Anda di halaman 1dari 1

1. Apa yang dimaksud dualisme kemiskinan berdasarkan kasus yang diteliti dalam artikel ?

 Dalam penelitian ini pandangan masyarakat miskin terhadap kemiskinan, secara


sederhana pada umumnya mereka mengasosiasikan kemiskinan kepada ukuran
gadhah (kaya) atau cekap (cukup) dan mboten gadhah (miskin) atau kirang
(kekurangan). Pandangan dari gadhah diukur dari tiga ukuran yaitu mempunyai
lahan pertanian, jumlah ternak sendiri, dan bangunan rumah dari sisi konstruksinya.
Namun demikian, para informan menyatakan adanya status gadhah (kaya) dan
mboten gadhah (miskin) itu bukan sebagai sebuah istilah yang muncul dalam
interaksi sosial mereka. Istilah “miskin” menjadi label yang kemudian diasosiasikan
dengan pembicaraan tentang alokasi bantuan. Perbedaan dan ketimpangan pada
masyarakat karena ukuran kemiskinan tidak menciptakan perbedaan dan
ketimpangan.
Pandangan keluarga miskin atas kemiskinan yang melekat pada kehidupan
sehari-hari terlihat seakan-akan memunculkan dualitas persepsi kemiskinan. Pada
penelitian ini menimbulkan pandangan mengenai penerimaan masyarakat atas
realitas kemiskinan.

2. Mengapa inisiasi masyarakat yang dibahas dalam artikel tersebut dapat dikatakan
sebagai factor alternative dalam mengatasi kerentanan di masa pandemic?

 Inisiasi yang dilakukan Solidaritas Pangan Jogja dalam mengatasi kerentanan di masa
pandemic ini karena keresahan komunitas ini akibat tidak meratanya bantuan yang
diberikan oleh pemerintah. SPJ melakukan gerakan untuk melakukan aktivitasnya
yaitu penyaluran makanan kepada kelompok sasaran.
SPJ memanfaatkan media sosial Instagram (@solidaritas.yogyakarta) sebagai
sarana publikasi dan membangun jejaring. Setiap dapur dapat menghasilkan 50-200
makanan per hari untuk dibagikan. Umumnya, makanan ini dibagikan kepada
pekerja informal, pemulung, pedangang kecil, difabel, lansia dll. Hal ini menjadi
upaya resiliensi masyarakat dalam merespon krisis yang ada. Peran sebagai sumber
kesejahteraan alternatif ini secara lebih spesifik dapat dilihat melalui distribusi
makanan yang dilakukan SPJ. Pemenuhan kebutuhan makanan ini dilakukan SPJ
sebagai upaya memenuhi kebutuhan dasar para kelompok terdampak. Masyarakat
terdampak dapat menyambung hidup dan dapat memikirkan hal lain dengan
bantuan ini.

Anda mungkin juga menyukai