Anda di halaman 1dari 17

Praktikum M.

K Ekologi Perairan Hari / Tanggal Nilai

Dosen : 1. …………..
2. …………..
3. …………..

Ekologi Perairan

Oleh:

Nama :

Nim :

JURUSAN ILMU PERIKANAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2022
PERAIRAN MENGALIR
PENDAHULUAN

Ekologi berasal dari Bahasa Yunani “Oikos” yang berarti tempat untuk
hidup dan “Logos” artinya ilmu (Odum 1998). Jadi Ekologi merupakan ilmu yang
mempelajari tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungan. Perairan mengalir atau biasa disebut dengan perairan lotik (Sungai,
kanal dan parit).
Menurut Siregar (2010) Perbedaan letik dan lotik

Tabel 1. Perbedaan periran lotik dan perairan letik


Perairan letik Perairan lotik
Kecepatan arus yang lambat Kecepatan arus yang tinggi
Akumulasi massa air dengan periode Pemindahan massa air yang cepat
yang lama

Perairan mengalir letaknya lebih rendah dari tanah sekitar dan menjadi
tempat mengalirnya air tawar hingga menuju ke laut. Secara umum setiap aliran
sungai dibagi menjadi tiga bagian yakni bagian hulu, bagian tengah dan bagian
hilir (Wibowo et al. 2014). Pada lingkungan perairan sungai terdiri dari
komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik seperti fitoplankton, zooplankton,
nekton, neuston, perifiton, benthos, dan tumbuhan air. sedangkan komponen
abiotic seperti cahaya, suhu, salinitas,DO, pH, arus, kedalaman, dll.
Tujuan dari fieldtrip pada perairan mengalir (sungai) adalah agar praktikan
memahami mengenai ekologi perairan, mengetahui biota penyusun pada
ekosistem sungai, untuk mengetahui keterkaitan antar parameter pada ekosistem
sungai dan mengetahui kelayakan ekosistem pada ekosistem sungai.
PERAIRAN MENGALIR

2.1 Parameter fisika perairan


2.2.1 Kecerahan
Dalam hal ini kecerahan merupakan parameter fisika yang berhubungan
dengan fotosintesis karena pengaruh penetrasi cahaya yang masuk ke dalam aliran
sungai.
Penetrasi cahaya seringkali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air, membatasi
zona fotosintesa, dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman. Kekeruhan,
terutama bila disebabkan oleh lumpur dan partikel yang dapat mengendap,
seringkali penting sebagai faktor pembatas. Sebaliknya, bila kekeruhan
disebabkan oleh organisme, ukuran kekeruhan merupakan indikasi
produktivitas (E. P. Odum, 1971).

2.2.2 Tipe Subtrat


Tipe substrat pada perairan mengalir pada sungai hulu berupa batu-batuan
dan pasir, sedangkan pada sungai hilir tipe substratnya merupakan endapan
lumpur.
Dalam pengamatan perairan mengalir tipe substrat yang banyak kita amati berupa
batu dan pasir. Karena Sungai Cihideung merupakan jenis sungai yang beraliran
deras karena masih terdapat di daerah hulu.

2.2.3 Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang
diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat
hidup pada kisaran suhu tertentu.
Daerah perairan yang cukup luas dapat mempengaruhi iklim daerah daratan di
sekitarnya.Suhu air paling baik dan efisien diukur menggunakan sensor elektronis
seperti Air mempunyai beberapa sifat unik yang berhubungan dengan panas yang
secara bersama-sama mengurani perubahan suhu sampai tingkat minimal,
sehingga perbedaan suhu dalam air lebih kecil dan perubahan yang terjadi lebih
lambat dari pada udara.
2.2.4 Kecepatan Arus
a. Pengertian
Menurut Barus (2001), arus air adalah faktor yang mempunyai peranan
yang sangat penting baik pada periran letik maupun pada perairan lentik. Hal ini
berhubungan dengan penyebaran organisme, gas-gas terlarut dan mineral yang
terdapat di dalam air. Kecepatan aliran air akan bervariasi secara vertikal. Arus air
pada perairan lotik umumnya bersifat tusbulen yaitu arus air yang bergerak ke
segala arah sehingga air akan terdistribusi ke seluruh bagian dari perairan.
Menurut Husabarat dan Stewart (2008), arus merupakan gerakan air yang
sangat luas terjadi pada seluruh lautan di dunia. Arus-arus ini mempunyai arti
yang sangat penting dalam menentukan arah pelayaran bagi kapal-kapal.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Menurut Barus (2001), pada ekosistem lentik arus dipengaruhi oleh
kekuatan angin, semakin kuat tiupan angin akan menyebabkan arus semakin kuat
dan semakin dalam mempengaruhi lapisan air. Pada perairan letik umumnya
kecepatan arus berkisar antara 3 m / detik. Meskipun demikian sangat sulit untuk
membuat suatu batasan mengenai kecepatan arus. Karena arus di suatu ekosistem
air sangat berfluktuasi dari waktu ke waktu tergantung dari fluktuasi debit dan
aliran air dan kondisi substrat yang ada.
Kecepatan arus sungai dipengaruhi oleh kemiringan, kesuburan kadar
sungai. Kedalaman dan keleburan sungai, sehingga kecepatan arus di sepanjang
aliran sungai dapat berbeda-beda yang selanjutnya akan mempengaruhi jenis
substrat sungai (Ozum, 1993 dalam Suliati, 2006).

2.3 Parameter kimia perairan


2.3.1 DO (oksigen terlarut)
Untuk mengetahui kualitas air dalam suatu perairan, dapat dilakukan
dengan mengamati beberapa parameter kimia, sepeti oksigen terlarut (Dissolved
Oxygen = DO) dan kebutuhan oksigen biologis (Biological Oxygen Demand =
BOD). Tulisan ini lebih difokuskan pada dua parameter dimaksud. Oksigen
terlarut (Dissolved Oxygen = DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk
pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan
energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga
dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses
aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses
difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam
perairan tersebut. Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung sari beberapa
faktor, seperti kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara
seperti arus, gelombang dan pasang surut.
Menyatakan bahwa kadar oksigen dalam air laut akan bertambahdengan
semakin rendahnya suhu dan berkurang dengan semakin tingginya salinitas. Pada
lapisan permukaan, kadar oksigen akan lebih tinggi, karena adanya proses difusi
antara air dengan udara bebas serta adanya proses fotosintesis. Dengan
bertambahnya kedalaman akan terjadi penurunan kadar oksigen terlarut, karena
proses fotosintesis semakin berkurang dan kadar oksigen yang ada banyak
digunakan untuk pernapasan dan oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik
Keperluan organisme terhadap oksigen relatif bervariasi tergantung pada jenis,
stadium dan aktifitasnya.
2.3.2 Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasaman (pH) merupakan parameter kimia yang menunjukan
salinitas atau drajat keasaman dari suatu perairan dimana biota air dapat hidup
didalamnya, pH yang ideal berkisar antar 6,5-8,5. Dimana setiap organisme air
memiliki toleransi pH yang berbeda. Larutan atau air dikatakan asam jika pH-nya
< 7, dikatan basa jika pH-nya > 7, sedangkan jika pH-nya = 7 maka larutan
tersebut dikatakan seimbang (Purba, Michael. “Sains Kimia” .1994).
Derajat keasaman (pH) berpengaruh sangat besar terhadap
tumbuhtumbuhan dan hewan air sehingga sering digunakan sebagai petunjuk
untuk menyatakan baik atau tidaknya kondisi air sebagai media hidup. Apabila
derajat keasaman tinggi apakah itu asam atau basa menyebabkan proses fisiologis
pada plankton terganggu (Sachlan, M. 1972).
2.3.3 Salinitas
Salinitas menunjukkan kadar garam pada suatu perairan. Kadar garam
merupakan ciri pembeda a ntara ekosistem air tawar dan air asin.
2.4 Parameter Biologi Perairan
2.4.1. Plankton
Plankton adalah hewan air yang hidup mengapung di atas permukaan air dimana
pergerakannya tergantung pada arus. Sehingga gerakan hidupnya tergantung pada
arus atau gelombang pada air. Plankton terdiri atas fitoplankton dan zooplankton;
biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air. Plankton
terbagi menjadi Fitoplankton dan Zooplankton. Fitoplankton terdiri atas ganggang,
diatom, dan dinoflagelata. Zooplankton biasanya terdiri atas rotifera, cladocera,
copepoda.
Plankton adalah organisme yang berkuran kecil yang hidupnya terombang-
ambing oleh arus. Mereka terdiri dari makhluk yang hidupnya sebagai hewan
(zooplankton) dan sebagai tumbuhan (fitoplankton). Menurut Nybakken (1992)
zooplankton ialah hewan-hewan laut yang planktonik sedangkan fitoplankton
terdiri dari tumbuhan laut yang bebas melayang dan hanyut dalam laut serta
mampu berfotosintesis. Plankton merupakan makanan alami larva organisme
perairan. Peranan plankton di perairan sangat penting karena plankton merupakan
pakan alami bagi ikan kecil dan hewan air lainnya. Plankton merupakan mata
rantai utama dalam rantai makanan di perairan. Plankton dalam suatu perairan
mempunyai peranan yang sangat penting. Plankton terdiri dari fitoplankton yang
merupakan produsen utama dan dapat menghasilkan makanannya sendiri dan
merupakan makanan bagi hewan seperti zoo, ikan udang dan kerang melalui
proses fotosintesis dan zooplankton yang bersifat hewani dan beraneka ragam.

2.4.2. Perifiton
Perifiton merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada
tumbuhan atau benda lain, misalnya keong. Dan bentos adalah hewan dan
tumbuhan yang hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak
bebas, misalnya cacing dan remis.
Perifiton merupakan hewan yang ukurannya sangat kecil (mikroskopis),
oleh karena itu perifiton tidak dapat dilihat oleh mata tanpa bantuan mikroskop.
Perifiton adalah tumbuhan atau hewan yang tumbuh dan menempel pada objek
yang tenggelam (E. P. Odum, 1998). Dalam perairan mengalir perifiton melekat
pada substrat yang kokoh yang ada di sungai seperti batu, batang kayu, atau masa
daun.

2.4.3. Benthos
Bentos merupakan organisme yang melekat atau beristirahat pada dasar
endapan. Bentos dapat dibagi berdasarkan makananya menjadi pemakan
penyaring seperti (kerang) dan pemakan deposit seperti ( siput ) (E. P. Odum,
1971). Hewan bentos hidup relatif menetap, sehingga baik digunakan sebagai
petunjuk kualitas lingkungan, karena selalu kontak dengan limbah yang masuk ke
habitatnya. Kelompok hewan tersebut dapat lebih mencerminkan adanya
perubahan faktor-faktor lingkungan dari waktu ke waktu. karena hewan bentos
terus menerus terdedah oleh air yang kualitasnya berubah-ubah.
Bentos meliputi segala macam avertebrata air yang hidup di permukaan
dasar perairan atau di dalam sedimen dasar perairan. Dasar perairan dapat berupa
lumpur, batu, kerikil, baik di laut, sungai, maupun danau (Sugiarto Suwingnyo
dan Majariana Krisanti).

2.4.4. Nekton
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang
bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang
hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan
osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam
tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang dan pencernaan. Nekton merupakan
organisme yang dapat bergerak dan nerenang dengan kemauan sendiri (dengan
demikian dapat menghindari jaring plankton) contohnya seperti ikan, amfibi,
serangga air besar dll (E. P. Odum, 1998).

2.4.5. Neuston
Neuston merupakan organisme yang mengapung atau berenang di
permukaan air atau bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.
Organisme yang tinggal atau beristirahat di atas permukaan air, yang
pergerakannya tidak di pengaruhi oleh pergerakan arus (E. P. Odum, 1998)

2.4.6. Tumbuhan Air


Tumbuhan air merupakan tumbuhan yang tinggal di sekitar air dan di
dalam air. Yang berfungsi sebagai produsen penghasil energi.
Tumbuhan air dapat dikelompokkan menjadi terrestrial plants adalah tumbuhan
air yang seluruh organ tubuhnya belum tertutup oleh air, emerged plants adalah
tumbuhan air yang akarnya berada dalam air dan bagian lainnya berada
dipermukaan air, floating plants adalah tumbuhan air yang bagian akar dan
batangnya berada dalam air , sedangkan daunnya mencuat ke permukaan air, dan
submerged plants adalah tumbuhan air yang seluruh bagian tubuhnya berada
dalam air (E. p. Odum, 1959).

PROSEDUR KERJA
1. Kualitas air
- Suhu:
 Celupkan thermometer pada perairan
 Lihat hingga suhu tidak mengalami penurunan atau penaikan
kembali terhadap suhu
 Lalu catat hasil pada suhu pada lembar praktikum
 Bersihkan thermometer dengan aquades

- DO:
 Siapkan DO meter
 Tekan tombol power untuk mengaktifkan alat
 Kalibrasi DO meter menggunakan aquades
 Ambil data pada setiap stasiun
 Bersihkan menggunakan aquades lalu keringkan dengan tisu
 Catat hasil data yang didapat

- TDS:
 Siapkan TDS meter
 Tekan tombol power untuk mengaktifkan alat
 Masukan TDS meter ke dalam air
 Ambil data pada setiap stasiun
 Bersihkan menggunakan aquades lalu keringkan dengan tisu
 Catat hasil data yang didapat

- Secchi disk:
 celupkan secchidisk perhatikan saat penurunan secchidisk tidak
boleh dalam keadaan miring
 perhatikan d1 saat secchi disk tidak terlihat pada berapa meter
 saat pengangkatan lihat berapa meter saat secchi disk mulai terlihat
untuk mendapatkan d2
 catat pada hasil yang didapat

- pH:
 Siapkan pH meter
 Tekan tombol power untuk mengaktifkan alat
 Masukan pH meter ke dalam air
 Ambil data pada setiap stasiun
 Bersihkan menggunakan aquades lalu keringkan dengan tisu
 Catat hasil data yang didapat
Tabel. 2 Alat dan Bahan Praktikum
No Alat Bahan
1. DO meter Aquades
2. pH meter Tisu
3. TDS meter
4. Secchi disk

2. Plankton
 ambil air sebanyak 10X (sebanyak 100 L) air dituang didalam
plankton net
 lalu ambil plankton yang sudah tersaring lalu pindahkan kedalam
botol film
 Saat sudah ditaruh didalam botol film beri alcohol 70% dan lugol
sebanyak 3 tetes
 Tutup botol film dan simpan dalam coolbox
 Identifikasi plankton didalam laboratorium
 Lalu hitung keseragaman plankton
Tabel 3. Alat dan Bahan Praktikum
NO Alat Bahan
1. Mikroskop Lugol
2. Plankton net Label penamaan
3. Ember 10 L Alcohol 70%
4. Botol Sampel
5. Buku Identifikasi
6. Sedwigrafter cell
7. Coolbox

3. Perifiton
 Ukur perifiton 5 cm X 5 cm lalu kerik dan masukan kedalam botol
film
 Saat sudah ditaruh didalam botol film beri alcohol 70% dan lugol
 Identifikasi perifiton yang ada
 Dan hitung keseragaman pada perifiton
Tabel 4. Alat dan bahan
NO Alat Bahan
1. Mikroskop Lugol
2. Penggaris Label penamaan
3. Botol film Alcohol 70%
4. Buku Identifikasi
5. Coolbox
4. Benthos
 Celupkan Ekman grab kedalam air hingga Ekman dalam keadaan
terkunci angkat Ekman grab dan di taruh kedalam ember
 lalu diayak hingga adanya benthos yang tersaring
 Benthos disimpan didalam plastic Ziplock diberi alcohol agar saat
identifikasi lebih mudah.
 Identifikasi benthos
Tabel 5. Alat dan bahan
NO Alat Bahan
1. Zip lock Label penamaan
2. Ekman grab Alcohol 70%
3. Buku Identifikasi
4. Coolbox

5. Ikan
 Adanya penebaran jaring untuk mengetahui ikan apa yang ada di
dalam perairan tersebut
 Alat tangkap ditebar terlebih dahulu H-1 sebelum fieldtrip.
 Beri formalin pada ikan, ikan disimpan pada plastic zip lock
 Identifikasi ikan dengan buku identifikasi
 Tulis dan catat hasil yang didapat
Tabel 6. Alat dan bahan
NO Alat Bahan
1. Jaring kincring Label penamaan
2. Penggaris Alcohol 70%
3. Zip lock
4. Buku Identifikasi
5. Coolbox

6. Bubu
7. Surber

ANALISA DATA
1. Kecerahan (m)

Keterangan: d1: secchi disk mulai tidak terlihat ketika dibenammkan (m)
d2: secchi disk mulai terlihat ketika diangkat (m)

2. Analisis sampel plankton


- Kocok botol sampel
- Ambil menggunakan pipet
- Letakan 1 tetes kedalam gelas objek
- Lakukan pengamatan menggunakan mikroskop dengan 5 pandang
- Amati bentuk dan gambar foto organisme
- Tentukan jenis organisme
- Hitung jumlah individu/jenis
 Kelimpahan planton

 Komposisi plankton

Keterangan :
Kp : komposisi jenis plankton (%)
N : kelimpahan jenis plankton (ind/L)
Oi : luas gelas penutup (mm2) = 324 mm2
Op : luas satu lapang pandang (mm2) = 1,306 mm2
Vr : volume botol contoh hasil saringan (ml) = 30 mL
Vs : volume air yang disaring = 100 L
Vo : volume satu tetes air contoh = 0,05 mL
N : jumlah individu plankton yang tercacah
p : jumlah lapang pandang = 5
a : jumlah pengulangan = 1 kali
 Penyajian data komposisi jenis plankton dengan diagram kue

3. Benthos
- Identifikasi
- Foto tiap jenis benthos
- Kepadatan benthos

Keterangan :
X : kepadatan jenis benthos (ind/m2)
x : jumlah individu/satuan alat (ind)
M : luas bukaan mulut alat (cm)
A : jumlah pengulangan
Kb : komposisi jenis benthos (%)
- Komposisi jenis benthos (%)

- Penyajian data benthos dengan diagram kue

4. Perifiton
 Kelimpahan perifiton
 Komposisi plankton

Keterangan :
Kp : komposisi jenis plankton (%)
N : kelimpahan jenis plankton (ind/L)
Oi : luas gelas penutup (mm2) = 324 mm2
Op : luas satu lapang pandang (mm2) = 1,306 mm2
Vr : volume botol contoh hasil saringan (ml) = 30 mL
Vs : volume air yang disaring = 100 L
Vo : volume satu tetes air contoh = 0,05 mL
N : jumlah individu plankton yang tercacah
p : jumlah lapang pandang = 5
a : jumlah pengulangan = 1 kali

5. Ikan
- Identifikasi jenis ikan apa saja lalu dijadikan diagram kue
Teknis Praktikum Perairan Tergenang

A. Alat dan Bahan / (Barang Bawaan)


- Individu
1. Baju Lapang / Baju lengan panjang
2. Sepatu boot / Kedap air
3. Obat- Obatan Pribadi

- Kelompok
Tabel 7. Alat dan bahan kelompok
Alat Bahan
Mikroskop Alcohol
Plankton net Lugol
Ember 10L Aquades

Botol film Label nama


Buku identifikasi (plankton dan ikan) Daging rucah
Sedwigrafter cell Tisu
Cool box
Ekman grab
Zip lock
Saringan santan
DO meter
pH meter
TDS meter
Jaring krincing
bubu
Suber
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bentuk power point yang terdiri dari judul, pendahuluan (latar belakang
dan tujuan), metodologi, hasil dan pembahasan, kesimpulan, daftar pustaka dan
lampiran foto

DAFTAR PUSTAKA
Odum EP.1998.Dasar-dasar ekologi 4 re ed.Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Siregar MH.2010.Keanekaragaman Plankton di Hulu Sungai Asuhan Porsea
[SKRIPSI].Medan :Universitas Sumatera Utara
Wibowo HP, Pornomo T,Ambarwati R.2014.Kualitas Perairan Sungai Bengawan
Solo di Wilayah Kabupaten Bojonegoro Berdasarkan Indeks
Keanekaragaman
Plankton.e journal lentera vol 3(3):20

Anda mungkin juga menyukai