Anda di halaman 1dari 2

PEMBAHASAN

UNGUENTA
Pada resep ke-1, diminta untuk membuat sediaan unguenta. Unguenta merupakan salep yang
mempunyai konsistensi seperti mentega, tidak mudah mencair pada suhu biasa, tetapi mudah
dioleskan tanpa memakai tenaga (Ilmu Resep, hal. 65). Pada resep tertera “m.d” yang merupakan
singkatan dari mono dicto yang memiliki arti seperti yang tertera. Kemudian, pada bagian yang
sama juga tertera “s.u.e” yang merupakan singkatan dari signa usus externum yang artinya tandai
untuk penggunaan luar. Selain itu, terdapat juga “da 5” yang artinya serikan sebanyak 5 gram. Itu
artinya, bobot total unguenta yang harus kita buat adalah sebesar 5 gram. Pada resep di atas,
terdapat kelengkapan berupa nama, alamat, dan nomor izin praktik dokter, tanggal penulisan
resep, yaitu pada tanggal 8 Januari 2018, tanda R/ pada bagian kiri resep (invocatio) yang artinya
“ambil”, nama setiap obat dan komposisinya (praescriptio), aturan pemakaian obat (signatura),
serta tanda tangan atau paraf dari dokter penulis resep. Resep di atas memuat semua kelengkapan
yang memang harus tertera pada resep. Oleh karena itu, resep di atas tergolong resep yang
lengkap.

Pada resep di atas, apoteker diperintahkan untuk membuat sediaan unguenta dari bahan-bahan,
seperti vaselin, asam salisilat sebanyak 2%,, serta sulfat sebanyak 3%. Secara farmakologi, asam
salisilat memiliki khasiat sebagai keratolitikum dan antifungi. Sementara itu, sulfat memiliki
khasiat sebagai antiskabies. Bobot asam salisilat serta sulfat yang akan digunakan dapat dihitung
dengan mengalikan persentasenya masing-masing dengan bobot total unguenta yang akan dibuat.
2
Untuk asam salisilat, bobot yang akan digunakan sebesar x 5 gram=0,1 gram. Sementara
100
3
itu, untuk sulfat, bobot yang akan digunakan sebesar x 5 gram=0,15 gram. Asam salisilat
100
dan sulfat merupakan bahan aktif, sedangkan vaselin merupakan eksipien atau zat tambahan
yang bersifat netral dan digunakan sebagai pengisi dan pemberi bentuk obat yang sesuai dengan
bentuk sediaan yang akan dibuat (Farmasetika Dasar, hal. 21). Oleh karena itu, penghitungan
bobot vaselin dapat dilakukan dengan mengurangkan bobot total bahan yang akan dibuat dengan
bobot bahan lainnya, yaitu asam salisilat dan sulfat sehingga perhitungannya menjadi 5 gram –
(0,1 gram + 0,15 gram) = 4,75 gram.
Pada resep di atas, permasalahan pertama yang ditemukan adalah asam salisilat merupakan
bahan obat yang berupa hablur ringan atau serbuk berwarna putih yang apabila digerus mudah
beterbangan sehingga dapat mengurangi jumlah bobot bahan dan dapat merangsang hidung
hingga menyebabkan bersin (Ilmu Resep, hal. 46). Oleh karena itu, dalam pembuatan sediaan,
asam salisilat harus ditetesi terlebih dahulu dengan aether atau ethanol 95%, kemudian
ditambahkan zat tambahan (Ilmu Resep, hal. 46). Permasalahan kedua terletak pada sulfat. Sulfat
merupakan bahan obat yang berupa serbuk hablur bulat yang bersifat amorf (Farmakope
Indonesia III, hal. 591). Oleh karena itu, sulfat harus dibuat serbuk halus terlebih dahulu, tetapi
tidak boleh diayak (Ilmu Resep, hal. 69).

Dalam pengerjaan resep ini, hal pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan. Selanjutnya, timbangan gram halus serta timbangan milligram halus
dapat disetarakan. Setelah timbangan setara, bahan-bahan sudah dapat ditimbang. Asam salisilat
ditimbang sebanyak 0,1 gram, sulfur ditimbang sebanyak 0,15 gram, dan vaselin ditimbang
sebanyak 4,75 gram. Setelah penimbangan selesai, asam salisilat mulai dimasukkan ke dalam
mortir dan ditetesi dengan etanol 95% kemudian digerus hingga halus. Setelah itu, tambahkan
vaselin, kemudian gerus kembali hingga halus dan homogen. Sebelum ditambahkan ke dalam
campuran, sulfat harus dibuat serbuk halus terlebih dahulu. Setelah menjadi serbuk halus, sulfat
dapat dimasukkan ke dalam mortir sedikit demi sedikit dan diaduk perlahan-lahan. Setelah itu,
tambahkan sisa vaselin yang sudah ditimbang dan pastikan digerus secara perlahan dan diaduk
hingga homogen. Setelah selesai, sediaan dapat dimasukkan ke dalam pot salep dan diberi etiket
berwarna biru dan label “obat luar” karena unguenta merupakan sediaan yang ditujukan untuk
penggunaan luar. Pada resep ini, pasien dapat menerima kopi resep karena sediaan tidak
mengandung obat yang memiliki khasiat keras.

Anda mungkin juga menyukai