, menonton tv , mendengarkan musik dan bermain
2) Stimulaisi kulit, beberapa teknik untuk stimulasi kulit antara lain :Kompres
dingin, counteriritan, seperti plester hangat.
1.2.5.2 Farmakologi adalah obat:
1) Obat
2) Injeksi
1.2.6 Faktor Yang Mempengaruhi
1) Arti Nyeri.
Nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti
nyeri merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan,merusak, dan lain-
lain. Keadaan ini di pengaruhi lingkungan dan pengalaman.
2) Persepsi Nyeri.
Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sangat subjektifdari seseorang yang
merasakan nyeri. Dikarenakan perawat tidak mampu merasakan nyeri yang
dialami oleh pasien.
3) Toleransi Nyeri.
Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang dapat
mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang dapat
mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alcohol, obat-
obatan, hipnotis, gerakan atau garakan, pengalihan perhatian,kepercayaan
yang kuat dan sebagainya. Sedangkan faktor yang menurunkan toleransi
antara lain kelelahan, rasa marah, bosan, cemas,nyeri yang kunjung tidak
hilang, sakit, dan lain-lain.
4) Reaksi terhadap Nyeri.
Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk responseseorang terhadap nyeri,
seperti ketakutan, gelisah, cemas, menangis, dan menjerit. Semua ini
merupakan bentuk respon nyeri yang dapat di pengaruhi oleh beberapa
1

faktor, seperi arti nyeri, tingkat perspepsi nyeri,pengalaman masa lalu, nilai
budaya, harapan sosial, kesehatan fisik dan mental, rasatakut, cemas, usia, dan
lain-lain.
1.3 Konsep Manajemen Asuhan Keperawatan
1.3.1 Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keeprawatan dan merupakan
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
untuk menegvaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien (Nursalam,
2001:17).
Menurut (Arif Muttaqin, 2011:171), pengkajian yang dapat dilakukan pada
pasien dengan Abses Multipel adalah adalah sebagai berikut:
1.3.1.1 Keluhan utama
Keluhan utama yang di dapat biasanya bervariasi, biasanya pasien mengeluh nyeri
1.3.1.2 Riwayat Kesehatan Sekarang
Kaji onset penurunan urine output, penurunan kesadaran, perubahan pola
napas, kelemahan fisik,. Kaji sudah kemana saja klien meminta pertolongan untuk
mengatasi masalahnya dan mendapat pengobatan apa.
1.3.1.3 Riwayat Kesehatan Dahulu
Kaji adanya riwayat penyakit, infeksi saluran kemih, payah jantung,
penggunaan obat-obat nefrotoksik Benign Prostatic Hyperplasia, dan
prostatektomi.Kaji adanya riwayat penyakit batu saluran kemih, infeksi sistem
erkemihan yang berulang, penyakit diabetes mellitus, dan penyakit hipertensi
pada masa sebelumnya yang menjadi predisposisi penyebab. Penting untuk dikaji
mengenai riwayat pemakaian obat-obatan masa lalu dan adanya riwayat alergi
terhadap jenis obat kemudian dokumentasikan.
1.3.1.4 Psikososial
Adanya perubahan fungsi struktur tubuh dan adanya tindakan dialysis
akan menyebabkan penderita mengalami gangguan pada gambaran diri. Lamanya
perawatan, banyaknya biaya perawatan dan pengobatan menyebabkan pasien
mengalami kecemasan, gangguan konsep diri (gambaran diri) dan gangguan peran
pada keluarga (self esteem).
1.3.1.5 Keadaan umum, penampilan cukup rapi, pasien tampak meringis
1

1.3.1.6 Pemeriksaan Fisik


Menurut (Muttaqin, 2012:171-172), pemeriksaan fisik pada pasien dengan colic
abdommen adalah sebagai berikut:
1) Perilaku non verbal
Beberapa perilaku non verbal yang dapat kita amati antara lain ekspresi wajah,
gemeretak gigi, menggigit bibir bawah, dll
2) Kualitas
3) Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dan nyeri. Anjurkan
pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui.
4) Factor presipitasi
Beberapa factor presipitasi yang meningkatkan nyeri antara lain lingkungan,
suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba.
5) Intensitas
Nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak tertahankan, atau dapat
menggunakan skala dari 0-10.
6) Waktu dan lama
Perawat perlu mengetahui, mencatat kapan nyeri mulai, berapa lama,
bagaimana timbulnya, juga interval tanpa nyeri, kapan nyeri terakhir timbul.
7) Hal yang perlu dikaji lainnya adalah karakteristik nyeri (PQRST)
P (provokatif) : factor yang mempengaruhi gawat dan ringannya nyeri
Q (quality) : seperti apa nyeri tersebut (tajam, tumpul, atau tersayat)
R (region) : daerah perjalanan nyeri
S (Skala nyeri) : keparahan/ intensitas nyeri
T (time) : lama/waktu serangan/ frekuensi nyeri.
1.3.2 Diagnosa Keperawatan
Penegakan diagnosa keperawatan yang akurat untuk klien yang
mengalami nyeri dilakukan berdasarkan pengumpulan dan analisis data
yang cermat. Seorang perawat jangan mendiagnosa klien mengalami nyeri
dengan sederhana hanya karena menyangka klien mengalami
ketidaknyamanan. Diagnosa yang akurat dibuat hanya setelah pengkajian
lengkap semua variabel. Dalam contoh diagnosa nyeri, perawat dapat mengkaji
perilaku klien yang menarik diri dari komunikasi, postur tubuh kaku, klien
mengeluh, ungkapan
1

verbal ketidaknyamanan klien. Diagnosa keperawatan harus berfokus pada sifat


khusus nyeri untuk membantu perawat mengidentifikasi jenis intervensi yang
paling berguna untuk menghilangkan nyeri dan meminimalkan efek intervensi
itu pada gaya hidup dan fungsi klien.
Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017 diagnosis yang muncul pada
kasus nyeri akut antara lain :
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (mis., abses, amputasi,
terbakar, terpotong, mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik
berlebihan.
1

1.3.3 Intervensi Keperawatan


Tabel 2.3 Intervensi keperawatan menurut Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Diagnosa Intervensi Utama Intervensi Pendukung
Nyeri Akut berhubungan dengan agen Manajemen Nyeri: - Aromaterapi
Pencedera fisik. Observasi : - Dukungan hipnosis diri
Definisi: - Identifikasi lokasi, karekteristik, durasi, frekuensi, - Dukungan pengungkapan
Pengalaman sensorik atau emosioal yang kualitas, intensitas nyeri kebutuhan
berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual - Identifikasi skala nyeri - Edukasi efek samping obat
atau fungsional, dengan onset mendadak atau - Identifikasi respons nyeri non verbal - Edukasi manajemen nyeri
lambat dan berintensitas ringan hingga berat - Identifikasi faktor yang memperberat dan - Edukasi proses penyakit
yang berlangsung kurang dari 3 bulan. memperingan nyeri - Edukasi teknik napas
Tujuan: - Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang - Kompres dingin
Setelah dilakukan asuhan keperawatan nyeri - Kompres panas
diharapkan nyeri klien berkurang dengan - Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon - Konsultasi
kriteria hasil sebagai berikut: nyeri - Latihan pernapasan
- Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab - Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup - Manajemen efek samping obat
nyeri, mampu meng-gunakan teknik - Monitor keberhasilan terapi kompementer yang - Manajemen kenyamanan
nonfarma-kologi untuk mengurangi nyeri, sudah diberikan lingkungan
mencari bantuan) - Monitor efek samping penggunaan analgetik - Manajemen medikasi
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan Teraupetik: - Manajemen sedasi
menggunakan manajemen nyeri - Berikan teknik nonfarmakologis untuk - Manajemen terapi radiasi
- Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis, - Pemantauan nyeri
frekuensi dan tanda nyeri) akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, - Pemberian obat
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres - Pemberian obat intravena
berkurang. hangat/dingin, terapi bermain) - Pemberian obat oral
Penyebab: - Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri - Pemberian obat intravena
- Agen pencedera fisiologis (mis. inflamasi, (mis. suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan) - Pemberian obat topikal
iskemia, neoplasma - Fasilitasi istirahat dan tidur - Pengaturan posisi
- Agen pencedera kimiawi (mis. terbakar, - Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam - Perawatan amputasi
1

bahan kimia iritan pemilihan strategi meredakan nyeri. - Perawatan kenyamanan


- Agen pencedera fisik (mis. abses, - Teknik distraksi
amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat - Teknik imajinasi Terbimbing
berat, - Terapi Akupresur
prosedur operasi, trauma, latihan fisik - Terapi akupuntur
berlebihan) - Terapi bantuan hewan
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif:
- Mengeluh nyeri
Objektif:
- Tampak meringis
- Bersikap protektif (mis. waspada,
posisi menghindari nyeri)
- Gelisah
- Frekuensi nadi meningkat
- Sulit tidur Gejala
dan Tanda Minor Objektif:
- Tekanan darah meningkat
- Pola nafas berubah
- Nafsu makan berubah
- Proses berpikir terganggu
- Menarik diri
- Berfokus pada diri sendiri
- Diaforesis
Kondisi Klinis Terkait:
- Kondisi pembedahan
- Cedera traumatis
- Infeksi
- Sindrom koroner akut
- Glaukoma
Edukasi:
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
2

nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu.
Pemberian Analgesik:
Observasi:
- Identifikasi karakteristik nyeri (mis.
pencetus, pereda, kualitas, lokasi, intensitas,
frekuensi, durasi)
- Identifikasi riwayat alergi obat
- Identifikasi riwayat alergi obat
- Identifikasi kesesuaian jenis analgesik (mis.
narkotika, non-narkotik, atau NSASID)
dengan tingkat keparahan nyeri
- Monitor tanda-tanda vital sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
- Monitor efektifitas analgesik
Teraupetik:
- Diskusikan jenis analgesik yang disukai
untuk mencapai analgesia optimal, jika perlu
- Pertimbangkan penggunaan infus kontinu,
atau bolus opioid untuk mempertahankan
kadar dalam serum
- Tetapkan target efektifitas analgesik untuk
mengoptimalkan respons pasien
- Dokumentasikan respons terhadap efek
2

analgesik dan efek yang tidak diinginkan

Sumber: Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018), Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017), Nurafif & Kusuma (2015).
22

1.3.4 Implementasi

Lakukan, informasikan, dan tuliskan, adalah frase tindakan implementasi.


Melakukan asuhan keperawatan dengan dan untuk klien. Menginformasikan hasil
dengan cara berkomunikasi dengan klien dan anggota tim layanan kesehatan lain,
secara individual atau dalam konferensi perencanaan. Menuliskan informasi
dengan cara mendokumentasikannya sehingga penyedia layanan kesehatan
selanjutnya dapat melakukan tindakan dengan tujuan dan pemahaman. Selalu
ingat bahwa komunikasi dan dokumentasi yang adekuat akan memfasilitasi
kontinuitas asuhan (Rosdahl dan Kowalski, 2017)
1.3.5 Evaluasi
Evaluasi adalah pengukuran keefektifan pengkajian, diagnosis,
perencanaan, dan implementasi. Klien adalah fokus evaluasi. Langkah-langkah
dalam mengevaluasi asuhan keperawatan adalah, menganalisis respon klien,
mengidentifikasi faktor yang berkontribusi terhadap keberhasilan atau
kegagalan, dan perencanaan untuk asuhan di masa depan.
Menurut Dinarti, dkk, (2013). Evaluasi asuhan keperawatan
didokumentasikan dalam bentuk SOAP (subyektif, obyektif, assesment,
planning). Komponen SOAP yaitu S (subyektif) dimana perawat menemukan
keluhan klien yang masih dirasakan setelah dilakukan tindakan. O (obyektif)
adalah data yang berdasarkan hasil pengukuran atau observasi klien secara
langsung dan dirasakan setelah selesai tindakan keperawatan. A (assesment)
adalah kesimpulan dari data subyektyif dan obyektif (biasanya ditulis
dalam bentuk masalah keperawatan), P (planning) adalah perencanaan
keperawatan yang akan dilanjutkan, dihentikan, dimodifikasi atau ditambah
dengan rencana kegiatan yang sudah ditentukan sebelumnya.
23

BAB II TINJAUAN
KASUS

2.1 Pengkajian Keperawatan


Nama Mahasiswa : Ahmad Andi Supriadi
Nim : 2015.C.07a.0731
Ruang Praktek : Ruang Dahlia
Tanggal Praktek : 16 November 2020
Tanggal Dan Jam Pengkajian :17 November 2020 (online)

2.1.1 Identitas pasien


Nama: Umur: : Tn. H
: 30 Tahun (16/01/1990)
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Indonesia
Agama: : Islam
Pekerjaan: : Swasta
Pendidikan :-
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : JL. Kalimantan
Tgl MRS : 13 November 2020
Diagnosa Medis : Abses Multiple

2.1.2 Riwayat Kesehatan/Perawatan


2.1.2.1 Keluahan Utama
Bisul di belakang kepala, nyeri dan bernanah, P: bisul di belakang kepala,
Q: Seperti di tusuk-tusuk, R: Pada bagian belakang kepal, S: skala nyeri sedang
(4-6), T: <30 menit

2.1.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien di antar oleh adik ipar ke IGD dr.Doris Sylvanus Palangka Raya
pada tanggal 13 november 2020 jam 17:13 WIB, pasien mengeluh bisul dibagian
belakang kepala, nyeri, dan bernanah. Dan ditangani pada jam 17:13 Wib.
2

2.1.2.3 Riwayat Penyakit Sebelumnya


Pasien memiliki penyakit DM tipe 2
2.1.2.4 Riwayat Penyakit Keluarga
----
2.1.2.5 Genogram Keluarga 3 Generasi

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal serumah
: Garis Keturunan
: Meninggal

2.1.3 Pemeriksaan Fisik


2.1.3.1 Keadaan Umum
Kesadaran umum pasien compos menthis, Tanda-tanda vital TD:120/80
mmHg, Nadi: 97x/menit, Resfirasi: 21x/menit, Suhu: 36C, Pengkajian Nyeri:
sedang (4-6), terpasang infus NaCl 0,9% 14 tpm.
2.1.3.2 Status Mental
Tingkat kesadaran compos menthis, ekspresi wajah meringis, bentuk badan
sedang, suasana hati baik, berbicara lancar, fungsi kognitif orientasi waktu
pasien dapat membedakan antara pagi, siang, malam, orientasi orang pasien dapat
mengenali keluarga maupun petugas kesehatan, orientasi tempat pasien
mengetahui bahwa sedang berada di rumah sakit. Insight baik, mekanisme
pertahanan diri adaptif.
2

2.1.3.3 Tanda-tanda Vital


Pada saat pengkajian tanda–tanda vital, tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi
0
97 x/menit, pernapasan 21/menit dan suhu36 C.
2.1.3.4 Pernapasan (Breathing)
Bentuk dada simetris, kebiasaan merokok tidak ada,tidak nyeri dada, type
pernafasan dada, irama pernafasan teratur, suara nafas vasukuler, suara nafas
tambahan tidak ada.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
2.1.3.5 Cardiovasculer (Bleeding)
Pasien tidak ada nyeri dada, tidak ada pusing, pasien tidak ada merasa
sakit kepala dan tidak ada pembengkakan pada ekstrimitas. Pasien tidak
mengalami clubing finger ataupun kram pada kaki dan tidak terlihat pucat,
capillary refill <2 detik, tidak terdapat tidak terjadi peningkatan vena jugularis dan
suara jantung normal.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
2.1.3.6 Persyarafan (Brain)
Nilai GCS E: 4 (dengan spontan membuka mata), V: 5 (orientasi baik),
M 6 (bergerak sesuai perintah) dan total Nilai GCS: 15 (Comphos Mentis),
kesadaran Tn.H comphosmentis, pupil Tn.H isokor tidak ada kelainan.
Uji Syaraf Kranial :
Penilaian fungsi saraf kranial: syaraf kranial I (olfaktoris): pada
pemeriksaan ini menggunakan serbuk kopi dan serbuk teh, pasien mampu
membedakan kedua bau tersebut. Syaraf kranial II (optikus): pasien mampu
melihat orang-orang disekitarnya dengan baik. Syaraf Kranial III
(okulomotorius): pupil pasien dapat berkontraksi saat melihat cahaya. Syaraf
kranial IV (trochlear): pasien mampu menggerakaan bola mata ke atas dan
kebawah. Syaraf kranial V (trigeminus): pasien dapat mengunyah nasi, buah, dan
ikan. Syaraf VI (abdusen): pasien dapat melihat benda sekitar, Syaraf kranial VII
(fasialis): pasien mampu menggerutkan dahi dan mengangkat alis secara simetris.
Syaraf kranial VIII (vestibulokokhlearis): pasien mampu mendengarkan dengan
jelas. Syaraf kranial IX (glosofaringeus):pasien mampu membedakan rasa pahit,
manis, asam dan asin. Syaraf kranial X (vagus): pasien dapat berbicara dengan
2

jelas. Syaraf kranial XI (assesorius): pasien mampu menoleh kekiri dan ke kanan.
Syaraf kranial XII (hipoglosus): pasien mampu menggerakkan lidahnya dengan
baik.
Uji Koordinasi:
Ekstrimitas atas jari ke jari tidak dilakukan pengkajian, jari ke hidung tidak
dilakukan pengkajian, ekstrimitas bawah tumit ke jempol tidak dilakukan
pengkajian. Uji kestabilan tubuh tubuh Tn.H tidak dilakukan pengkajian. uji
sensasi tidak dilakukan pengkajian
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
2.1.3.7 Eliminasi Uri (Bladder)
Pada pemeriksaan sistem eliminasi urin(bladder)ditemukan hasil yaitu
tidak ditemukan masalah.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
2.1.3.8 Eliminasi Alvi
(Bowel)
Pada pemeriksaan eliminasi alvi (bowel) ditemukan hasil yaitu, bibir
lembab, gigi lengkap dan tidak terdapat caries, tidak ada peradangan dan
kemerahan pada gusi, terdapat sar (+) pada mukosa.
masalah keperawatan : nyeri akut
2.1.3.9 Tulang - Otot - Integumen (Bone)
Pada pemeriksaan tulang, otot, dan integumen(bone)ditemukan hasil yaitu,
kemampuan pergerakan sendi bebas, tidak ada parises, tidak ada kekakuan, serta
ukuran otot simetris, tulang belakang normal dan uji kekuatan otot ekstremitas
atas 5 5 dan ekstremitas bawah 5 5 tidak ada deformitas, peradangan, perlukaan
dan patah tulang. Tedapat nyeri di belakang kepala.
Masalah Keperawatan: Nyeri Akut
2.1.3.10 Kulit-Kulit Rambut
Riwayat alergi pasien tidak pernah mengalami alergi obat, alergi makanan.
Suhu kulit Tn.H hangat , warna kulit normal tidak ada kelainan, turgor kulit halus
tidak kasar terdapat kemerahan dan peradangan di area aksila dan punggung.,
jaringan parut tidak ada, tekstur rambut lembut, distribusi rambut merata, bentuk
kuku simetris tidak ada kelainan tidak ada masalah keperawatan.
2

2.1.3.11 Sistem Penginderaan


1) Mata/Penglihatan
Fungsi penglihatan Tn. H baik, gerakan bola mata normal, skera
normal/putih, konjungtiva anemis, kornea bening, tidak ada keluhan dan nyeri
yang di rasakan pasien, pasien juga tidak menggunakan alat bantu atau kacamata.
2). Hidung/Penciuman
Fungsi penciuman pasien baik, hidung simetris tidak ada peradangan
maupun kelainanan yang di alami pasien.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
2.1.3.12 Leher Dan Kelenjar Limfe
Kelenjar limfe tidak teraba, kelenjar tyroid tidak teraba, mobilitas leher
bergerak bebas tidak terbatas.
2.1.3.13 Sistem Reproduksi
Tidak dilakukan pengkajian
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah

2.1.4 Pola Fungsi Kesehatan


2.1.4.1 Persepsi Terhadap Kesehatan dan Penyakit
-
2.1.4.2 Nutrisida Metabolisme
Tinggi badan 172 cm, berat badan sebelum sakit 82 kg, berat badan saat sakit 82
kg. Diet NL DM 1900 kkl, TP (LH 2 harun) , tidak kesukaran menelan atau
normal.

Pola Makan Sehari-hari Sesudah Sakit Sebelum Sakit


Frekuensi/hari 3x sehari 3x sehari
Porsi 1 porsi 1 piring makan
Nafsu makan Kurang Baik
Jenis Makanan Diet NL DM 1900 kkl, TP Nasi, lauk, sayur
Jenis Minuman Air putih Air putih,
Jumlah minuman/cc/24 jam cc/24 jam cc/24 jam
2

Kebiasaan makan Pagi, siang, malam Pagi, siang,


malam
Keluhan/masalah Tidak ada Tidak ada
Tabel 2.1 Pola Makan Sehari-hari TN. H di Ruang Dahlia

Masalah Keperawatan: tidak ada masalah

2.1.4.3 Pola istirahat dan tidur


Pasien mengatakan sebelum sakit tidur pada malam hari 7-8 jam sedangkan
pada siang hari 1-2 jam. Saat sakit pasien tidur 7-8 jam dan siang hari 1-3 jam
Masalah keperawatan: tidak ada masalah
2.1.4.4 Kognitif
Pasien mengatakan mengetahui apa yang dialami pasien sekarang ini
Masalah keperawatan :tidak ada masalah.
2.1.4.5 Konsep diri (Gambaran diri, identitas diri, harga diri, peran)
Gambaran diri: pasien dapat menerima kondisinya, ideal diri: pasien ingin
cepat sembuh dari penyakit yang di deritanya, identitas diri: pasien seorang
perempuan yang berusia 30 Tahun yang sudah menikah,harga diri: pasien merasa
dihormati dan dihargai,Peran: pasien adalah seorang kepala rumah tanggal.
Masalah Keperawatan: tidak ada

2.1.4.6 Aktivitas Sehari-hari


Pasien mengatakan selama dirawat dirumah sakit aktivitas sehari-
harinya digunakan untuk beristirahat ditempat tidur.
Masalah Keperawatn: Tidak ada masalah
2.1.4.7 Koping –Toleransi terhadap Stress
Pasien mengatakan bila ada masalah pasien bercerita kepada keluarga
bila ada masalah untuk mengurangi beban pikiran dan untuk mendapatkan solusi.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
2.1.4.8 Nilai-Pola Keyakinan
Pasien mengatakan ia percaya penyakit yang diderita sekarang dapat di
tangani dengan bantuan tenaga medis.
2

Masalah Keperawatan: tidak ada masalah


2.1.5 Sosial-Spritual
2.1.5.1 Kemampuan berkomunikasi
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik pada keluarga, petugas kesehatan
dan pasien yang ada diruangan.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
2.1.5.2 Bahasa sehari-hari
Bahasa yang digunakan pasien sehari-hari, yaitu bahasa Dayak.
2.1.5.3 Hubungan dengan keluarga
Hubungan pasien dan keluarga cukup baik, ditandai dengan perhatian yang
diberikan oleh keluarga.
2.1.5.4 Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain
Pasien berhungan baik dengan teman, petugas kesehatan maupun orang
lain.
2.1.5.5 Orang berarti/terdekat
Pasien sangat dekat dengan keluarga terutama anak dan istrinya.
2.1.5.6 Kebiasaan menggunakan waktu luang
Pasien mengunakan waktu yang luang dengan berkumpul bersama
keluarga dan beristirahat di rumah.

2.1.5.7 kegiatan beribadah


Tidak dilakukan pengkajian
2.1.6 Data Penunjang (Radiologis, Laboratorium, Penunjang lainnya)
2.1.6.1 Pemeriksaan Laboratorium 13 November 2020
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal
WBC 16.34x10^3/uL 4.00-10.00
RBC 2,25 x 10^6/uL 3.50-5.50
HGB 5,8. g/dl 10.5-18.0
PLT 78x10^3/Ul 150-400
Ureum 20 mg/dl 21-53
Craetinin 0.84 0,7-1,5
3

Glukosa sewaktu 342 <200


Tabel 2.2 Data Penunjang Tn. H

2.1.7 Penatalaksanaan Medis


Nama Obat Dosis Rute Indikasi
Inj. Ranitidine 2x50 gr Amp Intravena Ranitidin adalah obat
yang dapat digunakan
untuk menangani gejala
atau penyakit yang
berkaitan dengan
produksi asam berlebih
di dalam lambung
Inj. Antrain 3x1 Intravena Indikasi untuk
mengurangi nyeri colik
dan setelah OP

Cefriaxone 3x1 mg Intravena adalah obat yang


digunakan untuk
mengatasi berbagai
infeksi bakteri. Obat
ini bekerja dengan cara
menghambat
pertumbuhan bakteri
atau membunuh bakteri
dalam tubuh

Inj. Novoravid 3x8 SC obat ini bekerja dengan


menggantikan insulin
yang diproduksi secara
alami didalam tubuh dan
dapat diserap
cepat. Selain itu, ia
3

juga membantu
memindahkan gula
dalam darah menuju
jaringan tubuh lainya
sehingga bisa
digunakan sebagai
energi. Obat ini
digunakan untuk
mengobati diabetes
tipe 1 dan tipe 2.

Inj. Levemir 0-0-10 SC Merupakan insulin


buatan ng digunakan
untuk mengkontrol gula
darah pada pasien
diabetes, baik tipe 1
atau 2. Livemir
menggandung insulin
determir sebagai
komposisi utamanya.
Insulin ini bersifat
longacting dan bekerja
selama 24 jam.
PO metronidazole 3x500 g Antibiotik untuk
mengobati infeksi. Obat
ini bekerja dengan cara
menghentikan
pertumbuhan berbagai
bakteri dan paasit. Obat
ini hanya dapat
mengobati infeksi
3

bakteru dan parasit,


sehingga tidak
digunakan untuk
menangani infeksi
virus.

Palangka Raya, 18 November 2020


Mahasiswa,

(Achmad Andi supriadi)


3

2.1.8 Analisa data

Data Subyektif dan Data Kemungkinan Masalah


Obyektif Penyebab

DS : Pasien mengeluh nyeri Infeksi Kuman/bakteri Nyeri Akut

P: bisul di belakang kepala


Merusak jembatan antar
sel
Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk
Transpor nutrisi antar
R: nyeri di belkang kepala S:
sel terganggu
skala nyeri sedang (4-6) T:
Menyerang kelenjar
kerigat
<30 menit

Agen pencedra pisik,


Merah, Bengkak
DO :
Jaringan menjadi abses
1. Pasien tampak meringis dan berisi PUS

2. Terdapat abses di bagian Rubor, kalor, tumor,


belakang kepala, punggung dan dolor, fungsio laesea
axsila.
3. Hasil TTV :
Luka insisi
TD :120/80 mmHg,
N:97x/m
RR : 21/m Hipotalamus
0
S : 36 C.
^
: WBS 16,34 x10 3/ul Mediator nyeri

Nyeri akut
3

2.1.9 Prioritas Masalah


2.1.9.1 Nyeri akut berhubungan dengan Agen Pencedra Fisik ( Abses )
3

2.1.10 Intervensi Keperawatan


Nama Pasien : Tn.H
Ruang Rawat : Dahlia
DiagnosaKeperawatan Tujuan (Kriteria Hasil) Intervensi Rasional
Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji keadaan umum dan TTV 1. Untukmemantau kedaan umum pasien
keperawatan selama 1x7 jam,
dengan Agen Pencedra 2. Kaji skala nyeri 2. Untuk mengetahui seberapa berat nyeri
diharapkan nyeri berkurang
Fisik ( Abses ) atau hilang. 3. Beri posisi tirah baring yang yang dirasakan
Kriteria hasil :
nyaman 3. Dengan posisi nyaman pesien beristirahat
1. Pasien tampak tenang
2. Pasien dapat istirahat 4. Ajarkan pesien teknik nafas 4. Membantu pesien untuk pesien
denga tenang
dalam mengurang nyeri
3. Tidak menunjukan tanda
fisik dan prilaku nyeri 5. Kolaborasi dengan dokter dalam 5. Untuk mengurangi rangsangan nyeri
akut
pemberian terapi obat analgesik
4. Skala nyeri dalam rentang
normal (1-3)
5. TTV batas Normal
TD :120/80 mmHg,
N:87x/m
RR : 23/m
0
S : 36,5 C.
3

2.1.11 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


Hari
Diagnosa
Tanggal Implementasi Evaluasi TTD
Keperawatan
Jam
18 Dx 1 1. Kaji keadaan umum dan TTV S:
P: bisul di belakang kepala
November 2. Kaji skala nyeri
2020 3. Beri posisi tirah baring yang nyaman Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk
4. Ajarkan pesien teknik nafas dalam R: nyeri di belkang kepala
5. Kolaborasi dalam pemberian terapi S: skala nyeri sedang (4-6)
obat analgesik
T: <30 menit
O: Achmad
Andi. S
1. Pasien tampak nyaman setelah di atur
posisi tirah baring
2. Pasien sudah mampu melakukan teknik
nafas dalam
3. Hasil TTV :
TD :120/80 mmHg,
N:97x/m
RR : 21/m
3

0
S : 36 C.
A : Masalah nyeri akut teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi, 1, dan 5

-. Observasi skala nyeri

- tetap memberikan terapi obat


DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth. 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,Ed 8


Volume 2. Jakarta : EGC.
Corwin,Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi :Edisi Revisi 3. Jakarta: EGC.
Doengoes, Marilyn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Ed 3. Jakarta:
EGC.
Potter & Perry. 2008. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik, Ed. 4. Jakarta: EGC.
Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit,
Ed 6. Jakarta: EGC.
LOG BOOK

MAHASISWA STIKES EKA HARAP PROGRAM STUDI


NERS ANGKATAN VIII TA. 2020-2021
STASE KDP, KMB, KEPERAWATAN MATERNITAS
DAN KEPERAWATAN ANAK

Nama : ACHMAD ANDI SUPRIADI


NIM : 2020.01.14901.001

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Jalan Beliang No. 110 Telp. (0536) 3227707
E-Mail : stikesekaharap110@yahoo.com
Data
Personal

Nama Lengkap : Achmad Andi Supriadi

NIM : 2020-01-14901-001

Tempat, tanggal lahir : Tumbang Sanamang, 20 Januari 1997

Alamat : Jl. Geobos 19 B

No handphone : 082154483884

Tempat Praktik : Ruang Dahlia RSUD dr.Doris Sylvanus


Palangka Raya

TTD,

Achmad Andi Supriadi


1. Target Kompetensi Keperawatan Dasar Profesi

No. Kompetensi Target Capaian

1 Menunjukan sikap Caring Asuhan Keperawatan 5 5


2 Menerapkan tindakan unversal precaution 5 5
3 Menerapkan Komunikasi terapeutik dengan klien dan Keluarga 5 5
Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi gangguan
4 konsep diri 5 5
Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kecemasan
5 (stres koping) 5 5
6 Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kehilangan
berduka (nilai dan keyakinan) 5 5
Memberikan pendidikan kesehatan perencanaan pulang untuk
7 klien dan keluarga 5 5
8 Melakukan Pemeriksaan Fisik 5 5
9 Pemeriksaan Tanda-tanda Vital 5 5
10 Melatih nafas dalam dan batuk efektif 5 5
11 Melakukan Fisioterapi Dada (Oksigenasi) 5 5
12 Memberikan terapi Oksigen melalui nasal kanula dan masker 5 5
13 Melakukan pengisapan lendir (suction) 5 5
14 Melatih rentang pergerakan sendi (RPS) 5 5
15 Mengatur Posisi klien di tempat tidur 5 5
16 Memindahkan klien 5 5
17 Memandikan klien ditempat tidur 5 5
18 Memasang dan Melepaskan NGT 5 5
19 Memberikan makan melalui NGT 5 5
20 Menghitung Kebutuhan dan Kalori 5 5
21 Perawatan Luka 5 5
22 Pemberian Obat 5 5
23 Mengambil darah Vena 5 5
24 Manajemen Nyeri 5 5
25 Mengajarkan kesehatan reproduksi 5 5
26 Melaksanakan Pendidikan Kesehatan (Individu) 1 1
27 Melaksanakan Pendidikan Kesehatan (Kelompok) 1 1
2. Target Kompetensi Keperawatan Medikal Bedah

No. Kompetensi Target Capaian

1 Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital 5


2 Pemeriksaan head to toe
1) Pemeriksaan kepala 5
2) Pemeriksaan leher 5
3) Pemeriksaan thorax 5
4) Pemeriksaan abdomen 5
5) Pemeriksaan ginjal 5
6) Pemeriksaan ekstremitas
a. Ekstremitas atas 5
b. Ekstremitas bawah 5
7) Pemeriksaan gerakan sendi 5
8) Pemeriksaan reflex patela 5
2 Pemenuhan kebutuhan Oksigen
1) Memberikan oksigen nasal 3
2) Memberikan oksigen masker 3
3) Melatih batuk efektif 3
4) melakukan perawatan WSD 3
5) Melakukan Chest Fisioterapi 3
6) Melakukan postural drainage 3
7) Melakukan Incentive Spirometry 3
3 Mempertahankan suhu tubuh
1) Melakukan kompres hangat 5
2) Melakukan kompres dingin 5
3) Memberikan selimut hangat 5
4) Memberikan minuman hangat 5
4 Mengelola asuhan keperawatan dalam
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
1) Menghitung kebutuhan cairan dan elektrolit 5
2) Menghitung intake 5
3) Menghitung output 5
4) Pemasangan infuse 5
5) Menghitung tetesan infus 5
6) Mengganti cairan infus 5
7) Melepas infuse 5
8) Melakukan perawatan infuse 5
9) Memberikan transfusi darah 5
10) Melakukan setting infuse pump 5
11) Melakukan setting syringe pump 5
5 Penatalaksanaan Pemberian Obat
1) Pemberian obat melalui nebulizer 3
2) Pemberian obat oral 3
3) Pemberian obat sublingual 3
4) Pemberian obat melalui Nasogastric 3
5) Pemberian obat melalui subkutan 3
6) Pemberian obat intravena 3
7) Pemberian obat melalui drip 3
8) Pemberian obat melalui intramuskular 3
9) Pemberian obat melalui rectal 3
10) Melakukan skintest 3
11) Pemberian Obat PatientControlled Analgesia (PCA) 3
12) Pemberian Obat Metered Dose Inhaler (MDI) dengan
Inhaler 3
13) Pemberian Obat non nercotic agents 3
6 Mengelola pasien dengan nyeri
1) Melakukan manajemen nyeri 5
2) Menciptakan lingkungan yang nyaman 5
3) Mengajarkan teknik relaksasi 5
4) Mengajarkan teknik distraksi 5
7 Memenuhi Kebutuhan Eliminasi
1) Pemasangan kateter pria 2
2) Pemasangan kateter wanita 2
3) Perawatan kateter 2
4) Bladder trainning 2
5) Melepas kateter 2
6) Membersihkan dan membuang kateter yang telah dilepas 2
7) Membantu pasien BAK dengan urinal 2
8) Membantu pasien BAB 2
9) Melakukan Enema 2
10) Melepas Kateter Menetap 2
11) Manual Evakuasi Faeses 2
12) Melakukan Perawatan Colostomy 2
13) Melakukan Perawatan Peritoneal Dialisis 2
8 Memenuhi Kebutuhan mobilisasi/pergerakan/immobilisasi
1) Mengkaji risiko dekubitus (skala Norton/Skala Barden) 5
2) Melakukan Perawatan kulit pada klien resiko tinggi 5
3) Melaksanakan alih baring dengan five pillow 5
4) Melakukan Range Of Motion (ROM) pada kasus pathologis 5
5) Melakukan ambulasi dengan alat bantu jalan 5
6) Melakukan Perubahan Posisi dengan Metode logroll 5
7) Melatih klien berjalan dengan alat bantu: tongkat, walker 5
8) Melakukan Mobilisasi pada klien paska operasi 5
9) Melakukan perawatan klien dengan traksi, skin traksi,
skeletal traksi, hallow traksi, krotel traksi 5
10) Melakukan perawatan eksternal immobilisasi ; cast/gips 5
11) Melakukan mobilisasi klien paska amputasi 5
12) Melatih mobilisasi klien dengan gangguan jantung 5
9 Mengelola kebutuhan istirahat tidur
1) Mengidentifikasi faktor yang memengaruhi masalah tidur 5
2) Melakukan penilaian skala nyeri 5
3) Melakukan hypnoterapy, imajinasi terpimpin 5
4) Melakukan evaluasi pemberian relaksan 5
5) Melakukan Pencegahan Cidera selama klien tidur 5
6) Melakukan tindakan untuk penurunan distraksi lingkungan 5
10 Mengelola program pengendalian infeksi
1) Memasang sepatu boot 2
2) Memasang tutup kepala 2
3) Menggunakan masker 2
4) Memasang kaca mata pelindung 2
5) Mencuci tangan 5
6) Memasang baju lengan panjang 2
7) Menggunakan celemek 2
8) Menggunakan sarung tangan 2
9) Membuang bahan habis pakai 2
10) Mencuci peralatan setelah digunakan 2
11 Memenuhi Kebutuhan Personal Hygiene, Integumen
1) Memandikan klien dengan kondisi kritis 3
2) Melakukan perawatan mulut klien dengan penurunan
kesadaran 3
3) Memonitoring dan evaluasi pencapaian pemenuhan
kebutuhan personal hygiene 3
4) Melakukan perawatan luka grade II dan III 3
5) Melakukan perawatan luka ulkus gangrene 3
6) Melakukan perawatan luka/pin external, fiksasi (lllizarov) 3
7) Melakukan perawtan luka amputasi 3
8) Melakukan perawatan area penusukan pi (pin site care) 3
9) Melakukan perawtan drain 3
10) Melakukan perawatan luka post operasi dengan dehiscene,
exudatif, infeksi, dan nyeri 3
11) Melakukan perawatan luka post operasi diameter > 5 cm 3
12) Melakukan perawatan luka kanker dewasa dan anak dengan
perdarahan, high exudatif, infeksi, bau dan nyeri 3
13) Melakukan perawatan luka simple fistula dengan high
exudatif, maserasi, eskoriasi 3
14) Melakukan perawatan luka pencetus tube: gastrostomi, 3
neprostomi, tracheostomi, sistomi, trans bilier dengan high
exudatif, maserasi, eskoriasi
15) Melakukan perawatan kaki diabetik tanpa penyulit 3
16) Melakukan perawatan luka arterial dan venous ulcer dan
bandaging tanpa penyulit 3
17) Melakukan perawatan luka post radiasi 3
18) Melakukan Irigasi Mata 3
19) Melakukan Irigasi Telinga 3
12 Pengambilan sampel laboratorium
1) Sampel sputum 3
2) Sampel urine 3
3) Sampel darah 3
4) Analisa Gas Darah 3
13 Memenuhi Keselamatan Klien
1) Melakukan Pengkajian ulang jatuh dengan skala morse,
hamty, time up and go 3
2) Melakukan edukasi klien yang berisiko tinggi jatuh 3
3) Melakukan tindakan pencegahan mencederai diri dengan
restrain fisik 3
4) Melakukan tindakan pencegahan mencederai diri dengan
restrain obat 3
5) Melakukan evaluasi efektifitas penggunaan matras
antidekubitus 3
6) Melakukan penggatian alat tenun 3
14 Memenuhi Kebutuhan dalam Komunikasi
Melakukan Penatalaksanaan Pemulangan Klien (Edukasi,
kontrol, obat dan aktivitas) 3
15 Memenuhi Kebutuhan Spiritual 3
1) Melakukan perawatan terminal dengan pendekatan spiritual 3
2) Melakukan penatalaksanaan keperawatan pada klien
kemoterapi 3
3) Melakukan tindakan pemberian kemoterapi 3
4) Membersihkan tumpahan kemoterapi dengan spill kit 3
5) Melakukan pelepasan Infus saat terjadi ekstravasasi 3
16 Melakukan Penatalaksanaan Keperawatan Radioterapi
1) Melakukan persiapan klien untuk tindakan radiasi internal
3
(ablasi)
2) Melakukan persiapan klien untuk tindakan implantasi
melakukan pengelolaan paket alat selama tindakan brakhiterapi, 3
ginekologi dan head and neck
3) Melakukan monitoring klien selama tindakan brakhiterapi 3
4) Melakukan persiapan klien selama tindakan radiasi seluruh
3
tubuh
5) Mendampingi klien selama simulasi; observasi perdarahan
3
dan aspirasi
6) Melakukan timbang terima klien ke perawat ruangan 3
7) Melakukan Observasi kesadaran 3
Melakukan Penatalaksanaan Keperawatan
17
Neurodiagnostik
1) Melakukan Monitoring klien selama EMG 3
2) Melakukan persiapan pada klien yang akan dilakukan EEG 3
3) Melakukan Persiapan monitoring klien selama EEG 3
4) Melakukan persiapan pada klien yang akan dilakukan dan
selama dilakukan NO (Neuro Opthalmologi dan Otologi) 3
5) Melakukan pemeriksaan menggunakan tools ; MMSE (Mini
Mental State Exam) 3
6) Melakuka Terapi Kognitif 3
7) Melakukan Persiapan Klien paska operasi kasus bedah syaraf 3
8) Melakukan persiapan klien paska angiografi 3
Melaksanakan Pendidikan Kesehatan (Individu dan
18
Kelompok) 2

3. Target Kompetensi Keperawatan Maternitas

No Keterampilan Target Capaian

1 Pemeriksaan Antenatal Care 2


2 Pemeriksaan protein urine ibu hamil 2
3 Pemeriksaan Hb ibu hamil 2
4 Memberi Imunisasi TT 2
5 Memberikan KB oral 2
6 Memberikan KB suntik 2
7 Membantu persiapan Ibu melahirkan normal 2
8 Membantu persiapan Ibu melahirkan operasi sesar 2
9 Melakukan perawatan ibu post partum 2
10 Melakukan Vulva Hygiene 2
11 Pendkes ibu nifas 2
12 Pendkes Ibu menyusui 2
13 Pemasangan Infus 2
14 Pemberian Tranfusi Darah 2
15 Pengambilan darah vena 2
16 Memandikan bayi 2
17 Perawatan tali pusat 2
18 Melakukan bedong bayi 2
19 Pemberian makanan melalui NGT/OFT 2
20 Memberikan minum untuk bayi 2
21 Observasi bayi lahir normal 2
22 Observasi bayi lahir patologis 2
23 Perawatan bayi dalam inkubator 2
Memberikan Pendidikan Kesehatan (individu) menggunakan
24 buku KIA
1) Pada Ibu Hamil 1
2) Pada Ibu Nifas 1
3) Pada akseptor KB 1
25 Memberikan Pendidikan Kesehatan (Kelompok) 1

4. Target Kompetensi Keperawatan Anak

No. Kompetensi Target Capaian

1 A. Pemeriksaan TTV Anak


1) Mengukur TD (usia 10 - 14 thn) 5
2) Menghitung frekuensi nadi 5
3) Menghitung frekuensi nafas 5
4) Mengukur suhu aksila 5
5) Pemeriksaan rumple lead 5
6) Pemeriksaan ptechie 5
B. Mengukur Antropometri
1) Mengukur tinggi badan 5
2) Mengukur berat badan 5
3) Mengukur lingkar lengan atas 5
C. Pemeriksaan head to toe Pada Anak
1) Pemeriksaan kepala 5
2) Pemeriksaan leher 5
3) Pemeriksaan thorax 5
4) Pemeriksaan abdomen 5
5) Pemeriksaan ginjal 5
6) Pemeriksaan ekstremitas
a. Ekstremitas atas 5
b. Ekstremitas bawah
5
2 Mengelola asuhan keperawatan untuk menstimulasi
pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak
1. Pemeriksaan antropemetri
1) Menimbang berat badan
3
2) Mengukur tinggi badan
3
3) Mengukut lingkar lengan atas
3
4) Mengukur lingkar dada
3
2. Deteksi dan Simulasi Dini Tumbuh Kembang
1) Anak usia 1 - 2 tahun
2
2) Anak usia 2 - 3 tahun
2
3) Anak usia 3 - 5 tahun
2
4) Anak usia 5 - 6 tahun
2
3 Melakukan kunjungan rumah
1) Pendampingan pada ibu bayi 1
2) Pendampingan pada ibu balita 1
4 Melakukan pendidikan kesehatan (individu)
1) Penggunaan buku KIA 1
2) PMBA (Pemberian Makan Bayi Anak) 1
3) Penyuluhan sesuai kasus keloaan 1
5 Melakukan pendidikan kesehatan (kelompok)

1) Penyuluhan pada anak sekolah (PAUD/TK, SD, SMP, SMA) 1


6 MTBM / MTBS 1
7 Melakukan imunisasi (Hepatisi, DPT, BCG, Polio, IVP) 1

Pembimbing

Dewi Aprilyanti, Ners., M.Kep


CATATAN KEGIATAN HARIAN
Stase/Ruangan: KDP di Ruang Dahlia RSUD dr.Doris Sylvanus P.Raya
No Waktu Kegiatan

1. Sabtu 14 Pengarahan Stase KDP


November 2020
Pukul 12.00 s/d
13.00 wib

2 Senin 16 Pembagian Kasus Pasien Kelolaan di Stase KDP


November 2020
Pukul 10.00 s/d
12.00 wib

3 Selasa 17
November 2020 Pre Conference dan arahan penyususnan ASKEP Stase KDP
Pukul 11.00 s/d
12.00 wib
4 Selasa 17 Pre Conference kasus
November 2020
Pukul 20.00 s/d
21.00 wib

5 Kamis 19 Bimbingan Konsultasi ASKEP


November 2020
Pukul 10.00 s/d
11.00 wib

6 Jumat 20
November 2020 Post Conference kasus
Pukul 10.00 s/d
11.00 wib
7 Sabtu, 21 Post Conference kasus pertemuan I
November 2020
Pukul 18.00 s/d
19.00 wib

8 Senin 23 Persiapan Ujian dan Seminar kasus


November 2020
Pukul 15.00 s/d
16.00 wib

9 Rabu 25
November 2020
Pukul 11.00 Ujian Virtual Stase KDP
10 Kamis 26 Persentasi Kelompok 1 dan 2 Stase KDP
November 2020
Pukul 08.00 wib

Palangka Raya 25 November 2020


Pembimbing Mahasiswa

Dewi Aprilyanti, Ners., M.Kep. Achmad Andi Supriadi


YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
Jalan Beliang No. 110 Palangka Raya Telp/Fax. (0536) 3327707

LEMBAR KONSULTASI KEGIATAN BIMBINGAN


PRAKTIK LAPANGAN MAHASISWA
Hari/Tgl/ Tanda Tangan
No Catatan Pembimbing Akademik
Waktu Mahasiswa Pembimbing
1. Senin 17 1. Perbaiki Lp sesuai dengan Kebutuhan
November Dasar

2020
Achmad Dewi
Andi.S Apriliyanti,
10.00 WIB
Ners, M.Kep

2. Jumat 20
November 1. Prbaikan sistematika penulisan
2020 2. Cantumkan sumber pada bagan yang
diambil
10:00 WIB 3. Tambahkan Pathway Nyeri
Dewi
4. Sertakan Kode diagnosa sesuai di
Apriliyanti,
SDKI Achmad Ners, M.Kep.
5. Tambahkan tanda tangan di Andi.S
implemntasi dan LP

3.
Sabtu 21
Dewi
November 1. Perbaiki Cover, Pada Tulisan Laporan Apriliyanti,
2020 Pendahuluan Belum Tepat. Ners, M.Kep.
Achmad
2. Masih Terdapat Tulisan RS, Digantikan
10:00 WIB Dengan RSUD. Begitu Juga Dengn
Andi.S
Lembar Berikutnya.
3. Di Lembar PERSETUJUAN, Cek Lagi
Dalam Pengetikan Nama Pembimbing
Akademik Maupun Pembimbing Klinik.
4. Di KATA PENGANTAR Tambahkan
Tanggalnya.
5. Pada DAFTAR ISI Pengetikan Daftar
Pustakanya Di Perbaiki.
6. Bab 1, Masih Ada Penomoran Yang
Menggunakan Huruf, Digantikan
Dengan Penomoran Angka
Semuanya.
7. Pada Halaman 22 Perbaiki Prngetikan
Atau Tulisan Intervensinya.
8. Buatkan GENOGRAM 3 Generasi
9. Tambahkan Log Book Setelah Daftar
Fustaka

Anda mungkin juga menyukai