Anda di halaman 1dari 51

BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR

1. Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Dalam Kamus Besar Indonesia (KBBI), pengertian kehamilan

mengacu pada definisi hamil, yaitu kondisi dimana sel telur dibuahi

oleh sel sperma hingga pada akhirnya menghasilkan janin dan rahim.

Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

(BKKBN), kehamilan merupakan sebuah proses bertemunnya sel telur

yang sudah matang dengan sperma, hingga pada akhirnya membentuk

sel baru yang akan tumbuh.

Menurut World Health Organization (WHO), pregnensy atau

kehamilan adalah proses Sembilan bulan atau lebih dimana seorang

perempuan membawah embrio dan jain yang sedang berkembang

didalam rahimnya.

b. Perubahan Fisiologi dan Psikologi Ibu Hamil

1) Perubahan Fisiologis Kehamilan

Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh sistem genetalia

wanita mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat

menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.

Plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan hormon

somatomamotropin, estrogen, dan progesteron yang menyebabkan

perubahan pada bagian-bagian tubuh dibawah ini :


183

a) Sistem Reproduksi

(1) Uterus

Menurut Prawiroharjo (2014), Pembesaran uterus

merupakan perubahan anatomi yang paling nyata pada ibu

hamil. Peningkatan konsentrasi hormon estrogen dan

progesteron pada awal kehamilan akan menyebabkan

hipertrofi miometrium. Hipertrofi tersebut dibarengi

dengan peningkatan yang nyata dari jaringan elastin dan

akumulasi dari jaringan fibrosa sehingga struktur dinding

uterus menjadi lebih kuat terhadap regangan dan distensi.

Hipertrofi miometrium juga disertai dengan peningkatan

vaskularisasi dan pembuluh limfatik.

Uterus bertambah besar, dari yang beratnya 30 gr. Menjadi

1000 gr saat akhir kehamilan (40 minggu). Pembesaran ini

di sebabkan oleh peningkatan vaskularisasi dan dilatasi

pembuluh darah, hipertofi dari otot-otot rahim, dan

perkembangan desidua dan pertumbuhan janin. Pada

Trimester III (> 28 minggu) dinding uterus mulai menipis

dan lebih lembut. Pergerakan janin dapat diobservasi dan

badannya dapat diraba untuk mengetahui posisi dan

ukurannya, korpus berkembang menjadi segmen bawah

rahim. Pada minggu ke-36 kehamilan terjadi penurunan

janin ke bagian bawah rahim, hal ini disebabkan


184

melunaknya jaringan- jaringan dasar panggul bersamaan

dengan gerakan yang baik dari otot rahim dan kedudukan

bagian bawah rahim.

(2) Serviks

Perubahan yang penting pada serviks dalam kehamilan

adalah menjadi lunak. Sebab pelunakan ini adalah

pembuluh darah dalam serviks bertambah dan karena

timbulnya oedema dari serviks dan hiperplasia serviks.

Pada akhir kehamilan, serviks menjadi sangat lunak dan

portio menjadi pendek (lebih dari setengahnya mendatar)

dan dapat dimasuki dengan mudah oleh satu jari.

(3) Vagina

Pada Trimester III, estrogen menyebabkan perubahan pada

lapisan otot dan epitelium. Lapisan otot membesar, vagina

lebih elastis yang memungkinkan turunnya bagian bawah

janin (Indrayani, 2011).

(4) Ovarium

Tidak terjadi pembentukan folikel baru dan hanya terlihat

perkembangan dari korpus luteum (Hani, 2011).

(5) Payudara

Konsentrasi tinggi estrogen dan progesteron yang

dihasilkan oleh plasenta menimbulkan perubahan pada

payudara (tegang dan membesar). Adanya chorionic


185

somatotropin (Human Placental Lactogen/HPL) dengan

muatan laktogenik akan merangsang pertumbuhan kelenjar

susu di dalam payudara dan berbagai perubahan metabolik

yang mengiringinya (Asrinah dkk, 2015).

b) Sistem Pencernaan

(1) Mulut dan Gusi

Peningkatan estrogen dan progesteron meningkatnya

aliran darah ke rongga mulut, hipervaskularisasi pembuluh

darah kapiler gusi sehingga terjadi oedema.

(2) Lambung

Estrogen dan HCG meningkat, dengan efek sampingg

mual dan muntah-muntah. Perubahan peristaltik dengan

gejala sering kembung, konstipasi, lebih sering lapar/

perasaan ingin makan terus (mengidam), juga akibat

peningkatan asam lambung.

(3) Usus Halus dan Usus Besar

Tonus otot- otot saluran pencernaan melemah sehingga

motilitas dan makanan akan lebih lama berada dalam

saluran makanan. Reasorbsi makanan baik, namun akan

menimbulkan obstipasi.
186

c) Sistem Perkemihan

Ureter membesar, tonus otot- otot saluran kemih menurun akibat

pengaruh estrogen dan progesteron. Kencing lebih sering, laju

filtrasi meningkat. Dinding saluran kemih bisa tertekan oleh

perbesaran uterus, menyebabkan hidroureter dan mungkin

hidronefrosis sementara. Kadar kreatinin, urea dan asam urat

dalam darah mungkin menurun, namun ini dianggap normal.

d) Sistem Kardiovaskuler

Meningkatnya beban kerja menyebabkan otot jantung

mengalami hipertrrofi, terutama ventrikel kiri sebagai pengatur

pembesaran jantung. Kecepatan darah meningkat (jumlah

darah yang dialirkan oleh jantung dalam setiap denyutnya)

sebagai hasil dari peningkatan curah jantung. Ini meningkatkan

volume darah dan oksigen ke seluruh organ dan jaringan ibu

untuk pertumbuhan janin (Asrinah dkk, 2015).

e) Sistem Integument

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan

hiperpigmentasi karena pengaruh Melanophore Stimulating

Hormon lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar

suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum

livide,atau alba, aerola mamae, papilla mamae, linea nigra,

chloasmagravidarum. Setelah persalinan hiperpigmentasi akan

menghilang.
187

f) Sistem Pernapasan

Pada kehamilan terjadi perubahan sistem respirasi untuk bisa

memenuhi kebutuhan O2. Disamping itu terjadi desakan

diafragma akibat dorongan rahim yang membesar pada usia

kehamilan 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan

rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan

bernafas lebih dalam sekitar 20 sampai 25% dari biasanya.

g) Metabolisme

Metabolisme basal naik sebesar 15% sampai 20% dari semula,

terutama pada trimester ketiga. Kesimbangan asam basa

mengalami penurunan dari 155 mEq per liter menjadi 145mEq

per liter disebabkan adanya hemodilusi darah dan kebutuhan

mineral yang dibutuhkan janin. Kebutuhan protein perempuan

hamil semakin tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan

janin, perkembangan organ kehamilan dan persiapan laktasi.

Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar 0,5 gr/kgBB

atau sebutir telur ayam sehari. Kebutuhan kalori didapatkan

dari karbohidrat, lemak, dan protein. Kebutuhan zat mineral

untuk ibu hamil. Berat badan ibu hamil bertambah (Asrinah dkk,

2015).

2) Perubahan Psikologis Selama Kehamilan

Perubahan Psikologis pada trimester ke-3, yaitu :


188

a) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh,

dan tidak menarik.

b) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi bayi tidak lahir tepat

waktu.

c) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat

melahirkan, khawatir akan keselamatannya.

d) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,

bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.

e) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.

f) Merasa kehilangan perhatian.

g) Perasaan mudah terluka (sensitif).

h) Libido menurun (Walyani, 2015).

c. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil

Kebutuhan dasar menurut Mandang J. dkk (2016) sebagai berikut :

1) Kebutuhan fisik ibu hamil

a) Oksigen

Hal-hal yang perlu dilakukan ibu hamil untuk memenuhi

kebutuhan oksigen yaitu:

(1) Latihan nafas senam hamil

(2) Tidur dengan bantal yang lebih tinggi

(3) Makan tidak terlalu banyak

(4) Kurangi atau hentikan merokok


189

(5) Konsul ke dokter bila ada kelainan atau gangguan

pernapasan seperti asma

(6) Posisi miring kiri dianjurkan untuk meningkatkan perfusi

uterus dan oksigenasi fetoplasenta dengan mengurangi

tekanan vena asenden (hipotensisupine )

Mandang J. dkk (2016).

b) Nutrisi dalam kehamilan

Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori

perhari, ibu hamil seharusnya mengkonsumsi makanan yang

mengandung protein, zat besi vitamin, cukup cairan (menu

seimbang).

c) Personal Hygine

Menurut Sari, G. N.,dkk (2016) Mengurangi kemungkinan

infeksi, ibu hamil perlu menjaga kebersihan dirinya karena

badan yang kotor banyak mengandung kuman-kuman. Hal ini

dapat dilakukan dengan memperhatikan :

(1) Kebersihan diri (personal hygiene) pada ibu hamil itu

sendiri, sehingga dapat mengurangi hal-hal yang dapat

memberikan efek negatif pada ibu hamil, misalnya

pencegahan terhadap infeksi.

(2) Kebersihan dengan mandi sedikitnya 2 kali sehari


190

(3) Kebersihan gigi dan mulut perlu mendapat perhatian karena

seringkali mudah terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu

yang kurang kalsium.

d) Eliminasi (BAB/BAK)

Eliminasi pada ibu hamil terjadi :

(1) Trimester I : frekuensi BAK meningkat karena kandung

kencing tertekan oleh pembesaran uterus, BAB normal

konstitensi lunak

(2) Trimester II : frekuensi BAK normal kembali karena uterus

telah keluar dari rongga panggul

(3) Trimester III : frekuensi BAK meningkat karena penurunan

kepala janin ke PAP (Pintu Atas Panggul), BAB sering

obstipasi (sembelit) karna hormone progesterone meningkat

e) Istirahat / tidur

Jadwal istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan

kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembangan

dan pertumbuhan janin. Tidur pada malam hari selama kurang

lebih 8 jam dan istirahat dalam keadaan rileks pada siang hari

selama kurang lebih 1 jam (Lisa dan mahdalena.2017).

f) Imunisai

Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) minimum dilakukan 2 kali

suntikan dengan selang waktu 4 minggu dengan dosis 0,5 ml yang

disuntikan dibawah lengan atas. Imunisasi TT yang diberikan


191

melindungi bayi dari kemungkinan terkena infeksi pada tali

pusatnya (Rosmeri, 2018).

g) Mobilisasi

Mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang tepenting pada

fungsi fisiologis, guna mempertahankan kemandirian. Sementara

itu, mekanik tubuh (body mekanik) adalah usaha koordinasi diri

musculoskeletal dan system saraf untuk mempertahankan

keseimbangan yang tepat. Mekanika tubuh merupakan bagian dari

aktivitas manusia.

Perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang punggung

bertambah lordosis karena tumpuan tubuh bergeser lebih ke

belakang dibandingkan sikap tubuh ketika tidak hamil. Secara

anatomi, ligament sendi putar dapat meningkatkan

pelebaran/pembesaran rahim pada ruang abdomen. Nyeri ligamen

ini terjadi karena pelebaran dan tekanan pada ligament karena

adanya pembesaran rahim. Nyeri pada ligament ini merupakan

suatu ketidaknymanan pada ibu hamil. Itulah sebabnya ibu hamil

perlu memperhatikan bebrapa sikap tubuh :

1. Duduk

Duduk dengan posisi tegak. Atur dagu ibu dan tarik bagian atas

kepala seperti ketika ibu berdiri.


192

2. Bangun dari duduk

Pijakkan kaki dengan mantap. Majukan badan ke depan,bangun

dengan pelan,kedua lutut jangan bertemu dan doronglah

tubuh,jika perlu dengan tangan. Pusatkan pikiran ke bagian atas

tubuh ditarik ke atas dengan benang yang diikat di kepala.

Bayangan itu membuat gerakan akan terasa lebih ringan.

3. Berdiri

Sikap beridiri yang benar sangat membantu sewaktu hamil di

saat bera janin semakin bertambah, jangan berdiri untuk jabgka

waktu yang lama. Berdiri dengan menegakkan bahu dan

mengangkat pantat. Tegak lurus dari telinga sampai ke tumit

kaki. Berdiri tegak. Perut jangan menarik punggung ke depan

dan bahu tertarik ke belakang sehingga membentuk

lengkungan. Jika berdiri terlalu lama, angkat satu kaki dan

letakkan di kursi agar tidak cepat lelah dan menghindari

tegangan di dasar punggung. Lakukan bergantian dengan kaki

yang lain.

4. Berjalan

Ibu hamil penting untuk tidak memakai depatu ber-hak tinggi

atau tanpa hak. Hindari juga sepatu bertumit runcing karena

mudah menghilangkan keseimbangan.


193

5. Posisi tidur

Ibu hamil boleh tidur tengkurap, kalau sudah terbiasa namun

tekuklah sebelah kaki dan pakailah guling, supaya ada ruang

bagi bayi. Posisi miring juga menyenangkan, namun jangan

lupa memakai guling untuk menopang berat rahim. Sebaiknya

setelah usia kehamilan 6 bulan, hindari tidur terlentang, karena

tekanan rahim pada pembuluh darah utama dapat menyebabkan

pingsan. Tidur dengan kedua kaki lebih tinggi dari badan dapat

mengurangi rasa lelah.

6. Bangun dari berbaring

Untuk bangun dari tempat tidur, geser dulu tubuh ibu ke tepi

tempat tidur, kemudian tekuk lutut. Angkat tubuh ibu perlahan

dengan kedua tangan, putar tubuh lalu perlahan turunkan kaki

ibu. Diamlah dulu dalam posisi duduk beberapa saat sebelum

berdiri. Lakukan setiap kali ibu bangun dari berbaring.

7. Membungkuk dan mengangkat barang

Terlebih dahulu mengangkat lutut dan gunakan otot kaki untuk

tegak kembali. Hindari membungkuk yang dapat membuat

punggung tegang, termasuk untuk mengambil sesuatu yang

ringan sekalipun. Jika menganbil sesuatu di lantai

berjongkoklah. Ketika berdiri, pertahankan agar punggung

tetap tegak. Hati-hati mengangkat barang agak berat. Bawa

dengan dipeluk, bukan dijinjing dengan sebelah tangan.


194

Membawa benda di punggung (di atas ransel) lebih baik dari

pada tangan.

2) Kebutuhan psikologi ibu hamil

a) Trimester

Pada trimester pertama sering kali timbul kecemasan dan rasa

kebahagiaan bercampur keraguan dengan kehamilannya antara ya

dan tidak, terjadi fluktuasi emosi sehingga beresiko tinggi untuk

terjadinya pertengkaran atau rasa tidak nyaman, adanya perubahan

hormonal, dan morning sickness. Diperkirakan ada 80% ibu

mengalami perubahan psikologis, seperti rasa kecewa, sikap

penolakan, cemas, dan rasa sedih. Untuk itu diperlukan

komunikasi antara suami dan istri untuk bersama-sama memiliki

komitmen untuk mempersiapkan diri menjadi orang tua (Lisa dan

Mahdalena 2017).

b) Trimester II

Pada usia kehamilan trimester 2, ibu akan merasa berada pada

zona aman dimana perasaan tertekan dan ketidaknyamanan yang

dirasakan pada trimester 1 sudah dapat teratasi. Ibu hamil pada

trimester 2 pada umumnya mulai bisa menerima bahwa

keadaannya saat ini adalah sebagai seorang ibu hamil dan semakin

tidak sabar untuk menunggu kehadiran calon bayinya. Karena rasa

ketidaknyamanan pada trimester 1 sudah mulai menghilang

sehingga ibu akan mengalami peningkatan libido pada kehamilan


195

trimester 2 dibandingkan pada trimester 1. Untuk itu yang

dibutuhkan ibu pada trimester ini yakni memberi dukungan kepada

ibu untuk terus memberikan asupan gizi seimbang untuk dirinya

dan janin agar pembentukan organ-organ janin dapat berjalan

dengan lancar (Mandang J dkk 2016).

c) Trimester 3

Pada kehamilan trimester ini, ibu berada pada masa dimana

dirinya harus menunggu kelahiran bayi hingga berusia aterm (36-

40 minggu). Dimasa ini pula, ibu akan menunggu adanya tanda-

tanda persalinan sehingga ibu terus berfokus pada bayinya.

Namun, pada masa ini juga dibarengi dengan adanya rasa

ketakutan untuk memasuki masa perslinan dimana ia akan merasa

takut akan kehidupannya dengan bayi, merasa takut adanya

kelainan pada janin dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi

(Mandang J dkk, 2016).

a. Tanda Bahaya Dalam kehamilan

Tanda bahaya kehamilan adalah suatu kehamilan yang memiliki

suatu tanda bahaya atau resiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu

maupun bayinya), akan terjadinya penyakit atau kematian sebelum

maupun sesudah persalinan (Mandang J dkk, 2016).

Macam-macam tanda bahaya kehamilan menurut Mandang J dkk

(2016)

1) Trimester I (0-12 minggu)


196

a) Perdarahan pervaginam

b) Mual muntah berlebihan

c) Sakit kepala yang hebat

d) Nyeri abdomen yang hebat

e) Selaput kelopak mata pucat / Anemia

f) Demam tinggi

2) Trimester II (13-27 minggu)

a) Bengkak pada wajah, kaki, dan tangan

b) Keluar air ketuban sebelum waktunya

c) Gerakan janin berkurang

3) Trimester III (28-41 minggu)

a) Penglihatan kabur

b) Nyeri perut hebat

c) Keluar cairan pervaginam

2. Persalinan

a. Pengertian persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi

belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam produk konsepsi

dikeuarkan sebagai akibat kontraks teratur, progresif, sering dan kuat

yang nampakya tidak saling berhubungan bekerja dalam keharmonisan

untuk melahirkan bayi. ( Walyani S.E & Purwoastuti E, 2016)

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan


197

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persalinan menurut Walyani

dan Purwoastuti (2016) yaitu power ( tenaga menggejan ), passanger

(janin dan plasenta) dan passage (keadaan janin ).

1) Power (Tenaga Menggejan)

a) Kekuatan primer adalah titik pemicu dalam membuat serviks

menipis sehingga janin dapat turun.

b) Kekuatan sekunder adalah usaha mendorong janin kebawah

PAP.

c) His adalah kontraksi oto-otot rahim pada persalinan.

(1) His palsu tidak memiliki pengaruh terhadap serviks.

(2) His persalinan meliputi his permulaan atau pembukaan

serviks, his pengeluaran, dan his pelepasan uri.

2) Passage ( keadaan jalan lahir )

a) Bagian keras panggul

Bagian keras panggul terdiri dari tulang-tulang panggul

(rangka panggul). Deskripsi dari bagian keras ini sebagai

berikut:

(1) Os ileum ( tulang usus )

(2) Os iskium ( tulang duduk )

(3) Os pubis ( tulang kemaluan )

(4) Os sacrum ( tulang kelangkang )

b) Bagian lunak pangul

Bagian lunak pangul terdiri atas:


198

(1) Bagian otot

(2) Bagian ligamen

c) Ukuran panggul

(1) Ukuran Panggul Luar :

(2) Distansia kristarium : 28-30 cm

(3) Distansia spinarum : 24-26 cm

(4) Konjugata eksterna : 18-20 cm

(5) Lingkar panggul : 80-90 cm

d) Ukuran Panggul Dalam :

(1) Konjungata diagonalis : 12,5 cm

(2) Konjugata versa : 11 cm

(3) Konjugata tranvesa : 12-13 cm

(4) Konjugata oblik : 13 cm

3) Passanger ( janin dan plasenta )

Menurut Gita N.S & Purwoastut E. (2016). Bergeraknya janin di

sepanjang jalan lahir merupakan akibat dari beberapa faktor

passenger yaitu:

a) Ukuran kepala janin

b) Presentasi janin

c) Letak janin

d) Sikap janin

e) Posisi janin
199

c. Tahapan Persalinan

Menurut Marmi, (2016) Tahapan persalinan dibagi menjadi 4 fase

atau kala, yaitu :

1) Kala I

Kala I disebut juga dengan kala pembukaan yang berlangsung

antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap (10 cm). proses

pembukaan serviks sebagai akibat his dibai menjadi 2 fase, yaitu :

(a) Fase Laten

Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat

sampai mencapai ukuran diameter 3 cm

(b) Pada fase aktif ibu merasa sakit yang hebat karena rahim

berkontraksi semakin lama.

Fase Aktif, dibagi dalam 3 fase, yaitu :

1. Fase akselarasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm

menjadi 4 cm

2. Fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan

berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm

3. Fase deselarasi, pembukaan menjadi lambat sekali. Dalam

waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.

2) Kala II

Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran, kala ini dimulai

dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini
200

berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada

multigravida.

3) Kala III

Setelah kala II, kntraksi uterus berhenti skitar 5 sampai 10 menit.

Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang

berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Jika lebih dari 30 menit,

maka harus diberi penanganan yang lebih lanjut. Gita N.S &

Purwoastut E. (2016).

4) Kala IV

Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena

perdarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama

observasi yang dilakukan adalah :

(a) Tingkat kesadaran penderita

(b) Pemeriksaan tanda-tanda vital, tekanan darah, nadi dan

pernafasan

(c) Kontraksi uterus

(d) Terjadi perdarahan

d. Tanda-Tanda Permulaan Persalinan

Proses persalinan biasanya akan berlangsung pada minggu ke 39 –

40 kehamilan, namun pada sebagian wanita akan melahirkan lebih

cepat ataupun lebih lambat dari tafsiran persalinan yang ditentukan.

Pada minggu – minggu menjelang persalinan biasanya ibu hamil

merasakan ada perbedaan yang ia alami pada kehamilannya. Jika


201

mungkin pada trimester 2, ibu hamil sudah mulai “nyaman” dengan

kehamilannya, maka pada trimester 3 ini ketidaknyamanan akan mulai

dirasakan.

Terjadinya lightening atau settling, pada minggu ke-36 pada

kehamilan primigravida mulai terjadi penurunan fundus uteri yang

karena kepala janin sudah mulai masuk pintu atas panggul, namun

tanda ini tidak terlalu terlihat pada multigravida. Hal ini disebabkan

oleh adanya : kontraksi Braxton hiks (kontraksi ini merupakan

kontraksi Rahim sporadis yang umumnya terjadi pada trimester 2 atau 3

dan tidak semua ibu hamil mengalami), ketegangan dinding perut,

ketegangan ligamentum rotundum (terletak pada sisi uterus bagian

bawah dan didepan tuba falopi) serta gaya berat janin kepala kearah

bawah.

Masuknya bagian bawah janin ini membuat ibu merasakan

beberapa hal, antara lain :

1) Sering kencing (follaksuria)

Penekanan pada kandung kemih oleh kepala janin sehingga peluang

untuk melakukan ekspansi berkurang dan menyebabkan frekuensi

berkemih meningkat.

2) Kram kaki

Penekanan pada saraf yang melewati foramen obsturator yang

menuju kaki oleh bagian bawah janin yang menyebabkan terjadinya

kram kaki.
202

3) Edema

Penekanan pada pembuluh darah vena oleh bagian bawah janin juga

menjadi penyebab terjadinya edema. Hal ini terjadi akibat bagian

bawah janin menghambat darah yang kembali dari bagian bawah

tubuh menuju ke atas.

4) His permulaan

Kadar estrogen dan progesterone pada akhir masa kehamilan akan

semakin berkurang sehingga produksi oksitosin meningkat.

Peningkatan kadar oksitosin inilah yang memicu terjadinya

kontraksi (his) yang lebih sering. His permulaan ini biasanya

disebut sebagai his palsu. Sifat his palsu antara lain :

a) Rasa nyeri ringan dibagian bawah

b) Datangnya tidak teratur

c) Tidak ada tanda – tanda kemajuan persalinan

d) Interval terjadinya his relative pendek

e) Tidak bertambah bila beraktivitas

f) Serviks menjadi lebih lunak

Mendekati persalinan serviks menjadi matang dan lembut, serta terjadi

obliterasi serviks dan kemungkinan sedikit dilatasi. Keadaan serviks

pada masa mendekati peralinan menjadi lunak, mulai mendatar, dan

sekresinya bertambah, kadang bercampur darah (bloody show)


203

Tanda – tanda persalinan (inpartu) :

a) Terjadi his persalinan

His persalinan ini hampir serupa dengan his palsu namun ada

beberapa ciri lain yang membedakan, antara lain :

(1) Nyeri pada pinggang dan menjalar hingga kedepan

(2) Sifat his teratur, interval semakin pendek dan semakin kuat

(3) Terjadi perubahan pada serviks. Pada primigravida diawali

dengan penipisan lalu diikuti dengan pembukaan, sedangkan

pada multigravida biasanya penipisan dan pembukaan terjadi

dalam waktu yang hamper bersamaan.

(4) His semakin kuat saat pasien menambah aktivitasnya.

(5) Bloody Show (lendir darah)

Lendir ini berasal dari pembukaan yang menyebabkan

keluarnya lendir dari kanalis servikalis. Sedangkan darah yang

dikeluarkan disebabkan karena robeknya pembuluh darah pada

saat serviks mulai membuka.

(6) Kadang – kadang ketuban pecah spontan

(7) Dilatasi dan effacement

Dilatasi adalah terbukanya kanalis servikalis secara berangsur –

angsur akibat adanya his. Effacement adalah pendataran kanalis

servikalis yang semula panjangnya 1- 2 cm menjadi hilang sama

sekali, sehingga tinggal ostium yang tipis.


204

e. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan

Hormon-hormon yang dominan pada saat kehamilan yaitu:

a) Estrogen

Berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas otot rahim dan

memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan

oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis.

b) Progesteron

Berfungsi untuk menurunkan sensitivitas otot rahim, menyulitkan

penerimaan rangsangan dari luar seperti oksitosin, rangsangan

prostaglandin, rangsangan mekanik, dan menyebabkan otot rahim

dan otot polos relaksasi.Pada kehamilan, kedua hormon tersebut

berada dalam keadaan yang seimbang sehingga kehamilan dapat

dipertahankan. Perubahan keseimbangan kedua hormon tersebut

menyebabkan oksitosin yang dikeluarkan oleh hipose parst

posterior dapat menimbulkan kontraksi dalam bentuk Braxton

Hicks. Dengan demikian dapat dikemukakan beberapa teori yang

memungkinkan terjadinya proses persalinan :

(1) Teori Keregangan

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas

tertentu. Setelah melewati batas waktu tersebut terjadi kontraksi

sehingga persalinan dapat dimulai. Keadaan uterus yang terus

membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-otot

uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor yang dapat


205

mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta

mengalami degenerasi.

(2) Teori Penurunan Progresteron

Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur 28 minggu, dimana

terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami

penyempitan dan buntu. Villi koriales mengalami perubahan-

perubahan dan produksi progesteron mengalami penurunan,

sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin. Akibatnya

otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan

progesteron tertentu.

(3) Teori Oksitosin Internal

Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipose parst posterior.

Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat

mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi

kontraksi braxton hicks. Menurunnya konsentrasi progesteron

akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan

aktivitas, sehingga persalinan dimulai.

(4) Teori Prostaglandin

Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15

minggu, yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian

prostaglandin pada saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot

rahim sehingga terjadi persalinan. Prostaglandin dianggap

dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan.


206

(5) Teori berkurangnyua nutrisi

Berkurangnya nutrisi pada janin dikemukanan oleh Hippokrates

untuk pertama kalinya. Bila nutrisi pada janin berkurang, maka

konsepsi akan segera dikeluarkan.

(6) Faktor lain

Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus

frankenhauseryang terletak di belakang serviks. Bila ganglion

ini tertekan, maka kontraksi uterus dapat dibangkitkan.

f. Kebutuhan Dasar Selama Persalinan

Pemenuhan Kebutuhan Fisik Ibu dan Psikologi selama persalinan

a) Kebutuhan Fisik Ibu

(1) Kebersihan dan kenyamanan Ibu

Dalam inpartu akan merasa sangat panas dn berkeringat

sehingga bagi ibu yang masih memungkinkan untuk berjalan

diberikan kesempatan untuk mandi. Tetapi bagi ibu yang sudah

tidak memungkinkan, bidan dan keluarga membantu ibu

menyeka dengan waslap yang dibasah dengan air dingin.

Demikian dengan baju yang basah karena keringat bisa diganti

dengan yang baru.

(2) Posisi

Dalam kehamilan beberapa ibu hamil sudah dilatih untuk

menghadapi persalinan, misalnya senam, jalan-jalan, jongkong,

dan berdiri. Sehingga saat persalinan ibu hamil memiliki


207

keinginan untuk merubah posisi pada saat persalinan, tidak

hanya tidur telentang. Ibu berusaha untuk menggunakan posisi

senyaman mungkin.

(3) Kontak fisik

Selama proses persalinan ibu tidak suka dengan bercakap-

cakap. Ibu merasa lebih nyaman untuk kontak fisik. Keluarga

dianjurkan untuk melakukan kontak fisik seperti berpegangan

tangan, menggosok-gosok punggung, menyeka wajah dengan

air dingin, mendekap, mengelus-elus perut, atau memijat kaki.

Bila memungkinkan dapat dilakukan rangsangan pada putting

susu, klitoris, untuk mendorong pelepasan oksitosin sehingga

akan merangsang kontraksi menjadi semakin kuat. Keluarga

membantu merubah posisi tidur ibu.

(4) Pijatan

Ibu yang mengeluh sakit pinggang atau nyeri selama persalinan

membutuhkan pijatan untuk meringankan keluhan, dapat

dilakukan dengan pijatan melingkar daerah lumbusakralis,

menekan daerah lutut dengan posisi ibu duduk atau mengelus-

elus perut.

(5) Perawatan kandung kemih

Keinginan berkemih pada ibu inpartu sering terganggu dengan

adanya kontraksi untuk itu perlu diperhatikan karena dapat

menghambat turun nya bagian terendah janin dan kontraksi


208

uterus setiap 4 jam kandung kemih harus dikontrol, dan

diupayakan ibu kencing sendiri.

b) Kebutuhan psikologis ibu

Ibu bersalin sering merasakan cemas memikirkan hal-hal yang

terjadi seperti, perasaan sakit, takut menghadapi persalinan,

penolong sabar atau tidak, apakah anaknya cacat. Perasaan tersebut

akan menambah rasa sakit oleh karena itu ibu bersalin memerlukan

pendamping selama persalinan karena dapat menimbulkan efek

positif terhadap persalinan menguragi rasa sakit, persalinan lebih

singkat dan menurunnya persalinan dengan tindakan.

(1) Pemberian Sugesti

Pemberian sugesti bertujuan untuk memberikan pengaruh pada

ibu dengan pemikiran yang dapat diterima secara logis. Sugesti

yang diberikan berupa sugesti positif yang mengarah pada

tindakan memotivasi ibu untuk melalui proses persalinan

sebagaimana mestinya. Menurut psikologis sosial individu,

orang yang mempunyai keadaan psikis labil akan lebih mudah

dipengaruhi/mendapatkan sugesti. Demikian juga pada wanita

bersalin yang mana keadaan psikisnya dalam keadaan kurang

stabil, mudah sekali menerima sugesti/pengaruh. Sugesti positif

yang dapat diberikan bidan pada ibu bersalin diantaranya adalah

dengan mengatakan pada ibu bahwa proses persalinan yang ibu

hadapi akan berjalan lancar dan normal, ucapkan hal tersebut


209

berulang kali untuk memberikan keyakinan pada ibu bahwa

segalanya akan baik-baik saja. Contoh yang lain, misal saat

terjadi his/kontraksi, bidan membimbing ibu untuk melakukan

teknik relaksasi dan memberikan sugesti bahwa dengan menarik

dan menghembuskan nafas, seiring dengan proses pengeluaran

nafas, rasa sakit ibu akan berkurang. Sebaiknya bidan selalu

mengucapkan kata-kata positif yang dapat memotivasi ibu untuk

tetap semangat dalam menjalani proses persalinan. Inti dari

pemberian sugesti ini adalah pada komunikasi efektif yang baik.

Bidan juga dituntut untuk selalu bersikap ramah dan sopan, dan

menyenangkan hati ibu dan suami/keluarga. Sikap ini akan

menambah besarnya sugesti yang telah diberikan.

(2) Mengalihkan Perhatian

Mengalihkan perhatian dari rasa sakit yang dihadapi selama

proses persalinan berlangsung dapat mengurangi rasa sakit yang

sebenarnya. Secara psikologis, apabila ibu merasakan sakit, dan

bidan tetap fokus pada rasa sakit itu dengan menaruh rasa

empati/belas kasihan yang berlebihan, maka rasa sakit justru

akan bertambah.

Upaya yang dapat dilakukan bidan dan pendamping persalinan

untuk mengalihkan perhatian ibu dari rasa sakit selama

persalinan misalnya adalah dengan mengajaknya berbicara,

sedikit bersenda gurau, mendengarkan musik kesukaannya atau


210

menonton televisi/film. Saat kontraksi berlangsung dan ibu

masih tetap merasakan nyeri pada ambang yang tinggi, maka

upaya-upaya mengurangi rasa nyeri misal dengan teknik

relaksasi, pengeluaran suara, dan atau pijatan harus tetap

dilakukan.

(3) Membangun Kepercayaan

Kepercayaan merupakan salah satu poin yang penting dalam

membangun citra diri positif ibu dan membangun sugesti positif

dari bidan. Ibu bersalin yang memiliki kepercayaan diri yang

baik, bahwa dia mampu melahirkan secara normal, dan dia

percaya bahwa proses persalinan yang dihadapi akan berjalan

dengan lancar, maka secara psikologis telah mengafirmasi alam

bawah sadar ibu untuk bersikap dan berperilaku positif selama

proses persalinan berlangsung sehingga hasil akhir persalinan

sesuai dengan harapan ibu. Untuk membangun sugesti yang

baik, ibu harus mempunyai kepercayaan pada bidan sebagai

penolongnya, bahwa bidan mampu melakukan pertolongan

persalinan dengan baik sesuai standar, didasari pengetahuan

dasar dan keterampilan yang baik serta mempunyai pengalaman

yang cukup. Dengan kepercayaan tersebut, maka dengan

sendirinya ibu bersalin akan merasa aman dan nyaman selama

proses persalinan berlangsung.


211

3. Bayi Baru Lahir

a. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir antara 2500-4000 gram,

cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan conginetal

(cacat bawaan) yang berat . Bayi baru lahir (BBL) adalah bayi yang baru

mengalami proses kelahiran, berusia 0-28 hari. BBL memerlukan

penyesuaian fisiologis berupa maturasi, adaptasi (menyesuaikan diri dari

kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterine) dan toleransi bagi

BBL untuk dapat hidup dengan baik (Anugerah Diah dan Ritonga

Nikmah, 2018).

b. Adaptasi Bayi Baru Lahir

a) Perubahan Sistem Pernapasan

Sistem pernapasan merupakan sistem yang paling tertantang

ketika mengalami perubahan dari fase intrauterus menuju

ekstrauterus. Bayi baru lahir harus mulai segera mulai bernafas.

Selama kehamilan organ yang berperan dalam respirasi janin sampai

janin lahir adalah placenta. Paru – paru yang bermula dari suatu

titik yang muncul dari Pharynx yang bercabang dan kemudian

cabang lagi sehingga membentuk struktur pencabangan bronkus.

Proses tersebut terus berlanjut setelah kelahiran hingga kira-kira usia

anak 8 tahun sampai jumlah bronkhiolus dan alveolus berkembang

sepenuhnya. Agar alveolus dapat berfungsi, harus ada surfaktan

yang cukup dan aliran darah ke paru-paru. Surfaktan adalah


212

lipoprotein yang dapat mengurangi ketegangan permukaan dalam

alveoli dan membantu dalam pertukaran gas. Bagian ini di produksi

pertama kali dari usia kehamilan 20 minggu dan jumlahnya akan

terus bertambah hingga paru–paru menjadi dewasa pada minggu 30 –

34 minggu. Ketidak dewasaan paru–paru inilah yang paling

menentukan dan mengurangi kemungkinan hidupnya seorang bayi

baru lahir oleh karena luas permukaan alveoli yang terbatas serta

tidak adanya surfaktan yang memadai menyebabkan stress pada bayi.

Fenomena yang menstimulasi neonatus untuk nafas pertama kali,

diantaranya; peristiwa mekanis seperti penekanan toraks pada proses

kelahiran pervagina dan tekanan yang tinggi pada toraks tersebut

tiba-tiba hilang ketika bayi lahir disertai oleh stimulus fisik, nyeri,

cahaya suara menyebabkan perangsangan pusat pernafasan. Pada

saat bayi mencapai cukup bulan, kurang dari 100 ml cairan paru–

paru terdapat di dalam nafasnya. Selama proses kelahiran, kompresi

dinding dada akan membantu pengeluaran sebagian dari cairan ini

dan lebihnya akan diserap oleh sirkulasi pulmonum serta sistem

limphatik setelah kelahiran bayi. Neonatus yang dilahirkan dengan

SC (Secsio Cesarea) tidak mendapat penekanan thorak sehingga

paru–parunya terisi cairan dalam waktu yang lebih lama. Cairan

yang mengisi mulut dan trakhea sebagian dikeluarkan dan udara

mulai mengisi sistem pernafasan ini.


213

Aktifnya pernafasan yang pertama menimbulkan serangkaian

peristiwa diantaranya :

(1) Membantu perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi dewasa.

(2) Mengosongkan cairan dari paru–paru.

(3) Menentukan volume paru neonatus dan karakteristik fungsi

paru–paru bayi baru lahir.

Dengan tarikan nafas yang pertama, udara di ruangan mulai

mengisi saluran napas besar trakhea neonatus dan bronkus.

Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting

dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara.

Peningkatan aliran darah paru akan memperlancar pertukaran gas

dalam alveolus dan menghilangklan cairan paru.

b) Perubahan Sirkulasi

Karakteristik sirkulasi janin merupakan sistem tekanan rendah,

karena paru – paru masih tertutup dan berisi cairan, organ tersebut

memerlukan darah dalam jumlah minimal. Pemasangan klem tali

pusat akan menutup sistem tekanan darah dari plasenta-janin. Aliran

darah dari palsenta berhenti, sistem sirkulasi bayi baru lahir akan

mandiri, tertutup dan bertekanan tinggi. Efek yang muncul segera

akibat tindakan pemasangan klem tali pusat adalah kenaikan

resistensi vaskular sistemik. Kenaikan resistensi vaskular sistemik ini

bersamaan dengan pernapasan pertama bayi baru lahir.


214

Oksigen dari napas pertama ini menyebabkan otot–otot vaskular

berelaksasi dan terbuka. Paru–paru menjadi satu sistem tekanan

rendah. Kombinasi tekanan ini yang meningkat pada sirkulasi

sistemik tetapi menurun pada sirkulasi paru menimbulkan

perubahan–perubahan tekanan aliran darah pada jantung. Tekanan

yang berasal dari peningkatan aliran darah pada jantung kiri

menyebabkan foramen ovale menutup. Semakin banyak darah yang

mengandung oksigen melewati duktus arteriosus menyebabkan

organ ini berkontraksi sehingga membatasi arus pintas yang terjadi

melalui duktus tersebut. Peningkatan aliran darah ke paru-paru akan

mendorong terjadinya peningkatan sirkulasi limpe dan membantu

menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan

sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim. Darah yang

meninggalkan jantung neonatus menjadi sepenuhnya mengandung

oksigen ketika berada dalam paru dan mengalir ke seluruh jaringan

tubuh yang lain.

Dalam waktu singkat perubahan–perubahan besar tekanan telah

berlangsung pada bayi baru lahir, sekalipun perubahan–perubahan

ini secara anatomi tidak selesai dalam hitungan minggu, penutupan

fungsional foramen ovale dan duktus arteriosus terjadi segera setelah

kelahiran, yang paling penting untuk dipahami bidan adalah bahwa

perubahan–perubahan sirkulasi dari janin ke bayi baru lahir berkaitan

mutlak dengan kecukupan fungsi respirasi.


215

c) Termoregulasi

Bayi baru lahir memilki kecenderungan cepat stress akibat

perubahan suhu lingkungan, karena belum dapat mengatur suhu

tubuh sendiri. Pada saat bayi meninggalkan lingkungan rahim ibu

yang bersuhu rata-rata 37 0C, kemudian bayi masuk ke dalam

lingkungan. Suhu ruangan persalinan yang suhu 25 0C sangat

berbeda dengan suhu di dalam rahim.

Bayi baru lahir dapat kehilangan panas melalui empat mekanisme

yaitu :

(1) Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi

terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan

atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat

mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika

terjadi konveksi aliran udara dari kipas angin, hembusan udara

melalui ventilasi atau pendingin ruangan.

(2) Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi

ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu tubuh

lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas

dengan cara ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi

panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung).

(3) Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak

langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin,

meja, tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya lebih


216

rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui

mekanisme konduksi apalagi bayi diletakkan diatas benda-benda

tersebut.

(4) Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan

panas dapat terjadi karena penguapan cairan ketuban pada

permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah

lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan. Kehilangan panas juga

terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya

tidak segera dikeringkan dan diselimuti.

Meminimalkan kehilangan panas bayi baru lahir, beberapa cara

umum untuk mempertahankan panas adalah sebagai berikut :

(1) Selimut, topi atau pakaian yang hangat sebelum kelahiran.

(2) Keringkan bayi baru lahir secepatnya.

(3) Atur suhu ruangan persalinan 25 0C.

(4) Jangan lakukan penghisapan bayi baru lahir jika alas tempat tidur

basah.

(5) Tunda memandikan bayi baru lahir sampai suhu stabil.

(6) Tempatkan area perawatan bayi baru lahir dari jendela, dinding

luar atau jalan ke pintu.

(7) Selalu menutup kepala bayi baru lahir dan membungkus rapat

tubuh bayi selama 48 jam.


217

Neonatus dapat menghasilkan panas dalam jumlah besar dengan

cara; menggigil, aktifitas otot dan termogenesis (produksi panas

tanpa menggigil). Sehingga dapat menyebabkan peningkatan

metabolisme dan mengakibatkan peningkatan penggunaan oksigen

oleh neonatus. Oleh karena itu kehilangan panas pada neonatus

berdampak pada hipogilikemi, hipoksia dan asidosis.

d) Glukosa

Sebelum dilahirkan kadar darah janin berkisar 60 hingga 70 % dari

kadar darah ibu. Dalam persiapan untuk kehidupan luar rahim

seorang janin yang sehat mencadangkan glukosa sebagai glikogen

terutama di dalam hati. Sebagian penyimpangan glikogen

berlangsung pada trimester III.

Pada saat tali pusat diklem, bayi baru lahir harus mendapat cara

untuk mempertahankan glukosa yang sangat diperlukan untuk fungsi

otak neonatus. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah menurun

dalam waktu singkat (1 hingga 2 jam kelahiran). Bayi baru lahir

yang sehat hendaknya didorong untuk sesegera mungkin

mendapatkan ASI setelah dilahirkan. Seorang bayi yang mengalami

stress berat pada saat kelahiran seperti hipotermia mengakibatkan

hipoksia mungkin menggunakan simpanan glikogen dalam jumlah

banyak pada jam–jam pertama kelahiran.


218

Adaptasi Bayi Baru Lahir Selanjutnya :

a) Perubahan Darah

Pada waktu dilahirkan bayi baru lahir mempunyai nilai hemoglobin.

Kadar hemoglobin normal berkisar 11,7 hingga 20,0 g /dl.

Haemoglobin janin mempunyai daya ikat terhadap oksigen yang

sangat tinggi.

Nilai–nilai haemoglobin awal bayi baru lahir sangat dipengaruhi

oleh saat pemasangan klem tali pusat dan posisi bayi baru lahir

segera setelah dilahirkan. Penempatan bayi baru lahir dibawah perut

ibu dapat menyebabkan transfusi plasenta sebesar 15 sampai 30 %

lebih besar dari volume darah. Efek samping transfusi plasenta yaitu

: gangguan pernapasan, peningkatan tekanan darah. Jadi jika bayi

tidak diletakkan diatas perut ibu, maka tali pusat harus segera di

klem. walaupun aliran darah bisa mengalir balik dari bayi ke

plasenta, keadaan ini tidak biasa karena arteri umbilikus (yang

membawa darah dari janin kembali ke plasenta) mengalami spasme

dengan cepat pada temperatur lingkungan kamar bersalin. Jika terjadi

arus balik, bayi baru lahir dapat mengalami hipovolemia berat.

Sel darah merah bayi baru lahir mempunyai rentang waktu hidup

(lifespan) rata-rata 80 hari (dibandingkan dengan umur hidup

eritrosit dewasa selama 120 hari). Perputaran hidup sel yang cepat ini

menghasilkan lebih banyak dampak pemecahan sel, termasuk


219

bilirubin yang harus di metabolisme. Kelebihan bilirubin ini berperan

pada ikterus fisiologis yang terlihat pada bayi baru lahir.

b) Perubahan Sistem Gastrointestinal

Sistem gastrointestinal pada bayi baru lahir cukup bulan relatif sudah

matang. Sebelum lahir, janin cukup bulan melakukan hisapan dan

tindakan menelan. Reflek muntah dan batuk yang sudah sempurna

tetap utuh pada saat lahir. Mekonium kendati steril, mengandung

kotoran cairan amnion, yang menegaskan bahwa janin telah menelan

cairan amnion dan bahwa cairan tersebut telah melewati saluran

gastrointestinal.

Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan

mencerna makanan masih terbatas, banyak keterbatasan ini berkaitan

dengan beragamnya enzim pencernaan dan hormon yang terdapat

pada semua bagian saluran gastrointerstinal dari mulut hingga

intestin. Bayi baru lahir kurang mampu untuk mencerna protein dan

lemak dibandingkan dengan orang dewasa. Penyerapan karbohidrat

relatif efisien tetapi masih tetap dibawah kemampuan orang dewasa.

Kemampuan bayi baru lahir yang efisien terutama dalam penyerapan

glukosa, asalkan jumlah glukosa tidak terlalu besar.

Selama masa bayi dini, bayi baru lahir masih memilki lapisan

epitel intestin yang bersifat tidak tembus antigen. Sebelum usus

menutup, bayi masih rentan terhadap infeksi bakteri / virus dan juga

terhadap rangsangan alergen melalui penyerapan intestin molekul–


220

molekul besar. Pemberian ASI mendorong penutupan usus karena

ASI sejumlah besar IgA sekresi dan merangsang profliferasi enzim–

enzim intestin.

c) Perubahan Sistem Imunitas

(1) Imunitas Alami

Sel– sel tubuh memberikan fungsi imunitas yang terdapat pada

saat lahir guna membantu bayi baru lahir membunuh

mikroorganisme asing. Tiga sel yang berfungsi dalam fagositosis

(menelan dan membunuh) mikroorganisme yang menyerang

tubuh ketiga sel darah ini adalah :

1. Neutrofil polimorfomuklear.

2. Monosit.

3. Makrofag.

Sedangkan sel–sel yang lain disebut sel pembunuh alami

(natural killer). Akhirnya neotrofil polimorfonuklear akan

menjadi fagosit primer dalam pertahanan penjamu (host), tetapi

pada neonatus neutrofil polimorfonuklear ini mengalami

gangguan baik pada kemampuan untuk bergerak pada arah yang

benar dan dalam kemampuannya untuk melekat pada tempat–

tempat peradangan. Kekurangan fungsi ini menyebabkan suatu

kelemahan utama sistem imunitas neonatus, ketidak

mampuannya mencari dan membatasi lokasi infeksi.


221

(2) Imunitas Dapatan

Neonatus dilahirkan dengan imunitas pasif terhadap virus yang

berasal dari ibunya, janin mendapatkan imunitas ini melalui

berbagai IgG yang melintas melalui transplasenta. Neonatus

tidak memiliki imunitas pasif terhadap penyakit.

Dengan adanya defisiensi kekebalan alami dan dapatan, bayi

baru lahir rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu pencegahan

terhadap mikroba seperti praktek persalinan yang aman dan

menyusui ASI dini serta deteksi dini terhadap penyakit infeksi

perlu dilakukan.

d) Perubahan Sistem Ginjal

Ginjal bayi baru lahir memperlihatkan penurunan aliran darah dan

ginjal dan penurunan laju filtrasi glomerolus. Hal ini dapat

menimbulkan dengan mudah retensi cairan dan intoksikasi air.

Fungsi tubulus masih belum matang, yang dapat menyebabkan

kehilangan natrium dalam jumlah besar dan ketidakseimbangan

elektrolit lain. Bayi baru lahir tidak mampu melakukan pemekatan

(konsentrasi) urin, yang mencerminkan pada berat jenis urin yang

rendah.

Bayi baru lahir mengekresi sejumlah kecil urin pada 48 jam

pertama kehidupan, sering kali hanya sebanyak 30 – 60 ml. Protein

atau darah tidak boleh terdapat di dalam urin bayi baru lahir. Bidan

harus senantiasa ingat bahwa masa abdomen yang ditemukan pada


222

pemeriksaan fisik acapkali sebenarnya ginjal dan bisa jadi sebuah

tumor, pembesaran atau penyimpangan pertumbuhan ginjal.

4. Nifas

a. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas (puerperium) adalah masa dimana dimulai setelaha

kelahiran plasenta da berakhir ketika alat kandung kembali seperti

semula sebelum hamil yang berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (

Widyasih, H. Suherni. Rahmawati, A. 2016.)

b. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

a) Gizi

Gizi pada ibu menyusui atau nifas berkaitan dengan produksi air

susu ibu yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi.

Kebutuhan kalori selama menyusui proposional dengan jumlah air

susu ibu yang dihasilkan dan lebih tinggi selama menyusui

dibandingkan selama hamil. Rata-rata ibu harus mengkonsumsi

2300-2700 kalori ketika menyusui. Makanan yang dikonsumsi ibu

berguna untuk melakukan aktivitas, metabolisme, cadangan dalam

tubuh dan proses produksi asi. Ibu nifas juga harus mendapatkan

Vitamin A (200.000 unit). Widyasih, H. Suherni. Rahmawati, A.

(2016).

b) Ambulasi Dini

Disebut juga early ambulation. Early ambulation adalah kebijakan

untuk selekas mungkin untuk membimbing klien keluar dari tempat


223

tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan. Klien sudah

diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam

postpartum. Durianti Ernia, Sari S.C Utin, Diana. (2016).

c) Eliminasi

(1) Miksi

Miksi disebut normal bila dapat buang air kecil spontan setiap 3-

4 jam. Ibu diusahakan dapat buang air kecil sendiri, bila tidak

dilakukan dengan tindakan: Dirangsang dengan mengalirkan air

kran didekat denga klien, mengompres air hangat diatas simpisis,

saat site bath (berendam air hangat) klien disuruh BAK.

(2) Defekasi

Biasanya 2-3 hari postpartum masih sulit buang air besar. Jika

klien pada hari ketiga belum juga bisa buang air besar maka

diberi laksan supositoria dan minum air hangat. Agar dapat

buang air besar secara teratur. Dapat dilakukan dengan diet

teratur, pemberian cairan yang banyak atau ambulasi yang baik.

d) Kebersihan Diri

Pada masa postpartum, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi.

Oleh karena itu, keberishan diri sangat penting untuk mencegah

terjadinya infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian, tempat, tidur dan

lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga. Widyasih, H. Suherni.

Rahmawati, A. (2016).

e) Istirahat
224

Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat yang dibutuhkan

ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari.

Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal, yaitu :

(1) Mengurangi jumlah asi yang diproduksi

(2) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak

perdarahan

(3) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi

dan dirinya sendiri.

f) Seksual

Hubungan seksual aman dilakukan ketika darah telah berhenti.

Hubungan seksual dapat dilakukan dengan aman ketika luka

episiotomy telah sembuh dan lochea telah berhenti. Sebaiknya

hubungan seksual ditunda sampai 40 hari karena pada saat itu

diharapkan seksual ditunda sampai 40 hari karena pada saat itu

diharapkan organ-organ tubuh telah pulih kembali.

g) Latihan Senam Nifas

Organ-organ tubuh wanita akan kembali seperti semula pada 6

minggu. Oleh karena, ibu akan berusaha memulihkan dan

mengencangkan bentuk tubuhnya. Hal ini dapat dilakukan dengan

senam nifas. Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari

pertama melahirkan sampai dengan hai kesepuluh.

Tujuan senam nifas adalah :

(1) Membantu mempercepat pemulihan kondisi ibu


225

(2) Mempercepat proses involusi uterus

(3) Membantu memulihkan dan mengencangkan otot panggul, perut

dan perineum

(4) Memperlancar pengeluaran lochea

(5) Membantu mengurangi rasa sakit

(6) Mengurangi kelainan dan komplikasi masa nifas

(7) Merelaksasikan otot-otot yang menunjang proses kehamilan dan

persalinan (Walyani S. E & Purwoastuti E, 2017).

c. Perubahan Fisiologis Masa Nifas

a) Perubahan Sistem Reproduksi

(1) Uterus

Segera setelah lahirnya plasenta, pada uterus yang berkontraksi

posisi fundus uteri berada kurang lebih pertengahan antara

umbilicus dan simpisis, atau sedikit lebih tinggi. Kontraksi

adalah sama dengan kontraksi sewaktu persalinan, hanya saja

sekarang tujuannya berbeda. Sebagimana diketahui, ketika uterus

berkontraksi, seorang wanita akan merasakan mules. Inilah yang

disebut nyeri setelah melahirkan. Hal ini akan berlangsung 2

hingga 3 hari setelah melahirkan.

Proses involusi uterus adalah proses pengembalian uterus

kekeadaan sebelum hamil. Widyasih, H. Suherni. Rahmawati, A.

(2016).

Tabel 3. Tinggi Fundus Uteri


226

Involusi TFU Berat Uterus Keadaan Seviks

(gr)

Bayi Lahir Setinggi Pusat 1000

Uri Lahir 2 jari di bawah pusat 750 Lembek

Satu minggu Pertengahan pusat- 500 Beberapa hari

sympisis setelah

postpartum dapat
Dua minggu Tak teraba diatas 350
dilalui 2 jari,
sympisis
akhir minggu
Enam Minggu Bertambah 50-60
pertama dapat
kecil/Tidak teraba
dimasuki 1 jar

(2) Lochea

Menurut Sari, G. N,dkk (2018) Berikut ini adalah beberapa jenis

lochea yang terdapat pada wanita pada masa nifas :

1. Lochea rubra (cruenta) berwarna merah karena berisi darah

segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-seldesidua, vernik

caseosa, lanugo, meconium selama 2 hari pasca persalinan.

2. Lochea sanguinolenta
227

Berwarna merah kuning berisi darah dan lender yang keluar

pada hari ke-3 sampai hari ke-7 pasca persalinan

3. Lochea serosa

Warna lebih pucat dari lochea rubra.Cairan tidak berdarah lagi

pada hari ke-7 sampai hari ke-14 pasca persalinan.

4. Lochea alba

Dimulai pada hari ke-14 keadaan makin lama makin sedikit

hingga sama sekali berhenti sampai satu atau dua minggu

berikutnya.

(3) Perinium

Perinium adalah daerah antara vulva dan anus.Biasanya setelah

melahirkan, perinium menjadi agak bengkak/edema dan mungkin

ada luka jahitan bekas robekkan atau episitomi, yaitu sayatan

untuk memperluas pengeluaran bayi. Hardiani, T., Faridah, S., &

Ratnasari, R. (2019).

(4) Vulva dan vagina

Dalam beberapa hari pertama sesudah proses melahirkan vulva

dan vagina dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu melahirkan

vulva dan vagina kembali pada keadaan semula dan rugae dalam

vagina berangsur angsur muncul kembali.. Hardiani, T., Faridah,

S., & Ratnasari, R. (2019).

b) Perubahan Sistem Pencernaan


228

Menurut Anugerah, D. E., & Ritonga, N. J. (2018). Beberapa hal yang

berhubungan dengan perubahan pada system pencernaan, antara lain:

(1) Nafsu makan

Pemulihan nafsu makan diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal

usus kembali normal. Meskipun kadar estrogen dan progesterone

menurun setelah melahirkan, asupan makanan juga mengalami

penurunan selama 1-2 hari.

(2) Mortalitas

Secara khas, penurunan tonus dan mortalitas otot traktus cerna

dan anastesi bisa memperlambat pengembalian tonus ke keadaan

normal.

(3) Pengosongan usus

Ibu sering mengalami konstipasi hal ini disebabkan tonus otot

usus menurun selama proses persalian dan awal masa

postpartum, diare sebelum persalinan, kurang makn, dehidrasi,

hemoroid ataupun laserasi jalan lahir.

(4) Perubahan Sistem Perkemihan

Fungsi ginjal kembali normal pada waktu 1 bulan setelah

malahirkan. Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam

waktu 12-36 jam sesudah melahirkan.

c) Perubahan Sistem Muskuloskletal

Menurut Widyasih, H. Suherni. Rahmawati, A. (2016). Adaptasi

system muskulokeletal pada masa nifas, meliputi :


229

(1) Dinding perut dan peritoneum

Dinding perut akan longgar pascapersalinan akan pulih dalam

waktu 6 minggu.

(2) Kulit abdomen

Selama hamil kulit abdomen akan melebar, melonggar dan

mengendur hingga berbulan-bulan. Otot-otot dinding abdomen

akan kembali normal dalam beberapa minggu pasca persalinan

dengan latihan post natal.

(3) Striae

Striae pada dinding abdomen tidak akan menghilang sempurna

melainkan akan membentuk garis lurus yang samar. Tingkat

dilastasi muskulus rectum abdominis pada ibu postpartum dapat

dikaji melalui keadaan umum, aktivitas, paritas dan jarak

kehamilan, sehingga dapat membantu menentukan lama

pengembalian tonus otot menjadi normal.

5. Keluarga Berencana

a. Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga berencana adalah usaha untuk mengatur banyaknya jumlah

kelahiran sehingga ibu maupun bayinya dan ayah serta keluarga yang

bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung

dari kelahiran tersebut ( Widyasih, H. Suherni. Rahmawati, A. 2016.).

b. Macam-Macam Alat Kontrasepsi

Menurut Mandang dkk (2016), ada beberapa macam alat kontrasepsi yaitu:
230

a) Kontrasepsi Modern (Hormonal)

(1) Kontrasepsi Suntikan Hormon

Kontrasepsi suntikan hormon terbagi atas 2 jenis suntikan yaitu :

1. Suntikan kombinasi.

Dikatakan suntikan kombinasi karena suntikan Estrogen dan

Progesteron ada mengandung 25 mg dan 5 mg estradiol

sipionat yang diberikan injeksi IM, 1 bulan sekali, dan 50 mg

Noretindron dan 5 mg estradiol valerat yang diberikan 1 bulan

sekali. (Mandang dkk, 2016).

Cara kerja kontrasepsi

1) Secara Primer yaitu mencegah ovulasi dengan

mempengaruhi hipotalamus dan hipofisis yaitu menurunkan

kader FSH dan LH sehingga perkembangan dan

kematangan folikel de Graaf tidak terjadi.

2) Secara sekunder yaitu lender servik menjadi kental dan

sedikit sehingga sulit ditembus spermatozoa dan membuat

endometrium menjadi kurang baik untuk implantasi dari

ovum yang telah dibasahi serta menghambat transport

ovum dalam tuba falopi

3) Suntikan Progestin

Kontrasepsi suntikan progestin mencegah kehamilan

dengan mekanisme yang sama seperti progestin pil namun


231

kontrasepsi ini menggunakan suntikan intramuskukar

( dalam otot <bokong atau lengan atas > ).

1. Efektivitas

Kehamilan hanya dapat terjadi pada 0,3/100 wanita

2. Pengembalian kesuburan

Pengembalian kesuburan dapat berlangsung 5-7 bulan

setelah penghentian suntikan (Mandang dkk, 2016)

c. Indikasi Dan Kontraindikasi

Menurut Jitowiyono, S., & Rouf, M. A. (2019).

a) Kontrasepsi Suntikan Hormonal

Indikasi

(1) Usia reproduksi

(2) Telah memiliki anak

(3) Ingin mendapatkan kontrasepsi yang tinggi efektifitasnya

(4) Menyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan

(5) Pasca persalinan dan tidak menyusui

(6) Anemia

(7) Nyeri haid hebat

(8) Haid teratur

(9) Riwayat kehamilan ektopik

(10) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

Kontraindikasi

(1) Hamil atau diduga hamil


232

(2) Menyusui debawah 6 minggu pasca persalinan

(3) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

(4) Penyakit hari akut ( virus hepatitis)

(5) Usia > 35 tahun yang merokok

(6) Waktu mulai menggunakan suntik kombinasi

d. Efek Samping Alat Kontrasepsi

a) Kontrasepsi Suntikan Hormonal

(1) Peningkatan berat badan

(2) Rambut rontok

(3) Tulang menjadi keropos

(4) Kelainan metabolisme lemak

(5) Ketidakteraturan menstruasi termasuk menometroraghia

(umumnya beberapa bulan pertama) dan amenorea (1 tahun

pertama)

(6) Jika pemakaian suntikan KB di hentikan, siklus menstruasi yang

teratur akan kembali terjadi dalam waktu 6 bulan-1tahun

(Mandang dkk, 2016)

Anda mungkin juga menyukai