Dosen : 1. …………..
2. …………..
3. …………..
Ekologi Perairan
Oleh:
Nama :
Nim :
Ekologi berasal dari Bahasa Yunani “Oikos” yang berarti tempat untuk
hidup dan “Logos” artinya ilmu (Odum 1998). Jadi Ekologi merupakan ilmu yang
mempelajari tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungan. Perairan mengalir atau biasa disebut dengan perairan lotik (Sungai,
kanal dan parit).
Menurut Siregar (2010) Perbedaan letik dan lotik
Perairan mengalir letaknya lebih rendah dari tanah sekitar dan menjadi
tempat mengalirnya air tawar hingga menuju ke laut. Secara umum setiap aliran
sungai dibagi menjadi tiga bagian yakni bagian hulu, bagian tengah dan bagian
hilir (Wibowo et al. 2014). Pada lingkungan perairan sungai terdiri dari
komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik seperti fitoplankton, zooplankton,
nekton, neuston, perifiton, benthos, dan tumbuhan air. sedangkan komponen
abiotic seperti cahaya, suhu, salinitas,DO, pH, arus, kedalaman, dll.
Tujuan dari fieldtrip pada perairan mengalir (sungai) adalah agar praktikan
memahami mengenai ekologi perairan, mengetahui biota penyusun pada
ekosistem sungai, untuk mengetahui keterkaitan antar parameter pada ekosistem
sungai dan mengetahui kelayakan ekosistem pada ekosistem sungai.
PERAIRAN MENGALIR
2.2.3 Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang
diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat
hidup pada kisaran suhu tertentu.
Daerah perairan yang cukup luas dapat mempengaruhi iklim daerah daratan di
sekitarnya.Suhu air paling baik dan efisien diukur menggunakan sensor elektronis
seperti Air mempunyai beberapa sifat unik yang berhubungan dengan panas yang
secara bersama-sama mengurani perubahan suhu sampai tingkat minimal,
sehingga perbedaan suhu dalam air lebih kecil dan perubahan yang terjadi lebih
lambat dari pada udara.
2.2.4 Kecepatan Arus
a. Pengertian
Menurut Barus (2001), arus air adalah faktor yang mempunyai peranan
yang sangat penting baik pada periran letik maupun pada perairan lentik. Hal ini
berhubungan dengan penyebaran organisme, gas-gas terlarut dan mineral yang
terdapat di dalam air. Kecepatan aliran air akan bervariasi secara vertikal. Arus air
pada perairan lotik umumnya bersifat tusbulen yaitu arus air yang bergerak ke
segala arah sehingga air akan terdistribusi ke seluruh bagian dari perairan.
Menurut Husabarat dan Stewart (2008), arus merupakan gerakan air yang
sangat luas terjadi pada seluruh lautan di dunia. Arus-arus ini mempunyai arti
yang sangat penting dalam menentukan arah pelayaran bagi kapal-kapal.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Menurut Barus (2001), pada ekosistem lentik arus dipengaruhi oleh
kekuatan angin, semakin kuat tiupan angin akan menyebabkan arus semakin kuat
dan semakin dalam mempengaruhi lapisan air. Pada perairan letik umumnya
kecepatan arus berkisar antara 3 m / detik. Meskipun demikian sangat sulit untuk
membuat suatu batasan mengenai kecepatan arus. Karena arus di suatu ekosistem
air sangat berfluktuasi dari waktu ke waktu tergantung dari fluktuasi debit dan
aliran air dan kondisi substrat yang ada.
Kecepatan arus sungai dipengaruhi oleh kemiringan, kesuburan kadar
sungai. Kedalaman dan keleburan sungai, sehingga kecepatan arus di sepanjang
aliran sungai dapat berbeda-beda yang selanjutnya akan mempengaruhi jenis
substrat sungai (Ozum, 1993 dalam Suliati, 2006).
2.4.2. Perifiton
Perifiton merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada
tumbuhan atau benda lain, misalnya keong. Dan bentos adalah hewan dan
tumbuhan yang hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak
bebas, misalnya cacing dan remis.
Perifiton merupakan hewan yang ukurannya sangat kecil (mikroskopis),
oleh karena itu perifiton tidak dapat dilihat oleh mata tanpa bantuan mikroskop.
Perifiton adalah tumbuhan atau hewan yang tumbuh dan menempel pada objek
yang tenggelam (E. P. Odum, 1998). Dalam perairan mengalir perifiton melekat
pada substrat yang kokoh yang ada di sungai seperti batu, batang kayu, atau masa
daun.
2.4.3. Benthos
Bentos merupakan organisme yang melekat atau beristirahat pada dasar
endapan. Bentos dapat dibagi berdasarkan makananya menjadi pemakan
penyaring seperti (kerang) dan pemakan deposit seperti ( siput ) (E. P. Odum,
1971). Hewan bentos hidup relatif menetap, sehingga baik digunakan sebagai
petunjuk kualitas lingkungan, karena selalu kontak dengan limbah yang masuk ke
habitatnya. Kelompok hewan tersebut dapat lebih mencerminkan adanya
perubahan faktor-faktor lingkungan dari waktu ke waktu. karena hewan bentos
terus menerus terdedah oleh air yang kualitasnya berubah-ubah.
Bentos meliputi segala macam avertebrata air yang hidup di permukaan
dasar perairan atau di dalam sedimen dasar perairan. Dasar perairan dapat berupa
lumpur, batu, kerikil, baik di laut, sungai, maupun danau (Sugiarto Suwingnyo
dan Majariana Krisanti).
2.4.4. Nekton
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang
bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang
hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan
osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam
tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang dan pencernaan. Nekton merupakan
organisme yang dapat bergerak dan nerenang dengan kemauan sendiri (dengan
demikian dapat menghindari jaring plankton) contohnya seperti ikan, amfibi,
serangga air besar dll (E. P. Odum, 1998).
2.4.5. Neuston
Neuston merupakan organisme yang mengapung atau berenang di
permukaan air atau bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.
Organisme yang tinggal atau beristirahat di atas permukaan air, yang
pergerakannya tidak di pengaruhi oleh pergerakan arus (E. P. Odum, 1998)
PROSEDUR KERJA
1. Kualitas air
- Suhu:
Celupkan thermometer pada perairan
Lihat hingga suhu tidak mengalami penurunan atau penaikan
kembali terhadap suhu
Lalu catat hasil pada suhu pada lembar praktikum
Bersihkan thermometer dengan aquades
- DO:
Siapkan DO meter
Tekan tombol power untuk mengaktifkan alat
Kalibrasi DO meter menggunakan aquades
Ambil data pada setiap stasiun
Bersihkan menggunakan aquades lalu keringkan dengan tisu
Catat hasil data yang didapat
- TDS:
Siapkan TDS meter
Tekan tombol power untuk mengaktifkan alat
Masukan TDS meter ke dalam air
Ambil data pada setiap stasiun
Bersihkan menggunakan aquades lalu keringkan dengan tisu
Catat hasil data yang didapat
- Secchi disk:
celupkan secchidisk perhatikan saat penurunan secchidisk tidak
boleh dalam keadaan miring
perhatikan d1 saat secchi disk tidak terlihat pada berapa meter
saat pengangkatan lihat berapa meter saat secchi disk mulai terlihat
untuk mendapatkan d2
catat pada hasil yang didapat
- pH:
Siapkan pH meter
Tekan tombol power untuk mengaktifkan alat
Masukan pH meter ke dalam air
Ambil data pada setiap stasiun
Bersihkan menggunakan aquades lalu keringkan dengan tisu
Catat hasil data yang didapat
Tabel. 2 Alat dan Bahan Praktikum
No Alat Bahan
1. DO meter Aquades
2. pH meter Tisu
3. TDS meter
4. Secchi disk
2. Plankton
ambil air sebanyak 10X (sebanyak 100 L) air dituang didalam
plankton net
lalu ambil plankton yang sudah tersaring lalu pindahkan kedalam
botol film
Saat sudah ditaruh didalam botol film beri alcohol 70% dan lugol
sebanyak 3 tetes
Tutup botol film dan simpan dalam coolbox
Identifikasi plankton didalam laboratorium
Lalu hitung keseragaman plankton
Tabel 3. Alat dan Bahan Praktikum
NO Alat Bahan
1. Mikroskop Lugol
2. Plankton net Label penamaan
3. Ember 10 L Alcohol 70%
4. Botol Sampel
5. Buku Identifikasi
6. Sedwigrafter cell
7. Coolbox
3. Perifiton
Ukur perifiton 5 cm X 5 cm lalu kerik dan masukan kedalam botol
film
Saat sudah ditaruh didalam botol film beri alcohol 70% dan lugol
Identifikasi perifiton yang ada
Dan hitung keseragaman pada perifiton
Tabel 4. Alat dan bahan
NO Alat Bahan
1. Mikroskop Lugol
2. Penggaris Label penamaan
3. Botol film Alcohol 70%
4. Buku Identifikasi
5. Coolbox
4. Benthos
Celupkan Ekman grab kedalam air hingga Ekman dalam keadaan
terkunci angkat Ekman grab dan di taruh kedalam ember
lalu diayak hingga adanya benthos yang tersaring
Benthos disimpan didalam plastic Ziplock diberi alcohol agar saat
identifikasi lebih mudah.
Identifikasi benthos
Tabel 5. Alat dan bahan
NO Alat Bahan
1. Zip lock Label penamaan
2. Ekman grab Alcohol 70%
3. Buku Identifikasi
4. Coolbox
5. Ikan
Adanya penebaran jaring untuk mengetahui ikan apa yang ada di
dalam perairan tersebut
Alat tangkap ditebar terlebih dahulu H-1 sebelum fieldtrip.
Beri formalin pada ikan, ikan disimpan pada plastic zip lock
Identifikasi ikan dengan buku identifikasi
Tulis dan catat hasil yang didapat
Tabel 6. Alat dan bahan
NO Alat Bahan
1. Jaring kincring Label penamaan
2. Penggaris Alcohol 70%
3. Zip lock
4. Buku Identifikasi
5. Coolbox
6. Bubu
7. Surber
ANALISA DATA
1. Kecerahan (m)
Keterangan: d1: secchi disk mulai tidak terlihat ketika dibenammkan (m)
d2: secchi disk mulai terlihat ketika diangkat (m)
Komposisi plankton
Keterangan :
Kp : komposisi jenis plankton (%)
N : kelimpahan jenis plankton (ind/L)
Oi : luas gelas penutup (mm2) = 324 mm2
Op : luas satu lapang pandang (mm2) = 1,306 mm2
Vr : volume botol contoh hasil saringan (ml) = 30 mL
Vs : volume air yang disaring = 100 L
Vo : volume satu tetes air contoh = 0,05 mL
N : jumlah individu plankton yang tercacah
p : jumlah lapang pandang = 5
a : jumlah pengulangan = 1 kali
Penyajian data komposisi jenis plankton dengan diagram kue
3. Benthos
- Identifikasi
- Foto tiap jenis benthos
- Kepadatan benthos
Keterangan :
X : kepadatan jenis benthos (ind/m2)
x : jumlah individu/satuan alat (ind)
M : luas bukaan mulut alat (cm)
A : jumlah pengulangan
Kb : komposisi jenis benthos (%)
- Komposisi jenis benthos (%)
4. Perifiton
Kelimpahan perifiton
Komposisi plankton
Keterangan :
Kp : komposisi jenis plankton (%)
N : kelimpahan jenis plankton (ind/L)
Oi : luas gelas penutup (mm2) = 324 mm2
Op : luas satu lapang pandang (mm2) = 1,306 mm2
Vr : volume botol contoh hasil saringan (ml) = 30 mL
Vs : volume air yang disaring = 100 L
Vo : volume satu tetes air contoh = 0,05 mL
N : jumlah individu plankton yang tercacah
p : jumlah lapang pandang = 5
a : jumlah pengulangan = 1 kali
5. Ikan
- Identifikasi jenis ikan apa saja lalu dijadikan diagram kue
Teknis Praktikum Perairan Tergenang
- Kelompok
Tabel 7. Alat dan bahan kelompok
Alat Bahan
Mikroskop Alcohol
Plankton net Lugol
Ember 10L Aquades
DAFTAR PUSTAKA
Odum EP.1998.Dasar-dasar ekologi 4 re ed.Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Siregar MH.2010.Keanekaragaman Plankton di Hulu Sungai Asuhan Porsea
[SKRIPSI].Medan :Universitas Sumatera Utara
Wibowo HP, Pornomo T,Ambarwati R.2014.Kualitas Perairan Sungai Bengawan
Solo di Wilayah Kabupaten Bojonegoro Berdasarkan Indeks
Keanekaragaman
Plankton.e journal lentera vol 3(3):20